Pengertian :
Secara umum, pengertian pajak adalah iuran atau kontribusi wajib dari rakyat, baik perseorangan
atau badan usaha, kepada negara yang diatur dalam undang-undang. Pajak menjadi satu di antara
sumber pendapatan negara yang penting, sehingga dapat dipaksakan pemungutannya sesuai
dengan undang-undang yang berlaku
Ciri-Ciri Pajak
Pajak merupakan iuran sebagian kekayaan individu atau badan usaha untuk kas negara yang
diatur dalam undang-undang
Pemungutan pajak bersifat memaksa, terus-menerus, dan rakyat tidak mendapatkan imbalan
secara langsung
Penerimaan pajak digunakan negara untuk membiayai pengeluaran negara dalam melayani
kepentingan rakyat
Fungsi Pajak
Fungsi Anggaran
Pajak berfungsi sebagai sumber pendapatan kas negara yang akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara atau pembangunan nasional. Dalam fungsi yang pertama ini, pajak ditujukan
agar posisi anggaran pendapatan dan pengeluaran negara seimbang (balance budget).
Fungsi Regulasi
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara di bidang
ekonomi dan sosial. Fungsi mengatur atau regulasi ini adalah sebagai berikut:
Memberi perlindungan terhadap barang produksi dalam negeri. Contohnya adalah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi atau kemerosotan nilai uang (kertas).
Pajak digunakan sebagai alat pendorong ekspor. Contohnya adalah pajak ekspor barang.
Pajak berfungsi untuk menarik dan mengatur investasi modal yang dapat menunjang
perekonomian negara yang produktif.
Pajak berfungsi dalam penyeimbangan dan penyesuaian antara pembagian pendapatan dengan
kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, pajak berfungsi untuk pemerataan pendapatan rakyat seperti
yang tercantum dalam Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
Fungsi Alokasi
Pajak berfungsi untuk mendanai atau menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Contohnya adalah dalam pembangunan sarana dan prasarana atau dalam
membangun infrastruktur negara.
Manfaat Pajak
Membiayai pengeluaran umum negara. Misalnya dalam pembangunan fasilitas umum yang
bermanfaat bagi rakyat.
Membiayai pengeluaran self liquiditing negara yang bersifat memberikan keuntungan. Misalnya
dalam proyek produktif barang ekspor.
Membiayai pengeluaran produktif negara. Misalnya dalam penyaluran bantuan kepada petani.
Membiayai pengeluaran tidak produktif negara. Misalnya dalam pembelian pesawat tempur
untuk TNI Angkatan Udara.
Jenis-Jenis Pajak
Pajak yang berlaku di Indonesia dapat digolongkan berdasarkan tiga hal, yaitu:
Berdasarkan sifatnya
Pajak langsung merupakan pajak yang dibebankan harus ditanggung oleh wajib pajak sendiri,
tidak boleh dilimpahkan ke orang lain. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan,
pajak kekayaan, pajak perseroan, pajak dividen, dan pajak bunga deposito.
Pajak Tidak Langsung
Berkebalikan dengan pajak langsung, pajak tidak langsung merupakan pajak yang
pemungutannya dapat dialihkan ke orang lain. Contoh pajak tidak langsung adalah pajak
tontonan, pajak penjualan, bea masuk, bea materai, cukai, bea balik nama, dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
Berdasarkan Lembaga yang Memungutnya
Berdasarkan lembaga yang memungutnya, pajak dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Pajak Negara (pusat)
Pajak negara merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui aparat negara, yaitu
Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, ataupun Kantor Inspeksi Pajak
yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pajak Daerah (Lokal)
Pajak daerah atau lokal merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, yang kewajiban
pajaknya hanya terbatas pada rakyat daerah tersebut. Pajak daerah atau lokal ini dipungut oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I atau Pemerintah Daerah Tingkat II.
Pajak menururt subjeknya:
Tarif Pajak
Tarif pajak proporsional atau sebanding adalah tarif pajak yang dipungut berdasarkan persentase
yang tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak. Contohnya: Bila Pendapatan Kena Pajak (PKP)
adalah Rp10.000.000,00 dan persentase kena pajaknya adalah 10%, maka besar pajak
progresifnya adalah Rp1.000.000,00.
Tarif Pajak Degresif (Menurun)
Tarif pajak degresif atau menurun adalah tarif pajak yang dipungut berdasarkan persentase yang
menurun untuk setiap dasar pengenaan pajak. Contohnya: Bila Pendapatan Kena Pajak (PKP)
adalah Rp5.000.000,00 dan persentase kena pajaknya adalah 30%, maka besar pajak degresifnya
adalah Rp1.500.000,00. Namun, Bila Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp10.000.000,00
dan persentase kena pajaknya adalah 10%, maka besar pajak degresifnya adalah Rp1.000.000,00.
Tarif Pajak Konstan (Tetap)
Tarif pajak konstan atau tetap adalah tarif pajak yang tarifnya tetap untuk setiap dasar pengenaan
pajak. Jadi, dalam tarif pajak konstan, besaran pajak yang dibayarkan jumlahnya tetap.
Contohnya: Bila Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp5.000.000,00, besar pajak konstannya
adalah Rp1.500.000,00. Begitu juga pada Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah
Rp10.000.000,00, besar pajak konstannya adalah Rp1.000.000,00.
Tarif pajak progresif atau meningkat adalah tarif pajak yang dipungut berdasarkan persentase
yang semakin meningkat untuk setiap dasar pengenaan pajaknya. Contoh: Bila Pendapatan Kena
Pajak (PKP) adalah Rp5.000.000,00 dan persentase kena pajak progresifnya adalah 10%, maka
besar pajak progresifnya adalah Rp500.000,00.
Sementara bila Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp10.000.000,00 dan persentase kena
pajaknya adalah 20%, maka besar pajak degresifnya adalah Rp2.000.000,00. Contoh penggunaan
tarif pajak progresif ini adalah pada tarif pengenaan pajak kendaraan, yang persentase pajaknya
meningkat dalam setiap dasar objek pajaknya.