Abstract
TINJAUAN PUSTAKA
Otomasi Industri
Otomasi industri adalah seperangkat
teknologi yang memiliki dampak pada
operasional mesin industri dan sistemnya tanpa
ada intervensi manusia secara signifikan dan
tercapainya kehandalan yang jauh lebih baik
dibandingkan operasi secara manual.
Pneumatik
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik
udara mampat dalam industri (khususnya dalam Gambar 1: Susunan Sistem Pneumatik
teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari
semua proses mekanis di mana udara End Effector
memindahkan suatu gaya atau suatu gerakan. Piranti yang terpasang pada lengan sistem
Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik mekanis untuk melaksanakan fungsi-fungsi
dapat diartikan sebagai teknik udara mampat tertentu. Jenisnya antara lain:
(compressed air technology). Sedangkan dalam 1. Gripper (pencengkram) : piranti untuk
pengertian teknik pneumatik meliputi : alat-alat memegang dan mencengkram obyek,
penggerakan, pengukuran, pengaturan, misalnya : tangan mekanik, piranti pengait,
pengendalian, penghubungan dan perentangan magnet atau penghisap.
yang meminjam gaya dan penggeraknya dari 2. Tool (peralatan) : Piranti yang digunakan
udara mampat. untuk melakukan operasi pada suatu obyek.
Susunan sistem Pneumatik merupakan Misalnya : bor, penyemprot cat, gerinda, alat
suatu rangkaian yang bila dijalankan maka akan las dan lain-lain.
Desain dan Validasi Sistem Otomasi Feeder……….. (Yunus Yakub , Erizal dan Adhithya Yudo Yulianto) 12
Tahap Perancangan
Metode VDI 2221 memiliki langkah kerja
dan hasil kerja yang dapat dibagi menjadi empat
tahap pengerjaan yaitu :
1. Tahap I : Mengklasifikasi tugas
2. Tahap II : Perencanaan konsep
3. Tahap III : Perencanaan bentuk
4. Tahap IV : Perencanaan secara rinci
Tahapan dalam metode VDI 2221
ditunjukkan pada gambar 2 berikut :
Fungsi Bagian
Agar dapat memenuhi konsep yang telah
dibuat dan direncanakan diatas, maka mesin
feeder otomatis ini harus memiliki beberapa
fungsi bagian, antara lain:
a. Mekanisme penggerak, berfungsi sebagai
pemberi pergerakan transfer material dari
input menuju output yang diinginkan dengan
aktuator.
b. Mekanisme penjepit atau gripper, berfungsi
sebagai komponen penjepit material yang
ditransfer agar feeder otomatis dapat
beroperasi sesuai dengan gerakan dari mesin
Run-Out.
c. Mekanisme transfer material, berfungsi
sebagai perangkat yang dapat memindahkan
material velg menuju ke proses berikutnya.
d. Konstruksi rangka, berfungsi sebagai rangka
yang menopang komponen-komponen yang
dibebankan agar dapat tersusun dan bekerja
sesuai dengan fungsinya.
Desain dan Validasi Sistem Otomasi Feeder……….. (Yunus Yakub , Erizal dan Adhithya Yudo Yulianto) 14
Tabel 4. Evaluasi Konsep Desain
Tabel Seleksi
untuk : Feeder Otomatis Halaman : 1
Kriteria dalam pengevaluasian varian Tanda Varian Solusi :
( + ) Ya ( + ) Lanjutkan Solusi
( - ) Tidak ( - ) Hilangkan Solusi
( ? ) Kurang Informasi ( ? ) Kumpulkan Info Lanjutan
Varian Solusi
( ! ) Periksa Spesifikasi ( ! ) Periksa Spesifikasi
Sesuai dengan fungsi kebutuhan
Gambar 4. Fungsi Bagian Mesin Feeder Otomatis Memenuhi permintaan dari spesifikasi
Prinsip dapat direalisasikan
Keputusan
Memenuhi biaya yang diijinkan
Dari alternatif bagian-bagian utama dari Tingkat Keamanan
mesin yang sudah dibuat, langkah selanjutnya Disukai oleh perancang
adalah membuat gabungan dari alternatif Informasi yang cukup
Keterangan
tersebut sehingga diharapkan dapat mencapai V1 + + + ? - + + • Daya listrik sangat besar -
konsep mesin Feeder Otomatis yang efektif. V2 + + + + + + + • Dapat dilanjutkan +
V3 + + - - ! - ? • Biaya produksi melebihi anggaran -
Pada tabel 3 berikut ditunjukkan alternatif
gabungan dari mesin Feeder Otomatis :
Setelah mengevaluasi konsep desain dari
Tabel 3. Alternatif Fungsi Mekanisme Feeder varian yang ada, di dapatkan varian yang dapat
di lanjutkan untuk mendapatkan solusi yang
terbaik untuk konsep perancangan Feeder
Otomatis. Dari informasi yang ada pada kriteria
evaluasi dikembangkan kembali menjadi
klasifikasi yang detail atas parameter yang ada.
Dari parameter yang ada, dilakukan
pembobotan dan klasifikasi dalam bentuk pohon
obyektif.Tahap berikutnya adalah membuat
tabel evaluasi dengan nilai mengacu pada pohon
obyektif yang berisi parameter-parameter di
dalamnya.
Meskipun sudah didapatkan nilai terbaik
untuk varian konsepnya, proses evaluasi untuk
mengetahui titik lemah dari konsep juga tetap
Dari konsep varian yang telah didapat, harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan sebagai
selanjutnya dievaluasi terhadap kriteria teknik. pemeriksaan evaluasi terhadap parameter yang
Dalam pengevaluasian ini ditinjau dari daftar nilainya di bawah rata-rata. Untuk analisa titik
(spesifikasi) yang telah dibuat sebelumnya, lemah ini, dilakukan terhadap dua varian yaitu
khususnya pada syarat mutlak. Pemenuhan varian terbaik pertama dan kedua sebagai
untuk syarat mutlak dalam hal ini, belum pembandingnya. Diagram analisa titik lemah
mencakup keseluruhan syarat, tetapi hanya varian untuk mesin feeder otomatis seperti pada
dalam perkiraan atau berdasarkan informasi gambar 5:
yang telah didapat. Jadi pengevaluasian ini yang
sebenarnya atau sesungguhnya dicari adalah
konsep varian yang paling memberikan harapan
yaitu dapat melaksanakan fungsi keseluruhan
dalam proses transfer produk velg, mudahnya
pengoperasian alat (dapat dilakukan oleh semua
operator pabrik), perbaikan apabila ada
kerusakan dapat dideteksi secara cepat dan
akurat oleh bagian perawatan, biaya perawatan
yang murah, suku cadang yang dapat dengan
mudah dijumpai di pasaran. Dari konsep varian
yang telah didapat pada perancangan Feeder
Gambar 5. Riwayat Nilai untuk Identifikasi Titik
otomatis untuk velg ini dapat dievaluasikan
Lemah Varian
sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4:
Desain dan Validasi Sistem Otomasi Feeder……….. (Yunus Yakub , Erizal dan Adhithya Yudo Yulianto) 16
Dalam analisis mekanisme pengangkat, F=1
terlebih dahulu dihitung jumlah derajat n = 3 (1,2) ; l = 1 (A) ; h = 0
kebebasannya. Untuk derajat kebebasan yang
terjadi, sebagai berikut: Dari analisis derajat kebebasan diatas,
dihasilkan bahawa mekanisme pendorong
memiliki satu derajat kebebasan, yaitu
pergerakan secara horizontal sesuai dengan
n = 3 (1,2,3) ; l = 3 (B,C,D) ; h = 0 gerakan yang dihasilkan pneumatik tipe rodless
cylinder.
Dari analisis derajat kebebasan diatas, Selanjutnya menghitung usaha yang
dihasilkan bahawa mekanisme penangkat dibutuhkan untuk mendorong material velg
memiliki satu derajat kebebasan, yaitu diatas meja feeder. Keterangan pada sistem
pergerakan secara vertikal sesuai dengan adalah sebagai berikut:
gerakan yang dihasilkan pneumatik. Berat velg : 15 kg
Selanjutnya menghitung usaha yang Koefisien gesek : 0,78 (Steel ke Steel)
dibutuhkan untuk mengangkat material velg Jarak pindah : 0,6 m
terangkat agar tidak satu permukaan dengan Nilai gravitasi : 9,81 kg/m2
meja feeder. Keterangan pada sistem adalah Maka perhitungannya sebagai berikut :
sebagai berikut:
Berat velg maksimum : 15 kg
Keyinggian : 0,05 m
Nilai gravitasi : 9,81 kg/m2
Maka perhitungannya sebagai berikut :
Perancangan Sistem Pneumatik
Penerapan pneumatik sebagai media
aktuator untuk transfer material sudah banyak
diterapkan di berbagai industri yang
4. Perancangan Mekanisme Pendorong menggunakan sistem otomasi dalam
Pada bagian mekanisme pendorong ini, produksinya. Sehingga, untuk mesin Feeder
memiliki fungsi untuk mendorong material velg Otomatis ini juga menggunakan pneumatik
yang ada diatas meja feeder untuk menuju ke sebgai media aktuatornya. Dalam hal ini,
Mesin Run-Out. Sebelumnya, material velg pneumatik digunakan dalam fungsi sebagai
diangkat dahulu agar tidak satu permukaan media buffer material produk, mengangkat
dengan roll konveyor untuk mengurangi material, dan mendorong material menuju
gesekan. proses berikutnya. Dengan berbagai fungsi
pneumatik dalam mesin Feeder Otomatis ini,
Tabel 8. Analisa Mekanisme Pendorong maka perlu dilakukan perhitungan terkait
dengan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
sistem pneumatik ini.
Desain dan Validasi Sistem Otomasi Feeder……….. (Yunus Yakub , Erizal dan Adhithya Yudo Yulianto) 18
Diameter silinder : 40mm komponen lainnya dalam sistem Mesin
Panjang langkah : 50mm Feeder Otomatis. Sedangkan untuk swing
Tipe pneumatik : Double acting (SMC system, merupakan bagian yang terpisah dari
CA2G40-50) rangka utama dan ditempelkan dengan
Jumlah unit : 1 unit pengelasan pada rangka konveyor yang sudah
Perhitungan kapasitas udara yang ada pada lini produksi. Swing system ini,
diperlukan adalah sebagai berikut : berfungsi sebagai penahan laju material velg
{( ) ( )} yang akan masuk ke rangka utama dari Mesin
Feeder Otomatis, sehingga prosesnya dapat
{( ) ( )} berjalan teratur.
{( ) ( )}
Desain dan Validasi Sistem Otomasi Feeder……….. (Yunus Yakub , Erizal dan Adhithya Yudo Yulianto) 20
dengan pengambilan data produksi bulanan dapat berlangsung secara konstan dan
selama tiga bulan setelah Feeder Otomatis produktivitas dapat tercapai maksimal.
digunakan secara normal. Data Produksi 3. Dengan anggaran yang dikeluarkan
Manual dan Otomasi diambil pada dua buah sebagai investasi pembuatan Mesin Feeder
jalur produksi yang berbeda, dimana untuk Otomatis, menghasilkan proses produksi
penerapan otomasi baru diterapkan untuk yang optimal secara otomasi penuh dan
satu jalur dahulu untuk mengetahui dapat menghasilkan efisiensi tenaga
efektifitasnya. Perbedaan antara sistem manusia sebanyak tiga orang yang dapat
manual dengan tenaga manusia dengan dialokasikan ke proses lain.
sistem otomasi ditampilkan dalam tabel 4.6 4. Dengan penerapan Mesin Feeder Otomatis
berikut: pada proses feeder di lini assembly,
Tabel 10 Efisiensi Jumlah Produksi mampu menghilangkan potensi bahaya
berupa operator terjepit material,
hilangnya waktu menunggu saat operator
tidak ada ditempat, dan kualitas velg yang
tetap terjaga. Hal ini sebagai dampak dari
penerapan sistem otomasi pada proses
transfer material di Mesin Feeder
Otomatis.
Dari perbandingan jumlah produksi
diatas, didapatkan hasil bahwa untuk
DAFTAR PUSTAKA
parameter jumlah produksi, dengan
Beitz, Wolfgang., dan Gerhard Pahl. (2007).
penerapan sistem otomasi mampu
Engineering Design. London : The
menghasilkan output produksi yang lebih
Design Council.
baik dengan rata-rata 3% tiap bulannya.
Budynass., dan Nisbett. (2006). Shigley’s
Selain jumlah produksi yang dapat
Mechanical Engineering Design,Eighth
ditingkatkan, dengan penerapan otomasi juga
Edition. New York : McGraw−Hill
memberikan keuntungan lainnya, seperti
Primis.
efisiensi jumlah tenaga manusia, tidak
J., Jansch., dan Birkhofer H, May 2006, “The
adanya kecelakaan kerja, dan kualitas velg
Development Of The Guideline VDI
yang terjaga.
2221 - The Change of Direction”,
International Design Conference -
KESIMPULAN Design 2006 - Page 45-52,
Berdasarkan hasil rancangan Mesin
https://www.designsociety.org/downloa
Feeder Otomatis yang diterapkan pada proses
d-
produksi di lini assembly PT. X, maka dapat
publication/18983/the_development_of
ditarik kesimpulan berdasarkan pada tujuan
_the_guideline_vdi_2221-
perancangan Mesin Feeder Otomatis adalah
the_change_of_direction, 29 Desember
sebagai berikut :
2014.
1. Proses Feeder yang awalnya dioperasikan
Jutz, Herman., dan Eduard Scharkus. (1979).
secara manual, telah diubah secara sistem
Westermann Tables. New Delhi : Wiley
menjadi otomasi dengan menggunakan
Eastern Limited.
perangkat mekanik, elektrikal, dan
Khurmi, R.S., dan J.K. Gupta. (2005). A
pneumatik. Sehingga proses produksi
Textbook Of Machine Design. New
dapat berlangsung secara terus menerus
Delhi : Eurasia Publishing House (Pvt.)
tanpa ada waktu yang terbuang.
Ltd.
2. Pengujian hasil rancangan Mesin Feeder
Newnan, G. Donald., Ted G. Eschenbach.,
Otomatis dilakukan dengan menggunakan
dan Jerome P. Lavelle. (2004).
velg dalam berbagai ukuran untuk
Engineering Economic Analysis, Ninth
mengetahui waktu kerja efektif dari Mesin
Edition. New York : Oxford University
Feeder Otomatis, dan didapatkan hasil
Press.
waktu kerja selama 3,6 detik. Yang artinya
tidak melampaui waktu kerja Mesin Run-
Out, sehingga proses transfer material
Desain dan Validasi Sistem Otomasi Feeder……….. (Yunus Yakub , Erizal dan Adhithya Yudo Yulianto) 22