Anda di halaman 1dari 11

PAJAK

http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-fungsi-jenis-manfaat-pajak.html

Pengertian Pajak Secara Umum adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang sifatnya memaksa
berdasarkan undang-undang yang digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Wajib

Fungsi Pajak

a. Fungsi Anggaran (Budgetair) : Fungsi budgetair disebut sebagai fungsi utama pajak atau fungsi
fiskal (fiscal function), yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan
dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku. Fungsi ini
disebut fungsi utama karena fungsi inilah yang secara historis pertama kali timbul. Di sini pajak
merupakan sumber pembiayaan negara yang terbesar.
b. Sebagai Alat Pengatur (Regulerend) : Fungsi ini mempunyai pengertian bahwa pajak dapat
dijadikan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, ketika pemerintah
berkeinginan untuk melindungi kepentingan petani dalam negeri, pemerintah dapat menetapkan pajak
tambahan, seperti pajak impor atau bea masuk, atas kegiatan impor komoditas tertentu.
c. Sebagai Alat Penjaga Stabilitas : Pemerintah dapat menggunakan sarana perpajakan untuk stabilisasi
ekonomi. Sebagian barang-barang impor dikenakan pajak agar produksi dalam negeri dapat bersaing.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar defisit perdagangan tidak semakin melebar,
pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengenaan PPnBM terhadap impor produk tertentu yang bersifat
mewah. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam impor barang mewah yang berkontribusi terhadap
defisit neraca perdagangan
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan : Pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan
infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan. Kebutuhan akan dana itu dapat dipenuhi melalui pajak
yang hanya dibebankan kepada mereka yang mampu membayar pajak. Namun demikian, infrastruktur
yang dibangun tadi, dapat juga dimanfaatkan oleh mereka yang tidak mampu membayar pajak.

Jenis-Jenis Pajak

a. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Pihak yang Menanggung


Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan atas pajak langsung dan tidak langsung.

Pajak Langsung (Direct Tax) : Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan secara berkala terhadap
seseorang atau badan usaha berdasarkan ketetapan pajak. Pajak langsung dipikul sendiri oleh wajib
pajak. Contoh pajak langsung adalah pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan

Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax) : Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan atas
perbuatan atau peristiwa. Pemungutan pajak itu dipungut tanpa surat penetapan pajak dan bisa dialihkan
pada pihak lain. Contoh pajak tidak langsung adalah pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, dan cukai.
Pada pajak pertambahan nilai, pajak penjualan dan cukai, yang memungut adalah perusahaan dan yang
menanggung adalah konsumen.

b. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Lembaga Pemungut

Pajak Negara : Pajak negara adalah pajak yang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
Pajak yang termasuk pajak negara adalah pajak penghasilan, pajak tambahan nilai barang dan jasa dari
pajak penjualan atas barang mewah.

Pajak Daerah :Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik oleh daerah
tingkat I maupun oleh pemerintah daerah tingkat II. Pajak daerah digunakan oleh pemerintah daerah
untuk membiayai rumah tangganya. Contoh pajak daerah antara lain pajak pemotongan hewan, pajak
radio, pajak reklame, pajak kendaraan, pajak bermotor, dan pajak hiburan.

c. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Sifatnya


Pajak Subjektif : Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal pada subjeknya (wajib pajak).
Contohnya pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan

Pajak Objektif :Pajak objektif adalah pajak yang dipungut berdasarkan objeknya tanpa memperhatikan
wajib pajak. Contoh pajak penjualan dan cukai.

Manfaat Pajak bagi Perekonomian Negara

Membiayai Pengeluaran Negara. Pajak memiliki manfaat dengan membiayai pengeluaran negara yang
bersifat self liquiditing, contohnya pengeluaran untuk proyek produktif barang ekspor.

Membiayai Pengeluaran Produktif. Pajak dapat membiayai pengeluaran produktif dimana pengeluaran
produktif adalah pengeluaran yang memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat seperti
pengeluaran untuk pengairan dan pertanian.

