Anda di halaman 1dari 29

PERSIAPAN DAN KOORDINASI DOSEN PENGAMPUH, DOSEN

PRAKTISI DAN MAHASISWA

PERPAJAKAN
AKUNTANSI A2
PEMBAHASAN

 RPS
 Kontrak Perkuliahan
 Konsep Dasar Perpajakan
PERPAJAKAN

KONSEP DASAR PERPAJAKAN


Dosen Pengampuh: Sahrir, S.E., M.Ak
Email: sahrir@umpalopo.ac.id

Dosen Praktisi: Sabri, S.E


Email: abdasismuhammad7@gmail.com
Definisi Pajak

kontribusi wajib kepada negara yang


terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat
Definisi Pajak (count)
Pajak adalah iuran kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal yang langsung dapat ditunjukkan
dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.

(Prof Soemitro SH)


Ciri-ciri Pajak
1. Kontribusi, Prestasi, Iuran yang dibayarkan
kepada penguasa / Negara (yang berhak
memungut pajak hanyalah Negara)
2. Berdasarkan Undang-undang serta aturan
pelaksanaannya (dapat dipaksakan)
3. Tanpa jasa timbal (kontraprestasi) dari
Negara yang secara langsung dapat
ditunjukkan
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga
Negara, yaitu pengeluaran umum yang
bermanfaat bagi masyarakat luas
Fungsi Pajak
 Fungsi Budgeter
sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran - pengeluaran
pemerintah. Misal: dimasukkannya pajak
dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri
 Fungsi Reguler (mengatur)
sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan
ekonomi. Misal: pajak yang tinggi dikenakan
kepada minuman keras, dengan tujuan untuk
mengurangi konsumsi minuman keras
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)
1. Equality (adil)

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan


merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang
pribadi yang harus sebanding dengan
kemampuan membayar pajak atau ability to pay
dan sesuai dengan manfaat yang diterima
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)

2. Certainty (kepastian)
Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-
wenang Oleh karena itu, Wajib Pajak harus
mengetahui secara jelas dan pasti besarnya
pajak yang terutang, kapan harus dibayar serta
batas waktu pembayaran
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)

3. Convenience (kenyamanan)

Pemungutan pajak harus “nyaman” bagi Wajib


Pajak Baik terkait dengan waktu dan tempat
pembayaran maupun pelaporan, pelayanan dll
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)

4. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan


biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi Wajib
Pajak diharapkan seminimum mungkin
Teori-teori Pemungutan
Pajak
Teori Asuransi

Dalam perjanjian asuransi diperlukan


pembayaran premi. Premi tersebut
dimaksudkan sebagai pembayaran atas usaha
melindungi orang dari segala kepentingannya,
misalnya keselamatan atau keamanan harta
bendanya
Teori asuransi ini menyamakan pembayaran
pajak dengan pembayaran premi
Teori-teori Pemungutan
Pajak
Teori Kepentingan

Memperhatikan beban pajak yang harus


dipungut dari masyarakat. Pembebanan ini
harus didasarkan pada kepentingan setiap
orang pada tugas pemerintah termasuk
perlindungan jiwa dan hartanya
Oleh karena itu, pengeluaran Negara untuk
melindunginya dibebankan pada masyarakat
Teori-teori Pemungutan
Pajak
Teori Gaya Pikul

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak


dalam jasa-jasa yang diberikan oleh Negara
kepada masyarakat berupa perlindungan jiwa
dan harta bendanya
Oleh karena itu, untuk kepentingan
perlindungan, maka masyarakat akan
membayar pajak menurut gaya pikul
seseorang
Teori-teori Pemungutan
Pajak
Teori Bakti (teori kewajiban pajak mutlak)

berdasarkan pada pertimbangan bahwa


Negara mempunyai hak mutlak untuk
memungut pajak
Di lain pihak, masyarakat menyadari bahwa
pembayaran pajak sebagai suatu kewajiban
untuk membuktikan tanda baktinya terhadap
Negara
Dengan demikian, dasar hukum pajak terletak
pada hubungan masyarakat dengan Negara
Teori-teori Pemungutan
Pajak

Teori Asas Daya Beli

Mendasarkan bahwa penyelenggaraan


kepentingan masyarakat yang dianggap
sebagai dasar keadilan pemungutan pajak,
sehingga lebih menitikberatkan pada fungsi
mengatur
Sistem Pemungutan
Pajak
A. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM
- Fiskus berwenang menentukan besarnya pajak terutang
- WP bersifat pasif
- Utang pajak timbul setelah diterbitkan surat ketetapan
pajak oleh fiskus
B. SELF ASSESSMENT SYSTEM
- Wewenang
- Kepercayaan diberikan kepada
- Tanggung jawab wajib pajak
C. WITHHOLDING SYSTEM
Wewenang diberikan kepada pihak ketiga untuk
memotong/memungut besarnya pajak terutang oleh WP
Stelsel Pajak
A. STELSEL NYATA (RIIL STELSEL)
- Penggunaan pajak berdasarkan obyek (penghasilan
yang nyata)
- Pemungutan dilakukan pada akhir tahun pajak
B. STELSEL FIKTIF (FICTIVE STELSEL)
Pengenaan pajak berdasarkan suatu anggapan yang
diatur Undang-undang
C. STELSEL CAMPURAN
Kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan
Tarif Pajak
1. Tarif sebanding / proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang
proporsional terhadap besarnya nilai yang
dikenai pajak
Contoh:
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di
dalam daerah pabean akan dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai sebesar 10%
Tarif Pajak
2. Tarif tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama)
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang tetap
Contoh :
Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet
giro dengan nilai nominal berapapun adalah
Rp 3.000
Tarif Pajak
3. Tarif progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar. Sebagai contoh
tarif pajak penghasilan berdasarkan pasal 17 UU No. 36 tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan:
 Sampai dengan Rp 50.000.000, tarif 5%;

 Lebih dari Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000, tarif 15%;

 Lebih dari Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000, tarif


25%;
 Lebih dari Rp 500.000.000, tarif 30%.
Tarif Pajak
4. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar
Contoh:
 Sampai dengan Rp 50.000.000, tarif 25%;
 Lebih dari Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000, tarif
20%;
 Lebih dari Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000, tarif
15%;
 Lebih dari Rp 500.000.000, tarif 5%.
HUKUM PAJAK

Kumpulan peraturan-peraturan yang


mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak
Jenis Pajak Berdasarkan
Golongan
 Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain
Contoh: Pajak Penghasilan
 Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
Jenis Pajak berdasarkan
Wewenang Pemungut
 Pajak Pusat
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara
Contoh: PPh, PPN
 Pajak Daerah
pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah
Pajak Daerah terdiri atas :
 Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
 Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel,
Jenis Pajak berdasarkan
Sifat
 Pajak Subjektif
Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak
Contoh: PPh
 Pajak Objektif
Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak
Contoh: PPN dan PPnBM
Perlawanan terhadap Pajak
 Perlawanan Pasif
Berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan
mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.
 Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
 Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami
masyarakat.

 Perlawanan Aktif
Secara nyata terlihat pada semua usaha dan
perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada
pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk
menghindari pajak, bisa dalam bentuk Tax
Avoidance dan Tax Evasion

Anda mungkin juga menyukai