Anda di halaman 1dari 9

Pajak &

retribusi
daerah
Jeni Saputri 2151010234
Pengertian pajak
Prof. Dr. P. J. A. Andriani (2004) merumuskan pajak adalah iuran
kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang tertuang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Sedangkan Prof. Dr. Roochmat Soemitro, S.H., (2005)


merumuskan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
(peralihan kekayaan dari sektor partikuler ke sektor
pemerintah) berdasarkan undang-undang(dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum.
Prinsip - Prinsip
pajak
1. Prinsip kesamaan/keadilan (equity)
Beban pajak harus disesuaikan dengan kemampuan relatif dari wajib pajak,
sehingga menimbulkan kehilangan kepuasan pada tingkat yang sama.
2. Prinsip kepastian
Pajak yang baik harus tegas, jelas dan pasti, sehingga mudah dimengerti.
3. Prinsip kecocokan/kelayakan (convenience)
Pajak hendaknya tidak terlalu menekan wajib pajak, sehingga seminimal mungkin
menimbulkan rasa ketidaksenangan wajib pajak untuk membayar pajak.
4. Prinsip ekonomi
Pajak hendaknya meminimalisasi kerugian, dalam arti jangan sampai biaya
pemungutannya lebih tinggi daripada penerimaannya.
5. Benefit approach
Pengenaan pajak yang didasarkan pada keuntungan/manfaat yang diperoleh wajib
pajak dari negara.
6. Ability to pay approach
Pengenaan pajak yang disesuaikan dengan daya pikul wajib pajak.
7. Equal sacrifice
Pengenaan pajak yang didasarkan pada beban riil (real burden), yaitu besarnya
kepuasan yang hilang sebagai akibat dari pengenaan pajak.
Pajak Langsung dan
Pajak Tidak Langsung
Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan berdasarkan


atas surat ketetapan pajak (kohir) dan pengenaannya
dilakukan secara berkala misalnya tiap tahun dikenakan.

Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung menurut artian tata usaha negara


adalah pajak yang pemungutannya tidak dilakukan
berdasarkan atas surat ketetapan pajak (kohir) dan
pengenaannya tidak dilakukan secara berkala.
Tarif pajak
Salah satu faktor penentu penerimaan perpajakan adalah
tarifnya Selain memengaruhi jumlah penerimaannya, tarif
pajak juga menentukan efisiensi dan keadilan dari sistem
perpajakan yang berlaku. Dalam praktiknya terdapat tiga jenis
tarif pajak, yaitu:

Tarif pajak lump sum


Sistem pajak lump sum adalah sistem pengenaan pajak secara
perorangan. Misalnya bahwa setiap kepala keluarga
diwajibkan membayar pajak sebesar Rp 1 juta per tahun.

Tarif pajak advalorem


Dalam sistem ini, pajak dikenakan sebesar persentase tertentu
dari objek pajaknya, misalnya 10%, 20% atau 30%.
Sistem pajak advalorem dibedakan ke dalam tiga sistem yaitu
regresif, proporsional, dan progresif. Sistem tersebut mengaitkan
antara jumlah pajak yang dibayar dengan pendapatan dari
pembayarnya, atau berdasar average tax rate-nya.
Regresif, Sistem pajak dikatakan regresif bila rasio jumlah pajak yang dibayar
terhadap penghasilan Wajib Pajak (WP) adalah menurun, bila penghasilan WP
naik. Contoh: Tarif pajak di suatu negara adalah 10% dari Penghasilan Kena
Pajak (PKP).
Proporsional, Sistem pajak dikatakan proporsional apabila rasio jumlah wajib
pajak yang dibayar terhadap penghasilan wajib pajak adalah tetap. Contohnya:
tarif PPh dari suatu negara adalah 10% dari penghasilan total.
Progresif, Sistem pajak dikatakan progresif bila rasio jumlah pajak yang dibayar
terhadap penghasilan wajib pajak adalah meningkatsejalan dengan naiknya
penghasilan wajib pajak. Contohnya: tarif PPh di suatu negara adalah 10% dari
penghasilan kena pajak (PKP).
Kebijakan Pengampunan Pajak
(Tax Amnesty)

Tax amnesty atau pengampunan Berdasarkan Undang-Undang No.


pajak adalah kebijakan pemerintah 11 Tahun 2016, Pengampunan
di bidang perpajakan yang Pajak adalah penghapusan pajak
memberikan penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak
yang seharusnya terutang dengan dikenai sanksi administrasi
membayar tebusan dalam jumlah perpajakan dan sanksi pidana di
tertentu yang bertujuan untuk bidang perpajakan, dengan cara
memberikan tambahan penerimaan
mengungkap harta dan membayar
pajak dan kesempatan bagi Wajib
Pajak yang tidak patuh menjadi tebusan sebagaimana diatur dalam
Wajib Pajak patuh. undang-undang ini.
Jenis Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Pungutan daerah berupa pajak dan retribusi diatur dengan UU No.18/1997
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah diubah dengan UU
No.34/2000 dan kemudian mengalami perubahan menjadi UU No.28/2009. UU
No.28/2009 dimaksudkan agar pemerintah memberikan kesempatan untuk pada
daerah sumber-sumber penerimaan yang dapat dikontrol dalam rangka
pembiayaan kewajiban dan tanggung jawab (pajak dan retribusi daerah, bagi
hasil). Dengan pengalokasian ini, PAD diharapkan dapat meningkat.
Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai