• Menurut Pasal 1 UU No.8 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan stdtd UU No.16 Tahun 2009
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Fungsi Pajak
Resource reallocation
(pemindahan sumber pendapatan), pajak dipungut guna merubah perilaku
prodosen dan konsumen.
Income redistribution (pembagian pendapatan),
pajak dipungut secara progresif, maka yang miskin akan terbantu oleh si kaya
secara tak langsung dalam pembayaran pajak.
• Secara Umum:
Fungsi Budgeter
sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran -
pengeluaran pemerintah. Misal: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai
penerimaan dalam negeri
Fungsi Reguler (mengatur)
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan
ekonomi. Misal: pajak yang tinggi dikenakan kepada minuman keras, dengan
tujuan untuk mengurangi konsumsi minuman keras
AZAS PERPAJAKAN
Ajaran Azas Pemungutan Pajak Adam Smith (1723-1790) dalam bukunya An Inquiri into The
Nature and Causes of the Wealth of Nations, sbb :
Asas Equality,
bahwa tekanan pajak diantara subjek pajak masing-masing dilakukan seimbang dengan
kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya masing-masing.
Tidak dibolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi di antara sesama wajib pajak.
Asas certainty,
Pajak yang dibayar mempunyai kepastian hukum dan tidak mengenal kompromi.
Kepastian hukum yang dipentingkan adalah yang mengenai subjek, objek, besarnya
pajak dan ketentuan mengenai jangka waktu pembayaran pajaknya.
Conveinent of payment,
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat
sedekat-dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan yang bersangkutan.
Asas Efisiensi,
Bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat-hematnya, jangan sekali-kali
biaya pemungutan lebih besar dari pemasukan pajaknya.
Asas Sumber
– Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari
wilayahnya tanpa memperhatikan dimana WP tersebut berdomisili.
Asas Kebangsaan
– Pemungutan pajak yang dihubungkan dengan kebangsaan sessorang di suatu
Negara. Indonesia menganut asas kebangsaan secara negative melalui Pajak
bangsa Asing, yakni pengenaan pajak bagi bangsa asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
Stelsel Pajak
Stelsel Nyata (Riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan) sesungguhnya,
pengenaannya baru dapat dilakukan setelah berakhir tahun pajak.
Stelsel Anggapan (Fictieve stelsel )
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-
undang. Misal: penghasilan suatu tahun pajak dianggap sama dengan tahun
sebelumnya. Dengan demikian maka pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan
besarnya pajak terutang pada tahun berjalan.
Stelsel Campuran
Pengenaan pajak yang didasarkan pada campuran stelsel (gabungan stelsel riel dan
stelsel fiktif)
Withholding System
Adalah suatu system pemungutan pajak, dimana penghitungan, pemotongan dan
pembayaran serta pelaporan dipercayakan kepada pihak ke tiga oleh pemerintah.
Yang dimaksud pihak ketiga, misalnya Badan, Ditjen Bea Cukai, Ditjen Anggaran,
dan Bendaharawan.
Jenis-jenis Pajak
a) Menurut lembaga Pemungutnya :
- Pajak Pusat / Pajak Negara
adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat, Kementerian Keuangan dan
pelaksananya adalah Kantor Pelayanan Pajak.
Contoh : PPN & PPnBM, PPh, dll
- Pajak Daerah
adalah pajak yang dipungut oleh daerah Propinsi dan atau Kabupaten dan Kota
Contoh : Pajak Kendaraan, Pajak Restoran, Pajak Hotel, dll
b) Menurut Sifatnya :
- Pajak Subjektif
adalah : pajak-pajak yang pemungutannya berpangkal pada diri orangnya
(subjeknya), keadaan diri wajib pajak dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah
pajak yang harus dibayar.
