Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

Reformasi perpajakan
Pendahuluan

Kesadaran masyarakat terhadap urgensi pajak bagi kelangsungan pembangunan adalah


merupakan pondasi yang kokoh bagi tegaknya pembangunan itu sendiri.

Undang undang perpajakan yang lama sebagian besar dari undang undang dari zaman Hindia
belanda ,seperti ordonansi pajak perseroan Tahun 1925. Ordonansi pajak kekayaan Tahun 1932
dan pajak pendapatan Tahun 1944.

Dalam perundang-undangan pajak yang lama ini, mengatur:

1. Pelaksanaan kewajiban perpajakan sangat tergantung pada aktivitas aparat


perpajakan(office Assesment) yang menyebabkan masyarakat wajib pajak kurang ikut
bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
2. Berbagai jenis pajak yang ada menimbulkan ketidakjelasan bagi masyarakat wajib pajak
dalam memenuhi kewajibanya.
3. Terdapat tarif pajak baik perseorangan maupun badan yang beraneka ragam.
4. Tingginya tarif pajak telah menimbulkan kecedrungan pada masyarakat untuk
menghindari pajak dengan berbagai cara.
5. Tata cara pemungutan pajak dinilai terlalu berbelit- belit dan sangat menyulitkan.

Pembaharuan menyeluruh Tahun 1984

Pemerintah menciptakan sistem perpajakan yang baru dan lahirnya seperangkat undang –undang
perpajakan yang baru yaitu:
1. Undang-Undang No.6Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dnengan Undang-Undang
No.9 Tahun 1994 dan Undang –Undang No.16 Tahun 2000,dan terakhir diubah dengan
Undang –Undang No.16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan .
2. Undang –Undang No.7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubahh menjadi Undanng-Undang
No.10 Tahun 1994 dan Undang –Undang No.17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan
Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.
3. Undang-Undang No.8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah menjadi Undabg-Undang
No.11 Tahun 1994 dan Undang-Undang No.18 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan
Undang –Undang No.42 Tahun 2009 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan
pajak penjualan atas barang mewah.

Selain ketiga Undang –undang perpajakan, pemerintah juga melakukan perubahan atas
Undang –Undang No.12 Tahung 1985 tentang pajak bumi dan bangunan (PBB) .Dengan
diterbitkan Undang –Undang No.12 Tahun 1994 tentang perubahan atas PBB. Dengan
diterbitkan Undang-UndangNo.28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,
maka pajak bumi dan bangunan tidak lagi berdiri sendiri sebagai pajak pusat,karna status
sudah berubah menjadi pajak daerah.
Disamping perubahan keempat buah Undang Undang tersebut,Undang-Undang
No.13Tahun 1985 tentang bea materai masih tetap berlaku.

a. falsafah pembaharuan
Mengubah falsafah pajak menjadi iuran wajib dari warga negara kepada pemerintah
,yang baik penetapan ,adminitrasi maupun penggunaan nya semata mata menjadi wewenang
pemerintah ,ke suatu falsafah yang dilandasi pancasila dan Undang Undang dasar 1945.

b. tujuan pembaharuan
1. Menegakkan pembiayaan dalam membayar pembangunan nasional dengan jalan lebih
menggerakkan lagi segenap kemampuan nasional.
2. Menyederhanakan sistem perpajakan yang mencakup:
a. penyederhanaan jenis pajak;
b. penyederhanaan tarif
c. penyederhanaan cara pembayaran pajak .
3. Menyusun penbayaran pajak yang adil dan wajar sehingga wajib pajak justru diharapkan
akan semakin meningkat .
4. Membenahi aparatur perpajakan yang meliputi pembenahan dan penataan prosedur ,tata
kerja ,displin dan mental.
5. Membuat bebsn pajak ysng semakin adil dan wajar .

c. ciri-ciri sistem perpajakan yang baru


1. Sederhana , baik jenis pajaknya, tarif serta sistem pemungutannya.
2. Mencerminkan tercapainya tujuan pemerataan dalam pengenaan dan pembebananya .
3. Memberikan asas dan kepastian hukum,baik wajib pajak maupun aparat pajak.
4. Memberrikan kepercayaan bagi wajib pajak dengan memberlakukan asas menghitung
dan menyetorkan sendiri kewajiban pajaknya( self assessment)
5. Mendorong dan memberikan pengaruh yang positif pada kegiatan ekonomi dan bisnis.

d. asas perpajakan
1. Asas pekercayaan penuh kepada masyarakat.
2. Asas kegotongroyongan terhadap kewajiban kenegaraan termasuk membayar pajak.
3. Asas keadilan dalam pemungutan pajak .
4. Asas kepastian Hukum.
5. Asas kesamaan dan pemerataan beban perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai