Anda di halaman 1dari 5

Resky Ramadhan Rusdi

A031191052
Perpajakan 1 Kelas B

Filosofi Pemungutan Pajak

Pengertian dan fungsi pajak


Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal
(kontrapretasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. (Prof Dr. Rochmat Soemitro, S.H / Dasar-dasar
hukum pajak dan pajak pendapatan 1990 : 5)
 Fungsi Penerimaan (Budgeteir)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran – pengeluaran pemerintah. Contoh, dalam APBN, pajak sebagai
sumber penerimaan dalam negeri.
 Fungsi Mengatur (Reguler)
Pajak berfungsi sebagai alat mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang
sosial dan ekonomi. Contoh, minuman keras dan barang mewah dikenakan pajak
yang lebih tinggi.

Tinjauan pajak berbagai aspek


 Aspek Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang
digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju
kesejahteraan.
 Aspek Hukum
Pajak merupakan masalah keuangan negara, karena itu dasar yang
digunakan adalah UUD 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.
 Aspek Keuangan
Pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara.
 Aspek Sosiologi
Pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau
dampak terhadap masyarakat atau pugutan dan hasil apakah yang dapat
disampaikan kepada masyarakat.

Perbedaan Pajak dan Jenis Pungutan Lainnya


 Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung dengan
kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditunjukkan semata-mata
untuk mendapatakan suatu prestasi dari pemerintah, misalnya karcis
masuk terminal, kartu langganan dll.
 Pada sumbangan, seseorang mendapatkan prestasi justru tidak dapat
ditunjuk, tetapi golongan tertentu yang dapat menikmati kontraprestasi,
contoh sumbangan bencana alam.
 Iuran yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau
fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada
kelompok atau golongan pembayar

Hukum pajak adalah keseluruhan peraturan-peraturan yang meliputi


kewenangan pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkan
kembali kepada masyarakat melalui kas negara.

Pengelompokan – pengelompokan pajak :

 Menurut sifatnya
- Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak
yang bersangkutan. Contoh, Pajak penghasilan.
- Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan
ke pihak lain. Contoh, Pajak Pertambahan Nilai.
 Menurut obyeknya
- Pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contoh, Pajak Penghasilan.
- Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri WP. Contoh, PPN & PPnBM
 Menurut sifat pemungutnya
- Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Yaitu, PPh, PBB P3,
PPN dan PPn BM,dan Bea Materai.
- Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh, Pajak Hotel,
Pajak Reklame dan Pajak hiburan, BPHTB, PBB P2

Teori – teori yang mendukung pemungutan pajak :

1. Teori asuransi, menyamakan pembayaran premi dengan pembayaran


pajak;
2. Teori kepentingan, pembebanan ini harus didasarkan pada kepentingan
setiap orang pada tugas pemerintah termasuk perlindungan jiwa dan
hartanya;
3. Teori gaya pikul, dasar keadilan pemungutan pajak terletak dalam jasa-
jasa yang diberikan oleh negara kepada masyarakat berupa perlindungan
jiwa dan harta bendanya;
4. Teori bakti disebut juga teori kewajiban pajak mutlak, yaitu negara
mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak;
5. Teori asas daya beli, penyelenggaraan kepentingan masyarakat yang
dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak yang bukan
kepentingan individu atau negara.

Cara pengenaan/pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 hal :

1. Stelsel nyata (riil stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada objek


(penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan
pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya
telah dapat diketahui.
2. Stelsel anggapan (fictive stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada suatu
anggapan yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh, penghasilan
suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal
tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk
tahun pajak berjalan.
3. Stelsel campuran, Merupakan kombinasi antara Stesel nyata dan Stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu
anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan
keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataannya
lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus
menambah kekurangannya. Demikian pula sebaliknya, apabila lebih kecil
maka kelebihannya dapat diminta kembali.

Asas – asas pemungutan biaya :

- Asas Domisili (Asas tempat tinggal) yaitu pengenaan pajak atas seluruh
penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya;
- Asas Sumber, yaitu pengenaan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak;
- Asas Kebangsaan, yaitu pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan
suatu negara.

Timbulnya utang pajak karena : pertama ajaran materil (sesuai dengan


ajaran assesment) dan ajaran formil (sesuai dengan penerapan official assesment).
Berakhirnya uang pajak kepada tertagih karena : pembayaran/pelunasan,
kompensasi, kadaluarsa, dan pembebasan/penghapusan.

Perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

 Perlawanan Pasif

Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak


dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.

 Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua usaha dan perbuatan
yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah (fiskus) dengan tujuan
untuk menghindari pajak.
Macam – macam tarif pajak antara lain :

 Tarif pajak proporsional / sebanding (mis. PPN tarif 10%, PPh Psl
26 20%)
 Tarif Pajak Progresif

- Tarif Progresif Proporsional (mis tarif PPh yang berlaku 1983 s/d 1994)

- Tarif Progresif Progresif (mis tarif PPh yang berlaku 1995 s/d 2000)

- Tarif Progresif Degresif

 Tarif Pajak Degresif


 Tarif Pajak Tetap (misalnya Bea Materai)

Sistem pemungutan biaya antaralain :

1. Official Assesment System, Sistem ini merupakan sistim pemungutan


pajak yang memberi wewenang kepada Pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang;
2. Self Assesment System, Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang
memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar;
3. Withholding System, Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak
memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Anda mungkin juga menyukai