KELOMPOK 06
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
1.3
KELOMPOK 06
1.4
Tujuan Praktikum
Praktikum CNC ini diadakan guna menunjang teori yang telah ditetapkan,
dipakai atau sedang diberikan pada mata kuliah Proses Manufaktur II. Tujuan
utama praktikum ini adalah :
1.
2.
3.
b.
c.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Bagian - Bagian Utama dan Spesifikasi Mesin
.
Gambar 2.1 Mesin CNC TU-2A
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya
Spesifikasi Mesin Bubut / Turning CNC
Merk
: EMCO (Austria)
Jenis
: Turning
Model
: TU CNC 2A
Spindel utama
: - Putaran
- Daya
: 50-3200 rpm
: 300 w
Jumlah pahat
: 6 biji
Kapasitas
: 36 mm
: 40 mm
: R= 75 mm
PRAKTIKUM NC / CNC
Gerakan makan
KELOMPOK 06
: - Jarak sumbu x
: 59,99 mm
- Jarak sumbu z
: 327, 60 mm
- Feed maks
: 2 499 mm/mm
: 2 199 inch/min
Ketelitian
: 0,01 mm
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
c. Step Motor
Step motor adalah motor penggerak eretan. Masing-masing eretan memiliki
step motor sendiri-sendiri yaitu penggerak sumbu x dan sumbu z ukuran masingmasing step motorsama.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
e. Cekam (Chuck)
Digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu proses pemakanan benda
kerja berlangsung. Cekam ini dihubungkan langsung dengan spindle utama
dengan motor penggerak melalui sabuk chuck. Menggunakan transmisi sabuk
karena unttuk faktor safety, maksudnya pada saat terjadi kerusakan pada mesin,
sabuk (belt) akan dapat slip. Dengan demikian motor utama tidak terbakar, kalau
menggunakan rantai pada saat terjadi kemacetan mesin, maka tidak bisa slip
sehingga motor utama terbakar. Jenis chuck ini adalah chuck fixture yang
berfungsi menjepit benda kerja aga saat pembubutan menjadi presisi.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
17
KELOMPOK 06
13
3
10
16
11
14
15
12
2
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
atau manual.
Kecepatan putaran sumbu utama berkisar antara 50-3000 rpm, sesuai tabel
putaran pada mesin.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
START
Gambar 2.21 Tombol Start
Sumber : Gambar Manual
12. Amperemeter
Digunakan sebagai display besarnya arus aktual yang dipakai dari motor
utama. Fungsi utamanya adalah mencegah beban berlebih pada motor utama.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Sistem Absolut
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan
sebagai acuan adalah
D
3
A(0,0)
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Keterangan:
Misalnya bor berada pada titik B yang menjadi titik awal pergerakan bor,
kemudian bergerak menuju titik C. Selanjutnya bor ingin bergerak ke titik D
maka bor harus kembali ke titik B baru bergerak ke titik D. karena titik
referensinya adalah titik awal bor bergerak.
b) Sistem Inkremental
Pada sistem ini awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah
selalu berpindah sesuai dengan titik awal yang dinyatakan terakhir
Contoh:
C
3
Keterangan:
Misanya bor berada pada titik A kemudian bergerak pada titik B. Selanjutnya
bor ingin bergerak pada titik C maka bor bisa langsung bergerak ke titik C tanpa
harus kembali lagi dari titik A. karena titik terakhir dari gerakan bor menjadi
titik awal gerakan bor pada tahap berikutnya.
G 00
: Gerakan cepat
N/ G 00 / x / z
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
G 01
: Interpolasi lurus
N/ G 01 / x / z / F
G 02
N/ G 02 / x / z / F
G 03
N/ G 03 / x / z / F
G 04
N/ G 04 / x
G 21
: Blok kosong
N/ G 21
G 24
: Pemrograman radius
N/ G 24
G 25
N/ G 25 / L
G 27 : Perintah melompat
N/ G 27 / L
G 33
: Pemotongan ulir
N/ G 33 / z/ k
G 64
N/ G 64
G 65
: Pelayanan kaset
N/ G 65
G 66
: Pelayanan RS 232
N/ G 66
G 73
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
N/ G 73 / z / F
G 78
: Siklus penguliran
N/ G 78 / x / z/ k
G 81
: Siklus pemboran
N/ G 81 / z/ F
G 82
N/ G 82 / z/ F
G 83
N/ G 83 / z/ F
G 84
N/ G 84 / x / z/ F/H
G 85
: Siklus pereameran
N/ G 85 / z/ F
G 86
: Siklus pengeluaran
N/ G 86 / x / z/ F/ H
G 88
N/ G 88 / x / z/ F/ H
G 89
N/ G 89 / z/ F
G 90
N/ G 90
G 91
N/ G 91
G 92
: Pencatatan penetapan
N/ G 92 / x / z
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
G 94
N/ G 94
G 95
N/ G 95
Fungsi M (Miscellaneous)
Adalah fungsi pembantu untuk mengontrol on/off function yang ada pada mesin
serta membantu melengkapi parintah dengan menggunakan kode
M 00
: Berhenti terprogram
N/ M 00
M 03
N/ M 03
M 05
N/ M 05
M 06
N/ M 06/ x / z/ T
M 17
N/ M 17
M 30
: Akhir program
N/ M 30
M 98
N/ M 98/ x / z
M 99
: Parameter lingkaran
N/ M 99/ i./ k
PRAKTIKUM NC / CNC
-
KELOMPOK 06
Tanda-Tanda Alarm
A 00
: Salah perintah G, M
A 01
A 02
: Salah harga x
A 03
: Salah harga F
A 04
: Salah harga z
A 05
: Kurang perintah M 30
A 06
A 08
A 09
A 10
: Pemrograman kaset
A 11
: Salah memuat
A 12
: Salah pengecekan
A 13
A 14
A 15
: Salah harga H
A 17
Tombol Kombinasi
INP
DEL
INP
FWD
START
INP
+
+
+
+
REV
INP
1
DEL
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Gambar 2.32 Hubungan Antara Jumlah Putaran, Diameter Benda Kerja Dan
Cutting Speed
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum CNC Programing
Contoh:
-
: 40 mm
Kecepatan potong
: 150 m /menit
Jumlah putaran
: 1200 rpm
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Gambar 2.33 : Grafik Hubungan Antara Asutan, Jumlah Putaran Sumbu Utama
Dan Kecepatan Asutan
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum CNC Programing
Contoh :
-
Jumlah putaran
: 1200 putaran/menit
Asutan
: 0.06 mm/putaran
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
4. Pahat ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan
dibuat, sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan
untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
7. Pahat dalam
Dengan pemotongan maksimal pada pembubutan masuk 90o. Tetapi
dalamnya pemotongan maksimal hanya 0,3 mm dan sudut pemotongan pada
pembubutan keluar 30o.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Persiapan Praktikum
Sebelum praktikum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan
agar pelaksanaanya berjalan lancar :
1. Menyiapkan manuskrip program dan program harus sudah benar agar pada saat
pengetikan program tidak memakan waktu yang lama.
2. Menyiapkan alat bantu berupa alat tulis, kalkulator, dll.
3. Menyiapkan kaset untuk menyimpan program
4. Menyiapkan benda kerja.
5. Memeriksa kondisi mesin CNC.
6. Menyiapkan jangka sorong.
1.
2.
3.
CNC mode
4.
Tombol
5.
Tekan
6.
Tekan 6
7.
Tekan
8.
Tunggu 10 detik
9.
Tekan
ditekan
DEL
5
+
INP
INP
DEL
REV
b. Menyimpan program
1.
Kaset dimasukkan
2.
CNC mode
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
DEL
3.
Tombol
4.
Tekan
5.
Tekan FWD
6.
Tekan
7.
8.
Tekan
ditekan
INP
INP
c. Memanggil program
1.
Kaset dimasukkan
2.
CNC mode
3.
Tekan
4.
Tekan
5.
Tekan 6
6.
Tekan
7.
8.
Tekan
DEL
5
INP
INP
INP
Pelayanan RS-232
a. Proses dikomputer.
1. Masukkan kaset.
2. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan
digunakan.
3. Nyalakan komputer/CNC.
4. Ketik DIR.
5. Ketik SER IN.
6. Memberi nama program.
b. Proses di CNC.
1. CNC mode
2. Tekan
3. Tekan
DEL
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
4. Tekan 6
5. Tekan
KELOMPOK 06
6
INP
FWD
c. Memanggil program.
1. Masukkan kaset.
2. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan
digunakan.
3. Nyalakan komputer/CNC.
4. Ketik DIR.
5. Pilih jenis program.
6. Ketik SER OUT.
3.3 Pengeplotan
Pengeplotan berfungsi untuk mengetahui apakah gerakan pahat atau
pemotongan sudah sesuai dengan gambar yang direncanakan. Langkah langkah
pengeplotan:
1. Catat waktu mulai
2. Pilih operasi ke manual, tekan H/C
3. Gerakan tool turret keposisi pada pemasangan plotter untuk eksekusi program
4. Pasang tangkai plotter dan atur posisi pena serta kertas
5. Tempelkan atau posisikan plotter pada saat start point
6. Pilih CNC mode, ganti feed menjadi >200
7. Panggil program dari kaset
8. Atur putaran spindle
9. Mulailah eksekusi program dengan plotter, tekan Start
10. Lakukan pengeplotan hingga selesai
11. Catat waktu mulai
12. Konsultasikan hasilnya dengan asisten
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
2.
3.
4.
5.
Posisikan turret sedemikian rupa sehingga ada ruang untuk memasang loop
6.
7.
Dekatkan turret mendekati loop dan amati hingga kedudukan pahat tepat
pada salip sumbu
8.
Untuk pahat referensi, harga X dan Z adalah 0 (dengan jalan DELL dan
H/C ditekan 2 kali)
9.
Untuk pahat lain catat harga X dan Z untuk kemudian masukkan kedalam
program, lakukan hingga pahat di set-up semua
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tool pada bagian X dan Z di posisikan pada start point (sesuai G92 pada
line number 000)
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB IV
4.1
4.2
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
4.4
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
b) Pahat grooving
c) Pahat ulir
Teoritis
a) Pahat kanan
b) Pahat grooving
c) Pahat ulir
3. Kecepatan pemotongan
Kecepatan pemotongan dicari dengan rumus
Aktual
a) Pahat kanan
b) Pahat grooving
c) Pahat ulir
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Teoritis
a. Pahat kanan
= 90,43 m/min
b. Pahat grooving
= 67,82 m/min
c. Pahat ulir
= 30.15 m/min
4.5
Program Manuscript
(Terlampir)
4.6
Hasil Plotter
(Terlampir)
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
: 08 menit 14 detik
: 10 menit 14 detik
3. Waktu Eksekusi
: 24 menit 35 detik
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Penampang
Rancangan Gambar
A-A
36 mm
36 mm
B-B
24 mm
24,02 mm
C-C
18 mm
17,97 mm
D-D
16 mm
16,03 mm
E-E
27 mm
26,66 mm
F-F
5 mm
4,98 mm
G-G
3 mm
30,2 mm
H-H
2 mm
2,05 mm
I-I
6 mm
5,99 mm
J-J
6,47 mm
6,48 mm
K-K
8 mm
8 mm
L-L
11 mm
11 mm
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di atas, kami menyimpulkan adanya perbedaan hasil
eksekusi dengan ukuran pada gambar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu;
-
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
cacat
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Penyebab
Saat setting benda kerja memakai pemakanan langsung sehingga timbul
garis
Solusi
Saat setting benda kerja dengan menggunakan kertas dan tidak
melakukan pemakanan langsung pada benda kerja
5.3
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
2. Kuat arus
a. Pengkasaran
: 0,4 A
b. Grooving
: 0,6 A
c. Penguliran
: 0,9 A
Pada saat pemakanan lurus dengan pahat kanan, arus yang digunakan
adalah 0,4 A lebih kecil grooving dan penguliran. Hal ini disebabkan oleh
pada pemakanan lurus motor hanya makan lurus saja dan tidak terlalu dalam,
sehingga pembebanan motor lebih kecil dan arus yang ditimbulkan juga jauh
lebih kecil.
Pada grooving diperlukan arus 0,4 A, lebih besar dari pengkasaran
karena kedalaman saat grooving lebih besar sehingga diperlukan arus yang
lebih besar pula
Pada penguliran, diperlukan arus 0,9 A, lebih besar dari pengkasaran
serta grooving. Hal ini disebabkan oleh pada penguliran
, sehingga
pembebanan motor lebih besar dan arus yang ditimbulkan juga jauh lebih
besar.
3. Depth of cut
Pada saat proses permesinan TU CNC2A, depth of cut yang
digunakan adalah 0,5 mm. Kedalaman ini digunakan agar beban dari mesin
tidak terlalu besar, hal ini dihubungkan dari rumus:
Dimana
konstanta bahan (K), depth of cut (t) dan feed motion (s) pangkat konstanta
eksponen (m). Ketika nilai K, s, dan m dianggap konstan, maka jika nilai
depth of cut naik atau turun maka nilai gaya yang dihasilkan akan berbanding
lurus dengan nilai t. Jika nilai gaya pemotongan naik, maka daya dari mesin
akan naik, yang didapat secara teoritis melalui rumus :
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
semakin besar, namun apabila depth of cut kecil maka pahat akan semakin
awet.
4. Kecepatan pemotongan
Bila kita menggunakan kecepatan pemotongan yang tinggi maka akan
dihasilkan benda kerja yang kasar, karena pergerakan pergeseran pahat yang
cepat sehingga ada bagian yang tidak termakan sempurna, hal inilah yang
menyebabkan hasil benda kerja yang besar. Bila kecepatan pemotongan
rendah maka akan menghasilkan benda kerja yang halus karena pergeseran
pahat pelan sehingga benda kerja termakan sempurna. Secara teoritis,
kecepatan pemotongan untuk pahat kanan sebesar 90,43 m / menit dan secara
aktual sebesar 50,75 m / menit. Kecepatan pemotongan aktual lebih kecil
daripada kecepatan pemotongan teoritisnya karena putaran spindel aktualnya
yang dibuat 700 rpm.
