Anda di halaman 1dari 6

NASKAH TUGAS TUTORIAL KE-1

HUKUM PAJAK
UNIVERSITAS TERBUKA
NAMA : DIPO PAMUNGKAS
NIM : 044795457

SOAL 1
Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat
dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Siapa pun dan apa pun pekerjaan
kita selama berstatus Wajib Pajak sudah tentu wajib bayar pajak. Bahkan, badan usaha atau
perusahaan pun diwajibkan membayar pajak ini yang di setor ke negara. Berikan penjelasan
tentang 2 fungsi pajak menurut tujuannya! Kemukakan pendapat Saudara mengapa di Indonesia
setiap elemen masyarakat wajib membayar pajak berdasarkan 2 fungsi tersebut? Jelaskan!
JAWAB :
Fungsi pajak menurut tujuannya :
1. Fungsi Anggaran (Budgetair) yaitu sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara
dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari
penerimaan pajak.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend) yaitu fungsi yang mengatur pertumbuhan ekonomi. Dengan
kebijakan dari pemerintah, dana dari pajak digunakan untuk membantu perekonomian
negara.
Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Fungsi mengatur tersebut antara lain:
Pendapat saya mengenai masyarakat wajib membayar pajak berdasarkan 2 fungsi diatas, karena
pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara
sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai
sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti
jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan
menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan
dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara
mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari
pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas
bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang
jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.

SOAL 2
a. Wajib Pajak berinisial KNM, pada tahun 2019 kelebihan membayar PPh sebesar
Rp4.000.000,00, sedangkan untuk jenis PPN terdapat kekurangan pajak sebesar Rp5.000.000,00.
Berdasarkan adanya kelebihan dan kekurangan pembayaran pajak pada kasus tersebut, silakan
Saudara berikan penjelasan tentang kemungkinan/ketentuan yang dapat membuat berakhirnya
utang pajaknya serta buatlah perhitungannya?
JAWAB :
- Untuk kelebihan bayar PPh, kemungkinan karena setoran PPh pasal 25, atau dipungut PPh
22/23/26, sedangkan kekurangan PPN berrarti karena dia ada penyerahan PPN (Pajak
Keluaran), dan tidak bisa mngkreditkan Pajak Masukan.
- Berakhirnya utang pajak dengan cara pembayaran. Yakni membayar kekurangan dari pajak
PPN.
- Mekanisme pembayarannya bisa dengan pengembalian pendahuluan, pemeriksaan, atau
pemindahbukuan.

b. Selain kemungkinan/ketentuan yang dapat membuat berakhirnya utang pajak yang Saudara
jelaskan pada jawaban poin a tersebut, jelaskan pula 5 (lima) kemungkinan lainnya yang
membuat berakhirnya utang pajak!
JAWAB :
Lima kemungkinan berakhirnya utang pajak :
1. Pembayaran
Cara pertama menghapus utang pajak adalah dengan membayarnya pada negara.
Pembayarannya secara lunas dalam bentuk sejumlah uang oleh Wajib Pajak ke Kas Negara.
Dalam hal ini, Wajib Pajak dapat membayarnya sendiri atau menguasakannya pada pihak
lain selama pihak tersebut bertindak atas nama wajib pajak yang memiliki utang pajak. 
2. Kompensasi
Kompensasi dapat dilakukan jika Wajib Pajak memiliki kelebihan dalam membayar pajak
sehingga dapat digunakan untuk membayar utang pajak.
3. Kedaluwarsa
Daluwarsa Utang pajak terjadi karena terlampaunya waktu penetapan pajak (penertiban surat
ketetapan pajak) maupun karena lampaunya waktu proses penagihan pajak. Hak untuk
menagih pajak kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejat tanggal
terutang pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang
bersangkutan. 
4. Pembebasan
Utang pajak dapat pula berakhir karena pembebasan sebab pembebasan merupakan sarana
hukum pajak untuk melepaskan tanggung jawab wajib pajak berupa membayar pajak.
Pembebasan hanya diperuntukkan terhadap wajib pajak yang secara nyata dikenakan pajak,
tetapi tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Undang undang Pajak untuk
diberikan pembebasan.
5. Penghapusan/Peniadaan
Cara penghapusan diberikan karena keadaan keuangan Wajib Pajak. Penghapusan juga
merupakan cara untuk mengakhiri utang pajak. Namun, hanya dengan alasan tertentu, seperti
Wajib Pajak terkena musibah atau karena dasar penetapannya tidak benar. Ketika utang pajak
telah dihapus, perikatan pajak akan berakhir sehingga Wajib Pajak tidak lagi memiliki
kewajiban membayar pajak yang terutang. 

SOAL 3
a. Jelaskan 3 (tiga) klasifikasi azas terkait hukum perdata, hukum pidana yang termasuk dalam
hukum pajak!
JAWAB :
- Asas Pacta Sunt Servanda
Dalam hukum perdata adalah asas kepastian hukum dalam perjanjian yaitu para pihak
dalam perjanjian memiliki kepastian hukum dan oleh karenanya dilindungi secara hukum
sehingga jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian maka hakim dengan
keputusannya dapat memaksa agar pihak yang melanggar itu melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai perjanjian.
- Asas Konsesualisme
Yaitu paham bahwa dengan adanya kata sepakat di antara para pihak, suatu perjanjian
sudah memili kekuatan mengikat.
- Asas Praduga Tak Bersalah
Digunakan dalam masalah pidana, dalam Kita Undang-undang Hukum Acara Pidana
penjelasan umum butir 3 disebutkan : setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan,
dituntut, dan atau dihadapkan dimuka pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai
adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan
hukum tetap. Isi u]yang sama juga diatur dalam undang-undang tentang kekuasaan hakim.

b. Jelaskan dan berikan contohnya dari 3 (tiga) asas khusus sehubungan dengan pemungutan
pajak berikut ini:
- Asas Sumber
Asas ini memberikan kewenangan kepada negara asal sumber pendapatan yang diperoleh
oleh Wajib Pajak. Dengan kata lain pemungutan pajak didasarkan atas letak sumber
pendapatan yang diperoleh tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. Misalnya,
jika seorang Warga Negara Asing (WNA) memperoleh penghasilan dari Indonesia, maka
berdasar atas asas ini pemerintah Indonesia berwenang memungut pajak kepada WNA
tersebut.
- Asas Waktu Yang Tepat
Asas ini mensyaratkan bahwa pemungutan pajak harus dilakukan pada saat Wajib Pajak
dalam keadaan mampu membayar pajak. Misalnya, memungut pajak pada saat rakyat
menikmati 27 panen atau saat wajib pajak yang berstatus pegawai mendapat gaji, jangan
memungut pajak saat rakyat dalam keadaan paceklik.
- Asas Ekonomis
Dalam asas ini disyaratkan bahwa pelaksanaan pemungutan pajak harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1) Pajak harus dapat dibayar dari penghasilan rakyat dan tidak boleh menghalangi
usahanya dalam menuju ke kebahagiaan rakyat;
2) Pajak tidak boleh menghalang-halangi lancarnya usaha perdagangan dan industri atau
produksi;
3) Pajak tidak boleh bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Kepentingan umum jangan sampai dirugikan, misalnya bantuan terhadap bencana alam
menurut saluran-saluran tertentu yang dilakukan oleh orang-orang atau badan dapat
dianggap sebagai pengeluaran yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah
penghasilannya dalam rangka menghitung penghasilan bersih.

SOAL 4
Jelaskan gambaran menurut anda, sistem dan ketentuan perundang-undangan seperti apakah
yang menyatakan bahwa wajib pajak yang mempunyai kewajiban pajak, wajib menyelesaikan
kewajiban pajak yang terutang kepada negara, wajib pajak wajib mendaftarkan diri dan
pengusaha kena pajak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena
pajak pada kantor direktorat jendral pajak?
JAWAB :
1. Wajib pajak wajib menyelesaikan kewajiban pajak yang terutang
Mengacu pada Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Wajib Pajak adalah
orang pribadi atau badan yang meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak, serta mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Orang pribadi atau badan yang memenuhi kriteria wajib
pajak harus melaporkan pajaknya atas penghasilan, kekayaan, dan properti yang dimiliki.
2. Wajib pajak wajib mendaftarkan diri
Mengacu Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1994 Pasal 2 Ayat 1: Setiap
Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, NPWP adalah identitas
atau tanda pengenal bagi Wajib Pajak yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Nomor Pokok Wajib Pajak tersebut adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau indentitas Wajib Pajak, oleh karena itu kepada
setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu Nomor Pokok Wajib Pajak. Selain daripada itu,
Nomor Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran
pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal berhubungan dengan
dokumen perpajakan, Wajib Pajak diwajibkan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak
yang dimilikinya. Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan
Nomor Pokok Wajib Pajak dikenakan sanksi perpajakan.
3. Pengusahan kena pajak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha
kena pajak
Mengacu Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1994 Pasal 2 Ayat 2: Setiap
Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai
1984, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan
usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak dan kepadanya diberikan
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Fungsi Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain dipergunakan untuk mengetahui
identitas Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya, juga berguna dalam pemenuhan kewajiban
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serta untuk pengawasan
administrasi perpajakan. Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai
Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, dikenakan sanksi perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai