DISUSUN OLEH :
NAMA : Nanda Akhmad Munawir
NIM : 1502618035
DOSEN PENGAMPU : DRS. TRI BAMBANG A. K, M.PD
Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih
sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi
dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai
berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan
mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas.
Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu
:
a. PC (Personal Computer)
d. Motor listrik
e. Pahat
f. Dudukan dan Pemegang
a. Sistem Absolut
b. Sistem Incremental
d) Kerusakan Mesin
Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada
spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin rumit
perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya semakin banyak, sebagai
contoh suatu mesin bubut kecil dengan system pergerakan belt, maka
frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan dengan mesin bubut
besar dengan system pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik
maupun elektrik.
Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga menjadi
satu kesatuan komponen mesin.
2) Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang bergerak.
Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut
pada kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat
bekerja sempurna dalam kelompoknya, penyebab kerusakannya juga
bermacam-macam misalnya:
o Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya.
o Kerusakan karena korosi/karat.
o Kerusakan karena pukulan.
o Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga
spilingnya besar, hal ini biasanya kesalahan diwaktu
penyetelan dan adanya getaran yang dapat menyebabkan baut-
baut ikat mengendor.Kerusakan bagian rangka tuangan,
dimana rangka tuangan mesin merupakan elemen utama,
rangka mesin. Pada rangka tuangan ini elemen-elemen mesin
dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap atau menjadi
komponen mesin yang lengkap.Gaya tahan, gaya geser,
getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan, maka lama
kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya
tahannya berkurang. Disamping itu masih banyak lagi
kerusakan yang terjadi pada rangka tuang diantaranya:
Kerusakan rangka tuang karena keausan.
Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan,
pukulan dan alat-alat potong.
Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang
menyebabkan pecah, retak, cacat.
Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan
tekanan.Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka
daya tahan dalam bekerja menurun sehingga frekuensi
kerusakan bertambah banyak, kondisi mesin semacam
ini menunjukkan mesin harus di overhaul (turun
mesin).Suatu contoh mesin yang sering mengalami
kerusakan misalnya meja ingsut meja mesin bubut,
mesin frais, mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang
terjadi antara lain adalah:
Kerusakan pada handle penggerak dan pena
Kerusakan pada poros ingsut dan mur
Kerusakan pada penyisip (spie)
Kerusakan pada lintasan luncur
Kerusakan pada peluncur
Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan
seterusnya.
Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak
ringan apabila perbaikan yang dilakukan tidak
membutuhkan biaya besar dan waktu penyelesaianya
singkat, disamping itu tidak mengalami adanya
pembongkaran secara besar-besaran. Alat-alat
komponen mesin yang termasuk berat ialah jika
perbaikan yang harus dilakukan menyangkut pada
perbaikan elemen-elemen rangka tuang dan presisi
penyetelan komponen terhadap mesin secara
keseluruhan.
Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika
perbaikan yang dilakukan harus menyangkut perbaikan
elemen-elemen, rangka tuang dan presisi penyetelan
komponen terhadap mesin secara keseluruhan.
Masalah kerusakan berat cara dan proses perbaikan
yang harus dilakukan untuk macam elemen mesin
perkakas, dimana perbaikannya bersifat total dan
mengembalikan kepada kualitas standard.
Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu
perbaikan mesin dan komponen, sering dalam
prakteknya dirasakan oleh konsumen misalnya suatu
alat/mesin yang mempunyai kerusakan tertentu maka
mutu perbaikan yang diberikan oleh bengkel satu tidak
sama dengan bengkel yang lain.Faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu perbaikan adalah:
Kondisi elemen mesin tidak sama
Perlengkapan yang dimiliki bengkel
Teknik dan cara perbaikan berbeda
Kemampuan SDM berbeda
e) Peralatan Pemeliharaan
1) Peralatan mekanik
Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan
perbaikan- perbaikan berat, maka jenis dan ukurannya disesuaikan
dengan tipe mesin yang ada dalam perusahaan atau pabrik. Pada
umumnya alat peralatan pemeliharaan mekanik sebagai berikut:
a. Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
b. Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )
c. Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )
d. Jenis Palu (plastic, karet, tembaga, dan baja )
e. Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan aluminium )
f. Jenis kunci inggris yang kecil, sedan, besar.
2) Alat bantu pemeliharaan
Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya
kerusakan mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang bukan
mesin, kerusakan alat ini juga harus diperbaiki, maka dari itu
diperlukan alat-alat tambahan yaitu:
a. Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan
baut, mur sebagai pengikat.
b. Peralatan hand press.
c. Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton.
d. For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya.
e. Meja kerja.
f. Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll.
g. Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk
peralatan kelistrikan.
h. Dan peralatan mesin perkakas lainnya
3) Jenis-Jenis Minyak Pelumas
a. Jenis bahan pelumas
i. Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari
minyak bumi.
ii. Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas
burni yang diolah melalui proses sintesa dan
menghasilkan molekul baru yang bentuknya serupa,
sehingga dapat mencapai stabilitas termal, oksidasi
dan kinerja yang optimal. Beberapa jenis bahan
dasar pelumas sintesis adalah: PAO (Poly Alpha
Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester, dan
lain- lain).
iii. Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
(Vegetable Oil). Pelumas jenis ini sudah mulai
digunakan sebagai pelumas traktor dan mesin-mesin
pertanian di negara yang sudah maju pertaniannya.
Jenis-jenis yang sudah dipasarkan adalah
diantaranya High Oleic Sun Flower (Minyak Bunga
Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed,
dan sebagainya.Kegunaan pelumas.
iv. Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari
minyak binatang.
b. Kegunaan pelumas
i. Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari
terjadinya gesekan bagian-bagian mesin yang
bergerak, dengan cara memisahkan bagian-bagian
yang bergerak dengan lapisan pelumas yang
mempunyai kestabilan terhadap oksidasi pada suhu
tinggi dan rendah, serta tahan terhadap tekanan dan
beban kejut sehingga bagian mesin yang bergerak
terhindar dari keausan.
ii. Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan dan
mendispersikan kotoran berupa jelaga, hasil-hasil
oksidasi, partikel logarn keausan mesin dan lumpur
(sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja bagian
mesin.
iii. Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan
bakar dan hasil oksidasi pelumas sehingga tidak
mengganggu logam-logarn bagian mesin.
iv. Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari
mesin, energi panas yang dihasilkan mesin diserap
oleh pelumas dan dihantarkan kebagian mesin yang
lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan
panas keluar mesin.
v. Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi
pelumas dalarn sistern agar tidak mengganggu
pompa dan pelumasan bagian mesin dan mencegah
pengotoran udara serta bagian mesin.
c. Sifat-sifat pelumas
i. Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai
tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi viskositas,
makin sulit fluida tersebut untuk mengalir (makin kental).
Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk
menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan
temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang
disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas
diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang
stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas
dengan adanya perubahan. temperatur) mempunyai VI yang
tinggi, dan sebaliknya.
ii. Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah
dirnana pelumas masih dapat mengalir.
iii. Stabilitas terhadap oksidasi
Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama
untuk penggunaan pada temperatur tinggi.
iv. Total Base Number
Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan
pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan
detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin dari
kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran
bahan bakar maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri.
v. Total Acid Number
Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan
yang berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai
TAN pada pelurnas yang telah digunakan untuk
mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas
dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas
sudah tidak dapat digunakan lagi.
vi. Sifat anti karat
Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn
sistern peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas
dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi
pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi,
karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve”.
vii. Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari
air. Sifat ini penting bagi pelurnas turbin, hidrolik,
kornpressor, sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel
putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan
water separator.
viii. Flash Point dan Fire Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur
minimum pelumas yang dapat menguap pada tekanan
atmosfer sehingga dapat menyala bila didekatkan pada api.
Fire point atau titik bakar adalah temperatur minimum
dimana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire
point pelumas biasanya 30°C diatas flash point-nya.
ix. Copper Strip Corrosion
Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi
pengaruh korosi pelumas terhadap tembaga karena
umumnya mesin atau peralatan industri mengandung
bagian metal yang terbuat dari tembaga.
x. Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume.
Karena volume berubah terhadap tekanan dan suhu, maka
densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung
volume menjadi satuan berat atau sebaliknya guna
perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah
perbandingan antara densitas pelumas terhadap densitas air.
Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada
15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15°C,
sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada
tekanan atmosfer.
xi. Warna
Warna pelumas secara normal tidak ada
hubungannya dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk
melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk
kesamaan dari produk bersangkutan.
Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1, atau
dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada
siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua masa perawatan
mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9
tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total dapat berubah
untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)
b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu)
c) Shift atau giliran kerja per hari.
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.
A. Merawat mesin
Beberapa hal yang perlu dilakukan dan termasuk kedalam bagian perawatan
mesin diantaranya :
a) Bersihkan bidang cekam pada benda kerja dan alat cekam sebelum
dilakukan pengikatan benda, hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada permukaan alat cekam.
b) Bersihkan pula bidang pengikatan alat potong.
c) Gunakan cairan pendingin yang sesuai dengan kebutuhan selama proses
pemotongan.Menyimpan semua peralatan (alat penandaan, alat ukur, alat
potong, dan peralatan pembantu lainnya) secara teratur dan benar.
d) Periksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan.
e) Setelah selesai bekerja, bersihkan semua peralatan yang digunakan dan
simpan kembali di tempat semula secara teratur dan benar.
f) Matikan semua saklar listrik yang berhubungan dengan mesin.
g) Bersihkan mesin dari semua kotoran dan air yang tergenang terutama pada
bagian permukaan mesin yang tidak dicat.
h) Lumasi permukaan mesin yang tidak dicat secara tipis dan merata.
i) Tutup mesin dengan sarung pelindung.
c. Rangkuman
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,
mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna mesin yang
ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam
dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Kegiatan perawatan meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Pengantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu perawatan rutin, perawatan
periodic, perawatan berencana, perawatan pencegahan, tindakan
perbaikan, dan overhaul.
KESIMPULAN
http://harisok.blogspot.com/2010/05/konsep-dan-definisi-mesin-cnc.html
http://id.wikipedia.org/wiki/CNC
http://mesincnc.net/
http://miminsilimin.blogspot.com/2009/04/mesin-cnc.html
mesin2001.blogspot.com/2007/05/mesin-bubut.html
www.geocities.com/hari_seputro/mesin_cnc