Anda di halaman 1dari 13

Gadai

Pasal 1150 KUHPerdata


Gadai adalah hak yg diperoleh kreditur atas benda bergerak
yang diserahkan padanya oleh debitur yang memberikan
I. Pengertian kekuasaan pada kreditur untuk mengambil pelunasan dari
barang dengan hak preferent

Prof. Sri Soedewi


Gadai Gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas benda bergerak
untuk menjamin suatu hutang.

Yg bertubuh
II. Objek semua benda bergerak
Tak bertubuh
surat berharga Ps.1153 KUHPdt
- Harus diberitahukan pada
orang yang mempunyai
kewajiban membayar
- Pemberitahuan tersebut dapat
dituntut secara tertulis
III. Para pihak dalam gadai:
1.) Pemberi Gadai (Debitur)
Pasal 1152 (1) KUHPerdata → barang gadai pada pihak ke III
Pasal 1156 KUHPerdata → pihak ke III sebagai pemberi gadai
(penanggung hutang)
Pihak ke III → tidak punya hutang
hanya berkewajiban pada
benda yang digadaikan
2.) Penerima Gadai → jawatan pegadaian

IV. Sifat dan Tujuan Hak Gadai


1. Hak preferent → didahulukan dari debitur lain
2. Bersifat kebendaan
3. Accesoir → sebagai perjanjian ikutan
4. Menjadi pelunasan hutang
5. Tidak dapat dibagi-bagi → seluruh benda untuk satu kesatuan
6. Inbezitstelling

2
V. Syarat sahnya gadai
Harus ada penyerahan atas benda yang dijadikan jaminan (Inbezitstelling)
Benda yang digadaikan harus dikeluarkan dari kekuasaan pemberi gadai
(debitur)

VI.Proses terjadinya gadai


a. Benda bergerak berwujud
1. Perjanjian hutang piutang Lisan
Tertulis Akte dibawah tangan
Akte otentik
Pasal 1151 KUHPerdata → persetujuan gadai dapat dibuktikan
dengan semua alat-alat pembuktian
yang diperbolehkan untuk membuktikan
adanya perjanjian pokok.
2. Barang yang dijadikan jaminan harus dilepaskan dari kekuasaan
pemberi gadai (ps. 1152 KUHPerdata)

3
b. (1) Untuk surat piutang atas nama ada syarat-syarat
tertentu:
a. Harus ada perjanjian gadai
b. Harus ada pemberitahuan pd debitur yg mempunyai
kewajiban melakukan pembayaran
(2) Untuk piutang atas tunjuk
a. Harus ada perjanjian gadai
b. Harus ada endosemen → surat piutang diserahkan
(3) Pada Cessie → tunduk pada ketentuan ps. 613 KUHPdt
dibutuhkan akta autentik/ akta di bawah tangan
Akta tersebut membuktikan adanya pemindahan hak →
sudah dilakukan
Pemberitahuan pada debitur → dibutuhkan dengan tujuan
agar debitur sadar adanya pengikat berupa “cessie”
4
Hak dan kewajiban Pandnemer:

1. Berhak menahan barang yang dijaminkan baik mengenai jumlah pokok,


bunga.
2. Berhak atas pelunasan dari pengikatan penjualan hasil eksekusi penjual
barang yang dijaminkan dijual sendiri
dilelang
3. Berhak ganti rugi atas biaya-biaya yg dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang jaminan
4. Berhak menggadaikan lagi jika sudah menjadi kebiasaan → misalnya
gadai surat-surat sero obligasi
5. Bertanggung jawab atas hilangnya atau susutnya barang jaminan karena
kelalaiannya.
6. Dalam hal barang jaminan akan dijual maka harus ada pemberitahuan
pada debitur
7. Berkewajiban memberikan perhitungan tentang pendapatan penjualan
setelah mengambil pelunasan hutangnya → penyerahan kelebihan harga
penjualan
8. Mengembalikan → barang jaminan jika hutang lunas berikut bunga,biaya

5
Harus dengan akte
- Autentik
Cessie - Di bawah tangan

Dengan akte → perbuatan hukumnya


selesai
- Pemberitahuan dalam cessie → agar
Perbedaan Cessie debitur terikat
piutang atas nama
dan Gadai/Pand

1. Bebas tidak terikat bentuk

Gadai/Pand 2. Perbuatan hukum belum selesai


tanpa pemberitahuan

3. Pemberitahuan, cukup lisan atau


tertulis
6
1. Barang dilepas dari
kekuasaan debitur
Menurut KUHPerdata
2. Jika debitur lalai, tidak boleh
memperjanjikan barang yg
BEDA digadaikan otomatis dimiliki
GADAI debitur

1. Ada 2 bentuk → borreg dan


cekelan
Hukum Adat Barang jaminan tetap dilunasi
debitur

2. Dalam bentuk cekelan, tidak


dilarang untuk
memperjanjikan
barang yang
digadaikan menjadi milik
kreditur jika debitur lalai

7
Hapusnya Gadai:

1. Hapusnya perikatan pokok → sesuai dengan sifat


accesoire
2. Barang yang dijamin terlepas dari kekuasaan
kreditur (pemegang gadai) → tidak menutup
kemungkinan kreditur tetap dapat menuntut dalam
hal demikian, UU menganggap perjanjian gadai
tidak terputus
3. Musnahnya barang jaminan
4. Debitur melepas benda yang digadaikan dengan
sukarela
5. Percampuran harta, pemegang gadai menjadi
pembeli dari benda tersebut

8
CESSIE
Cessie adalah suatu perbuatan hukum mengalihkan piutang
orang/kreditur-kreditur pemegang hak tanggungan kepada
pihak lain.

Cessie ialah penyerahan piutang atas nama yang dilakukan


dengan cara membuatkan akta otentik atau akta di bawah
tangan, kemudian dilakukan pemberitahuan mengenai adanya
penyerahan itu oleh juru sita kepada debitur dari piutang
tersebut

Mengenai piutang-piutang atas nama yang dapat diperalihkan


kepada kreditur baru ialah misalnya hak dari penjual untuk
meminta harga penjualannya, hak dari orang menghutangkan
untuk meminta kembali piutangnya, hak dari orang yang
terkena perbuatan melawan hukum untuk meminta pengganti
kerugian

9
A (kreditur lama) disebut Cedent, C (kreditur
baru) disebut Cessionaris, sedang B (si debitur
cari piutang yang diperalihkan) disebut Cessus.

Penyerahan piutang demikian disebut Cessie

Peralihan piutang atas nama demikian (Cessie)


sekarang dalam perkembangannya dalam
praktek perbankan di Indonesia juga dipakai
sebagai jaminan (tambahan jaminan) hutang
10
Cessie sebagai jaminan ini harus dibedakan dengan gadai (pand)
atas piutang.

Perbedaan-perbedaannya yang menonjol ialah:


1. Cessie atas piutang terikat oleh bentuk tertentu yaitu harus
dituangkan dalam akta otentik atau akta dibawah tangan.
Sedang gadai atas piutang berbentuk bebas
2. Pada Cessie pemberitahuan ini dilakukan oleh juru sita sedang
pemberitahuan pada gadai tidak diisyaratkan demikian
3. Pada Cessie perbuatan hukum itu telah selesai dengan
dibuatnya akta tersebut. Pemberitahuan hanya dimaksudkan
agar debitur mengetahui adanya peralihan hak tersebut
kemudian terikat oleh adanya Cessi itu (Ps. 613 ayat 2
KUHPerdata). Debitur juga tetap terikat oleh adanya Cessie
sekalipun tidak ada pemberitahuan, jika ia telah menyetujui
secara tertulis atau mengakui adanya Cessie itu.
11
Cessie Sebagai Angunan

Selain lembaga agunan yang telah disebutkan


dimuka, juga dikenal lembaga agunan yang
dilakukan dengan cara Cessie piutang atas nama
dengan maksud sebagai agunan (tambahan agunan)
untuk memperoleh kredit

A. Pengertian
Cessie adalah penyerahan piutang atas nama yang
dilakukan dengan cara membuat akta Cessie yang
dapat dibuat secara akta otentik atau akta dibawah
tangan, kemudian dilakukan pemberitahuan
mengenai adanya penyerahan itu kepada debitur dari
piutang tersebut (ps. 613 KUHPerdata)
12
Contoh sebagai berikut:

A (nasabah bank) pada tanggal 1 Juni 1992


meminjamkan uang kepada B sejumlah Rp.
100juta dan B wajib mengembalikan jumlah
pinjaman tersebut pada tanggal 1 Juni 1993.
Pada tanggal 5 Januari 1993 A meminta kredit
kepada bank sebesar Rp 500juta, sebagai
agunan tambahan A mengalihkan piutangnya
kepada B kepada bank.

13

Anda mungkin juga menyukai