Contoh : Pajak Penghasilan
- Pajak objektif
adalah pajak yang pemungutannya berpangkal pada objeknya dan pajak ini dipungut
karena keadaan, perbuatan dan kejadian yang dilakukan atau terjadi dalam wilayah
Negara dengan tidak mengindahkan kediaman atau subjeknya,
Contoh: cukai rokok, tanpa memandang subjeknya kaya atau miskin, bujangan atau
sudah berkeluarga, dll.
c) Menurut golongan
Pajak langsung
adalah pajak-pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan
tanpa dapat dilimpahkan kepada pihak lain.
Contoh : Pajak Penghasilan
Hukum Pajak
Teori Pajak
1. Teori Asuransi, negara menganggap dirinya sebagai perusahaan asuransi dan Wajib
Pajak sebagai tertanggung yg wajib membayar premi (pajak).
2. Teori Kepentingan, negara berhak memungut pajak, karena penduduk negara punya
kepentingan pada negara. Makin besar kepentingan penduduk pada negara, makin besar
perlindungan yang diberikan padanya, dan makin besar pula pajak yang dibayarkan.
3. Teori Bakti, penduduk adalah bagian dari suatu negara, terikat pada keberadaan negara,
karenanya harus berbakti pada negara dengan membayar pajak. Teori ini menganjurkan
untuk tidak bertanya apa dasar negara pungut pajak.
4. Teori daya beli, pembenaran pemungutan pajak terletak pada efek/akibat pemungutan
pajak. Pemungutan pajak membawa efek positip hampir di semua negara, yaitu
tersedianya dana yang cukup guna membiayai pengeluaran umum negara.
5. Teori Pembangunan, dana yang terkumpul dari pajak guna pembangunan yg membuat
rakyat menjadi adil, makmur, sejahtera.
6. Teori Kontrak, pajak semata-mata suatu jumlah tertentu yang diberikan penduduk
kepada pemerintah sebagai penggganti jasa atas perlindungan pada penduduk.
8. Teori daya pikul, dalam pemungutan pajak pemerintah harus memperhatikan daya pikul/
kemampuan WP. Maka dalam PPh dikenal PTKP, dlm PBB ada NJOPTKP.
Wajib Pajak yang sudah memenuhi kewajiban pajak Subyektif dan Obyektif wajib
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.
Obyek Pajak
Adalah Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia atau dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk komsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Yang Wajib Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan Memiliki NPWP
a. WP Orang Pribadi
- Menjalankan usaha / pekerjaan bebas
Paling lambat mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan memiliki NPWP, satu bulan
setelah saat usaha dijalankan.
- Tidak menjalankan usaha / pekerjaan bebas tetapi berpenghasilan dalam satu bulan
di atas PTKP. Paling lambat mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan memiliki
PPAk XVI Universitas Hasanuddin - Perpajakan Halaman 6
Ringkasan Mata Kuliah Perpajakan– Kelompok I
b. WP Badan
Paling lambat mendaftarkan diri satu bulan setelah saat usaha dijalankan.
Dalam hal diterbitkan NPWP dan atau dikukuhkan PKP secara jabatan, Kewajiban
perpajakan bagi WP tersebut dimulai sejak saat WP memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, paling lama
5 tahun sebelum diterbitkannya NPWP dan/atau dikukuhkannya sebagai PKP.
b. Bagi PKP
Melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN & PPnBM yang
terutang dan melaporkan:
- Pengkreditan PM-PK
- Pembayaran sendiri maupun melalui pihak lain dalam satu masa pajak
Pembukuan adalah : suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi
untuk periode Tahun Pajak tersebut.
Pembetulan SPT
1. Pembetulan SPT Pasal 8 ayat 1 UU KUP
Syarat :
- belum dilakukan pemeriksaan
- jika menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan disampaikan paling lama 2 tahun
sebelum daluwarsa penetapan
jika menjadi kurang bayar terutang sanksi 2% / bulan sejak jt penyampaian SPT (SPT
Tahunan); atau sejak jt pembayaran (SPT Masa) s.d. tanggal pembayaran