Vs= ( x d x n)/1000 satuannya m/min
dengan :
d = diameter alat potong, satuanya mm.
S = putaran spindle utama / alat potong, satuannya rpm.
5. Kecepatan asutan
Sama halnya dengan kecepatan pemotongan, jika menggunakan
kecepatan asutan tinggi maka akan menghasilkan benda kerja yang kasar
begitu pula juga sebaliknya jika kcepatan asutannya rendah maka benda
kerjanya halus. Secara aktual kecepatan asutan aktual berbeda dengan
teoritisnya, misal untuk pahat kanan secara teoritis kecepatan asutannya
sebesar 0,0714 mm / putaran dan teoritisnya sebesar 0,0416 mm / putaran.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
1. Pada proses pengerjaan benda kerja menggunakan 3 pahat yaitu pahat kanan,
pahat grooving, dan pahat ulir
2. Faktor yang mempengaruhi parameter selama proses permesinan.
Jenis pahat
Bahan benda kerja
Bentuk dan dimensi benda kerja
Spesifikasi mesin
3. Parameter parameter yang didapat selama proses permesinan
Bahan
: Aluminium (Al)
Depth of cut
: 0,5 mm
Feed motion
: 50 mm/min
Putaran spindle
: 700 rpm
Arus pengkasaran
: 0,4 Ampere
Arus groving
: 0,6 Ampere
Arus penguliran
: 0,9 Ampere
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
penyetingan pahat dan titik nol benda kerja. Selain itu terjadinya cacat
disebabkan pahat yang digunakan kurang baik kondisinya.
8. Pada parameter permesinan, semakin cepat putaran spindle maka benda kerja
yang dihasilkan semakin halus sedangkan putaran spindel yang lambat akan
menghasilkan benda kerja yang kasar. Arus yang dihasilkan oleh mesin
bergantung pada proses kerjanya, semakin berat proses kerjanya maka arusnya
semakin besar demikian pula sebaliknya. Selain itu, semakin dalam depth of
cut, maka pembebanan mesin akan bertambah sehingga pahat cepat aus.
Kecepatan asutan juga berpengaruh karena bila kita menggunakan kecepatan
asutan yang tinggi maka akan dihasilkan benda kerja yang kasar, apabilka
kecepatan asutan rendah maka akan menghasilkan benda kerja yang halus.
6.2
Saran
1. Diperlukan ketelitian pada saat setting pahat dan benda kerja agar hasil yang
didapat sesuai dengan bentuk yang direncanakan.
2. Diperlukan ketelitian dalam memasukan manuskrip karena akan berpengaruh
terhadap waktu yang dibentukkan dan hasil benda.
3. Dibutuhkan penguasaan program dan mesin yang memadai agar dapat
mempersingkat untuk proses pengerjaan.
4. Diharapkan laboratorium mengadakan training tentang CAD/CAM diluar
jadwal praktikum.
5. Praktikan seharusnya benar-benar menguasai tentang pengoprasian dan cara
pembuatan manuscript sebelum melakukan praktikum.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tuntutan produktivitas
CNC sesuai dengan fungsi serta proses permesinan yang dilaksanakan antara lain:
1. Mesin Bubut (Turning)
2. Mesin Frais (Milling)
3. Mesin Cutter (Boring)
4. Mesin Bor (Drilling)
5. Mesin Gerinda (Grinding) dsb
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Dewasa ini telah banyak pabrik pembuat mesin yang mengeluarkan produk
mesin CNC dengan berbagai merek misalnya:
1. EMCO (Austria)
2. SIEMEN, FANUC PFAUTER (Jerman)
3. MIKRON RISCHKA CSEPEL (Hungaria)
4. TOYODA MITSUBISHI NISSINBHO (Jepang)
5. CELTIC (Belgia) dsb
Bahkan Indonesia pun sudah merintis pembuatan mesin CNC, hasil
kerjasama antara PT. PINDAD dan FANUC. Produknya adalah mesin CNC
dengan merek dagang FANUC.
1.2
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
mengetahui kedudukan pahat. Lalu proses dry run untuk mengetahui apakah
gerakan pahat sudah aman atau belum.
1. Pembuatan program komputer atau data NC.
Sebelum kita melakukan proses pemesinan dengan CNC 3A terlebih
dahulu kita membuat program komputernya atau yang disebut sebagai
manuscript. Manuscript ini terdiri dari kode-kode huruf angka dan simbol yang
akan diterjemahkan oleh sebuah perangkat komputer yang disebut machine
control unitmenjadi bentuk gerakan persumbuan sesuai dengan perintah
program yang telah dibuat.
2. Pelaksanaan proses pemesinan
Setelah menulis manuscript dan melakukan urutan proses pemesinan yang
sudah direncanakan sebelumnya, kita dapat mengeksekusi atau menjalankan
program.
3. Pengukuran kualitas produk
Setelah proses pemesinan berakhir dan terbentuknya produk, kita harus
melakukan pengukuran kualitas produk tersebut dalam segi dimensi maupun
kecacatan tersebut.
1.3
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB II
DASAR TEORI
Merk
: Emco (Austria)
Jenis
: Milling / Frais
Model
: TU CNC 3A
Spindel utama
: - Putaran
: 50 - 320 rpm
- Daya Input
: 500 W
- Daya Output
: 300 W
Jumlah pahat
: 5 buah
Gerakan pahat
= 2-499 mm/min
= 2 -199 mm/min
Ketelitian
: 0,01 mm
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
1. Bagian Mekanik
a. Motor Utama
Fungsi dari motor utama adalah untuk menggerakkan spindel sehingga chuck
ikut berputar. Motor ini adalah motor jenis DC dengan kecepatan putaran
bervariasi. Identifikasi dari motor ini adalah sebagai berikut :
Panjang Putaran
Tenaga
= 500 W
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
= 100 mm/menit
= 2 499 mm/menit
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
e. Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja pada saat proses pengerjaan.
Ragum pada mesin ini dioperasikan secara manual.
Terdapat tiga jenis ragum antara lain:
1. Bench Vise
Ragum yang bergerak pada bagian belakang.
2. Parallel Vise
Ragum dimana bagian yang bergerak adalah bagian depan.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
3. Universal Vise
Ragum dimana bagian yang bergerak adalah bagian depan dan bagian
belakang.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Sakelar Utama
Sebagai pintu masuk aliran listrik ke kontrol pengendali (sakelar pada posisi 1
mesin ON, sakelar pada posisi 0 mesin OFF).
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
a)
PRAKTIKUM NC / CNC
c)
KELOMPOK 06
Sistem Absolut
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai
acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses
operasi mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan
pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung.
Sedangkan pada mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara
dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.
D
3
A(0,0)
Keterangan:
Misalnya bor berada pada titik awal di B kemudian bergerak menuju titik C.
selanjutnya bor ingin bergerak menuju titik D maka titik acuannya dari titik B.
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
b) Sistem Incremental
Pada sistem ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah
selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Untuk
mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu
gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari
gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada
tahap berikutnya.
C
3
Keterangan:
Misalnya bor berada pada titik awal di A kemudian bergerak menuju titik B.
Selanjutnya bor ingin bergerak menuju titik C maka titik acuannya dari titik B.
Karena titik terakhir bor menjadi titik acuan awal.
: Gerakan cepat
V: N3/G00/X5/Y4/Z5
H: N3/G00/X4/Y5/Z5
G01
: Interpolasi lurus
V: N3/G01/X5/Y4/Z5/F3
H: N3/G01/X4/Y5/Z5/F3
G02
Kuadran:
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
V: N3/G02/X/5/Y4/Z5/F3
H: N3/G02/X/4/Y5/Z5/F3
N3/M99/J2/K2 (lingkaran sebagian)
G03
Kuadran;
V: N3/ G02/G03 /X5/Y4/Z5/F3
H: N3/ G02/G03 /X4/Y5/Z5/F3
N3/M99/J2/K2(lingkaran sebagian)
G04
G21
: Blok kosong
N3/G21
G25
G27
: Instruksi melompat
N3/G27/L(F)3
G40
G45
G46
G47
G48
G64
G65
G66
G72
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
H: N3/G72/X4/Y5
G73
G74
G81
G82
G83
G89
G90
G91
G92
V= vertikal/tegak
H=Horizontal/mendatar
: Diam
N3/M00
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
M03
KELOMPOK 06
M05
M06
M17
M08
M09
M20
Hubungan keluar
M21
N3/M2
M22
M23
M26
M30
: Program berakhir
N3/M30
M98
M99
G02/G03)
N3/M99/J3/K3
Tanda tanda Alarm
A00
A01
: Salah Radius/M99
A02
: Salah nilai z
A03
: Salah nilai F
A05
A06
A07
A08
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
A09
A10
A11
: Salah Pemuatan
A12
: Salah pengecekan
A13
A14
LOAD
/M atau /M
A15
: Salah nilai Y
A16
A17
A18
Kombinasi tombol
: menghapus alarm
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Pemboran
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
2.5
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
5. Lollipop Mill adalah jenis tool yang digunakan dalam operasi 5-axis
simultan.
6. Thread Mill adalah jenis tool yang digunakan untuk membuat ulir dalam
atau luar.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1.
2.
3.
CNC mode
4.
Tombol
5.
Tekan
6.
Tekan 6
7.
Tekan
8.
Tunggu 10 detik
9.
Tekan
ditekan
DEL
5
+
INP
INP
DEL
REV
e. Menyimpan program
1.
Kaset dimasukkan
2.
CNC mode
3.
Tombol
DEL
ditekan
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
4.
Tekan
5.
Tekan FWD
6.
Tekan
7.
8.
Tekan
INP
INP
f. Memanggil program
1.
Kaset dimasukkan
2.
CNC mode
3.
Tekan
4.
Tekan
5.
Tekan 6
6.
Tekan
7.
8.
Tekan
DEL
5
INP
INP
INP
Pelayanan RS-232
d. Proses dikomputer.
7. Masukkan kaset.
8. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan
digunakan.
9. Nyalakan komputer/CNC.
10.
Ketik DIR.
11.
12.
e. Proses di CNC.
6. CNC mode
7. Tekan
8. Tekan
DEL
9. Tekan 6
INP
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
10.
Tekan
KELOMPOK 06
FWD
f. Memanggil program.
7. Masukkan kaset.
8. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan
digunakan.
9. Nyalakan komputer/CNC.
10.
Ketik DIR.
11.
12.
3.3 Pengeplotan
Pengeplotan berfungsi untuk mengetahui apakah gerakan pahat atau
pemotongan sudah sesuai dengan gambar yang direncanakan. Langkah langkah
pengeplotan:
13. Catat waktu mulai
14. Pilih operasi ke manual, tekan H/C
15. Gerakan tool turret keposisi pada pemasangan plotter untuk eksekusi program
16. Pasang tangkai plotter dan atur posisi pena serta kertas
17. Tempelkan atau posisikan plotter pada saat start point
18. Pilih CNC mode, ganti feed menjadi >200
19. Panggil program dari kaset
20. Atur putaran spindle
21. Mulailah eksekusi program dengan plotter, tekan Start
22. Lakukan pengeplotan hingga selesai
23. Catat waktu mulai
24. Konsultasikan hasilnya dengan asisten
PRAKTIKUM NC / CNC
3.4
KELOMPOK 06
Setting pahat pada mesin CNC TU-3A meliputi dua langkah, yaitu setting
manual dan Tool offset
Setting pahat manual : setting ini adalah pemasangan pahat pada rumah alat
potong
Tool offset : pengambilan data kompensasi pahat, setting ini bertujuan untuk
mencari nilai kompensasi pahat terhadap benda kerja dimana nantinya nilai
kompensasi ini juga berfungsi unutk menggeser pahat berikutnya yang akan
dipakai dalam proses permesinan CNC TU-3A
Langkah-langkahnya:
1. Monitor pada posisi Manual mode.
2. Pasang tool pertama pada rumah alat potong, jepit benda kerja pada ragum.
3. Pasang lagi pada axis z sampai diatas permukaan benda kerja, catat z nya
(harga dalam nanti dimasukkan ke blok tool change M06 Z )
4. Tool diganti dan dicatat lagi nilai Z nya.
Setting benda Kerja dilakukan untuk menentukan titik referensi dari permukaan
benda kerja yang akan dikenai proses permesinan.
Langkah-langkahnya:
1. Monitor pada posisi manual mode.
2. Tool adalah tool pertama dalam seluruh proses.
3. Main Spindle Switch di posisi I, Speed diatur.
4. Pahat disentuhkan pada permukaan benda kerja dalam arah x, tekan DEL
lalu masukan radius pahat.
5. Pahat disentuhkan pada permukaan benda kerja dalam arah y, tekan DEL
lalu masukan radius pahat.
6. Pahat disentuhkan pada permukaan benda kerja dalam arah z, tekan DEL.
7. Kembalikan Main Spindle Switch pada posisi 0.
8. Atur Xm, Ym, Zm pada manual mode dengan G92 X,Y,Z dalam
CNC mode.
9. Setting Start Point Tool selesai.
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
3.5
KELOMPOK 06
Dry Run
Proses ini dilakukan untuk melihat apakah gerakan pahat membahayakan atau
tidak. Hal ini dalam artian membahayakan bagi pahat itu sendiri ataupun ragum (pahat
mengenai ragum). Perbedaan dengan plotter disini adalah ketika plotter menggunakan
speed eksekusi dan pen plotter, maka pada dry run menggunakan pahat langsung dan
speednya dirubah.
Langkah-langkahnya:
1. Sebelum dilakukan simulasi program dan parameter telah dibetulkan (nilai F ke
nilai pengeplotan, nilai z ke nilai awal).
