Anda di halaman 1dari 16

PENGOPTIMALAN PRODUKSI PRODUK PADA PERUSAHAAN CV.

SANDY
PERSADA DI KOTA BANJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE LARGEST
CANDIDATE RULES

Oleh :
Rahmat Hermawan
Teknik Industri Fakultas Teknik Uniersitas Galuh Ciamis 46215

ABSTRAK
Produktivitas merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi perusahaan, terlebih dalam era
persaingan yang ketat,salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur adalah CV.
Sandy Persada, lintasan produksipada perusahaan ini belumberjalan secara optimal, hal ini
terjadikarena belum adanya pemerataan beban kerja dalam lintasan produksi. Maka
dilakukanpenelitian ini untuk mengoptimalkan beban kerja dan juga pemerataan beban kerja pada
lintasan produksi.

Rumusan masalah dalam penelitian: Bagaimana pengoptimalan produksi produk barcore pada
CV. Sandi Persada, dan Bagaimana pengoptimalan produksi produk barecore dengan
menggunakan metode Largest Candidate Rule pada CV. Sandy Persada.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah : (1) waktu baku yang diperoleh pada keseluruhan
stasiun kerja adalah sebesar 4.79 menit. (2) tagtime untuk produksi pada lintasan produksi adalah
sebesar0.59 menit, (3) target optimal produksi perhari adalah sebesar 991 unit, (4) jumlah optimal
operator untuk satu lintasan produksi adalah sebanyak 17 orang.

Kata Kunci : Pengoptimalan Produksi, Largest Candidate Rules

1. PENDAHULUAN produk beragam dengan tingkat jumlah


Produktivitas merupakan salah satu permintaan rendah, maka dapat dilakukan
tuntutan yang harus dipenuhi prusahaan, pendekatan dengan pengaturan jadwal
terlebih dalam era persaingan yang semakin produksi. Untuk karakteristikpermintan
tinggi. Pada perusahaan yang berbasis produk seragam dengan tingkat permintaan
manufaktur yang menghasilkan produk yang tinggi, maka dapat dilakukan
berupa barang, pengaturan sistem produksi pendekatan keseimbangan lintasan produksi.
menjadi komponen yang sangat penting, Keseimbangan lintasan produksi
dengan melihat karakteristikpermintaan berfokus pada peningkatan efisiensi lintasan,
produk yang dihasilkan oleh perusahaan peoptimalan produksi yang bertujuan untuk
tersebut. Untuk karakteristik permintaan meningkatkan kualitas, keseimbangan

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 37
lintasan menggunakan pendekatan pengoptimalan operator agar proses produksi
penyeimbangan penugasan element kerja dapat berjalan secara optimal.
dari lintasan produksi ke stasiun kerja (work
station).untuk meminimumkan banyakna
work ststion dan meminimumkan total waktu Rumusan Masalah

menganggur (idle time) pada semua stasiun Rumusan masalah dalam penelitian ini

untuk tingkat output tertentu. 1. Bagaimana pengoptimalan produksi

Permasalahan keseimbangan lintasan produk barcore pada CV. Sandi Persada di

perakitan terkait dengan minimasi jumlah kota banjar.

stasiun kerja, minimasi waktu siklus, dan 2. Bagaimana pengoptimalan produksi

pemerataan beban kerja yang maksimal produk barecore dengan menggunakan

untuk meningkatkan efisiensi lintasan. Hal metode Largest Candidate Rule pada CV.

tersebut digunakan untuk perakitan produk Sandy Persada.

seragam dalam jumlah yang sangat besar Tujuan Penelitian


dalam waktu singkat. 1. Mengetahui pengoptimalan produksi
Salah satu perusahaan yang bergerak produk pada CV. Sandy Persada.
dibidang manufaktur adalah CV. Sandi
Persada. Perusahaan ini memproduksi barang 2. Mengetahui penerapan metode largest
setegah jadi yaitu barcore, sama seperti candidate rule dalam pengoptimalan
permasalahan pada perusahaan umumnya produksi produk pada CV. Sandy Persada
yaitu tentang pengendalian produksi dimana
TINJAUAN PUSTAKA
mesih belum adanya penyamarataan beban
Sistem Produksi
kerja dan kurang optimalnya output produksi
Dalam menjalankan fungsi-fungsi
pada tiap statsiun kerja. CV. sandi persada
produksi dengan baik, maka dibutuhkan
memiliki beberapa stasiun kerja dalam proses
rangkaian-rangkaian proses yang akan
produksinya namun dalam pelaksanaanya
membentuk suatu sistem produksi. Sistem
belum secara maksimal karena masih ada
produksi ialah kumpulan dari subsistem yang
beberapa stasiun kerja yang tidak seimbang
saling berkaitan, dengan tujuan
sehingga aliran produksi tidak berjalan
mentransformasi input produksi menjadi
optimal. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
output produksi. Input produksi ini bisa
metode untuk penyamarataan beban
berbentuk bahan baku, mesin,tenaga kerja,
kerja,penoptimalan proses produksi dan
modal dan informasi. Sedangkan output
produksi ialah produk yang dihasilkan

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 38
berikut sampingannya, seperti limbah, tergantung pada jumlah output yang akan
informasi dan sebagainya. diproduksi ..
Dari sub-sub sistem produksi tersebut,
2. Proses dalam sistem produksi
diantaranya adalah perencanaan dan
Suatu peroses pada sistem produksi dapat
pengendalian produksi, pengandalian
dinyatakan sebagai integrasi sekuensial
kualitas, penentuan standar,standar operasi,
dari tenaga kerja, metode kerja, material,
penentuan fasilitas produksi, dan penentuan
informasi, dan mesin atau peralatan,
harga pokok produksi.
dalam suatu kawasan untuk menghasilkan
Sub-sub sistem itu akan membentuk nilai tambah bagi produk agar dapat
pengaturan sistem produksi. Keandalan dari dipasarkan dengan harga kompetitif di
pengaturan sistem produksi ini akan pasaran.
tergantung dari produk yang dihasilkan serta 3. Elemen output dalam sistem produksi
cara menghasilkannya (proses produksinya).
Output dari proses dalam sistem produksi,
Cara menjadikan produk tersebut bisa berupa
dapat berbentuk barang atau jasa atau bisa
jenis proses produksi menurut cara
disebut dengan produk.
menghasilkan produk, operasi dan produksi
perencanaan sistem produksi
produk , dan variasi produk yang dihasilkan
Sebagaimana telah diketahui, bahwa
untuk menjalankan proses produksi, dalam
Konsep Dasar Sistem Produksi
suatu perusahaan dibutuhkan suatu
Konsep dasar sistem produksi terdiri dari :
rangkaian unit atau komponen-komponen
1. Elemen input dalam sistem produksi
yang terpadu dan saling berkaitan untuk
Pada hakikatnya input dalam sistem menjalankan proses produksi yang disebut
produksi dapat di kelompokan kedalam sistem produksi. kegiatan- kegiatan yang
dua jenis, yaitu input variable (variable dilaksanakan didalam perusahaan ini akan
input) input tetap (fixed input). input selalu berhubungan, antara kegiatan yang
variable di definisikan sebagai input bagi satu dengan kegiatan yang lainnya. Oleh
sistem produksi yang tingkat penggunaan karena itu, guna mendapatkan hasil yang
input itu tergantung pada jumlah output maksimal, dibutuhkan perencanaan yang
yang akan diproduksi. Input tetap baik dan teliti dari sistem produksi yang akan
diartikan sebagai suatu input bagi sistem digunakan oleh perusahaan tersebut
produksi yang penggunaan input itu tidak
Sistem Informasi Produksi

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 39
Didalam menjalankan kegiatan Sistem Produksi Menurut Tujuan
produksi dalam sebuah perusahaan, semua Operasinya
kegiatan dalam perusahaan akan jadi Dilihat dari tujuan operasinya, sistem
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan produksi dibedakan menjadi empat jenis,
antara kegiaatan satu dengan kegiatan yakni:
lainnya, dengan demikian, walaupun masing- 1. Engineering to order (ETO), sistem
masing bagian dalam perusahaan tersebut produksi yang dibuat jika pemesan meminta
akan melaksanakannya kegiatannya dalam produsen membuat produk mulai dari proses
bagiannya sendiri-sendiri, namun pada perancangan.
hakikatnya, kegiatan-kegiatan tersebut akan
2. Assembly to order (ATO), sistem
saling berhubungan dan akan mempunyai
produksi di mana produsen membuat desain
ketergantungan antara kegiatan satu dan
standar, modul operasional standar.
kegiatan lainnya. Dalam keadaan semacam
Selanjutnya, produk dirakit sesuai dengan
ini apabila terdpat kemacetan dalam suatu
modul dan permintaan konsumen. Contoh
kegiatan dalam perusahaan tersebut, maka
perusahaan yang menerapkan sistem ini
akibat dari ketidak beresan kegiatan ini akan
adalah pabrik mobil.
dirasakan oleh bagian atau proses yang lain
dalam perusahaan yang bersangkutan. 3. Make to order (MTO), sistem produksi

Disamping itu, minimnya informasi dalam dimana produsen akan menyelesaikan

masing-masing bagian dalam perusahaan pekerjaan akhir suatu produk jika ia telah

yang bersangkaitan. Oleh karena itu menerima pesanan untuk item tersebut.

pelaksanaan dari kegiatan dalam perusahaan 4. Make to stock (MTS), sistem produksi di
ini akan semakin baik apabila disokong mana barang akan diselesaikan produksinya
dengan sarana dan sistem informasi yang sebelum ada pesanan dari konsumen.
mamadai, sehingga permasalahan dari salah
sistem produksi menurut aliran operasi dan
satu bagian dalam suatu perusahaan akan
variasi produk
segera diketahui oleh bagian yang lain,
sehingga dapat diadakan usaha yang lebih Sistem Produksi terlaksana dengan
awal untuk megatasi masalah yang akan menggunakan sumber daya untuk mengolah
timbul akibat adanya gangguan pelaksanaan input menjadi output dengan fungsional
kegiatan dari salah satu bagian dalam sumber daya yang spesifik sesuai dengan
perusahan tersebut pembagian kerja atau prosesnya.
Berdasarkan keragaman fungsional dari

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 40
sumber daya dan aliran proses dari produk Material baru berpindah pada setiap setelah
yang dihasilkan akan mempengaruhi satu batch terselesaikan.
pengaturan sumber daya dalam sistem
3. Job Shop ialah sistem produksi yang
produksi tersebut.
menghasilkan produk-produknya dengan
pengelompokan Sistem Produksi aliran atau urutan proses yang bermacam-
berdasarkan strateginya dengan mengatur macam. Urutan proses satu produk dapat
sumber daya (process positioning strategy) : menjadi aliran balik produk yang lain.
Pengaturan sumber daya mengikuti
1. Flow Shop, dimana sistem produksi yang
kesamaan fungsional proses (by process
menghasilkan produk-produknya dengan
layout). Material berpindah sesuai dengan
aliran atau urutan proses sama. Aliran proses
kebutuhan proses berikutnya.
total produk adalah tetap. Pengaturan sumber
daya mengikuti aliran proses dari produk (by 4. Cell Manufacturing adalah sistem
product layout). Flow Shop ada dua jenis produksi yang menjadikan produk-
yaitu, Continuous Flow Shop dan produknya dengan komponen-komponen
Intermittent Flow Shop. Pada Continuous yang terkelompok memiliki kesaman urutan
Flow Shop, material masuk dan atau keluar proses. Urutan proses komponen dalam satu
pada satu proses terus berkelanjutan selama kelompok cell adalah mirip. Pengaturan
proses tanpa menunggu proses tuntas, sumber daya mengikuti kelompok kesamaan
diantaranya di industri kimia. Pada urutan proses (group technology layout).
Intermittent Flow Shop, material baru Material berpindah dalam satu cell mengikuti
berpindah dari satu proses jika proses telah aliran proses, sedangkan antar cell sesuai
selesai dan digantikan material berikutnya, kebutuhan proses berikutnya.
misalnya di industri manufaktur
5. Project sistem produksi yang
2. Batch Production suatu sistem produksi menghasilkan produk-produknya dengan
yang menghasilkan produk-produknya aliran atau urutan proses yang unik sesuai
dengan memproses secara bersama satu rancangan order pesanan. Urutan proses
beban lot atau batch di setiap proses dengan sangat tergantung dari jaringan dependensi
satu kali pengaturan. Aliran atau urutan aktivitas proses produksinya. Sumber daya
proses dari masing-masing produk adalah lebih banyak dialihkan menuju material
sama. Pengaturan sumber daya mengikuti dibandingkan material dipindahkan ke
aliran proses dari produk (by product layout). sumber daya. Pengaturan sumber daya

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 41
mengikuti lokasi material yang diproses kelompokan kedalam dua bagian besar, yaitu
(fixed site layout). Material konstruksi utama yang bersifat memenej unsur-unsur sistem
cenderung tidak banyak berpindah kerja ( manusia, alat, bahan, dan
lingkungannya) serta yang bersifat mengukur
Perancangan Sistem Kerja
kebaikan rancangan sistem yang
Perancangan sistem kerja, adalah bersangkutan yang disebut sebagai penataan
suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip sistem kerja dan yang kedua sebagai ukuran
dan teknik-teknik untuk menghasilkan suatu sistem kerja.
rancangan sisstem kerja yang terbaik dalam
sistem kerja yang berkaitan. Dalam
penerapannya, perancangan sistem kerja Beberapa alternatif
pekerja
akan berhadapan langsung dengan berbagai Bahan
Alternative
Mesin
macam ilmu lain dalam disiplin teknik Peralatan sistem
lingkungan
lingkungan terpilih
industri untuk secara bersamaan mencapai
Lingkungan
kondisi optimal dari suatu sistem produksi
dalam arti kata yang luas, yaitu sistem yang Sistem Kerja
terdiri dari komponen-komponen material, bagan gambaran keseluruhan perancangan
manusia,,mesin, peralatan dan biaya serta sistem kerja
lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga
dicapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang Penempatan sistem kerja pada
tinggi bagi perusahaan serta aman, sehat, dasarnya berisi prinsip-prinsip yang
nyaman bagi pekerja. Maksud perencanaan mengatur komponen-komponen sistem kerja.
sistem kerja yang demikian itu disingkat Disini komponen-komponen sistem kerja
sebagai EASNE. Pengukuran kebaikan diatur sehingga secara bersamaan berada
rancangan sistem dilaksanakan berdasarkan dalam satu komposisi yang baik, yaitu yang
waktu yang diperlukan untuk bekerja, beban- dapat menghasilkan keadaan EASNE
beban fisik yang dialami serta akibat-akibat (efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien)
psikologis dan sosiologis yang yang tertinggi , jadi pada bagian ini
ditimbulkannya. perancangan diberikan sarana dengan

Ruang Lingkup Perancangan Sistem prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan

Kerja diusahakan pelaksanaanya. Dengan prinsip-

Bila kita cermati lebih lanjut, ruang prinsip ini kita menghasilkan alternative-

lingkup ilmu perencanaan sistem dapat alternatif sistem kerja terbaik.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 42
Sejarah Perkembangan Sistem Kerja sebelumnya time study dan Motion Study
dipergunakan hanya untuk hal-hal yang
Taylor sampai saat ini masih disebut
sangat spesifik dan berada dalam ruang
sebagai seorang yang memberikan kontribusi
lingkup yang sangat sempit . Kedua bidang
besar dalam dunia ilmu pengetahuan, bukan
studi tersebut dikemukakan dan
hanya teknik industri, tetapi juga ilmu
dikembangkan masing-masing oleh
manajemen. Ia bekerja disebuah pabrik baja
Frederick Taylor untuk Time study dan
di amerika pada tahun 1891 sebagai seorang
Gilbreths untuk Motion study yang ditujukan
pengawas. Disana dia melihat para pekerja
untuk meningkatkan kinerja perusahaannya.
tidak bekerja semestinya, taylor beranggapan
Walaupun dikembangkan dan ditemukan
bahwa pekerja-pekerja tersebut memberikan
dalam kurun waktu yang bersamaan, pada
hasil dibawah semestinya yang dapat
awalnya hanya time study dan penurunan
dihasilkan. Dari pengamatan-
insentif upah buruh yang lebih berkembang
pengamatannya, dia mempunyai anggapan
dibandingkan dengan motion study.
kuat bahwa yang menjadi penyebab
Keinginan untuk mendapatkan metode kerja
terjadinya hal tersebut ialah pengaturan jam
yang lebih baik gencar pada kurun waktu
kerja yang tidak baik, setelah meyakinkan hal
1930an yang kemudian mengakibatkan
ini kepada pimpinannya, taylor mendapat
perkembangan keilmuan teknik industri
izin dan dana untuk melakukan penelitian
untuk menggabungkan motion study dengan
mengenai pendapatnya.
time study yang dapat memunculkan metode
Time Studi kerja yang optimal dan lebih dekat dengan
Definisi Motion and Time Study ialah kata ideal. Permasalahan saat ini yang
suatu ilmu yang mempelajari gerakan yang mendasar adalah menghasilkan solusi dan
dilakukan oleh pekerja dalam menyelesaikan metode yang paling tepat diterapkan,
pekerjaannnya. Dengan studi ini didapatkan mengingat pada masa lalu terlalu berfokus
gerakan-gerakan standard utnuk pada perbaikan metode yang telah ada,
menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu dibandingkan menjelaskan permasalahan,
kumpulan gerakan-gerakan yang efktif dan menyusun fakta-fakta, dan mendapatkan
efisien. Studi tentang ini dikenal sebagai solusi yang tetap.awalnya metode ini
studi ekonomi gerakan yaitu studi yang dikembangkan oleh sarjana teknik industri,
berfokus pada penerapan prinsip-prinsip dan hal ini pun berlanjut hingga sekarang.
ekonomi gerakan. Sebagian menyarankan bahwa methods
engineering, work design, work study atau
(Sritomo W , 1995 : 107)
Jurnal Media Teknologi
Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 43
job design sebaiknya digunakan dalam produktif yang mengakibatkan kerja dua
perancangan motion and time study dan saat tangan tidak sempurna.
ini motion and time study bahkan dapat d. Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak
dikatakan sebagai sinonim dari work sesuai, abnormal, dll. Hindari pula
methods design and work measurement.
gerakan-gerakan yang beresiko dan

Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan (Motion melanggar prinsip-prinsip keselamatan

Economy) atau kesehatan kerja.

Dalam menganalisa dan mengevaluasi e. Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk

metoda kerja yang lebih efisien, maka perlu menjalankan kegiatan statis atau fixed

mencermati prinsip-prinsip ekonomi position. begitupula sedapat mungkin

gerakan. Prinsip ekonomi gerakan ini bisa untuk memakai tenaga mesin (mekanisasi)

digunakan untuk menganalisa gerakan- seperti power tools, power feeds, material

gerakan kerja setempat yang terjadi pada handling, equipment, dll, untuk

sebuah stasiun kerja, dan bisa juga untuk menggantikan tenaga otot.

pelaksanaan kerja yang berlangsung secara f. Eliminasi waktu menganggur (idle time)
menyeluruh dari satu stasiun ke stasiun kerja atau waktu menunggu (delay time )
yang lain. Beberapa prinsip-prinsip ekonomi dengan membuat
gerakan : perencanaan/penjadwalan kerja yang

1. Eliminasi Kegiatan: sebaik-baiknya. Waktu menganggur bisa

a. Eliminasi semua kegiatan/aktifitas ditolerir jikalau hal tersebut dibuat secara

yang memungkinkan, cara-cara atau terencana guna melepaskan lelah.

gerakan-gerakan (dalam hal ini banyak


Line Balancing
berkaitan dengan aplikasi anggota badan,
Line balancing ialah suatu satuan
kaki, lengan, tangan, dll).
kerja ( mesin dan peralatan) yang
b.Eliminasi kondisi yang tak beraturan pada
diperuntukan untuk pembuatan produk. Line
setiap kegiatan. Tempatkan material dan
balancing (lintasan kerja biasanya terdiri dari
komponen yang tepat (hal ini akan bisa
beberapa area kerja yang dianamakan stasiun
menimbulkan gerakan-gerakan kerja yang
kerja, yang ditangani oleh seorang atau lebih
otomatis).
operator dan ada kemungkinan diselesaikan
c. Eliminasi memakai tangan (dengan satu
dengan berbagai mesin.
atau keduanya) sebagai “holding device”,
karena hal ini merupakan aktifitas tidak

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 44
tujuan dari penyusunan line balancing adalah Selain predence constraint,
untuk membuat dan menyeimbangkan beban penempatan dari elemen-elemen kerjapada
kerja yang digunakan pada tiap-tiap stasiun stasiun kerja juga dibatasi oleh zoning
kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu constraint yang membatasii atau
dengan stasiun kerja yang lainnya memiliki mengharuskan pengelompokan elemen kerja
beban kerja yang tidak seimbang pembagian tertentu pada stasiun tertentu. Zoning
pekerjaan ini disebut production – line constraint yang negatif membatasi
balancing, assembly –line balancing, atau pengelompokan elemen kerja pada stasiun
hanya line balancing. yang sama. Misalnya operasi 1 memiliki sifat
Penyeimbangan mesin-mesin yang dipakai antagonis dengan operasi 2 sebab bisa
pada proses praktikpun harus dijalankan. menimbulkan percikan api maka tidak dapat
demikian juga didalam membeli dan disatukan meskipun dari segi makna dapat
merancang mesin-mesin yang memiliki disatukan. Srbaliknya zoning constraint yang
kapasitas yang diperlukan. positif mengharapkan pengelompokan
elemen-elemen kerja pada 1 stasiun yang
Predence Constraint sama dengan alasan misalnya mengguanakan
Pada pembagian elemen pekerjaan peralatan yang sama dan peralatan itu mahal.
dapat diselesaikan dengan beberapa
Masalah Line Balancing
alternative. Dalam proses assembling ada dua
Pada lintasan produksi akan timbul
kondisi yang biasanya muncul, yaitu:
masalah yang nampak pada proses perakitan,
1. Tidak ada keterikatan dari komponen-
jika dibandingkan dengan proses pabrikasi.
komponen dalam proses pengerjaan, jadi
Pada pabrikasi part-part biasanya
setiap komponen mempunyai kesempatan
memerlukan mesin-mesin berat dengan
untuk menjalankan pertama kali dan disini
waktu siklus yang panjang. Bila beberapa
diperlukan prosedur penyeleksian untuk
operasi dengan peralatan yang berbeda
menentukan prioritas.
dibutuhkan dalam seri-seri, maka akan sangat
Jika satu komponen yang telah dipilih untuk sulit untuk menyetarakan panjangnya waktu
perakitan maka urutan untuk perakitan siklus mesin, yang pada akhirnya akan
komponen lain dimulai. Disinilah dikatakan menghasilkan minimnya penggunaan
batasan precedence untuk pengerjaan kapasitas. Gerakan kontinyu akan dapat
komponen-komponen. dipnuhi dengan operasi perakitan yang
dilaksanakan secara manual jika operasi-
Zoning constraint

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 45
operasi tersebut dapat dibagi-bagi menjadi Hal tersebut membuat para ahli
pekerjaan-pekerjaan kecil dengan waktu meningkatkan metode heuristik. Metode ini
yang sangat pendek. Semakin besar didasarkan atas pendekatan matematis dan
fleksibilitas dalam mengkombinasikan tugas- akal sehat. Pendekatan heuristik menyatakan
tugas tersebut, semakin tinggi pula derajat pendekatan trial dan error dan teknik ini
keseimbangan yang dapat dipenuhi. Hal ini memberikan hasil yang secara matematis
membolehkan aliran yang lancar dengan belum optimal, tetapi cukup mudah untuk
menggunakan tenaga peralatan kerja yang menggunakannya. Usaha yang dikeluarkan
tinggi. untuk perhitungan agar mendapatkan solusi
yang optimal seringkali sangat besardan
Beberapa Teknik Line Balancing
sangat riskan apabila data yang dimasukan
Untuk penyeimbangan lintasan perakitan
tidak akurat.
ada beberapa teori yang diungkapkan oleh
para ahli yang meneliti bidang ini. Metode ini Pendekatan heuristik merupakan suatu

secara garis besar dibagi dalam dua bagian cara yang praktis, mudah dipahami dan

yaitu: mudah diterapkan. Untuk mendapatkan


gambaran yang lebih lengkap, berikut ini
1. Pendekatan analitis
adalah model heuristik untuk penyeimbangan
2. Pendekatan heuristik
lintasan perakitan.
Pada mulanya teori-teori line
1. Metode Largest Candidate Rules
balancing dikembangkan dengan pendekatan
Prinsip dasar dari metode largest
matematis/analitis yang akan menghasilkan
candidate rules ialah menyatukan proses-
solusi optimal,tapi lambat laun akhirnya para
proses atas dasar pengurutan operasi dari
ahli yang meneliti bidang ini mulai
waktu proses terbesar hinga elemen dengan
menyadari bahwa pendekatan secara
waktu operasi terkecil. Sebelum melakukan
matematis tidak ekonomis. Memang semua
penggabungan, langkah pertama yaitu
problem dapat disesesaikan secara matematis
menentukan waktu siklus, waktu siklus ini
akan tetapi usaha yang dilakukan perhitungan
akan dijadikan pembatas dalam
terlalu besar. Sudah banyak cara yang
menggabungkan operasi dalam satu stasiun
dilakukan para ahli matematik untuk
kerja.
memberikan alternative baru tapi tidak ada
yang dapat mengurangi jumlah perhitungan
Berikut tahapan - tahapan dalam metode
pada tingkat yang dapat diterima.
Largest Candidate Rules:

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 46
a. Pilih elemen yang akan ditempatkan pada melakukan pengamatan aktifitas kerja untuk
stasiun pertama yang memenuhi persyaratan jeda waktu yang diambil secara acak terhadap
precedence dan tidak menyebabkan total satu atau lebih mesin atau operator dan
jumlah Tek pada stasiun tersebut melebihi Ts. kemudian mencatatnya apakah mereka ini
dalam keadaan bekerja atau menganggur
b. Jika tidsakada elemen lain yang dapat
(Sritomo, 1992). pada cara sampling
ditugaskan tanpa melebihi Ts, maka lanjutkan
pekerjaan pengamat tidak terus menerus
ke stasiunberikutnyaulangi langkah 1 & 2
berada di tempat pekerjaan melainkan
untuk stasiun selanjutnya sampai seluruh
mengamati (ditempat bekerja) hanya pada
elemen stasiundapat ditugaskan. Tentukan
waktu-waktu tertentu secara acak
nilai dari Line Eficiency, Balance Delay, dan
(Sutalaksana, 1979).
Smothing Indeks.
Desain Penelitian
Objek Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan pada
Lokasi penelitian difokuskan
perusahaan CV.Sandy Persada di kota banjar
Diwilayah Kota Banjar Patroman dengan
dilakukan untuk mengoptimalkan waktu
sasaran penelitian di CV. Sandi Persada. .
bekerja tiap stasiun kerja
Kondisi Perusahaan pada saat penelitian
merupakan dasar dalam pengambilan data untuk Dalam penelitian ini metode yang digunakan
diolah lebih lanjut dengan judul
untuk mengumpulkan data yaitu:
Metode Penelitian
1. wawancara
Metodologi penelitian sangat
berkaitan erat dengan penyusunan kondisi wawancara merupakan teknik pengumpulan
kondisi untuk pengumpulan data dan data dalam metode survey yang
menganalisis data dengan cara menggunakan pertanyaan secara lisan pada
menggabungkan kaitan antara tugas subjek penelitian. Untuk dapat memperoleh
penelitian dengan strategi pengembangan. data dan informasi yang akurat dan lengkap
maka dilakukan wawancara secara langsung
Metode LCR (Largest Candidate
dengan penanggungjawab dan karyawan
Rule) sangat cocok untuk digunakan dalam
perusahaan mengenai proses produksi
melakukan pengamatan terhadap beban kerja
perusahaan
suatu stasiun kerja dalam proses produksi.
Pada dasarnya langkah-langkah 2. Observasi
pelaksanaanya cukup sederhana, yaitu

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 47
merupakan suatu cara untuk mendapatkan Waktu siklus atau waktu hasil
pengamatan secara langsung dilapangan
data atau informasi dengan melakukan
menggunakan stopwatch. Dari hasil
pengamatan langsung ditempat penelitian pengamatan yang didapat terhadap masing-
dengan memperhatikan lintasan produksi. masing stasiun adalah sebagai berikut:

3. Dokumentasi Data Waktu Siklus


Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk
NO Proses Ws
mencari data mengenai hal-hal atau variable 1 Jumping 0.39
yang berupa catatan , transkrip, mengamati 2 Double planer 0.15
kegiatan produksi perusahaan 3 Multi rip saw 0.09
4 Sortir 0.30
Sistematika Pemecahan Masalah 5 Jumping 0.10
6 Penyusunan 0.30
7 Pengeleman 0.25
8 Press 0.75
9 Finishing 1.18

Penyesuaian Kelonggaran
Setelah melakukan pengukuran
terhadap waktu siklus seterusnya dilakukan
penyesuaian kelonggaran, pengukuran ini
mengamati kewajaran kerja pegawai. Dalam
pengamatan ini ketidakwajaran dapat saja
terjadi antara lain karyawan yang malas-
malasan, karyawan yang bekerja terburu-
buru ataupun karyawan yang mendapat
kesulitan seperti kondisi lingkungan kerja
yang buruk.

Dari hasil pengamatan penyesuaian


kelonggaran yang dilakukan di CV.Sandy
Persada di dapat beberapa aspek penilaian
terhadap kinerja karyawan diantaranya:

Waktu Siklus Aspek penilaian Penyesuaian Kelonggaran

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 48
NO Proses penyesuaian kelonggaran
NO Penyesuaian Kelonggaran :
1 Jumping 1.15 0.18
2 Double 1.15 0.18 Bagian Badan Tenaga yang
planer
1 yang dipakai dikeluarkan
3 Multi rip 1.15 0.23
saw 2 pedal kaki Sikap kerja
4 Sortir 1.12 0.18
5 Jumping 1.13 0.2 Cara
6 Penyusun 1.17 0.23 menggunakan
an
3 kekuatan tangan Gerakan kerja
7 Pengelem 1.16 0.23
an Koordinasi mata
8 Press 1.14 0.18
4 dengan tangan Kelelahan mata
9 Finishing 1.12 0.18
Keadaan
temperatur
Dari beberapa aspek diatas didapat 5 Peralatan tempat kerja
penyesuaian kelonggaran pada setiap stasiun Keadaan
kerja sebagai berikut: 6 Berat atmosfer
Keadaan
Waktu Normal lingkungan yang
7 baik
waktu normal ialah waktu yang telah
6 Penyusunan 0.35
mempertimbangkan faktor-faktor
7 Pengeleman 0.29
penyesuaian, yaitu waktu siklus dikalikan 8 Press 0.86
dengan faktor penyesuaian,dengan faktor 9 Finishing 1.33

penyesuain tersebut maka di dapat waktu Waktu Baku


normal dari masing masing stasiun kerja.
Jika sudah selesai melakukan pengukuran,
Dengan menggunakan rumus perhitungan,
yaitu semua data hasil pengamatan
waktu normal = waktu
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 % dilapangan selanjutnya penghitungan waktu
pengamatan dari hasil
100% bakudidapatkan dengan Wb = Wn (1+1) yang
perhitungan maka didapat waktu normal dimana 1adalah kelonggaran atau allowance
sebagai berikut: yang diberikan kepada pekerja untuk
melakukan pekerjaanya disamping waktu
Data waktu normal
normal, dari hasil perhitungan maka didapat
NO Proses Wn
1 Jumping 0.45 waktu baku sebagai berikut:
2 Double planer 0.17
Data waktu baku
3 Multi rip saw 0.10
4 Sortir 0.34
TagTime
5 Jumping 0.11

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 49
Tagtime atau waktu rata-rata tiap stasiun Pengoptimalan operator dari hasil
kerja yang dibutuhkan untuk mencapai target perhitungan LCR dapat dilihat pada tabel
produksi per hari. Cara mendapatkan tagtime diatas dimana ada perubahan pada jumlah
adalah menit dalam satu hari dibagi target operator dari jumlah awal sebanyak 36 orang
produk per hari. dan stelah remark menjadi 17 orang, average
over time dari 0.1331 menjadi 0.2771, line
TAGTIME = menit dalam 1 hari
balancingnya dari 0.2255 menjadi 0.4696,
target produk
loss oof line balancing terjadi penurunan dari
0.77 menjadi 0.55, target standar dari 0.2361
= jam hari kerja *60
menjadi 0.4240, line capacity
target produk terjadipenurunan dari 254 menjadi 142, line
capacity per 7 hours dari 1779 menjadi 991,
operator productivity/7 hours dari 0.00656
Dari hasil perhitungan maka di dapat
menjadi 0.01462 dan productivity/ hours dari
tagtime sebesar 0.59 menit.
0.00094 menjadi 0.00209. pada line
capacity/hours dan line capacity/hours
Nilai
No Parameter terjadi penurunan karena pengurangan
Sebelum Setelah
remark remark jumlah operator, namun dari pengurangan
1 Jumlah operaor 36 17
jumlah operator tersebut dapat memenuhi
AOT (Average
2 Operator Time) 0.1331 0.2771
targer produksi sebesar 713 pcs per hari dan

3 Line Of Balance 0.2255 0.4696 juga terjadi peningkatan produktivitas


4 LOB Loss 0.77 0.53 perkerja.
5 Target Standar 0.2361 0.4240
Diagram Precedence
Line
6 Capacity/Hour 254 142
Precedence stasiun kerja sebelum
Line Capacity/7
7 Hours 1779 991
menggunakan metode Largest Candidate
Rule (LCR), sebelum dilakukan perhitungan
Operator
terdapat 9 buah stasiun kerja pada line
Productivity/7
8 Hours 0.00656 0.01462 produksi di CV.Sandy Persada, dimana
stasiun kerja diatas ditempatkan secara
Operator
Productivity/Hour berurutan sesuai urutan proses produks
9 s 0.00094 0.00209

Pengoptimalan Operator

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 50
Dan gambar dibawah adalah gambar dimana Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi Studi
Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk
sudah ada penggabungan atara stasiun kerja 3
Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi
dan 4 dan stasiun kerja 4 dan 5, Pertama, Cetakan Keempat, Guna Widya,
penggabungan diatas karena stasiun kerja 2 Surabaya.

dan stasiun kerja 3 mempunyai waktu di Yanto, Billy Ngaliman. (2017)


bawah Tag time sehingga ketika di gabung “ERGONOMI Dasar-Dasar Studi Waktu
dan Gerakan Untuk Analisis dan
jumlah waktu baku kedua stasiun adalah
Perbaikan Sistem Kerja”. Yogyakarta :
0.33. dan penggabungan antara stasiun kerja Andy
4 dan 5 memiliki waktu baku 0.53, sedangkan
tagtime untuk produksi sebesar 0.59.

1 2 3 4 5

9 8 7 6

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Rosani (2007). Sistem Produksi.


Edisi pertama- yogyakarta; graha ilmu 2007

Hilman, M. (2019). Optimasi Produk Produk


Makanan Pada UKM Makanan Di
Kabupaten Ciamis Dengan Metode
Linier Programing

Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R.,


Tjakraatmadja, J.H. (2006). Teknik
Perancangan Sistem Kerja, Edisi
Kedua, ITB, Bandung.

Wignjoesoebroto. (2003). ”Ergonomi Studi


Gerak dan Waktu”. Surabaya : Guna Widya.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 51
Jurnal Media Teknologi
Vol. 06 No. 01 Agustus 2019 52

Anda mungkin juga menyukai