Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATERI HUKUM PAJAK

Nama: Mercy Novita Guterres


NIM : 20100200002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
BAB III
TEORI-TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

ASAS-ASAS PEMUNGUTAN PAJAK


Dalam buku An Inguiry into the nature and causes of The Wealth Of Nation yang ditulis oleh Adam
Smitth pada abad ke-18 mengajarkan tentang asas-asaspemungutan pajak yang dikenal dengan nama
four maxims dengan uraian sebagai berikut :

1. Equality
Pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuannya.
2. Certainly
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi kompromis.
3. Convenience of payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat sedekat-
dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan/keuntungan yang dikenakan pajak.
4. Ekonomic of collection
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat (seefisien) mungkin, jangan sampai biaya
pemungutan pajak lebih besar dar I penerimaan pajak itu sendiri.

TEORI-TEORI PEMBENARANAN PEMUNGUTAN PAJAK


Beberapa teori yang memberikan dasar pembenaran (justification) untuk menjawab perdebatan tentang
apakah Negara dibenarkan memungut pajak dari rakyat.

1. Teori Asuransi
Negara dalam melaksanakan tugasnya mencakup pula tugas melindungi jiwa raga dan harta
benda perseorangan.
2. Teori kepentingan
Menurut teori ini pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan kepentingan individu yang
diperoleh dari pekerjaan Negara.
3. Teori Daya Pikul/ Teori Gaya Pikul
Teori ini mengemukakan bahwa pemungutan pajak harus sesuai dengan kekuatan memebayar
dari si wajib Pajak (individu-individu)

Menurut Prof W.J de Langen


Daya pikul adalah besarnya kekuatan seseorang untuk dapat mencapai pemuas kebutuhan
setinggi-tingginya setelah dikurangi dengan yang mutlak pada kebutuhan primer (biaya hidup
yang mendasar).

Menurut Mr. A.J. Coben Stuart


Daya pikul, diumpamakan sebuah jembatan, pertama-tama harus dapat memikul bobotnya
sendiri sebelum dicoba untuk dibebani dengan beban yang lain.
4. Teori Kewajiban Mutlak atau Teori Bakti
Teori ini didasari paham organisasi Negara (organische staatsleer) yang mengajarkan bahwa
Negara sebagai organisasi mempunyai tugas untuk menyelenggarakan kepentingan umum.
5. Teori Daya Beli
Teori ini adalah teori modern. Teori ini tidak memepersoalkan asal muasal Negara memungut
pajak, melainkan banyak melihat kepada “efeknya” dan memendang efek yang baik iru sebagai
dasar keadilannya.

SYARAT –SYARAT PEMBUATAN UNDANG-UNDANG PAJAK


Agar suatu undang-undang pajak dipandang adil, maka syarat harus dipenuhi dalam pembuatan
peraturan pajak. Berikut ini adalah syarat-syarat tersebut:

1. Syarat Keadilan.
Syarat pemungutan pajak pada umumnya harus adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang-
orang pribadi sebanding dengan kemampuannya untuk membayar (ability to pay) pajak
tersebut.
2. Syarat Yuridis
Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang karena bersifat dapat memeksa, hak dan
kewajiban wajib pajak maupun petugas pajak harus diatur di dalamnya.
3. Syarat Ekonomi
Pemungutan pajak harus menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi dan janganlah
mengganggu kehidupan ekonomi dari si wajib pajak.
4. Syarat Finansial
Sesuai dengan fungsi pajak sebagai sumber penerimaan Negara, maka biaya pemungutan pajak
tidak boleh terlalu besar.

STESEL PEMUNGUTAN PAJAK


Dalam pemugutan pajak, khususnya Pajak penghasilan, dikenal 3 macam stesel pajak, yaitu:

a. Stesel Nyata
Menurut stesel nyata, pengenaan pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang sungguh-
sungguh diperoleh dalam setiap tahun pajak dalam setiap tahun pajak atau periode pajak.
Kelemahan dari stelsel Nyata adalah: pemungutan pajak baru dapat dilakukan akhir
tahun pajak/periode pajak padahal pemerintah pemerintah memebutuhkan penerimaan pajak
ini untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran sepenjang tahun saja.
Kelebihan stelsel nyata adalah besarnya pajak yang dipungut sesuai dengan besarnya
pajak yang sesungguhnya terutang karena pemungutan pajak dilakukan setelah tutup buku
sehingga penghasilan yang sesungguhnya telah diketahui.
b. Stesel Fiktif
Menurut stelsel fiktif yang juga disebut stelsel anggapan, pengenaan pajak didasarkan pada
suatu anggapan (fiksi).
Kelemahan dari stelsel fiktif dalah besarnya pajak yang dipungut belum tentu sesuai
dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karena pemungutan pajak dilakukan
berdasarkan suatu anggapan bukan penghasilan yang seseungguhnya.
Kelebihan dari stelsel fiktif adalah pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal
tahun pajak/perode pajak karena berdasarkan pada suatu anggapan sehingga penerimaan pajak
oleh pemerintah ini untuk membiayai pengeluaran sepanjang tahun dan tidak hanya pada akhir
tahun saja.

c. Stelsel Campuran
Stelsel campuran merupakan kombinasi anatara stelsel nyata dan stelsel fiktif. Pada awal tahun
pajak atau periode pajak, perhitungan pajak menggunakan stelsel fiktif dan pada akhir tahun
pajak atau akhir tahun dihitung kembali menggunakan stelsel nyata.
Kelemahan dari stelsel campuran adalah adanya tambahan pekerjaan administrasi
karenaperhitungan pajak dilakukan dua kali yaitu pada akhir tahun dan awal tahun.
Kelebihan dari stelsel campuran adalah pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada
awal tahun oajak/periode pajak dan besarnya pajak yang dipungut sesuai dengan besarnya
pajak yang sesungguhnya terutang karena dilakukan perhitungan kembali pada akhir tahun
pajak atau akhir periode pajak setelah pengasilan yang sesungguhnya diketahui.

Anda mungkin juga menyukai