Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

Pembahasan

2.1 pengertian kurikulum


Pengertian Kurikulum adalah kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran, dan
bahkan cara mengajar yang digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar demi tercapainya
tujuan akhir pembelajaran.

Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli

1. Undang-Undang No.20 Tahun 2003

“Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.”

2. Prof. Dr. S. Nasution, M.A

Dalam bukunya yang bertajuk Kurikulum dan Pengajaran, beliau menyatakan bahwa


kurikulum adalah serangkaian rencana yang disusun demi melancarkan proses belajar-
mengajar. Rencana tersebut dilakukan di bawah bimbingan dan tanggung jawab lembaga
pendidikan dan para pengajar di lembaga tersebut.

3. Dr. H. Nana Sudjana

Dalam bukunya yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, beliau


berpendapat bahwa kurikulum merupakan kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam
bentuk program pendidikan yang mana dilaksanakan oleh guru di sekolah.

2.2. fungsi kurikulum

Sebagai rangkaian rencana demi terwujudnya tujuan pendidikan, tentu kurikulum


memiliki beberapa fungsi. Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselengaranya
proses pendidikan di sekolah.Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
belajar.
1. Fungsi Penyesuaian
Kurikulum memiliki sifat mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan yang cenderung dinamis.

2. Fungsi Integrasi
Kurikulum mampu menjadi alat pendidikan yang dapat membentuk pribadi-pribadi yang utuh
serta berintegritas di masyarakat.

3. Fungsi Diferensiasi
Kurikulum merupakan alat pendidikan yang memperhatikan pelayanan kepada setiap peserta
didik yang mana mereka memiliki perbedaan masing-masing yang patut untuk dihargai.

4. Fungsi Persiapan
Sebagai alat pendidikan, kurikulum berfungsi untuk membantu mempersiapkan peserta didik
untuk dapat menuju ke jenjang pendidikan berikutnya, serta siap untuk hidup bermasyarakat
apabila peserta didik tersebut tidak melanjutkan pendidikannya.

5. Fungsi Pemilihan
Kurikulum memfasilitasi para peserta didik dengan cara memberi mereka kesempatan untuk
memilih program belajar yang sesuai dengan minat serta bakatnya.

6. Fungsi Diagnostik
Kurikulum berfungsi untuk memahami dan mengarahkan potensi dari seorang peserta didik
agar dia dapat menggali terus potensinya dan memperbaiki kelemahannya.

2.3. peranan kurikulum


Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan memiliki
tolak ukur terhadap pencapaian pendidikan. Sehingga penting bagi kita untuk
memperhatikan peranan kurikulum. Peranan kurikulum terdiri dari peranan konservatif,
peranan kreatif, serta peranan kritis dan evaluatif.

1. Peranan Konservatif
 dimana kurikulum diperuntukann sebagai sarana untuk menerapkan nilai-nilai warisan
budaya yang masih relevan dengan generasi saat ini, khususnya para siswa sebagai
generasi muda Indonesia. Di era yang semakin pesat terhadap kemajuan teknologi ini, 
para  generasi muda perlu dibiasakan untuk tetap melestarikan budaya Indonesia. Ada
beberapa pandangan generasi muda bahwa budaya Indonesia itu kuno dan tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, dengan adanya kurikulum, dapat
memasukan aspek-aspek budaya yang relevan dengan zaman sekarang, sehingga generasi
muda dapat melestarikan budaya Indonesia tanpa terhalang dengan perkembangan
zaman.
2. peranan kreatif. 
Pada era global ini dunia telah memasuki Revolusi Industri 4.0, dimana masyarakat
dituntut kreatif menciptakan suatu inovasi, yang tidak hanya bertahan pada saat ini, tapi
juga dapat bertahan pada masa depan. Dalam hal ini, kurikulum memiliki peranan yang
penting untuk  menggali potensi siswa dalam memperoleh kreatifitas. Dengan adanya
kurikulum, generasi muda dapat menjadi masyarakat yang berkompeten untuk
menghadapi perkembangan zaman yang terus meningkat

3. peranan kritis dan evaluatif. 


Adanya perubahan zaman mengharuskan kita, untuk cepat tanggap dalam mengelola
suatu hal. Sesuatu yang terbaik akan bertahan, sedangkan sesuatu yang biasa-biasa saja
akan tergeser. Itulah mengapa, di dalam kurikulum terancang segala upaya untuk
membentuk karakter siswa yang kritis dan evaluatif. Dengan demikian, siswa dapat siap
terjun ke dunia masyarakat dan mampu bersaing dengan baik.

2.4 Tujuan Kurikulum


Sebagai alat pendidikan, kurikulum diciptakan bukan tanpa tujuan. Bahkan, kurikulum
muncul dan terus berkembang agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Tujuan utama
kurikulum adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menjadi pribadi serta
warga negara yang kreatif, inovatif, beriman, dan juga afektif ketika dia berada pada
lingkungan masyarakat kelak. Selain itu, kurikulum juga bertujuan untuk mendidik dan
membimbing peserta didik agar dapat berkontribusi secara positif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Tujuan kurikulum di bagi menjadi empat yaitu:

1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis.TPN merupakan sasaran
akhir yang harus di jadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan
penyelenggaraan itu,baik pendidikan yang di selenggarakan oleh lembaga pendidikan
formal,informal maupun non formal.Tujuan pendidikan umum biasanya di rumuskan dalam
bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang di
rumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.TPN merupakan sumber dan
pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan.

Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai pancasila di
rumuskan dalam undang-undang No.20 tahun 2003, pasal 3, yang merumuskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Tujuan Institusional (TI)

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap lembaga pendidikan.
Dengan kata lain tujuan ini dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh
setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu.Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan
umum yang di rumuskan dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang pendidikan. Seperti
misalnya Standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan
tinggi.

Berikut contoh tujuan institusional, seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan Bab 5 pasal 26 yang menjelaskan
bahwa Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan
pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk


mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia,memiliki
pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan,
serta menerapkan ilmu, teknologi dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

3. Tujuan Kurikuler (TK)

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.Tujuan kurikuler dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus di miliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan.Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan. Dengan demikan, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan di
arahkan untuk mencapai tujuan konstisional.

Pada peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan pasal
6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan,dan khusus pada
jenjang pendidikan menengah terdiri atas:

a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.


c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

d) Kelompok mata pelajaran estetika.

e) Kelompok mata pelajaran jasmani,olahraga dan kesehatan.

4. Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP)

Tujuan pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang di harapkan dapat di


miliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan syarat mutlak bagi guru.

2.5. konsep kurikulum


Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi, berikut ini pembahasannya:

A. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-
murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang
tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum
juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama
antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan
masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah,
suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.

B. Konsep kedua, kurikulum sebagai suatu sistem

Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,


bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana
memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
C. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi

Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang
kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum
mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan
berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang
dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.

2.6. perkembangan kurikulum di indonesia


1. Kurikulum 1947

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah dalam bahasa
Belanda leer plan artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih popular dibanding istilah
curriculum (bahasa Inggris).Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan
Pancasila. Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan Rentjana Pelajaran
1947, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: 

a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, 

b. Garis-garis besar pengajaran.

Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan
kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan
kolonial Belanda.Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa laindi muka bumi
ini. Orientasi Rentjana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang
diutamakan adalah: pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.

2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952


Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih
merinci setiap mata pelajaran yang kemudian diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai
1952.Pada masa itu juga dibentuk kelas Masyarakat.Yaitu sekolah khusus bagi lulusan
Sekolah Rendah 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP.Kelas masyarakat mengajarkan
keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan tujuannya agar anak tak mampu
sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.

3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana (Hamalik, 2004)  yaitu Perkembangan moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani. Ada yang menyebut Panca wardhana
berfokus pada Perkembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Pendidikan dasar
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan kurikulum 1964, yakni dilakukan perubahan


struktur kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Kurikulum ini merupakan perwujudan perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.Kelahiran Kurikulum
1968 bersifat politis yaitu mengganti Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama.Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja
yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

5. Kurikulum Periode 1975


Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Perkembangan Sistem Instruksional
(PPSI).Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan.Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum
(TIU), Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, dan evaluasi. Guru harus terampil menulis rincian apa yang akan dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran.

6.  Kurikulum 1984, Kurikulum 1975 yang Disempurnakan

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan


proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975
yang disempurnakan.Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.Dari mengamati
sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).Tokoh penting dibalik
lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum
Depdiknas periode 1980-1986.

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai
dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat
menerima materi pelajaran cukup banyak.Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman
konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.Kurikulum 1994
bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban belajar
siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat
juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.Walhasil, Kurikulum 1994
menjelma menjadi kurikulum super padat. Kehadiran Suplemen Kurikulum 1999  lebih pada
menambal sejumlah materi.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Kurikulum 2004, disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program
pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan
kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi; dan Perkembangan pembelajaran. Ciri-ciri KBK
sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal,
berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

2. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi,

3. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.

4. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

5. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan semester.

6. Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut
aspek dari mata pelajaran tersebut.

7. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada setiap level.

8. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan.

9. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator adalah untuk
menjawab pertanyaan,  Bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapai hasil
belajar yang diharapkan?

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada Perkembangan kemampuan untuk


melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah
ditetapkan.Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.Implikasinya
adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman
pembelajaran.

Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap
mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa yang mesti di capai siswa. Kerancuan
muncul pada alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir Sekolah dan
Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda.Bila tujuannya pada pencapaian
kompetensi yang diinginkan pada siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada praktik atau
soal uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan kompetensi siswa.
Walhasil, hasil KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya
kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

9. Kurikulum Periode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP.Disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23, dan 24 tahun
2006. Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP dilakukan oleh
satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 

Disamping itu, Perkembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan,
potensi dan karakteristik daerah, serta peserta didik.Tujuan KTSP ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik.Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan Perkembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan
pendidikan yang bersangkutan.

Dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor
22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang
standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang pada dasarnya sama dengan kurikulum
2004. Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu
mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan.

Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam
bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
Perkembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat yang
dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi
tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan
wilayah setempat. 

Pada akhir tahun 2012 KTSP dianggap kurang berhasil, karena pihak sekolah dan para guru
belum memahami seutuhnya mengenai KTSP dan munculnya beragam kurikulum yang sulit
mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka mulai awal tahun 2013 KTSP dihentikan pada
beberapa sekolah dan digantikan dengan  kurikulum yang baru.

10.  Kurikulum Periode 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modifikasi dan pemutakhiran dari kurikulum


sebelumnya. Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014
pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada
tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama.

Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek
penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di
dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di
materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi Matematika
Bab 3
Penutup

Kesimpulan
Kurikulum   merupakan alat atau saran yang dirumuskan demi tercapainya tujuan
pendidikan melalui proses pengajaran.

Fungsi kurikulum adalah

untuk peserta didik, kurikulum berfungsi untuk membantu mereka agar dapat memahami
materi dan melaksanakan proses pembelajaran dengan mudah, sehingga target
pembelajaran dapat tercapai.Selain itu, peserta didik juga diharapkan mendapatkan
pengalaman baru yang bisa saja menjadi bekal di kehidupannya nanti.

Peranan kurikulum adalah

1. Peranan Konservatif
kurikulum diperuntukann sebagai sarana untuk menerapkan nilai-nilai warisan budaya
yang masih relevan dengan generasi saat ini, khususnya para siswa sebagai generasi
muda Indonesia.
2. peranan kreatif. 
Dalam hal ini, kurikulum memiliki peranan yang penting untuk  menggali potensi siswa
dalam memperoleh kreatifitas. Dengan adanya kurikulum, generasi muda dapat menjadi
masyarakat yang berkompeten untuk menghadapi perkembangan zaman yang terus
meningkat
3. peranan kritis dan evaluatif. 
kurikulum terancang segala upaya untuk membentuk karakter siswa yang kritis dan
evaluatif. Dengan demikian, siswa dapat siap terjun ke dunia masyarakat dan mampu
bersaing dengan baik.

Tujuan kurikulum di bagi menjadi empat yaitu:

1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

Tujuan pendidikan umum biasanya di rumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai
dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang di rumuskan oleh pemerintah dalam
bentuk undang-undang.TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan
pendidikan.

2. Tujuan Institusional (TI)


Tujuan institusional adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap lembaga pendidikan.
Dengan kata lain tujuan ini dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh
setiap siswa.

3. Tujuan Kurikuler (TK)

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.

4. Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP)

Tujuan pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang di harapkan dapat di miliki
oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan syarat mutlak bagi guru

Konsep kurikulum

A. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-
murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.

B. Konsep kedua, kurikulum sebagai suatu sistem

Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,


bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya.

C. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi

Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang


kurikulum dan sistem kurikulum

Perkembangan kurikulum di indonesia

1. Kurikulum 1947

kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda


dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya

2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan kurikulum 1964, yakni dilakukan perubahan


struktur kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Kurikulum ini merupakan perwujudan perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen

5. Kurikulum Periode 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif.Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Perkembangan Sistem
Instruksional (PPSI).

6.  Kurikulum 1984, Kurikulum 1975 yang Disempurnakan

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan


proses, tapi faktor tujuan tetap penting.

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai
dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Kurikulum 2004, disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program
pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan
kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi; dan Perkembangan pembelajaran.

9. Kurikulum Periode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 

10.  Kurikulum Periode 2013


. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku.
Daftar pustaka

wikipedia

salamadian.com

Kompasiana.com

prabowo, H. PENTINGNYA PERANAN KURIKULUM YANG SESUAI DALAM


PENDIDIKAN. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang

2017. Makalah Perkembangan Kurikulum di Indonesia. ivisityou.blogspot.com


Hasan, H. (2009). Evaluasi Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

https://student-activity.binus.ac.id/himpgsd/2019/04/3-peran-penting-kurikulum/

Anda mungkin juga menyukai