Anda di halaman 1dari 4

Nama : St.

Nurhaliza Octavianti

NIM : E011201066

Mata Kuliah : Administrasi Perpajakan A

FINAL TEST

BAGIAN 1

1. Jelaskan apa saja teori tentang pajak yang diketahui?


Teori pemungutan pajak pada dasarnya ada lima teori, yaitu:
 Teori asuransi menjelaskan bahwa pada dasarnya negara memiliki kewajiban atau
harus melindungi warga negaranya dan menjamin keselamatan warga, tetapi tidak
memiliki anggaran. Oleh karena itu, masyarakat membayar pajak sebagai bentuk
asuransinya kepada negara.
 Teori kepentingan menjelaskan bahwa pemungutan pajak dilakukan, dimana
semakin banyak kepentingan yang dimiliki, semakin banyak pula pajak yang
dibayar.
 Teori daya pikul menjelaskan bahwa pada dasarnya pajak harus dipikul sama oleh
setiap warga negara. Akan tetapi, dalam hal ini diukur berdasarkan kemampuan
atau daya pikul wajib pajak. Semakin besar daya pikul wajib pajak berarti
kemampuan membayar kecil, maka pajak yang dibayar kecil. Begitupun
sebaliknya.
 Teori bakti menjelaskan bahwa pajak dipungut atau keharusan masyarakat
membayar pajak merupakan bentuk pengabdian dari masyarakat itu sendiri.
 Teori asas daya beli menjelaskan terkait kesesuaian barang yang dibeli dengan
pajak yang dibayar, dimana semakin mahal barang yang dibeli, semakin mahal
pula pajak yang dibayar.
2. Jelaskan bagaimana penerapan hukum pajak di Indonesia?
Pada dasarnya hukum pajak di Indonesia itu dibagi menjadi dua, yaitu hukum pajak
materiil dan hukum pajak formil.
 Hukum pajak materiil berkaitan dengan pengaturan dan penetapan norma-norma
serta peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak atau berkaitan dengan objek
pajak itu sendiri. Kemudian, juga mengatur terkait subjek pajak atau siapa saja
yang harus dikenakan pajak beserta besaran tarif pajaknya. Dalam sistem
perpajakan di Indonesia, ketentuan hukum pajak materiil, yaitu UU tentang Pajak,
seperti PPh, PPnBM, PPN, dll.
 Hukum pajak formil berkaitan dengan tata cara atau pengaturan ketetapan dari
hukum pajak materiil sehingga bisa direalisasikan. Adapun muatan dari hukum
pajak formil, yaitu cara menetapkan besaran pajak (bisa menggunakan self
assessment atau official assessment system), pengawasan oleh pemerintah
terhadap wajib pajak dan kewajiban wajib pajak (cara membayar pajak).

3. Jelaskan perbedaan pajak daerah dan retribusi daerah?


 Pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah atas terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung (tidak dinikmati secara langsung) dan
digunakan untuk keperluan daerah untuk kemaslahatan atau kemakmuran rakyat.
Jadi, intinya pajak ini pada dasarnya bersifat memaksa dan pajak yang dibayar itu
tidak secara langsung dirasakan jasanya atau manfaatnya, tetapi melalui berbagai
anggaran untuk melakukan pembangunan. Sedangkan,
 Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai bentuk pembayaran jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus diberikan oleh pemerintah daerah, baik
untuk kepentingan orang pribadi maupun badan. Artinya bahwa retribusi ini
berbeda dengan pajak, dimana retribusi yang kita bayar dirasakan langsung jasa
yang diberikan oleh pemerintah. Contohnya, retribusi sampah dan retribusi izin
gangguan untuk melakukan acara.
BAGIAN II

- MASALAH
1. Bagaimana strategi peningkatan kepatuhan pajak?
Adapun strategi peningkatan kepatuhan pajak, yaitu perlu adanya penyusuran dan
sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan biasanya masyarakat belum tahu
terkait kewajibannya membayar pajak padahal sudah memenuhi kriteria. Kemudian,
berusaha untuk tidak adanya pemberian denda jika memungkinkan.
2. Bagaimana model pengawasan dan sanksi efektif bagi wajib pajak yang
melanggar?
 Model pengawasan terhadap wajib pajak, berupa pemberian Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT), Surat Tagihan Pajak (STP), dan Surat
Ketetapan Pajak (SKP) kepada wajib pajak
 Adapun sanksi efektif bagi wajib pajak yang melanggar, yaitu dibagi menjadi
tiga jenis sanksi, yaitu sanksi administrasi berupa denda, bunga, dan sanksi
pidana bagi wajib pajak yang melanggar.

- KENDALA
1. Bagaimana syarat sehingga pemerintah daerah dapat melakukan pemungutan
pajak dan retribusi?
Berbicara terkait syarat sehingga pemerintah daerah dapat melakukan pemungutan
pajak dan retribusi, yaitu dengan membuat dan mengeluarkan peraturan daerah yang
mengatur tentang pemungutan pajak dan retribusi. Dengan demikian, pemerintah
yang memiliki peraturan terkait hal tersebut, bisa memungut pajak dan retribusi,
begitupun sebaliknya, dimana ketika pemerintah tidak memiliki aturan terkait hal itu,
maka pemerintah pada dasarnya tidak dapat memungut pajak dan retribusi yang
terkait.
2. Bagaimana strategi peningkatan pendapatan yang bersumber dari pajak
daerah?
Pada dasarnya, kembali lagi pada hal-hal atau pajak apa saja yang diatur pada
peraturan daerah terkait pajak itu dikeluarkan. Apabila, peraturan yang dibuat daerah
memuat ketentuan pemungutan semua pajak yang ada, hal ini bisa menjadi salah satu
strategi peningkatan pendapatan yang bersumber dari pajak daerah, melihat bahwa
banyak sekali kemudian pajak yang bisa dipungut, baik pada pemerintah daerah
provinsi, seperti pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama
kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, serta pajak pengambilan
dan pemanfaatan air bawah tanah dan permukaan air maupun pemerintah
kabupaten/kota, seperti pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, dll. Dengan demikian,
ketika tidak ada aturan mengenai pajak tersebut, pasti daerah juga tidak bisa
melakukan pemungutan pajak yang dimaksud.

3. Bagaimana strategi peningkatan pendapatan yang bersumber dari retribusi


daerah?
Berbicara terkait strategi peningkatan pendapatan yang bersumber dari retribusi
daerah, yaitu menurut saya, sama halnya dengan strategi dalam peningkatan pajak.
Dimana, bahwa perlu ada aturan yang jelas berupa perda yang memuat terkait
pemungutan semua jenis retribusi, mengingat banyak sekali retribusi yang bisa
dipungut, mulai dari retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan
tertentu. Dengan demikian, retribusi bisa dipungut dengan menggunakan Surat
Ketetapan Rteribusi Daerah (SKRD) atau berupa karcis.

Anda mungkin juga menyukai