Anda di halaman 1dari 26

Konsep dasar

Perpajakan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Nama Anggota
- Aurelia Rasindra P (2022DP003)

- Dira Nadian S (2022DP005)


01. Pengertian Pajak
a.Ciri-ciri Pengertian Pajak

b. Retribusi
Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung
dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.
a. Ciri-ciri Pengertian Pajak
- Pajak dipungut dengan kekuatan berdasarkan undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya.

- Untuk pembayaran pajak tidak ada kontraprestasi individual dari pemerintah yang langsung
dapat ditunjuk.

- Pajak dipungut oleh negara sebagai sumber keuangan negara (budgetair), baik oleh
pemerintah pusat maupun daerah.

- Pajak ditujukan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam


penyelenggaraan pemerintahan, yang jika dari pemasukannya masih terdapat surplus

- Pajak memiliki tujuan non-budgetair yang merupakan penjabaran dari fungsi mengatur
(regulerend)
b. Retribusi
Pada prinsipnya, retribusi sama dengan pajak. Yang membedakannya adalah imbalan yang
dalam retribusi langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi.

Unsur-unsur yang melekat pada retribusi, antara lain :

1. Pungutan retribusi berdasarkan UU

2. Pemungutannya dilakukan oleh negara

3. Pelaksanaannya dapat dipaksakan

4. Kontraprestasi berupa pembayaran dair warga masyarakat akan mendapatkan jasa timbal
balik secara langsung

5. Uang hasil dari retribusi dipergunakan bagi pelayanan umum berkaitan dengan retribusi
yang bersangkutan
02. Ciri-ciri Pajak Daerah
Ciri-Ciri Pajak Daerah
1. Pajak daerah bisa berasal dari pajak asli daerah atau pajak pusat yang diserahkan ke
daerah sebagai pajak daerah.

2. Pajak daerah hanya dipungut di wilayah administrasi yang dikuasainya

3. Pajak daerah digunakan untuk membiayai urusan/pengeluaran untuk pembangunan dan


pemerintahan daerah.

4. Pajak daerah dipungut berdasarkan peraturan daerah (perda) dan undang-undang sehingga
pajaknya dapat dipaksakan kepada subjek pajaknya.
03. Asas Perpajakan
a. Menurut Adam Smith

b. Ability to Pay Principle dan Benefit Principle

c. Asas Perpajakan Lainnya

d. Asas Pemungutan Pajak Lainnya


a. Menurut Adam Smith
Di dalam buku An Inquiry Into The Nature and Causes of The Wealth of Nations yang
diterbitkan oleh Adam Smith, dikemukakan bahwa pemungutan pajak hendaklah didasarkan
atas empat prinsip yang disebut dengan Four Maxims/Four Canons, yaitu:

1. Equality/Equity : Pajak harus adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang-orang
pribadi/subjek pajak sebanding dengan kemampuannya untuk membayar pajak tersebut
dan seimbang dengan penghasilan yang diterima di bawah perlindungan pemerintah.

2. Certainty : Pajak tidak ditentukan secara sewenang-wenang, yang dimaksudkan supaya


pajak itu harus jelas bagi semua wajib pajak dan seluruh masyarakat dan pasti tidak dapat
ditawar-tawar.
3. Covenience : Dalam memungut pajak pemerintah hendaknya memperhatikan saat-saat
yang menyenangkan/memudahkan wajib pajak. Pada masa sekarang ini saat-saat yang baik
dan tepat tersebut diwujudkan dengan pemungutan pajak pada sumbernya.

4. Economy : Dalam melaksanakan pemungutan pajak, biaya pemungutan bagi kantor pajak
dan biaya memenuhi kewajiban pajak bagi wajib pajak hendaklah sehemat mungkin, jangan
sampai biaya-biaya memungut pajak lebih besar daripada pajak yang dipungut.
b. Ability to Pay Principle dan Benefit Principle

Di dalam buku yang berjudul Public Finance in Theory and Practice karya Richard A.
Musgrave dan Peggy Musgrave, mereka mengemukakan dua pendapat.

1. Ability to Pay Principle. Prinsip ini disebut sebagai prinsip kemampuan untuk
membayar atau berdasar atas daya pikul wajib pajak. Si wajib pajak akan dikenai beban
pajak sesuai dengan kernarmpuannya untuk membayar pajak.

2. Benefit Principle. Prinsip pengenaan pajak berdasarkan atas manfaat yang diterima oleh
wajib pajak dari pembayaran pajak itu kepada pemerintah. Misalnya retribusi, seperti
pemakai jalan tol, pemakai telkom,listrik dan air minum, pemadam kebakaran.
c. Asas Perpajakan Lainnya
Beberapa prinsip perpajakan yang dikemukakan oleh Nurmantu, yaitu :

a. E.R.A Seligman

1. Prisip Fiscal : bahwa pemungutan pajak harus dapat terjamin terpenuhinya kebutuhan
pengeluaran negara dan harus cukup elastis dalam menghadapi berbagai tantangan
perubahan serta perkembangan kondisi perekonomian.

2. Prinsip Administrative : bahwa ketentuan-ketentuan dalam undang-undang perpajakan


haruslah jelas. Ketidakjelasan dalam undang-undang perpajakan oleh Seligman dikatakan
sebagai suatu undang-undang yang buruk.
3. Prinsip Economy : biaya-biaya dalam memungut pajak harus lebih rendah dari pada pajak
yang dipungut. Artinya beban pajak yang dipikul oleh para wajib pajak jangan sampai
menghalang-halangi prekonomian bangsa, menghambat produksi, atau mencegah investasi.

4. Prinsip Ethical : Setiap wajib pajak harus memikul beban pajaknya dan tidak satu pun wajib
pajak yang memikul beban pajak yang lebih darí semestinya. Pernbebasan pajak yang
diberikan oleh undang-undang harus meliputi semua wajib pajak, dan tidak boleh hanya
ditujukan atau dinikmati oleh segolongan wajib pajak, baik berdasarkan suku, kelas, ras,
agama maupun kebangsaan. Pernbebasan pajak untukgolongan masyarakat tertentu
menimbulkan distorsi ekonomi.
b. Fritz Neumark

1. Revenue Productivity. Menurut Fritz, prinsip ini menyangkut the principle of


adaptability, yaitu hendaknya system perpajakan bersifat cukup fleksibel untuk
menghasilkan penerimaan tambahan bagi negara tanpa menimbulkan keguncangan dalam
bidang ekonomi rakyat. Selain itu menyangkut juga dengan principle of adequacy, adalah
bahwa sistem perpajakan nasional seharusnya dapat menjamin penerimaan negara untuk
membiayai semua pengeluaran.

2. Social Justice. Menurut Fritz, suatu system perpajakan yang baik hendaknya
memperhatikan keadilan sosial, yaitu suatu sistem perpajakan yang memperhatikan the
principle of universality, the equality principle, the ability to pay principle, dan the
principle of redistribution incame.
3. Economic Goals. Menurut Fritz, pajak digunakan sebagai alat untuk membantu
mencapai tujuan-tujuan ekonomi. Hal itu dapat tercapai dengan cara mengubah tarif
pajak maupun dasar pengenaan pajak yang berdampak pada perlunakan dalam
siklus fluktuasi harga, pengangguran, dan produksi.

4. Ease of Administration and Compliance. mengemukakan bahwa sistem


perpajakan yang baik haruslah mudah dalam administrasinya dan mudah pula untuk
mematuhinya. Prinsip ease administration and compliance ini terinci dalam 4
(empat) persyaratan, yaitu the requirement of clarity, the requirement of continuity,
the requirement of econony, dan the requirement of convinience.
d. Asas Pemungutan Pajak Lainnya
1. Asas Yuridis. Asas ini mengemukakan supaya pemungutan pajak harus didasarkan pada
undang-undang. Untuk Indonesia hal ini sesuai dengan bunyi yang tercantum dalam Pasal
23A UUD 1945. Asas yuridis menyatakan bahwa hukum pajak harus dapat memberikan
jaminan hukum untuk mengabdi kepada keadilan, baik untuk negara maupun untuk warga
negaranya.

2. Asas Ekonomis. Asas ini menekankan pada kebijakan pemungutan pajaknya, yaitu
pemungutan pajak jangan sampai menghambat pertumbuhan ekonomi, harus diusahakan
supaya jangan sampai menghalangi rakyat, dan jangan sampai merugikan kepentingan
umum.

