Anda di halaman 1dari 28

DASAR-DASAR PERPAJAKAN &

PAJAK NEGARA & PAJAK


DAERAH
KELOMPOK 1 :
1. MARSANDA HUSAIN
2. SAFNA MARISYA PUTRI TANTU
3. SELVIANITA MAHADJANI
Definisi Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa
timbal balik ( kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Fungsi Pajak
• Fungsi Budgetair
• Fungsi Mengatur (regulered)
• Fungsi Stabilitas
Syarat Pemungutan Pajak
1. Pemungutan pajak harusa adil (syarat keadilan)
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan UU (syarat yuridis)
3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis)
4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat fiannsiil)
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Teori-teori yang mendukung
pemungutan pajak
• Teori Asuransi
• Teori Kepentingan
• Teori Daya Pikul (onyektif dan subjektif)
• Teori Bakti
• Teori Asas Daya Beli
Kedudukan Hukum Pajak
• Menurut Prof.Dr. Rochmat Soemitro,SH., kedudukan hukum
pajak diantara hukum-hukum adalah sbb :

1. Hukum Perdata
mengatur hubungan antara pemerintah dengan individu lain
2. Hukum Publik
mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya, meliputi :
- Hukum Tata Negara
- Hukum Tata Usaha (Hukum Administratif)
- Hukum Pajak
- Hukum Pidana
 Kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari Hukum Publik
• Dalam bidang hukum berlaku yang disebut ;
“Lex Specialis Derogat Lex Generalis”
(arti: peraturan khusus lebih diutamakan dari pada peraturan
umum atau jika sesuatu ketentuan belum atau tidak diatur
dalam peraturan khusus, maka akan berlaku ketentuan yang
diatur dalam peraturan umum).

• Dalam hal ini :


Peraturan khusus adalah hukum pajak

peraturan khusus adalah hukum publik/hukum lain yang sudah ada sebelumnya
• Hukum pajak menganut :
“Paham Imperatif”
(yaitu : pelaksanaanya tidak dapat ditunda)
Ex : pengajuan keneratan, sebelum ada keputusan dari dirjen pajak
bahwa keberatan tersebut diterima, maka WP yang mengajukan
keberatan terlebih dahulu membayar, sesuai dengn yang telah ditetapkan.

• Hukum pidana menganut : paham Opotunitas


(yaitu : pelaksanaanya dapat ditunda setelah ada keputusan lain)
Hukum Pajak Materiil & Hukum pajak
Formil
• Hukum pajak mengatur hubugan antara pemerintah (Fiscus)
selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai WP.

• Ada 2 macam Hukum Pajak


1. Hukum pajak materiil
2. Hukum pajak formil
1. Hukum Pajak Materiil
• Memuat norma-norma yang menerangkan antara lain :
- Keadaan,perbuatan, peristiwa hukum yang dikenal pajak (pajak objek)
- Siapa yang dikenakan pajak (subjek)
- Berapa besar pajak yang dikenakan (tarif)
- Segala sesuatu tentang yang timbul & hapusnya utang pajak
- Hubungan hukum antara pemerintah & WP

• Ex : PPh
2. hukum Pajak Formil
• Memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum Materil menjadi
kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil), a.l :
- Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak
- Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para WP mengenai keadaan,
perbuatan & peristiwa yang menimbulkan utang pajak
- Kewajiban WP, sepertyi menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, & hak-hak WP
seperti mengajukan keberatan & banding.
• Ex : Ketentntuan Umum dana tata cara perpajakan
Pengelompokkan Pajak
1. Menutrut golongannya

2. Menurut sifatnya

3. Menurut lembaga pemungutnya


1. Menurut golongannya
• Pajak langsung
Yaitu : pajak yang harus dipikul sendiri oleh WP & tidak dapat dibebankan/dilimpahkan kepada
orang lain
Ex : PPH

• Pajak tidak langsung


Yaitu : pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan/dilimpahkan kepada orang lain
Ex : PPN

2. Menurut sifatnya
• Pajak subyektif
Yaitu : pajak yang berpangkal/berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan
keadaan diri WP
Ex : PPh

• Pajak obyektif
Yaitu : pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan diri WP
Ex : PPN & PPnBM
3. Menurut lembaga pemungutnya
• Pajak pusat
yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat & digunakan untuk membiayai
RT Negara
Ex : PPh,PPN & PPnBM, PBB, bea materai

• Pajak daerah
Yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah & digunakan untuk membiayai
RT daerah

Pajak daerah tdd :


- Pajak prpinsi, ex : pajak kendaraan daerah, pajak bahan bakar
- Pajak Kabupaten/Kota, ex : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan
Tata cara pemungutan pajak
1. Stelse Pajak
a. Stelsel Nyata (Riel stelsel)
b. Stelsel Anggapan (Fictieve stelsel)
c. Stelsel Campuran
2. Asas pemungutan Pajak
a. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
b. Asas Sumber
c. Asas Kebangsaan
3. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
b. Self Assessment System
c. With Holding System
a. Stelsel Nyata (Riel Stelsel)
• pengeaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata),
pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni
setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
• Kebaikannya : pajak yang dikenakan lebih realistis
• Kelemahannya : pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode (setlah
penghasilan riil diketahui

b. Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel)


• pengenaan pajak didasarkan pada sutu anggapan yang diatur oleh UU
Ex : penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingg
pada pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang yang
teritang untuk tahun berjalan
• kebaikan : pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa
mengunggu sampai akhir tahun
• Kelemahan : pajak yang dibayar tidak berdasarkan kondisi sesungguhnya
C. Stelsel campuran

• Kombinasi antara stelsel nyata dengan tanggapan

• Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasar suatu anggapan,


kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan
yang sebenarnya.

• Jika besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak
menurut anggapan, maka WP harus menambah dan sebaliknya, jika
lebih kecil diminta kembali
a. Asas Domisili (Asas Tempat tinggal)
• Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan WP yang
bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari DN
ataupun LN
• Asas ini berlaku untuk WP DN

b. Asas Sumber
• Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
diwilayahnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal WP

c. Asas Kebangsaan
• Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara
a. Official Assessment System
• Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (Fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh WP
• Ciri-cirinya :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus
2) Wajib pajak bersifat pasif
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus

b. Self Assessment System


• Adalah : suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada WP untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang
• Ciri-cirinya :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada WP sendiri
2) WP aktif, mulai menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi
C. With Holding System

• Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak


ketiga (bukan fiskus & bukan WP) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh WP

• Ciri-ciri : wewenang menentukan besarnya pajak yang erutangt ada


pada pihak ketiga (pihak selain Fiskus & WP)
Timbul & Hapusnya Utang Pajak
• 2 ajaran yang mengatur timbulnya hutang pajak :
1. Ajaran formil
Utang pajak yang timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus (ditetapkan pada
official assessment system)
2. Ajaran materiil
Utang pajak timbul karena berlakunya UU, seseorang dikenai pajak karen akeadaan / perbuatan
diterapkan pada self assesssment system

• Hapusnya utang pajak disebabkan :


1) Pembayaran
2) Kompensasi
3) Daluarsa
4) Pembebasan/pengampunan
Tarif Pajak
Ada 4 macam :

1. tarif sebanding/proposional
2. tarif tetap
3. Tarif progresif
4. Tarif degresif
Pajak Negara
Yang masih berlaku :

1. Pajak penghasilan
2. PPN & PPnBM
3. Bea Materai
4. PBB
5. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Pajak Daerah & Restribusi Daerah
• Dasar Hukum pemungutan : UU No.28 Tahun 2009

Pajak Daerah
Beberapa istilah terkait pajak daerah :
1. Daerah Otonom
2. Pajak Daerah
3. Badan
4. Subjek Pajak
5. Wajib Pajak
Pajak Daerah dibagi (tarif pajak ditetapkan dengan perda ) :

1. Pajak Provinsi
• Pajak Kendraan Bermotor
• Pajak air permukaan (10%)
• Pajak rokok (10% dari cukai rokok)
• dll
2. Pajak kabupaten/kota
• Pajak hotel (10%)
• Pajak restoran (10%)
• Pajak Hiburan (35%)
• Pajak Reklame (25%)
• dll
Tarif Pajak
• Bea balik nama kendraan bermotor :
1. penyerahan pertama : 20%
2. penyerahan kedua dan seterusnya : 1%

• Bahan bakar kendraan bermotor :


1. untuk pribadi : 10%
2. untuk umum : paling sedikit 50% lebih rendah dari tarif BB kendraan
bermotor untuk pribadi
Tata cara pemungutan pajak
• Dilarang diborongkan
• WP membayar pajak yang terutang berdasarkan peraturan per
UU perpajakan
• WP yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan
penetapan kepala daerah dibayar dengan SKPD/dokumen lain
yang dipersamakan berupa karcis/nota perhitungan
• WP yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar
menggunakan SPTPD,SKPDKB, &/ SKPDKBT
Kedaluwarsa Penagihan Pajak Daerah
• Melampaui 5 tahun terhitung sejak saat terutang pajak, kecuali
WP melakukan tindak pidana dibidang perpajakan daerah
Terima Kasih !!

Anda mungkin juga menyukai