Membiayai pengeluaranyang bersifat self liquiditing dan tidak reproduktif yang contohnya adalah
pengeluaran untuk pendirian monumen dan objek rekreasi.

Membiayai pengeluaran yang tidak produktif dimana contohnya adalah pengeluaran untuk
membiayai pertahanan negara atau perang dan pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan
datang yaitu pengeluaran bagi yatim piatu.

TARIF PAJAKhttps://www.online-pajak.com/tarif-pajak

Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab wajib
pajak. Biasanya tarif pajak berupa persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang berbeda-beda.
Dasar pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung
pajak terutang.

Tarif Progresif

Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik sebanding dengan
dasar pengenaan pajaknya. Di Indonesia itu sendiri, tarif pajak progresif ini diterapkan untuk pajak
penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi, seperti:

Lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai Rp50 juta, tarif pajaknya 5%.

Lapisan PKP lebih dari Rp50 - Rp250 juta, tarif pajaknya 15%.

Lapisan PKP lebih dari Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya 25%.

Lapisan PKP di atas Rp500 juta, tarif pajaknya 30%.

Tarif Degresif

Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak yang
persentasenya akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi. Atau, persentase
tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.

Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil. Melainkan bisa jadi
lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar.

Tarif Proporsional
Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan terhadap dasar
pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan tetap. Contohnya adalah
Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek pajaknya.

Tarif Tetap/Regresif

Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah
yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya. Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan
selalu tetap sesuai dengan peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai dengan nilai atau
nominal sebesar Rp3.000 dan Rp6.000.

PERBEDAAN PAJAK DAN PUNGUTAN RESMI LAINNYA

https://muamalatku.com/perbedaan-pajak-dengan-pungutan-resmi-lainnya/

Pajak merupakan iuran dimana imbalannya langsung dari negara sedangkan pungutan resmi imbalannya
tidak langsung dari negara.

Pajak tidak memiliki unsur paksaan karena hanya terbatas pada orang-orang tertentu saja sedangkan
pungutan resmi dapat dipaksakan karena berlaku untuk semua masyarakat tanpa kecuali.

Imbalan dari pajak juga diterima oleh golongan tertentu saja sedangkan pada pungutan resmi imbalannya
akan dirasakan oleh seluruh orang.

Dengan mengetahui perbedaan pajak dan pungutan resmi lainnya maka anda bisa membedakan iuran
manakah yang harus anda bayar. Secara tidak langsung Anda juga bisa membantu kesejahteraan umum.

CONTOH PUNGUTAN RESMI:

1. Retribusi

2. Sumbangan

3. Bea ekspor dan bea impor

4. Cukai

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

https://www.online-pajak.com/sistem-pemungutan-pajak

Self Assessment System

Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan penentuan
besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan.

Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam menghitung, membayar, dan
melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online
yang sudah dibuat oleh pemerintah.

Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas dari para wajib pajak.
Self assessment system diterapkan pada jenis pajak pusat.

Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak yang satu ini mulai diberlakukan
di Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983 dan masih berlaku hingga saat ini.

Namun, terdapat konskuensi dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena wajib pajak memiliki
wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang perlu dibayarkan, maka wajib pajak biasanya
akan mengusahakan untuk menyetorkan pajak sekecil mungkin.
Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh
wajib pajak itu sendiri, Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai dari
menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak, Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan
pajak, kecuali jika wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang seharusnya
wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.

Official Assessment System

Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan wewenang untuk
menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.

Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak bersifat pasif dan pajak terutang baru
ada setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Sistem pemungutan pajak ini bisa
diterapkan dalam pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB) atau jenis pajak daerah lainnya.

Dalam pembayaran PBB, KPP merupakan pihak yang mengeluarkan surat ketetapan pajak berisi besaran
PBB terutang setiap tahunnya. Jadi, wajib pajak tidak perlu lagi menghitung pajak terutang
melainkan cukup membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang
dikeluarkan oleh KPP tempat objek pajak terdaftar.

Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak,
Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka, Pajak terutang ada setelah petugas pajak
menghitung pajak yang terutang dan menerbitkan surat ketetapan pajak, Pemerintah memiliki hak penuh
dalam menentukan besarnya pajak yang wajib dibayarkan.

Withholding System

Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan
juga aparat pajak/fiskus. Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan karyawan yang
dilakukan oleh bendahara instansi terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk
membayarkan pajak tersebut.

Jenis pajak yang menggunakan withholding system di Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh
Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN. Nah, sebagai bukti atas pelunasan pajak dengan
menggunakan sistem pemungutan pajak ini biasanya berupa bukti potong atau bukti pungut.

Dalam beberapa kasus tertentu, bisa juga menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Bukti potongan
tersebut nantinya akan dilampirkan bersama SPT Tahunan PPh/SPT Masa PPN dari wajib pajak yang
bersangkutan.

OBJEK DAN CARA PENGENAAN PAJAK

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://www.panduanbelajar.web.id/269/mengena
li-objek-dan-cara-pengenaan-pajak.html
Identifikasi Objek Pajak

Objek Pajak adalah segala sesuatu yang menurut undang-undang dikenakan pajak. Misalnya objek pajak
penghasilan adalah penghasilan, sedangkan objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan bangunan,
objek PPN adalah penyerahan barang dan/atau jasa.Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2000 yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan hak atas
tanah dan atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam butir a meliputi :

1). Pemindahan hak karena :


a. jual beli;
b. tukar-menukar;
c. hibah;
d. hibah wasiat;
e. waris;
f. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya;
g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
h. penunjukkan pembeli dalam lelang;
i. pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
j. penggabungan usaha;
k. peleburan usaha;
l. pemekaran usaha;
m. hadiah.

2). Pemberian hak baru karena :


a. kelanjutan pelepasan hak;
b. diluar pelepasan hak.

Hak atas sebagaimana dimaksud dalam butir a adalah:

1. hak milik;
2. hak guna usaha;
3. hak guna bangunan;
4. hak pakai;
5. hak milik atas satuan rumah susun;
6. hak pengelolaan.

Objek Pajak Yang Dikecualikan

Objek pajak yang tidak dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah objek pajak yang
diperoleh :

Perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik ;

Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan atau untuk pelaksanaan pembangunan guna
kepentingan umum;

Badan atau perwakilan organisasi Internasional yang ditetapkan oleh Menteri ;

Orang pribadi atau badan karena konversi hak dan perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan
nama :

Karena wakaf :

Karena warisan :

Untuk digunakan kepentingan ibadah.

Objek pajak yang diperoleh karena hibah wasiat dan hak pengelolaan pengenaan pajaknya diatur dengan
Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 111 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 112 TAHUN 2000.

Cara Pengenaan Pajak

Stelsel pajak pada umumnya berhubungan dengan sistem pemungutan pajak. Dalam konteks ini, sistem
pemungutan pajak lebih menekankan masalah waktu di mana pada umumnya ada tiga sistem, yaitu :
1. Sistem pemungutan pajak di depan,
2. Sistem pemungutan pajak di tengah,
3. Sistem pemungutan pajak di belakang.

Dianutnya suatu stelsel pajak tertentu dalam suatu negara membawa adanya sistem pemungutan tertentu
juga di dalamnya. Ada tiga macam stelsel pajak, yaitu :

1. Stelsel Nyata (Riil)


Dalam stelsel nyata atau riil ini pengenaan pajak didasarkan pada keadaan dari obyek pajak yang
sesungguhnya. Apabila pajak itu dikenakan terhadap penghasilan misalnya, maka pengenaan pajak
didasarkan pada penghasilan yang sungguh-sungguh diterima atau diperoleh oleh wajib pajak. Sehingga
terhadap suatu jenis pajak yang menggunakan stelsel riil, maka sistem pemungutan pajaknya adalah
sistem pemungutan pajak di belakang (naheffing). Pemungutan pajak dilakukan setelah masa atau tahun
pajak berakhir.

Kelebihan : Baik bagi wajib pajak maupun fiscus atau pemerintah tidak merasa dirugikan apabila terjadi
perubahan terhadap keadaan obyek pajak selama masa pajak itu berlangsung, karena semua perubahan
itu tetap dipertimbangkan dalam penentuan jumlah pajak.

Kelemahan : Terlambatnya uang pajak masuk ke dalam kas negara. Hal tersebut terjadi karena uang
pajak baru dapat diterima oleh negara setelah masa atau tahun pajak itu berakhir.

2. Stelsel Anggapan (Fictieve Stelsel)


Stelsel anggapan pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan hukum (fictie) tertentu. Fictie hukum
yang dipakai ini misalnya menganggap bahwa penghasilan yang diterima oleh setiap wajib pajak adalah
sama besarnya untuk setiap tahun pajak. Fictie lain yang digunakan, misalnya bagi wajib pajak yang
menerima gaji bulanan, penghasilan dalam satu tahun pajak adalah sama dengan penghasilan pada bulan
pertama dikalikan dua belas.

Dengan demikian, setelah bulan pertama berakhir dan diketahui semua penghasilan bulan itu, maka
sudah dapat digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan setahun yang digunakan sebagai dasar
untuk menentukan besarnya pajak bagi wajib pajak yang bersangkutan. Stelsel ini menerapkan sistem
pemungutan pajak di depan (voor heffing). Terhadap perubahan yang terjadi selama masa atau tahun itu
tidak mempengaruhi besarnya utang pajak pada masa atau tahun itu.

Kelebihan : Uang hasil pajak segera dapat masuk ke dalam kas negara.

Kelemahan : Merugikan wajip pajak apabila ternyata selama masa atau tahun pajak berjalan terjadi
penurunan penghasilan dari wajib pajak. Sebaliknya juga akan merugikan negara apabila ternyata selama
masa atau tahun pajak berlangsung terjadi kenaikan penghasilan dari wajib pajak.

3. Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan perpaduan dari stelsel yang telah diuraikan di atas, dan sekaligus merupakan upaya
untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan dari kedua stelsel sebelumnya. Dalam stelsel campuran ini,
utang pajak dikenakan dengan mendasarkan stelsel fictie pada awal masa atau tahun pajak yang itu
merupakan ketetapan sementara, di mana setelah masa atau tahun pajak berakhir akan dikoreksi
berdasarkan keadaan dari penghasilan yang sesungguhnya diterima oleh wajib pajak.

Dengan demikian, ada dua ketetapan pajak yaitu di awal masa atau tahun pajak dikeluarkan ketetapan
sementara dan kemudian setelah masa atau tahun pajak berakhir dikeluarkan ketetapan yang final.
Penggunaan stelsel ini membawa konsekuensi digunakannya sistem pemungutan di depan dan di
belakang sekaligus. Stelsel ini digunakan dalam pajak penghasilan.

Kelebihan : Pada awal masa atau tahun pajak uang hasil pajak sudah dapat masuk ke dalam kas negara
sehingga dapat segera digunakan. Bagi fiscus dan wajib pajak tidak ada yang dirugikan apabila terjadi
perubahan terhadap besarnya penghasilan, karena pada akhir masa atau tahun pajak ketetapan pajak yang
didasarkan pada stelsel fictie tersebut masih dapat dikoreksi.

Kelemahan : Adanya ketetapan yang dilakukan dua kali selama masa atau tahun pajak yang
bersangkutan. Hal ini akan mengakibatkan adanya pekerjaan, biaya dan tenaga yang digunakan untuk
menghitung dan menetapkan utang pajak itu menjadi dua kali lipat. Hal ini tentu tidak efisien
Soal latihan ulangan harian
Materi : perpajakan

1. Penerimaan pajak yang terbesar dalam struktur penerimaan pajak pemerintah pusat indonesia adalah
dari:
A. Cukai
B. Bea masuk
C. Pajak penghasilan
D. Pajak pertambahan nilai
E. Pajak bumi dan bangunan

2. Dampak langsung pengenaan pajak atas suatu barang ialah....


A. Kenaikan harga barang yang bersangkutan
B. Meningkatnya laju inflasi
C. Berkurangnya produksi atau pasokan (supply) barang tersebut
D. Berkurangnya penjualan (permintaan terhadap) barang tersebut
E. Meningkatnya penerimaan atau pendapatan pemerintah

3. Pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga yang wajib melakukan
pemotongan dan/atau pemungutan pajak atas objek tertentudinamakan ....
A. Public assessment system
B. Self assessment system
C. Official assessment system
D. Corporate assessment system
E. With holding system

4. Menurut adam smith, prinsipdalampemungutanpajak (yang seringdisebutsebagai “the four maxims”)


adalahberikutini, kecuali…..
A. Prinsipkesamaan/keadilan (equation)
B. Prinsipkepastian (certainly)
C. Prinsipredistribusipendapatan (redistribution of income)
D. Prinsipketepanwaktu (convenience of payment)
E. Prinsipekonomis (economics of collection)

5. Pemerintah daerah sumatra selatan berencana memberikan porsi pembagian pajak yang lebih besar
pada tahun anggaran 2015 untuk pemerataan pembangunan bagi daerah tertinggal dan daerah
miskin. Dalam hal ini berarti pajak melakukan fungsi…..
A. Alokasi
B. Distribusi
C. Mengatur
D. Stablisasi
E. Pembiayaan

6. Dalam rangka meningkatkan produksi perfilman nasional dan juga rasa cinta terhadap produksi
dalam negeri, pemerintah berencana akan menaikkan pajak impor terhadap film asing dan juga
barang-barang impor yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Hal ini berarti pajak tersebut
mempunyai fungsi .....
A. Distribusi
B. Moneter
C. Budgeter
D. Keadilan
E. Regulasi

7. Tarif pajaknya tetap, tetapi semakin besar pendapatan semakin besar pula pajak yang harus dibayar,
maka system pajak tersebut adalah ... .
A. Progresif
B. Proporsional
C. Tarif tetap
D. Degresif
E. Regresif

8. Pada system pajakpenghasilanprogresif, penghasilanseseorang yang semakintinggidikenakan…..


A. Jumlahpajak yang semakinbesar
B. Jumlahpajak yang semakinkecil
C. Tarifpajak yang semakinbesar
D. Tarifpajak yang semakinkecil
E. Pajak yang adil

9. Dari segi pemungutannya pajak penjualan (ppn) tergolong sebagai pajak yang bersifat...
A. Progresif
B. Sukarela
C. Paksaan
D. Langsung
E. Taklangsung

10. Tabel di bawah ini hasil perhitungan pajak dar berbagai tarif pajak :

Besarpajak yang dibayarkan


Penghasilan
Tarif i Tarif ii Tarif iii Tarif iv Tarif v
Rp 20.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.000,00
Rp 30.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 5.400.000,00
Rp 40.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 8.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 6.400.000,00

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa ….


A. Tarif i konstan dengan persentase pajaknya meningkat
B. Tarif ii proporsional dengan persentase pajak meningkat
C. Tarif iii progresif dengan persentase pajaknya meningkat
D. Tarif iv degresif dengan hasil perhitungan pajaknya meningkat
E. Tarif v regresif dengan persentase pajaknya meningkat

11. Uu no. 36 tahun 2008 menentukan tarif tunggal untuk wajibpajakbadan, yaitu 28% pada tahun 2009
dan 25% pada tahun 2010. Untuk wajib pajak badan masuk bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari
tarif yang berlaku. Pada tahun 2009 pt makin jaya (belum go public) memperoleh penghasilan bersih
selama setahun sebesar rp405.500.000,00. Dengan demikian, pajak penghasilan terutang dari pt makin
jaya adalah....
A. Rp81.100.000,00
B. Rp93.265.000,00
C. Rp101.375.000,00
D. Rp104.150.000,00
E. Rp113.540.000,00

