Anda di halaman 1dari 19

DASAR-DASAR

PERPAJAKAN
Nia Kurnia Lestari, M.E
PENGERTIAN

Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang –


undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.


PENGERTIAN
Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung
dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran pengeluaran umum berhubungan dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Prof. Dr. P. J. A. Adriani.


POKOK-POKOK PENGERTIAN PAJAK

Dipungut berdasarkan undang-undang

Dapat dipaksakan

Tidak dapat ditunjukkan adanya Diperuntukkan bagi pengeluaran-


kontraprestasi secara langsung oleh pengeluaran pemerintah (jika surplus
pemerintah digunakan untuk public saving)

Dipungut berdasarkan undangDipungut


oleh negara (Pusat/ daerah)
Fungsi
Budgetair
PPN sebagai penerimaan di APBM

Reguler
Tarif PPnBM Progresif untuk mengendalikan konsumsi barang
mewah

Redistribusi
PPh masyarakat dipergunakan untuk penyediaan raskin

Demokrasi
Pajak membiayai pelayanan pemerintah bagi setiap warga negara
Kedudukan Hukum Pajak
Secara garis besar hukum yang berlaku di negara Indonesia adalah
sebagai berikut :

a. Hukum Publik: Hukum yang mengatur hubungan antara negara


dengan warga negaranya
b. Hukum Privat: Hukum yang mengatur hubungan antar pribadi
di suatu daerah atau negara.

Dengan demikian hukum pajak bagian dari hukum publik karena


mengatur hubungan antara negara dan warga negaranya. Apabila ada
yang melanggar akan dikenakan sanski berupa denda dan hukuman
kurungan
PAJAK RETRIBUSI SUMBANGAN

• Manfaat tidak langsung bagi • Manfaat langsung bagi pembayar. • Manfaat langsung bagi penerim
pembayar. • Penerima diketahui. • Penerima diketahui.
• Penerima manfaat tak Diperuntukkan bagi kepentingan Diperuntukkan bagi kepentinga
diketahui. umum dan dipaksakan oleh penerima dan bersifat sukarela.
• Diperuntukkan bagi hukum.
kepentingan umum dan
dipaksakan oleh hukum.
Asas Pemungutan Pajak

• Equality: Pajak bersifat adil berdasar parameter


kemampuan bayar (horizontal dan vertikal), serta
perolehan manfaat.
• Certainty: Penetapan pajak tidak sewenang – wenang
disertai kepastian waktu.
• Convenience: Pajak dikenakan saat tidak menyulitkan WP.
• Certainty: Biaya pemungutan minimal.
Teori Dasar Pemungutan Pajak

• Teori Asuransi: Pembayaran pajak disamakan dengan


pembayaran premi. Masyarakat seakan
mempertanggungjawabkan keselamatan dan keamanan jiwanya
kepada negara.

• Teori Kepentingan: Negara melindungi kepentingan harta dan


jiwa warga negara dengan memperhatikan beban yang harus
dipungut dari masyarakat.
Teori Dasar Pemungutan Pajak

• Teori Gaya Pikul : Tiap orang dikenakan pajak dengan bobot sesuai
gaya pikul, dengan ukuran besarnya penghasilan dan pengeluaran
seseorang.

• Teori Bakti: Disebut juga teori kewajiban pajak mutlak. Pajak


sebagai bukti tanda bakti masyarakat ke negara.

• Teori Gaya Beli: Pajak dipergunakan untuk memelihara masyarakat.


Di samping itu, pajak ditekankan untuk melaksanakan fungsi
mengatur.
Pajak berdasarkan pembebanan

• Pajak Langsung • Pajak Tidak Langsung

Pembebanannya tidak dapat Pembebanannya dapat dilimpahkan kepada


dilimpahkan kepada pihak lain. pihak lain, di antaranya melalui mekanisme
Contoh: Pajak Penghasilan. pengkreditan pajak. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai.
Pajak berdasarkan Sifat

• Pajak Subjektif • Pajak Objektif

Pengenaan pajak melekat pada subjek, Pengenaan pajak melekat pada objek, baru
baru kemudian dicari obyek yang kemudian dicari subjek yang menyertainya.
menyertainya. Contoh: Pajak Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penghasilan Penjualan Barang Mewah.
Pajak berdasarkan Pemungut

• Pajak Pusat • Pajak Daerah

Pemungutan dan pengelolaan pajak Pemungutan dan pengelolaan pajak dilaksanakan oleh
dilaksanakan oleh pemerintah pusat. pemerintah daerah, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten.
Contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
BPHTB dan Bea Materai. Kendaraan Bermotor (Provinsi); serta Pajak Reklame, Pajak
Hiburan, Pajak Rumah Makan/ Restoran dan Hotel, Pajak Radio
(Kabupaten).
Sistem pemungutan Pajak

• Sistem Official Assessment Besaran pajak terutang


ditetapkan oleh pemerintah (fiskus). Contoh penerapan:
Pengenaan PPh Pasal (4) Ayat (2) atas pengalihan tanah
dan/ atau bangunan dari WP kepada pemerintah.

• Sistem Self Assessment: Besaran pajak terutang


ditetapkan, dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh wajib
pajak sendiri. Contoh penerapan: Penetapan angsuran
PPh 25.
Sistem pemungutan Pajak

• Sistem Withholding: Besaran pajak terutang ditetapkan,


dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh pihak ketiga
yang ditentukan pemerintah. Contoh penerapan:
Pemotongan dan pemungutan PPh 21, 22, 23, dan 26.
Tata Cara Pemungutan Pajak (Stelsel Nyata)

Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel, sebagai


berikut :

 Stelsel Nyata : Sistem pemungutan pajak yang dilakukan pada akhir


tahun pajak dengan menghitung besarnya pajak berdasarkan
penghasilan yang nyata diperoleh oleh wajib pajak.

 Stelsel Anggapan : Sistem pemungutan pajak yang dilakukan di awal


tahun pajak dengan menganggap bahwa penghasialan tahun ini
dianggap sama dengan penghasilan tahun yang lalu dalam
penghitungan besarnya pajak yang harus dibayar
Tata Cara Pemungutan Pajak (Stelsel Nyata)

 Stelsel Campuran : Sistem pemungutan pajak yang menggabungkan


stelsel nyata dan anggapan. Jadi awal tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan penghasilan yang dianggap sama dengan tahun yang lalu,
kemudian diakhir tahun pajak dilakukan penghitungan besarnya pajak
berdasarkan penghasilan yang nyata diperoleh pada tahun tersebut. Dari
sistem pemungutan pajak yang seperti ini terdapat perbedaan dalam
hasil akhir penghitungan maka dikenal istilah kurang bayar atau lebih
bayar
Tarif Pajak

• Tarif Sebanding / Proporsional


• Tarif Tetap

• Tarif Progresif
• Tarif Degresif
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai