Anda di halaman 1dari 16

PERPAJAKAN

FAHTUR RAHMAN LASIDO


AKUNTANSI D
921421108
Materi pembelajaran :
1. Kedudukan hukum pajak dalam sistem hukum di Indonesia
2. Sistem pemungutan pajak berdasarkan pihak melakukan perhitungan pajak
3. Sistem pemungutan pajak duluhat dari cara perhitungan pajak
4. Asas pemungutan pajak
5. Syarat pemungutan pajak
6. Teori pemungutan pajak
7. Jenis-jenis tarif pajak
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK DALAM SISTEM
HUKUM DI INDONESIA
Menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H. Hukum pajak mempunyai
kedudukan diantara hukum-hukum berikut ini :

Hukum perdata: Hukum publik :


Hukum yang mengatur hubungan pemerintah
Ketentuan yang Dengan rakyatnya.
mengatur hak-hak dan Hukum public terdiri dari :
kepentingan indivi.du 1. Hukum Tata Negara
dalam masyarakat 2. Hukum Tata usaha
3. Hukum Pidana
4. Hukum Pajak
Hukum Pajak

Mengatur hak dan kewajiban


wajib pajak
Hukum pajak Hukum pajak
Material Formil

Mengatur tentang : Mengatur tentang :


1. Objek pajak subjek 1. Cara mendaftar
2. Subjek pajak 2. Cara membayar
3. Tarif pajak 3. Cara menghitung
4. Cara malapor
Contoh : Contoh :
UU No. 36 Tahun 2008 UU No. 16 Tahun 2000 Tentang
Tentang pph ketentuan Umum perpajakan
Tata Cara Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak : Syarat Pemungutan Pajak : Dasar pengenaan pajak :
1. Official Assesment 1. Syarat keadilan 1. Stelsel Nyata (Riil)
System 2. Syarat yuridis 2. Stelsel Anggapan
2. Self Assessment System 3. Syarat ekonomis (Fictive)
3. With Holding System 4. Syarat finansial 3. Stelsel Campuran
5. sederhana

Asas pemungutan pajak : Teori pemungutan pajak :


1. Asas Wilayah 1. Teori Asuransi
2. Asas Sumber 2. Teori Kepentingan
3. Asas Kebangsaan 3. Teori daya pikul
4. Asas Umum 4. Teori kewajiban mutlak
5. Asas Ekonomis 5. Teori daya beli
6. Asas Yurudis
7. Asas Finansial
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini adalah
1. Official Assessment System sebagai berikut :
Suatu sistem pemungutan pajak yang • Pajak terhutang dihitung oleh petugas pajak.
• Wajib pajak bersifat pasif dalam menghitung
wewenangnya untuk menentukan besarnya
pajak nya.
pajak yang terutang oleh wajib pajak terletak • Hutang pajak timbul setelah petugas pajak
pada fiskus atau aparat pemungut pajak menghitung pajak yang terhutang dengan
tersebut. diterbitkannya surat ketetapan pajak.
• Pemerintah memiliki wewenang penuh dalam
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar
wajib pajak.

Sistem ini juga diterapkan dalamhal peluinasan Pajak Bumi Bangunan


(PBB). Jadi, wajib pahak tidak perlu menghitung sendiri, tapi dyukup
membayar PBB tersebut berdasarkan surat pebayaran pajak Terutama
(SPPT) yang dekeluarkan oleh KKP dimana tempat objek pajak tersebut
terdaftar.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
2. Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pahak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pahak yang harus dibayar
oleh wajib pajak terletak pada pihak wajib pajak yang bersangkutan. Ciri-ciri self assessment system adalah
sebagai berikut :

 Wewenang dalam menentukan besarnya pajak terhutang ada di tangan wajib pajak itu sendiri.
 Wajib pahak aktif dalam menjalankan kewajiban pajaknya, mulai dari menghitung pajak sendiri, menyetor
pajaknya, dan melaporkan pajak terhutangnya.
 Dalam sistem ini, pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak setuap saat kecuali adanya
kasus-kasus tertentu saja seperti wajib pahak terlambat melaporkan atau membayar pajak terhutang atau
terdapat pajak yang seharisnya dibayar tetapi tidak dibayar.

Contoh penerapan system ini di Indonesia adalah :


Wajib pajak harus menghitung sediri pahak pph pasal 29 setiap akhir tahun
untuk menghitung pajak terhutangnya, menyetor, serta melaporkan pajak
terhutang tersebut kedalam spt Tahunan.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
3. With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak yang terutama dihitung
oleh pihak ketiga (bukan wajib pajak dan juga bukan aparat pajak/fiskus). Jenis sistem ini
merupakan jenis yang adil bagi masyarakatnya.

Keunggulan :
Wajib pajak yang bersangkutan tidak perlu lagi repot-repot menghitung dan menyetorkan pajaknya
karena pekerjaan tersebut sudah dijalankan oleh pihak ketiga.

Kelemahan :
Uang pajak yang telah dipungut oleh pihak ketiga memiliki resiko tidak disetorkan. Pihak ketiga
tersebut bisa saja menggunakan uang pajak yang dipunggutnya untuk hal lain.

Contoh :
Pemotongan penghasilan karyawan yang dilakukan oleh bendahara suatu perusahaan. Dalam
sistem ini keryawan tidak usah pergi ke kantor pajak untuk membayar pajak tersebut.
DASAR PEMUNGUTAN PAJAK
1. Stelsel Nyata
Pengenaan Pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata, pemungutan dilakukan pada akhir
tahun pajak setelah penghasilan sesungguhnya diketahui. Pajak lebih realistis tapi baru dapat
dikenakan di akhir periode.

2. Stelsel Anggapan (Fictive)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur


Undang-Undang. Tanpa menunggu akhir tahun dan tidak
berdasarkan keadaan sesungguhnya.

3. Stelsel Campuran

Merupakan kombinasi antara stelsel Nyata dan stelsel anggapan.


Pada awal tahun dihitung berdasarkan anggapan dan akhir tahun
disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Asas Pemungutan Pajak
1. Asas wilayah, Wajib pajak yang memiliki 5. Asas Yuridis, Dasar pemberlakuan asas yuridis di
objek pajak dalam bentuk apapun di wilayah Indonesia adalah pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang
didukung dengan beberapa regulasi lain mengenai
negara Indonesia, maka wajib mematuhi pemungutan pajak di Indonesia
peraturan perpajakan Indonesia.

2. Asas Kebangsaan, Pengenaan pajak pada 6. Asas Finansial, Setiap wajib pajak akan dikenakan
setiap orang yang lahir dan tinggal di Indonesia. pajak berdasarkan kondisi finansial yang bersangkutan.

3. Asas Sumber, Pemungutan pajak 7. Asas Ekonomis, Pemungutan pajak yang


berdasarkan tempat perusahaan berdiri atau dilakukan oleh pemerintah tidak boleh hingga
tempat tinggal wajib pajak. memberatkan masyarakat dan malah membuat
ekonomi secara umum merosot.

4. Asas Umum, Setiap pemungutan yang


dilakukan di Indonesia hasilnya akan
digunakan untuk kepentingan umum.
Syarat Pemungutan Pajak

1. Syarat Keadilan 2. Syarat Yuridis 3. Syarat Ekonomis


Pemungutan pajak harus Di Indonesia, pajak diatur Pemungutan tidak boleh
adil baik dalam dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat mengganggu kelancaran
perundang-undangan 2. Hal ini memberikat jaminan kegiatan produksi maupun
maupun dalam hukum untuk menyatakan perdagangan, sehingga tidak
pelaksanaannya. keadilan, baik bagi warga menimbulkan kelesuan
maupun negaranya perekonomian masyarakat.

4. Syarat Finansial 5. Syarat Sederhana


Sesuai dengan fungsi Sistem yang sederhana akan
budgetair, biaya memberikan dampak yang
pemungutan pajak harus positif bagi para wajib pajak
dapat ditekan sehingga untuk meningkatkan
lebih rendah dari hasil kesadaran dalam pembayaran
pemungutannya. pajak.
Teori Pemungutan Pajak
Dari pendapat R Santoso Brotodihardjo pada buku pengantar ilmu Hukum Pajak terdapat teori yang
menjadi dasar pemungutan pajak. Teori tersebut adalah :
Teori Asuransi
Menurut teori ini pajak diasumsikan sebagai premi yang dibayarkan kepada negara. Karena negara dianggap
memiliki tugas untuk melindungi warga negara dalam hal keselamatan jiwa dan asetnya. Maka, untuk memberi
perlindungan tersebut diperlukan biaya sebagaimana halnya dalam perjanjian asuransi.
Teori Kepentingan
Teori pemungutan pajak kepentingan menyatakan bahwasannya pemungutan pajak karena ada
kepentingan dari tiap-tiap warga negara. Termasuk disana dalam hal kepentingan perlindungan jiwa
dan aset yang dimiliki. Semakin tinggi intensitas kepentingan warga negara akan perlindungan, maka
nilai pajak yang harus dibayarkan akan semakin tinggi pula.

Teori Daya Pikul


Secara teori ini pemungutan pajak didasarkan pada kemampuan seseorang dalam membayar
pajak. Pajak harus disesuaikan dengan kemampuan individu. Jika pendapatan dan kekayaan
besar, maka nilai pajak yang dibayarkan akan semakin tinggi, karena individu tersebut dianggap
berkemampuan tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Teori Pemungutan Pajak
Teori Kewajiban Mutlak (Bakti)
Dalam teori bakti, pemungutan pajak berdasarkan adanya hubungan warga negara dan
negara. Warga negara memiliki kewajiban membayar pajak pada negara. Pajak dianggap
sebagai ungkapan bakti warga negara terhadap negaranya.

Teori Daya Beli


Berdasarkan teori ini pemungutan pajak didasarkan pada manfaat yang dirasakan setelah
membayar pajak. Contohnya, demi meningkatkan kesejahteeraan rakyat maka harus
dilakukan pemungutan pajak, hasil pajak tersebut akan dikembalikan lagi kepada rakyat
dalam bentuk lain.
14

Jenis-jenis Tarif Pajak


Tarif Tarif pajak berupa angka yang nominalnya tetap berapapun jumlah
Tetap dasar pengenaan pajaknya
No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1 Rp. 1.000.000,- Rp. 100.000,-
2 Rp. 5.000.000,- Rp. 100.000,-
3 Rp.10.000.000,- Rp. 100.000,-

Tarif
Tarif pajak berupa angka yang Persenatse tertentu yang sifatnya tetap
Proporsional berapapun jumlah dasar pengenaan pajaknya.

No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Utang Pajak

1 Rp. 1.000.000,- 10% Rp. 100.000,-

2 Rp. 5.000.000,- 10% Rp. 500.000,-

3 Rp. 10.000.000,- 10% Rp. 1.000.000,-


15

Jenis-jenis Tarif Pajak


Tarif
Tarif Pajak berupa persentase yang semakin kecil apabila dasar pengenaan
Degresif pajaknya semakin besar.

No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak


1 Rp. 1.000.000 15%
2 Rp. 5.000.000 10%
3 Rp.10.000.000,- 5%
Tarif
Tarif Pajak berupa persentase yang semakin besar apabila dasar pengenaan
Progresif pajaknya semakin besar

No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak


1 Rp. 1.000.000 5%
2 Rp. 5.000.000 10%
3 Rp.10.000.000,- 15%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai