Umum dan
Tata Cara
Perpajakan
Bahan Bahasan
Tindak Pidana di
Pemeriksaan Pajak Bidang Perpajakan
Pengantar
Perpajakan
DASAR HUKUM
• Pasal
23A UUD 1945 yang berbunyi “Pajak
dan pungutan lain yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara diatur dengan
undang-Undang”
• Kontribusi, Prestasi, Iuran yang dibayarkan kepada penguasa / Negara (yang berhak
memungut pajak hanyalah Negara)
• Berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya (dapat dipaksakan)
• Tanpa jasa timbal (kontraprestasi) dari Negara yang secara langsung dapat
ditunjukkan
• Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yaitu pengeluaran umum yang
bermanfaat bagi masyarakat luas.
Fungsi Pajak
4. Demokrasi
Sistem gotong royong membiayai negara untuk
meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak
Asas-asas
Pemungutan Pajak
1. Equality (Keseimbangan)
ECCE
Equality, Certainly, Convenience, Eficiency
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)
ECCE
Equality, Certainly, Convenience, Eficiency
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)
3. Convenience ( Kenyamanan)
ECCE
Equality, Certainly, Convenience, Eficiency
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)
4. Eficiency (Efisien)
ECCE
Equality, Certainly, Convenience, Eficiency
Teori-teori
Pemungutan Pajak
Teori Asuransi
Teori Kepentingan
2. Tarif tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama)
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang tetap
Contoh :
Besarnya tarif Bea Materai Rp 10.000
Tarif Pajak
3. Tarif progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar
Tarif Pajak
4. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar
HUKUM PAJAK
• Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain
Contoh: Pajak Penghasilan
• Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
Jenis Pajak berdasarkan
Wewenang Pemungut
• Pajak Pusat
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara
Contoh: PPh, PPN
• Pajak Daerah
pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah
Pajak Daerah terdiri atas :
• Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor
• Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame
Jenis Pajak
berdasarkan Sifat
• Pajak Subjektif
Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak
Contoh: PPh
• Pajak Objektif
• Perlawanan Pasif
• Perlawanan Aktif
• Ordonansi Pajak Kekayaan 1932 Menghitung Pajak Sendiri (MPS) UU No. 8 Tahun 1967
Menghitung Pajak Orang (MPO) PP No.11 Tahun 1967
• Ordonansi Pajak Pendapatan 1944
1. Penafsiran Historis
Penafsiran UU dengan melihat sejarah dibuatnya UU tersebut.
2. Penafsiran Sistematik
Penafsiran ketentuan dengan mengaitkannya dengan ketentuan
(pasal-pasal) lain dalam UU tersebut atau dari UU lainnya.
3. Penafsiran Otentik
Penafsiran ketentuan dalam UU dengan melihat yang telah dijelaskan
dalam UU tersebut.
4. Penafsiran Tata Bahasa
Penafsiran ketentuan dalam UU berdasarkan bunyi kata-kata secara
keseluruhan dalam kalimat-kalimat yang disusun.
Perpajakan di
Indonesia
Sistem Pemungutan Pajak
Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada pihak
aparat pajak.
Official Assessment
1983 Wajib pajak bersifat pasif.
System
Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan
Surat Ketetapan Pajak oleh aparat pajak.
Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada wajib pajak
sendiri.
Self Assessment
1983 Wajib pajak aktif.
System
Pihak aparat perpajakan tidak ikut
campur melainkan hanya mengawasi.
kewenangan untuk menentukan besarnya
pajak terhutang ada pada pihak ketiga
Withholding system yang bukan wajib pajak dan bukan aparat
pajak
DASAR HUKUM UU Nomor 6 Tahun 1983
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
UU Nomor 9 Tahun 1994
Perubahan Pertama
KETENTUAN UMUM
UU Nomor 16 Tahun 2000
DAN
Perubahan Kedua
TATA CARA PERPAJAKAN
UU Nomor 28 Tahun 2007
Perubahan Ketiga
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Perpu Nomor 5 Tahun 2008
Perubahan Keempat
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa UU Nomor 16 Tahun 2009
kali diubah terakhir dengan (stdtd) Penetapan Perpu Nomor 5 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
UU Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja
UTANG PAJAK
Timbulnya:
- SECARA FORMAL : Utang pajak timbul karena Surat
Ketetapan Pajak (OFFICIAL ASSESSMENT)
- SECARA MATERIAL : Utang pajak timbul karena Undang –
Undang (SELF ASSESSMENT)
Hapusnya:
1. PEMBAYARAN : Pelunasan ke kas negara
2. KOMPENSASI : Kelebihan dari pembayaran pajak lainnya
3. PEMBEBASAN : Surat Keterangan Bebas
4. DALUWARSA : Setelah 5 tahun
5. PENGHAPUSAN : Keadaan keuangan WP
Ciri dan corak sistem
pemungutan pajak di
Indonesia setelah UU 6
Tahun 1983
a. bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersamasama melaksanakan kewajiban perpajakan yang
diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional;
b. tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak, sebagai pencerminan kewajiban di bidang
perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri. Pemerintah, dalam hal ini aparat
perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian dan
pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak berdasarkan ketentuan yang
digariskan dalam peraturan perundang undangan perpajakan;
c. anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan kegotongroyongan
nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang
terhutang ( self assesment ), sehingga melalui sistem ini pelaksanaan administrasi perpajakan
diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana dan mudah untuk dipahami
oleh anggota masyarakat Wajib Pajak.
Posyandu, Imunisasi Fasilitas & Infrastruktur Subsidi Pangan & BBM Dana Alokasi Umum
Pertahanan &
Penegakan Hukum Keamanan
Penanggulan Kelestarian
Transportasi masal
Pendidikan Kelestarian LH Bencana Budaya
Self Assesment
System
Subyek Pajak NPWP/
Mendaftar Diri NPPKP
Menghitung
SPT
Memperhitungkan
Kewajiban mendaftarkan
NPWP dan pengukuhan PKP
Sesuai
Kewajiban mendaftarkan
NPWP dan pengukuhan PKP Pembukuan & Pemeriksaan pajak
pencatatan
Pembayaran pajak
Wajib Pajak
Upaya Hukum
Pengembalian kelebihan
pembayaran pajak
Ketentuan khusus Tindak pidana perpajakan
& penyidikan Imbalan bunga
Fase Fase self Fase Fase Fase
timbulnya assessment Pengawa Sengketa Penyeles
hak dan aian
san
kewajiban Sengketa
Ber-NPWP Pengadilan
& PKP Pemeriksaan
Berlakunya Keberatan Pajak
UU
BANDING
Pembukuan
Ketetapan Surat Kep.
Menyampai-
Hak dan Pajak Keberatan
kan SPT
kewajiban
PUTUSAN
Diperiksa ? Setuju? Setuju? BANDING
Tidak Tidak
5 Th Ya Ya
Ya
Tidak
SESI II
NPWP dan
Pengukuhan PKP
MENDAFTARKAN DIRI
adalah KEWAJIBAN
bagi setiap WAJIB PAJAK
Yaitu:
Orang pribadi atau badan yang
telah memenuhi persyaratan
subjektif maupun persyaratan
objektif berdasarkan UU PPh 1984
Sebagai pemikul beban pajak ataupun
sebagai pemotong dan/ pemungut pajak
KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI
Kewajiban mendaftarkan diri tsb berlaku pula thd wanita kawin yg dikenai pajak
secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau
dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan & harta.
Wanita kawin selain tsb di atas dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
atas namanya sendiri agar wanita kawin tsb dapat melaksanakan hak & memenuhi
kewajiban perpajakannya terpisah dari hak & kewajiban perpajakan suaminya.
