Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

Fungsi Pajak

Pada umumnya dikenal dua macam fungsi pajak,yakni;

1. Fungsi pajak Budgetair


2. Fungsi pajak Regulerend (mengatur)

1) Fungsi Pajak Budgetair


Fungsi budgetair disebut dengan fungsi utama pajak atau fungsi fiscal, yaitu suatu
fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal
ke kas negara berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Dalam menegakkan fungsi budgetair ini, pemerintah melakukan penyempurnaan


regulasi perpajakan dari berbagai jenis pajak , melakun intensefikasi dan ekstensifikasi
dalam pemungutan pajak hingga pengenaan sanksi perpajakan. bagi wajib pajak yang
tidak memenuhi kewajiban perpajakanya menurut undang –undang perpajakan maka
akan diancam sanksi pidana.

2) Funsi pajak Regulerend


Fungsi regulerend disebut juga sebagai fungsi tambahan bagi pajak , yaitu suatu fungsi
dalam mana pajak dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu .

Disebut sebagai fungsi pajak tambahan karna fungsi ini adalah sebagai fiungsu
tambahan /pelengkap dari fungsi utama , dan untuk mencapai tujuan tersebut mak
pajak digunakan sebagai alat kebijaksanaan pemerintah.

Beberapa contoh aplikasi fungsi regulerend :

a. Pengenaan pajak yang tinggi bagi minuman keras yang akan menjadikan
harga minuman keras akan menjadi sangat mahal dengan maksud agar
pembeli/ konsumen minuman keras akan berkurang banyak sehingga dengan
harga minuman kers yang sangat mahal tersebut tidak ada lagi generasi muda
yang mabuk –mabukan .
b. Memberlakukan investment allowance bagi investor asing atau domestik
untuk mendorong kegiatan investasi lansung diindonesia baik melalui
penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeridibidang
usaha tertentu.
c. Dalam rangka meningkat kan daya saing dengan negara –negara lain ,
mengedepankan prinsip keadilan dan netralitas dalam penetapan tarif dan
memberi dorongan bagi berkembangnya usaha kecil(pengusaga UMKM)
d. Pengenaan tarif proteksi , yaitu pengenaan bea masuk yang tinggi untuk
mencegah atau membatasi barang impor tertentu.
e. Untuk mengurangi gaya hidup mewah atau mengkonsumsi banrang mewah
dalam masyarakat, pemerintah pengenaan pajak penjualan ( Ppn) impor dan
bea masuk barang mewah yang cukup tinggi bagi barang –barang mewah
tertentu.
f. Untuk mendorong perkembangan koperasi diindonesia .pemotongan pajak
tidak dilakukan atas sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggotannya sebagai implementasi dari pasal 23 ayat (4) huruf f
undang-undang.
BAB 6

Teori Pembenaran Pungutan pajak

ASAS-ASAS MENURUT FALSAFAH HUKUM

Menurut prof.Sindian suatu pungutan pajak dapat dibenarkan , jika tindakan tersebut
diselenggarakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan soaial ,dan kewajiban negara untuk
menaikkan kesejahteraan umum.

Uintuk mendapatka pembenaran pemungutan pajak beberapa teori berikut ini memberikan dasar
menyatakan keadilan (justification) kepada hak negara untuk memungut pajak dan rakyatnya
yang termasuk dalam asa-asasmenurut falsafah hukum, yakni i. Teori asurasi ii.Teori
kepentingan iii. Teori bakti atau kewajiban pajak mutlak iv.Teori gaya pikul v.Teori gaya beli
(Santoso1995:30-36) dan vi.Teori pembangunan (safri Nurmantu ,1994:60)

Berikut ini uraian masing masing teori tersebut diatas:

1. Teori asuransi
Bahwa pajak disamakan dengan pembayaran premi untuk perlindungan ,sebagaimana terdapat
dalam asuransi pertangguangan. Menurut teori ajaran teori asuransi ,fungsi negara yang utama
adalah melindungi individu,baik jiwa maupun harta miliknya.