3. Asas Finansial. Asas ini menekankan efisiensi dalam memberlakukan undang-undang


pajak sesuai dengan maxim/canon keempat dari Adam Smith. Setiap pemungutan pajak
harus memperhatikan supaya biaya yang dikeluarkan untuk memungut pajak harus jauh
lebih rendah dari pada jumlah pajak yang dipungut
04. Sistem Pemungutan Pajak
a. Self Assesment System

b. Official Assesment System

c. With Holding System


a. Self-Assesment System (Menghitung Pajak Sendiri)

Sistem ini adalah sistem yang pemungutan pajaknya dengan memberikan wewenang,
kepercayaan, dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk melaksanakan sendiri kewajiban
dan hak perpajakannya. Dengan ini, wajib pahak diberi kepercayaan untuk menghitung
sendiri pajak yang terutang, memotong sendiri pajak yang harus dipotong, membayar sendiri
jumlah yang harus dibayar, dan melaporkan sendiri jumalh pajak yang terutang.

Ciri-ciri dari Self-Assesment System :

- Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang diberikan kepada pihak WP,
fiskus hanya mengawasi

- WP bersifat aktif dalam menghitung, memotong, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang

- Surat Ketetapan Pajak hanya dikeluarkan sebagai produk hukum dan hasil pemeriksaan
pajak oleh Fiskus
b. Official Assesment System (Pemungutan dengan sistem ketetapan)

Sistem ini adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada fiskus
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.

Ciri-ciri dari sistem ini :

- Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang diberikan kepada pihak fiskus.

- Wajib pajak bersifat pasif dalam menghitung pajak yang terutang

- Utang pajak timbul setelah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus.
c. Withholding System

Sistem ini adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak
tertentu atau pihak ketiga (withholder) untuk memotong atau memungut pajak yang terutang
berdasarkan persentase tertentu terhadap jumlah pembayaran yang dilakukan dengan
penerima penghasilan

Ciri ciri Withholding System :

- Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang dari pemotongan/pemungutan


pajak ada pada pihak pemotong atau pihak pemungut pajak (withholder).

- Wajib pajak pemungut/pemotong (withholder) bersifat aktif dalam menghítung,


memotong/memungut, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang dipotong/dipungutnya.

- Utang pajak timbul setelah ada pemotongan/pemungutan pajak dan diterbitkan Bukti
Pemotongan atau Pemungutan Pajak oleh pihak pemotong atau pihak pemungut pajak
(withholder).
05. Fungsi Pajak
a. Fungsi Bugdetair

b. Fungsi Regulerend

c. Fungsi Stabilitas

d. Fungsi Redistribusi
a. Fungsi Budgetair

Fungsi ini disebut sebagai fungsi utama pajak, yaitu suatu fungsi dimana pajak digunakan
sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-
undang yang berlaku. Selain itu, dengan fungsi ini pemerintah memungut dana untuk
membiayai kepentingan negara. Untuk menegakkan fungsi budgetair ini, pemerintah
melakukan penyempurnaan regulasi perpajakan dari berbagai jenis pajak, melakukan
intensifikasi dan ekstensifikasi dalam pemungutan pajak, hingga pengenaan sanksi
perpajakan. Bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya menurut
undang-undang perpajakan, maka akan diancam pengenaan sanksi pidana.
b. Fungsi Regulerend

Fungsi regulerend disebut juga sebagai fungsi tambahan bagi pajak, yaitu suatu fungsi di
mana pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Disebut sebagai fungsi
tambahan karena fungsi ini adalah fungsi tambahan/pelengkap dari fungsi yang utama, dan
untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak digunakan sebagai alat kebijaksanaan pemerintah.

Beberapa contoh aplikasi fungsi ini adalah pajak minuman keras agar masyarakat mengurangi
konsumsi minuman keras, pengenaan tarif proteksi untuk mencegah/membatasi impor barang
tertentu, dan pengenaan pajak penjualan agar masyarakat mengurangi gaya hidup mewah.
c. Fungsi Stabilitas

Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar defisit perdagangan tidak makin
melebar, pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengenaan PPnBM terhadap impor produk
tertentu yang bersifat mewah. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam impor barang mewah
yang berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan.

d. Fungsi Redistribusi

Pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur, seperti jalan


raya dan jembatan, jalan kereta api, mass rapid transportation (MRT). Kebutuhan dana itu
dapat dipenuhi melalui pajak yang hanya dibebankan kepada mereka yang mampu membayar
pajak. Namun demikian, infrastruktur yang dibangun tersebut dapat juga dimanfaatkan oleh
mereka yang tidak mampu membayar pajak.
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai