Anda di halaman 1dari 17

Dasar Hukum

Pemungutan Pajak
Oleh :
Nurul Adliyah Djunaid, S.H., M.H
Dosen Fakultas Syariah IAIN Palopo
Dasar hukum pemungutan pajak
• Dasar hukum pemungutan pajak yang paling utama adalah
pasal 23A UUD 1945 :
“pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan undang-undang”.

• Agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan bernegara,


maka sebagai tindak lanjut dari bunyi pasal 23A UUD 1945
maka diterbitkanlah undang-undang yang mengatur
tatacara penyelenggaraan perpajakan. Setidaknya ada 8
undang-undang yang dijadikan landasan hukum pemunguta
pajak di indonesia, yaitu :
1.UU no. 6/1983 tentang Ketentuan Umum Tatacara Perpajakan;
diganti dengan UU no. 16/2000 -> UU no. 28/2007
2.UU no. 7/1983 Tentang Pajak Penghasilan; diganti dengan UU no.
17/2000
3.UU no. 8/1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah; diganti dengan UU no. 18/2000
4.UU no. 12/1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan; diganti
dengan UU no. 12/1994
5.UU no. 19/1997 tentang Penarikan Pajak dengan Surat Paksa;
diganti dengan UU no. 19/2000
6.UU no. 21/1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan; diganti dengan UU no. 20/2000
7.UU no. 14/2002 tentang Pengadilan Pajak
8.UU no. 13/1985 tentang Bea Materai.
Teori dan Asas pembenaran pemungutan pajak

1. Teori Asuransi
2. Teori Kepentingan
3. Teori Bakti
4. Teori Gaya Pikul
5. Teori Asas Gaya Beli
6. Teori Pembangunan
1.Teori asuransi
Negara bertanggung jawab menjamin kemudahan dan
perlindungan bagi rakyat . Oleh karana itu “seperti
perusahaan asuransi” Negara menarik pajak seperti
perusahaan asuransi menagih premi dari para
nasabahnya.
2.Teori Kepentingan
Negara memungut pajak dari penduduknya krn
penduduk punya kepentingan kpd Negara. Makin besar
kepentingan penduduk kpd Negara, maka makin besar
pula perlindungan negara kpd nya dan oleh krn itu
makin besar pula pajak (premi) yg hrs dibayar kpd
Negara.
3. Teori Bakti
Pemerintah punya kedaulatan atas (tumpah darah)
rakyat dan negaranya; dan rakyat diminta peran
sertanya utk berbakti kpd negerinya . Bentuk bakti itu
adl. berupa pajak atau iuran kepada negaranya.
(Teori ini secara tersirat dianut dlm UU Perpajakan
Indonesia tahun 1983 dlm konsiderans menimbang
huruf a).
4. Teori Gaya Pikul
Dlm memungut pajak, Negara hrs memperhatikan
kemampuan daya beli penduduknya. Oleh karena itu
penduduk membayar pajak disesuaikan dgn
kemampuan daya pikul masing masing. Teori ini
sesuai dgn asas kemampuan bayar (ability to pay)
tsb. di atas. UU Pajak Indonesia juga menganut asas
dan teori ini.
5. Teori Gaya Beli
Dengan memungut pajak berarti Negara menarik
sebagian daya beli penduduk/ masyarakat ke sector
Negara; kemudian Negara menyalurkan kembali dana
(daya beli masyarakat tsb) dlm bentuk
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
nasional utk kesejahteraan masyarakat/penduduknya.
6. Teori Pembangunan
Teori ini menekankan pentingnya pembangunan
Negara untuk menciptakan dan merealisasikan cita-
cita pemerintahannya, yaitu keadilan, kemakmuran,
pembiayaan Negara dan Pembangunan Nasional”.
kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh lapisan
masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat diminta
membiayai pengeluaran untuk pembangunan tersebut
melalui pembayaran pajak demi kelangsungan
pembangunan (nasional) Negara.
Asas pemungutan pajak
Ada beberapa asas yang dipakai dalam Pemungutan Pajak oleh
Negara, yaitu :

1. Asas Yuridis; bahwa segala pungutan pajak harus berdasarkan


UU sehingga memberikan jaminan hukum.

2. Asas Ekonomis; penentuan objek pajak harus tepat. Artinya


keberadaan pajak tidak boleh membuat perekonomian rakyat
merosot.

3. Asas finansial; biaya pemungutan pajak tidak boleh lebih besar


dari hasil pemungutan pajak.

4. Asas Umum; bahwa segala pungutan pajak akan dikenakan


secara umum, dan akan digunakan untuk kepentingan umum.
5. Asas wilayah; pemungutan pajak didasarkan pada
wilayah tempat domisili seseorang.

6. Asas Sumber; menyatakan bahwa pajak di pungut


berdasarkan tempat usaha atau tempat tinggal wajib
pajak.

7. Asas Kebangsaan; mendasarkan engenaan pajak


kepada setiap orag yang lahir dan tinggal di Indonesia.
Berlaku juga bagi warga negara asing yang telah tingal
atau berada di wilayah Indonesia selama lebih dari
jangka waktu 12 bulan tanpa sekalipun meninggalkan
negara Indonesia.
Asas / Prinsip Pemungutan Pajak (Adam Smith) :

1. Keadilan atau Equality; dimana pemungutan


pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai
dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak.
Negara tidak boleh bertindak diskriminatif
terhadap wajib pajak.

2. Kepastian atau Certainty; asas ini memberi


penegasan bahwa pajak harus berdasarkan UU,
sehingga apabila ada pelanggaran, maka akan
ada sanksi yang diberikan.
3. Kemudahan atau Convenience of payment; pajak
harus dipungut pada saat yang tepat bagi waji pajak,
dalam artian wajib pajak dalam keadaan baik dan
mampu untuk membayar pajak. Misalnya pada saat
wajib pajak baru menerima gaji danatau hadiah.

4. Efisien/hemat atau Efficiency atau Economy;


dimana pemungutan pajak diusahakan sehemat
mungkin, jangan sampai pemungutan pajak
mengeluarkan biaya yang lebih besar dan hasil
pemungutan pajak itu sendiri.
Syarat pemungutan pajak
1. Syarat keadilan; bahwa pemungutan pajak harus
dilakukan secara adil, baik dalam peraturan perundang-
undangan maupun dalam pelaksanaan pemungutan pajak.

2. Syarat Yurisis; segala bentuk pemungutan pajak harus


berdasarkan UU.

3. Syarat Ekonomis; pemungutan pajak tidak mengganggu


perekonomian nasional.

4. Syarat finansial; pemungutan pajak harus efisien dan


efektif sehingga hasil yang diperoleh maksimal.

5. Syarat Sederhana; yaitu sistem pemungutan pajak harus


sederhana dan mudah dimengerti oleh para wajib pajak.
Stelsel Pemungutan Pajak

Stelsel pajak merupakan sistem pemungutan pajak yang


digunakan untuk menghitung bersarnya pajak yang harus
dibayarkan oleh para wajib pajak.

Stelsel pajak terdiri atas tiga, yaitu :

1. Stelsel Nyata (riil);

2. Stelsel anggapan (fictive Stelsel);

3. Stelsel Campuran.
Sistem pemungutan pajak
Sistem pemungutan pajak adalah sebuah cara yang digunakan
untuk menghitung besarnya pajak seseorang yang harus
dibayar kepada negara yang menjadi tempat tinggalnya.

Pada dasarnya ada tiga sistem yang digunakan untuk


menentukan siapa yang menghitung dan menetapkan
jumlah pajak terutang yaitu :

1. Official Assessment system;

2. Self Assessment System;

3. With Holding System.


Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak yang harus


dibayar oleh subjek pajak terhadap objek pajak yang
dimilikinya. Tarif pajak pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk persentase.

1. Tarif proporsional;
2.Tarif progresif;
3. Tarif tetap;
4.Tarif Degresif.
Subjek dan Objek Pajak

Setiap jenis pajak memiliki subjek dan objek pajaknya sendiri.


Secara sederhana, subjek dan objek pajak :
Subjek pajak diartikan sebagai orang perorangan atau badan
yang ditetapkan menjadi subjek pajak. Sedang
Objek pajak merupakan sumber pendapatan yang dikenakan
pajak.
Tugas 1 !

- Uraikan tentang stelsel, sistem dan tarif pajak.


- Download UU perpajakan dan UU terkait.
- Klasifikasikan setiap Subjek dan objek setiap jenis pajak.
- Di ketik ataupun di tulis tangan, kirimkan dalam bentuk pdf
ke email nurul_adliyah@iainpalopo.ac.id atau di upload di GC
Pertemuan 5, paling lambat pukul 08.00 besok.

Anda mungkin juga menyukai