2. CNC mode.
3. Kursor ke N00.
4. Benda kerja dilepas dari ragum.
5. Main Spindle Switch pada posisi CNC.
6. Klik tombol START.
7. Waktu dicatat.
3.6
Eksekusi Program
Proses ini dilakukan setelah tahap pengeplotan dan dry run selesai dengan
menaruh pahat di rumah alat potong dan benda kerja diragum. Langkahnya sebagai
berikut :
1. Benda kerja dipasang pada ragum, kemudian Setting start point tool.
2. CNC mode.
3. Kecepatan spindle diatur.
4. Arahkan kursor ke N00.
5.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB IV
4.1
4.2
b. Pahat kantong 6 mm
Pahat kantong 6 mm digunakan untuk mengebor dan membuat alur pada
benda kerja.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
c. Pahat kantong 4 mm
Pahat kantong 4 mm digunakan untuk mengebor dan membuat alur pada
benda kerja.
R = i = 26
j=0
Karena arah gerakan pahat dari titik A ke B sehingga pada saat
menentukan koordinat i dan j pada M99, garis i segaris dengan b, maka
panjang i sama dengan panjang a. a = jari-jari sama dengan 26 mm. Jadi i
= 26 mm dan garis j berimpit dengan b, maka j = 0.
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
= ?
=
31,315970372 = 262 + 262 2.26.26 cos
980,69 = 1352 1352 cos
Cos = 0,2746
= 74,05958289
= ?
= 900
= 90o _ 74,05958289o
= 15,94041711o
i = ?
i = 26 sin
i = 26 sin 15,94041711o
i = 7,14 mm
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
j = ?
j = 26 cos
j = 26 cos 15,94041711o
j = 25 mm
Kecepatan Asutan
Prosedur :
1) Pilih parameter diameter pahat pada diagram
kedalaman
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
T (mm)
F (mm/menit)
40
t1 = 0,6
F1 =100
40
tx = 0,5
Fx = X
40
t2 = 0,3
F2 = 250
Asutan (f)
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
b) Pahat kantong d = 6 mm
= 0,0714 mm/min
= 0,428 mm/min
c) Pahat kantong d = 4 mm
= 0,0714 mm/min
= 0,428 mm/min
2. Kecepatan potong
a. Kecepatan potong teoritis
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Vs (mm/menit)
Putaran
D1=50
144
n1 =900
Dx=40
144
nx = x
D2=30
144
n2 = 1500
Vs (mm/menit)
Putaran
D1=4
25
n1 =2000
d. Untuk facing dengan pahat facing 40 mm, putaran spindle (rpm) = 700
Diameter (mm)
Vs (m/min)
D1 = 12
25
700
Dx = 40
700
D2 = 60
144
700
=
=
=
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
= 94,41 m/min
d = Diameter pahat
n = putaran /menit
a) Pahat facing d = 40 mm
= 87,92 m/min
b) Pahat kantong d = 6 mm
= 13,188 m/min
c) Pahat kantong d = 4 mm
= 8,792 m/min
Putaran spindle (n)
Untuk bahan benda kerja alumunium, kecepatan pemotongan dianjurkan
konstan sehingga nilai putaran spindle (n) actual pahat adalah 700 rpm.
3. Pemboran pahat kantong
Pengeboran dengan pahat kantong 4 mm, bahan alumunium
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Diameter (mm)
Kecepatan Asutan
D1 = 6
Vs1 = 150
d = Diameter pahat
n = putaran /menit
Pahat kantong d = 6 mm
= 13,188 m/min
b.
Prosedur :
1) Pilih diameter pahat grafik berupa sumbu vertical
2) Pilih bahan pahat
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR
SEMESTER GENAP 2012/2013
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
3) Potongkan kedua garis dan tarik garis kebawah maka
didapatkan kecepatan pemotongan
Kecepatan Asutan
D1 = 5
Vs1 = 400
Dx = 4
Vsx = x
D2 = 2,5
Vs2 = 200
=
=
=
1(x 200) = 1,5(400 x)
1x 200 = 600 1,5x
1x + 1,5 x = 600 + 200
2,5x = 800
x
x = 320 m/min
Untuk pahat kantong 4 mm tidak memungkinkan perhitungan
karena keterbatasanya grafik penentuan pemboran yang jauh dibawah
batas aman.
d = Diameter pahat
n = putaran /menit
Pahat kantong d = 4 mm
= 8,792 m/min
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB V
PEMBAHASAN
: 24 jam
Setting pahat
5 menit 20 detik
Plotting
29 menit 08 detik
Dry Run
27 menit 38 detik
Eksekusi
Total
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
Analisa Bentuk
Bentuk benda kerja yang dihasilkan dari praktikum CNC TU-3A, secara
hasil sudah sesuai dengan desain. Namun ada beberapa hal yang
menyebabkan terjadi kesalahan, yaitu:
Secara garis besar bentuk hasil benda kerja setelah proses permesinan
dengan mesin CNC TU 3A sudah sesuai dengan gambar rancangan kerja akan
Penampang
Ukuran Gambar
Ukuran Sebenarnya
A-A
100 mm
102 mm
B-B
50 mm
50,5 mm
D-D
4 mm
4,2 mm
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
G-G
3 mm
3,3 mm
H-H
3 mm
3,1 mm
I-I
6 mm
6,7 mm
J-J
4 mm
4,1 mm
K-K
4 mm
4 mm
L-L
10 mm
10 nmm
Q-Q
4 mm
3,9 mm
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
pahatnya kurang tepat, pahat harus disentuhkan ke ujung benda kerja pada
sumbu Z, akan tetapi penentuan ujung pahat dengan permukaan benda kerja
cukup sulit sehingga penentunaya kurang tepat. Hal ini dapat diatasi dengan
menggunakan dial indicator untuk menentukan kompensasi pahat.
5.3 Analisa Pemilihan Parameter Permesinan (feed, speed, depth of cut, dan
putaran spindle) Terhadap Benda Kerja yang Dibuat
Pada saat eksekusi digunakan, parameter permesinan yang digunakan
berbeda-beda tergantung jenis pahat yang digunakan. Parameter-parameter
terrsebut adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan Asutan
Kecepatan asutan ditentukan berdasarkan pahat yang digunakan. Pada
penggunaan pahat facing 40 mm, dipilih f=50 mm/menit. Sedangkan
penggunaan kantong 6 mm pada saat interpolasi lurs dipilih f=30 mm/menit,
pada saat pengeboran dipilih f=10 mm/menit,dan pahat kantong 4 mm pada
saat interpolasi lurus dipilih f=30 mm/menitpada saat pengeboran dipilih f=10
mm/menit. Pengambilan kecepatan asutan yang lebih kecil pada saat
praktikum dimaksudkan agar benda hasil pengerjaan bisa lebih halus.
Dengan kecepatan asutan yang tinggi, pergerakan pergeseran pahat yang
cepat menyebabkan ada bagian yang tidak termakan sempurna, hal ini yang
mengakibatkan hasil benda kerja yang kasar. Bila asutan rendah maka akan
menghasilkan benda kerja yang halus dikarenakan pergesaran pahat yang
pelan sehingga benda kerja termakan lebih rata.
Perbedaan penggunaan kecepatan asutan antara pahat 40 mm pahat
6dan pahat 4 mm dikarenakan pahat dengan diameter besar lebih cepat
menahan atau lebih kuat jika digunakan nilai f yang lebih besar. Jika pahat
dengan diameter yang kecil kemungkinan akan patah, jika digunakan nilai f
yang besar, kecepatan asutan juga berpengaruh pada lamanya waktu
permesinan. Dimana jika nilai f kecil, maka waktu pengerjaan lebih lama jika
dibandingkan menggunakan nilai f yang besar.
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
mengakibatkan
kerusakan
pahat
maupun
cacat
pada
benda
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 06
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pada proses pengerjaan benda kerja praktikum TU-3A kelompok kami
menggunakan dua jenis pahat, yaitu pahat facing 40 mm dan pahat kantong
4 mm.
2. Parameter permesinan pada saat eksekusi
Depth of cut
: 0,5 mm
Putaran spindle
: 700 rpm
: 50 mm/rev
: 30 mm/rev
: 10 mm/rev
3. Semakin kecil nilai Feed dan semakin besar depth of cut maka waktu yang
digunakan semakin lama.
4. Bila asutan yang dipakai maka putaran spindle yang dipilih tinggi agar dapat
diperoleh pemakanan benda kerja yang halus.
5. Dengan kecepatan pemotongan yang kecil dapat menyebabkan hasil permukaan
pahat benda kerja tersebut termakan.
6. Depth of cut yang kecil akan cepat aus karena beban yang diterima pahat lebih
kecil.
7. Semakin luas bidang kontak antara pahat dengan benda kerja maka semakin
besar arus yang dihasilkan.
6.2 Saran
1. Diperlukan pengamatan yang lebih tinggi terhadap jalannya pahat pada proses
dry run agar tidak terjadi kesalahan terutama pada kedalaman pemakanan
2. Diharapkan laboraturium dapat mengadakan training tantang CAD/CAM diluar
jadwal praktikum.
3. Praktikan seharusnya benar-benar menguasai tentang proses pengoperasian dan
cara pembuatan manuskrip sebelum melakukan praktikum.