Anda di halaman 1dari 10

PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT E F F E C T I VE NE S S (OEE) SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN NILAI EFEKTIVITAS MESIN CARDING


(Studi kasus: PT. XYZ)

MEASUREMENT OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) TO


MEASUREMENT
INCREASE VALUE OF CARDING EFFECTIVENESS
(Case Study: PT. XYZ)

1) 2) 3)
Herwindo ,Arif Rahman ,Rahmi Yuniarti
Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email: hrwindo@gmail.com1), posku@ub.ac.id2), rahmi_yuniarti@ub.ac.id.3)

Abstrak

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor industri tekstil dengan p roduk berupa benang
tenun. Proses produksi benang tenun mengalami enam tahapan permesinan yang diantaranya mesin
blowing, carding, drawing, speeding, ring spinning, dan mach cone. Dari keenam tahapan permesinan
tersebut, mesin carding mengalami kendala paling banyak dibandingkan yang lain. Untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi di mesin carding digunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE)
digunakan untuk mengukur efektivitas mesin carding dan untuk mengetahui losses yang memberikan dampak
terbesar terhadap nilai efektivitas mesin carding. Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata tingkat

efektivitas
memberikan mesin cardingterbesar
pengaruh pada bulan November
terhadap 2012-November
efektivitas 2013adalah
mesin carding adalah speed
sebesar 32.60%.
losses Losses
sebesar yang
sebesar
242531,7647 menit, diikuti oleh breakdown losses sebesar 93360 menit, dan yang terakhir adalah process
defect sebesar 4139,411 menit. Setelah itu dilakukan analisis dengan FMEA untuk mengidentifikasi dan
mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan yang menyebabkan menurunnya efektivitas mesin carding.
Komponen yang memberikan pengaruh terbesar terhadap efektivitas mesin carding diantaranya adalah wire
taker in putus dengan RPN sebesar 200, cylinder macet, coiler error, flat doffer cacat, roller doffer, pulley
com macet dengan RPN sebesar 140, disco kurang pelumas RPN sebesar 112.

Kata Kunci: Overall Equipment Effectiveness (OEE), dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), RPN.

1. Pendahuluan dapat dihindarkan lagi. Keberadaannya menjadi


Pada era globalisasi ini, kebutuhan suatu kebutuhan yang wajib bagi setiap
masyarakat akan suatu barang semakin perusahaan
perusahaan.. Seiring dengan peningkatan
peningkatan aaktivi
ktivitas
tas
meningkat, dengan meningkatnya permintaan mesin dalam suatu aktivitas produksi dalam suatu
akan suatu barang, tentunya hal itu akan perusahaan
perusahaan,, lambat
lambat laun tentunya akan memiliki
menciptakan peluang bagi produsen dalam upaya dampak pada kinerja mesin yaitu terjadinya
pemenuhan
peme nuhan kebut
kebutuhan
uhan dari konsu
konsumen.
men. Hal ini penurunan
penu runan kinerja mesin
mesin.. Jika hal tersebut tidak
akan menyebabkan produsen berlomba untuk menjadi perhatian penting bagi perusahaan
memproduksi suatu barang dengan jumlah yang karena dapat menggangu produktivitas
banyak.
bany ak. Untuk memproduk
memproduksi si barang dalam perusahaan
peru sahaan dan berda
berdampak
mpak pada keuntungan
keuntungan
jumlah
jumla h yang banyak, diperlukan
diperlukan suat
suatuu alat yang yang ingin didapatkan oleh perusahaan. Untuk
dapat membantu dan mempercepat proses mencegah hal itu terjadi diperlukan perhatian
produksi
prod uksi terseb
tersebut
ut yakni
yakni me
mesin.
sin. terhadap kondisi mesin tersebut yakni dengan
Mesin diperlukan dalam proses produksi melakukan perawatan pada mesin produksi, hal
selain kapasitasnya yang besar dalam ini perlu dilakukan untuk menjaga
menghasilkan suatu barang dan kemampuan keefektivitasan dari suatu mesin.
alasan keberadaannya sangat dibutuhkan oleh PT. XYZ merupakan perusahaan yang
perusahaan
peru sahaan dala
dalam
m menun
menunjang
jang prose
prosess produ
produksi,
ksi, bergerak pada sektor Industri Tekstil. Produk
seiring mesin dalam mempertahankan kualitas Utama PT. XYZ adalah benang tenun. Proses
suatu barang yang dihasilkan menjadi salah satu produksi benang tenun diperlukan 6 tahapan
dengan hal itu tentunya ketergantungan permesinan diantaranya Blowing, Carding,
perusahaan
peru sahaan akan kebu
kebutuhan
tuhan suat
suatu
u mesin tidak Drawing, Speeding, Ring Spinning, Mach Cone. Cone.

919
Dari keenam tahapan permesinan tersebut, tiap- Tabel 3. Rata-rata Produksi dan Defect
tiap mesin yang digunakan menghasilkan Rata-
Mesin Rata- Rata-
Rata
produk yang berbeda. Rata-rata produksi di PT. Yang Rata Rata
No Mesin Defe
Terse- Pemakai- Produk
XYZ dapat dilihat pada Tabel 3. Proses dia an Mesin si (Kg)-
ct
(Kg)
produksi di PT. XYZ seringkali menimbulkan
1 Blowing 2 2 64681 319
suatu masalah pada mesin yai
yaitu
tu terhambatnya 2 Carding 40 30 64718 1490
proses produksi diakibatkan mesin produksi 3 Drawing 4 3 63228 589
4 Speeding 4 4 62639 965
yang tiba-tiba tidak dapat berfungsi. Hal ini
Ring 42 21
tentunya menimbulkan kerugian baik bagi
perusahaan baik dari segi waktu, peluang 5 Spinning
Mach 4 4 61674 1957
6 Cone 59717 521
keuntungan yang didapatkan, maupun biaya
yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi
mesin yang tidak berfungsi, oleh karena itu Berdasarkan Tabel 3 mesin carding
diperlukan suatu tindakan pencegahan yang mengalami defect yang lebih kecil
dapat meminimasi faktor-faktor yang dibandingkan dengan mesin ring spinning.
menyebabkan mesin berhenti beroperasi. Akan tetapi nilai downtime dan reduced speed
Kurang efektifnya tindakan pencegahan di PT. yang lebih tinggi dibanding mesin ring
XYZ menyebakan tingginya downtime yang spinning, penelitian ini berfokus pada mesin
terjadi pada mesin produksi. Pada Tabel 1. carding.
merupakan downtime yang terjadi selama Salah satu pendekatan yang digunakan untuk
November 2012 sampai November
November 2013. menanggulangi permasalahan yang terjadi pada
mesin carding adalah OEE. OEE mengukur
Tabel 1.Rata-rata Downtime per mesin efektivitas secara total (complete,
(complete, inclusive,
Rata-rata Rata-rata whole)) dari kinerja suatu peralatan dalam
whole
No Jenis Mesin Jam Kerja Downtime melakukan suatu pekerjaan yang sudah
(jam) direncanakan, diukur dari data actual terkait
1 Blowing 646 134.112
dengan availability rate, peformance efficiency,
2 Carding 646 134.117
3 Drawing 646 134.103 dan quality of product (Williamson, 2006).
4 Speeding 646 133.962 Nakajima (1988) menyatakan bahwa
5 Ring Spinning
Spinning 683 61.819 availability rate menggambarkan pemanfaatan
6 Mach Cone 646 133.226 waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi
mesin. Performance rate menggambarkan
Tabel 2. Persentase Reduce Speed Mesin berapa banyak produk yang dihasilkan selama
Rata- waktu produksi. Quality rate merupakan suatu
Rata- Persen
rata
Ideal Rata tase rasio yang menggambarkan kemampuan
Reduce
Mesin Speed Actual Actual
No
(rpm) Speed Speed
speed peralatan dalam menghasilkan produk yang
mesin
(rpm) (%)
(100%)
sesuai dengan standar. Informasi yang didapat
1 Blowing
Blowing 7.61 7.59 99.80 0.2
dari OEE nantinya digunakan untuk

2 Carding 43.47 38.98 89.67 10.33 mengidentifikasi


penyebab rendahnyadan mengklasifikasikan
kinerja suatu peralatan.
3 Drawing 300 297.77 99.26 0.74
Adapun penilaian terkait dengan OEE mesin
4 Speeding 900 815. 38
815.38 90.60 9.4
mengikuti standar global adalah 90% untuk
Ring 11184.
5
Spinning
11800
62
94.78 5.22 nilai availability rate,
rate, 95% performance rate rate,,
6 Mach Cone 1000 937.54 93.75 6.25 dan 99% untuk quality rate atau 85% untuk
nilai OEE dari suatu peralatan (Hegde., dkk,
2009).
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 mesin
Setelah penentuan nilai OEE dilakukan
carding seringkali mengalami masalah
perhitunga
perh itungan
n six big losses
losses.. Istilah six big losses
dibanding dengan mesin yang lain. Downtime
merupakan enam kerugian utama yang harus
dan reduced speed pada mesin carding lebih
dihindari oleh suatu perusahaan yang dapat
tinggi dibandingkan mesin yang lain. Mesin
mempengaruhi efektivitas suatu mesin. Dari
carding mengalami rata-rata penurunan
enam kerugian utama dikelompokkan menjadi
kecepatan sebesar 10.33% dari kondisi ideal
tiga yaitu downtime losses
losses,, speed losses
losses,, quality
mesin carding.
losses. Ketiga jenis faktor tersebut umumnya
losses.
dijabarkan kedalam beberapa jenis losses

