Anda di halaman 1dari 10

JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO.

3 (2020)

Terbit online pada laman web jurnal : http://ejournal.upbatam.ac.id/index.php/comasiejournal

Jurnal Comasie
| ISSN (Print) xxxxxxxx | ISSN (Online) 2715-6265 |

USULAN PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS


PADA MESIN MOULDING DENGAN MEMINIMUMKAN
SIX BIG LOSSES

Firman Okyadi Sormin1, Sri Zetli2


1Program Studi Teknik Industri, Universitas Putera Batam.
2Program Studi Teknik Industri, Universitas Putera Batam.
email: pb160410040@upbatam.ac.id

ABSTRACT

Mesin dan peralatan produksi merupakan unsur penting dalam mendukung kelansungan
produksi sebuah perusahaan manufaktur. Mesin menjadi tuntutan utama untuk terus
mempertahankan bahkan meningkatkan mesin agar tetap optimal dalam memproduksi
barang dan mampu memenuhi permintaan konsumen. PT Cicor Panatec Batam adalah
perusahaan di Batam yang memproduksi alat kecantikan. beberapa mesin yang digunakan
yaitu mesin Engel 200T adalah mesin injeksi molding, kerugian yang dihasilkan dari proses
produksi yang disebabkan oleh downtime yang terjadi setiap hari. Tujuan dari penelitian ini
yaitu menentukan efisiensi mesin, six big losses yang memiliki persentase terbesar
penyebab penurunan performa mesin, menentukan rendahnya nilai efektivitas mesin dari
faktor dan akar penyebab masalah , dan melakukan usulan perbaikan. Dalam penelitian ini
penentuan nilai efektivitas mesin menggunakan metode OEE dan langkah untuk
memperbaiki masalah dengan menggunakan FMEA. Didapat perhitungan nilai OEE adalah
48,85%.pada diagram pareto, rendahnya nilai efektivitas mesin adalah breakdown losses
dengan nilai 42,50%. Melakukan identifikasi menggunakan diagram ishikawa untuk
mengidentifikasi Penyebab breakdown losses. Permasalahan dominan penyebab
kegagalan adalah pemanasan heater tidak stabil dengan nilai RPN sebesar 140, dan
potensi terkecil adalah kerusakan pada mold nilai RPN sebesar 90, usulan perbaikan
adalah membuat SOP, melakukan pelatihan berkala, menyediakan suku cadang, dan
perlunya meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap perawatan mesin.
Keywords: Manufaktur, Downtime, Six big losses,OEE, FMEA

Helianty, & Prassetiyo, 2015). Proses


PENDAHULUAN produksi bertujuan untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Menurut (Jannah &
Kegiatan dalam bidang produksi
Nalhadi, 2017) untuk mendapatkan
merupakan faktor yang dapat
sasaran secara tepat dalam segi mutu,
mempengaruhi perkembangan
jumlah, waktu, dan biaya yang efisien
perusahaan. Didalam peningkatan
perlunya pengandalian produksi yang
produktivitas, perusahaan memiliki peran
benar dengan memanfaatkan faktor
penting untuk meningkatkan keberhasilan
produksi. Mesin dan peralatan produksi
dalam proses usahanya. Untuk
merupakan unsur penting untuk
meningkatkan produktivitas dapat
mendukung kelansungan proses produksi
dilakukan dengan mengevaluasi kinerja
sebuah perusahaan manufaktur.
fasilitas produksi pada perusahaan.
Kebutuhan akan produktivitas mesin akan
Kinerja yang buruk mengakibatkan
menjadi sebuah tuntutan untuk terus
produktifitas yang rendah (Alvira,
74
JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

mempertahankan bahkan meningkatkan permaslahan. Mesin-mesin yang


mesin agar tetap optimal dalam berproses dalam suatu perusahaan
memproduksi barang. memiliki peran penting untuk
Menurut (Rahmadhani, Taroepratjeka, & menghasilkan produk industry yang
Fitria, 2014) agar perusahaan dapat memenuhi standar kualitas yang
bertahan dalam persaingan industri diingingkan (Wilmar Nabati, 2014).
perlunya penggunaan mesin secara Seperti yang terjadi pada bulan Oktober
efektif, maka produktifitas akan 2019 dimana terjadi kerusakan pada
meningkat. mesin Engel 200T yang menmbutuhkan
PT. Cicor Panatec Batam adalah waktu sampai 3 hari dalam melakukan
perusahaan Swiss yang bergerak perbaikannya dan menunggu pergantian
dibidang percetakan dan perakitan spare part yang dipesan dari luar negeri
komponen elektronik. yang terletak di memakan waktu yang lama. Bulan
kawasan Batamindo Muka Kuning- Desember 2019 juga terjadi kerusakan
Batam. PT. Cicor Panatec Batam yang sama pada mesin yang sama.
berupaya dalam meningkatkan Sehingga memperlambat proses produksi
produktifitas dengan memanfaatkan dan mengurangi target output yang telah
mesin dan peralatan seefektif mungkin ditentukan oleh perusahaan.
agar dapat memnuhi permintaan Berdasarkan uraian masalah, diperlukan
pelanggan baik dari pasar nasional metode yang mampu mendefinisikan
maupun pasar internasional. Adapun permasalahan dengan jelas agar dapat
mesin yang digunakan pada perusahaan dilakukan perbaikan dan peningkatan
ini produksi adalah mesin Engel 200T. terhadap kinerja mesin dan peralatan
Berdasarkan observasi yang dilakukan produksi secara optimal, penggunaan
oleh peneliti, terlihat mesin yang mesin atau peralatan dalam proses
digunakan ada yang sebagian baru dan produksi harus dengan kondisi yang baik
ada mesin lama. berdasarkan wawancara agar dapat bekerja dengan optimal
dengan pihak perusahaan, dalam (Rahmadhani, Taroepratjeka, & Fitria,
melakukan proses produksi mesin yang 2014).
digunakan mempunyai umur pakai yang untuk mengetahui tingkat produktivitas
berbeda-beda. Dimana mesin yang baru mesin Engel 200T yang beroperasi di PT.
berumur 2 tahun dan mesin yang lama Cicor Panatec Batam Digunakanlah
berumur 19 tahun. Terdapat mesin baru metode yang mampu mengetahui tingkat
yang sudah digunakan adalah mesin produktivitas mesin Engel 200T yang
Engel 60T number 80 dan ada juga yang disebut dengan Overall Equipment
menggunakan mesin lama adalah mesin Effectiveness (OEE), variable yang
Engel 200T number 185. Mesin lama digunakan terdiri dari avaibility rate,
yang dioperasikan memiliki kekurangan performance rate dan quality rate.
bila dibandingkan dengan mesin baru. Keberhasilan TPM dapat diukur dari hasil
Dalam melakukan tugasnya mesin Engel perhitungan OEE. Setelah nilai OEE
200T sering mengalami penurunan didapatkan selanjutnya melakukan
kemampuan. perhitungan six big losses. Dalam
Dari lembar kegiatan pemeliharaan yang melakukan perhitungan six big losses
didapat, perusahaan sudah menjalankan diketahui bahwa nilai losses yang
system preventive maintenance setiap terbesar penyebab penurunan efisiensi
satu bulan sekali (monthly maintenance), mesin Engel 200T dilanjutkan dengan
namun kenyataan dilapangan mesin mengidentifikasi lebih lanjut dengan
sering mengalami downtime metode Failure Mode and Effect Analysis
mengakibatkan proses produksi (FMEA). Untuk mengetahui akar
terhambat dan target produksi yang tidak permasalahan penyebab losses
tercapai. Perbaikan yang dilakukan ketika dilakukan evaluasi menggunakan metode
mesin mengalami downtime membuat FMEA. FMEA merupakan suatu metode
usaha perbaikan tidak berfokus pada akar untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
Firman Okyadi Sormin 75
JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

dan mengelola risiko secara efektif (Gina


et al., 2017). Untuk meningkatkan nilai 2.3 Six big Losses
OEE dan mengetahui penyebab kerugian Melakukan perhitungan six big losse
agar dilakukan perbaikan sesegera untTujuan dari perhitungan six big losses
mungkin dengan itu penulis akan ini adalah untuk mengetahui nilai
melakukan penelitian yang akan efektivitas keseluruhan overall equipment
dituangkan kedalam skripsi dengan judul effectiveness (Rapi & Novawanda, 2014).
“Usulan Peningkatan Overall Equipment Terdapat enam kerugian peralatan yang
Effectiveness Pada Mesin Molding menyebabkan rendahnya kinerja dari
Dengan Meminimumkan Six Big Losses”. peralatan.
1. Equipment failures (breakdown loss)
KAJIAN TEORI yaitu terjadinya kerusakan mesin
2.1 Teori Efektivitas dan Efisiensi secara tiba-tiba yang disebabkan
Efisiensi adalah perbandingan atau beberapa faktor.
rasio dari keluaran (output) dengan 2. Setup and adjustment loss yaitu
masukan (input) dalam pengoperasian kerugian yang disebabkan oleh
mesin (Rahmadhani et al., 2014).. waktu penyesuaian yang cukup lama
Efektivitas adalah rasio dari keluaran dan juga waktu penggantian produk
yang dicapai dengan keluaran standar pada saat mesin beroperasi.
yang diharapkan. derajat pencapaian 3. Idle and minor stoppage losses
tujuan dari sistem yang diukur dengan disebabkan pemberhentian mesin
perbandingan. sebentar oleh kejadian-kejadian
seperti, idle time, kemacetan mesin,
2.2 Overall Equipment Effectiveness oli habis.
(OEE) 4. Reduced speed loss yaitu kerugian
Untuk mendapatkan nilai OEE dilakukan penurunan kecepatan operasi
perhitungan sebagai berikut (Abdul apabila kecepatan actual cycle time
wahid, 2016): lebih kecil dari ideal cycle time
1. Availability Ratio 5. Rework loss yaitu kerugian mesin
Availability nilai persentase antara dalam menghasilkan produk cacat
actual operating time dan planned maupun adanya waktu pengerjaan
working time Perhitungan dari produk ulang.
persentase availability nilai yang 6. Yield/Scrap loss adalah kerugian
dibutuhkan yaitu working time, material yang timbul selama waktu
planned down time, dan down time. yang dibutuhkan oleh
2. Performance Efficiency Ratio peralatan/mesin untuk menghasilkan
Nilai performance rate dapat produk baru.
didefinisikan sebagai waktu standar
operational mesin (standard 2.4 Diagram Pareto
operating time) untuk menghasilkan diagram yang mengurutkan data terbesar
sejumlah produk jadi dibagi dengan data yang perlu dilakukan perbaikan
waktu aktual operasional mesin (data dari kiri) hingga data terkecil data
(actual operating time) tersebut. yang tidak perlu dilakukan perbaikan (ke
Perhitungan dari performance rate kanan). Penyelesaian dimulai dari data
membutuhkan nilai dari cycle time, tertbesar hingga data terkecil untuk
actual output, actual operating time. segera diselesaikan. (Krisnaningsih et al.,
3. Quality ratio atau Rate of quality 2015).
product
merupakan suatu rasio kemampuan 2.5 Digram sebab akibat (cause and
mesin dalam menghasilkan produk Effect Diagram)
yang sesuai dengan spesifikasi yang Cause and effect dia gram memiliki
sudah ditentukan dan dinyatakan fungsi dalam mengidentifikasi dan
dalan persentase. mengorganisasi penyebab-penyebab
Firman Okyadi Sormin 76
JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

yang menimbulkan permasalahan pertama mesin mulai efektif melakukan


(Sinaga & Maryanto, 2019). operasi.

2.6 FMEA (Failure Mode and Effect 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Analysis) Data primer adalah wawancara dan
FMEA merupakan teknik untuk pengamatan dilapangan. Data sekunder
menganalisa dan mendefinisikan yang diambil adalah berupa data
penyebab sebuah kegagalan, dilakukan perusahaan meliputi data jam kerja
analisa dari peralatan dan meneruskan tersedia, cycle time, planned downtime,
ke system tingkatan yang lebih tinggi. total produk yang diproses serta data
FMEA merupakan sebuah metodologi yang diperoleh dari laporan, website dan
yang digunakan untuk menganalisa dan literature jurnal yang memiliki kaitan
menemukan : dengan judul penelitian.
1. Kegagalan yang memiliki potensi
menimbulkan masalah pada suatu 3.3 Metode Analisis Data
sistem melakukan pengolahan data aviability,
2. meminimalkan kegagalan-kegagalan performance, efficiency, rate of quality
suatu system dengan melakukan product dan OEE nilai dari OEE akan
Perbaikan berdasarkan pada sebuah menunjukkan tingkat efektiftas dan
rangking dari severity, occurance dan kinerja mesin Engel 200T lalu
probability dari kegagalan bandingkan dengan world class dengan
nilai 85% jika <85% identifikasi dengan
METODE PENELITIAN six big losses untuk melihat penyebab
3.1 Operasional Variabel kerugian yang ditimbulkan dan
Aspek penelitian variabel ini adalah: melakukan tindakan perbaikan dari
 Availability rangking tertinggi pada diagram pareto.
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒−𝐷𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 Analisis pemecahan masalah
= × 100
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 menggunakan fishbone diagram dan
 Performance rate FMEA untuk melihat potensi kegagalan
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡×𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑐𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒
= × 100 dan penyebab penurunan performansi
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
mesin Engel 200T sehingga dapat
 Quality ratio atau Rate of quality memperkecil kegagalan dan kerugian
product serta tidak menghambat proses produksi.
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 − 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
= × 100
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
OEE=𝐴𝑣𝑎𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 × 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 × 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pengukuran nilai Overall
3.1 Populasi dan Sampel Equipment Effectiveness (OEE) data di
Populasi ini berfokus pada data produksi, peroleh dari hasi report kegiatan produksi
downtime mesin, dan jumlah jam kerja pada Oktober 2019-Maret 2020. Data
mesin Engel 200T selama periode yang diperoleh berupa data breakdown,
Oktober 2019 – maret 2020. Dalam Set Up , total produksi, Planned
pengambilan sampel dilakukan pada downtime, cycle time. Nilai cycle time dan
planned downtime sudah ditentukan oleh
perusahaan

Firman Okyadi Sormin 77


JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

Tabel 1 Data Produksi Mesin Engel 200T

Total Planed Cycle


Breakdown Set up
No Bulan produksi Downtime Time
(Jam) (Jam)
(Pcs) (Jam) (Jam)

1 Oktober 45.83 37.5 31158 20 0.0090


2 November 30.92 29 35579 20 0.0090
3 Desember 121.55 10.67 30852 20 0.0090
4 Januari 42.05 15.33 37185 20 0.0090
5 Februari 34.67 20 51503 20 0.0090
6 Maret 29.17 20.89 60503 20 0.0090
Total 304.19 133.39 246780 120

4.1 perhitungan nilai OEE 31158 × 0,0090


Melakukan perhitungan untuk 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 =
640,67
menentukan nilai OEE berdasarkan nilai 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = 43,77%
availability, performance, dan quality 31158 − 1018
perhitungan dilakukan untuk melihat 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 =
31158
sejauh mana efektivitas mesin Engel 200T
selama bulan Oktober 2019-maret 2020. 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = 96,73%
640,67 Diperoleh hasil nilai perhitungan OEE
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = × 100%
724 dapat dilihat pada tabel 2
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 88.49%
Tabel 2 Nilai OEE
Rate of
Avaibility performance
No Bulan (%) %)
Quality OEE (%)
(%)

1 Oktober 88.49 43.77 96.73 37.47


2 November 91.44 50.03 98.88 45.23
3 Desember 81.74 46.92 94.83 36.37
4 Januari 92.07 50.20 97.53 45.08
5 Februari 91.91 74.60 97.03 66.53
6 Maret 93.09 80.80 82.97 62.41
Total 293.09
Rata-rata 48.85

Tabel 3 Perbandingan Nilai OEE


OEE Faktor OEE world class Our current OEE Action
Availability 90,00% 89,79% OK
Performance 95,00% 57,72% improve
quality 99,00% 94,66% OK
OEE 85,00% 48,85% improve
Firman Okyadi Sormin 78
JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

Dari tabel 2 didapatkan hasil perhitungan 𝑅𝑆𝐿 = 0%


nilai Overall Equipment Effectiveness (0,0090 × 1018)
(OEE) pada periode Oktober 2019-Maret 𝑃𝐷𝐿 = × 100%
(724 )
2020 adalah 48,85%. Pada tabel 3 terlihat 𝑃𝐷𝐿 = 1.27%
bahwa nilai OEE mesin Engel 200T belum (0,0090 × 0)
mencapai standar world class yaitu 85%. 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = × 100%
(724)
Nilai terkecil terdapat pada bulan 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 0%
Desember 2019 dengan nilai rata-rata Dari perhitungan time losses maka
36,37% dan nilai terbesar rata-rata didapatkan rendahnya nilai performance
terdapat pada bulan Februari 2020 disebabkan oleh breakdown losses
dengan 66,53%. Untuk dapat melihat lebih dengan nilai 42,50%, yang merupakan
rinci penyebab rendahnya nilai kerugian paling dominan penurunan
performance mesin dapat Melakukan performa mesin Engel 200T pada bulan
perhitungan six big losse berikut ini: Oktober 2019-Maret 2020
(45,84 )
𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = × 100%
(724)
𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 18,21%
37,5
𝑠𝑒𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 = × 100%
724
𝑠𝑒𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 = 5,18%
10,34
𝐼𝑀𝑆 = × 100
(724 )
𝐼𝑀𝑆 = 1,43%
(0,0090 − 0,0090) − 51503
𝑅𝑆𝐿 = × 100%
724
Tabel 4 persentase Six Big Losse

total time losses


No six big losses persentase (%)
(jam)

1 Breakdown losses 304,19 42,50


2 set up adjusment losses 133,39 18,76
3 idling minor stoppages 131,70 18,53
4 reduce speed losses 0 0
5 processed defect losses 141,85 19,72
6 rework 0 0
Total 711.13 100

4.2 Diagram Pareto idling and minor stoppage. Kerugian yang


Dari hasil pengurutan six Big losses tidak perlu melakukan perbaikan yaitu
persentase tertinggi six big losses yang reduce speed losses dan rework karena
perlu melakukan perbaikan yaitu memilki nilai persentase 0%. pengurutan
breakdown losse, lalu processed defect tersebut dapat digambarkan dengan
losses, set up and adjustment losses, diagram pareto

Firman Okyadi Sormin 79


JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

Gambar 1 Pareto Diagram

4.3 Fishbone Diagram losses Diklasikfikasikan kedalam 4


Untuk mengetahui lebih lagi penyebab bagian yaitu material, manusia, metode,
rendahnya efektivitas mesin Engel 200T dan mesin
dapat digambarkan menggunakan fish
bone diagram akibat dari breakdown
.

Material Manusia/operator

Kurang Tidak ada pelatihan


Spesifikasi bahan bertanggung jawab
baku tidak sesuai

Kurang mengerti mesin


Kurang disiplin

Breakdown loose

Seal rusak
Kerusakan mold
SOP belum
diterapkan
sepenuhnya Kurang perawatan
Monitor error

Temperatur heater
tidak stabil
Metode Mesin/peralatan

Gambar 2 Fishbone Diagram

Firman Okyadi Sormin 80


JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

Dari hasil metode brainstorming adapun stabil. System perawatan yang


beberapa factor yang berpengaruh dilakukan tidak secara rutin dan tidak
menyebabkan penurunan dalam standar menyebabkan penurunan
produktifitas mesin yaitu: performa mesin.
1. Manusia, yang belum sepenuhnya 3. Metode, metode perawatan tidak
mengerti mesin dan kurang memiliki dijalankan dengan baik. Pemeriksaan
rasa kepedulian terhadap serta hanya dilakukan secara visual tanpa
kurangnya pelatihan dalam melihat bagian dalam mesin apakah
membongkar pasang komponen ada yang bermasalah.
ketika mesin mengalami kerusakan 4. Material, kurangnya kebersihan
2. Mesin, usia pemakaian mesin menjadi dalam penyimpanan bahan baku dan
salah satu faktor kerusakan seperti tercampurnya bahan baku resin yang
seal rusak, monitor error,kerusakan berpengaruh pada produk
mold, dan temperature heater tidak

4.4 FMEA
Tabel 5 Penilaian FMEA dan Breakdown losses
Jenis Item/
Kerugian Komponen saverity occurance detection RPN
manusia 5 5 5 125
metode 5 5 4 100
material 8 4 4 128
Mesin (seal) 6 4 5 120
Breakdown Mesin
losses (monitor) 8 2 4 64
mesin
(temperatur
heater) 7 4 5 140
mesin (mold) 6 5 3 90

Tabel 6 potensi kegagalan dan Hasil RPN


No Potential Failure Mode RPN
1 Pemanasan heater tidak stabil 140
2 Material kotor 128
operator kurang disiplin dalam
3 125
menjalankan pekerjaan
4 Seal rusak 120
5 Metode perawatan 100
6 kerusakan pada mold 90
7 Layar monitor rusak atau error 64

Perlunya usulan perbaikan dapat atasan dalam menyadarkan karyawan


dilakukan dengan: dab motivasi kerja ketika terjadi kerusakan
1.Material,melakukan pembersihan mesin mesin yang diakibatkan kecerobohan
secara berkala dan pastikan kebersihan operator.
pada area penyimpanan agar tetap 3. Metode, melakukan perawatan dan
terjaga. pengecekan setiap hari. Memberlakukan
2. Manusia, operator kurang disiplin dalam autonomous maintenance untuk lebih
menjalankan pekerjaan perlunya peran meningkatkan rasa tanggung jawab
Firman Okyadi Sormin 81
JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

operator terhadap kondisi mesin injection menjalankan pekerjaannya, seal


molding dan menaikkan kemampuan rusak, metode perawatan yang
operator dalam melakukan pemeliharaan dilakukan masih belum sepenuhnya,
mandiri sehingga dapat menjaga kerusakan mold disebabkan tekanan
performance mesin injection molding. pada injeksi dan clamp yang tinggi
4. Mesin (Temperature Heater), serta produk yang over, dan layar
melakukan perawatan montly monitor yang russak.
maintenance seperti cleaning pada 4. Usulan yang dapat diterapkan adalah
saluran colling agar dapat performa mesin menyediakan suku cadang,
terjaga dengan baik menetapkan SOP cara kerja dalam
5. Mesin (mold), menghindari tekanan melakukan perawatan mesin,
injeksi dan clamp yang tinggi dan produk memberikan kesadaran terhadap
yang over,melakukan perbaikan mold jika operator dalam meningkatkan
sudah terjadi kerusakan pada mold agar kepedulian dan perawatan mesin.
tidak sampai bertambah parah. melakukan pemeriksaan dan
6. Mesin (monitor), pembelian suku pendataan suku cadang yang sudah
cadang lokal dan langsung melakukan kadaluarsa agar sesegera mungkin
pergantian suku cadang bila diperlukan melakukan perbaikan.
7. Mesin (Seal), melakukan pemeriksaan
dan pendataan suku cadang yang sudah 5.2 Saran
kadaluarsa, agar sesegerakan mungkin 1. Perusahaan melakukan perbaikan
melakukan pergantian. proses produksi yang berpotensi
menyebabkan kegagalan tertinggi
KESIMPULAN DAN SARAN yaitu breakdown losses.
2. Melakukan daily preventive
5.1 Kesimpulan maintenance untuk memeriksa
1. Selama periode Oktober 2019-Maret kondisi mesin bukan menjalankan
2020 diperoleh nilai OEE dengan rata- mesin selama masih bisa beroperasi.
rata-rata 48,85%. OEE tertinggi pada 3. Menjalin komunikasi yang baik antara
bulan Februari 2019 dengan rata-rata departemen maintenance,
sebesar 66,43%. OEE terendah pada departemen produksi dan planner
bulan Desember 2020 sebesar lebih ditingkatkan sehingga jadwal
36,37%. Dari hasil perhitungan OEE perawatan mesin dapat berjalan
menunjukkan bahwa efektivitas mesin dengan baik.
Engel 200T belum standar world class
karena masih <85% (kurang dari DAFTAR PUSTAKA
85%).
2. Dari hasil perhitungan six big losses Gina, S., Romi, R., Studi, P., Industri, T.,
selama periode Oktober 2019-Maret Teknik, F., Raya, U. S., … Conveyor,
2020 diperoleh kerugian yang S. S. (2017). ANALISIS TOTAL
memiliki pengaruh terhadap PRODUCTIVE MAINTENANCE
penurunan efektivitas mesin Engel DENGAN METODE OVERALL
200T adalah breakdown losses EQUIPMENT EFFECTIVENESS
selama 304,19 jam dengan DAN FUZZY FAILURE, 21(3), 165–
persentase 42,50%. 172.
3. Dari analisis cause and effect dan
FMEA didapat faktor yang Jannah, R. M., & Nalhadi, S. A. (2017).
menyebabkan breakdown losses Analisis Efektivitas Pada Mesin
yaitu pemanasan heater tidak stabil, Centrifugal Dengan Menggunakan
material kotor dikarenakan bahan Metode O verall Equipment
baku resin di tempatkan digudang Effectiveness ( OEE ), (2013).
berdebu dan terdapat resin plastik
bolong, operator kurang disiplin dalam
Firman Okyadi Sormin 82
JURNAL COMASIE - VOL. 3 NO. 3 (2020)

Krisnaningsih, E., Studi, P., Informatika, BIODATA PENULIS


M., Piksi, P., Serang, I.,
Effectiveness, O. E., … Penulis pertama,
Pendahuluan, I. (2015). Usulan merupakan mahasiswa
prodi Teknik Industri
penerapan tpm dalam rangka Universitas Putera
peningkatan efektifitas mesin dengan Batam. Penulis juga
oee sebagai alat ukur di pt xyz, 2(2). sebagai karyawan yang
bekerja pada departemen
Logistic/Store di PT Cicor
Nabati, W. (2014). Penentuan Interval Panatec Batam sebagai
Penggantian Komponen Pada Motor Material Handler Store.
Listrik Untuk Meminimalkan Resiko
Downtime, XIV(2).
https://doi.org/10.30587/matrik Penulis kedua,
merupakan lulusan
sarjana Teknik Industri
Rahmadhani, D. F., Taroepratjeka, H., & Universitas Bung Hatta
Fitria, L. (2014). Usulan Peningkatan dan lulusan magister
Efektivitas Mesin Cetak Manual teknik pada Pascasarjana
Menggunakan Metode Overall Teknik Industri
Universitas Andalas.
Equipment Effectiveness ( OEE ) ( Penulis adalah seorang
Studi Kasus Di Perusahaan Kerupuk peneliti sekaligus Dosen
TTN ) *, 2(4), 156–165. yang aktif dibidang
Rapi, A., & Novawanda, O. (2014). kepakaran ergonomi.
Penulis saat ini sebagai
PENGUKURAN KINERJA MESIN dosen Teknik Industri di
DEFEKATOR I ( Studi Kasus pada Universitas Putera Batam
PT . Perkebunan XY ), 2(2), 5–11. Kota Batam Kepulauan
Sari, D. P., Marpaung, K. F., Calvin, T., & Riau. Konsentrasi
mengajar pada
Handayani, N. U. (2018). 1. 125, matakuliah ergonomi.
125–130.

Suprianto, E., Teknik, P. S., Pembekalan,


M., Teknik, F., & Bandung, U. N.
(2016). PENGENDALIAN KUALITAS
PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT
BANTU STATISTIK ( SEVEN
TOOLS ) DALAM UPAYA MENEKAN
TINGKAT, 6(2), 10–18.

Wahyunugraha, W. H., Alkaff, A., &


Gamayanti, N. (2013). Analisis
Keandalan Pada Boiler PLTU
dengan Menggunakan Metode
Failure Mode Effect Analysis ( FMEA
), 1(1), 1–6.

Firman Okyadi Sormin 83

Anda mungkin juga menyukai