A. SUBJEK HUKUM
Subyek Hukum → Pemegang atau pembawa hak dan kewajiban menurut hukum
1. Manusia (natuurlijk persoon), setiap manusia diakui sebagai subyek hukum dimulai
sejak lahir dan berakhirnya orang sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam
perdata adalah ketika ia meninggal dunia.
Selama orang tersebut masih hidup, selama itu pula ia mempunyai kewenangan
berhak. Pasal 3 B.W. → “Tiada suatu hukuman pun yang mengakibatkan kematian
perdata, atau hilangnya segala hak-hak perdata”.
2. Badan Hukum (rechtspersoon), pendukung hak dan kewajiban yang tidak berjiwa,
dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan
D. Perwalian
Pengawasan terhadap seorang anak yang belum dewasa yang tidak berada di bawah
kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut diatur oleh
UU.
Di bawah perwalian jika: anak sah yang kedua orang tuanya telah dicabut kekuasaannya
sebagai orang tua, orang tuanya telah bercerai, anak yang lahir di luar perkawinan.
Macam-macam Perwalian
Wettelijke voogdij—jika salah satu orang tua meninggal, menurut UU orang tua
lainnya dengan sendirinya menjadi wali.
Datieve voogdij—wali yang diangkat hakim atas permintaan salah satu pihak.
Testamentaire voogdij—perwalian yang ditunjuk berdasarkan surat wasiat.
Yang tidak dapat diangkat menjadi wali: orang yang belum dewasa, ditaruh dibawah
pengampuan, telah dicabut kekuasaannya.
Seorang wali diwajibkan mengurus harta kekayaan anak yang ada di bawah
pengawasannya
Bertanggung jawab ttg kerugian-kerugian yang ditimbulkan karena pengurusannya yg
buruk
Melarang seorang wali meminjam uang untuk si anak
Tidak diperkenankan menjual, menggadaikan, harta benda, tanpa ijin dari hakim.
Tugas wali berakhir—harus mempertanggungjawabkan jika si anak telah dewasa atau
meninggal.
E. Pengampuan
Keadaan dimana seseorang (curandus) karena sifat-sifat pribadinya dianggap tidak cakap
atau tidak di dalam segala hal cakap untuk bertindak sendiri dalam lalu lintas hukum.
Atas dasar keputusan hakim—dimasukan ke dalam golongan orang yang tidak cakap
bertindak sendiri (harus melalui curandus)
Sifat pribadi: dalam keadaan dungu, sakit gila, pemboros (pasl 433 KUHPerdata)
Pengampuan terjadi dengan keputusan hakim—berdasarkan permohonan.
Yang mengajukan permohonan:
keluarga sedarah
suami terhadap istrinya atau sebaliknya (pasal 434 ayat 3)
diri sendiri (pasal 434 ayat 4)
kejaksaan (pasal 435)
Akibat Hukum Pengampuan
Orang yang ditaruh dibawah pengampuan (curandus) kedudukannya sama dengan
anak di bawah umur (pasal 452 ayat 1)—perbuatan hukumnya harus diwakili
curatornya (pasal 499)
Perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan curandus dapat dibatalkan melalui
curatornya
Pengampuan berlangsung terus sampai keputusan hakim mencabutnya atau jika
sebab-sebab yang mengakibatkan ditaruh di bawah pengampuan telah hilang. (pasal
460)
Suatu badan oleh hukum diberi status “Persoon” sehingga mempunyai Hak dan
Kewajiban seperti manusia.
Badan hukum menjadi subyek hukum hanyalah fiksi, yaitu sesuatu yang ada
padahal sesungguhnya tidak ada;
Badan hukum semata-mata buatan pemerintah atau negara, orang hanya
menghidupkannya sebagai subyek hukum yang dapat melakukan perbuatan
hukum seperti manusia.
2. Teori organ (otto van gierke), sebagai reaksi dari dari teori fiksi maka timbullah teori
organ
Hak dan kewajiban badan hukum pada hakekatnya adalah Hak dan kewajiban
para anggota bersama-sama;
Kekayaan Badan hukum adalah milik bersama semua anggotanya;
Badan hukum konstruksi yuridis saja;
Pada hakikatnya badan hukum itu sesuatu yang abstrak, karena itu badan hukum
bukan merupakan subjek hukum.
5. Teori Kenyataan Yuridis (Majers)
Badan hukum adalah suatu realitas, kongkrit dan riil bukan abstrak tapi suatu
kenyataan yuridis;
Menekankan hendaknya mempersamakan badan hukum dengan manusia
terbatas pada bidang hukum saja;
Badan hukum adalah subjek hukum.
Bagaimana dengan KUHPer, apakah Badan hukum merupakan subjek hukum?
Apakah Badan hukum merupakan subjek hukum?
Pasal 1654 KUHPer :
“Semua badan hukum yang berdiri dengan sah, begitu pula orang-orang swasta,
berkuasa untuk melakukan perbuatan-perbuatan perdata, tanpa mengurangi
perundang-undangan yang mengubah kekuasaan itu, membatasinya dan
menundukkannya kepada tata cara tertentu".
Macam-macam Badan Hukum
Pasal 1653 KUHPer, ada 3 macam perkumpulan (badan hukum)
1. Yang diadakan oleh kekuasaan umum;
o Daerah Propinsi;
o Kabupaten/Kota;
o BUMN dan Bank-bank yang didirikan oleh Negara.
2. Yang diakui oleh kekuasaan umum; dan
o Perseroan Terbatas
o Asuransi
o Partai-partai politik
Badan Hukum Dari Segi Wujudnya
1. Korporasi (corporatie)
o kumpulan orang orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama sama
sebagai suatu subyek hukum tersendiri.
o merupakan badan hukum yang beranggota, tetapi mempunyai hak-hak dan
kewajiban-kewajiban sendiri yang terpisah dengan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban para anggotanya.
2. Yayasan (stichting)
Syarat Materiil:
Adanya kekayaan yang terpisah;
Mempunyai tujuan tertentu;
Mempunyai kepentingan sendiri;
Ada organisasi yang teratur (AD,ART,Pengurus).
Syarat Formil
Didirikan dengan Akta Notaris
Didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan Negeri setempat
Dimintakan pengesahan Anggaran Dasarnya kepada Menteri Hukum dan HAM
Diumumkan dalam Berita Negara
Memenuhi syarat – syarat yang harus dipenuhi sehubungan dengan permohonan
untuk mendapatkan status sebagai Badan Hukum (Pasal 36 KUHD)
Tanggung Jawab Organ:
Perbuatan-perbuatan Badan Hukum diwakili organnya;
Pasal 1655 BW, para pengurus (organ) dapat mengikatkan badan hukum dengan
pihak ketiga atau sebaliknya
Organ-organ perlengkapan Badan Hukum dapat berupa pengurus, direksi, dsb;
Anggaran Dasar (peraturan-peraturan lainnya) menentukan bagaimana organ Badan
Hukum itu berbuat dan apa saja yang harus dan tidak boleh diperbuat oleh organ
Badan Hukum;
Organ Badan Hukum tidak dapat berbuat sewenang-wenang tetapi dibatasi
sedemikian rupa oleh ketentuan-ketentuan intern yang berlaku dalam Badan Hukum
itu, baik yang termuat dalam Anggaran dasar atau peraturan-peraturan lainnya;
Tindakan organ yan g melampaui wewenang, menjadi tanggungjawabnya sendiri,
kecuali munguntungkan Badan Hukum tersebut atau organ yg lebih tinggi (Lihat
pasal 1656 KUHPerdata);
Paul Scholten: Jika terjadi Onrechtmatige daad oleh organ, jika masih dalam
wewenang yg diberikan, Badan Hukum tetap bertanggungjawab sesuai pasal 1365
KUHPerdata.
H. OBJEK HUKUM
1. Asas Individualitas
Yaitu objek kebendaan selalu benda tertentu, atau dapat ditentukan secara
individual, yang merupakan kesatuan. Hak kebendaan selalu benda yang dapat
ditentukan secara individu. Artinya berwujud dan merupakan satu kesatuan yang
ditentukan menurut jenis jumlahnya. Contoh: rumah, hewan.
2. Asas Totalitas
Yaitu hak kebendaan terletak diatas seluruh objeknya sebagai satu kesatuan. Contoh:
seorang memiliki sebuah rumah, maka otomatis dia adalah pemilik jendela, pintu,
kunci, dan benda-benda lainnya yang menjadi pelengkap dari benda pokoknya
(tanah).
3. Asas Tidak dapat dipisahkan
Yaitu orang yang berhak tidak boleh memindah tangankan sebagian dari kekuasaan
yang termasuk hak kebendaan yang ada padanya. Contoh: seseorang tidak dapat
memindah tangankan sebagian dari wewenang yang ada padanya atas suatu hak
kebendaan, seperti memindahkan sebagian penguasaan atas sebuah rumah kepada
orang lain. Penguasaan atas rumah harus utuh, karena itu pemindahannya harus
juga utuh.
4. Asas Publisitas
Yaitu hak kebendaan atas benda tidak bergerak diumumkan dan di daftarkan dalam
register umum. Contoh: pengumunam status kepemilikan suatu benda tidak
bergerak (tanah) kepada masyarakat melalui pendaftaran dalam buku tanah/
register.sedangkan pengumuman benda bergerak terjadi melalui penguasaan nyata
benda itu.
5. Asas Spesialitas
Yaitu dalam lembaga hak kepemilikan hak atas tanah secara individual harus
ditunjukan dengan jelas ujud, batas, letak, luas tanah. Contoh Asas ini terdapat pada
hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan atas benda tetap.\
J. Perbuatan Hukum
K. Pengertian Hak
Hak Relatif :
Hak yang memberikan wewenang kepada seseorang tertentu atau beberapa orang
tertentu untuk menuntut agar supaya seseorang atau beberapa orang lain tertentu
memberikan sesuatu, atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Biasanya
timbul dari suatu perjanjian atau persetujuan.
Contoh:
Hak penjual menerima pembayaran
Hak pembeli untuk menerima barang
Timbulnya Hak
Hak itu timbul manakala ada peristiwa hukum. Hak dapat lahir karena beberapa sebab :
Karena adanya subjek hukum baru baik berupa orang maupun badan hukum
Karena adanya perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak yang mengadakan
perjanjian
Karena adanya kerugian yang diderita oleh seseorang akibat kesalahan lain
Karena kadaluarsa (verjaring)
Hilangnya Hak
Hilangnya hak dapat terjadi karena :
Karena pemegang hak meninggal dunia dan tidak ada pengganti yang ditunjuk baik
oleh pemegang hak maupun oleh hukum
Masa berlaku hak telah habis dan tidak dapat diperpanjang lagi. Misalnya kontrak
rumah yang telah habis waktunya
Telah diterimanya seseatu yang menjadi objek hak
Kadaluarsa (verjaring)
Penyalahgunaan HAK (Misbruik van recht)
Kita tidak boleh menggunakan hak kita untuk tujuan yang tidak baik
Daluwarsa
keadaan untuk memperoleh sesuatu atau terbebas dari kewajiban/perikatan tertentu
dengan lewatnya waktu
- Akuisitif: seseorang dapat memperoleh sesuatu hak sehabis masa tertentu dan
memenuhi syarat syarat yg telah ditentukan dalam Undang-undang.
Contoh: bezitter yang jujur atas tanah pekarangan lama kelamaan dapat memperoleh
hak milik atas tanah tersebut. Apabila ia dapat menunjukkan suatu titel yang sah maka
dengan lewat waktu dua puluh tahun lamanya sejak ia menguasai tanah tersebut, ia
menjadi pemilik sah dari tanah tersebut.
- Ekstintif: Seseorang dapat dibebaskan dari suatu tanggung jawab sehabis masa
tertentu dan apabila syarat yang ditentukan undang-undang dipenuhi.
Contoh: Lewat waktu 30 Tahun seseorang dibebaskan atas penagihan atau tuntutan
hukum (selama belum pernah ditahih/dituntut dalam kurun waktu tersebut)