920
(kerugian), yaitu downtime losses (breakdown Lanjutan Tabel 4. Data Downtime Mesin Carding
losses,, set up and adjustment), speed losses
losses April 6600
(idle and minor stoppage, reduce speed), Mei 6600
quality losses (process defect, dan reduce yield Juni 7020
))(Jeong
(Jeong & Philips, 2001). Perhitungan six big Juli 6960
losses digunakan untuk mengetahui losses yang Agustus 6960
memberikan dampak terbesar terhadap nilai September 7020
efektivitas mesin carding dan selanjutnnya
Oktober 6300
diidentifikasi lebih lanjut dengan metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). November 8160
FMEA merupakan suatu prosedur terstruktur Tabel 5. Data Jam Kerja mesin carding
yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
Jam kerja
mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan Bulan
(menit)
(failure mode
mode)) (Gasperz , 2002). November 38850
Desember 40260
2. Metode Penelitian Januari 38910
Metode Penelitian yang digunakan adalah Februari 36210
penelitian deskriptif, yaitu sebuah penelitian Maret 38910
yang bertujuan untuk memberikan atau April 40260
menjabarkan suatu keadaan atau fenomena Mei 38850
yang terjadi saat ini dengan menggunakan Juni 38850
prosedur ilmiah untuk menjawab masalah Juli 41610
secara aktual. Penelitian ini dilakukan dalam Agustus 32160
rangka untuk mencari
untuk selanjutnya dan mengumpulkan
didapatkan data
gambaran fakta
September 40260
Oktober 40260
yang jelas tentang keadaan dan situasi yang ada
November 38850
dalam perusahaan (Sugiyono, 2011).
Tabel 6. Jumlah Produksi per mesin carding
2.1 Pengumpulan Data Produksi Defect
Data yang dikumpulkan akan menjadi input Bulan Permesin Permesin
pada tahap pengolahan data. Data- data yang (kg) (kg)
dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain: November 1330 65
a. Data Primer
Desember 1923 99
Data Primer didapatkan melalui proses
Januari 1375 42
wawancara dengan kepala bagian maintenance
untuk mengidentifikasi kegagalan serta proses Februari 2300 72
brainstorming guna mendapatkan data ranking Maret 2299 30
FMEA untuk setiap kegagalan. April 1616 27
b. Data Sekunder Mei 2148 20
Data sekunder didapatkan dari arsip dan
Juni 2654 29
dokumen di perusahaan pada periode
Juli 2830 32
November 2012-November 2013, data tersebut
antara lain data downtime mesin carding, data Agustus 1933 115
jam kerja mesin carding, data produksi mesin September 2767 49
carding, data defect mesin carding yang Oktober 1961 43
ditunjukkan pada Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6.
6. November 2560 58

Tabel 4. Data Downtime Mesin Carding


2.2 Pengolahan data
Downtime
Pengolahan data bertujuan untuk melakukan
Bulan (menit)
penyelesaian dari masalah yang diteliti.
November 7800
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
Desember 7500
pengolahan data ini adalah:
adalah:
Januari 6900 a. Perhitungan Overall Equipment
Februari 8220 Effectiveness (OEE)
Maret 7320 Nilai OEE digunakan mengetahui seberapa

921
besar efektivitas yang ada dalam Tabel 7. Hasil Perhitungan Availabilty Rate
Loading Op
Oper
erat
atin
in
pengoperasian mesin tersebut. Langkah Downtime
Bulan Time Time AR
perhitungan nilai OEE dilakukan antara lain (menit)
(menit) (menit)
adalah sebagai berikut : November 38850 7800 31050 79.92%
1. Perhitungan Nilai Availability Rate Desember 40260 7500 32760 81.37%
Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui Januari 38910 6900 32010 82.27%
tingkat ketersediaan mesin beroperasi atau Februari 36210 8220 27990 77.30%
tingkat pemanfaatan peralatan produksi. Maret 38910 7320 31590 81.19%
2. Perhitungan Performance Rate April 40260 6600 33660 83.61%
Perhitungan ini untuk mengetahui tingkat Mei 38850 6600 32250 83.01%
efektivitas mesin dan peralatan pada saat Juni 38850 7020 31830 81.93%
kegiatan produksi. Juli 41610 6960 34650 83.27%
3. Perhitungan nilai Rate of Quality Agustus 32160 6960 25200 78.36%
Perhitungan ini untuk menentukan September 40260 7020 33240 82.56%
keefektifan produksi berdasarkan kualitas Oktober 40260 6300 33960 84.35%
produk yang dihasilkan.
dihasilkan. November 38850 8160 30690 79.00%
4. Perhitungan nilai OEE Rata-rata 81.40%
Perhitungan nilai OEE sendiri berfungsi
untuk mengetahui tingkat keefektifan dari Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa
mesin yang menjadi objek penelitian. rata-rata availability rate belum memenuhi
b. Perhitungan Six Big Losses standar global untuk nilai availability rate yaitu
Tujuan dilakukan perhitungan Six Big sebesar 90 % (Hegde., dkk, 2009). Nilai
Losses adalah untuk mengetahui losses mana availability rate tertinggi berada pada bulan

yang
rendah.menyebabkan nilai efektivitas mesin Oktober
availabilityyaitu
rate sebesar
terendah 84.35% dan bulan
berada pada nilai
c. Pengukuran Failure Mode and Effect Februari yaitu sebesar 77.30%.
Analysze (FMEA)
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) 3.2 Perhitungan performance rate
merupakan suatu prosedur terstruktur yang Performance rate adalah rasio yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan kemampuan suatu mesin/
mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan peralatan dalam menghasilkan suatu
(failure mode
mode).). Risiko dikategorikan sebagai produk/barang. Performance rate dihitung
risiko kritis dimana jika memiliki nilai RPN di dengan rumus (Stephens, 2004):
 
atas nilai kritis, nilai RPN yang berada diatas  

 (Pers.2)
     
nilai kritis, nantinya ditentukan sebagai 


  

 


  
prioritas tindakan yang harus diambil terhadap
= 26.04 %
faktor-faktor penyebab menurunnya efektivitas
mesin carding. Tabel 8. Hasil Perhitungan Performance Rate
Processed Loading Downti
3. Hasil dan Pembahasan Bulan amount PR
Time(menit) me
(kg)
3.1 Perhitungan Availability rate
November 1330 38850 7800 26.04%
Availability rate merupakan rasio yang Desember 1923 40260 7500 35.68%
menggambarkan pemanfaatan waktu yang Januari 1375 38910 6900 26.11%
tersedia untuk kegiatan operasi mesin. Februari 2300 36210 8220 49.95%
Availability rate dihitung dengan rumus Maret 2299 38910 7320 44.24%
(Stephens, 2004): April 1616 40260 6600 29.19%
 
    

 (Pers.1) Mei 2148 38850 6600 40.49%
 
 
 Juni 2654 38850 7020 50.69%
    
 
  Juli 2830 41610 6960 49.65%
Operation time = 38850 – 7800 = 31050
 Agustus 1933 32160 6960 46.63%
    
  = 79.92 % September 2767 40260 7020 50.60%

Oktober 1961 40260 6300 35.10%
November 2560 38850 8160 50.71%

Rata-rata 41.16%

922
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 10.
rata-rata performance rate belum memenuhi OEE dihitung dengan rumus (Stephens, 2004):
standar global untuk nilai performance rate 

    
  
 (Pers. 4)
yaitu sebesar 90 % (Hegde. dkk, 2009). Nilai OEE = 79.92% x 26.04 % x 95.11
95. 11 %
performance rate tertinggi berada pada bulan = 19.79%
November 2013 yaitu sebesar 50.71% dan nilai
performance rate terendah berada pada bulan Tabel 10. Hasil Perhitungan OEE
Bulan AR PR RQ OEE
November 2012 yaitu sebesar
sebesar 26.04%.
November
November 79.92% 26.04% 95.11% 19.79%
3.3 Perhitungan rate of quality Desember 81.37% 35.68% 94.85% 27.54%
Rate of Quality adalah rasio mesin dalam Januari 82.27% 26.11% 96.95% 20.83%
menghasilkan suatu produk sesuai dengan Februari 77.30% 49.95% 96.87% 37.40%
standar yang telah ditetapkan. Rate of Quality Maret 81.19% 44.24% 98.70% 35.45%
dihitung dengan rumus (Stephens, 2004): April 83.61% 29.19% 98.33% 23.99%
  –  
 
  (Pers.3) Mei 83.01% 40.49% 99.07% 33.30%
 


  Juni 81.93% 50.69% 98.91% 41.07%
 

 

 


   


 Juli 83.27% 49.65% 98.87% 40.88%
= 95.11%
Agustus 78.36% 46.63% 94.05% 34.36%
Tabel 9. Hasil Perhitungan Rate Of Quality September 82.56% 50.60% 98.23% 41.04%
Processed Defect Oktober 84.35% 35.10% 97.81% 28.96%
Bulan amount amount RQ
November
November 79.00% 50.71% 97.73% 39.15%
(kg) (kg)
Rata-rata 32.60%
November
November 1330 65 95.11%

Desember 1923 99 94.85%


Pada Tabel 10 dapat diketahui besar nilai
Januari 1375 42 96.95%
rata-rata OEE adalah 32.60%, nilai ini jauh dari
Februari 2300 72 96.87%
ketetapan standar nilai OEE yaitu 85 %
Maret 2299 30 98.70%
(Hegde., dkk, 2009). Nilai OEE tertinggi berada
April 1616 27 98.33%
pada bulan Juni yaitu sebesar
s ebesar 41.
41.07%
07% dan nilai
Mei 2148 20 99.07% OEE terendah berada pada bulan November
Juni 2654 29 98.91% 2012 yaitu sebesar 19.79%.
Juli 2830 32 98.87%
Agustus 1933 115 94.05% 3.5Analisis Si
Sixx Bi g Los
Losse
sess
September 2767 49 98.23% OEE menyoroti 6 kerugian utama (Six
( Six Big
Oktober 1961 43 97.81% Losses)) penyebab peralatan produksi tidak
Losses
November
November 2560 58 97.73% beroperasi secara normal. Dari 6 kerugian
Rata-rata 97.34% utama dikelompokkan menjadi 3 yaitu
downtime losses, speed losses, quality losses.
losses .

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat yang Berikut


Big pengelompokkan
Losses
Losses), 6 kerugian
), yang diantaranya adalah utama (Six
(Six
memenuhi standar untuk nilai rate of quality
hanya terdapat pada bulan Mei, dimana standar 1. Downtime Losses
untuk nilai rate of quality sebesar 99% (Hegde., Downtime
Dow ntime adalah waktu yang terbuang,
dkk, 2009). Nilai rate of quality tertinggi berada dimana proses produksi tidak berjalan yang
pada bulan Mei yaitu sebesar 99.07% dan nil nilai
ai biasanyaa diakibatkan
biasany diakibatkan oleh kerusakan
kerusakan mesin.
rate of quality terendah berada pada bulan Downtime
Dow ntime terdiri dari 2 macam kerugian
Agustus yaitu sebesar 94.05%. yaitu
a. Breakdown Losses yaitu kerusakan
3.4 Perhitungan OEE mesin/peralatan secara tiba- tiba, tentunya
Tahap ini menghitung nilai Overall kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba ini
Equipment Effectiveness dari mesin carding, dapat menimbulkan kerugian, dimana
untuk mengetahui efektivitas secara total dari mesin tidak beroperasi menghasilkan
kinerja suatu peralatan dalam melakukan suatu output yang diinginkan. Berikut
pekerjaan yang sudah direncanakan, diukur dari perhitungan breakdown losses dengan
data aktual terkait dengan availability rate,
rate, rumus (Stephens, 2004):

performance rate,
rate, dan rate of quality yang  
  (Pers.5)
 

923
     
  
b. Setup and Adjusment Losses,
Losses, dikarenakan x 100%
 
karena adanya waktu yang tercuri akibat (Pers.8)
waktu setup yang tercuri akibat waktu 3. Quality Losses
setup yang lama. Berikut perhitungan Quality Losses adalah suatu keadaan dimana
Setup and Adjusment Losses dengan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
rumus (Stephens, 2004): spesifikasi yang telah ditetapkan. Quality
 
   (Pers.6) Losses terdiri dari 2 macam, antara lain :
 
2. Speed Losses a. Process Defect, kerugian dikarenakan
Speed losses adalah suatu keadaan dimana produk hasil produk
produksi
si diman
dimanaa produk
produ k
kecepatan proses produksi terganggu, tersebut miliki kekurangan (cacat)
sehingga produksi tidak mencapai tingkat setelah keluar dari proses produksi.
yang diharapkan. Speed losses terdiri dari Spesifikasi produk cacat biasanya tidak
tidak
dua memenuhi standar produk yang telah
macam kerugian, yaitu : ditetapkan perusahaan. Berikut
a. Idling and Minor Stoppage Losses Losses,, perhitungan Process Defect dengan
dikarenakan mesin mengalami kemacetan rumus (Stephens, 2004):
     
maupun mesin mengalami pemberhentian x100% (Pers.9)
 
sejenak. Kerugian seperti ini tidak bisa b. Reduced Yield Losses,
Losses , kerugian yang
dideteksi secara langsung tanpa adanya diakibatkan suatu keadaan dimana
pelacak, dan ketika operator tidak dapat produk yang dihasilkan
dihasi lkan tidak sesuai
memperbaiki pemberhentian yang standar, karena terjadi perbedaan kualitas
bersifat minor stoppage
stoppage,, maka dapat antara waktu mesin pertama kali
dianggap sebagai breakdown
breakdown.. Berikut dinyalakan dengan pada saat mesin
perhitungan Idling and Minor Stoppage tersebut sudah stabil beropera
beroperasi.
si. Pada saat
Losses dengan rumus (Stephens, 2004): mesin pertama kali beroperasi, baik
  
 
  (Pers.7) kualitas maupun kuantitas dari produk
 
yang dihasilkan tidak sebaik jika mesin
b. Reduced Speed Losses,
Losses, dimana kerugian
tersebut sudah dalam keadaan stabil.
ini disebabkan karena mesin/ peralatan
Berikut perhitungan Reduced Yield
mengalami penurunan kecepatan. Berikut
Losses,, dengan rumus (Stephens, 2004):
Losses
perhitungan Reduced Speed Losses dengan     
rumus (Stephens, 2004): x100% (Pers.10)
 

Tabel 11. Hasil Perhitungan Time Losses


Idling And
Setup And
Breakdown Minor Yield
Adjustment Speed Losses Quality Defect
Bulan Losses Stoppages Losses
Losses (menit) (menit)
(menit) Losses (menit)
(menit)
November 7800 0 (menit) 0 22965.68627 395.0980392 0
Desember 7500 0 0 21071.17647 601.7647059 0
Januari 6900 0 0 23652.15686 255.2941176 0
Februari 8220 0 0 14009.60784 437.6470588 0
Maret 7320 0 0 17615.68627 182.3529412 0
April 6600 0 0 23837.2549 164.1176471 0
Mei 6600 0 0 19193.52941 121.5686275 0
Juni 7020 0 0 15697.84314 176.2745098 0
Juli 6960 0 0 17448.03922 194.5098039 0
Agustus 6960 0 0 13450.39216 699.0196078 0
September 7020 0 0 16420.98039 297.8431373 0
Oktober 6300 0 0 22040.19608 261.372549 0
November 8160 0 0 15129.21569 352.5490196 0
Total 93360 0 0 242531.7647 4139.411765 0

924
Tabel 12. Persentase Kumulatif Six Big Losses Analisis RPN dilakukan pada komponen
Total Time Persentase yang memiliki nilai RPN Risiko dikategorikan
Six Big Losses Persentase
Losses Kumulatif
Breakdown Losses
Losses 93360 27.456 27.456 sebagai risiko kritis dimana jika memiliki nilai
Setup And RPN di atas nilai kritis, nilai RPN yang berada
Adjustment Losses
Losses 0 0 27.456 diatas nilai kritis, nantinya ditentukan sebagai
Idling And Minor
Stoppages Losses 0 0 27.456 prioritas tindakan yang harus diambil terhadap
Speed Losses 242531.7647 71.326 98.783 faktor-faktor penyebab menurunnya efektivitas
Quality Defect 4139.411765 1.217 100 mesin carding. Nilai kritis menurut (Yumaida,
Yield Losses 0 0 100
2011):
Total 340031.1765 100  


 
 
  (Pers.12)
 
Analisis terhadap perhitungan six big losses Dari Analisis FMEA yang telah dilakukan
dilakukan untuk mengetahui berapa kontribusi didapatkan 13 komponen penyebab
masing-masing faktor yang mempengaruhi menurunnya efektivitas mesin carding. Dengan
tingkat efektivitas penggunan mesin carding. perhitungan nilai kritis sebagai berikut:
berikut:

Waktu kerja yang tersedia untuk melakukan     = 107.7

proses produksi pada periode November 2012- Dari 13 komponen tersebut didapatkan 7
November 2013 adalah sebesar 504240 menit, komponen yang memiliki RPN diatas nilai
dengan waktu loading 504240 menit hanya kritis dibawah ini diberikan rekomendasi
410880 menit yang tersedia untuk produksi perbaikan pada 7 komponen penyebab
karena terdapat waktu henti mesin (breakdown
( breakdown efektivitas mesin carding turun dan
mesin) sebesar 93360 menit. Hal ini nantinya rekomendasi perbaikan yang tepat guna
akan berdampak pada waktu efektif untuk mencegah kegagalan tersebut terjadi lagi.
performance rate.
rate. Pada performance rate
harusnya terdapat waktu sebesar 410880 menit, 1. Wire taker
Hal ini in putus, RPN
diakibatkan olehbernilai
masuknya200 benda
akan tetapi karena adanya speed losses sebesar padat yang masuk bersamaan dengan lap
242531.7647 menit maka yang terjadi adalah seperti kawat, sehingga mengakibatkan wire
hanya terdapat 168348.2353 menit untuk waktu pada taker in putus dan menyebabkan mesin
mesin beroperasi. Untuk rate of quality time berhenti beroperasi, dan hal ini
harusnya dapat digunakan 168348.2353 menit membutuhkan perbaikan yang lama, yaitu
akan tetapi karena process defect sebesar dengan melakukan pembongkaran pada
4139.411 menit, maka waktu efektif untuk bagian taker in. Belum adanya tindakan
beroperasi adalah sebesar 164208.8235 menit. pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan,
Gambaran waktu yang hilang (time
( time losses)
losses) pada menyebabkan potensi kegagalan seperti ini
periode November 2012-November 2013. dapat terjadi lagi. Rekomendasi yang
diberikan yaitu dengan melakukan
3.6Analisis FMEA pemasangan sistem proteksi dimana sistem
Analisis Failure Mode And Effect Analysis proteksi yang digunakan merupakan sistem
(FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi dan
mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan proteksi konvensional yaitu proximity switch
pada mesin carding, komponen ini
(failure mode
mode)) yang dapat mempengaruhi mempunyai dua sistem proteksi yaitu
efektivitas mesin carding. induktif dan kapasitif, sistem proteksi
Data ranking FMEA didapatkan melalui induktif digunakan untuk mengamankan
brainstorming dengan kepala bagian benda-benda yang mempunyai unsur logam
maintenance yang terdiri dari pemberian sedangkan sistem proteksi kapasitif
rangking severity, occurance
occurance,, dan detection digunakan untuk mengamankan selain
pada tiap-tiap kegagalan yang terjadi. Dari logam, seperti plastik, larutan elektrolit, dan
rangking tersebut dilakukan perhitungan risk lainnya. Cara kerja dari proximity switch
priority number (RPN) dengan rumus (Ford yaitu ketika mendeteksi keberadaan logam
Motor Company, 1992): dan secara otomatis alat proteksi ini
       (Pers. 11)
mematikan mesin carding dan selanjutnya
operator menyingkirkan benda logam
3.7 Analisis RPN dan Rekomendasi
tersebut. Apabila rekomendasi ini dilakukan
Perbaikan diharapkan dapat mengurangi breakdown
losses yang terjadi pada wire taker in.
in. Pada

925
Gambar 1 merupakan contoh proximity tekanan. Limit switch dalam mesin carding
switch. berfungsi sebagai pengaman otomatis ketika
ada kapas yang menyumbat di dalam gear,
sistem kerjanya yaitu ketika ada kapas yang
menyumbat di dalam coiler, otomatis sistem
proteksi ini akan mematikan mesin, dan
setelah itu dilakukan pembongkaran pada
Gambar 1. Proximity Switch coilar guna membuang web yang masuk
pada coilar. Apabila rekomendasi ini
2. Cylinder macet, RPN bernilai 140 dilakukan nantinya dapat mencegah
Cylinder macet dikarenakan permukaan terjadinya breakdown pada coiler. Pada
cylinder yang penuh dengan flying waste,
waste, gambar 3 merupakan contoh limit switch.
menumpuknya flying waste pada permukaan
cylinder menyebabkan putaran mesin
carding menjadi lambat sebelum akhirnya
menyebabkan macet pada cylinder.
Tindakan pencegahan yang selama ini yaitu
dengan menggunakan blower, penggunaan
blower kurang efektif karena Gambar 3. Limit switch
penggunaannya melibatkan tenaga operator
dan proses blower tidak bisa dilakukan 4. Flat doffer cacat, RPN bernilai 140
secara continue selama proses produksi. Cacat yang terjadi pada flat doffer adalah
Rekomendasi perbaikan yang dapat tumpulnya jarum- jarum pada doffer dan
diberikan ialah penempatan
bisa digunakan dalam upaya dust mencegah
collector cylinder. Hal ini diakibatkan pengaturan
antara flat doffer dan cylinder yang terlalu
flying waste menumpuk pada bagian rapat. Pengaturan normal antara flat doffer
cylinder, dimana prinsip kerja dari dust dan cylinder adalah 0,125-0,15 mm. Jika
collector yaitu menghisap kotoran (flying pengaturan antara cylinder dan doffer sangat
waste).
waste ). Apabila hal ini dilakukan diharapkan dekat akan mempengaruhi transfer serat dan
nantinya dapat mengurangi speed losses juga mengakibatkan buruknya sliver yang
yang terjadi pada mesin carding. Pada dihasilkan (defect
(defect losses
losses).
). Pemberian
gambar 2 merupakan contoh dust collector. pelatihan cara setting mesin carding pada
semua operator menjadi cara yang efektif
untuk mencegah terjadinya mode kegagalan
seperti ini. Oleh karena itu diperlukan
kesesuaian pengaturan antara tiap-tiap
operator, apabila rekomendasi ini dilakukan
diharapkan nantinya dapat mengurangi
defect losses yang terjadi pada mesin
carding.
Gambar 2. Dust Collector
5. Roller Doffer macet, RPN bernilai 140
Hal ini diakibatkan kondisi roller doffer
3. Coiler error, RPN bernilai 140
yang penuh dengan flying waste yang
Coiler error ini diakibatkan adanya tonjolan
menyebabkan putaran pada roller doffer
pada sliver
sli ver yang masuk pada coiler, kondisi
menjadi berat sebelum akhirnya berhenti
sliver yang tidak rata menyebabkan sliver
berputar. Tindakan pencegahan yang selama
menekan coiler, kondisi seperti ini dapat
ini yaitu dengan menggunakan blower,
menyebabkan gigi coiler rompul. Belum
penggunaan blower kurang efektif karena
adanya tindakan pencegahan yang dilakukan
penggunaannya melibatkan tenaga operator
oleh perusahaan, menyebabkan potensi
dan proses blower tidak bisa dilakukan
kegagalan seperti ini dapat terjadi lagi.
secara continue selama proses produksi.
Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu
Rekomendasi perbaikan yang dapat
dengan melakukan pemasangan limit switch
diberikan ialah penempatan dust collector
pada coiler. Limit switch merupakan bisa digunakan dalam upaya mencegah
komponen yang bekerja berdasarkan
flying waste menumpuk pada bagian roller

926
doffer, dimana prinsip kerja dari dust speed losses sebesar sebesar 242531.7647
collector yaitu menghisap kotoran (flying menit, diikuti oleh breakdown losses sebesar
waste).
waste ). Apabila hal ini dilakukan diharapkan 93360 menit, dan yang terakhir adalah
nantinya dapat mengurangi speed losses process defect sebesar 4139.411 menit.
yang terjadi pada mesin carding. Untuk 3. Komponen prioritas yang memberikan
contoh dust collector dapat dilihat pada pengaruh signifikan yang memiliki nilai
gambar 2. RPN diatas nilai kritis yang sebesar 107.07
6. Pulley comb macet, RPN bernilai 140 terhadap efektivitas mesin carding,
Pulley com macet dikarenakan kondisi dari
pulley comb yang penuh dengan flying berjumlah
adalah 7 komponen,
Wire yangdengan
taker in putus diantaranya
RPN
waste.. Tindakan pencegahan yang selama ini
waste sebesar 200, Cylinder macet, Coiler Error,
yaitu dengan menggunakan blower, Flat doffer cacat, Roller Doffer, Pulley comb
penggunaan blower kurang efektif karena macet dengan RPN sebesar 140, Disco
penggunaannya melibatkan tenaga operator kurang pelumas RPN sebesar 112.
dan proses blower tidak bisa dilakukan 4. Rekomendasi Perbaikan terhadap
secara continue selama proses produksi. komponen kritis yang mempengaruhi
Rekomendasi perbaikan yang dapat efektivitas mesin carding antara lain:
diberikan ialah penempatan dust collector a. Wire taker in putus
bisa digunakan dalam upaya mencegah Penempatan alat proteksi proximity
flying waste menumpuk pada bagian pulley switch, mencegah terjadinya breakdown
comb,, dimana prinsip kerja dari dust
comb losses pada wire taker in.
collector yaitu menghisap kotoran (flying b. Cylinder macet
waste).
waste ). Apabila hal ini dilakukan diharapkan Penempatan dust collector pada bagian
nantinya dapat mengurangi speed losses atas mesin carding, mencegah terjadinya
yang terjadi pada mesin carding. Untuk speed losses pada mesin carding.
contoh dust collector dapat dilihat pada c. Coiler error
gambar 2. Penempatan limit switch pada coiler,
7. Disco kurang pelumas, RPN bernilai 112 mencegah terjadinya breakdown losses
ketika hal ini terjadi dapat menyebabkan pada coiler.
penurunan kecepatan mesin pada mesin d. Flat Doffer cacat
carding (speed losses).
losses). Oleh karena itu Pelatihan setting kerapatan doffer
perlu dilakukan pemberian/penambahan dengan cylinder pada tiap-tiap operator,
oli Tellus 37 secara berkala 2 kali dalam mencegah terjadinya defect pada sliver.
satu minggu pada kantung disco disco.. e. Roller Doffer macet
Apabila rekomendasi ini dijalankan Penempatan dust collector pada bagian
diharapkan mengurangi speed losses atas mesin carding, mencegah terjadinya
yang terjadi pada disco
disco.. speed losses pada mesin carding.

f. Pulley comb macet


Penempatan dust collector pada bagian
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari atas mesin carding, mencegah terjadinya
penelitian ini berdasarkan rumusan masalah speed losses pada mesin carding.
adalah sebagai berikut g. Disco kurang pelumas
1. Rata- rata tingkat efektivitas mesin carding Pemberian/penambahan oli Tellus 37
pada bulan November 2012- November secara berkala 2 kali dalam satu minggu
2013 adalah sebesar 32.60%. Nilai OEE pada kantung disco, mencegah
yang dicapai oleh mesin carding tersebut terjadinya speed losses pada disco.
tidak dapat diterima karena masih berada
dibawah standar yang ditetapkan untuk Daftar Pustaka
efektivitas dari suatu peralatan yang sebesar
85%. Nilai OEE yang begitu rendah dapat Ford Motor Company. (1992). Potential
menimbulkan kerugian yang lebih besar Failure Mode and Effect Analysis:
Analysis: System
System--
apabila tidak dilakukan tindakan perbaikan. Design Process
Process..
2. Losses yang memberikan pengaruh terbesar
terhadap efektivitas mesin carding adalah

927
Hegde, Harsha G., N.S. Mahesh, K. Doss. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
(2009). Overall Equipment Effectiveness Kuantitatif kualitatif dan R&D
R&D.. Bandung:
Improvement by TPM and 5S Techiniques in a Alfabeta.
CNC Machine Shop.
Shop . Vol 8 (2):25-32.
Stephens, Mattew. P. (2004). Productivity and
Jeong, Ki-Young., Philips, Don T. (2001). Reliability Based Maintenance Management.
Operational Efficiency and Effectiveness New Jersey: Pearson Edication Inc.
Measurement. International Journal of
Operation & Production Management, Vol 21 Williamson, R.M. (2006). Using Overall
No. 11, pp 1404-1416. Equipment Effectiveness : the Metric and the
Measures, Reports of Strategic Work Systems,
Systems ,
Nakajima,S.. (1988)
(1988).. Introduction to Total Inc (www.swspitcrew.com diakses Februari
Productive Maintenance
Maintenance.. Productivity Press 2014).
Inc, Pre Inc, Cambridge Massachusettes.
Yumaida. (2011). Analisis Risiko Kegagalan
Gasperz, Vincent. (2002). Total Quality Pemeliharaan pada Pabrik Pengolahan Pupuk
Management. Jakarta: Gramedia Pustaka NPK Granular (Studi Kasus: PT. Pupuk Kujang
Kujang
Utama. Cikampek)..
Cikampek) Teknik Industri Universitas
Indonesia, Depok.

928

Anda mungkin juga menyukai