12. Grafik berikut ini merupakan penerimaan pajak penghasilan di indonesia :


Analisis pendapatan Negara dari pajak penghasilan yang benar adalah…..
A. Persentase pph migas tahun 2014 lebih besar dari pada tahun 2015
B. Persentase pph nonmigas tahun 2014 lebih besar dari pada tahun 2015
C. Kenaikan pph migas tahun 2015 lebih besar dari pada kenaikan pph nonmigas
D. Kenaikan pph migas tahun 2015 lebih kecil dari pada kenaikan pph nonmigas
E. Kenaikan pph nonmigas lebih besar dari pada penurunan pph migas

13. Ibu ida memiliki sebidang tanah dengan panjang 25 meter dan lebar 10 meter. Di atas tanah tersebut
didirikan bangunan dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter. Di daerah tersebut harga tanah per
meter persegi rp2.000.000,00 dan bangunan rp2.100.000,00. Apabila tarif pbb 0,2% dan nilai jual
objek pajak tidak kena pajak sebesar rp12.000.000,00, maka pajak bumi dan bangunan yang harus
dibayar ibu ida adalah … .
A. Rp 1.270.000,00
B. Rp 1.000.000,00
C. Rp 706.000,00
D. Rp 270.000,00
E. Rp 127.000,00

14. Bapak abdul hakim menempati rumahnya sendiri dengan luas tanah 200 m2 dengan nilai jual per m2
adalah rp 400.000,00, luas bangunan 100m2 dengan nilai jual per m2 adalah rp 600.000,00, pagar
sepanjang 10 m dengan tinggi 1,5 m nilai jual per m2 rp 200.000,00, nilai jual obyek pajak tidak kena
pajak sebesar rp 12.000.000,00, bila tarif pajaknya 0,1% maka pbb-p2 terutang bapak abdul hakim
adalah ... .
A. Rp 60.500,00
B. Rp 118.000,00
C. Rp 131.000,00
D. Rp 133.000,00
E. Rp 145.000,00

15. Pak sidarta seorang karyawan dari suatu perusahaan memperoleh penghasilan kena pajak (pkp) per
bulan rp 8.750.000,00

tabelpenghasilandantarifpajak
Penghasilan Tarif
S.d.rp 50.000.000,00 5%
Rp 50.000.000,00 s/d rp 250.000.000,00 15%
Rp 250.000.000,00 s/d rp 500.000.000,00 25%
Di atasrp 500.000.000,00 30%

Besarnyapajakpenghasilan (pph) pak sidartadalamsatutahunadalah …


A. Rp 2.500.000,00
B. Rp 8.250.000,00
C. Rp 10.500.000,00
D. Rp 10.750.000,00
E. Rp 15.750.000,00

16. Pak suherman memperoleh penghasilan kena pajak dalam sebulan sebesar rp50.000.000,00.

Tabel tarif pajak penghasilan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2008.


Pkp Tarif
Sampai dengan rp50.000.000,00 5%
Rp50.0000.000.00 s/d rp250.000.000,00 15%
Rp250.000.000,00 s/d rp500.000.000,00 25%
Rp500.000.000,00 ke atas 30%

Besar pajak penghasilan yang harus dibayar pak suherman adalah ... .
A. Rp2.500.000,00
B. Rp30.000.000,00
C. Rp62.500.000,00
D. Rp125.000.000,00
E. Rp180.000.000,00

17. Seorang wajib pajak memiliki:


- tanah seluas 2.000 m2 dengan harga jual rp300.000/m2.
- bangunan seluas 1.500 m2 dengan harga jual rp500.000/m2.
- pagar sepanjang 200 tinggi 2 m dengan harga jual rp100.000/m2.
Jika nilai bangunan tidak kena pajak sebesar rp12.000.000,00, jika tariff pbb-p2 sebesar 0,1% maka
besarnyapbb-p2 yang harus dibayar sebesar ….
A. Rp2.756.000,00
B. Rp1.390.000,00
C. Rp1.378.000,00
D. Rp1.338.000,00
E. Rp689.000,00

18. Berikutini tariff pajak yang ditetapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi
dalam negeri berdasarkan undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan,
penghasilan kena pajak ….
A. Di bawah rp50 juta tidakdikenakan pajak
B. Di atas rp50 juta s.d rp200 juta: 10 %
C. Di atas rp50 juta s.d rp250 juta: 10%
D. Di atas rp200 juta s.d rp500 juta: 20%
E. Di atas rp500 juta : 30%

19. Bu vero seorang wirausaha yang bergerak dalam usaha boga/catering. Ia mempunyai tanah seluas 300
m2 dengan nilai jual rp 500.000/m2. Bangunan rumah seluas 200 m2 dengan nilai jual rp 700.000/m2.
Taman mewah 100 m2 dengan nilai jual rp 200.000/m2 dan pagar mewah panjang 100 m dengan
tinggi 1,5 m dengan nilai jual rp 200.000/m2. Nilai jual objek pajak tidak kena pajak (njoptkp) rp
10.000.000,00. Besarnya pajak bumi dan bangunan yang terutang bu verojika tariff pbb-p2 0,1%
adalah ....
A. Rp 314.000,00
B. Rp 322.000,00
C. Rp 330.000,00
D. Rp 628.000,00
E. Rp 644.000,00

20. Biaya pemberlakuan pajak oleh pemerintah yang dibebankan kepada masyarakat termasuk biaya-
biaya berikut ini, kecuali:
A. Biaya pajak yang dibayarkan pada pemerintah oleh masyarakat
B. Biaya administrasi yang timbul terkait dengan pajak
C. Biaya pelayanan yang diberikan pemerintah pada masyarakat
D. Hilangnya surplus konsumen karena pajak
E. Hilangnya surplus produsen karena pajak

21. Hal berikut ini merupakan ciri pajak yang dapat dibedakan dengan ciri pungutan resmi lainnya, yakni
.....
A. Bersifat memaksa
B. Dipungut oleh pemerintah daerah saja
C. Jatuh temponya disesuaikan dengan pemakaian
D. Didasarkan pada peraturan pemerintah
E. Balas jasa diterima secara langsung oleh pembayar pajak

22. Di antara ketentuan atau kebijakan di bawah ini yang merupakan contoh kebijakan fiskal ialah....
A. Kenaikan tarif bagi kendaraan yang melintasi jalan tol
B. Pemberian kelonggaran pajak (tax holiday) bagi perusahaan baru
C. Kenaikan atau penurunan bi rate (sukubunga sbi satu bulan)
D. Perubahan giro wajib minimum (gwm) bagi bank-bank
E. Keharusan bumn untuk menyetorkan sebagian labanya ke kas negara

23. Bapak suprapto mempunyai dan menempati sebuah rumah mewah di jalan adyaksa dengan luas
tanah 600 m2, luas bangunan 250 m2, taman mewah 50 m2 dan pagar mewah dengan panjang 20 m
tinggi 1,5 m. Menurut data pbb nilai jual obyek pajak tanah rp 800.000,00 permeter, bangunan rp
600.000,00 permeter, taman mewah rp 400.000,00 permeter dan pagar mewah rp 200.000,00
permeter. Jika bangunan tidak kena pajak ditetapkan sebesar rp 12.000.000,00, maka besarnya pbb
bapak suprapto apabila tarif pbb-p2 sebesar 0,1% dalah .....
A. Rp 642.000,00
B. Rp 644.000,00
C. Rp 656.000,00
D. Rp 6.440.000,00
E. Rp 6.560.000,00

24. Perhatikan jenis pajak berikut!


(1) Pajak pertambahan nilai
(2) Pajak penghasilan
(3) Pajak bumi dan bangunan
(4) Pajak perseroan
(5) Pajak penjualan
Berdasarkanjenispajak di atas, yang termasukpajaklangsungditunjukkanolehnomor….
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (5)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)

25. Tuan bagaskoro warga negara indonesia yang memiliki penghasilan bersumber dari indonesia, tiap
tahun aktif membayar pajak kepada pemerintah. Tuan bagaskoro dalam membayar pajak dan
pelaporan pajak penghasilannya dipercayakan kepada pihak ketiga hal tersebut merupakan system
pemugutan pajak….
A. Official assesmen system
B. Withholding system
C. Multimatic system
D. Economic official system
E. Rental official sistem

Anda mungkin juga menyukai