Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KERJA BENGKEL MAINTENANCE

"GEOMETRI"

Nama :
TRI SUCI MARSHALINA PUTRI

1201013014

3D MAINTENANCE

INSTRUKTUR : DARMAN DAPERSAL DINAR ST,.MT

POLITEKNIK NEGERI PADANG

JURUSAN TEKNIK MESIN

2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, dan
shalawat beriringan salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW, Karena
beliaulah yang telah memabawa kita dari alam jahiliah menuju alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Penulis mengucapakan terima kasih kepada instruktur Bapak Hendri Candra


Mayana,.ST. MT, yang telah membimbing penulis selama melakukan praktikum
Geometri. Dan kepada teman-teman yang telah membantu penulis selama praktikum
sampai dengan diselesaikannya laporan ini, juga kepada teknisi dan kepada kedua
orang tua yang senantiasa memberikan dukungan baik secara morol maupun materil
kepada penulis.

Penulis menyadari, bahwa dalam peyusunan laporan ini masih banyak


terdapat kekurangan maupun kesalahan, oleh karena itu penulis sangat
mengaharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk
kesempuranaan laporan ini dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penulis pada khusunya

Padang, 9 Desember 2020

Penul
is

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dizaman era globalisasi ini persaingan didunia industri sangatlah ketat,
sehingga menuntut kita untuk manjadi individu yang berkompeten. Politeknik Negeri
Padang merupakan salah satu wadah yang memiliki tujuan untuk mendidik
mahasiswa menuju hal tersebut. Dalam prosesnya Politeknik menyediakan aplikasi
aplikasi yang membantu meningkatkan keterampilan para mahasiswa , salah satunya
adalah praktikum labor Maintenance.

Salah satu praktikum dilabor maintenance adalah Geometri. Didalam praktek


ini, mahasiswa dibimbing untuk melakukan pengujian maupun pengukuran pada
mesin bubut, mesin bor serta bantalan atau bearing. Praktek ini dilakukan untuk
mengetahui kelayakan suatu mesin untuk digunakan.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan melaksanakan praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui kondisi mesin
2. Untuk mengetahui kelurusan suatu mesin
3. Untuk mengetahui Kedataran (pondasi) suatu mesin
4. Untuk mengetahui keausan yang terjadi pada bantalan
5. Untuk mengetahui kelayakan bantalan untuk digunakan
BAB II

TEORI DASAR

2.1 MESIN BUBUT

2.1.1 Pengertian Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi  sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda.
Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan
ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai
dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan
jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik
ke ulir inci.
2.1.2 Prinsip kerja mesin bubut

poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa


sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros
ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

2.1.3 Bagian-bagian mesin bubut

Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap
terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel.
Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak
sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat.
Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar
pulley melalui sabuk.

2.1.4 Jenis-jenis Mesin Bubut

1. Mesin Bubut Universal


2. Mesin Bubut Khusus
3. Mesin Bubut Konvensional
4. Mesin Bubut dengan Komputer (cnc)

Mesin perpaduan antara servo motor dan mekanis ini segera digantikan
dengan system analog dan kemudian computer digital, menciptakan mesin perkakas
modern yang disebut mesin cnc(computer numerical control) yang kemudian hari
telah berevolusi proses desain. Saat ini mesin cnc mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan program CAD.mesin-mesin cnc dibangun untuk menjawab tantangan di
dunia manufaktur modern.dengan mesin cnc, ketelitian suatu produk dapat dijamin
hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan produk missal dengan hasil yang sama persis dan
waktu permesinan yang cepat.
2.2 Mesin Bor

2.2.1 Pengertian Mesin bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong
yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk
bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut
BOR.

2.2.2 Jenis-jenis Mesin Bor

1.Mesin bor meja

Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini
digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai
dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik
diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang
sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan
roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat
pengeboran.
2. Mesin bor tangan (pistol)

Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan


menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya
digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam. Khusus Mesin bor ini
selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk mengencangkan
baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu kanan dan kiri. Mesin
bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga fungsinya masing-
masing.

3. Mesin bor Radial

Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang
besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah
terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin.. Pada mesin ini benda
kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda kerja, poros
utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik turun melalui
perputaran batang berulir.
4. Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)

Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih besar,
dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis naik
turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan naik turun sesuai
kebutuhan. Meja dapat diputar 3600 , mejanya diikat bersama sumbu berulir pada
batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan menggerakkan
engkol.

5.Mesin bor koordinat

Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor yang lainnya.
Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor
koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat
dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang
tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja
kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang dengan
bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat
diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.
6.Mesin bor lantai

Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai
disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang
mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang
untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.

7.Mesin bor berporos (mesin bor gang)

Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah meja
dengan empat spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi
sekaligus, sehingga lebih cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel
dengan sebuah kepala penggerak.
2.2.3 Bagian-bagian Mesin Bor

1.Base (Dudukan )

Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat
karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.

2.Column (Tiang)

Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur
atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.

3.Table (Meja)

Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian pekerjaan
yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung
yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar
3600 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table
clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk
menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.

4.Drill (Mata Bor)

Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling
sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran
serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut
sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah diameter
bor. Bidang–bidang potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk
garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.

5.Spindle

Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang /


mencekam mata bor.

6.Spindle head

Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan
sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya.

7.Drill Feed Handle


Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda
kerja ( memakankan)

8.Kelistrikan

Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung , fuse / sekring, lampu indicator, saklar
on / off dan saklar pengatur kecepatan.

2.2.4 Pengerjaan Pengeboran

Jenis cutting tool (mata bor) yang digunakan dalam proses pengeboran antara
lain:

1.Drilling

Proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja yang
solid.

2.Step drill

Proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan diameter bertingkat.

3.Reaming

Reaming adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada
sebelumnya.

4.Boring

Proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik pahat.
Boring lebih disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau keselarasan
dan dapat menghasilkan lubang yang halus..

5.Counter Bore

Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan.


Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan
kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut

6.Countersink (bor benam)

Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang untuk


mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut 60 °, 82 °, 90 °, 100 °, 110 °, 120 °
7.Tapping

Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik
oleh tangan atau oleh mesin.

2.2.5 Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran

1.Pemasangan Benda Kerja

a. Jika menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan mendatar dengan
ukuran benda tebalnya lebih pendek dari ukuran tinggi mulut ragum, dibagian bawah
benda kerja ditahan denagan bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum
tidak turut bergerak, ragum diikat denagan menggunakan mur baut pada meja bor.

b. Jika tidak menggunakan ragum, benda kerja diikat pada meja bor dengan
menggunakan dua buah mur baut, dua buah penjepit bentuk U dengan dua balok
penahan yang sesuai.

c. Untuk mengebor logam batang berbentuk bulat, benda kerja diletakan pada
sebuah balok V dan dijepit dengan batang pengikat khusus, kemudian ditahan dengan
menggunakan balok yang sesuai dan diikat oleh mur baut pada meja mesin bor.

d. Untuk benda kerja yang akan dibor tembus, benda kerja dijepit dengan
menggunakan batang, penjepit khusus, balok penahan yang sesuai tingginya dan
diikat dengan mur baut pengikat agar tidak merusak ragum.

2.Pemasangan Mata Bor pada chuck

a. Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan pada lubang sumbu
mesin bor, tidak boleh menggunakn pemegang bor. Dengan demikian, lubang alur
menerima ujung taper dan lubang taper diimbangi oleh selubang yang distandarisasi
(dinormalisasikan). Ujung taper tidak digunakan untuk memegang tapi untuk
mempermudah dilepas dari selumbung dengan menggunakan soket. Sebelum melepas
bor, sepotong kayu harus diletakan dibawahnya, sehingga mata bor tidak akan rusak
pada saat jatuh.

b. Bor dengan tangkai selinder diguanakan “ Pemegang bor berkonsentrasi


sendiri” dengan dua atau tiga rahang. Bor harus dimasukan sedalam mungkin
sehinggan tidak selip pada saat berputar. Permukaan bagiaan dalam pemegang
berhubungan dengan tangakai mata bor, sehingga menghasilkan putaran bor.

c. Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang/ penjepit bor otomatis
(universal), dimana bila diputar kuncinya, maka mulutnya akan membuka atau
menjepit dengan sendirinya (otomatis).
d. Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung pangurang yang dibuat
sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan, sehingga terdapat bermacam-macam ukuran.

e. Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor dengan baik dan
akan menghasilkan tatal yang sama tebal dengan yang keluar melalui kedua belah
alur spiral bor. Untuk bahan memerlukan pendinginan, dipergunakan cerek khusus
tempat bahan pendingin.

3.Atur posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah vertical cukup
memutar handle, untuk gerak putar mejanya cukup membuka pengunci di bawah
meja dan di sesuaikan, setelah itu jangan lupa mengunci semua pengunci.

4.Tancapkan steker mesin ke stop kontak sumber listrik, kemudian tekan sakelar on
(pada saat ini spindle sudah berputar). Atur kecepatan yang sesuai dengan benda
kerja.

5.Untuk pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle sehingga mata bor
turun dan memakan benda kerja.

6.Gunakan cairan pendingin bila perlu

7.Setelah selesai, tekan sakelar off untuk mematikan mesin

8.Untuk Mesin bor tangan / pistol sakelar khusus untuk pilhan putaran ke kanan dan
ke kiri.

2.2.6 Perawatan Mesin

Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan


perawatan yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal ini juga diperlukan
untuk mesin bor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Pelumasan secara rutin untuk menghilangkan panas dan gesekan.

2. Mesin harus dibersihkan setelah digunakan

3. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas.

4. T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.

5. Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat

6. Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai operasi.
7. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran

8. Hindari pakaian longgar

9. Perlindungan khusus untuk mata

2.3 Bantalan ( Bearing )

2.3.1 Prinsip Kerja Bantalan


Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling
bergeseran maka akan timbul gesekan , panas dan keausan . Untuk itu pada kedua
benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan , panas dan keausan serta
untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung
antara dua benda tersebut dapat dihindarai.

2.3.2 Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1)  Berdasarkan konstruksinya bantalan luncur dibedakan menjadi:


a. Bantalan luncur radial
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar.
Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol

b. Bantalan luncur aksial


Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama
pada saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan.
Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros
jurnal bagian paling tengah.

c. Bantalan gelinding / roll


Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yanmg terpisah / terbagi
sehingga pemasangan / pelepasannya dengan jalan membagi poros engkol terlebih
dahulu. Bantalan roll ini banyak digunakan pada motor-motor 2 tak .
Konstruksi bantalan ini disesuaikan dengan beban yang diterimanya yaitu :
a. Bantalan gelinding aksial ( mengatasi gaya aksial )
b. Bantalan gelinding Radial ( mengatasi gaya radial )
c. Bantalan gelinding kontak sudut ( mengatasi gaya aksial dan radial )
2) Menurut bentuk dan letaknya bagian poros yang ditumpu bantalan yaitu
bagian yang disebut jurnal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bantalan Radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder, elips.
b. Bantalan Aksial, yang dapat berbentuk bola, kerah, michel.
c. Bantalan Khusus, yang berbentuk bola.

2.3.3 Bahan Bantalan luncur


Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Mempunyai kekuatan yang cukup (tahan beban dan kelelahan)
b. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar
c. Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros
d. Sangat tahan karat
e. Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil
f. Murah harganya
g. Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur
1. Bahan-bahan untuk bantalan umum
a. Paduan tembaga, termasuk dalam golongan ini adalah perunggu, perunggu
fosfor, dan 
perunggu timah hitam.
b. Logam putih, termasuk dalam golongan ini adalah logam putih berdasar Sn
(yang disebut logam babit) dan logam putih berdasar Pb.
2. Bahan untuk bantalan tanpa pelumasan
Bahan ini mengandung pelumas di dalamnya sehingga dapat dipakaii sebagai
bantalan yang melumasi sendiri. Bantalan semacam ini dipakai bila tidak
memungkinkan perawatan secara biasa, yaitu:
a. Jika letak bantalan tidak memungkinkan pemberian pelumas dariluar
b. Jika bantalan mempunyai gerakan bolak-balik sehingga kemungkinan
terbentuknya lapisan
minyak sangat kecil
c. Untuk alat-alat kimia atau pengolahan air
d.Untuk kondisi khusus seperti beban besar, temperatur tinggi, temperatur rendah
atau keadaan hampa.
3. Bantalan luncur hidostatik
Bantalan semacam ini dipakai sebagai bantalan utama pada mesin perkakas
presisi tinggi, misalnya pada meja putar bubut vertikal besar. Bahan bantalan dapat
berupa minyak atau udara. Dalam hal ini, minyak atau udara dialirkan dengan
tekanan ke dalam celah bantalan untuk mengangkat beban dan menghindari keausan
ataupenempelan pada mesin berputar

4. Bahan bantalan khusus


a. Bantalan Kayu, dipakai dalam mesin pengolahan makanan.
b. Bantalan Karet, dicampur dengan air sebagai pelumas, Bantalan karet
mempunyai koefisien gesek yang rendah. Bantalan karet juga dapat meredam bunyi
dan getaran.
c. Bantalan Grafit Karbon, merupakan bahan yang sepenuhnya dapat melumasi
sendiri dan bekerja pada temperatur tinggi.penambahan serbuk babit, perak, atau
tembaga dapat  memperbaiki sifatnya yang susah bereaksi sebagai bantalan.
d.Bantalan Permata, dipakai pada alat-alat ukur. Merupakan bantalan dari batu akik
seperti delima (ruby), dan batu nilam (sapphire).

2.3.4 Cara Pelumasan Untuk bantalan Luncur


Dalam pemilihan cara pelumasan sangat perlu diperhatikan kontruksi, kondisi
kerja dan letak bantalan. Tempat pelumasan dan lokasi, bentuk serta kekasaran alur
minyak, juga merupakan faktor-faktor penting. Jadi pelumasan harus direncanakan
atas dasar pengalaman.

a. Pelumasan Tangan
Cara ini cocok digunakan untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja
yang tidak terus-menerus.
b. Pelumasan Tetes
Cara ini cocok digunakan untuk beban ringan dan sedang.
c. Pelumasan Sumbu
Cara ini menggunakan sebuah sumbu yang dicelupkan dalam mangkok
minyak sehingga minyak terisap oleh sumbu tersebut.
d. Pelumasan Percik
Cara ini digunakan untuk melumasi torak dan silinder motor bakar torak yang
berputaran tinggi.
e. Pelumasan Cincin
Pelumasan ini dipakai seperti pada pelumasan tetes, caranya yakni dengan
menggunakan sebuah sumbu yang dicelupkan dalam mangkok minyak sehingga
minya terserap oleh sumbu tersebut.
f. Pelumasan Pompa
Pelumasan pompa cocok digunakan untuk keadaan kerja dengan kecepatan
tinggi dan beban besar.di sini pompa digunakan untuk mengalirkan minyak ke dalam
bantalan yang sulit letaknya seperti bantalan utama motor yang berputaran tinggi.
g. Pelumasan Gravitasi
Pelumasan ini grafitasi dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi,carany yaki
dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan, minyak dialirkan oleh gaya
beratnya.
h. Pelumasan Celup
Sebagian bantalan dicelupkan dalam minyak. Cara ini cocok untuk bantalan
dengan poros tegak seperti pada turbin air.

2.4 RODA GIGI

2.4.1 Apa Itu Roda Gigi

Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran). daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi
antara penggerak dengan yang digerakan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi
digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah putaran, atau untuk merubah
gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.

2.4.2 Prinsi Roda Gigi

Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan


gerak.Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, putar dan daya dapat
berlangsung dengan baik.

Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran
singgung sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau
lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi
berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang roda gigi
maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan
(disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat
berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat
semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin
terjadinya kontak gigi dengan baik.

2.4.3 Klasifikasi Roda Gigi

Selain diklasifikasikan berdasarkan posisi sumbu. Jenis-jenis Roda gigi dapat


dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur bentuk gigi sena berdasarkan bentuk
serta fungsi konstruksinya.

1. Roda Gigi Lurus

Adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus cengan kondisi
penggunaan untuk sumbu sejajar. Pada konstmksi berpasangan , penggunaannya
terdapat dalara tiga keadaa, yaitu :

a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)

b. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)

c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi
general mekanik yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang.
Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka Internal Gear memilikitingkat kesuliian
pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam menentukan ketepatan pemasangan
sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion Gear, mempunyai kekhususan dalam
penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak putar ke gerak lurus atau sebaliknya,
sedangkan pada Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada
gigi-giginya mempunyai distribusi beban yang paling sederhana, yaitu gaya Normal
yang terurai menjadi gaya keliling (gaya targensial) dan gaya Radial.
2.    Roda Gigi Miring

Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi sumbu
yang sejajar, Roda Gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan sumbu
bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan kontak yang
terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran, sehingga
pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya berlangsung lebih halus. Sifat
ini sangat baik untuk penggunaan pada putaran tinggi dan beban besar.

  (Perhatikan posisi sumbu putar pada gambar Roda gigi diatas.)

Selain itu, dengan adanya sudut kemiringan (...) juga mengakibatkan terjadinya gaya
aksial yang hams di tahan oleh tumpuan bantalan pada porosnya. Sistim pelumasan
harus diperhatikan dengan cermat untuk meningkatkan umur pakai dari gigi yang
saling bergesekan.

Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk menetralisir gaya
aksial yang terjadi, dibuat roda gigi miring atau lebig populer disebut Roda
gigi"Herring bone", yaitu dengan dibuat dua alur profil gigi dengan posisi sudut
kemiringan saling berlawanan.

Roda gigi Herring bone dapat dibuat dalam lisa macam, yaitu :

a. Herring bone dengan gigi V setangkup


b. Herring bone dengan gigi V bersilang       -

c. Herring bone dengan gigi V berpotongan tengah

3.    Roda Gigi Payung

Roda Gigi Payung sering disebut juga Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan posisi
sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90@. Khusus jenis Roda
gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Pada pemasangan Roda gigi
payung umumnya salah satu dipasang dengan kanstruksi tumpuan melayang,
terutama pada Roda gigi penggerak. Dari bentuk serta arah alur giginya, terdapat
beberapa jenis Roda gigi payung, diantaranya :

1.   Roda Gigi Payung Gigi Lurus

               
   
Untuk jenis ini mempunyai konstruksi yang sederhana dibandins jenis roda gigi
payung laiimya. Pembuatannya relatip mudah dan penggunaannya   untuk konstruksi
umum yang sederhana sampai sedang, baik dalam menerima beban maupun putaran.

2.   Roda Gigi Payung Gigi Miring.

Disebut juga Spiral bevel gear. Perbendaan antara Bentuk gigi lurus dengan bentuk
gigi miring pada Roda Gigi payung ini, kurang lebih seperti perbedaan yang terdapat
pada Roda gigi lurus dengan Roda gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya
kemiringan tersebut akan meningkan kemampuan    menerima    beban, mengurangi
kebisingan sehingga dapat digunakan pada putaran yang lebih tinggi dibanding
dengan Roda Gigi payung gigi lurus pada ukuran geometris yang sama.

  .3.   Roda Gigi Payung Zerol.


Bentuk gigi berupa lengkung spiral dengan sudut spiral nol derajat, sehingga secara
sepintas tampak seperti Roda gigi lurus dengan gigi melengkung. Kemampuan Roda
Gigi Payung Zerol ini kurang lebih sama seperti Roda Gigi payung gigi miring
(Spiral), hanya pembuatannya lebih sulit dan bekerja lebih tenang serta tahan lama.

4.   Roda Gigi Payung Hypoid.

Jenis Roda Gigi payung ini lebih populer digu- nakan pada, kendaraan bermotor saja,
tapi untuk konstruksi general, mekanik yang memerlukan putaran tinggi serta beban
besar yang dinamis dapat menggunakan jenis Roda gigi payung ini. Bentuk alur
giginya berupa lengkung hypoid, sehingga posisi sumbu tidak tegak lurus
berpotongan, tetapi bersilangan, sehingga akan memudahkan pemasangan tumpuan
bantalan pada kedua Roda giginya.

5.   Roda Gigi Cacing.


               

Roda gigi cacing di gunakan untuk posisi sumbu bersilangan dan


pengtransmisian putaran selalu berupa reduksi.Pada sepasang roda gigi cacing terdiri
dari batang cacing yang selalu sebagai penggerak dan Roda gigi cacing sebagai
pengikut.Bahan batang cacing umumnya lebih kuat dari pada roda cacingnya,selain
itu batang cacing umumnya di buat berupa kontruksi terpadu,dimana bentuk alur
cacingnya berupa spiral.

seperti ulir dengan penampang profil gigi seperti jenis Roda gigi lainnya. Selain
sebagai sistim transmisi saja. Roda Gigi cacmg soring juga difungsikan sebagai
pengunci transmisi, misalnya pada peralatan angkat. Dari bentuk konstruksi
berpasangan terdapat dua jenis konstruksi Roda cacing, yaitu :

1. Roda Gigi Cacing Silmdrik.

2. Roda Gigi Cacing Glogoid (Cone-drive).

Perbedaan dan kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk
profil gigi mempunyai kurva yang tetap sama, sehingga dalam penggunaannva dapat
salmg bervariasi antara Batang Cacing dengan Roda Cacingnya
Pada Roda gigi cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda Cacing
berupa siUnder sedang pada jenis glogoid, baik batang maupun Roda Cacingnya
saling mengikuti bentuk pasangannya.

a. Pasangan Roda caring dengan batang cacing silindrik.

b. Pasangan Roda cacing silindrik dengan batang cacing Glogoid.

c. Pasangan Roda dan Batang cacing Glogoid.

Konstruksi batang cacing pada umumnya dibuat terpadu, tetapi untuk ukuran. besar
dapat saja batang cacing dibuat berupa pasangan dengan poros.

Batang Cacing duduk pada poros dengan di bantu elemen pengikat. Sedangkan Roda
Cacing urnumnya dibuat berupa.
Bahan untuk Roda gigi^cing dengan batang cacing, disyaratkan vang mempunyai
koefesien gesek yang kecil sekali, karena pada pengtranmisiannya, banyak terjadi
gesekan. Umumnya bahan batang cacing lebih keras dari Roda Cacing, hal ini untuk
memudahkan dalam pembuatan keamanan terhadap beban. Sedangkan elemen
transmisi putar, pasangan Roda cacing selalu digunakan sebagai Roda gigi pengurang
(Reduksi Gear). Rasio putaran (i) dari i = 5 sampai dengan sekitar i = 50-60 . Denoan
konstruksi yang lebih baik dapat dicapai i = 100. Jumlah gigi pada batang cacing
dapat dibuat majemuk (lebih dari satu eigi) yang dibuat seperti ulir majemuk

2.5 KESELAMATAN KERJA

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan demi keselamatan kerja pada saat
melakukan praktek, sebagai berikut :

1. Bacalah do’a sebelum melakukan praktek


2. Gunakanlah alat pelindung diri yang dapat mencegah kecelakaan kerja
3. Gunakanlah peralatan sesuai dengan prosedur penggunaannya
4. Jangan saling bercanda pada saat melakukan praktek
5. Pastikan lingkungan aman dari hal-hal yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja.
BAB III

LANGKAH KERJA

3.1 Persiapan

a. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan


b. Lakukan pengamatan pada mesin yang akan diperiksa
c. Periksa alat ukur yang akan digunakan
d. Persiapkan catatan untuk mencatat hasil pengukuran
e. Tes alat ukur untuk memastikan kelayakan alat ukur

3.2 Pengukuran

a. Mesin Bubut

1. Mengukur kedataran mesin bubut (pondasi) dengan menggunakan waterpass


2. Lihat air yang ada pada waterpass untuk menentukan kedatarannya
3. Catat hasil pengukuran sebagai catatan praktek
4. Ukur kelurusan dari mesin bubut
5. Periksa kelurusan antara centre dengan chuck
6. Periksa putaran chuck dengan menggunakan poros
7. Ukur poros tersebut dengan menggunakan dial indicator
8. Catat hasil pengukuran
9. Untuk memeriksa putaran chuck dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan alat ukur (dial indikator) dan secara visual (penglihatan)
10. Ukur kedataran eretan pahat dengan menggunakan waterpass
11. Periksa roda gigi pada mesin bubut, jika ada komponen yang kurang

b. Mesin Bor

1. Ukur kedataran dari mesin bor (pondasi) dengan menggunakan waterpass


2. Lihat perubahan yang terjadi pada air waterpass
3. Catat hasil pengukuran sebagai laporan praktek
4. Periksa putaran mesin bor dengan menhidupkan mesin
5. Amati putaran mesin atau dengan menggunakan alat ukur (dail indikator)
6. Ukur kemiringan dari mesin bor
7. Periksa kecepatan putar mesin bor
8. Ukur kedataran meja mesin bor
9. Periksa kelurusan chuck bor
10. Catat semua hasil pengukuran sebagai laporan praktek

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan pengukuran dapat disimpulkan berdasarkan hasil


pengukuran, sebagai berikut :
1. Mesin Bubut
 Pondasi dari mesin bubut tidak datar
 Rangka mesin bubut tidak kokoh
 Antara centre dengan chuck tidak lurus
 Mesin tidak layak pakai

2. Mesin Bor
 Pondasi mesin bor tidak datar lagi
 Posisi mesin bor sudah miring
 Putaran mesin sudah tidak stabil
 Mesin bor tidak layak pakai

4.2 SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan setelah melakukan praktek


geometri adalah sebagai berikut :
1. Jangan main-main pada saat melakukan praktek
2. Catat semua hasil pengukuran sebagai laporan praktek
3. Selalu gunakan alat pelindung diri untuk menghidari kecelakaan kerja
4. Pastikan lingkungan tempat kerja aman
5. Gunakan alat sesuai dengan prosedur yang benar

DAFTAR PUSTAKA

Politeknik Negeri Padang. 2014. JOB SHEET PRAKTEK BENGKEL


MAINTENANCE. Jurusan Teknik Mesin. Padang

Anda mungkin juga menyukai