S Orang yang dituju oleh Undang-
U undang untuk dikenakan pajak
B Orang tersebut merupakan pihak-pihak yang dituju
J oleh UU untuk dikenakan pajak, bisa Orang Pribadi
dan Badan (termasuk BUT)
E
K R. Mansury (1996, 33-34): Pajak Penghasilan Lanjutan
badan
yang didirikan atau bertempat kedudukan di
indonesia
2. pembiayaannya bersumber dr
Kriteria Unit APBN/APBD;
Badan Peme-
rintah yang 3. penerimaannya dimasukkan
Bukan SP dlm anggaran Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah; dan
Ps. 2(3) UU
Saat Mulai dan Berakhir Kewajiban
Pajak Subjektif
Suwadi - Puspa
Saat Mulai dan Berakhir Kewajiban
Pajak Subjektif
Suwadi - Puspa
MELAPORKAN USAHANYA
adalah KEWAJIBAN
bagi setiap PENGUSAHA KENA PAJAK
Yaitu:
Pekerjaan bebas : pekerjaan yg dilakukan oleh orang pribadi yg mempunyai keahlian khusus
sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yg tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.
Orang pribadi yg tidak
menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas, apabila kepadanya
wajib mendaftarkan diri diberikan
jumlah penghasilannya s/d
suatu bulan yg paling lama pada akhir bulan NPWP
disetahunkan telah berikutnya
melebihi PTKP setahun
Persyaratan NPWP
ORANG PRIBADI YANG WAJIB
MENDAFTARKAN DIRI UNTUK
MENDAPATKAN NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK (NPWP) :
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SURAT PERNYATAAN BERMATERAI
YANG MENJALANKAN USAHA ATAU MENGENAI KEGIATAN USAHA
PEKERJAAN BEBAS ATAU PEKERJAAN BEBAS
- AKTA NIKAH
NB:
WANITA KAWIN YG INGIN MELAKSANAKAN - NPWP SUAMI
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SENDIRI DAPAT - SURAT PERNYATAAN BERMATERAI
MEMILIKI NPWP ATAS NAMANYA ATAU SURAT PERJANJIAN PISAH HARTA
Persyaratan NPWP
Badan Non Profit
Badan • dokumen yang menunjukkan
• akta pendirian atau dokumen identitas diri salah satu
pendirian dan perubahannya pengurus Badan: KTP dan
NPWP
• dokumen yang menunjukkan • surat pernyataan bermeterai
identitas diri salah satu dari salah satu pengurus Wajib
pengurus Badan: KTP dan Pajak Badan yang menyatakan
NPWP kegiatan yang dilakukan dan
• surat pernyataan bermeterai tempat atau lokasi kegiatan
dari salah satu pengurus Wajib tersebut
Pajak Badan yang menyatakan
kegiatan usaha yang dilakukan Bendahara
dan tempat atau lokasi kegiatan
usaha tersebut • fotokopi dokumen penunjukan
sebagai Bendahara
• fotokopi KTP orang pribadi yang
ditunjuk sebagai bendahara
CONTOH Udin bersama rekan-rekannya bermaksud
mendirikan sebuah Yayasan di bidang pendidikan.
Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada
tanggal 20 Mei 2008 dengan nama Yayasan Bhakti
Utama. Kegiatan usaha baru benar benar
dilaksanakan secara aktif pada 1 November 2008.
apabila sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku OMSET
BKP dan atau JKP lebih dari Rp 4,8 Milyar
Terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat NPWP dan pengukuhan PKP
secara jabatan dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan paling lama 24
bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB.
(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)
TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
WP TERTENTU
Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai WP KPP WP Besar, Kanwil DJP
1 (satu) atau lebih tempat usaha. Jakarta Khusus, KPP Madya
(penjelasan Pasal 25 ayat 7 huruf c UU PPh)
PKP tertentu
BUMN;
PMA tertentu;
BUT dan orang asing tertentu;
perusahaan masuk bursa tertentu;
perusahaan besar tertentu.
Per Dirjen Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 stdtd PER-15/PJ/2016
kewajiban memiliki npwp bagi
wajib pajak orang pribadi
pengusaha tertentu
Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu selain wajib mendaftarkan diri
pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak juga
wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-
tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
(Pasal 2 ayat (4) PER—20/PJ/2013 stdtd PER-02/PJ/2018).
SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN MENDAFTARKAN
DIRI DAN MELAPORKAN KEGIATAN USAHA
Administrasi Pidana
apabila WP tidak melaksanakan kewajiban Setiap orang yang dengan sengaja : a. tidak
mendaftarkan diri dan atau PKP tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok
melaporkan usahanya Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
b. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa
Dirjen Pajak menerbitkan NPWP dan atau hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak; sehingga dapat
mengukuhkan PKP secara jabatan
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
Terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai
dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
akibat NPWP dan pengukuhan PKP secara jabatan
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan
dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per
paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak
bulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai (Pasal 39 angka 1 UU KUP)
dengan diterbitkannya SKPKB.
(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)
Perubahan Data Wajib
Pajak
Dalam hal:
• Data dan/atau informasi pada administrasi perpajakan
berbeda dengan keadaan sebenarnya; dan
• Perubahan data tidak mengakibatkan pemindahan
tempat WP terdaftar.
Permohonan WP Jabatan
Wajib Pajak wajib mengajukan permohonan pindah Kepala KPP Secara Jabatan
dengan menyampaikan surat pernyataan pindah
beserta persyaratannya.
KPP lama menerbitkan Surat Pindah paling lama pada hari kerja
berikutnya setelah menerima surat pernyataan pindah beserta
persyaratannya secara lengkap dari PKP atau pemberitahuan adanya surat
pernyataan pindah dari KPP baru
KPP baru menerbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan
bila diperlukan sekaligus menerbitkan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan
Surat Keterangan Terdaftar paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
menerima Surat Pindah dari KPP lama
Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai dibagi
Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
bentuk usaha tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai bentuk usaha tetap
Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak
a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh WP dan/atau ahli warisnya apabila WP sudah tidak
memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan;
b. WP badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
c. WP bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
d. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari WP yang sudah tidak
memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
(Pasal 2 ayat (6) UU KUP)
Termasuk wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk WP orang pribadi
atau 12 (dua belas) bulan untuk WP badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
(Pasal 2 ayat (7) UU KUP)
PENCABUTAN PKP
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib
Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
(Pasal 2 angka 8 UU KUP)
adalah KEWAJIBAN
adalah KEWAJIBAN
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut .
(Pasal 1 angka 29 UU KUP)
Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran
atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
(Pasal 28 angka 9 UU KUP)
YANG WAJIB PEMBUKUAN
Pasal 28 angka 1 dan 2 UU KUP
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
2
pekerjaan bebas.
WP Orang Pribadi yang tidak memilih
menyelenggarakan pembukuan
Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas yang menghitung penghasilan neto usaha atau pekerjaan
bebasnya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
stelsel campuran
PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH (Per. Menkeu
No: 196/PMK.03/2007 stdtd PMK No 123/PMK.03/2019)
Apabila jangka waktu tsb telah lewat dan belum ada keputusan
maka permohonan dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah
atas nama Menkeu menerbitkan keputusan pemberian izin.
KETENTUAN MENGENAI PENCATATAN
Pasal 28 UU KUP
1
harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
2
harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
3 Pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan secara teratur tentang
peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto sebagai
dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang
bersifat final
PENYIMPANAN DOKUMEN
Pasal 28 angka 11 UU KUP
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik atau secara program aplikasi on-
line wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat
tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat
kedudukan Wajib Pajak badan.
adalah KEWAJIBAN
bagi setiap WAJIB PAJAK
d Surat pemeriksaan
Pemberitahuan disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan
atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Penjelasan: SPT yang dianggap tidak disampaikan tersebut dianggap sebagai data perpajakan.
cara penyampaian spt SPT
Disampaikan melalui
tanda bukti bukti
jasa ekspedisi atau
pengiriman surat
jasa kurir
Saluran tertentu:
Website DJP, website penyalur
kepada WP diberikan Bukti
spt elektronik, saluran suara
Penerimaan Elektronik
digital, jaringan komunikasi
data khusus, saluran lain
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 stdd PMK No. 9/PMK.09/2018
SPT MASA DAN SPT TAHUNAN YANG
WAJIB DILAPORKAN DALAM BENTUK
DOKUMEN ELEKTRONIK
SPT YANG WAJIB
DISAMPAIKAN MELALUI
SALURAN
TERTENTU
SPT MASA YANG WAJIB DISAMPAIKAN DALAM BENTUK
DOKUMEN ELEKTRONIK
PPN& Semua
PPnBM Jenis
Dengan kriteria…..
WAJIB MENYAMPAIKAN SPT DALAM BENTUK
DOKUMEN
ELEKTRONIK BILA….
20
Pemotongan PPh 21 selain Pegawai
Tetap dengan jumlah dokumen bukti potong
20
LEBIH DARI
SPT Masa PPh
Pasal 23/26 Menerbitkan Bukti Potong
PPh pasal 23 dan/atau Pasal 26
DALAM SATU
MASA PAJAK
LEBIH DARI
SPT MASA
PPN & PPnBM Bagi seluruh
PENGUSAHA KENA PAJAK
bagi
PEMUNGUT PPN
Kecuali Bendahara Pemerintah
WAJIB MENYAMPAIKAN SPT DALAM BENTUK
DOKUMEN ELEKTRONIK
BILA….
Semua Jenis
Bagi Seluruh WP
SPT Masa Di KPP Madya, KPP di Lingkungan
Kanwil Khusus, dan KPP LTO
WP Pernah Lapor
SPT dalam bentuk
Elektronik sebelumnya
WAJIB MENYAMPAIKAN SPT DALAM BENTUK
DOKUMEN ELEKTRONIK
BILA….
WP yang menggunakan
Jasa Konsultan Pajak
Laporan Keuangannya
diaudit oleh Akuntan Publik
SALURAN TERTENTU
Berlaku bagi Wajib Pajak Badan yang diwajibkan
menyampaikan SPT dalam bentuk elektronik untuk:
SALURAN TERTENTU
Berlaku bagi Pengusaha Kena Pajak yang diwajibkan
menyampaikan SPT dalam bentuk elektronik untuk:
SPT Masa
PPN dan PPnBM
BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT
{Pasal 3 ayat 3 UU KUP}
2 Membetulkan SPT;
(Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP)
3 Mengungkapkan ketidakbenaran
pengisian SPT;
(Pasal 8 ayat 3 dan ayat 4 UU KUP)
SPT Memperpanjang Jangka Waktu
Penyampaian SPT
CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada
tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak
terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta,
dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta
dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.
CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Masa PPN Masa Januari 2008 pada
tanggal 20 November 2008, yang semula menyatakan jumlah Pajak
Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp100juta dan
kredit pajak Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah Pajak
Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp130juta dan
kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 November 2008.
Dalam hal WP membetulkan SPT lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan atau
WP tidak mengajukan pembetulan sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak,
SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun
Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal
yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam SPT Tahunan PPh,
Dirjen Pajak akan memperhitungkannya dalam menetapkan kewajiban
perpajakan WP.
Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT
Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri
dimaksud disampaikan.
(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)
WAJIB PAJAK TERTENTU YANG DIKECUALIKAN DARI
KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN
Nihil
Tidak Terdapat Karyawan
Penghasilan Seluruh
Karyawan di Bawah PTKP
Tetap Wajib
Lapor SPT Masa PPh 21/26
Bagi Pemotong PPh Pasal 21/26
Nihil
Bila Nihil yang dikarenakan adanya Surat
Keterangan Domilisi (Certificate of
Domicile)
Bila terdapat PPh Pasal 21/26 final
Khusus SPT Masa PPh 21/26 untuk masa
Desember
Tidak Wajib
SPT Masa PPN Put
Lapor Bagi pemungut (Bendahara Pemerintah/BUMN /K3S)
1107
Bila Tidak Terdapat Transaksi yang Wajib
Dipungut
Penyerahan yang tidak terutang
PPN&/PPnBM
Penyerahan yang dibebaskan
PPN&/PPnBM
Penyerahan yang tidak dipungut
PPN&/PPnBM
Tidak Wajib
SPT Masa PPh 25 Nihil
Lapor Bagi WP Pengusaha Tertentu, SPT Tahunan Nihil/LB, WP
Baru, WP Masuk Bursa, WP Bank, dan SGU
adalah KEWAJIBAN
1 Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk
suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.(Pasal 9 ayat 1 UU KUP)
2 Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan. (Pasal 9 ayat 2 UU KUP)
3 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. (Pasal 9 ayat 3 UU KUP)
Bagi WP usaha kecil dan WP di daerah tertentu, jangka waktu pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diperpanjang paling lama menjadi 2 (dua) bulan yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.(Pasal 9 ayat 3a UU KUP)
Jika hari hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional
Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk kekurangan pembayaran yang
terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh paling lama 12 (dua belas) bulan, yang pelaksanaannya
diatur dengan atau berdasarkan PMK
Permohonan diajukan paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum saat jatuh tempo
pembayaran utang pajak berakhir disertai alasan dan jumlah pembayaran pajak yang dimohon
diangsur atau ditunda, kecuali karena keadaan di luar kekuasaannya
surat keputusan berupa menerima seluruhnya, menerima sebagian, atau menolak, paling lama
7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan
Apabila jangka waktu tersebut telah lewat, Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu
keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap diterima
Terhadap utang pajak yang telah diterbitkan surat keputusan tidak dapat lagi diajukan
permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran
Terhadap Wajib Pajak yang diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga
dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan dari jumlah pajak yang masih harus
dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (2)
UU KUP
Contoh:
Angsuran masa PPh Pasal 25 Tahun 2008 sejumlah Rp10juta per bulan.
Angsuran Masa Pajak Mei Tahun 2008 dibayar tanggal 18 Juni 2008 dan dilaporkan
tanggal 19 Juni 2008. Tanggal 15 Juli 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak.
Sanksi bunga dalam STP dihitung 1 (satu) bulan = 1x 2% x
Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00
Sanksi administrasi untuk keterlambatan pembayaran pajak yang
terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh
Atas pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan, dikenai sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung mulai dari
berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
(Pasal 9 ayat 2b UU KUP)
Contoh:
SPT Tahunan PPh badan Tahun Pajak 2008 PT ABC yang melaporkan PPh terutang
sebesar Rp100juta dengan kredit pajak sebesar Rp80juta disampaikan tanggal 10 Mei
2009. Pajak yang kurang dibayar sebesar Rp20juta dibayar pada tanggal 9 Mei 2009.
Disamping dikenai sanksi administrasi karena terlambat menyampaikan SPT, atas
keterlambatan pembayaran pajak yang kurang dibayar tersebut dikenai sanksi
administrasi berupa bunga 2% dengan masa 1 bulan (1 Mei 2009 – 9 Mei 2009):
1x 2% x Rp20.000.000,00 = Rp400.000,00
Sanksi administrasi karena pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB,
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding atau Putusan PK
tidak/kurang dibayar
Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta
Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan
Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo
pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh
tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya
Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
(Pasal 19 ayat 1 UU KUP)
Contoh Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp10.000.000,00 yang
diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008, dengan batas akhir
pelunasan tanggal 6 November 2008. Jumlah pembayaran
sampai dengan tanggal 6 November 2008 Rp6.000.000,00.
Pada tanggal 1 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan perhitungan sebagai berikut:
Pajak yang masih harus dibayar =Rp10.000.000,00
Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan =Rp 6.000.000,00 (-)
Kurang dibayar =Rp 4.000.000,00
Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp4.000.000,00) =Rp80.000,00
Dalam hal terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut,
Wajib Pajak membayar Rp10.000.000,00 pada tanggal 3 Desember 2008 dan
pada tanggal 5 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi
administrasi berupa bunga dihitung sebagai berikut:
Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga
dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan.
