Anda di halaman 1dari 10

Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29.

20

Analisis Efektivitas Mesin Seal Cutting Pada Proses Produksi


Plastik (Studi Kasus di PT. Plastik Karawang Flexindo)

Riski Eka Prayoga1, Kardiman2


1,2 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl.

HS. Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Kec. Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361

1Riskieka.prayoga@gmail.com, 2kardiman@ft.unsika.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Diajukan: Penggunaan produk dari plastik di sektor industri
27/06/2022 mengalami peningkatan dikarenakan plastik memiliki
keunggulan yaitu memiliki sifat ulet, mudah dibentuk,
Diterima: ringan, tidak korosif, dan dapat didaur ulang. Dengan
25/06/2022 itu, industri manufaktur plastik mengalami
peningkatan permintaan produk yang membuat
Diterbitkan: perusahaan bekerja lebih cepat. PT. Plastik Karawang
xx/xx/2022 Flexindo adalah salah satu perusahaan yang
memproduksi olahan plastik. Namun seringkali proses
produksi terhambat akibat terjadinya kerusakan
komponen mesin yang menyebabkan tidak tercapainya
target produksi. Penelitian ini dilakukan unutuk
mengetahui efektivitas dan kinerja mesin seal cutting
palstik melalui metode Overall Equipment Effectiveness
(OEE) sebagai alat bantu mengukur batas antara
kinerja aktual dengan kinerja potensial pada saat
manufaktur. Penelitian yang dilakukan pada Maret
2022 – Mei 2022 menghasilkan nilai Availability Ratio
sebesar 78,61%, nilai Performance Ratio sebesar 92,31%
dan nilai Quality Ratio sebesar 99,16%. dan didapatkan
rata – rata nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE)
adalah 71%. Pengukuran kerugian dilakukan dengan
pendekatan Six Big Losses. Dari keenam faktor tersebut
Idling and Minor Stopages Losses dengan nilai 49,74%,
Reduced Speed Losses dengan nilai 19,67%, Setup and
Adjusment Losses 17,93%, Equipment Failure Losses
3,45%, Defect Losses 0,58%, dan Reduced Yield 0%.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab
kegagalan yang akan diperbaiki sesuai urutan prioritas
adalah mengganti komponen mesin yang sudah tua dan
pemeliharaan mesin berkala.

Kata Kunci: Efektivitas mesin; Mesin seal cutting;


Overall Equipment Effectiveness; Proses produksi.

ABSTRACT

The use of plastic products in the industrial sector has increased because plastic has the
advantage of being ductile, easy to shape, lightweight, non-corrosive, and can be recycled. With
that, the plastic manufacturing industry experienced an increase in product demand which made
companies work faster. PT. Plastics Karawang Flexindo is one of the companies that produces
processed plastic. However, the production process is often hampered due to damage to machine
components which causes the production target not to be achieved. This research was conducted
to determine the effectiveness and performance of plastic seal cutting machines through the

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 21

Overall Equipment Effectiveness (OEE) method as a tool to measure the boundary between
actual performance and potential performance during manufacturing. Research conducted in
March 2022 – May 2022 resulted in the Availability Ratio value of 78.61%, the Performance
Ratio value of 92.31% and the Quality Ratio value of 99.16%. and obtained the average value of
Overall Equipment Effectiveness (OEE) is 71%. The measurement of losses is carried out using
the Six Big Losses approach. Of the six factors, Idling and Minor Stopages Losses with a value of
49.74%, Reduced Speed Losses with a value of 19.67%, Setup and Adjustment Losses 17.93%,
Equipment Failure Losses 3.45%, Defect Losses 0.58%, and Reduced Yield 0%. Based on the
results of the study, it is known that the cause of failure that will be repaired in order of priority
is replacing old engine components and periodic engine maintenance.

Keywords: Machine effectiveness; Overall Equipment Effectiveness; Production process; Seal


cutting machine.

1. PENDAHULUAN menjaga mesin berjalan sesuai dengan


fungsinya maka harus dilakukan
Perkembangan dan penerapan teknologi pemeliharaan. Mesin-mesin produksi yang
yang merambah hampir keseluruh bidang sudah tua adalah salah satu penyebab
kehidupan. Diantaranya di bidang utama tingginya downtime akibat
manufaktur plastik yang menghasilkan kerusakan mesin yang terjadi saat produksi
berbagai macam produk plastik dengan berlangsung [4]. Tingginya downtime pada
penggunaan hampir di berbagai produk dan mesin merupakan masalah yang rata-rata
peralatan. Peningkatan penggunaan dihadapi perusahaan sekarang ini. Kondisi
produk-produk dari plastik oleh industri ini tentu akan mengakibatkan proses
dikarenakan memiliki beberapa keunggulan produksi pada perusahaan menjadi tidak
yaitu plastik memiliki sifat ulet, mudah efisien Perawatan terhadap mesin – mesin
dibentuk, ringan, tidak korosif, dan dapat dalam dunia industri/manufaktur
didaur ulang. Dengan sifat tersebut merupakan aspek penting yang tidak bisa
membuat penggunaan plastik semakin diabaikan. Karena setiap mesin pasti
gemari dalam lingkup industri daripada membutuhkan perawatan yang tepat demi
yang material yang lain [1]. berlangsungnya proses produksi secara
berkelanjutan. Maka dengan itu dibutuhkan
Dengan permintaan pasokan plastik
manajemen yang baik serta metode –
yang besar, industri plastik dituntut untuk
metode yang tepat dalam perawatan mesin
dapat bersaing dalam dunia bisnis dengan
tersebut sehingga umur mesin pun bisa
meningkatkan produktivitas, hal tersebut
lebih lama dan dapat menekan biaya
tentunya harus ditunjang dengan fasilitas
pengeluaran [5].
produksi yang memadai. Salah satunya
adalah fasilitas mesin yang digunakan PT. Plastik Karawang Flexindo adalah
dalam proses produksi [2]. Kelancaran salah satu perusahaan yang memproduksi
proses produksi membutuhkan dukungan olahan plastik. Produk plastik yang
mesin–mesin dan peralatan yang baik. dihasilkan berjenis Low Density
Kesiapan mesin produksi menjadi hal pokok Polyethylene (LDPE) – High Density
untuk kegiatan produksi melalui mesin Polyethylene (HDPE). Dalam perusahaan
yang baik maka produk yang dihasilkan ini menggunakan sistem produksi
juga akan sesuai dengan standar kualitas berurutan, jika terjadi masalah pada salah
dan target yang ditetapkan. Sebuah mesin satu mesin, kegiatan produksi akan
bekerja secara efektif apabila mampu terganggu secara keseluruhan dan
melakukan proses produksi selama jangka menyebabkan tidak tercapainya target
waktu yang telah disediakan tanpa produksi [6].
mengalami gangguan, bekerja sesuai
dengan kecepatan yang ditentukan, dan
menghasilkan produk-produk yang baik [3].

Akan tetapi, seringkali yang terjadi


adalah kelalaian dalam pemeliharaan
mesin, pemeliharaan dilakukan apabila
kerusakan telah terjadi ketika produksi
yang menyebabkan pemborosan. Untuk

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 22

3. Data yang diambil adalah pada periode


Maret 2022 – Mei 2022.

Tujuan dari penelitian ini adalah


mengetahui nilai efektifitas dan kinerja
pada mesin seal cutting plastik dengan
metode OEE

Maka dari itu, penulis melakukan


Gambar 1. Downtime Mesin Seal Cutting penelitian penyebab tingginya downtime
dengan mengukur kinerja mesin dengan
Gambar 1. menjelaskan grafik tingginya metode Overall Equipment Effectiveness
downtime mesin seal cutting C-21 dalam 8 (OEE). Selain itu juga untuk memberikan
minggu terakhir. Menunjukan masukan terhadap permasalahan yang
pemeliharaan yang lakukan belum dihadapi melalui analisa perhitungan Six
maksimal atau tidak memenuhi standar Big Losses.
nilai downtime mesin. Sehingga yang terjadi
dapat berupa tidak tercapainya target 2. METODOLOGI PENELITIAN
produksi. Dengan tingginya angka
downtime pada suatu mesin. Menandakan Pada penelitian ini terdapat beberapa
penerapan dari program Total Productive tahapan kegiatan. Setiap tahapan dalam
Maintanance belum bisa dinyatakan penelitian merupakan bagian yang
berhasil. Program Total Productive menentukan tahapan selanjutnya, sehingga
Maintenance berfungsi untuk memelihara dilakukan dengan cermat agar diperoleh
mesin dan peralatannya agar selalu dalam hasil yang tepat dan akurat. Adapun
kondisi prima. Untuk memenuhi tujuan ini, tahapan - tahapan yang dilakukan sebagai
diperlukan maintenance yang prefentif dan berikut:
prediktif [7]. Dengan mengaplikasikan
prinsip TPM dapat meminimalisir
kerusakan pada mesin. Masalah yang Memulai
umum terjadi pada mesin misalnya kotor,
mur dan baut hilang, oli jarang diganti,
kebocoran, bunyi-bunyi tak normal, getaran
berlebihan. Untuk itu, diperlukannya Proses
peninjauan ulang dalam proses perawatan Pemotongan
mesin [8].

Untuk menganalisa keefektivitasan


mesin dengan menggunakan metode Overall
Equipment Effectiveness (OEE) sebagai alat Seal Cutting
ukur batas antara kinerja aktual dengan
kinerja potensial pada saat manufaktur. 1. Memasang gulungan plastik
Selain itu, melalui metode ini juga dapat
pada rewinder
mengetahui kerugian-kerugian apa saja
yang terjadi pada saat proses produksi [9]. 2. Membuat seal pada plastik

Dalam penulisan ini ada beberapa 3. Memotong lembaran plastik


batasan masalah yang diberikan agar
penelitian ini lebih terarah, yaitu:

1. Penelitian ini hanya meneliti satu mesin


No
saja yaitu mesin seal cutting plastik C- Visual
21. inspection
2. Tingkat produktivitas dan efisiensi
mesin yang di ukur adalah dengan
menggunakan metode Overall Yes
Equipment Effectiveness (OEE) sesuai
Selesai
dengan prinsip Total Productive
Maintenance (TPM).

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 23

meliputi availability, performance, dan


quality. Kemudian mengetahui kerugian
Gambar 2. Diagram alir proses pemotongan
(losses) yang mempengaruhi efektifitas
plastik
kinerja mesin [10].
1. Perhitungan Availability Ratio
2.1 Identifikasi Permasalahan
Tahap identifikasi permasalahan 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 − 𝐷𝑜𝑤𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑥 100%
dilakukan berdasarkan permasalahan yang 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
ada. Dengan kondisi awal proses produksi
perusahaan dan kinerja mesin adalah 2. Perhitungan Performance Ratio
tujuan utama yang mendasari 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑥 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
permasalahan, hal ini juga dilakukan 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑋 100%
sebagai salah satu upaya pengembangan
dan perbaikan sistem perusahaan. 3. Perhitungan Quality Ratio

2.2 Studi Lapangan 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 − 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡


𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑋 100%
Tahap studi lapangan dilakukan dengan 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
metode survei di area mesin produksi
plastik dalam langkah awal studi lapangan. 4. Perhitungan Nilai OEE
Parameter yang diamati berupa kondisi riil
𝑂𝐸𝐸 = (𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑋 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑋 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦) 𝑋 100%
bagian produksi, kinerja mesin, kinerja
operator dan prosedur – prosedur
perusahaan yang telah ditetapkan. 5. Perhitungan Six Big Losses
Parameter tersebut sebagai variabel a. Downtime Losses (penurunan
penelitian dalam acuan perhitungan nilai waktu)
OEE. • Equipment Failure (kerugian
kerusakan peralatan)
2.3 Studi Literatur 𝐹𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
Tahap studi literatur dilakukan dengan E𝑞𝑢𝑖𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐹𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒 =
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100%
mengumpulkan informasi penelitian
sebelumnya dan penerapan metode • Set Up and Adjusment
penelitian. Metode yang digunakan adalah (kerugian persiapan dan
Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan pengaturan peralatan)
Six Big Losses.
𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 & 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝑋 100%
2.4 Perumusan Masalah 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Tahap perumusan masalah dilakukan
dengan identifikasi dari hasil pengamatan b. Speed Losses (penurunan
dan studi literatur yang telah terkumpul. kecepatan)
Langkah ini penting dilakukan untuk • Idle and Minor Stoppage
mengetahui masalah apa saja yang timbul (kerugian karena berhenti
sebagai acuan dalam proses perbaikan sesaat)
nantinya.
𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
(𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑 − 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡) 𝑥 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
2.5 Pengumpulan Data =
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100%
Tahap pengumpulan data dilakukan
dengan mengolektif data dari beberapa • Reduced Speed (kerugian
parameter dan variabel penelitian karena penurunan kecepatan)
digunakan untuk kebutuhan proses
perhitungan OEE. Mengambil data historis 𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑠𝑝𝑒𝑒𝑑
perusahaan selama 8 minggu yaitu bulan =
(𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡) − 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Maret 2022 – Mei 2022 dengan objek
pengamatan adalah mesin seal cutting
c. Quality Losses (penurunan
plastik.
kualitas)
• Defect (kerugian karena produk
2.6 Pengolahan Data
cacat saat proses)
Tahap pengolahan data dilakukan
analisis perhitungan parameter penelitian

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 24

𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 downtime. Perhitungan nilai availability


𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑋 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
= 𝑋 100% ratio pada mesin seal cutting dapat dilihat
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
pada Tabel 1.
• Reduced Yield (kerugian
karena hasil produksi rendah) Tabel 1. Perhitungan Nilai Availability
Ratio
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑋 𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒 𝑦𝑒𝑖𝑙𝑑
= 𝑋 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒

2.7 Analisis
Tahap analisia dilakukan terhadap hasil
dari pengolahan data tentang nilai OEE
yang telah dicapai. Memberikan suatu
usulan perbaikan kepada perusahaan
berdasarkan hasil analisis faktor
pencapaian OEE dan analisis masalah Contoh perhitungan availability ratio untuk
kritisnya. Kemudian mendiskusikan hasil Minggu ke-1:
analisis tersebut dengan pihak perusahaan. Loading time Available time -
= Planned downtime
2.8 Penarikan Kesimpulan
Tahap kesimpulan ini, peneliti Loading time 5100 – 780 = 4320
memberikan saran – saran yang berguna = menit
bagi kemajuan perusahaan dan penelitian
selanjutnya berdasarkan hasil penelitian Downtime Planned downtime +
yang sesuai dengan tujuan penelitian yang = Unplanned downtime
telah ditentukan.
Loading time 780 + 39 = 819 menit
=
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pada penelitian ini meliputi 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 − 𝐷𝑜𝑤𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒


𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100%
data hasil produksi, data produk cacat, data 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
rincian waktu kerja, data rincian waktu
kerja mesin, data unplanned downtime, (4320 − 819)
= 𝑋 100%
data planned downtime, data equipment 4320
failure dan data setup time selama periode
bulan Maret 2022 – Mei 2022. Data tersebut = 81,04%
kemudian dilakukan pengolahan data.
Terdapat 3 tahap perhitungan dan analisis 2. Pengukuran Nilai Performance Ratio
data yang akan dilakukan yaitu Performance ratio adalah nilai rasio
perhitungan dengan menggunakan metode kemampuan produksi mesin dalam
Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan menghasilkan produk [12]. Data yang
Six Big Losses. digunakan dalam pengukuran performance
ratio, yaitu ideal cycle time, process amount
3.1 Analisis Perhitungan Nilai OEE dan operating time. Perhitungan nilai
Perhitungan Overall Equipment performance ratio pada mesin seal cutting
Effectiveness (OEE) dilakukan untuk dapat dilihat pada Tabel 2.
mengetahui tingkat efektifitas dan kinerja
penggunaan mesin seal cutting selama Tabel 2. Perhitungan Nilai Perfomance
periode Maret 2022 – Mei 2022. Ratio

1. Pengukuran Nilai Availability Ratio


Availability ratio adalah nilai rasio
pengukuran penggunaan waktu produki
untuk kegiatan operasi mesin [11]. Data
yang digunakan dalam pengukuran
availability ratio ini meliputi hari kerja,
planned downtime dan unplanned

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 25

Setelah nilai availability ratio,


Contoh perhitungan perfomance ratio performance ratio
dan quality ratio
untuk Minggu ke-1: didapatkan, langkah berikutnya adalah
Operation time = Loading time - menghitung nilai Overall Equipment
Downtime Effectiveness (OEE). Hasil perhitungan
nilai OEE pada mesin seal cutting dapat
Operation time 4320 – 819= 3501 dilihat pada Tabel 4.
= menit
Tabel 4. Perhitungan Nilai OEE
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 =
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

5100
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 = = 0.9
5700
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑥 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
= 𝑋 100%
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒

Contoh perhitungan OEE untuk Minggu ke-


(2073,2 𝑥 0.9)
= 𝑥 100% 1:
3501
𝑂𝐸𝐸 = (𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑋 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑋 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦) 𝑋 100%
= 53,30%
= (81,04 𝑥 53,3 𝑥 98,91) 𝑥 100%
3. Pengukuran Nilai Quality Ratio
Quality ratio adalah nilai rasio = 42,72%
kemampuan mesin dalam menghasilkan
produk yang sesuai dengan standar [13].
Data yang digunakan dalam pengukuran 3.2 Analisis Perhitungan Nilai Six Big
quality ratio, yaitu jumlah produksi dan Losses
produk cacat. Perhitungan nilai quality Analisis OEE ini akan beracuan pada 6
ratio pada mesin blowing dapat dilihat pada kerugian utama (six big losses) sebagai
Tabel 3. analisis lanjutan penyebab mesin produksi
tidak beroperasi secara normal. Dari 6
Tabel 3. Perhitungan Nilai Quality Ratio kerugian utama dikelompokkan menjadi 3
yaitu downtime losses, speed losses dan
quality losses. Berikut pengelompokkan 6
kerugian utama (six big losses), yang
diantaranya adalah:
1. Downtime Losses
Downtime losses yaitu kerugian waktu
yang terbuang akibat tidak lancarnya
proses produksi yang disebakan oleh
kerusakan mesin [14]. Downtime losses
terdiri dari 2 macam kerugian yaitu:
Contoh perhitungan quality ratio untuk a. Equipment Failure Losses
Minggu ke-1: Jenis kerugian yang diakibatkan
oleh diakibatkan oleh kerusakan mesin
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 − 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 dan peralatan secara mendadak
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑋 100%
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 sehingga proses produksi terhenti.
Kerusakan peralatan yang sering
(2073,2 − 22,7) terjadi adalah akibat tumpulnya pisau
= 𝑥 100%
2073,2 dan sealing yang tidak berfungsi.
Perhitungan equipment failure losses
= 98,91% dapat dilihat pada Tabel 5.

4. Pengukuran Nilai OEE Tabel 5. Perhitungan Equipment


Failure Losses

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 26

losses terdiri dari dua macam kerugian,


yaitu:
a. Idle and Minor Stoppage Losses
Jenis kerugian yang disebabkan
mesin berhenti sesaat. Hal ini
disebabkan karena lamanya setting
suhu elemen dan ganti ukuran cetakan,
kerusakan alat pada mesin sehingga
mengakibatkan mesin berhenti secara
mendadak. Perhitungan idle and minor
Contoh perhitungan equipment failure stoppage losses dapat dilihat pada
losses untuk Minggu ke-1 Tabel 7.

𝐹𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 Tabel 7. Perhitungan idle and minor


E𝑞𝑢𝑖𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐹𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒 =
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100% stoppage losses
39
= 𝑥 100%
4320

= 0,90%

b. Setup and Adjusment Losses


Jenis kerugian yang terjadi karena
setelah setup dilakukan, mesin
berhenti dikarenakan adanya waktu
yang tercuri waktu setup yang lama
seperti memanaskan mesin, mengecek
mesin dan break mesin. Perhitungan
Contoh perhitungan idle and minor
setup and adjusment losses dapat
dilihat pada Tabel 6.
stoppage losses untuk Minggu ke-1:

𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
Tabel 6. Perhitungan Setup and (𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 − 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡) 𝑥 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
Adjusment Losses =
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100%

(5700−2073,2) 𝑥 0,9
= 𝑥 100%
4320

= 75,56%

b. Reduce Speed Losses


Jenis kerugian yang terjadi karena
penurunan kecepatan mesin sehingga
mesin tidak dapat beroperasi dengan
Contoh perhitungan setup and maksimal. Perhitungan reduce speed
adjusment losses untuk Minggu ke-1: losses dapat dilihat pada Tabel 8.

𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑡𝑖𝑚𝑒 Tabel 8. Perhitungan reduce speed


𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 & 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝑋 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 losses

780
= 𝑥 100%
4320

= 18,06%

2. Speed Losses
Speed losses yaitu kerugian kondisi
mesin yang mengalami gangguan
kecepatan proses produksi sehingga tidak Contoh perhitungan reduce speed
tercapainya target produksi [15]. Speed losses untuk Minggu ke-1:

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 27

Perhitungan reduced yield losses


𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑠𝑝𝑒𝑒𝑑
(𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡) − 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
dapat dilihat pada Tabel 10.
= 𝑋 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Tabel 10. Perhitungan reduced yield
(0,9 𝑥 2073,2) − 3501
= 𝑥 100% losses
4320

= 37,85%

3. Quality Losses
Quality losses yaitu kerugian kondisi
produk yang dihasilkan mengalami
kecacatan atau tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan [15].
quality losses terdiri dari 2 macam, antara
lain:
a. Defect Losses Contoh perhitungan reduced yield
Jenis kerugian dikarenakan losses untuk Minggu ke-1:
produk hasil produksi dimana produk
tersebut memiliki kekurangan (cacat) 𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑋 𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒 𝑦𝑒𝑖𝑙𝑑
setelah keluar dari proses produksi. = 𝑋 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Perhitungan defect losses dapat di
lihat pada Tabel 9.
(0,9 − 0)
= 𝑥 100%
Tabel 9. Perhitungan defect losses 4320

= 0%

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis dan


perhitungan di dapat kesimpulan bahwa
kinerja mesin seal cutting belum sesuai
dengan standar OEE. Hasil akhir
menunjukan rata – rata nilai Overall
Equipment Effectiveness (OEE) adalah 71%.
Contoh perhitungan defect losses Mesin seal cutting selama 2 bulan rata-rata
untuk Minggu ke-1: nilai Availability Ratio 78,61%, Performance
Ratio 92,31% dan Quality Ratio 99,16%.
𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑋 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
=
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100% Terdeteksi 2 losses terbesar sebagai
penyebab turunnya kinerja mesin sehingga
nilai OEE tidak mencapai standar World
(0,9 − 22,7) Class tersebut adalah Idling and Minor
= 𝑥 100% Stopages Losses dengan nilai 49,74% nilai
4320
tersebut hampir setengah dari seluruh
= 0,47% kerugian dan Reduced Speed Losses dengan
nilai 19,67%.
b. Reduced Yield Losses
Untuk meningkatkan efektifitas
Jenis kerugian yang diakibatkan
mesin seal cutting perusahaan harus
suatu keadaan dimana produk yang melakukan maintenance sesuai dengan
dihasilkan tidak sesuai standar, jadwal yang telah disediakan serta
karena terjadi perbedaan kualitas melakukan monitoring sperpart yang akan
antara waktu mesin pertama kali dipakai untuk kegiatan maintenance agar
dinyalakan dengan pada saat mesin part yang ingin digunakan dapat tersedia
tersebut sudah stabil beroperasi. tepat waktu. Selain itu, dibutuhkannya
pendataan batas penggunaan komponen

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 28

mesin agar dapat mengetahui komponen [8] P. Hamda, “Analisis Nilai Overall
yang harus di cek ulang sehingga mesin Equipment Effectiveness (Oee)
tidak sering mengalami gangguan maupaun Untuk Meningkatkan Performa
kerusakan. Mesin Exuder Di Pt Pralon,” J. Ilm.
Teknol. dan Rekayasa, vol. 23, no. 2,
DAFTAR PUSTAKA pp. 112–121, 2018, doi:
10.35760/tr.2018.v23i2.2461.
[1] I. Mawardi, Hasrin, and Hanif,
“Analisis Kualitas Produk dengan [9] M. Murtadlo, D. Andesta, and E.
Pengaturan Parameter Temperatur Ismiyah, “ANALISIS EFEKTIFITAS
Injeksi Material Plastik MESIN BLOWING DENGAN
Polypropylene (PP) Pada Proses MENGGUNAKAN METODE
Injection Molding,” Ind. Eng. J., vol. OVERALL EQUIPMENT
4, no. 2, pp. 30–35, 2015. EFFECTIVENESS SEBAGAI
DASAR USULAN PERBAIKAN,”
[2] Triyanto, “Perhitungan dan Analisis JUSTI (Jurnal Sist. dan Tek. Ind.,
Nilai Overall Equipment pp. 356–365, 2018.
Effectiveness (OEE) pada Mesin
Punching Di PT. Umeda Factory [10] M. Anrinda, M. E. Sianto, and J.
Indonesia,” Universitas Pelita Mulyana, “Analisis Perhitungan
Bangsa, 2019. Overall Equipment Effectiveness
(OEE) pada Mesin Offset CD6 di
[3] Saipudin Sahril, “Analisis Industri Offset Printing,” Pros.
Perhitungan Overall Equipment Semin. Nas. Ris. dan Teknol. Terap.,
Effectiveness (OEE) Untuk pp. 1–8, 2021.
Peningkatkan Nilai Efektivitas
Mesin Oven Line 7 Pada PT . UPA,” [11] I. Sihombing, N. Susanto, and H.
Universitas Mercu Buana, 2019. Suliantoro, “Analisis Efektivitas
Mesin Reng dengan Menggunakan
[4] M. M. Firmansyah, A. Susanty, and Metode Overall Equipment
D. Puspitasari, “Analisis Overall Effectiveness (OEE) dan Fault Tree
Equipment Effectiveness dan Six Big Analysis (FTA) di CV. Ali Griya,
Losses pada Mesin Pencelupan Semarang,” Ind. Eng. J., vol. 6, no. 2,
Benang (Studi Kasus PT. Pismatex pp. 1–15, 2017.
Textile Industry),” Ind. Eng. Online
J., vol. 4, no. 4, pp. 343–354, 2015. [12] K. Hafiz and E. Martianis, “Analisis
Overall Equipment Effectiveness
[5] J. Bastanta Paringin Angin, E. (OEE) pada Mesin Caterpillar Type
Dunan Manurung, and A. Hamsi 3512B,” SINTEK J. J. Ilm. Tek.
Siregar, “Penerapan Total Productive Mesin, vol. 13, no. 2, p. 87, 2019, doi:
Maintenance dengan menggunakan 10.24853/sintek.13.2.87-96.
metode OEE pada turbin uap Type
C5 DS II-GVS,” J. Energi dan [13] S. Faisal Algaffar, “Analisis Total
Manufaktur, vol. 10, no. 1, pp. 29–36, Productive Maintenance untuk
2017, [Online]. Available: Meningkatkan Produksi pada Mesin
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem. Ripple Mill dengan Metode Overall
Equipment Effectiveness (OEE) di
[6] PT. Plastik Karawang Flexindo, PT. Perkebunan Nusantara Ii Pagar
“Profil Perusahaan,” 2013. Merbau,” 2016.
http://plastickrw.co.id/.
[14] D. Alvira, Y. Helianty, and H.
[7] M. F. Hazmi, A. I. Juniani, and E. N. Prassetiyo, “Usulan Peningkatan
Budiyanto, “Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (
OEE dan Six Big Losses terhadap Oee ) Pada Mesin Tapping Manual
Produktivitas Mesin Tuber Bottomer Dengan Meminimumkan Six Big
Line 4 PT . IKSG Tuban,” Proceeding Losses,” J. Itenas Bandung, vol. 03,
1st Conf. Saf. Eng. Its Appl., no. no. 03, pp. 240–251, 2015.
2581, pp. 161–166, 2017.
[15] W. Gorapetha, J. Hutabarat, and L. a

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.


Sigmat – Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 02, No. 01, April 2022, 20-29. 29

Salmia, “… Effectiveness Untuk


Meminimumkan Nilai Six Big Losses
Di Mesin Produksi Dan Usulan
Perbaikan Dengan Metode Kaizen 5S
Di Cv …,” J. Valtech, vol. 3, no. 2, pp.
219–225, 2020, [Online]. Available:
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/va
ltech/article/view/2767.

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sigmat/index Riski Eka Prayoga.

Anda mungkin juga menyukai