Abstrak – Penjadwalan produksi diupayakan untuk mendapatkan suatu penugasan pekerjaan pada
yang efektif pada setiap stasiun kerja, agar tidak terjadi penumpukan job sehingga dapat mengurangi
waktu idle (menganggur) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. Penjadwalan
produksi merupakan suatu cara untuk mengalokasikan sumber daya produksi (material, mesin dan
operator) yang tersedia, untuk menentukan waktu dimulainya operasi dan kapan operasi tersebut
harus selesai dalam mengerjakan sejumlah pekerjaan (job). Scheduling memperhitungkan waktu
mulai dan waktu penyelesaian kerja, sekaligus waktu cadangan. Hasil scheduling yang diperoleh
menggunakan metode CDS dan Full Enumeration. Dari hasil kedua metode dapat dilihar hasil
penjadwalan dari waktu proses pada job penjadwalan dan mesin penjadwalan. Metode CDS
merupakan salah satu metode penjadwalan produksi yang dapat meminimasi makespan dan
menghasilkan solusi yang mendekati optimal. Pada perhitungan metode CDS dengan menggunakan
waktu proses dan terdapat nilai Cmax, Fmax, Tmax dan NT. Pada nilai Cmax, Fmax dan Tmax
didapatkan hasil sebesar 3859. Pada nilai NT terdapat hasil sebesar 8.
Abstract – Production scheduling is sought to get an effective job assignment at each work station, so
that there is no job buildup so that it can reduce idle time (idle) or waiting time for the next work
process. Production scheduling is a way to allocate available production resources (materials,
machines and operators), to determine when the operation starts and when the operation must be
completed in doing a number of jobs (jobs). Scheduling takes into account the start time and
completion time of work, as well as backup time. The scheduling results obtained using the CDS and
Full Enumeration methods. From the results of the two methods, it can be seen the scheduling results
of the processing time on the job scheduling and scheduling engine. The CDS method is one of the
production scheduling methods that can minimize makespan and produce a solution that is close to
optimal. In the calculation of the CDS method using processing time and there are Cmax, Fmax, Tmax
and NT values. At the value of Cmax, Fmax and Tmax the result is 3859. In the NT value there is a
result of 8.
Kondisi dimana sebuah job Waktu baku ini merupakan waktu yang
diharuskan menjalani satu kali dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki
proses untuk tiaptiap tahapan tingkat kemampuan rata-rata untuk
proses. Misalnya, masing-masing menyelesaiakan suatu pekerjaan. Disini sudah
job melalui mesin 1, kemudian meliputi kelonggaran waktu yang diberikan
mesin 2, mesin 3 dan seterusnya dengan memperhatikan situasi dan kondisi
sampai dengan mesin pada proses pekerjaan yang harus diselesaiakan tersebut.
yang paling akhir. Dengan demikian maka waktu baku yang
2. Flow shop umum dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini
Kondisi dimana sebuah job akan dapat digunakan sebagai alat untuk
boleh melalui seluruh mesin membuat rencana penjadwalan kerja yang
produksi, dimana mulai awal sampai menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu
dengan yang terakhir. Dan selain itu harus berlangsung.
sebuah job boleh melalui beberapa
2.6 Aturan Sequencing
mesin tertentu, yang mana mesin
Menurut Ginting (2007), beberapa aturan
tersebut masih berdekatan dengan
prioritas sequencing yang umum antara lain
mesin-mesin lainnya dan masih satu
adalah sebagai berikut:
arah lintasannya.
1. First-Come-First-Served (FCFS).
Dalam penjadwalan produksi tipe flow
FCFS memprioritaskan pengerjaan
shop terdapat metode-metode yang dapat
job yang datang lebih awal untuk
digunakan guna menyelesaikan masalah
dikerjakan terlebih dahulu.
penjadwalan tipe ini, metode itu adalah:
2. Earliest Due Dates (EDD). EDD
1. Metode Campbell Dudeck Smith
yaitu prioritas yang diberikan
2. Metode Palmer
kepada job yang mempunyai
3. Metode Dannenbring
tanggal batas waktu penyerahan
2.4 Job Sequencing (due date) paling awal.
Problem job sequencing merupakan salah 3. Shortest Processing Time (SPT).
satu dari kebanyakan problem yang paling SPT yaitu job dengan waktu proses
menarik dari analisa produksi. Permasalahan- terpendek akan diproses lebih
permasalahan dalam job sequencing amatlah dahulu, demikian berlanjut untuk job
kompleks dan masih jauh dari penyelesaian yang waktu proses terpendek
yang memberikan solusi lengkap dan kedua. Aturan SPT ini tidak
menyeluruh. Problem job sequencing dapat memperdulikan due date maupun
dinyatakan sebagai berikut misalkan terdapat N kedatangan order baru.
job yang harus dikerjakan, dimana masing- 4. Longest Processing Time (LPT).
masing pekerjaan tersebut memiliki setup time, LPT yaitu job dengan waktu proses
Processing time, serta due date. Untuk terbesar akan diproses terlebih
menyelesaiakan suatu pekerjaan dibutuhkan dahulu, demikian berlanjut untuk job
suatu proses pada beberapa mesin. yang waktu proses terbesar kedua.
Konsekuensinya diperlukan suatu urutan untuk Aturan LPT ini tidak memperdulikan
pekerjaan-pekerjaan tersebut agar diperoleh due date maupun kedatangan order
suatu pengurutan (jadwal) yang optimal untuk baru.
kriteria performance tertentu. Ukuran Keberhasilan dalam Aktivitas
Penjadwalan Menurut Arman (2008), ukuran
2.5 Pengukuran Waktu Kerja
keberhasilan dari suatu pelaksanaan aktivitas
Suatu pekerjaan akan dikatakan
penjadwalan khususnya penjadwalan job shop
diselesaikan secara efisien apabila waktu
adalah meminimasi kriteria-kriteria keberhasilan
penyelesaiannya berlangsung paling singkat.
sebagai berikut:
Untuk menghitung waktu baku (standar time).
1. Rata-rata waktu alir (mean flow
Penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif
time), akan mengurangi persediaan
metode kerja yang terbaik, maka perlu
barang setengah jadi dan barang
diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik
jadi.
pengukuran kerja (Work measurement atau
2. Makespan, yaitu total waktu proses
Time study). Pengukuran waktu kerja ini akan
yang dibutuhkan untuk
berhubungan dengan usaha-usaha untuk
menyelesaikan suatu kumpulan job.
menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna
Dimaksudkan untuk meraih utilisasi
menyelesaikan suatu pekerjaan.
yang tinggi dari peralatan dan
3. DATA PRAKTIKUM
3.1 Pengumpulan Data
3.1.1 Data Waktu Proses
Tabel 1. Data Waktu Proses
Processing Time
Unit
SK I SK II SK III SK IV
1 513 540 695 344
2 315 261 401 178
3 370 212 410 538
Tabel 3. Data Cmax, Fmax dan Tmax
4 300 216 414 753
(Lanjutan)
5 385 239 343 72
6 363 239 241 59
7 383 246 300 132
8 375 226 183 129
2. NT
Tabel 6. Data NT
DAFTAR PUSTAKA
Krisnadewara, P. Didit. Analisis Penjadwalan
Produksi Berdasarkan Pesanan
Pelanggan dengan Metode
Sequencing. Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya.
Modul Praktikum Sistem Produksi, Jurusan
Teknik Industri, Universitas Bung
Hatta, Padang, 2021.
Puspitasari, Indah dkk. 2016. Job Shop
Scheduling Problem Modelling
Using Petri Net For Making The
Application of Scheduling
Production Simulation. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Rieswien, Rinda dkk. 2014. Perancangan
Sistem Scheduling Job
Menggunakan Drum Buffer Rope
untuk Meminimasi Keterlambatan
Order dan Manufacturing Lead Time
pada Bagian Machining MPM di PT.
Dirgantara Indonesia. Bandung:
Telkom University.