(Pasal 19 ayat 2 UU KUP)
Contoh:
Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp1.120.000,00 yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari
2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2009. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur
pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan (dimulai tgl 28 Februari 2009) dengan jumlah yang tetap sebesar
Rp224.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung sbb:
angsuran ke-1 : 2% x Rp1.120.000,00 = Rp22.400,00.
angsuran ke-2 : 2% x Rp896.000,00 = Rp17.920,00.
angsuran ke-3 : 2% x Rp672.000,00 = Rp13.440,00.
angsuran ke-4 : 2% x Rp448.000,00 = Rp8.960,00.
angsuran ke-5 : 2% x Rp224.000,00 = Rp4.480,00.
Apabila Wajib Pajak di atas diperbolehkan untuk menunda pembayaran pajak sampai dengan tanggal 30 Juni 2009. Sanksi
administrasi berupa bunga atas penundaan pembayaran Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut sebesar 5 x 2% x
Rp1.120.000,00 = Rp112.000,00.
Sanksi pidana tidak menyetorkan pajak yang
telah dipotong atau dipungut
a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang
tidak atau kurang dibayar;
b. apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan
pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;
c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan
PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak
seharusnya dikenai tarif 0 % (nol persen);
d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak
dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yg terutang.
e. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (4a).
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) huruf a
UU KUP
a
apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain
pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua
persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. {Pasal 13 (2) UU KUP}
Contoh: SPT PPh badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 20 Desember 2009.
Berakhirnya Terbit
tahun pajak SKPKB
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah
dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 % (dua persen) per bulan paling lama
24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Saat
terutang PPh
badan tahun SKPKB tetap dapat
jangka waktu 5 diterbitkan apabila WP
pajak 2008
(lima) tahun Dirjen melakukan tindak
dengan
tahun Pajak dapat pidana yang
takwim menerbitkan SKPKB menimbulkan kerugian
negara berdasarkan
putusan hakim
dengan
sanksi adm.
bunga 48%
Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)
Walaupun Wajib Pajak telah memberitahukan data dalam Surat Pemberitahuan atau
mengungkapkannya pada waktu pemeriksaan, tetapi apabila memberitahukannya
atau mengungkapkannya dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat fiskus
tidak mungkin menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang secara benar
sehingga jumlah pajak yang terutang ditetapkan kurang dari yang seharusnya, hal
tersebut termasuk dalam pengertian data yang semula belum terungkap.
Data yang semula
belum terungkap
misalnya
Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya
biaya iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut
terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di media masa dan
Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau hadiah.
ayat 2
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
ayat 3
Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dikenakan
apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan itu
diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis
dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri, dengan
syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan
pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan.
Contoh
Terhadap SPT PPh Pasal 23 Masa Desember 2008 a/n PT FGH telah dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 10 Oktober 2009 dengan
perincian sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp100.000.000,00
Jumlah Kredit Pajak Rp 90.000.000,00
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 10.000.000,00
Sanksi adm. bunga Pasal 13 (2) Rp 2.000.000,00
Jumlah yang masih harus dibayar Rp 12.000.000,00
Pada bulan Mei 2010 ditemukan data baru berupa objek PPh Pasal 23 yang
belum dipotong oleh PT FGH dan seharusnya dilaporkan dalam SPT Masa
Desember 2008 dengan jumlah pokok pajak Rp20juta. Sehingga seharusnya
jumlah pokok pajak pada Masa Des’08 adalah Rp120juta.
DJP Jumlah Pajak Rp120.000.000,00
menerbitkan Jumlah Pajak yang telah ditetapkan Rp100.000.000,00
SKPKBT Tambahan Jumlah Pajak Rp 20.000.000,00
tanggal 25 Besarnya sanksi administrasi (100%) Rp 20.000.000,00
Mei 2010 Tambahan jumlah pajak yang
masih harus dibayar Rp 40.000.000,00
DALUWARSA Pasal 15 UU KUP
ayat 1 PENERBITAN SKPKBT
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan
penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan
pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan.
ayat 4
Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak
atau kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka
waktu 5 (lima) tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
contoh
Saat
terutang PPh
badan tahun SKPKBT tetap dapat
jangka waktu 5 (lima) tahun
pajak 2008 diterbitkan apabila WP
Dirjen Pajak dapat
dengan melakukan tindak
menerbitkan SKPKBT setelah
tahun pidana yang
dilakukan pemeriksaan apabila
takwim menimbulkan kerugian
atas PPh badan tahun pajak
negara berdasarkan
2008 yang sudah diterbitkan
putusan hakim
skp ditemukan data baru
dengan
sanksi adm.
bunga 48%
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR
(SKPLB)
untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang,
untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.
Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yang
terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak
yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut
untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang.
SKPLB tersebut diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT yang disampaikan WP
yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Apabila WP setelah menerima SKPLB dan
menghendaki pengembalian kelebihan pembayaran pajak, wajib mengajukan permohonan
tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).
Contoh
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun
takwim) pada tgl 30 April 2009, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak (Rp 202.500.000,00)
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2009.
POKOK PAJAK Rp --
JUMLAH KREDIT PAJAK Rp --
PAJAK NIHIL Rp --
PENERBITAN SKPN Pasal 17A UU KUP
d pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak
membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;
pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak
e secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984
dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas
pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal
penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran;
f PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur
pajak; atau
g PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN 1984 dan perubahannya.
PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP
DJP menerbitkan
STP
2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00
PENERBITAN STP Catatan Pasal 14 (1) UU KUP
e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak
secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan
perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli
serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan
dilakukan oleh PKP pedagang eceran;
Kredit Pajak untuk PPh adalah pajak yang Pajak yang telah dibayar oleh WP
dibayar sendiri oleh WP (+) pokok pajak yang yang bukan merupakan objek pajak
terutang dalam STP karena PPh dalam tahun yang terutang atau kesalahan
berjalan tidak atau kurang dibayar (+) pajak pemotongan atau pemungutan yang
yang dipotong atau dipungut (+) ditambah mengakibatkan pajak yang dipotong
dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau dipungut lebih besar daripada
atau terutang di luar negeri (-) pengembalian pajak yang seharusnya dipotong atau
pendahuluan kelebihan pajak. dipungut berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Kredit Pajak untuk PPN adalah Pajak perpajakan atau bukan merupakan
Masukan yang dapat dikreditkan setelah objek pajak. (PMK No. 187/PMK.03/2015)
dikurangi dengan pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak atau setelah dikurangi Pembayaran dapat diminta
dengan pajak yang telah dikompensasikan. kembali dengan mengajukan
permohonan.
Permohonan restitusi dilakukan melalui SPT
Pasal 17B, Pasal 17C, dan Pasal 17D UU KUP Pasal 17 ayat 2 UU KUP
Alur Restitusi
17C KUP, 17D KUP,
9 (4c) PPN
15 hari
1 bln
3 bln 1 bln
Penelitian SKPPKP
TPT
SPT LB KP2KP
SKPKPP
1 bln
SPMKP
Pos/Kurir
e-filing
12 bln 1 bln
Pemeriksaan SKPLB
tidak disertai
permohonan
Pengembalian ditindaklanjuti
Pendahuluan dengan
Pemeriksaan
WP Kriteria tidak disertai
Tertentu/ WP permohonan (Pasal 17 ayat (1)
menyampaikan
Persyaratan restitusi UU KUP)
Tertentu/PKP SPT LB Pasal 17B UU KUP
Berisiko Rendah
ditindaklanjuti
disertai
dengan
permohonan
restitusi Pemeriksaan
Pasal 17B UU KUP
(Pasal 17 B UU KUP)
Yang berhak memperoleh
pengembalian pendahuluan
KRITERIA
ditetapkan sebagai Wajib Pajak Kriteria Tertentu
tepat waktu tidak mempunyai laporan keuangan tidak pernah dipidana atas
diaudit oleh KAP/ tindak pidana di bidang
menyampaikan SPT tunggakan pajak perpajakan berdasarkan
lembaga pengawas
untuk semua keuangan pemerintah putusan pengadilan yang
jenis pajak* dengan opini WTP 3 tahun telah mempunyai kekuatan
berturut-turut hukum tetap dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun
terakhir
Wajib Pajak Persyaratan Tertentu
WAJIB PAJAK
Persyaratan Tertentu
meliputi:
WP OP WP OP
WP Badan PKP
usahawan non-usahawan
SPT Tahunan SPT Masa PPN
SPT Tahunan (misal:karyawan)
PPh LB restitusi LB restitusi
PPh LB restitusi SPT Tahunan
maksimal 1 M maksimal 1 M
maksimal 100jt PPh LB restitusi
PKP Berisiko Rendah
meliputi:
perusahaan PKP yang telah PKP yang telah Pabrikan/produsen PKP yang
perusahaan yang saham ditetapkan ditetapkan sebagai yang memiliki memenuhi Wajib
yang sahamnya mayoritasnya sebagai Operator Ekonomi tempat untuk Pajak Persyaratan
diperdagangkan dimiliki secara Mitra Utama Bersertifikat melakukan Tertentu
di bursa efek langsung oleh Kepabeanan (Authorized kegiatan produksi
pemerintah Economic Operator)
pusat/pemda
PKP Berisiko Rendah
KEGIATAN TERTENTU
yang harus dipenuhi untuk Pengembalian Pendahuluan PKP Berisiko Rendah
2
Berwujud
5
penyerahan BKP/JKP
kepada Pemungut PPN
3
ekspor JKP
penyerahan BKP/JKP
yang PPN-nya tidak
dipungut
PERSYARATAN
PKP Berisiko Rendah
Ketentuan ini tidak berlaku terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.
Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan tersebut, tidak
dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan
dengan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau dilanjutkan dengan penyidikan
dan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan SKPLB, kepada WP
diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat diterbitkan SKPLB, dan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
PEMERIKSAAN TERHADAP WP DENGAN KRITERIA TERTENTU DAN WP
YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU
Terhadap SPT Tahunan PPh Tahun 2008 atas nama PT DEF, DJP harus
melakukan pemeriksaan dan paling lambat tanggal 29 April 2010
(12 bulan sejak SPT diterima secara lengkap) harus sudah
menerbitkan skp. Surat ketetapan pajak yang diterbitkan dapat
berupa SKPKB, SKPN, atau SKPLB.
www.pajak.go.id
Gambaran Umum PP Nomor 9 Tahun 2021 2
PENURUNAN AMANAH
TARIF PPh 26
BUNGA OBLIGASI
PASAL 111
UU CIPTA
KERJA
PP NOMOR 94
MENGUBAH UU PPh
TAHUN 2010 PERUBAHAN
PENYESUAIAN
PP-94
PASAL 113
PP NOMOR 74
UU CIPTA
TAHUN 2011 PERUBAHAN
KERJA
PENYESUAIAN
MENGUBAH UU KUP PP-74
Jumlah Amanah
No Nomor PMK Hal PMK-18 Ket
Pasal UU
PMK 226/PMK.03/2013
TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN IMBALAN Pasal 27B ayat
1 stdtd PMK BUNGA
Pasal 83-102 20 Pasal Penggantian
(8)
65/PMK.03/2018
Pasal 9 ayat
2 PMK 242/PMK.03/2014 TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK Pasal 103 8 Pasal Perubahan (3a) dan Pasal
9 ayat (4)
PMK 243/PMK.03/2014 Pasal 3 ayat
3 stdd PMK SURAT PEMBERITAHUAN Pasal 104 2 Pasal Perubahan (6), Pasal 4
9/PMK.03/2018 ayat (5)
PMK 17 PMK.03/2013
Pasal
4 stdd PMK TATA CARA PEMERIKSAAN Pasal 105 19 Pasal Perubahan
17B ayat (1a)
184/PMK.03/2015
PMK 145/PMK.03/2012 Pasal 13 ayat
TATA CARA PENERBITAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAN (6), Pasal 14
5 stdd PMK SURAT TAGIHAN PAJAK
Pasal 106 16 Pasal Perubahan
ayat (6), Pasal
183/PMK.03/2015 15 ayat (5)
www.pajak.go.id
Overview Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja di Bidang KUP 81
9 Tindak Pidana di Bidang Pasal 12 - Tindak Pidana di Bidang Perpajakan: perbuatan yg diancam sanksi pidana oleh UU KUP,
Perpajakan PP-74 UU PBB, UU Bea Materai, UU PPSP, dan UU AIK.
10 Tata Cara Pemenuhan Pasal 63A, 63B - 1) Pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban serta penandatanganan secara
Kewajiban Secara Elektronik PP-74 elektronik
2) Sertifikat elektronik dan penyelenggara sertifikasi elektronik
3) Kerja sama dengan pihak lain untuk menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan hak
dan pemenuhan kewajiban secara elektronik.
4) Penerbitan, penandatanganan, dan pengiriman produk hukum secara elektronik.
www.pajak.go.id
1. PEMBUKUAN DAN PENCATATAN 84
“Ketentuan mengenai tata cara melakukan pencatatan dan kriteria tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan/atau tata cara menyelenggarakan pembukuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.”
www.pajak.go.id
2. PEMBAYARAN 85
Mengatur kurs Menteri Keuangan yang digunakan pada saat kompensasi ke utang pajak
SKPLB SKPKPP SPMKP
USD IDR IDR
1 bulan Wajib
Pajak
kompensasi ke utang konversi dengan kurs
pajak dalam USD: MK pada tgl terbit
SKPKB - USD kurs MK yang SKPLB
digunakan yakni kurs
*Pasal 6 PMK-
tanggal SKPKPP. 244/2015
*Pasal 14 ayat (6a) PMK-
STP- USD 242/2014 stdd PMK 18/2021
SKPIB SKPPIB SPMIB
IDR IDR IDR
Wajib
1 bulan Pajak
konversi dengan kurs
kompensasi ke utang pajak KMK pada tgl terbit
SKPKB - USD dalam USD: kurs MK yang SKPLB/ SK Keberatan/ SK
digunakan yakni kurs Pembetulan/ SK Psl 36
tanggal SKPPIB. ayat (1) huruf b dan c
*Pasal 14 ayat (6b) PMK- *Pasal 92 ayat (9) PMK-
STP- USD
242/2014 stdd PMK-18/2021 18/2021 www.pajak.go.id
Pokok Pengaturan Pengangsuran atau Penundaan Pajak Terutang pada
86
SPT Tahunan
www.pajak.go.id
Pokok Pengaturan Pengangsuran atau Penundaan Utang Pajak PBB dan
87
Non-PBB (Kohir)
www.pajak.go.id
Penyesuaian sanksi pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak
mengacu pada Pasal 19 ayat (2) UU KUP 88
selain:
dikenai sanksi Pasal 19 ayat (2) UU KUP stdtd UU CIKA
STP
berupa tarif bunga berdasarkan KMK tarif bunga, atas saldo
SPPT
utang pajak, dari JT pembayaran s.d. angsuran/pelunasan,
Sejak terbit KEP persetujuan SKP PBB
paling lama 24 bulan.
pengangsuran atau penundaan STP PBB
pembayaran pajak.
untuk:
dikenai sanksi Pasal 11 ayat (3) UU PBB
Pasal 30 PMK-242/2014 stdd SPPT
SKP PBB berupa bunga 2%, dari JT s.d. pembayaran, paling lama 24 bulan.
PMK-18/2021
STP PBB
PERALIHAN:
Permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak yang belum diselesaikan sampai
dengan Peraturan Menteri ini berlaku, diselesaikan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan
Penyetoran Pajak.
DASAR HUKUM Pasal 20 ayat (5) dan (6) PMK-243 stdtd PMK-18
www.pajak.go.id
4. Tata Cara Pemeriksaan 90
KRITERIA PEMERIKSAAN
Terdapat keterangan lain berupa data terdapat data konkret yang
konkret sebagaimana dimaksud menyebabkan pajak yang terutang
dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a UU tidak atau kurang dibayar
KUP stdtd UU CIKA
DASAR HUKUM Pasal 4 ayat (1) huruf b dan ayat (1a), Pasal 11 huruf d angka 3), Pasal 13 huruf g, Pasal
15 ayat (4) dan (6), Pasal 17 ayat (1), Pasal 22 ayat (1) huruf d dan ayat (3), Pasal 41 ayat
(5), Pasal 42 ayat (5), Pasal 43 ayat (4) PMK-17/2013 stdtd PMK-18/2021
Pasal 8 ayat (1), ayat (2), dan ayat (6) PP-74/2011 stdd PP-9/2021; Penghapusan Pasal 8 ayat (7) PP-74/2011 stdd PP-9/2021
Pasal 61 ayat (1) dan ayat (3); dan Pasal 62 ayat (5) dan ayat (7) Penghapusan Pasal 62 ayat (7) PMK-17/2013 stdtd PMK-18/2021
PMK-17/2013 stdtd PMK-18/2021
KETENTUAN PERALIHAN
terhadap pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT yang diajukan sejak tanggal 2 November 2020, pengenaan sanksi
administratifnya dihitung menggunakan tarif bunga sesuai dengan KMK yang mengatur mengenai tarif bunga yang berlaku
untuk periode November 2020.
DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021 dan Pasal 116 PMK- www.pajak.go.id
18/2021
Penangguhan dan Penyelesaian Pemeriksaan 92
• Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia; • WP mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU
• tidak ditemukan adanya bukti permulaan; CIKA*;
• karena Pasal 44A UU KUP stdtd UU CIKA selain daluwarsa peristiwa; • WP mengajukan Pasal 44B UU KUP stdtd UU CIKA*;
atau • Telah daluwarsa peristiwa sebagiaman dimaksud Pasal 44A UU KUP
• Terdapat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum • Terdapat Putusan Pengadilan atas tindak pidana di bidang perpajakan yang telah
tetap yang memutus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum mempunyai kekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa Wajib Pajak terbukti
dan salinan putusan pengadilan tersebut telah diterima oleh Direktur secara sah dan meyakinkan bersalah dan salinan Putusan Pengadilan tersebut
Jenderal Pajak. telah diterima oleh Direktur Jenderal Pajak.
Pemeriksaan ditangguhkan jika ditindaklanjuti dgn Pemeriksaan Bukti Permulaan Tertutup dan dilanjutkan dengan Penyidikan
2. Menyesuaikan dengan Perubahan Pasal 13 ayat (1) UU KUP stdtd UU CIKA Menyesuaikan perubahan ketentuan
Pasal 14 ayat (5b) dan Pasal 14 ayat (5c)
SKPKB diterbitkan dalam hal terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar berdasarkan Hasil Pemeriksaan atas UU KUP stdtd UU CIKA.
Pengusaha Kena Pajak tidak melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP dan/atau JKP dan
telah diberikan pengembalian Pajak Masukan atau telah mengkreditkan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud
• Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
dalam Pasal 9 ayat (6e) UU PPN stdtd UU CIKA.
Aturan sebelumnya:
Tagihan Pajak (STP) dalam jangka waktu 5 tahun.
Diterbitkan STP • Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu
penerbitan sebagaimana dimaksud di atas:
3. Menyesuaikan perubahan ketentuan Pasal 17B ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA a. STP bunga penagihan
b. STP denda penagihan Pasal 25 ayat (9) (50%)
SKPLB dapat diterbitkan dari hasil pemeriksaan yang dilanjutkan karena: c. STP denda penagihan Pasal 27 ayat (5d) (100%)
• Pengungkapan ketidakbenaran perbuatan WP Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA.
• Penghentian penyidikan Pasal 44B UU KUP stdtd UU CIKA.
Sepanjang masih terdapat kelebihan pembayaran pajak
Menyesuaikan dengan UU Administrasi
4. Menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 14 ayat (1) UU KUP stdtd UU CIKA Pemerintahan dalam UU CIKA
Penerbitan STP untuk menagih kembali imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada WP, Mengatur penerbitan, penandatanganan, dan
untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan administrasi atas penagihan atas imbalan bunga
penyampaian SKP dan/atau STP secara elektronik.
yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib Pajak yang selama ini pengaturannya belum jelas.
Dasar Hukum: Pasal 14 PP-74/2011 stdd PP-9/2021, Pasal 2, 4A, 7, 12, 14A PMK-145/2012 stdtd PMK-18/2021
www.pajak.go.id
Pengenaan Sanksi Administratif sejak Berlakunya UU Cipta Kerja 94
KETENTUAN PERALIHAN
a. terhadap skp atau STP yang diterbitkan sejak tanggal 2 November 2020 yang memuat sanksi administratif
berupa bunga, yang penghitungan sanksi administratifnya dimulai sebelum tanggal 2 November 2020,
pengenaan sanksi administratifnya dihitung menggunakan tarif bunga sesuai dengan KMK yang mengatur
mengenai tarif bunga yang berlaku untuk periode November 2020.
b. terhadap sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA yang
dikenakan melalui STP yang diterbitkan sejak tanggal 2 November 2020, pengenaan sanksi administratifnya
sebesar 1%.
c. terhadap pembayaran kembali Pajak Masukan yang telah dikembalikan atau telah dikreditkan oleh PKP yang
tidak melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP dan/atau JKP yang seharusnya dibayar
kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6e) UU PPN stdtd UU CIKA, yang telah melewati batas
waktu pembayaran kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6f) UU PPN stdtd UU CIKA, dan
belum dilakukan pembayaran kembali sampai dengan tanggal 2 November 2020, atas Pajak Masukannya
diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf f UU KUP stdtd UU CIKA.
DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021, Pasal 113 dan Pasal 116 PMK-
18/2021
www.pajak.go.id
6. PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN 95
Pemeriksaan Bukper yang telah mendapat persetujuan perpanjangan jangka waktu sebelum PMK ini berlaku, diselesaikan sesuai
jangka waktu yang ditentukan dalam persetujuan perpanjangan dimaksud berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam PMK
239/PMK.03/2014. www.pajak.go.id
Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan 96
04 06
Menegaskan bahwa Menambahkan ketentuan
Menegaskan bahwa
pemeriksaan Bukti bahwa surat pemberitahuan
pemeriksaan Bukti
Permulaan Tetap Dapat Pemeriksaan Bukti
Permulaan tetap dapat
dilakukan meskipun telah Permulaan dapat
dilakukan meskipun telah
melewati daluwarsa disampaikan secara
diterbitkan SKP sepanjang
penetapan elektronik
dilakukan terhadap data
baru
Dalam hal terdapat indikasi pidana, Untuk memberikan kemudahan
pemeriksaan bukper dapat Untuk memberikan kepastian bagi Wajib Pajak dan menyesuaikan
dilakukan meskipun telah melewati hukum bagi Wajib Pajak dengan UU Administrasi
daluwarsa penetapan Pemerintahan. Sebelumnya hal ini
belum diatur.
05
Dasar Hukum : Pasal 2 ayat (5) PMK-239 stdd Dasar Hukum : Pasal 2 ayat (6) PMK-239 stdd Dasar Hukum : Pasal 15 ayat (4) PMK-239 stdd
PMK-18/2021 PMK-18/2021 PMK-18/2021
www.pajak.go.id
Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan 97
01 03
Menegaskan ketentuan
Menegaskan batasan ruang peralihan atas pengenaan
lingkup tindak pidana di Sanksi Administrasi berupa
Penyesuaian atas perubahan denda pada pengungkapan
bidang perpajakan yang besaran Sanksi Administrasi ketidakbenaran perbuatan
dapat dilakukan terkait Pengungkapan
pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan
ketidakbenaran perbuatan Terhadap Pengungkapan
Ketidakbenaran Perbuatan
02
Dasar Hukum : Pasal 7 ayat (1) PP-74/2011 stdd Dasar Hukum : Pasal 7 ayat (2) PP-74/2011 stdd
Dasar Hukum : Pasal 9 angka 2 PP-9,/2021 dan
PP-9/2021, Pasal 23 ayat (1) PMK-239 stdd PMK- PP-9/2021, Pasal 23 ayat (5) PMK-239 stdd PMK-
Pasal 116 angka 2 PMK-18/2021
18/2021 18/2021
www.pajak.go.id
Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan 98
04 06
Menghapus ketentuan Menegaskan ketentuan Mengubah ketentuan
format Surat terkait pembayaran jumlah terkait pembayaran atas
Pemberitahuan dalam pajak yang sebenarnya pengungkapan
Pengungkapan terutang dan sanksi ketidakbenaran perbuatan
Ketidakbenaran Perbuatan administrasinya terkait yang tidak memenuhi
pemulihan kerugian pada ketentuan
pendapatan negara
Untuk memberikan Pembayaran jumlah pajak yang Pembayaran atas pengungkapan
kemudahan bagi Wajib Pajak sebenarnya terutang dan sanksi ketidakbenaran yang tidak memenuhi
dalam melakukan administrasi berupa denda dalam ketentuan tetap dapat
pengungkapan ketidakbenaran
pengungkapan diperhitungkan sebagai pengurang
perbuatan merupakan pemulihan kerugian pada pendapatan negara
ketidakbenaran perbuatan kerugian pada pendapatan negara pada tahap Penyidikan.
05
Dasar Hukum : Pasal 7 ayat (2) PP-74/2011 stdd Dasar Hukum : Pasal 7 ayat (2a) PP-74/2011 stdd
PP-9/2021 , Pasal 23 ayat (5) PMK-239 stdd PP-9/2021, Pasal 23 ayat (5a) PMK-239 stdd Dasar Hukum : Pasal 25 ayat (1) PMK-239 stdd
PMK-18/2021 PMK-18/2021 PMK-18/2021
www.pajak.go.id
Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan 99
07 Ketentuan
Menegaskan bahwa atas Peralihan
pembayaran atas
pengungkapan Terhadap pengungkapan ketidakbenaran perbuatan
ketidakbenaran perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) UU KUP
yang tidak memenuhi
ketentuan tidak dapat
stdtd UU CIKA yang diajukan oleh Wajib Pajak sejak
dipindahbukukan atau tanggal 2 November 2020, pengenaan sanksi
diminta kembali administrasinya sesuai dengan UU KUP stdtd UU CIKA
Untuk memberikan kepastian
(100%).
hukum bagi Wajib Pajak.
Sebelumnya, ketentuan terkait hal
ini hanya mengatur bahwa atas DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021 dan Pasal 116 PMK-18/2021
pembayaran tersebut tidak dapat
diminta kembali.
www.pajak.go.id
7. Tata Cara Permintaan Penghentian Penyidikan Tindak Pidana di Bidang
100
Perpajakan untuk Kepentingan Penerimaan Negara
Dokumen terkait penghentian Penyidikan:
PENGHENTIAN PENYIDIKAN 1. Dapat dibuat dan ditandatangani secara tertulis atau
melunasi pajak yang tidak secara elektronik sesuai dengan pedoman tata naskah
atau kurang dibayar atau yang dinas yang berlaku.
tidak seharusnya dikembalikan 2. Dokumen tersebut semuanya mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
Dasar Hukum: Pasal 62 PP-74/2011 stdd PP-9/2021, Pasal 3, dan Pasal 10A
PMK-55/2016 stdd PMK-18/2021
KETENTUAN PERALIHAN
Terhadap permintaan penghentian penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B UU KUP stdtd UU CIKA, yang diajukan oleh
Wajib Pajak sejak tanggal 2 November 2020, pengenaan sanksi administrasinya sesuai dengan UU KUP stdd UU CIKA (3 kali).
DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021 dan Pasal 116 PMK-18/2021.
www.pajak.go.id
101
8. Tata Cara Pemberian Imbalan Bunga
1 Keterlambatan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak - Pasal 11 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA
2 Keterlambatan penerbitan SKPLB - Pasal 17B ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA
3 Keterlambatan penerbitan SKPLB - Pasal 17B ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA
PBPPh, PPN & PPnBm: PBB sektor perkebunan, perhutanan, pertambangan, lainnya:
Keterlambatan penerbitan SKPKPP/SKPPIB Keterlambatan penerbitan SKPKPP PBB
Batas waktu penerbitan SKPKPP/SKPIB, Batas waktu penerbitan SKPKPP PBB,
maksimal 1 bulan sejak: maksimal 1 bulan sejak:
1. diterima permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak atas 1. Diterbitkan SKKP PBB
SKPLB Pasal 17 (1) UU KUP stdtd UU CIKA 2. Diterbitkan Keputusan Keberatan
2. diterbitkan SKPLB Pasal 17(2) atau Pasal 17B UU KUP stdtd UU CIKA 3. Putusan Banding/PK diterima kantor DJP yang melaksanakan
3. diterbitkan SKPPKP Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP stdtd UU CIKA, putusan
atau Pasal 9 ayat (4c) UU PPN stdtd UU CIKA 4. Diterbitkan SK Pembetulan
4. diterbitkan SK Keberatan, SK Pembetulan, SK 5. Diterbitkan SK Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi PBB
Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi, SK 6. Ditertbitkan SK Pengurangan/Pembatalan SPPT
Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak atau SKPIB 7. Diterbitkan SK Pengurangan/Pembatalan SKP PBB
5. diterima Putusan Banding atau Putusan PK oleh kantor DJP yang 8. Diterbitkan SK Pengurangan/Pembatalan STP PBB
melaksanakan putusan
2. Imbalan Bunga Pasal 17B (3) UU KUP stdtd UU CIKA-keterlambatan penerbitan SKPLB
3. Imbalan Bunga Pasal 17B (4) UU KUP stdtd UU CIKA-keterlambatan penerbitan SKPLB
Imbalan Bunga Pasal 17B ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA: Imbalan Bunga Pasal 17B ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA:
Ketentuan terkait jangka waktu 12 bulan tidak berlaku terhadap WP yang sedang
1. SKP atas pemeriksaan Pasal 17B diterbitkan paling lama 12 bulan sejak
dilakukan pemeriksaan bukti permulaan (Pasal 17B ayat (1a) UU KUP stdtd UU CIKA)
surat permohonan diterima secara lengkap (Pasal 17B ayat (1) UU KUP Imbalan bunga diberikan apabila pemeriksaan bukti permulaan sebagaimana
stdtd UU CIKA) dimaksud pada Pasal 17B ayat (1a) UU KUP stdtd UU CIKA:
2. Apabila jangka waktu 12 bulan terlampaui, Dirjen Pajak dianggap • tidak dilanjutkan dengan penyidikan
mengabulkan permohonan LB WP dan SKPLB harus diterbitkan paling • dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutan tindak
lama 1 bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir (Pasal 17B ayat (2) pidana di bidang perpajakan
UU KUP stdtd UU CIKA) • dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan, tetapi diputus bebas atau lepas
Imbalan bunga diberikan apabila SKPLB terlambat diterbitkan sebagaimana dari segala tuntutan,
dimaksud pada Pasal 17B ayat (2) (Pasal 17B ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA) dan kepada WP diterbitkan SKPLB (Pasal 17B ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA)
Imbalan bunga Pasal 17B ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA tidak diberikan dalam hal
WP memilih jalur: pengungkapan ketidakbenaran perbuatan Pasal 8(3) atau
DPP: jumlah kelebihan pembayaran pajak penghentian penyidikan Pasal 44B UU KUP stdtd UU CIKA (Pasal 17B ayat (5) UU KUP
stdtd UU CIKA)
Tarif: tarif bunga sesuai KMK, yang berlaku pada tanggal dimulai penghitungan IB
Jumlah Bulan:
Sejak: DASAR HUKUM: Pasal 83, 86, 87 PMK-18/2021
• Untuk IB Pasal 17B ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA:
berakhirnya jangka waktu 1 bulan dalam Pasal 17B ayat (2) UU KUP stdtd UU CIKA)
• Untuk IB Pasal 17B ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA:
berakhirnya jangka waktu 12 bulan dalam Pasal 17B ayat (1) UU KUP stdtd UU CIKA)
s.d. tanggal penerbitan SKPLB
Maksimal 24 bulan, bagian bulan dihitung penuh 1 bulan
www.pajak.go.id
Tata Cara Pemberian Imbalan Bunga 104
Imbalan Bunga Pasal 27B (1) UU KUP stdtd UU CIKA-kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan,
4.
banding, atau PK, dikabulkan sebagian atau seluruhnya
SPT: LB dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
SKP: SKPKB, SKPKBT, SKPLB, atau SKPN
DPP:
• Jumlah kelebihan pembayaran pajak
• Maksimal sebesar jumlah LB yang disetujui WP dalam PAHP (jumlah LB menurut WP pada saat PAHP)
• Tidak termasuk kelebihan pembayaran atas SKPKB/SKPKBT (baik disetujui/tidak disetujui oleh WP pada saat
PAHP)
Tarif: tarif bunga sesuai KMK, yang berlaku pada tanggal dimulai penghitungan IB
Jumlah Bulan:
Sejak:
Tanggal penerbitan SKPKB, SKPKBT, SKPLB, atau SKPN
s.d. tanggal penerbitan SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan PK
(tanggal penerbitan Putusan Banding = tanggal Put Banding diucap oleh hakim Pengadilan Pajak dalam sidang
terbuka untuk umum;
tanggal penerbitan Putusan PK = tanggal Putusan PK diucapkan oleh hakim agung)
Maksimal 24 bulan, bagian bulan dihitung penuh 1 bulan
DASAR HUKUM: Pasal 45A PP-74/2011 stdd PP-9/2021 dan Pasal 88 PMK-18/2021
www.pajak.go.id
Tata Cara Pemberian Imbalan Bunga 105
Imbalan Bunga Pasal 27B (3) UU KUP stdtd UU CIKA-kelebihan pembayaran pajak karena SK
5.
Pembetulan, SK Pengurangan/Pembatalan SKP atau SK Pengurangan/Pembatalan STP, yang
mengabulkan sebagian/seluruhnya permohonan WP
IB hanya diberikan terhadap SK Pembetulan, SK Pembatalan/Pengurangan SKP, SK Pembatalan/Pengurangan STP, yang
diterbitkan berdasarkan permohonan WP, selain:
SK Pembetulan terkait MAP
SK Pembatalan SKP sesuai Pasal 36 ayat (1) huruf d UU KUP stdtd UU CIKA
DPP:
Jumlah kelebihan pembayaran pajak
Tarif: tarif bunga sesuai KMK, yang berlaku pada tanggal dimulai penghitungan IB
Jumlah Bulan:
Sejak:
• Tanggal bayar SKPKB atau SKPKBT
• Tanggal terbit SKPLB atau SKPN
s.d tanggal terbit SK Pembetulan, SK pengurangan/pembatalan SKP
Atau
Sejak tanggal bayar STP
s.d. tanggal SK Pembetulan, SK pengurangan/pembatalan STP
Permohonan
IB PPh, PPN, PPnBM: disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar/PKP dikukuhkan
IB PBB: disampaikan ke KPP tempat objek pajak PBB diadministrasikan
Secara elektronik atau tertulis (disampaikan secara langsung, pos dengan BPS, atau perusahaan jasa ekspedisi/kurir dengan BPS)
Utang Pajak yang diadministrasikan di KPP tempat WP terdaftar dan/atau PKP dikukuhkan (termasuk
WP Cabang) dan tempat objek pajak PBB diadministrasikan
:
Utang Pajak PPh, PPN, PPnBM: Utang Pajak PBB, yang tercantum dalam:
:
Untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya Utang Pajak yang tercantum 1. Surat Tagihan Pajak PBB;
dalam: 2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang;
1. STP; 3. Surat Ketetapan Pajak PBB;
2. SKPKB atau SKPKBT; 4. Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah
3. SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan pajak yang masih harus dibayar bertambah;
jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah; dan/atau 5. Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah;
4. SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan dan/atau
terjadinya pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak dikembalikan; 6. Surat Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
Untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya adalah Utang Pajak yang Kembali, yang menyebabkan terjadinya pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak
tercantum dalam: dikembalikan.
1. Surat Tagihan Pajak;
2. SKPB atau SKPKBT atas jumlah yang telah disetujui oleh Wajib Pajak dalam PAHP;
3. SKPKB atau SKPKBT atas jumlah yang tidak disetujui oleh Wajib Pajak dalam PAHP, yang:
a) tidak diajukan keberatan;
KOMPENSASI UTANG
b) diajukan keberatan tetapi SK Keberatan mengabulkan sebagian, menolak, atau menambah jumlah pajak
terutang dan atas SK Keberatan tersebut tidak diajukan banding; atau
PAJAK
c) diajukan keberatan dan atas SK Keberatan tersebut diajukan banding tetapi Putusan Banding
mengabulkan sebagian, menambah jumlah pajak terutang, atau menolak;
4. SK Keberatan yang tidak diajukan banding;
5. SK Pembetulan yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah;
6. Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus DASAR HUKUM: Pasal 93 PMK-18/2021
dibayar bertambah; dan/atau
7. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
Kembali, yang menyebabkan terjadinya pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak dikembalikan;
KETENTUAN LAIN
Kewajiban penyampaian spesimen penandatangan SKPPIB dan SPMIB ke KPPN. (Pasal 100 PMK-18/2021)
Imbalan bunga merupakan bagian dari pengurang penerimaan pajak. (Pasal 101 PMK-18/2021)
STP Pasal 14 ayat (1) huruf h UU KUP stdtd UU CIKA diterbitkan untuk menagih kembali IB yang seharusnya tidak
diberikan dan belum dibayar kembali oleh WP s.d. tanggal 2 November, dalam hal: (Pasal 102 PMK-18/2021)
a. diterbitkan keputusan;
b. diterima keputusan;
c. atau ditemukan data/informasi
Penyesuaian format Lampiran:
SKPIB (Lampiran XX)
Pemberitahuan SKPIB tidak diterbitkan (Lampiran XXI)
Nothit penghitungan imbalan bunga (Lampiran XXII)
Nothit perhitungan imbalan bunga (Lampiran XXIII)
SKPPIB (Lampiran XV)
KETENTUAN PERALIHAN
1. Cut off penerapan UU Cipta Kerja: Produk Hukum yang menjadi dasar pemberian imbalan bunga, berupa ketetapan, keputusan,
atau putusan. (Pasal 111 PMK-18/2021)
a. Apabila diterbitkan/diucapkan sejak tanggal 2 November 2020, permohonan IB diselesaikan sesuai PMK-18/2021
b. Apabila diterbitkan/diucapkan sebelum tanggal 2 November 2020, diselesaikan sesuai PMK-226/2013 stdtd PMK-65/2018
2. KMK-540/2020 (tarif bunga November 2020), berlaku untuk pemberian IB sesuai PMK-18/2021 yang tanggal mulai penghitungan
IBnya sebelum 2 November 2020 (Pasal 9 angka 4 PP-9/2021).
3. Pemberian imbalan bunga diselesaikan paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan pemberian imbalan bunga (yang diajukan
sejak berlakunya PMK), diterima secara lengkap oleh KPP. (Pasal 111 PMK-18/2021)
www.pajak.go.id
9. Tindak Pidana di Bidang Perpajakan 109
Penghapusan Pasal 13A UU KUP stdtd UU CIKA Sulit untuk menentukan bagaimana WP disebut alpa
karena tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT
tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, dan kapan
Penghapusan Pasal 29 PP-74/2011 stdd PP-9/2021 kealpaan tersebut dilakukan pertama kali.
www.pajak.go.id
10. Pelaksanaan Ketentuan Perpajakan Secara Elektronik 110
www.pajak.go.id
Selamat
berkarya