Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PEMELIHARAAN MESIN TERHADAP

PENINGKATAN KINERJA PRODUKSI PADA


PT. AFTECH RAND PERKASA

Muh. Yunus, Erdi.,S.pd.,MM


Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
Email : muhammadyunus011025@gmail.com

Abstrak

Setiap perusahaan selalu menginginkan kinerja produksinya dapat tepenuhi


dengan baik, akan tetapi karena berbagai masalah dapat menghambat kinerja
produksi sehingga pencapaian target seringkali tidak terpenuhi dengan baik.
Terhentinya suatu proses produksi seringkali disebabkan adanya kerusakan
pada mesin/alat. Hal ini dapat menimbulkan kerugian signifikan bagi
perusahaan. PT. Aftech Rand Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang manufaktur yang mengerjakan Precision Part, Design, Mould,
Dies dan Jig sesuai pesanan dari customer atau yang biasa disebut dengan job
order. Pengerjaan yang berbeda beda dari setiap customer dan tingkat presisi
yang sangat ketat , sehingga kinerja produksi harus berjalan dengan baik. PT.
Aftech mempunyai mesin yang banyak, namun kinerja produksi selalu jadi
permasalahan utama pada perusahaan, salah satu penyebab kinerja produksi
tidak mencapai target ialah disebabkan oleh machine error. Berdasarkan
fenomena tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh
pemeliharaan mesin dengan preventive maintenance dan breakdown
maintenance secara parsial dan simultan terhadap kinerja produksi pada PT.
Aftech Rand Perkasa. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif,
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang digunakan
yaitu uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
multikolineritas, uji heteroskedastistas) regresi linier berganda, uji hipotesis, dan
uji Koefisien Derteminan (R2). Hasil penelitian secara parsial dan simultan
menunjukan bahwa preventive maintenance dan Breakdown maintenance
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja produksi pada PT. Aftech
Rand Perkasa.
Tujuan penelitian :
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh pemeliharaan mesin dengan
preventive maintenance secara parsial Pada PT. Aftech Rand Perkasa
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh pemeliharaan mesin dengan
breakdown maintenance secara parsial Pada PT. Aftech Rand Perkasa
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh pemeliharaan mesin dengan
preventive maintenance dan breakdown maintenance secara simultan Pada
PT. Aftech Rand Perkasa
Metode Penelitian : metodologi yang terdiri dari kerangka pemikiran,
sumber data dan jenis data serta metode analisis data.

Kata kunci: Breakdown maintenance, kinerja produksi, preventive


maintenance, dan pemeliharaan mesin.

PENDAHULUAN
Keberadaan industri Sistem pemeliharaan dapat
manufaktur di Indonesia memegang dipandang sebagai bayangan dari
peranan penting bagi masyarakat sistem produksi, dimana apabila
Indonesia dan sektor industri lainnya, sistem produksi beroperasi dengan
karena industri manufaktur kapasitas yang sangat tinggi maka
merupakan suatu akan lebih intensif. Terhentinya suatu
cabang industri yang proses pada rantai produksi sering
mengoperasikan peralatan, mesin kali di sebabkan adanya masalah
dan tenaga kerja dalam suatu medium dalam mesin/peralatan produksi,
proses untuk mengolah bahan misalnya mesin berhenti secara tiba-
baku, suku cadang, tiba, menurunnya kecepatan produksi
dan komponen lain untuk di produksi mesin, lamanya waktu set-up dan
menjadi barang jadi yang memiliki adjusment, mesin menghasilkan
nilai jual. Kegiatan industri produk yang cacat dan mesin
manufaktur sering beroperasi tetapi tidak menghasilkan
menggunakan mesin, robot, kompute produk. Hal ini akan menimbulkan
r, dan tenaga manusia untuk kerugian pada perusahaan karena
menghasilkan barang atau jasa dan selain dapat menurunkan tingkat
perakitan, untuk menghasilkan suatu efisiensi dan efektivitas
produk. Menurut Prihantoro mesin/peralatan mengakibatkan
(2012:124), agar perusahaan mampu adanya biaya yang harus di keluarkan
memaksimalkan produktivitasnya akibat kerusakan tersebut. Kegiatan
dan menghasilkan produk yang perawatan mesin mempunyai peranan
memiliki kualitas dan kuantitas baik yang sangat penting dalam
terdapat empat faktor yang mendukung beroperasinya suatu
mempengaruhinya yaitu: (1) Money sistem pengerjaan produk secara
(Modal), dalam melakukan usaha lancar sesuai yang dihendaki. Selain
apakah memakai modal sendiri atau itu, kegiatan perawatan juga dapat
modal pinjaman. (2) Materials meminimalkan biaya atau kerugian-
(Bahan Baku), apa yang akan dipakai kerugian yang ditimbulkan akibat
dan dapat diperoleh untuk adanya kerusakan mesin. Perawatan
mendapatkannya dengan hara yang dapat dibagi menjadi beberapa
murah. (3) Man (Tenaga Kerja), macam, tergantung dari dasar yang
bagian personalia akan melatih dan dipakai untuk menggolongkan, pada
mengembangkan karyawan. (4) dasarnya terdapat dua kegiatan pokok
Machine (Mesin), sebagai alat proses dalam perawatan preventif dan
produksi perlu perawatan dan perawatan korektif.
pemeliharaan agar proses produksi
berjalan lancar. PT. Aftech Rand Perkasa
merupakan perusahaan yang bergerak

2
dalam bidang manufaktur yang pemeliharaan mesin, yaitu preventive
mengerjakan Precision Part, Design, maintenance (pemeliharaan mesin)
Mould, Dies dan Jig sesuai pesanan dan breakdown maintenance
dari customer atau yang biasa disebut (pemeliharaan perbaikan) kelancaran
dengan job order. Pengerjaan yang proses produksi akan tetap terjaga.
berbeda beda dari setiap customer dan
tingkat presisi yang sangat ketat , Jadi suatu perusahaan dapat
sehingga produktivitas adalah hal dikatakan berhasil dalam mencapai
yang paling utama. PT. Aftech kinerja produksinya apabila
mempunyai mesin yang banyak, perusahaan tersebut dapat
namun kinerja produksi selalu jadi meningkatkan hal-hal diatas. Pada
permasalahan utama pada PT. Aftech Rand Perkasa
perusahaan, beberapa penyebab target menggunakan bermacam macam
produksi tidak mencapai target ialah, mesin yang yang berbeda namun
machine error, produk NG, produk re- berkesinambungan antara mesin satu
machining, dan rendahnya kualitas dengan mesin yang lainnya dalam
man power / operator pada PT. Aftech menjalankan proses produksinya.
Rand perkasa. Dalam proses produksi Oleh sebab itu PT. Aftech Rand
tidak semua hasil produksi sesuai Perkasa membutuhkan diadakannya
dengan harapan, ada saja part yang pemeliharaan mesin agar tidak
tidak sesuai dengan standar, seperti mengalami kerusakan dan kegiatan
proses machining yang tidak halus produksi dapat berjalan dengan lancar
dan tidak sesuai dimensi dikarenakan serta dapat meningkatkan kinerja
mesin sudah tidak standar dan produksinya. Kerusakan mesin yang
kurangnya pemeliharaan preventive, terjadi dan tidak tercapainya target
berikut data Preventive Maintenance produksi bisa menjadi masalah yang
dan DownTime Mesin pada PT. fatal jika perusahaan tidak segera
Aftech Rand Perkasa. mengambil sebuah tindakan untuk
mengadakan pemeliharaan mesin
Perusahaan memerlukan dengan preventive maintenance
tersedianya mesin dengan kondisi (pemeliharaan pencegahan) dan
yang selalu prima untuk breakdown maintenance
memperlancar proses produksinya. (pemeliharaan perbaikan) yang
Oleh karena itu, untuk menjaga efektif. Preventive maintenance
kondisi mesin agar selalu siap adalah kegiatan pemeliharaan yg
beroperasi perlu adanya pemeliharaan dilakukan untuk mencegah timbulnya
mesin. Secara umum pemeliharaan kerusakan kerusakan mesin seperti
mesin bertujuan untuk yang terjadi pada PT. Aftech Rand
memperpanjang usia mesin yang Perkasa tersebut, sedangkan
dimiliki serta mengusahakan agar breakdown maintenance adalah
mesin tersebut selalu dalam keadaan kegiatan pemeliharaan yang
optimal dan siap pakai untuk dilakukan setelah terjadinya
pelaksanaan proses produksi. Jadi kerusakan, agar jam berhenti mesin
pemeliharaan memiliki fungsi yang tidak lama dan tidak menghambat
sangat penting dalam memperlancar proses produksi (Assauri,
proses produksi. Menurut Assauri 20011:135).
(2012:134), dengan adanya

2
Sistem manajemen agar kontinuitas produksi terjamin,
pemeliharaan pada PT. Aftech Rand maka dibutuhkan pemeliharaan
Perkasa menggunakan system dan perawatan.
monitoring, yaitu bila terjadi 1.2 Tujuan Pemeliharaan
kerusakan pada mesin, operator Menurut Sofjan (2012:134)
membuat surat Laporan Kerusakan tujuan utama fungsi pemeliharaan
Mesin (LKM) lalu diberikan kepada adalah :
bagian maintenance untuk dilakukan
pengecekan dan perbaikan. Dengan a. Kemampuan produksi dapat
adanya pemeliharaan dan perawatan memenuhi kebutuhan sesuai
mesin akan memperkecil waktu dengan rencana produksi.
perbaikan mesin dan memperkecil
b. Menjaga kualitas pada tingkat
jam berhenti mesin, sebab dengan
yang tepat untuk memenuhi apa
sedikitnya Downtime mesin akan
yang dibutuhkan oleh produk
membantu tercapainya target
itu sendiri dan kegiatan
produksi. Berdasarkan uraian diatas,
produksi tidak terganggu.
maka peneliti tertarik mengambil
judul skripsi “Pengaruh Pemeliharaan c. Untuk membantu mengurangi
Mesin Terhadap Peningkatan Kinerja pemakaian dan penyimpangan
Produksi Pada Pada PT. Aftech Rand yang diluar batas dan menjaga
Perkasa”. modal yang di investasikan
dalam perusahaan selama waktu
TINJAUAN PUSTAKA DAN yang ditentukan sesuai dengan
HIPOTESIS kebijaksanaan perusahaan
mengenai investasi tersebut.
1. Pemeliharaan
d. Untuk mencapai tingkat biaya
1.1 Pengertian Pemeliharaan
pemeliharaan serendah
Pemeliharaan merupakan
mungkin, dengan melaksanakan
suatu fungsi dalam suatu
kegiatan pemeliharaan secara
perusahaan pabrik yang sama
efektif dan efisien.
penting dengan fungsi-fungsi lain
e. Menghindari kegiatan
seperti produksi. Hal ini karena
pemeliharaan yang dapat
apabila kita mempunyai peralatan
membahayakan keselamatan
atau fasilitas, maka biasanya kita
para pekerja.
selalu berusaha untuk tetap
mempergunakan peralatan atau f. Mengadakan suatu kerja sama
fasilitas tersebut. Demikian pula yang erat dengan fungsi-fungsi
halnya dengan perusahaan pabrik, utama lainnya dari suatu
di mana pimpinan perusahaan perusahaan dalam rangka untuk
pabrik tersebut akan selalu mencapai tujuan utama
berusaha untuk tetap perusahaan, yaitu tingkat
mempergunakan peralatan atau keuntungan yang sebaik
fasilitas produksinya dapat mungkin dan total biaya yang
berjalan lancar. Dalam usaha terendah.
untuk menggunakan terus
peralatan atau fasilitas tersebut 1.3 Jenis-Jenis pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan rusak. Jadi dalam hal ini
yang dilakukan perusahaan kegiatan Breakdown
sangatlah beragam, beberapa maintenance sifatnya hanya
pemeliharaan yang dilakukan menunggu sampai kerusakan
berbeda-beda tergantung terjadi dahulu, baru kemudian
dengan kebutuhan yang ada di diperbaiki atau dibetulkan.
dalam perusahaan. (Sugiyono, Maksud dari tindakan ini adalah
2017) agar fasilitas atau peralatan
tersebut dapat dipergunakan
a. Preventive Maintenance kembali dalam
Yang dimaksud dengan 1.4 Fungsi Pemeliharaan
Preventive Maintenance adalah Menurut Ahyari,
kegiatan pemeliharaan dan
(2012:349) fungsi pemeliharaan
perawatan yang dilakukan adalah agar dapat memperpanjang
untuk mencegah timbulnya umur ekonomis dari mesin dan
kerusakan-kerusakan yang peralatan produksi yang ada serta
tidak terduga dan menemukan mengusahakan agar mesin dan
kondisi atau keadaan yang peralatan produksi tersebut selalu
dapat menyebabkan fasilitas dalam keadaan optimal dan siap
produksi mengalami kerusakan pakai untuk pelaksanaan proses
pada waktu digunakan dlam produksi.
proses produksi
1.5 Manajemen Pemeliharaan
b. Breakdown Maintenance Manajemen
pemeliharaan merupakan sistem
Dengan Breakdown yang terdiri dari beberapa
atau Breakdown Maintenance elemen berupa fasilitas
dimaksud adalah kegiatan (machine), penggantian
pemeliharaan dan perawatan komponen atau sparepart
yang dilakukan setelah (material), biaya pemeliharaan
terjadinya suatu kerusakan atau (money), perencanaan kegiatan
kelainan pada fasilitas atau pemeliharaan (method), dan
peralatan sehingga tidak dapat eksekutor pemeliharaan (man).
berfungsi dengan baik. Elemen-elemen tersebut saling
Kegiatan breakdown terkait dan berinteraksi dalam
maintenance yang dilakukan kegiatan pemeliharaan di
sering disebut dengan kegiatan industri (Nachnul dan M.Imron,
perbaikan atau reparasi. 2013:2).
Perbaikan yang dilakukan
karena adanya kerusakan yang 2. Kinerja Produksi
dapat terjadi akibat tidak 2.1 Kinerja
dilakukannya preventive Menurut Schermerhorn,
maintenance ataupun telah Hunt and Osborn (dalam Veithzal
dilakukan preventive Rivai dan Ahmad Fawzi, 2014),
maintenance tetapi sampai pada Kinerja sebagai kualitas dan
suatu waktu tertentu fasilitas kuantitas pencapaian tugas-tugas,
atau peralatan tersebut tetap baik yang dilakukan oleh individu,

11
kelompok maupun perusahaan. pemeliharaan mesin yang baik, yaitu
Dari uraian diatas dapat dipahami sebagai berikut.
bahwa kinerja adalah prestasi atau
hasil kerja seseorang maupun a) Mesin atau peralatan produksi
organisasi/perusahaan untuk akan dapat digunakan dalam
mencapai tujuan organisasi. jangka waktu yang panjang
dan lama.
2.2 Produksi b) Pelaksanaan proses produksi
Produksi merupakan salah pada perusahaan akan berjalan
satu faktor penting dalam suatu lancar dan diharapkan fasilitas
perusahaan. Dalam arti ekonomi, produksi akan berjalan dengan
produksi adalah setiap usaha baik pula.
manusia untuk menciptakan atau c) Dapat menghindarkan diri,
menambah guna suatu barang atau atau menekan kerusakan
benda untuk memenuhi kebutuhan selama proses produksi.
manusia. Menurut Assauri d) Pengendalian proses dan
(2011:7), produksi adalah segala pengendalian kualitas dalam
kegiatan dalam menciptakan dan perusahaan akan dapat
menambah kegunaan (utility) dilaksanakan dengan baik.
suatu barang atau jasa, di mana e) Menekan adanya kerusakan
dibutuhkan faktor-faktor produksi total dari sebuah mesin,
dalam ilmu ekonomi berupa tanah, sehingga menghindari adanya
tenaga kerja, dan skill perbaikan dengan biaya yang
(organization, managerial, dan relatif tinggi.
skills). Produksi merupakan semua f) Menghindari terjadinya
kegiatan dalam menciptakan atau penyimpangan didalam
menambah kegunaan barang atau penyerapan bahan baku
jasa, dimana untuk kegiatan sehingga menghindari adanya
tersebut diperlukan faktor-faktor keborosan pemakaian bahan
produksi. baku.
g) Perencanaan pembebanan
2.3 Kinerja Produksi pada masing-masing mesin
Kinerja produksi adalah yang ada, akan dapat
prestasi atau hasil kerja perusahaan direalisasikan dengan sebaik-
dalam menghasilkan barang atau baiknya sehingga proses
produk. Menurut Prihantoro produksi berjalan keseluruhan
(2012:130) ukuran kinerja dengan baik dan lancar.
produksi pada usaha manufaktur
ada tiga macam, yaitu: Dari uraian diatas dapat
produktivitas, efisiensi dan dipahami bahwa pada dasarnya
efektivitas. pemeliharaan mesin memiliki
3. Hubungan Pemeliharaan Mesin hubungan dengan kinerja produksi
dengan Kinerja Produksi perusahaan. Pemeliharaan mesin yang
Menurut Ahyari (2012:249), dilakukan di dalam suatu perusahaan
adapun beberapa keuntungan yang adalah bertujuan untuk
dapat diperoleh dengan adanya memperpanjang umur ekonomis dari
mesin yang ada, serta mengusahakan

12
agar mesin tersebut selalu dalam kesehatan atau keselamatan
keadaan optimal dan siap pakai untuk pekerja;
pelakasanaan proses produksi, dengan
b. Kerusakan fasilitas ini akan
demikian jelas bahwa kegiatan
mempengaruhi kualitas dari
pemeliharaan mesin merupakan
produk yang dihasilkan;
kegiatan yang memiliki dampak
jangka panjang. Pemeliharaan mesin c. Kerusakan fasilitas tersebut akan
memiliki tujuan untuk memenuhi menyebabkan kemacetan seluruh
kebutuhan sesuai dengan rencana atau proses produksi;
target produksi dan untuk menjaga
d. modal yang ditanamkan dalam
kualitas dan kuantitas yang tepat
fasilitas tersebut atau harga dari
untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
fasilitas ini adalah cukup besar dan
oleh produk itu sendiri. Selain itu
mahal.
pemeliharaan mesin juga dapat
memberikan keuntungan bagi Apabila Preventive
perusahaan yaitu menekan terjadinya Maintenance dilaksanakan pada
kerusakan pada mesin, proses fasilitas atau peralatanyang termasuk
produksi akan berjalan dengan lancar, dalam “critical unit”, maka tugas-
terhindar dari pemborosan bahan tugas Maintenance dapatlah
baku, pembebanan mesin menjadi dilakukan dengan suatu perencanaan
semakin baik, sehingga kinerja intensif untuk unit yang bersangkutan,
produksi perusahaan dapat dicapai sehingga rencana produksi dapat
dengan optimal. dicapai dengan jumlah produksi yang
lebih besar dalam waktu yang relatif
lebih singkat.
4 Hubungan Preventive
Maintenance Dengan Kinerja
Produksi Peneliti dapat memahami dari
Menurut Assauri (2011:135), pendapat-pendapat diatas
Semua fasilitas produksi yang bahwaPreventive maintenance
mendapatkan Preventive maintenance memiliki hubungan dengan kinerja
akan terjamin kelancaran kerjanya produksi, apabila Preventive
dan selalu diusahakan dalam kondisi maintenance tidak dilaksanakan
atau keadaan yang siap dipergunakan dalam sebuah perusahaan maka akan
untuk setiap operasi dan porses mengakibatkan kerusakan mesin dan
produksi pada setiap saat. Preventive mengganggu proses produksi
maintenance ini sangat penting perusahaan sehingga kinerja produksi
karena kegunaannya yang sangat akan menurun. Preventive
efektif didalam menghadapi fasilitas- maintenance berfungsi untuk menjaga
fasilitas produksi yang termasuk mesin tetap dalam kondisi baik untuk
dalam golongan “critical unit” yaitu mencegah kegagalan fungsi mesin itu
fasilitas-fasilitas produksi yang: sendiri.
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan
tersebut akan membahayakan

13
5 Hubungan Breakdown Gambar 2.1
Maintenance Dengan Kinerja
Model Penelitian
Produksi
Menurut Ahyari (2012:361),
Breakdown Maintenance mempunyai
tujuan yang jelas yaitu mengadakan
perbaikan terhadap mesin dan
peralatan produksi yang rusak
sehingga menjadi dapat berfungsi
kembali sebagaimana keadaan
normal. Keterlambatan didalam
perbaikan ini akan berakibat lebih
jauh lagi terhadappelaksanaan proses
produksi yang ada terutama
padaskedul proses produksi dan
tentunya memiliki akibat pula
terhadap besarnya biaya per unit
produk perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Assauri
(2011:136),Breakdown Maintenance
Hipotesis
dilakukan agar mesin atau fasilitas
H1 : Terdapat pengaruh preventive
produksi dapat dipergunakan kembali
maintenance secara parsial terhadap
dalam proses produksi,sehinnga
kinerja produksi pada PT. Aftech
operasi atau proses produksi dapat
Rand Perkasa
berjalan lancar kembali. Peneliti dapat
mengambil kesimpulan dari H2 : Terdapat pengaruh breakdown
pendapat-pendapat tersebut bahwa maintenance secara parsial terhadap
Breakdown Maintenance memiliki kinerja produksi pada PT. Aftech
hubungan dengan kinerja produksi, Rand Perkasa
karena apabila Breakdown
Maintenance tidak dilakukan dalam H3 : Terdapat pengaruh pemeliharaan
suatu perusahaan yang mesin atau mesin yang terdiri dari preventive
fasilitas produksinya mengalami maintenance dan breakdown
kerusakan maka akan menghambat maintenance secara simultan terhadap
proses produksi dan kinerja produksi kinerja produksi pada PT. Aftech
tidak dapat tercapai. Rand Perkas

2.7 Kerangka Konsep


Adapun kerangka pemikiran
penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

14
HASIL DAN PEMBAHASAN terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan
1. Deskripsi Data yang berlaku untuk umum atau
Dalam menganalisis data di generalisasi (sugiono,2017:147).
penelitian ini dengan melakukan Pada Penelitian ini terdapat dua
penyebaran kuesioner pada variabel independen (bebas) yaitu:
karyawan pada PT. Aftech Rand Preventive Maintenance (X1),
Perkasa, jumlah responden ialah Breakdown Maintenance (X2), dan
35 karyawan dengan 25 terdapat satu variabel dependen
pertanyaan yang disediakan (terikat) yaitu: Kinerja Produksi (Y).
melalui preventive maintenance, Data dalam penelitian ini diperoleh
breakdown maintenance, dan melalui penyebaran kuesioner dengan
kualitas produksi. Hal ini untuk pertanyaan-pertanyaan yang telah
mengetahui pengaruh preventive disediakan. Data yang diperoleh dari
maintenance dan breakdown angket selanjutnya ditabulasi
maintenance dalam berdasarkan jawaban dari responden.
meningkatkan kinerja produksi
pada PT. Aftech Rand Perkasa.
Kuesioner yang disebarkan 3. Hasil Analisis dan Uji Hipotesis
berjumlah 35 orang sesuai Hasil Analisis
dengan perhitungan sample pada 1. Uji Validitas dan Uji
penelitian ini. Data penyebaran Releabilitas
kuesioner yang dilakukan pada
Pengujian ini dilakukan untuk
penelitian ini dapat dilihat pada
melihat apakah data yang didapat
tabel berikut:
dilapangan memang benar-benar
Tabel 1
layak untuk diteliti atau tidak.
Data Penyebaran Kuesioner
Pada pengujian ini menggunakan
Keterangan Jumlah
uji validitas dan uji releabilitas.
Kuesioner yang 35 a. Uji Validitas
disebar Menurut Prasetyo dan
Kuesioner yang 35 Jannah (2012:98) validitas
kembali berkaitan dengan ketepatan
Kuesioner yang - penggunaan indikator untuk
rusak menjelaskan arti konsep yang
Kuesioner yang 35 sedang diteliti.
dapat diolah Metode yang digunakan untuk
Sumber: data primer yang diolah menilai validitas kuesioner
oleh peneliti adalah Bevariate Correlation
menggunakan bantuan SPSS.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah

15
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Variabel b. Uji Reabilitas

Uji realibilitas adalah


untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk.Suatu
kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsistenatau
stabil dari waktu ke waktu. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpa>
0,60
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Role Of Keterang
Alpha Thumb an
Sumber data: output SPSS Preventive 0,617 0,6 Reliebel
yang diolah, 2021 Maintenance
(X1)
Hasil pengamatan pada
Breakdown 0,671 0,6 Reliebel
rTabel didaptkan nilai dari sampel
Maintenance
(N) = 35 sebesar 0,334. Sehingga (X2)
merujuk pada hasil dari uji Validitas
dihasilkan bahwa semua instrument Kinerja 0,706 0,6 Reliebel
Produksi (Y)
mulai dari Variabel Preventif
M`aintenance (X1) yang terdiri dari Sumber data: output SPSS yang
X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, X1.5, X1.6, diolah, 2021
X1.7, X1.8, X1.9 semuanya
menghasilkan nilai rHitung > dari Berdasarkan Tabel diatas
rTabel 0,334. Selain itu variable diatas menunjukkan bahwa pada
Breakdown Maintenance (X2) yang pengujian ini dilakukan secara
terdiri dari X2.1, X2.2, X2.3, X2.4, variabel bukan secara item
X2.5, X2.6, X2.7, X2.8, semuanya pertanyaan pada setiap variabel
menghasilkan nilai (rHitung) > dari yang dapat dilihat hasilnya adalah
(rTabel). Begitupun dengan Variabel nilai cronbach alpha lebih besar dari
Kinerja Produksi (Y) yang terdiri pada 0,6 maka dapat dikatakan
dari Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7 reliebel
semuanya menghasilkan nilai 4. Uji Asumsi Klasik
(rHitung) > dari (rTabel). Sehingga Pengujian ini dilakukan untuk
dapat disimpulkan bahwa semua melihat data yang digunakan
instrument dalam penelitian ini dapat mengalami penyimpangan asumsi
dikatakan valid. klasik atau tidak.Pada uji asumsi yang
dilakukan tedapat 3 uji yang

16
digunakan yaitu uji normalitas, uji
multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas. Hasil dari 3 uji Maka dari output
yang digunakan adalah: normalitas menggunakan P-P
plot diatas dapat dikatakan
4.1 Uji Normalitas berdistribusi normal, karena data
Uji normalitas bertujuan atau titik menyebar disekitar
untuk menguji apakah nilai residual garis diagonal dan mengikuti
pada model regresi berdistribusi arah garis diagonal
normal atau tidak. Regresi yang baik
adalah memiliki nilai residual yang
berdistribusi normal. 4.2 Uji MultikolinearitasUji
Metode uji normalitas yang Multikolinearitas
digunakan oleh peneliti untuk bertujuan untuk mengetahui
menguji normalitas residual adalah apakah terjadi interkorelasi
menggunakan P Plot dengan SPSS (hubungan yang kuat) antar
dan Uji Normalitas kolmogorov- variable independent. Model
Sminov (KS) dengan SPSS regresi yang baik ditandai
dengan tidak terjadi interkorelasi
antar variabel independent (tidak
terjadi gejala Multikolinearitas).
Salah satu cara yang paling
akurat untuk mendeteksi ada
atau tidaknya gejala
multikolinearitas adalah dengan
menggunakan Metode tolerance
dan VIF (Variance Inflation
Factor).
Tabel 4
Gambar 4.2 Normal P-P Plot Hasil Uji Multikolinearitas
of Regression Standarized Residual
Collinearity Statistics
Sumber data: output SPSS Model Tollerance VIF
yang diolah, 2021
Preventif
Keterangan: Maintenance
1. Data dikatakan terdistribusi (X1) 0,512 1,954
normal, jika data atau titik Breakdown
menyebar disekitar garis Maintenance
diagonal dan mengikuti arah (X2) 0,512 1,954
garis diagonal
Sumber data: output SPSS yang
2. Sebaliknya data dikatakab tidak
diolah, 2021
terdistribusi normal,jika data
atau titik menyebar jauh dari Dalam hal ini kita akan
arag garis atau tidak mengikuti melihat terjadi atau tidaknya gejala
diagonal multikolinearitas.Dasar Pengambilan

17
uji multikolinearitas ialah melihat Gambar 4.3 Scatterplot
nilai Tolerance: jika nilai Tolerance Dependent Variabel
lebih besar dari > 0.10 maka artinya
tidak terjadi multikolinearitas dan Sumber data: output SPSS
melihat nilai VIF ; jika nilai lebih yang diolah, 2021
kecil dari < 10,00 maka artinya tidak
terjadi multikolinearitas. Berdasarkan grafik scatterplot
Berdasarkan data dan menunjukkan bahwa terdapat pola
keterangan diatas melihat nilai yang jelas serta titik yang menyebar
Tolerance 0,512 > 0,10. Dan di atas dan di bawah angka 0 pada
selanjutnya jika melihat Nilai VIF sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan
1,954 < 10,00 maka dari itu dapat bahwa tidak terjadi
dikatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model
multikolinearitas, atau regresi. Sehingga dalam model
kesimpulannya adalah model regresi regresi pengaruh preventive
pengaruh Preventive Maintenance maintenance dan breakdown
dan Breakdown Maintenance maintenance terhadap kinerja
terhadap kinerja produksi tidak produksi tidak terjadi masalah
terjadi gejala multikolinearitas heteroskedastisitas

5. Analisis Linear Berganda


4.3 Uji Heteroskedastisitas 5.1 Koefisien Korelasi dan
Determinasi
Uji heterosdekastisitas
bertujuan untuk menguji apakah Koefisien Korelasi dan
dalam model regresi terjadi Determinasi Koefisien korelasi linear
ketidaksamaan varian dari residual berganda adalah angka indeks yang
atau pengamatan yang lain. Beberapa digunakan untuk mengukur keeratan
cara untuk mengetahui ada atau hubungan antara dua variabel.
tidaknya heteroskedastisitas dalam Sedangkan koefisien determinasi
model regresi, namun pada penelitian memiliki fungsi untuk menjelaskan
ini menggunakan uji Scatterplot sejauh mana kemampuan variabel
menggunakan bantuan SPSS. independen Preventif maintenance
dan breakdown maintenance terhadap
variabel dependen (Kinerja
Produksi).
Hasil olahan statistik yang dibantu
program SPSS menunjukkan bahwa:

18
Tabel 5 1. Pengujian Hipotesis 1 dan
Hipotesis 2 dengan Uji t.
Hasil Koefisien Determinasi Tujuan dari pengujian ini
(Adjusted R2) adalah untuk mengetahui
pengaruh variabel independen
secara individual dalam
menjelaskan variasi variabel
dependen. yang di mana
hipotesis 1 berbunyi terdapat
pengaruh preventive
maintenance secara parsial
terhadap kinerja produksi pada
PT. Aftech Rand Perkasa. Dan
Sumber data: output SPSS Hipotesis 2 dimana berbunyi
yang diolah, 2021 terdapat pengaruh Breakdown
Berdasarkan output diatas maintenance secara parsial
diketahui nilai R Square preventive terhadap kinerja produksi pada
maintenance sebesar 0,255 dan nilai PT. Aftech Rand Perkasa. Hasil
R Square breakdown maintenance analisis dengan menggunakan
sebesar 0,245. Jika R Square X1 dan bantuan program SPSS diperoleh
X2 dijumlahkan menjadi 0,500 Hal hasil sebagai berikut.
ini mengandung arti bahwa pengaruh
variabel preventive X1 dan Tabel 6
breakdown X2 secara simultan Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara
terhadap variabel Y adalah sebesar Parsial)
50%.

5.2 Uji Hipotesis


Uji Hipotesis Menggunakan Uji t
atau Uji Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk Sumber data: output SPSS yang


melakukan pembuktian hipotesis diolah, 2021
yang didsarkan pada penelitian yang
sudah ada.Pengujian ini meliputi uji t, A. Keterangan Hipotesis 1
uji F. Pengolahan data menggunakan dengan Uji T
SPSS. Berdasarkan data-data yang Dari tabel di atas, dapat
diperoleh dari 35 responden di dapat diketahui hasil analisis regresi
hasil sebagai berikut: diperoleh koefisien untuk variabel
Preventif maintenace sebesar 0,330
5.2.1 Uji t (Uji Koefisien Regresi dengan konstanta sebesar 3,854
Secara Parsial) sehingga model persamaan regresi
yang diperoleh adalah sebagai

19
berikut: value (Sig) sebesar 0,039 yang < 0,05.
Y1 = 3,854+0,330X1 Artinya bahwa ada pengaruh yang
Dari tabel diatas juga dapat positif antara preventif maintenance
diketahui bahwa Zero Order untuk X1 terhadap kinerja produksi. Hasil
sebesar 0,654 dan Beta sebesar 0,391 penelitian dapat menerima hipotesis
jika dijumlahkan Zero Order yang menyatakan “ada pengaruh yang
dikalikan dengan beta maka hasilnya positif antara breakdown maintenance
sebesar 0,255 atau 25,5% yang berarti terhadap kinerja produksi”.
kontribusi X1 secara parsial adalah
25,5% 5.3 Uji F
Hasil uji empiris pengaruh Pengujian Hipotesis3 dengan
preventive maintenance terhadap Uji F
kinerja menunjukkan nilai t hitung
2,238 > t tabel 2,036 dan p value (Sig) Pengujian ini bertujuan untuk
sebesar 0,032 yang < 0,05. Artinya mengetahui sejauh mana variabel
bahwa ada pengaruh yang positif bebas yang digunakan mampu
antara preventif maintenance menjelaskan variabel terikat.Dalam
terhadap kinerja produksi. Hasil penelitian ini yaitu preventif
penelitian dapat menerima hipotesis maintenance (X1), breakdown
yang menyatakan “ada pengaruh yang maintenance (X2), secara stimultan
positif antara preventif maintenance berkaitan terhadap variabel terikat
terhadap kinerja produksi”. yaitu kinerja produksi (Y), dan
apakah model tersebut sesuai atau
B. Keterangan Hipotesis 2 tidak. Yang di mana hipotesis 3
dengan Uji T berbunyi terdapat pengaruh Preventif
maintenance dan Breakdown
Dari tabel di atas, dapat diketahui maintenance secara simultan terhadap
hasil analisis regresi diperoleh kinerja produksi pada PT. Aftech
koefisien untuk variabel Breakdown Rand Perkasa
maintenance sebesar 0,331 dengan
konstanta sebesar 3,854 sehingga Hasil analisis dengan
model persamaan regresi yang menggunakan bantuan program SPSS
diperoleh adalah sebagai berikut: diperoleh hasil sebagai berikut.
Y1 = 3,854+0,331X2
Dari tabel diatas juga dapat Tabel 7
diketahui bahwa Zero Order untuk X2 Uji F
sebesar 0,650 dan Beta sebesar 0,377
jika dijumlahkan Zero Order
dikalikan dengan beta maka hasilnya
sebesar 0,245 atau 24,5% yang berarti
kontribusi X2 secara parsial adalah
24,5%
Hasil uji empiris pengaruh
breakdown maintenance terhadap Sumber data: output SPSS yang
kinerja produksi menunjukkan nilai t diolah, 2021
hitung 2,156 > t tabel 2,036. Dan p

20
Berdasarkan Output atau tabel inspeksi secara periodik
diatas diketahui nilai sig. untuk mendeteksi kondisi yang dapat
pengaruh X1 dan X2 secara simultan menyebabkan mesin rusak atau
terhadap Variabel Y adalah sebesar terhentinya proses sehingga dapat
0,000 < 0,05 dan nilai F hitung mengembalikan kondisi peralatan
16,024 > F tabel 3,28. Sehingga seperti pada saat awal peralatan
dapat disimpulkan bahwa H3 tersebut ada.
diterima yang berarti terdapat Maka semakin tinggi frekuensi
pengaruh preventif maintennace dan preventive maintenance yang
breakdown maintenance secara dilakukan PT. Aftech Rand
simultan terhadap variabel Y. Perkasa maka intensitas
pencegahan timbulnya kerusakan-
PEMBAHASAN kerusakan yang tidak terduga
dapat ditangani dengan baik dan
1. Pengaruh preventive akan terjamin kelancaran kerjanya
maintenance secara parsial dalam setiap operasi atau proses
terhadap kinerja produksi produksi pada setiap saat.
Hasil analisis penelitian ini Sehingga ketika tindakan
menunjukkan bahwa preventive preventive dilaksanakan maka
maintenance memiliki pengaruh kelancaran mesin pada setiap
positif dan siginifikan terhadap operasi akan membuat kinerja
kinerja produksi di PT. Aftech produksi semakin meningkat, jadi
Rand Perkasa. Ini menggambarkan semakin sering dilaksanakannya
semakin dilakukannya tindakan tindakan preventive maka kinerja
preventive maintenance maka produksi akan semakin tinggi.
akan meningkatkan kinerja
produksi pada PT.Aftech Rand 2. Pengaruh breakdown
Perkasa. Hasil ini sesuai dengan maintenance secara parsial
penelitian Dini(2013), kusaeri dan terhadap kinerja produksi
taufik(2011), Ammar Udin(2011),
Dwi Meidita Putri (2014) yang Hasil analisis penelitian ini
menyatakan preventive menunjukan bahwa pengaruh
maintenance berpengaruh breakdown maintenanance
signifikan terhadap kinerja memiliki pengaruh positif dan
produksi. signifikan terhadap kinerja
Preventive maintenance dapat produksi. Ini menggambarkan
sangat bermanfaat bagi perusahaan bahwa semakin tinggi breakdown
untuk mencegah timbulnya maintenance dilaksanakan
kerusakan-kerusakan yang tidak perusahaan PT. Aftech Rand
terduga dan menemukan kondisi Perkasa maka akan semakin
atau keadaan yang dapat tinggi kinerja produksi yang akan
menyebabkan fasilitas produksi dihasilkan. Hasil ini sesuai
mengalami kerusakan pada waktu dengan penelitian Dwi Meidita
digunakan dalam proses produksi. (2014) yang menyatakan
Hal ini sesuai dengan teori yang breakdown maintenance
dikemukakan oleh Fajar (2013;33) berpengaruh signifikan terhadap
Preventive Maintenance adalah

21
keputusan pembelian. membantu mengurangi biaya-
Breakdown maintenance biaya yang dirasa tidak perlu
didefinisikan sebagai kegiatan dikeluarkan untuk biaya
pemeliharaan dan perawatan pemeliharaan.
yang dilakukan setelah terjadinya
suatu kerusakan atau kelainan
pada fasilitas atau peralatan 3. Pengaruh preventive
sehingga tidak dapat berfungsi maintenance dan breakdown
dengan baik. Kegiatan maintenance secara simultan
breakdown maintenance yang terhadap kinerja produksi
dilakukan sering disebut dengan
kegiatan perbaikan atau reparasi. Secara bersama-sama
Dapat dilihat bahwa breakdown (simultan) preventive
maintenance jauh lebih murah maintenance dan breakdown
biayanya dibandingkan dengan maintenance memiliki pengaruh
mengadakan preventive yang signifikan terhadap kinerja
maintenance. produksi, hal ini menandakan
Pemeliharaan yang bahwa jika preventive
dilakukan akan menjadi efisien maintenance dan breakdown
jika konsep manajemen masuk ke maintenance dilaksanakan secara
dalam aktivitas tersebut. simultan dengan pertimbangan
Efisiensi adalah penggunaan yang baik maka akan menjadi
sumber daya yang sekecil solusi yang sangat optimal untuk
mungkin untuk memperoleh meningkatkan kinerja produksi
output yang semaksimal pada PT. Aftech Rand Perkasa.
mungkin. Sumber daya Hasil ini sesuai dengan penelitian
pemeliharaan yang berupa Dwi Meidita Putri (2014) yang
manusia, mesin dan bahan baku, menyatakan preventive
akan berfungsi dengan baik maintenance dan breakdown
apabila konsep manajemen maintenance berpengaruh positif
diterapkan. Fungsi utama dari terhadap kinerja produksi.
pemeliharaan adalah untuk Preventive maintenance dapat
mengendalikan kondisi dari sangat bermanfaat bagi
peralatan dan mesin. Manajemen perusahaan untuk meningkatkan
pemeliharaan berupaya untuk kinerja produksi karna tindakan
memecahkan permasalahan, preventive dapat mencegah
terkadang para pengambil timbulnya kerusakan-kerusakan
keputusan, dihadapkan pada yang tidak terduga dan
alternatif solusi yang yang harus menemukan kondisi atau
diambil. Maka dari itu PT. Aftech keadaan yang dapat
Rand Perkasa tidak hanya menyebabkan fasilitas produksi
menggunakan tindakan mengalami kerusakan pada
preventive, namun juga selalu waktu digunakan dalam proses
menggunakan pemeliharaan produksi., jadi semakin tinggi
korektif untuk menjamin kinerja tindakan preventive maintenance
produksi tetap stabil dan dilaksanakan maka akan

22
membantu meningkatkan kinerja diambil dari penelitian mengenai
produksi pada PT. Aftech Rand Pengaruh Pemeliharaan Mesin Dalam
Perkasa. meningkatkan Kinerja Produksi Pada
PT. Aftech Rand Perkasa ialah
Breakdown maintenance sebagai berikut ;
didefinisikan sebagai kegiatan
pemeliharaan dan perawatan 1. Pengaruh preventive maintenance
yang dilakukan setelah terjadinya terbukti berpengaruh positif dan
suatu kerusakan atau kelainan signifikan dalam meningkatkan
pada fasilitas atau peralatan kinerja produksi Berdasarkan hasil
sehingga tidak dapat berfungsi analisis linear berganda dari tabel
dengan baik. Kegiatan diatas, diperoleh nilai t hitung > t
breakdown maintenance yang tabel (2,238 > 2,036), maka Ho
dilakukan sering disebut dengan ditolak, artinya bahwa secara parsial
kegiatan perbaikan atau preventive maintenance berpengaruh
reparasi.namun fungsi utama dari terhadap kinerja produksi. Nilai t
pemeliharaan adalah untuk hitung positif artinya berpengaruh
mengendalikan kondisi dari positif, artinya semankin
peralatan dan mesin. Manajemen dilakukannya preventive maintenance
pemeliharaan berupaya untuk maka semakin meningkat pula kinerja
memecahkan permasalahan, produksi pada PT. Aftech Rand
terkadang para pengambil Perkasa.Preventive maintenance
keputusan, dihadapkan pada dapat sangat bermanfaat bagi
alternatif solusi yang harus perusahaan untuk mencegah
diambil dan tentunya memiliki timbulnya kerusakan-kerusakan yang
kelebihan dan kekurangan tidak terduga dan menemukan kondisi
masing-masing sehingga sulit atau keadaan yang dapat
untuk menentukan alternatif menyebabkan fasilitas produksi
manakah yang merupakan solusi mengalami kerusakan pada waktu
optimal. Maka dari itu PT. Aftech digunakan dalam proses
Rand Perkasa tidak hanya produksi.Sehingga ketika tindakan
menggunakan tindakan preventive dilaksanakan maka
preventive, namun juga selalu kelancaran mesin pada setiap operasi
menggunakan pemeliharaan akan membuat kinerja produksi
korektif untuk menjamin kinerja semakin meningkat, jadi semakin
produksi tetap stabil dan sering dilaksanakannya tindakan
membantu mengurangi biaya- preventive maka kinerja produksi
biaya yang dirasa tidak perlu akan semakin tinggi.
dikeluarkan untuk biaya
pemeliharaan. 2. Pengaruh breakdown maintenance
terbukti berpengaruh positif dan
signifikan dalam meningkatan kinerja
KESIMPULAN produksi Berdasarkan hasil analisis
Berdasarkan hasil analisis dan linear berganda dari tabel diatas,
pembahasan data, penulis diperoleh nilai t hitung > t tabel
memperoleh kesimpulan yang dapat (2,156 > 2,036), maka Ho ditolak,
artinya bahwa secara parsial

23
breakdown maintenance berpengaruh
terhadap kinerja produksi. Nilai t
hitung positif artinya berpengaruh
positif, artinya semakin dilakukannya
breakdown maintenance maka Saran
semakin meningkat pula kinerja
produksi pada PT. Aftech Rand Berdasarkan dari pengkajian
Perkasa.Pemeliharaan korktif yang penelitian dilapangan, terdapat
dilakukan akan menjadi efisien jika banyak keterbatasan sehingga masih
konsep manajemen masuk kedalam banyak yang perlu diperbaiki. Hasil
aktivitas tersebut baku, akan penelitian yang telah dilakukan
berfungsi dengan baik apabila konsep mendorong adanya masukan-
manajemen diterapkan. Fungsi utama masukan untuk penelitian sebagai
dari pemeliharaan adalah untuk berikut :
mengendalikan kondisi dari peralatan 1. Bagi Perusahaan
dan mesin. Manajemen pemeliharaan a. Usulan perbaikan yang bisa
berupaya untuk memecahkan dilakukan yaitu kepala
permasalahan, terkadang para maintenance dapat mebrikan
pengambil keputusan, dihadapkan informasi mengenai selak beluk
pada alternatif solusi yang yang harus mesin, kerusakan mesin, dan
diambil untuk menjamin kinerja tetap pelatihan untuk penanganan yang
stabil dan mengurangi biaya-biaya baik dan benar. Hal ini bisa
yang dianggap tidak perlu membantu teknisi agar lebih
dikeluarkan untuk biaya pemilharaan. memahami perintah kepala
teknisi dan melakukannya
3. Secara simultan preventive dengan benar. Selanjutnya
maintenance dan breakdown meningkatkan pengawasan
maintenance memiliki pengaruh yang b. Usulan perbaikan yang bisa
signifikan terhadap kinerja produksi dilakukan yaitu melakukan
Berdasarkan hasil analisis linear pengontrolan rutin terhadap
berganda dari tabel diatas, diperoleh bagian-bagian mesin dengan
nilai F hitung > F tabel (16,024 > begitu dapat mengetahui tanda-
3,28), maka Ho ditolak, artinya tanda akan terjadi kerusakan
bahwa secara simultan kegiatan pada mesin dan dapat
preventive dan breakdown memberikan tindakan sebelum
maintenance berpengaruh terhadap kerusakan terjadi
kinerja produksi. Nilai F hitung c. Perusahaan harus selalu
positif artinya berpengaruh positif, menyediakan spare part yang
hal ini menandakan bahwa jika baik sehingga apabila kondisi
preventive maintenance dan sedang rusak pihak maintenance
breakdown maintenance akan secepatnya meperbaiki,
dilaksanakan secara simultan dengan sehingga tidak akan memakan
pertimbangan yang baik maka akan waktu yang lama dan target yang
menjadi solusi yang sangat optimal tercapai
untuk meningkatkan kinerja produksi d. Melakukan pemeliharaan rutin
pada PT. Aftech Rand Perkasa. terhadap onderdil / spare part

24
yang aus, untuk mengatasi Dhillon, B.S. (2002). Engineering
temperature yang tinggi lakukan Maintenance : A Modern
pengontrola rutin oli pada mesin. Approach. USA:CRC Press
Sebaiknya gunakan oli dengan LLC
kualitas yang bagus
e. Perusahaan bisa meningkatkan
kinerja produksi dengan cara Dini. 2013. Pengaruh
meningkatkan pemeliharaan preventive
mesin dengan cara lebih maintenance mesin
memperhatikan mengenai sulzer P7 100
keadaan mesin sehingga dapat terhadap hasil
menunjang kinerja produksi yang produksi pada PT.
dihasilkan dengan kualitas baik Grand Textil
Industry. Skripsi
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Study Fakultas
a. Peneliti diharapkan mengkaji lebih Bisnis Dan
banyak sumber referensi. Manajemen
b. Peneliti diharapkan lebih Universitas
mempersiapkan diri dalam proses Widyatama. Bandung
pengambilan dan pengumpulan
dan segala sesuatunya sehingga
peneliti dapat dilaksanakan dengan Libratama Group. (2016, January).
lebih baik lagi Tujuan Kegiatan Perawatan
. Mesin. Retrieved from
3. Bagi akademisi Libratama:
Penelitian ini dapat dijadikan http://libratama.com/
sebagai tambahan informasi untuk Dwi Meidita. 2014 (“Pengaruh
penelitian selanjutnya. Untuk Pemeliharaan Mesin Pada
penelitian selanjutnya diharapkan Perseoran Terbatas Perkebunan
melakukan penelitian dengan Nussantara XI Pabrik Gula
priode lebih lama dan Sembaro. Skripsi. Fakultas
memperhatikan kedetailan dalam Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
memperoleh data dan informasi Jurusan Ilmu Administrasi.
yang lebih akurat agar penelitian Universitas Jember. Jember
ini lebih berkembang.

DAFTAR PUSTAKA
Heru Mulyanto, Anna Wulandari.
Anggraini, Maulana. (2016). (2017). Penelitian Metode &
PENGARUH Analisis. Semarang: cv. Agung.
PEMELIHARAAN MESIN
TERHADAP KUALITAS
SEPATU PADA PT. Iqbal, M. (2017). PENGARUH
NIKOMAS GEMILANG. PREVENTIVE
Jurnal Manajemen dan Bisnis, MAINTENANCE
Volume IX, Nomor 1,, 59-74. (PEMELIHARAAN

25
PENCEGAHAN). JURNAL Tampubolon, Manahari P., 2004.
MANAJEMEN DAN BISNIS, Manajemen Operasional.
VOL. 1 NO. 3/ DESEMBER Jakarta: Ghalia Indon
2017, 33-46.
Prof. Augusty Ferdinand, D. (2014).
Metode Penelitian Manajemen
(Pedoman Penelitian Untuk
Penulisan< skripsi, tesis dan
Disertasi Ilmu Manajemen (5
ed.). Semarang: AGF Books.
Fajar Kurniawan. 2013. Manajemen
Perawatan Industri. Jakarta :
Ghalia Indonesia

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005


Manajemen Operasi (Operation
Management)). Buku 2 Edisi 7.
Jakarta : Salemba Empat

Heizer, Jay dan Barry Render. 2015


Manajemen Operasi (Operation
Management)). Buku 2 Edisi
11. Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Administrasi. Bandung:
Alfabeta

Sugiyono, P. D. (2017). Metode


Penelitian (Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sofjan Assauri. 2008. Manajemen
Produksi dan Operasi. Edisi
Keempat Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia

26

Anda mungkin juga menyukai