Anda di halaman 1dari 16

Hukum Pajak

Pokok Bahasan : Filosofi Pemungutan Pajak


Sasaran Pembelajaran : Dapat menjelaskan filosofi pemungutan
pajak

Sub Pokok Bahasan :


• Pengertian dan fungsi pajak
• Pengertian hukum pajak
• Pengelompokan pajak
• Perlawanan terhadap pajak
• Azas-azas pemungutan pajak
• Cara-cara pemungutan pajak
• Tarif
• Hapusnya Utang pajak
Pengertian Pajak

Kontribusi wajib kepada negara yang terutang


oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Tinjauan Pajak Berbagai Aspek
Aspek Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang
digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju
kesejahteraan.

Aspek Hukum
Pajak merupakan masalah keuangan negara, karena itu dasar yang
digunakan adalah UUD 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.

Aspek Keuangan
Pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara.

Aspek Sosiologi
Pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau
dampak terhadap masyarakat atau pugutan dan hasil apakah yang dapat
disampaikan kepada masyarakat.
Perbedaan Pajak Dan Jenis Pungutan Lainnya

Retribusi
Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung dengan
kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditunjukkan
semata-mata untuk mendapatakan suatu prestasi dari pemerintah,
misalnya karcis masuk terminal, kartu langganan dll.

Sumbangan
Pada sumbangan, seseorang mendapatkan prestasi justru tidak dapat
ditunjuk, tetapi golongan tertentu yang dapat menikmati
kontraprestasi, contoh sumbangan bencana alam.

Iuran
Yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau
fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata
kepada kelompok atau golongan pembayar
Fungsi Pajak
Fungsi Penerimaan (Budgeteir)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang
diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran –
pengeluaran pemerintah. Contoh, dalam APBN,
pajak sebagai sumber penerimaan dalam
negeri.

Fungsi Mengatur (Reguler)


Pajak berfungsi sebagai alat mengatur atau
melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan
ekonomi. Contoh, minuman keras dan barang
mewah dikenakan pajak yang lebih tinggi.
Hukum pajak
adalah keseluruhan peraturan-peraturan yang
meliputi kewenangan pemerintah untuk
mengambil kekayaan seseorang dan
menyerahkan kembali kepada masyarakat
melalui kas negara.

Hukum terbagi dalam dua kelompok besar yaitu:


• Hukum Publik: Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi,
Hukum Pajak (Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak Formil),
Hukum Pidana

• Hukum Perdata
Hukum Pajak

MATERIIL FORMIL
Mengatur materinya: Mengatur acaranya:
• Subjek •Cara mendata
• Objek •Cara menetapkan
• Tarif •Cara membayar
Contoh: •Cara melapor, dll
•UU PPh
Contoh:
•UU PPN
•UU KUP
•UU Bea Meterai
•UU Penagihan pajak

Megatur Kewajiban dan Hak


WAJIB PAJAK 7
Teori yang mendukung pemungutan pajak antara lain:

•Teori asuransi, menyamakan pembayaran premi dengan pembayaran pajak;

• Teori kepentingan, pembebanan ini harus didasarkan pada kepentingan


setiap orang pada tugas pemerintah termasuk perlindungan jiwa dan
hartanya;

• Teori gaya pikul, dasar keadilan pemungutan pajak terletak dalam jasa-
jasa yang diberikan oleh negara kepada masyarakat berupa
perlindungan jiwa dan harta bendanya;

• Teori bakti disebut juga teori kewajiban pajak mutlak, yaitu negara
mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak;

• Teori asas daya beli, penyelenggaraan kepentingan masyarakat yang


dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak yang bukan
kepentingan individu atau negara.
Pajak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok:

Menurut golongan
Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak
lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan.
Contoh, Pajak Penghasilan.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan ke pihak
lain. Contoh, Pajak Pertambahan Nilai.

Menurut sifat
Pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya
yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan
dari Wajib Pajak. Contoh, Pajak Penghasilan.
Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri WP. Contoh, PPN & PPnBM

Menurut pemungut dan pengelolanya


Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara. Yaitu, PPh, PBB, PPN dan PPn BM, BPHTB
dan Bea Materai.
Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh, Pajak Hotel, Pajak Reklame
dan Pajak hiburan.
Cara pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 (tiga) stelsel, yaitu:

1.Stelsel nyata (riil stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada objek


(penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat
dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang
sesungguhnya telah dapat diketahui;

2.Stelsel anggapan (fictive stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan
yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh, penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak
telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak
berjalan;

3. Stelsel campuran, Merupapakan kombinasi antara Stesel nyata dan Stelsel


anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu
anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan
keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataannya
lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus
menambah kekurangannya. Demikian pula sebaliknya, apabila lebih kecil
maka kelebihannya dapat diminta kembali.
Asas pemungutan pajak dapat dibagi menjadi:
Asas Domisili (Asas tempat tinggal) yaitu pengenaan pajak atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di
wilayahnya;

Asas Sumber, yaitu pengenaan pajak atas penghasilan yang


bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat
tinggal Wajib Pajak;

Asas Kebangsaan, yaitu pengenaan pajak dihubungkan dengan


kebangsaan suatu negara.
Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi:
Official Assesment System, Sistem ini merupakan sistim
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
Pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang;

Self Assesment System, Sistem ini merupakan pemungutan


pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung
jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar;

Withholding System, Sistem ini merupakan sistem pemungutan


pajak memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
Timbulnya Utang Pajak

• Ajaran Materiil
sesuai dengan penerapan self assesment

• Ajaran formil
sesuai dengan penerapan official assesment
Berakhirnya Utang Pajak

• Pembayaran/Pelunasan;

• Kompensasi;

• Daluwarsa;

• Pembebasan/ Penghapusan
Perlawanan terhadap pajak dapat
dibedakan menjadi:

Perlawanan Pasif
Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan
pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.

Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua usaha dan
perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah
(fiskus) dengan tujuan untuk menghindari pajak.
Tarif pajak dikenal 4 macam yaitu:

• Tarif pajak proporsional / sebanding


(mis. PPN tarif 10%, PPh Psl 26 20%)

• Tarif Pajak Progresif


* Tarif Progresif Proporsional (mis tarif PPh yang berlaku 1983
s/d 1994)
* Tarif Progresif Progresif (mis tarif PPh yang berlaku 1995 s/d
2000)
* Tarif Progresif Degresif

• Tarif Pajak Degresif

• Tarif Pajak Tetap (misalnya Bea Materai)

Anda mungkin juga menyukai