Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA

1. Pajak haruslah dipungut berdasarkan suatu keadilan. Keadilan tersebut harus dituangkan, baik dalam
perundang-undangan maupun diwujudkan dalam pelaksanaannya. R. Santosa Brotodihardjo, SH dalam
bukunya “Pengantar Ilmu Hukum Pajak”, menguraikan beberapa teori utuk memberikan dasar
menyatakan keadilan. Menurut beliau disamping harus memenuhi keadilan juga harus memenuhi syarat
lainnya. Syarat lainnya yaitu :
a. Syarat Yuridis
Syarat yuridis menghendaki agar hukum pajak harus dapat memberikan jaminan dan kepastian
hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas baik bagi negara (pemungut pajak) maupun
untuk masyarakat (pembayar pajak, wajib pajak). Di Indonesia sebagai negara hukum, dasar
pemungutan pajak diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen ke-tiga pasal 23A,
yang menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara
diatur dengan undangundang. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut maka dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat disusunlah undang-undang pajak, untuk setiap jenis pajak yang
dipungut. Dalam menyusun undang-undang pajak tersebut, harus memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut: 1) Hak-hak pemungut pajak yang telah diamanatkan oleh undang-undang harus dijamin dapat
dilaksanakan dengan baik. 2) Para wajib pajak harus mendapat jaminan kepastian hukum, agar tidak
diperlakukan kurang adil oleh pemungut pajak. 3) Adanya jaminan tentang kerahasiaan data wajib
pajak.
b. Syarat Ekonomis
Syarat ekonomis menghendaki agar pemungutan pajak tidak menghalangi atau menghambat atau
bukan menjadi kendala terhadap keseimbangan dalam kehidupan perekonomian, bahkan sebaliknya
justru pajak harus menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi, hal tersebut sesuai dengan fungsi
mengatur yang melekat pada pajak. Oleh karena itu, 1.30 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah  dalam
kebijaksanaan perpajakan harus diusahakan agar pemungutan pajak tidak menghambat lancarnya
produksi dan perdagangan serta merugikan kepentingan umum atau menghalangi usaha masyarakat
untuk mencapai kesejahteraan. Syarat ekonomis ini dapat dipakai untuk mendorong atau menunjang
kebijaksanaan ekonomi pemerintah, misalnya untuk mendorong pemerataan penghasilan
diberlakukan tarif progresif untuk pajak penghasilan dan sebagainya.
c. Syarat Finansial
Syarat finansial menghendaki agar jumlah penerimaan pajak sedapat mungkin cukup untuk menutup
belanja pemerintah (fungsi budgetair), di samping itu biaya pemungutan pajak hendaknya tidak
terlalu besar, dan tetap memperhatikan unsur efisiensi.
(sumber Modul 1, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)
2. Pajak, retribusi dan sumbangan termasuk dalam topik pembahasan public finance, yang merupakan
sumber pemasukan negara. Seperti yang sudah kita pahami bahwa pajak adalah sebuah iuran yang
harus disetorkan oleh kita sebagai wajib pajak kepada negara dan sifatnya wajib sebagai suatu
penerimaan negara. Jika suatu wajib pajak tidak menyetorkan kewajiban perpajakannya atau iuran
tersebut, maka akan dikenakan sanksi atas tidak disetorkannya iuran tersebut. Wajib pajak disini
yang disebutkan adalah wajib pajak orang pribadi ataupun wajib pajak badan yang nantinya pajak
yang disetorkan akan digunakan negara untuk kebutuhan masyarakat secara meny eluruh.
Pajak ini dibagi menjadi 2 yaitu pajak pusat dan pajak daerah, dimana dalam pajak pusat
pemungutan akan dilakukan oleh pemerintah pusat. Sehingga sebagian besar pajak pusat ini akan
dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Kementerian Keuangan serta apapun bentuk
administrasi yang berhubungan dengan pajak pusat maka setiap wajib pajak yang bersangkutan
akan diarahkan ke Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Penyulu han dan Konsultasi
Perpajakan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.
macam-macam jenis pajak yang dikenakan di pajak pusat ini diantaranya adalah pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, serta bea materai.
Sedangkan pajak daerah diatur oleh pemerintah daerah yang cakupannya dari provinsi hingga
kabupaten/kota. Sehingga nantinya apapun bentuk administrasi yang berhubungan dengan pajak
daerah, wajib pajak akan diarahkan ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau kantor lainnya yang
dinaungi oleh pemerintah daerah setempat.
Dimana cakupan untuk pajak daerah bagian provinsi diantaranya adalah Pajak Kendaraan Bermotor,
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak BBM, Pajak Air Permukaan, serta Pajak Rokok.
Sedangkan cakupan untuk pajak daerah bagian kabupaten/kota diantaranya adalah pajak hotel,
restoran, reklame, parkir, air tanah, mineral bukan logam atau bebatuan, penerangan jalan, dan lain
sebagainya.
Retribusi
Retribusi ini sebenarnya merupakan iuran sampah atau bayar parkir yang dengan kata lain
merupakan pungutan atas jasa ataupun izin yang telah diberikan pemerintah daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan yang nantinya akan dikelola oleh dinas pendapatan daerah.
Retribusi ini terbagi atas 3 yaitu jasa umum yaitu retribusi atas pelayanan kes ehatan hingga
pelayanan pendidikan, jasa usaha yaitu seperti tempat parkir sampai tempat digunakannya untuk
dagang , dan perizinan yang digunakan untuk kepentingan perizinan seperti pendirian
pembangunan dan lainnya.
Sumbangan
Sedangkan sumbangan berbeda dengan pajak dan retribusi, sumbangan ini bersifat tidak wajib atau
tidak ada istilah memaksa. sumbangan ini biasanya bisa diterima dari macam -macam instansi
seperti pemerintah, yayasan, lembaga kemanusian dan lain sebagainya.
(sumber http://pajak.go.id/)
3. Adapun tujuan pemungutan pajak adalah untuk mencapai keadilan dalam pemungutannya. Salah satu
cara untuk mewujudkan keadilan dapat ditempuh melalui sistem tarif. kebijakan tarif dan sistem tarif yang
berlaku di Indonesia adalah :

Tarif Pajak Progresif


Tarif pajak progresif adalah pemungutan pajak dengan persentase yang semakin meningkat mengikuti
pertambahan jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.

Tarif Pajak Degresif


Adalah pemungutan pajak dengan unsur persentase yang semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah
pendapatan yang dikenakan pajak.

Tarif Pajak Proporsional


Tarif pajak proporsional adalah pemungutan pajak dengan persentase tetap, berapapun jumlah
pendapatan yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.
Tarif Pajak Tetap
Tarif pemungutan pajak dengan besar yang sama untuk semua jumlah. Dengan demikian, besarnya pajak
yang terutang tidak tergantung pada jumlah yang dikenakan pajak. Contoh dari unsur jenis pajak tetap ini
adalah bea meterai.

Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga negara dalam
rangka melaksanakan pembangunan nasional.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai