Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN SISTEM OTOMASI PROSES

CHAMFER PART STOPPER VALVE


PADA MESIN BENCH LATHE SD-32A
DI PT DHARMA PRECISION PARTS
1
Mohamad Ilham Fauzan, 2Haris Rachmat, 3Rino Andias Anugraha.
1,2,3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
1
miffauzan@gmail.com,2haris.bdg23@gmail.com,3pak.rino@gmail.com

Abstrak—Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat perusahaan manufaktur asing yang beroperasi di Indonesia.
mendorong perusahaan manufaktur untuk dapat menerapkan Sebagai perusahaan manufaktur besar, PT Dharma
teknologi ke dalam proses produksinya, salah satu teknologi Precision Parts memiliki banyak mesin dan berbagai produk
tersebut yaitu otomasi. Penggunaan teknologi otomasi di sebuah yang dihasilkan dari proses produksi. Salah satu proses yang
perusahaan terutama perusahaan manufaktur dapat
meningkatkan produktivitas. PT Dharma Precision Parts
ada yaitu proses chamfering komponen katup stopper (stopper
merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di valve), yang diproses oleh mesin CNC dan mesin Bench Lathe.
bidang permesinan dan memproduksi ribuan unit part yang Proses chamfering dimulai dengan menempatkan bagian
terdiri atas berbagai macam setiap harinya. Salah satu produknya stopper valve yang telah dibuat oleh sebuah mesin CNC ke
yaitu stopper valve. Permasalahan yang muncul dalam produksi chuck collet yang kemudian akan terkunci dan motor akan
stopper valve, yaitu proses pengerjaannya yang masih memutar collet chuck. Spindle akan bergerak maju untuk
semiotomatis, yakni masih tingginya tingkat keterlibatan menjalankan proses chamfering.
operator dalam proses produksi dan juga ketidakmampuan Dengan meningkatnya persaingan dan permintaan,
perusahaan dalam memenuhi target produksi. Perancangan perusahaan harus mampu memenuhi permintaan pada waktu
sistem otomasi menggunakan Programmable Logic Controller
(PLC) sebagai pengendali utama dalam proses dan teknologi
yang tepat serta dengan kualitas terbaik. Masalah yang dihadapi
pneumatik sebagai penggerak dilakukan agar dapat perusahaan pada proses produksi untuk stopper valve adalah
menyelesaikan permasalahan tersebut dan dapat diterapkan pada waktu proses untuk menyelesaikan pembuatan part yang cukup
proses chamfering part stopper valve. Dari penelitian yang lama sehingga mereka tidak dapat memenuhi permintaan. Saat
dilakukan dapat disimpulkan bahwa, perancangan sistem ini perusahaan mampu menghasilkan dengan kecepatan 6
otomatisasi proses chamfering stopper valve pada mesin Bench pcs/min. Jika kondisi ini tidak segera dikoreksi dengan
Lathe SD-32A pada PT Dharma Precision Parts telah selesai mengurangi waktu proses, perusahaan akan mengalami
dilakukan dan waktu proses baru untuk proses chamfer yaitu kerugian karena kemampuan produksi tidak dapat memenuhi
sekitar 5 detik/part. Dengan menggunakan sistem otomasi pada permintaan.
proses produksi part stopper valve ini diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas produksi dan dapat mengurangi TABEL I
penggunaan tenaga kerja sehingga dapat memberikan dampak KONDISI EKSISTING
positif kepada perusahaan. Parameter Angka
Rata-rata waktu proses 9.92 detik/pcs
Kata Kunci: otomasi, Programmable Logic Controller,
Pemrograman PLC, pneumatik, Omron PLC
Jam kerja 7 jam
Tenaga kerja dibutuhkan 1 operator/shift
I. PENDAHULUAN Rata-rata produksi/shift 2526 pcs

PT Dharma Precision Parts adalah salah satu perusahaan Jumlah operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan
manufaktur lokal besar di Indonesia, didirikan pada tahun 1997. mesin ini adalah satu operator per sif. Buruh adalah salah satu
PT Dharma Precision Parts spesialisi dalam proses pemesinan aset utama bagi perusahaan karena mereka melakukan jenis
yang memproduksi komponen dan juga memasok ke beberapa pekerjaan dalam menjalankan produksi. Buruh juga sebagai
perusahaan manufaktur yang beroperasi di Indonesia. PT operator memiliki aturan besar dalam menjalankan produksi,
Dharma Precision Parts juga sebagai pemasok untuk produktivitas dan efisiensi perusahaan. Jumlah produksi masih
perusahaan OEM (Original Equipment Manufacturer) dari mengandalkan kemampuan operator, dalam menghasilkan
beberapa jenis manufaktur yang bergerak di berbagai bidang produk masih mengandalkan kemampuan operator terutama
seperti otomotif, peralatan medis, dan peralatan rumah tangga. faktor alami manusia seperti kelelahan yang tidak dapat
Produk yang dihasilkan oleh PT Dharma Precision Parts juga dihindari.
memiliki kualitas tinggi, terbukti bahwa perusahaan ini Oleh karena itu, pengurangan operator adalah salah satu
dipercaya untuk memasok berbagai komponen untuk solusi untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran perusahaan.

Jurnal Rekayasa Sistem & Industri


Volume 3, Nomor 1, Januari 2016 13
Alasan untuk sistem otomatisasi diharapkan mengurangi biaya tersebut terfokus. Model konseptual memberikan gambaran
tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja besar mengenai penelitian yang dijalankan (Gambar 1).
dengan menggunakan pengurangan operator mesin Bench Masalah yang akan dibahas yaitu bagaimana membuat
Lathe. Dan, akan meningkatkan kualitas produk, karena sistem otomasi proses chamfer stopper valve. Dalam model
otomatisasi digunakan juga untuk melakukan proses konseptual dapat dilihat bahwa input yang akan digunakan,
manufaktur dengan keseragaman yang lebih besar dan dengan yaitu data waktu proses, User Requirement Specification
kualitas sesuai spesifikasi [1]. Dengan kata lain penggunaan (URS), spesifikasi part, dan mesin Bench Lathe SD-32A yang
otomasi secara otomatis akan mengurangi cacat pada produk telah dimodifikasi. Penyelesaian masalah diakhiri dengan
yang disebabkan oleh faktor kesalahan manusia. membuat perancangan konsep sistem otomasi dan detailing
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rancangan sistem. Detailing rancangan sistem otomasi
produktivitas proses produksi dan kualitas dari produk yang bertujuan untuk memastikan semua proses yang terdapat dalam
dihasilkan oleh mesin Bench Lathe dalam memproses chamfer sistem telah benar.
stopper valve, yaitu mengotomatisasi proses chamfer stopper
part menggunakan aspek mekanis dan elektrik. A. Identifikasi Komponen Sistem
Mengotomatisasi proses ini dapat dilakukan dengan dua cara, Dalam identifikasi komponen sistem, ada beberapa
pertama, yaitu memodifikasi proses mekanis dan elektris dalam kebutuhan hardware dan software untuk mendukung sistem
mesin eksisting yang digunakan dalam proses produksi dan agar berjalan dengan baik. Masukan sistem hardware diberikan
opsi kedua, yaitu membuat mesin baru yang sudah oleh URS, maka di sini dapat diidentifikasi interkoneksi antara
terotomatisasi. masing-masing perangkat keras dan memberikan gambaran
Reliabilitas dari mesin eksisting sudah teruji dalam untuk mengkonfigurasinya (Gambar 2).
melakukan proses chamfer. Berbeda jika ingin membuat mesin
baru yang membutuhkan biaya investasi lebih tinggi dan juga
memerlukan waktu pengembangan lebih lama untuk
memastikan apakah mesin baru tersebut dapat menghasilkan
output yang menyamai atau melebihi kualitas daripada mesin
eksisting. Setelah menimbang hal-hal tersebut, diputuskan
bahwa memodifikasi mesin eksisting dapat menjadi alternatif
terbaik untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
memaksimalkan utilitas mesin yang sudah ada.
Tujuan dari penelitian ini ialah bagaimana merancang
sistem otomasi dan program PLC untuk mengendalikan proses
chamfer pada mesin Bench Lathe SD-32A dalam rangka
mengurangi waktu proses untuk mencapai target produksi dan
meningkatkan efisiensi.

II. PERANCANGAN SISTEM

Modified Bench
User Requirement Part specification
Process time Lathe
Specification (stopper valve)
SD-32A machine

Gambar 2 Identifikasi Kebutuhan Perangkat Keras


Automation system
concept design
Selain hardware, identifikasi kebutuhan perangkat lunak
juga diperlukan untuk memastikan komponen dapat diprogram
Automation system
dalam sistem. Berikut ini adalah perangkat lunak yang
detailing design diperlukan dalam sistem.
1. Sistem Operasi Windows XP SP3
Automation System
Sistem operasi diperlukan untuk menjalankan dan
Stopper Valve merancang program PLC. Sistem operasi ini masih diperlukan
Chamfering Process karena beberapa perangkat lunak masih berjalan dengan baik
pada Windows XP dan belum mendukung sistem operasi baru.
Gambar 1 Model konseptual
2. CX-Programmer 9.4
Sebelum membuat suatu perancangan sistem, dimulai Perangkat lunak ini digunakan untuk pemrograman logika
terlebih dahulu dengan model konseptual. Konseptual model pada PLC OMRON dan beberapa fungsi lain pada PLC. CX-
adalah suatu cara untuk membuat cara berfikir dalam Programmer juga digunakan untuk memantau aktivitas yang
menyelesaikan masalah dalam suatu penelitian agar penelitian dijalankan pada PLC OMRON.

Perancangan Sistem Otomasi Proses Chamfer Part Stopper Valve pada Mesin Bench Lathe Sd-32A di
PT Dharma Precision Parts
Mohamad Ilham Fauzan, Haris Rachmat, Rino Andias Anugraha (hal.13 – 18)
14
3. Festo Fluidsim mengebor part. Setelah itu silinder penjepit dan silinder drill
Perangkat lunak ini digunakan untuk merancang dan akan bergerak mundur, maka bagian tersebut akan terlepas dari
menyimulasikan sistem pneumatik dan elektro-pneumatik yang collet dan masuk ke kotak penyimpan. Counter akan
akan dibuat. Hal ini diperlukan untuk menguji sistem menghitung jumlah part yang sukses diproses
pneumatik sebelum diimplementasikan pada mesin, dan untuk Berdasarkan PLC yang digunakan dan juga skenario
memastikan desain pneumatik dapat bekerja dengan baik. proses yang telah dibuat sebelumnya, bahasa pemrogramam
yang digunakan, yaitu ladder diagram. Berdasarkan skenario
B. Konfigurasi PLC proses, maka script program akan dibagi menjadi dua bagian,
PLC yang digunakan dalam penelitian ini adalah Omron yaitu bagian 1 (screening) dan bagian 2 (main process). Bagian
CJ2M. Jenis ini adalah PLC modular yang terdiri atas beberapa pertama akan berisi program proses seleksi part yang dilakukan
modul berbeda yang terhubung satu sama lain. Setiap modul sebelum masuk ke proses utama. Bagian kedua akan berisi
memiliki fungsi tersendiri dan terhubung dengan sistem bus. Di program utama dari proses chamfer seperti slider, clamping,
awal perlu set-up konfigurasi modul untuk membuat I / O dapat drilling dan motor. Dalam pembuatan program PLC harus
bekerja dengan baik. Setelah menentukan kebutuhan input dilakukan secara terstruktur atau sistematis, user friendly, dan
output modul untuk sistem, maka set-up konfigurasi modul fleksibel. Tujuannya, yaitu agar memudahkan untuk
PLC pada software CX-Programmer untuk mengatur troubleshooting saat terjadi kesalahan, commissioning dan
pengaturan PLC dan mencocokkan setiap I / O setiap jenis maintenance. Sequential Function Chart (SFC) digunakan
modul yang terpasang. untuk menerjemahkan flowchart agar mudah dalam pembuatan
program PLC, juga untuk memudahkan troubleshooting oleh
TABEL II
KONFIGURASI MODUL PLC
programmer lain dalam memahami struktur pemrograman.
Nomor Tipe
SFC dari proses chamfer dapat dilihat pada Gambar 3.
Seri Modul Alamat Slot Com
Modul Modul
1 Input ID211 0.00 - 0.15 16 slot - D. Konfigurasi Hardware
2 Input ID211 1.00 - 1.15 16 slot - 1. Konfigurasi Panel Box
3 Input ID211 2.00 - 2.15 16 slot + Panel box digunakan untuk meletakkan berbagai electric
4 Output OC211 3.00 - 3.15 16 slot +
5 Output OC211 4.00 - 4.15 16 slot +
devices seperti power supply, relay, PLC, kontaktor, tombol
hingga warning light. Panel box juga berfungsi sebagai control
box dan semua sistem dapat dikontrol dari panel tersebut.
C. Pemrograman PLC
Operator dapat dengan mudah mengendalikan proses yang
Sebelum membuat program PLC, hal terpenting adalah
berlangsung dari panel box. Ukuran panel box berdasarkan
mengetahui urutan proses kerja. Ada dua proses utama untuk
perhitungan pada URS dari hasil kalkulasi kebutuhan ruang
proses chamfering, yaitu sebagai berikut.
untuk meletakkan tiap-tiap komponen elektrik.
1. Part Screening Process
2. Konfigurasi Sistem Pneumatik
Ratusan stopper valve ditempatkan pada vibratory feeder.
Sistem pneumatik pun harus dikonfigurasi secara presisi
Feeder akan bergetar untuk membuat part akan bergerak
dan untuk menghubungkan antara alat pengendali dengan
berputar secara berbaris. Pada bagian seleksi pertama, part non-
sistem otomasi sehingga dapat berjalan. Berdasarkan
reject akan melewati perangkap dan part reject akan jatuh.
kebutuhan perangkat dari URS, komponen pneumatik dan
Berikutnya, part non-reject dari seleksi pertama akan diperiksa
elektro-pneumatik yang dibutuhkan ditampilkan dalam Tabel
lagi untuk membedakan part yang memiliki lubang dan tidak
III.
memiliki lubang. Sebelum memasuki checker, part akan antre
di garis antrean. Jika antrean part mencapai sepuluh part, TABEL III
vibratory feeder akan berhenti bergetar dan menunggu sampai PERANGKAT PNEUMATIK
sisa part adalah lima untuk menghidupkannya lagi. Part di No. Nama Perangkat Jumlah
antrean akan masuk ke checker satu per satu dengan
dikendalikan oleh mekanisme stopper. Sensor akan mendeteksi 1 Pneumatic Double Acting Cylinder 3
dan memisahkan part reject dengan part non-reject 2 Pneumatic Single Acting Cylinder 3
menggunakan mekanisme seleksi. Benda non-reject akan terus
menuju slider. 3 Pneumatic Linear Motion Cylinder 1
2. Chamfering Processing Double Coil Solenoid 5/2 Pneumatic
Setelah benda masuk ke slider, maka slider akan bergerak 4 Valve 3
maju. Ketika slider mencapai titik maksimum dan terdeteksi 5 Single Coil Solenoid 5/2 Pneumatic Valve 4
oleh sensor, benda ini akan diposisikan terhadap collet
6 Single Coil Solenoid 3/2 Pneumatic Valve 1
menggunakan silinder part positioner. Kemudian bagian akan
terkunci di collet setelah silinder penjepit terpicu untuk 7 Speed Control 6
mendorong ke depan. Ketika part telah terkunci, slider akan 8 Manifold 1
bergerak mundur ke posisi awal dan proses chamfering mulai
ketika bagian motor memutar collet dan spindle pada tailstock 9 Air Service Unit 1
bergerak maju dengan dikendalikan oleh silinder drill untuk

Jurnal Rekayasa Sistem & Industri


Volume 3, Nomor 1, Januari 2016 15
udara bertekanan pada sistem dan juga memastikan tekanan
0
udara pada sistem yang dari kelembaban atau uap air yang
C0.1 = RESET terkandung di dalam udara yang dihasilkan oleh kompresor dan
1 WAIT FOR START
juga untuk melumasi silinder. Manifold akan mendistribusikan
udara bertekanan untuk setiap katup solenoid yang terpasang di
RESTART
C1.2 = START atasnya. Kontrol kecepatan akan mengontrol kecepatan silinder
ENTRY
di kedua arah, depan dan belakang berdasarkan kecepatan yang
2 WORKPIECE dibutuhkan pada setiap silinder. Dan, terakhir, silinder akan
Section 1: Screening
C1.2 = ENTER digerakkan oleh udara bertekanan.
Process
CHECK
3
WORKPIECE III. PEMBAHASAN

C3.4 = HOLE DETECTED


A. Urutan Proses
Hasil dari perancangan sistem harus dapat
NON REJECT REJECT
4
WORKPIECE
5
WORKPIECE memperlihatkan implementasi dari sistem otomasi proses
C4.6 = SLIDER
chamfer part stopper valve sudah berhasil atau tidak
RESTART:
TRANSFER
berdasarkan rancangan proses yang telah dibuat sebelumnya.
Sistem otomasi digunakan untuk mengendalikan stasiun kerja
MOVE
proses chamfer pada mesin Bench Lathe SD-32A. Salah satu
6
WORKPIECE cara untuk mengecek apakah sistem sudah berjalan sesuai dan
C6.7 = MOVING PART dieksekusi dengan baik oleh tiap alat, maka dapat digunakan
sebuah time chart untuk memonitor urutan proses.
7 PUSH WORKPIECE
SEQUENCE
C7.8 = POSITIONING 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
SOL. 1A 1
CLAMP
8 0
WORKPIECE
SOL. 1B 1
C8.9 = CLAMPED 0

SOL. 2A 1
DRILL
9 0
WORKPIECE
SOL. 2B 1
C9.10 = HOLE DRILL 0
SOL. 3 1
10 RESET DRILL 0

SOL. 4A 1
0
C10.11 = DRILL REVERSE
SOL. 4B 1
0
11 RELEASE CLAMP
SOL. 5 1
0
C11.12 = UNCLAMPED
SOL. 6 1
0
12 MOVE BACK Section 2: Main SOL. 7 1
Process 0

SOL. 8 1
Gambar 3 Sequential Function Chart 0

MOTOR 1
0
Apabila menggunakan teknologi pneumatik yang Gambar 5 Time Chart
dioperasikan menggunakan udara bertekanan, maka tekanan
yang digunakan yaitu enam bar mengacu pada hasil Time chart menunjukkan alat atau aktuator yang sedang
perhitungan pada user requirement specification dan juga aktif sesuai dengan urutannya. Time chart membantu
tekanan udara standar yang digunakan di pabrik (Gambar 4). mempermudah mencari letak kesalahan atau mengkonfigurasi
alat yang akan dijalankan. Time chart juga merepresentasikan
Maste Filter Solen Speed urutan dari kerja alat sesuai dengan program PLC dan
Compres Manif Cylind
sor
r Regul
old
oid Contr
er memudahkan untuk melihat alat mana yang tidak bekerja
Valve ator Valve ol
semestinya.
Gambar 4 Aliran Kerja Udara Bertekanan
B. Uji Coba Sistem
Udara bertekanan dihasilkan oleh kompresor, lalu Untuk memastikan bahwa sistem dapat berjalan sesuai
diteruskan ke master valve. Master valve akan mengontrol dengan urutan dari deskripsi proses maka diperlukan suatu uji
gerbang udara bertekanan pada sistem, jika terjadi kondisi coba yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
abnormal seperti kegagalan sistem atau darurat secara otomatis kesalahan saat sistem dijalankan. Tabel berikut menunjukkan
master valve akan menuutup. Filter regulator akan mengontrol kesalahan (error) yang terjadi dalam sistem.

Perancangan Sistem Otomasi Proses Chamfer Part Stopper Valve pada Mesin Bench Lathe Sd-32A di
PT Dharma Precision Parts
Mohamad Ilham Fauzan, Haris Rachmat, Rino Andias Anugraha (hal.13 – 18)
16
TABEL IV
HASIL UJI COBA
No. Kesalahan Sebab Penyelesaian Hasil
1 Part tidak Silinder Memgatur Berhasil
terkunci pendorong posisi silinder
dengan tidak terpasang pendorong
sempurna dengan tepat. dengan
mengatur
kedalaman
mur.
2 Part tidak Tekanan udara Memastikan Berhasil
terkunci di bawah 4 bar tekanan udara
dengan dari
sempurna compressor
selalu di atas 4
bar
3 Part tidak Kesalahan Fix the Berhasil
terkunci program clamping
dengan program
sempurna

Gambar 6 Waktu Proses Chamfer


C. Perbandingan Sistem
Untuk memperjelas perbedaan antara sistem eksisting dan Dari aspek ekonomi, sistem usulan akan memberikan
yang diusulkan, Tabel V berikut menunjukkan perbandingan manfaat bagi perusahaan. Dengan membandingkan kondisi
kedua sistem. sistem produksi yang ada, hasil penerapan sistem usulan
ditunjukkan pada Tabel VI.
TABEL V
PERBANDINGAN SISTEM
TABEL VI
Sistem
No. Kategori Sistem Usulan PERBANDINGAN KONDISI PRODUKSI
Eksisting
Proses chamfer dapat Sistem Usulan Sistem Eksisting
Dilakukan (Otomasi) (Manual)
dilakukan secara
secara manual
otomatis, dimana Jam kerja/sif (detik) 25200 25200
menggunakan
Proses operator cukup men- Sif per hari 3 3
1 satu operator
Chamfer setup mesin di awal dan Waktu produksi
untuk
mngecek kegiatan 5 9.92
melakukan
produksi dan jumlah part
(detik/pcs)
proses chamfer. Produksi per sif 5.040 2.525
dalam feeder.
Waktu proses (pcs)
Proses Waktu proses sekitar
2
Chamfer
sekitar 7 – 10
lima detik.
Produksi /hari (pcs) 15.120 7.575
detik Produksi/tahun 3.931.200 1.969.500
Usia pakai tools drill bit (pcs)
dapat diperkirakan
Pengecekan Pendapatan/tahun Rp Rp
Cek usia pakai menggunakan layar
usia pakai 393,120,000 196,950,000
3 tools secara counter, sehingga
tools (drill Profit per tahun Rp 78,624,000 Rp 39,390,000
manual perkiraan waktu untuk
bits)
mengganti dapat
diketahui.
Tidak dibutuhkan
Dibuthkan satu operator khusus untuk
operator tiap mengoperasikan mesin
Kebutuhan
4 shiftnya untuk secara satu sif penuh,
operator
mengoperasikan operator cukup men-
mesin. setup mesin sebelum
dimulainya produksi.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan sistem otomasi
Sistem yang diusulkan menunjukkan kinerja yang lebih dapat meningkatkan kapasitas produksi, keuntungan, dan juga
baik dari sistem yang sudah ada. Pada Gambar 6 ditunjukkan periode pengembalian hanya 6.7 bulan.
bahwa sistem usulan dapat menghasilkan proses chamfering
lebih cepat dari pada sistem eksisting.

Jurnal Rekayasa Sistem & Industri


Volume 3, Nomor 1, Januari 2016 17
IV. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

A. Kesimpulan [1] Groover, M. P. (2008). Automation, Production Systems,


Berdasarkan hasil analisis dari sistem yang telah and Computer-Integrated Manufacturing. New Jersey:
dirancang dan diimplementasikan, dapat disimpulkan sebagai Pearson Education.
berikut. [2] Love, J. Process Automation Handbook. London:
1. Perancangan sistem otomasi dan pemrograman PLC Springer. 2007
untuk mengendalikan proses chamfer pada mesin Bench [3] Metal Lathe - Wikipedia. (2005, August 27th). Retrieved
Lathe SD-32A dengan tujuan mengurangi waktu proses from Wikipedia, the free encyclopedia:
agar mencapai target produksi dan meningkatkan efisiensi http://en.wikipedia.org/wiki/Metal_lathe [Accessed April
berhasil dilakukan. 5 2015].
2. Waktu proses untuk proses chamfer part stopper valve [4] NEMA. NEMA Standards Publication ICS 19-2002
menggunakan mesin Bench Lathe SD-32A otomatis dapat (R2007). Rosslyn: NEMA. 2001.
direduksi hingga 5 detik/part. [5] Petruzella, F. D. (2010). Industrial Electronic. New York:
McGraw-Hill.
B. Saran [6] Ranjan. (2015, June 14). Lathe Machine Operations –
1. Dalam penelitian selanjutnya dibahas mengenai Chamfering & Parting off. Retrieved from Education
pengendalian produksi secara real time yang dapat Portal: http://www.educationportals.net/lathe-machine-
dipantau secara terpusat. operations-chamfering-parting-off/
2. Dalam penelitian selanjutnya dibahas mengenai [7] Rehg, J. A. “Structured PLC Programming with
perpaduan penjadwalan produksi dengan sistem otomasi Sequential Function Charts”. American Society for
agar dapat menentukan tingkat produksi yang efektif Engineering Education. 2001.
secara terjadwal. [8] Reis, R. A., & Webb, J. W. Programmable Logic
Controller. New Jersey: Prentice Hall. 1999.
[9] Siemens AG. Basic of AC Motors. German. 2008.

Perancangan Sistem Otomasi Proses Chamfer Part Stopper Valve pada Mesin Bench Lathe Sd-32A di
PT Dharma Precision Parts
Mohamad Ilham Fauzan, Haris Rachmat, Rino Andias Anugraha (hal.13 – 18)
18

Anda mungkin juga menyukai