Dewasa ini teori ini sudah tidak dianut orang lagi karena memiliki banyak kelemahan ‘ antara
lain sebagai berikut:
 Perbedaan secara analogis antara negara dengan perusahaan asuransi tidak tepat,sebab
jaminan dari negara adalah jiwa dari kekayaan sedangkan auransi yang dijaminkan itu
adalah resikonya .
 Tidak terdapat hubungan yang langsung antar pembayaran pajak dan jasa –jasa yang
diberikan oleh negara adanya hubungan ini sebenarnya mengugurkan pengertian pajak
itu sendiri karena bertentangan dengan unsur dalam definisi pajak
 Lagi pula kalo ada imbalan / kontra prestasi ( dalam hal ini kepentingan wajib pajak
)dalam pajak ,maka hal ini juga berarti mengugurkan eksistensi pajak itu sendiri.
2. Teori kepentingan
Negara berhak memungut pajak dari penduduknya,karena penduduk negara tersebut simiskin
karna sikaya lebih banyak merasakan kenikmatan . jadi disini timbangan dasar pajak harus
ditentukan sesuai besar kecilnya kepentingan yang diperoleh dari pekerjaan negara.makin
besar kepentingan penduduk kepda negara,maka semakin besar pula perlindungan negara
kepadanya.
Sama dengan teori asuransi ,teori ini sudah ditinggalkan orang karna mempunyai banyak
kelemahan ,antara lain sebagai berikut:
 Tentang fungsi negara untuk melindungi segenap rakyatnya ,negara seharusnya tidak
boleh meilih-milih dalam memberi perlindungan kepada penduduknya
 Jika ditinjau dari defenisi pajak , maka danya hubungan langsung atau kontara prestasi
( dalam hal ini kepentingan wajib pajak ) telah memggugurkan eksistensi pajak itu
sendiri.
 Teori ini dikacaukan dengan retribusi ( untuk kepentianygan yang lebih besar yaitu
untuk perlindungsn terhadap harta benda yang lebih banyak harganya daripada harta
simiskin , diharuskan membayar pajak yang lebih besar pula)
 Tidak ada ukuran untuk mengukur kepentingan individu dalam usaha pemerintah
antara kepentingan orang yang membayar pajak besar dengan yang pulaknya kecil
serta orang yang tidak membayar pajak . jasa negara adalah multi komplek s,
dinikmati oleh seluruh rakyatnya .

3. Teori bakti atau teri kewajiban pajak mutlak


Teori ini juga disebut pengorbanan (absolute belastingplicht) yang berlandaskan dasar negara
bahwa negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak individu –individu tidak
mungkin berdiri sendiri tanpa ada masyarakat tidaklah aka nada individu.
Kritik terhadap teori ini antara lain sebagai berikut:
 Pokok pangkal teori ini terlalu absolut dan abtrak dan terlalu kuat menitik beratkan
pada negara seolah olah individu tidak dapat hidup tanpa negara,tetapi negara dapat
hidup tanpa individu.padahal tidak demikian halnya, sebab negara pun tidak mungkin
ada tanpa individu.

4. Teori gaya pikul


Kritik terhadap teori ini :
 Gaya pikul ini sesungguhnya tidak dapat atau sulit diukur denga pasti ,lagi pula ia
selalu beruhan dan sangat tergantung dengan rasa keadilan dari zaman kezaman .
 Teori ini merupakan dasar untuk memungut pajak yang adil bukan merupakan teori
untuk pembenaran atas pungutan pajak .
5. Teori daya beli
Esensi justifikasi teori ini dalah bahwa pemungutan pajak hanya melihat pada efeknya yang
positif untuk kecukupan penerimaan negara buat membiyayai pengeluaran umum negara.

6. Teori pembangunan
Untuk Indonesia justifikasi yang paling tepat adalah pembangunan. Pajak dipungut negara
untuk kepentingan pembangunan. Pembangunan merupakan pengertian tentang tujuan suatu
negara yaitu masyarakat yang adil, makmur, sejahtera di semua bidang kehidupan. Pembangunan
membutuhkan begitu banyak biaya, sehingga negara memiliki kewewenangan untuk memungut
dana dari masyarakat berupa pajak. Karena tujuan utama dari pembangunan adalah untuk rakyat
maka sewajarnya rakyat ikut andil bersama-sama dalam pembiayaan pembangunan, dengan
memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar.

ASAS PEMUNGUTAN PAJAK


Adam smith menerbitkan bukunya yang sangat terkenal dengan nama “An inquiry into the
nature abd couses of the wealth of nations” mengemukakan bahwa pemungutan pajak
hendaklah berdasarkan empat prinsip yang disebut dengan four maxims /four canons
1 .Equqlity /Equity
Pajak itu harus adil dan merata , yaitu dikenakan kepada orang orang pribadi/ subjek pajak
sebanding dengan kemampuannya untum membayar ( ability to pay )pajak tersebut dan
juga seimbang dengan mamfaat/atau penghasilan yang diterima atau dinikmatinya dibawah
perlindungan pemerintah.
2 .Certainty
Pajak itu tidak ditentukan secara sewenang-wenang yang dimaksudkan supaya pajak itu
jelas bagi semua wajib pajak dan seluruh masyarakat pasti tidak dapat ditawar –tawar .
3 .Convenience
Dalam memungut pajak, pemerintah hendaknya memperhatikan saat saat yang
meyenangkan / memudahkan wajib pajak .
4 .Economy
Dalam melaksanakan pemungutan pajak ,biaya pemungutan bagi kantor pajak dan biaya
memenuhi kewajiban pajak (compliance cost).

ABILITY TO PAY PRINCIPLE DAN BENEFIT PRINCIPLE


Richard A.Musgravedan peggy Musgrave dalam bukunya yang berjudul fublic finance in theory
and practice(1989:61-94),mengemukakan dua pendekatan yang merupakan dasar bagi fiskus
untuk memungut pajak yakni:
 Benefit principle
 Ability to pay principle

PRINSIP-PRINSIP /KAIDAH/ASAS PERPAJAKAN


-E,R.A.Seligman
ada 4 macam prinsip yang dikemukakan oleh saligman yaitu:
 Fiscal
 Administrative
 Ekonomi
 Ethical

-fritz Neumark
Membagi prinsip perpajakan kedalam 4 prinsip yaitu:
1. Revenue productivity
2. Social justice
3. Ekonomi goals
4. Ease administrasion compliance

ASAS PEMUNGUTAN PAJAK LAIN


Seelain asas pemungutan pajak menurut falsafah hukium, masih ada 3 asas pemungutan pajak
dalam literature, yakni:
1. Asas yuridis
Hukum pajak harus dapat memberi jaminan hukum yang perlu menyatakan keadilan yang
tegas, baik untuk negara maupun warganya (R.santoso brotodiharjo 1995:36).
2. Asas ekonomis
Aspek ekonomi tersebut sudah tercakup dalam 2 fungsi pajak yakni fungsi budgetair dan
fungsi mengatur (regurelend) kedua fungsi tersebut merupakan satu kesatuan dan harus
berjalan secara bersamaan .
Dengan demikian asas ekonomi ini menekankan pada kebijakan pemungutan pajaknya :
a. Pemungutan pajak jangan sampai menghambat pertumbuhan ekonomi karna
terganggunya kelancaran produksi dan perdangan.
b. Harus diusahakan jangan sampai menghalang halangi rakyat dalam usahanya menuju
kebahagiaan.
c. Jangan sampai merugikan kepentingan umum.
3. Asas finansial
Asas ini menejkankan efesiensi dalam memberlakukan undang –undang pajak sesuai
dengan maxim/canon yang keempat dari adam smith .

KAIDAH /ASAS NETRALITAS PAJAK


Netral disini artinya tidak memengaruhi pilihan dunia swasta dalam melakukan kegiatan bisni
mereka .

Elemen elemen pokok yang menyakut netralitas ,yakni;


a. Netral dalam persaiangan dalam negri.
b. Netral dalam perdangan internasional.
c. Netral bagi pola konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai