Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERAWATAN MESIN CNC

PERAWATAN MESIN DAN PERKAKAS


(Computer Numerical Control)

DISUSUN OLEH :
NAMA : Nanda Akhmad Munawir
NIM : 1502618035
DOSEN PENGAMPU : DRS. TRI BAMBANG A. K, M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
BAB 1
MESIN CNC
(Computer Numerical Control)

1. Pengertian Mesin CNC

Computer Numerical Control / CNC (komputer kontrol numerik)


merupakan sistem otomatisasi Mesin perkakas yang dioperasikan oleh
perintah yang diprogram dalam bentuk kode angka dan disimpan dimedia
penyimpanan. Karena informasi yang digunakan berbentuk rumus matematik,
maka sistem ini dinamakan kontrol dengan angka (numerical control).

Mesin CNC pertama kali digunakan dalam proses mengikir,


membuat lubang, memutar, mengasah dan menggergaji, dan tahun – tahun
terakhir ini juga digunakan untuk membengkokan pipa dan membuat berbagai
bentuk. Dibandingkan dengan peralatan biasa, mesin yang dikontrol dengan
kode angka ini lebih cermat, cepat, konsisten dan fleksibel, bahkan untuk
manufakturing yang sangat rumit sekalipun. Rancangan produk dapat diubah
atau disesuaikan cukup dengan mengubah instruksi saja.

Gambar 1 Mesin CNC


2. Sejarah Penemuan Mesin CNC
Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
bermula dari 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut
Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat.
Semula proyek tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus
yang rumit. Semula perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan
volume unit pengendali yang besar.

Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih
sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi
dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai
berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan
mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas.

Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala


bidang. Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat
demikian dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak
terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
banyak.

3. Jenis Mesin CNC

Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu
:

a. Mesin Bubut CNC

Proses pemakanan atau penyayatan benda kerja mesin ini


adalah dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja.
Gambar 2 Mesin bubut CNC

b. Mesin Frais CNC

Proses pemakanan atau penyayatan benda kerja mesin ini


adalah dilakukan dengan menggunakan pahat yang diputar oleh poros
spindle mesin

Gambar 3 Mesin frais CNC


4. Komponen Mesin CNC

Komponen dari mesin CNC antara lain :

a. PC (Personal Computer)

PC (Personal Computer) sebagai perangkat input bagi mesin


CNC sangat penting peranannya untuk memperoleh kinerja mesin CNC.
Oleh karena itu setiap pabrik yang memproduksi mesin CNC juga
memproduksi atau merekomendasi spesifikasi PC yang digunakan sebagai
input bagi mesin CNC produksinya sesuai dengan kebutuhan.
Misalkan pada mesin CNC untuk keperluan unit latih (Training
Unit) atau dengan operasi sederhana, PC yang dipergunakan sebagaimana
TM
pada mesin CNC jenis LOLA 200 MINI CNC, LEMU II , EMCO TU.

Gambar 4 Tampilan Monitor Training Unit CNC


PC yang digunakan untuk proses manufacturing, industri besar
antara lain : E·IPC700-ECKELMANN, DNC NT-2000, WinPromateII -
Baronics, Mirac PC, CamSoft, ProMotion® iCNC, maupun yang sejenis.

Gambar 5 Tampilan Monitor manufacturing Unit CNC


b. Program

Operator mesin CNC yang akan memasukkan program pada


mesin sebelumnya harus sudah memahami gambar kerja dari komponen
yang akan dibuat pada mesin tersebut. Gambar kerja biasanya dibuat dengan
cara manual atau dengan computer menggunakan program CAD (Computer
Aided Design).
Proram lainnya adalah CAM (Computer Aided Manufacturing).
Dimana proram ini dapat memberikan simulasi dari CAD. Dengan
menggunakan software CAM, seorang operator cukup membuat gambar
kerja dari benda yang akan dibuat dengan mesin CNC pada PC. Hasil
gambar kerja dapat dieksekusi secara simulasi untuk melihat pelaksanaan
pengerjaan benda kerja di mesin CNC melalui layer monitor. Apabila
terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka dapat diperbaiki tanpa harus
kehilangan bahan. Jika hasil eksekusi simulasi sudah sesuai dengan yang
diharapkan, maka program dilanjutkan dengan eksekusi program mesin.
Program mesin yang sudah jadi dapat langsung dikirim ke mesin CNC
melalui jaringan atau kabel atau ditransfer melalui media rekam.

Gambar 6 Tampilan program CAM


c. Motor listrik servo

Motor listrik servo digunakan untuk menggerakan control pahat


dari mesin CNC.

d. Motor listrik

Motor listrik digunakan untuk menggerakan/memutar pahat

e. Pahat
f. Dudukan dan Pemegang

5. Pengoperasian Mesin CNC

Secara garis besar dari karakteristik cara mengoperasikan mesin


CNC dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu :

a. Sistem Absolut

Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang


digunakan sebagai acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku
tetap selama proses operasi mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik
referensinya diletakkan pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan
dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais, titik
referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja
yang akan dikerjakan.
Gambar 7 Referensi Absolut

b. Sistem Incremental

Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai


acuan adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan
terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang
sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja
berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik
awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.

Gambar 8 Referensi Incremental


BAB 2
MENYETEL DAN MERAWAT MESIN CNC

A. Menyetel dan Merawat Mesin


Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
1) Memahami system preventive maintenance.
2) Memahami jenis-jenis minyak pelumas.
3) Memahami cara pembuatan jadwal preventive maintenance.
4) Memahami teknik penyetelan mesin.
B. Uraian Materi
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga,
memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan
daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau
industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna
dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya
sarana dan prasarana dalam suatu lembagan, institusi,
industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik
pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam kegiatan produksi,
non produksi yang ada dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan ,
perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta
semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan
dengan penggunaan sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan,
agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang
berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut
selalu dalam keadaan kondisi yang baik.
Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling
menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun
dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa
mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan
cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami
kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan
perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam
bentuk berita acara kerusakan).
b) Pergantian dan distribusi utilitas
Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan
distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor,
kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian
perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan
perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan
antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan
hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran
bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani
oleh bagian perawatan.
c) Inspeksi dan pelumasan
Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan
mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi,
kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk
meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan
sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya
keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang
memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak
dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.
Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar
tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik
maka perlu juga dibantu dengan:
1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat.
2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai.
3) Perlindungan dari bahaya kebakaran.
4) Pengurangan suara dan polusi.
5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan
perbaikan.
6) Pelayanan perawatan.

Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran


pemakaian alat-alat produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya,
keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi,
memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-alat lain, untuk
menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan
kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan
perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya,
perlidungan dari bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer
dan baik.Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:
1) Perawatan rutin
Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan
setiap hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis.
2) Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu
tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
3) Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas
dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan
lancar dalam waktu singkat.
4) Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum
fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini
semata-mata telah direncanakan sebelumnya.
5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami
kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah
siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.
6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi
standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.

d) Kerusakan Mesin
Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada
spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin rumit
perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya semakin banyak, sebagai
contoh suatu mesin bubut kecil dengan system pergerakan belt, maka
frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan dengan mesin bubut
besar dengan system pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik
maupun elektrik.
Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga menjadi
satu kesatuan komponen mesin.
2) Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang bergerak.
Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut
pada kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat
bekerja sempurna dalam kelompoknya, penyebab kerusakannya juga
bermacam-macam misalnya:
o Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya.
o Kerusakan karena korosi/karat.
o Kerusakan karena pukulan.
o Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga
spilingnya besar, hal ini biasanya kesalahan diwaktu
penyetelan dan adanya getaran yang dapat menyebabkan baut-
baut ikat mengendor.Kerusakan bagian rangka tuangan,
dimana rangka tuangan mesin merupakan elemen utama,
rangka mesin. Pada rangka tuangan ini elemen-elemen mesin
dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap atau menjadi
komponen mesin yang lengkap.Gaya tahan, gaya geser,
getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan, maka lama
kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya
tahannya berkurang. Disamping itu masih banyak lagi
kerusakan yang terjadi pada rangka tuang diantaranya:
 Kerusakan rangka tuang karena keausan.
 Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan,
pukulan dan alat-alat potong.
 Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang
menyebabkan pecah, retak, cacat.
 Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan
tekanan.Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka
daya tahan dalam bekerja menurun sehingga frekuensi
kerusakan bertambah banyak, kondisi mesin semacam
ini menunjukkan mesin harus di overhaul (turun
mesin).Suatu contoh mesin yang sering mengalami
kerusakan misalnya meja ingsut meja mesin bubut,
mesin frais, mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang
terjadi antara lain adalah:
 Kerusakan pada handle penggerak dan pena
 Kerusakan pada poros ingsut dan mur
 Kerusakan pada penyisip (spie)
 Kerusakan pada lintasan luncur
 Kerusakan pada peluncur
 Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan
seterusnya.
Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak
ringan apabila perbaikan yang dilakukan tidak
membutuhkan biaya besar dan waktu penyelesaianya
singkat, disamping itu tidak mengalami adanya
pembongkaran secara besar-besaran. Alat-alat
komponen mesin yang termasuk berat ialah jika
perbaikan yang harus dilakukan menyangkut pada
perbaikan elemen-elemen rangka tuang dan presisi
penyetelan komponen terhadap mesin secara
keseluruhan.
Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika
perbaikan yang dilakukan harus menyangkut perbaikan
elemen-elemen, rangka tuang dan presisi penyetelan
komponen terhadap mesin secara keseluruhan.
Masalah kerusakan berat cara dan proses perbaikan
yang harus dilakukan untuk macam elemen mesin
perkakas, dimana perbaikannya bersifat total dan
mengembalikan kepada kualitas standard.
Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu
perbaikan mesin dan komponen, sering dalam
prakteknya dirasakan oleh konsumen misalnya suatu
alat/mesin yang mempunyai kerusakan tertentu maka
mutu perbaikan yang diberikan oleh bengkel satu tidak
sama dengan bengkel yang lain.Faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu perbaikan adalah:
 Kondisi elemen mesin tidak sama
 Perlengkapan yang dimiliki bengkel
 Teknik dan cara perbaikan berbeda
 Kemampuan SDM berbeda

e) Peralatan Pemeliharaan
1) Peralatan mekanik
Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan
perbaikan- perbaikan berat, maka jenis dan ukurannya disesuaikan
dengan tipe mesin yang ada dalam perusahaan atau pabrik. Pada
umumnya alat peralatan pemeliharaan mekanik sebagai berikut:
a. Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
b. Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )
c. Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )
d. Jenis Palu (plastic, karet, tembaga, dan baja )
e. Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan aluminium )
f. Jenis kunci inggris yang kecil, sedan, besar.
2) Alat bantu pemeliharaan
Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya
kerusakan mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang bukan
mesin, kerusakan alat ini juga harus diperbaiki, maka dari itu
diperlukan alat-alat tambahan yaitu:
a. Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan
baut, mur sebagai pengikat.
b. Peralatan hand press.
c. Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton.
d. For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya.
e. Meja kerja.
f. Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll.
g. Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk
peralatan kelistrikan.
h. Dan peralatan mesin perkakas lainnya
3) Jenis-Jenis Minyak Pelumas
a. Jenis bahan pelumas
i. Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari
minyak bumi.
ii. Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas
burni yang diolah melalui proses sintesa dan
menghasilkan molekul baru yang bentuknya serupa,
sehingga dapat mencapai stabilitas termal, oksidasi
dan kinerja yang optimal. Beberapa jenis bahan
dasar pelumas sintesis adalah: PAO (Poly Alpha
Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester, dan
lain- lain).
iii. Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
(Vegetable Oil). Pelumas jenis ini sudah mulai
digunakan sebagai pelumas traktor dan mesin-mesin
pertanian di negara yang sudah maju pertaniannya.
Jenis-jenis yang sudah dipasarkan adalah
diantaranya High Oleic Sun Flower (Minyak Bunga
Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed,
dan sebagainya.Kegunaan pelumas.
iv. Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari
minyak binatang.
b. Kegunaan pelumas
i. Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari
terjadinya gesekan bagian-bagian mesin yang
bergerak, dengan cara memisahkan bagian-bagian
yang bergerak dengan lapisan pelumas yang
mempunyai kestabilan terhadap oksidasi pada suhu
tinggi dan rendah, serta tahan terhadap tekanan dan
beban kejut sehingga bagian mesin yang bergerak
terhindar dari keausan.
ii. Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan dan
mendispersikan kotoran berupa jelaga, hasil-hasil
oksidasi, partikel logarn keausan mesin dan lumpur
(sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja bagian
mesin.
iii. Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan
bakar dan hasil oksidasi pelumas sehingga tidak
mengganggu logam-logarn bagian mesin.
iv. Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari
mesin, energi panas yang dihasilkan mesin diserap
oleh pelumas dan dihantarkan kebagian mesin yang
lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan
panas keluar mesin.
v. Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi
pelumas dalarn sistern agar tidak mengganggu
pompa dan pelumasan bagian mesin dan mencegah
pengotoran udara serta bagian mesin.
c. Sifat-sifat pelumas
i. Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai
tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi viskositas,
makin sulit fluida tersebut untuk mengalir (makin kental).
Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk
menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan
temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang
disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas
diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang
stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas
dengan adanya perubahan. temperatur) mempunyai VI yang
tinggi, dan sebaliknya.
ii. Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah
dirnana pelumas masih dapat mengalir.
iii. Stabilitas terhadap oksidasi
Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama
untuk penggunaan pada temperatur tinggi.
iv. Total Base Number
Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan
pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan
detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin dari
kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran
bahan bakar maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri.
v. Total Acid Number
Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan
yang berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai
TAN pada pelurnas yang telah digunakan untuk
mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas
dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas
sudah tidak dapat digunakan lagi.
vi. Sifat anti karat
Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn
sistern peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas
dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi
pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi,
karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve”.
vii. Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari
air. Sifat ini penting bagi pelurnas turbin, hidrolik,
kornpressor, sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel
putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan
water separator.
viii. Flash Point dan Fire Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur
minimum pelumas yang dapat menguap pada tekanan
atmosfer sehingga dapat menyala bila didekatkan pada api.
Fire point atau titik bakar adalah temperatur minimum
dimana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire
point pelumas biasanya 30°C diatas flash point-nya.
ix. Copper Strip Corrosion
Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi
pengaruh korosi pelumas terhadap tembaga karena
umumnya mesin atau peralatan industri mengandung
bagian metal yang terbuat dari tembaga.
x. Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume.
Karena volume berubah terhadap tekanan dan suhu, maka
densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung
volume menjadi satuan berat atau sebaliknya guna
perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah
perbandingan antara densitas pelumas terhadap densitas air.
Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada
15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15°C,
sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada
tekanan atmosfer.
xi. Warna
Warna pelumas secara normal tidak ada
hubungannya dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk
melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk
kesamaan dari produk bersangkutan.

1. Pelumas mesin industry


a) Pelumas roda gigi
Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan dimana
risiko kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat digunakan straight mineral
base oil. Untuk roda gigi seperti ini pemilihan viskositas hanya ditentukan
oleh besarnya daya yang ditransmisikan dan kecepatan putar pinionnya. Pada
pelumas roda gigi jenis tertentu berlaku ketentuan umum yaitu bila kecepatan
putar semakin tinggi diperlukan pelumas yang viskositasnya rendah, dan bila
daya yang ditransmisikan makin besar diperlukan viskositas makin tinggi. Hal
tersebut dapat dipergunakan terutama pada roda gigi jenis spur dengan beban
rendah.
Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut besar
perlu digunakantribological additives. Pada roda gigi jenis spur, helical, worm
dan bevel dengan beban berat, biasa digunakan beberapa jenis tribological
additives antara lain yang mengandung unsur sulfur dan fosfor, aditif tersebut
memberikan perlindungan yang sangat baik pada sifat anti wear dan extreme
pressure pada berbagai kondisi operasi. Untuk roda gigi terbuka
dapat digunakan pelumas dengan viskositas sangat tinggi dengan sifat adhesi
yang bagus.
Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat (beban dan
temperatur tinggi) penggunaan mineral base oil kadang-kadang tidak memadai
sehingga sering digunakan syntetic base oil, antara lain polypropylene glycol
(misal, shell tivela dan mobil glygoyle) capacity yang baik, viskositas
indeksnya sangat tinggi, titik tuang rendah dan memiliki sifat "low frictional
characteristic".
Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang juga
digunakan pada beberapa aplikasi roda gigi industri, diantaranya pelumas akan
memberikan pelumasan yang sangat memuaskan pada roda gigi dengan logarn
baja/bronze pada kondisi temperature operasi yang bervariasi. Untuk roda gigi
terbuka, diperlukan pelumas yang memiliki karakteristik tahan terhadap air,
anti wear dan sifat anti rust.
1) Sifat penting pelumas roda gigi
Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus
memenuhl beberapa kriteria dasar tersebut dibawah ini,
 Mencegah terjadinya keausan (wear prevention)
 Mengurangi gesekan
 Mencegah scoring/scuffing dan welding
 Sebagai media pendingin
 Melindungi dari karat.
Kernampuan pelumas untuk memenufhl kebutuhan dasar
tersebut diatas ditentukan oleh properti dasar, yang telah tersedia
pada sifat dasar base-oilnya, sementara properties lannya terpaksa
harus dipenuhi dengan menambahlean beberapa aditif.
2) Standar unjuk kerja pelumas roda gigi
Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi
dikeluarkan oleh beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel, DIN, dsb)
maupun beberapa OEM terkenal, misalnya David Brown. Cincinnati
Milacron dan Ford. Spesifikasi tersebut secara luas diakui dan gunakan
oleh para produsen pelumas maupun para produsen gearbox.
Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri yang
umurn dipergunakan adalah berikut:
 US.Steel 224
 AGMA 250.04 EP
 DIN 51517 (Part 3)
 David Brown Number S 1.53 101
b) Pelumas hidurolik
Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah korosi dan
kebocoran system tergantung kepada sifat-sifat dasar yang tingkatannya dapat
lebih besar atau kecil.
Bebrapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas, kestabilan
oksidasi, Sifat anti aus, Demilsibility, dan air realese.
Air release, adalah kemampuan pelumas untuk tidak membentuk buih
yang stabil dengan udara, sehingga selalu membebaskan udarayang masuk.
Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain :
1) Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.
2) Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68, 100, 220 dan 320.
c) Pelumas bantalan
Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang merupakan produk
Pertamina antara lain :
a) Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan 680)
Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan seperti untuk mesin-
mesin atau peralatan dengan oil-drop atau pelumas “bath” dan pada bantalan
gelincir dan bantalan gelinding pada industri.
b) Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68, 100, 150, 220, 320, 460)
Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral kualitas tinggi untuk
memberikan kepuasan hasil dalam pelumasannya dimana diperlukan pelumas
tanpa aditif.
2. Jadwal Perawatan Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan
preventive diklasifikasikan sebagai berikut :
Inspeksi I
Reparasi kecil K
Reparasi medium M
Bongkar total B
Contoh siklus perawatan :

Repair Periode antara dua Periode antara


Siklus I K M
Complexity masa (bulan) B ke B (tahun)
B-I1-K1-I2-
K2-I3-M1-
I4-K3-I5-
0 s/d 30 K4-I6-M2- 9 6 2 6 9
I7-K5-I8-
K6-I9-B1

Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1, atau
dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada
siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua masa perawatan
mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9
tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total dapat berubah
untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)
b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu)
c) Shift atau giliran kerja per hari.
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.

Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari perencanaan operasi


perusahaan secara keseluruhan, sebelum menetapkan rencana harus dilakukan
analisis terlebih dahulu untuk menetapkan sampai sejauh mana posisi kita
sekarang. Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk
untuk menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerunnitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin
Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang sama, harus
dibagi merata selarna setahun, untuk menghindari beban kerja perawatan yang
tidak merata. Jumlah jam kerja orang, (man hour) setiap bulannya harus
seimbang, dan
sesuai dengan.waktu kerja dari perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak
terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya tidak usah terjadi.
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan mesin jangka
pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan mesin harian
yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan peluman mesin pada waktu mesin
selesai dipakai.
Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang bersangkutan.
Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskan dengan baik sehingga
tidak terjadi kesalahan pernberian pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus
ditempelkan didekat mesin tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan pelumasan sentral,
harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan pelumasan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin bulanan yang
disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang dalarn penyuunannya harus
disesuaikan dengan jadwal operasi produksi pada bulan yang bersangkutan,
sehingga tidak terjadi bentrokan.
Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan berapa hari
perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja orang (man hour) untuk
kegfatan perawatan tersebut dapat direncanakan. Jadwal perawatan mesin jangka
sedang juga berupa perneriksaan kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin
yang berupa penambahan, perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan dan
kebersihan peluncur-peluncur.

A. Merawat mesin
Beberapa hal yang perlu dilakukan dan termasuk kedalam bagian perawatan
mesin diantaranya :
a) Bersihkan bidang cekam pada benda kerja dan alat cekam sebelum
dilakukan pengikatan benda, hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada permukaan alat cekam.
b) Bersihkan pula bidang pengikatan alat potong.
c) Gunakan cairan pendingin yang sesuai dengan kebutuhan selama proses
pemotongan.Menyimpan semua peralatan (alat penandaan, alat ukur, alat
potong, dan peralatan pembantu lainnya) secara teratur dan benar.
d) Periksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan.
e) Setelah selesai bekerja, bersihkan semua peralatan yang digunakan dan
simpan kembali di tempat semula secara teratur dan benar.
f) Matikan semua saklar listrik yang berhubungan dengan mesin.
g) Bersihkan mesin dari semua kotoran dan air yang tergenang terutama pada
bagian permukaan mesin yang tidak dicat.
h) Lumasi permukaan mesin yang tidak dicat secara tipis dan merata.
i) Tutup mesin dengan sarung pelindung.

c. Rangkuman
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,
mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna mesin yang
ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam
dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Kegiatan perawatan meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Pengantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu perawatan rutin, perawatan
periodic, perawatan berencana, perawatan pencegahan, tindakan
perbaikan, dan overhaul.

2) Jenis-Jenis Minyak Pelumas


a) Jenis bahan pelumas
1) Pelumas mineral,
2) Pelumas sintesis,
3) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
4) Pelumas hewani,
b) Kegunaan pelumas
1) Mencegah atau mengurangi keausan
2) Mengendalikan kotoran
3) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi
pelumas
4) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin,
5) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas
c) Sifat-sifat pelumas
1) Viskositas
2) Pour Point
3) Stabilitas terhadap oksidasi
4) Total Base Number
5) Total Acid Number
6) Sifat anti karat
7) Demulsibility
8) Flash Point dan Fire Point
9) Copper Strip Corrosion
10) Densitas
11) Warna
d) Pelumas mesin industry
1) Pelumas roda gigi
2) Pelumas hidurolik
3) Pelumas bantalan

3) Jadwal Perawatan Mesin


Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan
preventive adalah Inspeksi (I), reparasi kecil (K), reparasi medium (M), dan
bongkar total (B)
Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan jadwal
perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerumitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin

4) Penyetelan dan Perawatan Mesin


Penyetelan mesin dilakukan sebelum mesin dipasang pada tempatnya atau sebelum
digunakan, sedangkan perawatan dilakukan selama mesin berada di bengkel dan
digunakan.
BAB 3

KESIMPULAN

1. Computer Numerical Control / CNC (komputer kontrol numerik)


merupakan sistem otomatisasi Mesin perkakas yang dioperasikan oleh
perintah yang diprogram dalam bentuk kode angka dan disimpan dimedia
penyimpanan.
2. Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang. Dari
bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat demikian
dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa
sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak.
3. Terdapat dua jenis mesin CNC antara lain: Mesin Bubut CNC dan Mesin
Frais CNC.
4. Komponen yang terdapat pada mesin CNC antara lain: PC (personal
Computer), program, motor listrik servo, motor listrik, pahat, dudukan dan
pemegang.
5. Terdapat dua jenis pengoperasian mesin CNC antara lain: sistem absolut
dan system increment.
DAFTAR PUSTAKA

http://harisok.blogspot.com/2010/05/konsep-dan-definisi-mesin-cnc.html

http://id.wikipedia.org/wiki/CNC

http://mesincnc.net/

http://miminsilimin.blogspot.com/2009/04/mesin-cnc.html

mesin2001.blogspot.com/2007/05/mesin-bubut.html

www.geocities.com/hari_seputro/mesin_cnc

Anda mungkin juga menyukai