Anda di halaman 1dari 17

PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES

PERANCANGAN MESIN PERONTOK PADI

Dosen Pengampu :
Aam Amaningsih Jumhur Ph.D

DISUSUN OLEH :
MUNZIR HAKIM 1502618055
ELDO WAHID ZUFARDI FADNAN 1502618017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beras merupakan komoditas strategis nasional dan dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk
Indonesia. Konsumsi beras terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Oleh
karena itu, produksi padi harus juga meningkat menyesuaikan dengan permintaan akan
kebutuhan padi. Untuk meningkatkan produksi padi salah satunya adalah dengan mempercepat
proses produksi padi. Salah satu proses produksi padi adalah proses perontokan padi. Proses
perontokan padi dilakukan secara manual yaitu dengan cara dibantingkan. Proses secara
manual membutuhkan waktu lama, karena sangat mengandalkan tenaga orang. Seiring dengan
perkembangan teknologi maka dibuat mesin perontok padi. Dengan bantuan mesin proses
perontokan padi bisa lebih cepat.

Mesin perontok padi yang ada di pasaran saat ini memiliki spesifikasi yang besar, sehingga
ukuran dan berat mesin besar juga. Contohnya seperti mesin perontok padi (Power Thresher)
berikut:

Mesin Power Thresher

Sedangkan yang dibutuhkan oleh customer adalah mesin yang mudah untuk dibawa kemana-
mana. Hal ini berdasarkan permintaan dari beberapa petani (kelompok tani kecil) di daerah
Sumedang-Jawa Barat yang membutuhkan mesin perontok padi yang berukuran kecil atau
yang mudah untuk dibawa ke area persawahan yang memiliki akses jalan untuk menuju ke
daerah pertaniannya sulit (area yang dilewati naik turun dan akses jalan kecil berupa pematang
sawah). Permintaan tersebut. diajukan kepada pimpinan CV. Anemato Guna Sadaya yang
berada di daerah Sumedang.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis membuat rancangan mesin perontok padi yang
bisa memecahkan permasalahan tersebut yaitu mesin perontok padi portable. Adapun mesin
perontok padi yang telah dibuat oleh pemerintah yang memiliki spesifikasi yang lebih kecil
dari power thresher di atas, yaitu mesin perontok padi bermotor tipe lipat menggunakan drum
gigi perontok tipe tipping raspbar.

Mesin perontok padi bermoto tipe lipat menggunakan drum gigi perontok tipe tipping raspbar
ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SpesifikasiThresher tipeStripping
Raspbar
1 Dimensi (900×1120×1300) mm
(P×L×T)
2 Penggerak Enjin 2 tak, 2 HP/
6500
rpm
3 Berat termasuk 36 kg
motor
4 Kapasitas kerja 200 kg/ jam (padi)
5 Putaran 300 rpm

drum
Mesin Perontok Padi Bermotor Tipe Lipat Menggunakan Drum (silinder)
Gigi PerontokTipeTipping Raspbar 6 Kontruksi Dapat dilipat
rangka
7 Konsumsi 0,25 liter/jam (Bensin
BBM Campur)
8 Harga Rp 3.500.000,- (tahun
2006)

menemukan beberapa sistem atau bagian yang menurut penulis sendiri dapat dimodifikasi
sehingga kinerja mesin tersebut lebih baik atau lebih optimal dari sebelumnya. Beberapa
spesifikasi yang dapat dioptimalkan lagi adalah sistem rangka, berat mesin dan sistem
transmisi (poros).

1.2 Rumusan Masalah

Seperti telah dijelaskan pada latar belakang penelitian yang akan dilakukan, penulis
tertarik untuk melakukan perancangan ulang mesin perontok padi portable.
3.1 Pertanyaan penelitian berkenaan masalah yang akan dikaji diantaranya :
Bagaimana cara mendapatkan berat rangka mesin yang kokoh dan mudah dibawa kemana-
mana dengan berat yang minimum?
1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perancangan ulang mesin perontok padi portable ini adalah:
1. Kontruksi rangka mesin yang mudah untuk dibawa.
2. Berat mesin total dengan motor bakar terpasang yang lebih ringan dari 36 kg (berat mesin
perontok tipe lipat).
3. Poros-poros transmisi yang lebih optimal.
4. Tidak membahas kekakuan dan getaran mesin akibat penggerak (motor bakar).
5. Kapasitas mesin dan susut cecer padi tidak dibahas.
6. Tidak membahas nilai ekonomis produk.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan mesin perontok padi
portable, yaitu mesin perontok padi yang dapat dibawa kemana-mana dengan mudah dan dapat
dibawa dengan satu orang.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Secara umum metoda pencarian data yang dilakukan ialah :


1) Wawancara dan berdiskusi dengan narasumber terkait.
2) Observasi dan pengamatan langsung.
3) Studi literature.
4) Konsultasi dengan pembimbing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan
Perancangan dan pengembangan produk adalah semua proses yang berhubungan dengan
keberadaan produk yang meliputi segala aktivitas mulai dari identifikasi keinginan konsumen
sampai fabrikasi, penjualan dan pengiriman dari produk (Widodo, 2003).

2.2 Verein Deutscer Ingenieure (VDI)


Verein Deutscer Ingenieure (VDI) atau Asosiasi Insinyur Jerman, telah menghasilkan
beberapa pedoman, termasuk pedoman VDI 2221 yang berisi tentang sistematika pendekatan
ke desain teknis sistem dan produk. Pedoman ini menjukkan sistem pendekatan sistematis
dimana proses desaisebagai bagian penciptaan produk yang dibagi menjadi tahap kerja secara
umum, membuat pendekatan desain transparan, rasional, dan independen dari cabang tertentu
industri (Cross, 1994).

2.3 Verein Deutscer Ingenieure (VDI)


Secara keseluruhan langkah kerja yang terdapat dalam VDI 2221 terdiri dari 7 tahap, yang
dikelompokkan menjadi 4 fase, sebagai berikut (Sutejo, 2012):
1. Penjabaran Tugas
Tahap ini meliputi pengumpulan informasi atau data tentang syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh rancangan alat tersebut beserta batasan-batasannya. Hasil dari tahap ini
berupa syarat-syarat atau spesifikasi.
2. Perancangan Konsep Produk
Tahapan ini berisi pembahasan tentang permasalahan abstraksi, membuat struktur fungsi,
kemudian melakukan pencarian prinsip pemecahan masalah yang cocok dan kombinasi
dari prinsip pemecahan masalah. tersebut (konsep varian). Hasil dari tahap ini berupa
pemecahan dasar atau konsep.
3. Perancangan wujud produk
Sketsa kombinasi prinsip solusi yang telah dibuat merupakan bentuk layout awal,
kemudian dipilih yang memenuhi persyaratan yang sesuai dengan spesifikasi dan baik
menurut kriteria, baik dari aspek teknis maupun ekonomi. Layout awal yang dipilih akan
dikembangkan menjadi layout definitive yang merupakan wujud perancangan yang sesuai
dengan kebutuhan dan harapan.
4. Perancangan rinci
Tahapan ini merupakan tahap akhir dalam perancangan. Hasil perancangan detail
berupa dokumen yang meliputi gambar mesin, detail gambar mesin, daftar komponen,
spesifikasi bahan, sistem pengoperasian, toleransi dan dokumen lainnya yang merupakan
satu kesatuan.

2.4 Pengertian Bill of Material


Menurut (Cahyono, 2017), Bill of material adalah Keterangan suatu bahan komponen yang
meliputi suatu parts, subassemblies serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu.
BAB III

PROSES PERANCANGAN

3.1 Metodologi Perancangan

Metodologi yang digunakan untuk perancangang portable bridge adalah VDI 2221. Pada
metodologi ini terdapat empat tahapan utama untuk menyelesaikan suatu rancangang yaitu
tahap merencana, mengkonsep, merancang, dan menyelesaikan.

3.2 Tahap Merencana

Mengidentifikasi masalah yaitu, faktor sulitnya medan yang dilalui petani menuju ke
tempat panen menyebabkan sulitnya membawa mesin perontok padi langsung ke tempat
panen. Sehingga mendorong CV. Anemato Guna Sadaya untuk membuat mesin perontok
padi yang berukuran kecil dan tidak memiliki berat yang besar atau bisa disebut mesin
perontok padi portable.

Adapun mesin perontok padi yang dapat dibawa kemana-mana yang telah ada, yaitu
mesin perontok padi bermotor tipe lipat menggunakan drum gigi perontok tipe tipping.
raspbar. Namun pada mesin ini memiliki kekurangan yaitu:
a. Rangka mesin yang kurang kokoh, sehingga dapat menyebabkan getaran yang besar.
b. Untuk membawa mesinnya suit, karena tidak disediakan bagian untuk mengangkat.
c. Poros transmisi tidak kuat. Mengumpulkan data-data dari sumber terkait baik
dari hasil studi pustaka atau pun wawancara.

3.3 Tahap Mengkonsep

Proses pertama dalam tahap mengkonsep adalah membuat daftar tuntutan sebagai
acuan pembuatan rancangan. Selanjutnya menentukan fungsi menyeluruh dari mesin
perontok padi portable dengan metode black box yang nantinya akan menghasilkan struktur
pada masing-masing fungsi bagian rancangan.
Berikut adalah daftar tuntutan yang harus dipenuhi pada proses perancangan:
No Daftar Tuntutan Keterangan
1 Tuntutan Utama
A Penggerak Motor Bakar
B Panjang Silinder 400 mm
Perontok
2 Tuntutan ke-2
A Dimensi Mesin ≤ 900×1120×1300 mm
B Berat Mesin < 36 kg
Termasuk Motor
C Kapasitas Kerja > 100 kg/jam
3 Keinginan
A Mudah Dalam Pengoperasian mesin
Pengoprasian dapat dilakukan oleh
perempuan atau laki-laki
(2 orang)
B Mudah Dibawa Tidak menyulitkan
pembawa meski medan
yang dilalui cukup
rumit/ terjal, dapat
dibawa oleh 1 orang.
C Maintenance Bongkar-pasang
Mudah komponen mesin
mudah, tidak
memerlukan alat khusus.

tentang isi black box untuk perancangan mesin perontok padi portable.

Konsep Black Box

Setelah black box terdefinisi kemudian dibuat struktur fungsi bagian. Struktur fungsi
bagian dibuat pada rancangan mesin perontok padi portable.

MESIN PERONTOK PADI PORTABLE

SUB FUNGSISUB FUNGSISUB FUNGSISUB FUNGSI


RANGKAPENGGERAKTRANSMISIPERONTOK

Diagram Penguraian Fungsi

Setelah proses pembuatan alternatif dari masing-masing fungsi bagian dan


menghasilkan beberapa konsep dari rancangan mesin perontok padi portable maka
didapatkanlah konsep terpilih melalui proses pemilihan konsep berdasarkan VDI 2221.
Berikut merupakan konsep terpilih untuk rancangan mesin perontok padi portable.
Alternatif Konsep yang Terpilih

Alternatif fungsi keseluruhan 3, rangka mesin dibuat dari besi profil dengan sambungan
(pengikatan) menggunakan las sehingga rigiditas tinggi tetapi rangka agak berat. Fungsi
pemutar menggunakan engine 2 tak. Fungsi transmisi menggunakan puli dan sabuk. Fungsi
perontok menggunakan perontok silinder tipe terbuka.

3.4 Perhitungan Rancangan


1. Dimensi Silinder Perontok
Perontok padi yang dirancang ini merupakan perontok padi tipe mesin dengan cara
pengumpanan menggunakan sistem hold- on, dimana pada proses perontokannya padi masih
dipegag oleh tangan operatornya. Ukuran silinder perontok ini mempengaruhi besarnya
kapasitas perontokan dari alat perontok ini. Untuk menentukan besarnya diameter silinder
perontok, maka digunakan pendekatan rumus sebagai berikut:

𝜔 = 2𝜋. 𝑛
𝑣 = 𝜔. 𝑟
𝑣 = 2𝜋. 𝑛. 𝑟
𝑟= 𝑣
2𝜋. 𝑁

Dimana kecepatan linier dari silinder perontok adalah 10-20 m/detik untuk alat perontok
padi yang digerakkan dengan tenaga motor. Kecepatan linier yang terlalu besar akan
mengakibatkan presentase keretakan gabah meningkat karena efek pemukulan terhadap
butiran gabah keras. Untuk menghindari hal tersebut, kecepatan linier pada ujung silinder
perontok diperkecil yaitu 5-8 m/detik, sedangkan kecepatan putarannya 350 rpm untuk tipe
pedal dan untuk pemutar menggunakan motor adalah 550-600 rpm (Araulo et.al, 1976).
Besarnya diameter silinder = 255 mm dengan panjang 400 mm.
Gaya pada masing-masing gigi perontok yaitu gaya total dibagi jumlah gigi. Didapat gaya
sebesar 12,6 N. Maka dimensi gigi perontok dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
Keterangan:
l = panjang sisir perontok
= 50 mm

FG = pengganti gaya merata pada gigi perontok


= 12,6 N

Bahan gigi perontok menggunakan besi St.37 yang memiliki Re = 240 N/mm2. Makan
diameter gigi perontok adalah:

maka diambil diameter gigi perontok yaitu 5 mm.

3.5 Daya yang Dibutuhkan Untuk Memutarkan Silinder Perontok

Diketahui:
- FG = 12,6 N
- r = 127.5 mm
- nout = 600 rpm
Jumlah gigi yang bekerja adalah 15 buah, jadi gaya perontokannya dikalikan 15.
Torsi yang terjadi:
𝑇 = 15𝐹𝐺 × 𝑟 = 24097,5 𝑁𝑚𝑚 ≈ 24,0975 𝑁𝑚
Daya yang dibutuhkan:

𝑇 × 𝑛𝑜𝑢𝑡
𝑃=

1,5 𝑘𝑊 = 9550

Motor yang dipakai Honda GXH50 dengan daya 1,6 kW dan putaran 4200-7000rpm.

3.6 Perhitungan Elemen Transmisi (Sabuk dan Puli)

Daya motor (Pm)= 1,6 kW;


Faktor Kerja (KA) = 1,5 (dari buku rollof/matek TB 3-5);
Nin = 4200 rpm
nout = 600 rpm
𝑛𝑖𝑛
Rasio total: 𝑖𝑡𝑜𝑡𝑎= =7

𝑛𝑜𝑢𝑡

3.7 Poros Transmisi


Poros-poros transmisi dicari diameter rencananya kemudian dikontrol pada potongan
kritisnya. Jika aman maka dilakukan validasi dengan menggunakan software FEM (Finite
Element Method).
3.8 Analisis Kekuatan Rangka dengan Software
Hasil dari analisis software adalah sebagai berikut:

1) Tegangan yang terjadi pada rangka


Pada kontruksi rangka seperti di atas terjadi tegangan maksimal sebesar 238,43 N/mm2.
Dimana batas tegangan harus leb

kecil dari Re material rangka yaitu 240 N/mm2 (bahan st.37). Maka berdasarkan hasil
analisis kontruksi rangka terhadap tegangan yang terjadi adalah aman.
2) Factor of safety statis rangka

Pada kontruksi rangka seperti di atas memiliki factor of safety statis terkecil sebesar
1,94. Dimana batas minimal factor of safety adalah 1,5 (berdasarkan rollof/matek, 2007).
Maka berdasarkan hasil analisis kontruksi rangka terhadap factor of safety yang terjadi adalah
aman.
MODEL BOM (BILL OF MATERIAL MESIN PERONTOK PADI
KONSEP VDI 2221)
Pembuatan tools standarisasi Bill Of Material (BOM) Table :

No. Nama Komponen Jumlah Unit Bahan Dimensi Keterangan


Komponen
1.1 Motor bensin 1 Alumuniu Beli
Honda GXH50 m dan Besi
1.2 Dinding Penutup 1 Plat Baja Tebal 1,5 mm Beli
1.3 Rangka 1 Besi 500 mm x 800 Buat
mm x 900mm
1.1.1 Pulley 4 Alumuniu 10mm x 5 mm Beli
m
1.1.2 Bearing 5 Baja 26mm x 10mm Beli
1.1.3 Poros 2 Besi 6000mm x 10mm Beli
1.1.4 V-belt 2 Karet 700mm x 735mm Beli
1.2.1 Bagian Perontok 1 Besi St.37 Ø Silinder Buat
255mm x Panjang
400mm

 Keteragan : Buat = Estimasi biaya lebih murah dari pada membeli dari luar
Beli = Estimasi biaya lebih murah beli dari luar dari pada buat sendi
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan ulang yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mesin
perontok padi portable memiliki berat total dan dimensi yang lebih kecil dari pada mesin
perontok padi yang telah ada sebelumnya. Mesin perontok padi portable yang dirancang
ulang memiliki berat total termasuk motor bakar sebesar 32,27 kg dengan kapasitas kerja
206 kg/jam.
Mesin perontok padi portable yang dirancang kontruksi rangka dibuat dengan
tambahan penggendong sehingga dapat dengan mudah dibawa oleh satu orang ke area
persawahan yang memiliki akses jalan sempit dan curam (pematang sawah).

4.2 Saran
Dari analisis yang kami lakukan. Kami memberikan saran berupa hal-hal yang dapat
dilakukan seperti : melakukan suatu percobaan dengan analisis uji stress terhadap barang
dan produk yang kami buat melalui aplikasi seperti inventor dan aplikasi pengujian lainnya.
Serta membuat suatu produk yang kami rancang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari dan berguna bagi seseorang yang bermata pencarian sebagai petani.
Dan saran dari kami adalah produk yang kami rancang dapat dikembangkan lebih
jauh sesuai inovasi menurut pengetahuan dan pengalaman dalam bidang Teknik mesin
sehingga dapat bermunculan ide-ide mengenai produk yang kami buat agar dipakai sesuai
kebutuhan sehari-hari dan dapat di kaji ulang sesuai dengan prosedur yang ada dengan
kaidah dan ketentuan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Wittel, H., Muhs, D., Jannasch, D., Voiek, J., 2007. Roloff/Matek Maschinen- elemente:
Normung, Berechnung, Gestaltung 21. Auflage. Springer Vieweg. Deutschland.

[2] Hakim, A R., 2005, Kekuatan Bahan Dasar, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung,
Bandung.
[3] Ruswandi, Ayi, 2004, Metode Perancangan I, Bandung : Politeknik Manufaktur Bandung.
[4] Schmidtke, Heinz und Iwona Jastrzebska- Fraczek, 2013, Ergonomie Daten zur
Systemgestaltung und
Begriffsbestimmungen, Carl Hanser Verlag, München.

[5] Araulo, E. V., D. B. D. Padua dan M. Graham. 1976. Rice Post Harvest Technology.
International Development Research Center. Ottawa, Canada.

[6] Sularso, Kiyoktsu Suga. 2008. Dasar Perencaanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya Paramita
[7] Koes, Sulistiadji. 2007. Buku Alat dan Mesin (Alsin) Panen dan Perontok Padi di Indonesia.
Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian.
[8] Hanafie, Ahmad dan Saripuddin M, Muh. Fadhli, Oktober 2011, Perancangan mesin perontok
padi (combine harverter) Yang ergonomis dengan pendekatan antropometri, Jurnal
ILTEK,Volume 6, Nomor 12.
[9] Sulistiadjie, Koes, Rosmeika dan Andri Gunanto, Oktober 2008, Rancang Bangun Mesin
Perontok Padi Tipe Lipat Menggunakan Drum Gigi Perontok Tipe Stripping Respbar, Volume
6, No. 2,

[10] Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2006. Perontok Padi Model Lipat
Mengurangi Susut Panen Padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 28
No. 3 tahun 2006.

[11] Deptan. 2008. Perontok Padi untuk Varietas Unggul Tipe Baru Fatmawati.
www.deptan.go.id (Juni 2014)

Anda mungkin juga menyukai