Anda di halaman 1dari 41

ASAS- ASAS dalam HUKUM

PERIKATAN/PERJANJIAN
Nurul Adliyah Djunaid
Dosen Fakultas Syariah
IAIN Palopo
ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN

a. Asas konsensualisme →berkaitan dengan


lahirnya perjanjian
b. Asas kebebasan berkontrak → berkaitan
dengan isi dan syarat perjanjian
c. Asas pacta sunt servanda → berkaitan
dengan kekuatan mengikat perjanjian
d. Asas kepribadian → berkaitan dengan
berlakunya perjanjian
e. Asas itikad baik → berkaitan dengan
pelaksanaan perjanjian
ASAS KONSENSUALISME

→suatu perjanjian lahir dengan tercapainya


kata sepakat diantara para pihak mengenai
suatu hal tertentu.

PENGECUALIAN :
- Perjanjian riil : perjanjian lahir dengan
diserahkannya obyek perjanjian.
- Perjanjian formil : perjanjian lahir dengan
dipenuhinya formalitas tertentu.
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

→ Setiap orang bebas untuk :


a. Membuat atau tidak membuat perjanjian
b. Membuat perjanjian dengan siapapun
c. Menentukan isi dan syarat perjanjian
d. Menentukan bentuk perjanjian
e. Menentukan pada hukum mana perjanjian
tunduk
ASAS PACTA SUNT SERVANDA

→ Semua perjanjian yang dibuat secara sah,


berlaku dan mengikat para pihak sebagai
Undang-Undang.
ASAS KEPRIBADIAN

→ Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak


yang membuatnya

PENGECUALIAN :

- derden beding :perjanjian untuk kepentingan


pihak ketiga
- Derden werking : perjanjian yang berlaku bagi
pihak ketiga
ASAS ITIKAD BAIK

→Suatu perjanjian harus dilaksanakan dng itikad


baik
ITIKAD BAIK => SIKAP BATIN
Penafsiran Itikad Baik :
“volgens de eisen van redelijkheid en billijk-
heid”
(memenuhi suatu syarat dari kelayakan dan
kepatutan)
BENTUK PERJANJIAN

• LISAN
• TERTULIS :
• Akta otentik : akta yg dibuat oleh atau
dihadapan pejabat yg berwenang unt itu.
misal : akta notaris, akta PPAT
• Akta di bawah tangan : akta yg dibuat
sendiri oleh para pihak meliputi :
- perjanjian standar
- perjanjian di bawah tangan biasa
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

a. Ditentukan oleh para pihak dlm


perjanjian;
b. Ditentukan waktunya oleh UU;
c. Berdasarkan keputusan hakim;
d. Kesepakatan para pihak (herroeping);
e. Tujuan perjanjian telah tercapai;
f. Terjadinya suatu peristiwa tertentu;
g. Pernyataan penghentian perjanjian
(opzegging).
WANPRESTASI DAN OVERMACHT

• PRESTASI :
- terlaksana
- tidak terlaksana :
- WANPRESTASI atau
- OVERMACHT / FORCE MAJEUR
WANPRESTASI

→ tidak terlaksananya suatu prestasi karena


kesalahan debitur, baik krn kesengajaan
maupun kelalaian.

→ Mengakibatkan adanya tuntutan ganti


kerugian
BENTUK-BENTUK WANPRESTASI

a. Debitur sama sekali tidak berprestasi;


b. Debitur berprestasi tetapi tidak tepat
waktu;
c. Debitur berprestasi tetapi tidak sesuai
dengan yang diperjanjikan.
SOMASI / TEGURAN

→Untuk menyatakan debitur wanprestasi, harus


dilakukan SOMASI (teguran) terlebih dahulu
kepada debitur.

Bentuk SOMASI :
- Suatu akta yang berisi peringatan agar debitur
segera melaksanakan kewajibannya.
SOMASI tidak diperlukan jika :

a. Adanya batas waktu (fataal termijn) dalam


perjanjian;
b. Prestasi yang diperjanjikan adalah “tidak
berbuat sesuatu”;
c. Debitur mengakui dirinya wanprestasi.
TUNTUTAN KREDITUR

a. Pemenuhan perjanjian;
b. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi;
c. Pemutusan perjanjian;
d. Pemutusan perjanjian disertai ganti rugi;
e. Ganti rugi.
GANTI RUGI

Unsur-unsur :

a. Kerugian;
b. biaya-biaya;
c. Bunga.
OVERMACHT / FORCE MAJEUR

→ Suatu keadaan tak terduga diluar ke-


mampuan manusia yang menyebabkan debitur
tidak dapat berpretasi, dan debitur tidak
dapat dipersalahkan.

→ Akibat adanya overmacht => RISIKO


MACAM-MACAM OVERMACHT

a. Overmacht absolut (obyektif) :


→ overmacht yang benar-benar tidak dapat
diatasi

b. Overmacht relatif (subyektif) :


→ overmacht yang sesungguhnya dapat
diatasi, tetapi dengan pengorbanan yang
besar
TEORI OVERMACHT RELATIF

• INSPANNINGS THEORIE (TEORI UPAYA)


dikemukakan oleh Houwing :
→“jika debitur telah berusaha sebaik mungkin
sesuai dengan ukuran yang wajar dalam
masyarkat, maka tidak dipenuhinya prestasi
tidak dapat lagi di-persalahkan kepadanya”
→Disini yang pokok adalah unsur ketidak-
salahan, bukan ketidakmampuan.
RISIKO

→ siapa yang menanggung kerugian.

Asas umum RISIKO

- Perjanjian sepihak : risiko ditanggung oleh


kreditur
- Perjanjian timbal balik : risiko ditanggung
oleh keduabelah pihak
HAPUSNYA PERIKATAN

a. Pembayaran;
b. Penawaran pembayaran diikuti dengan
penitipan (konsinyasi);
c. Pembaruan hutang (novasi);
d. Perjumpaan hutang (kompensasi);
e. Percampuran hutang;
f. Pembebasan hutang;
----------- >
g. Musnahnya barang terutang;
h. Kebatalan dan pembatalan;
i. Berlakunya syarat batal;
j. Kadaluarsa (lewatnya waktu).
a. Pembayaran
→ Tdk selalu berujud uang, tapi dapat pula
berujud penyerahan benda tertentu atau
dapat pula berupa pemenuhan jasa.
→ Wajib dilakukn oleh debitur, tapi dapat pula
terjadi pembayaran dilakukan oleh pihak III
yang berkepentingan :
→ SUBROGASI
SUBROGASI :
→Penggantian hak-hak kreditur oleh pihak
ketiga yang membayar

Pembayaran dapat juga dilakkan oleh


“penanggung” (borgtocht)
b. Konsinyasi
→ Dilakukan oleh debitur jika kreditur menolak
menerima pembayaran debitur.
→ Debitur dapat mengajukan permohonan ke PN
agar penawaran pembayaran tersebut
dinyatakan sah, dan uang atau benda yg akan
dibayarkan disimpan atau dititipkan di
Kepaniteraan PN.
c. Novasi :
→Kesepakatan para pihak untuk menghapus
perjanjian yang sudah ada dan bersamaan
dengan itu timbul perjanjian baru sebagai
pengganti.
→Ada tiga macam novasi :
- novasi obyektif;
- novasi subyektif pasif;
- novasi subyektif aktif;
• Novasi obyektif : kreditur dan debitur me-
ngadakan perjanjian baru sebagai peng-
ganti perjanjian lama.
• Novasi subyektif pasif : dalam perjanjian
baru debitur lama digantikan oleh debitur
baru, dan debitur lama dibebaskan dari
kewajiban
• Novasi subyektif aktif : dalam perjanjian
baru kreditur lama digantikan oleh kreditur
baru
d. Kompensasi
→Terjadi jika antara kreditur dan debitur saling
mempunyai hutang

e. Percampuran hutang
→ Terjadi jika kedudukan kreditur dan debitur
ada pada satu orang → terjadi percampuran
hutang demi hukum.
f. Pembebasan hutang
→Terjadi jika kreditur melepaskan haknya atas pemenuhan
prestasi oleh debitur

g. Musnahnya barang terutang


→Terjadi bila benda yg menjadi obyek perjanjian, diluar
kesalahan para pihak seperti :
• musnah atau tdk dpt lagi diperdagangkan;
• hilang sedemikian rupa sehingga tdk diketahui apakah
barang itu masih ada atau tidak.
h. Kebatalan dan pembatalan
Kebatalan : perikatan yg timbul dari ke-
jahatan atau pelanggaran atau tdk memenuhi
syarat obyektif perjanjian.

Pembatalan : perkatan yang dibuat oleh orang


belum dewasa/dibawah pengampuan dan yang
dibuat karena cacat kehendak, misal ada
paksaan dsb.
i. Berlakunya syarat batal
→ Terjadi jika suatu peristiwa tertentu yang
diperjanjkan dan menjadi syarat
pembatalan, benar-benar terjadi

h. Kadaluarsa (lewatnya waktu)


→ Berdasarkan ketentuan UU segala tuntutan
hukum hapus karena lewatnya waktu 30
tahun.
HUKUM JAMINAN

→ “Jaminan” diperlukan agar ada kepastian


bahwa prestasi yang telah dilakukan oleh salah
satu pihak akan memperoleh ganti kontra
prestasi jika pihak lain gagal memberikan
prestasinya.
→ “Jaminan” merupakan perbuatan hukum yang
mengikuti suatu perbuatan hukum
sebelumnya.
→“Jaminan” tidak mungkin berdiri sendiri.
→Pemberian jaminan merupakan perbuatan
hukum yang bersifat accesoir terhadap
perbuatan hukum yang mendahuluinya, dan
merupakan hal yang prinsipal.

Contoh :
- Jaminan dalam perjanjian kredit.
MACAM-MACAM JAMINAN

a. Jaminan Umum
b. Jaminan Khusus :
- Jaminan Perorangan (personal
guarantee)/Penanggungan
- Jaminan Kebendaan :
* Jaminan benda tetap, misal :
- Hipotik
- Hak Tanggungan
* Jaminan Benda Bergerak, seperti :
- Gadai
- Fidusia
Jaminan Umum

→ “segala kebendaan milik debitur, baik yg


bergerak maupun yg tdk bergerak, baik
yang sudah ada maupun yg baru akan ada,
menjadi tanggungan untuk segala perikatan
debitur”
→ Semua harta debitur merupakan jaminan
bagi pelunasan hutangnya walaupun tdk
diperjanjikan.
→ Krediturnya merupakan kreditur Konkuren
(kreditur bersaing)
Jaminan Khusus

→ benda-benda tertentu milik debitur yang


dijadikan jaminan bagi pelunasan hutang-nya.
→ Dibuat dalam suatu perjanjian jaminan
→ Krediturnya merupakan kreditur Preferen
(kreditur yang diutamakan)
Jaminan Perorangan/Personal
Guarantee

Merupakan Perjanjian dimana pihak ketiga, guna


kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk
memenuhi perikatan debitur manakala debitur
tersebut tidak dapat memenuhi.
→ Seseorang dapat menjadi “penanggung”
hutang orang lain jika diperjanjikan.
→ Penanggungan diperbolehkan hanya untuk
sebagian saja hutang debitur
Jaminan Kebendaan

• benda tetap
- benda tetap berupa tanah :
→ jaminan dengan Hak Tanggungan;
dimana Hak Tanggungan tersebut harus
dibuat dengan Akta Notaris dan
didaftarkan.
- benda tetap bukan tanah :
→ jaminan dengan Hipotik; Hipotik harus
dibuat dengan Akta Notaris dan
didaftarkan.
• Benda bergerak :
- Gadai
- Fidusia

Perbedaan prinsip :
-gadai : obyek dikuasai oleh penerima gadai
-fidusia : obyek tetap dikuasai oleh pemilik.
Penerima fidusia menerima hak milik atas
obyek jaminan.
------------→
-gadai : bentuk perjanjian bebas
-fidusia : harus dengan Akta Notaris dan di-
daftarkan di Kantor Pendaftaran
Fidusia

Sekian,
Barakallahu Fiikum Jami’an

Anda mungkin juga menyukai