Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN BENDA KERJA PADA MESIN BUBUT

Disusun Oleh :

1. Farhan Alyudin (211151029)


2. Moch. Tanu Firdaus (211151048)
3. Abdul Rahman Shifa (211151106)
4. Muhammad Iqbal Hudori N (211151061)
5. Levi (211151044)
6. Hildan Maulana Herianto (211151038)
7. Dimas Nugraha (211151024)
8. Fadli Irfansyah (211151028)
9. Nina Rahmayanti (211151066)
10. Bayu Aditya (211151028)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA
PURWAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya laporan praktikum ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentutkan. Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Proses Produksi Semester III.

Kami menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan praktikum ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan guna
membangun dan memperbaiki kesalahan kami dimasa yang akan datang.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Afif


Fawa Idul Fata, M.T. yang telah membimbing dan memberikan pengajaran kepada
kami dalam kegiatan pembelajaran.

Kami mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk tercapainya


penyusunan laporan praktikum ini dengan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang selalu memberikan keselamatan
dan Kesehatan dalam mengerjakan laporan tugas praktikum ini.
2. Orang tua kami yang selalu memberi restu dalam menjalankan Pendidikan.
3. Dosen Bapak Afif Fawa Idul Fata, M.T. yang telah membimbing kami
dalam hal pembelajaran.
4. Teman dan saudara yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan
praktikum ini.

Purwakarta, 14 Desember 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. iii
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... iii
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 1
2.1 Prinsip kerja mesin bubut .............................................................................. 1
2.2 Umum ............................................................................................................ 1
2.3 Elemen Dasar Pemesinan .............................................................................. 3
2.4 Jenis - Jenis Mesin Bubut .............................................................................. 7
2.5 Jenis - jenis pembubutan : ............................................................................. 8
2.6 Bagian – bagian Utama Mesin Bubut......................................................... 10
2.7 Mekanik Percepatan .................................................................................... 11
2.8 Komponen Utama Mesin Bubut .................................................................. 14
2.9 Alat Bantu Pada Mesin Bubut ..................................................................... 15
BAB III PEMBUBUTAN DAN LANGKAH KERJA ......................................... 22
3.1 Proses Pembuatan Center/Bandul ............................................................... 22
3.2 Langkah 1 (Mesin) / Alat yang digunakan .................................................. 22
3.3 Langkah 2 (Safty) ........................................................................................ 22
3.4 Langkah 3 (Proses) ...................................................................................... 23
3.5 Langkah 4 (Putar Benda Kerja) ................................................................... 23
3.6 Langkah 5 (Proses Finishing) ...................................................................... 24
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum mesin bubut adalah praktikum teknik dasar yang harus


dikuasi dalam mengerjakan produk yang di buat dengan menggunakan
mesin bubut pada dunia teknik industri. Pekerjaan membubut yaitu
membuat konstruksi dengan menggunakan mesin bubut.

Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman


seseorang dalam praktek menggunakan mesin bubut dan pelaksanaanya di
tempat kerja yang meliputi tingkat keterampilan dasar penguasaan mesin
bubut, tingkat kesulitan produk yang di buat, tingkat kepersisian hasil karya.
Praktikum ini dapat menerapkan k3 dalam bekerja serta dapat juga
menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka sorong,
micrometer sekrup, serta mistar baja.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah –langkah menggunakan mesin


bubut dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengenal mesin bubut dan cara kerjanya serta
beberapa alat bantu yang digunakan pada pembuatan khusus.
3. Mengenal beberapa jenis potong dan gaya-gaya yang terjadi pada saat
pemotongan.
4. Mempelajari macam-macam jenis pemotongan dan jenis ulir pada
pekerjaan bubut.

iii
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip kerja mesin bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa


sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi
penghubung, putaran akan di sampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem
berulir, putaran poros ulir tersebut di ubah menjadi gerak translasi pada
eratan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi
sayatan yang berbentuk ulir.

2.2 Umum
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar
roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi
penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah
gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

1
2

Gambar 2.1. Desain Komponen Pembubutan

Gambar 2.2. Teknik Operasi Mesin Bubut


3

Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang


dipasang dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut
dihubungkan dengan motor utama (spindel) dengan sabuk (belt), karena bila
motor berputar poros tersebut juga berputar dan membawa benda kerja ikut
berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak putaran benda kerja,
digunakan belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain untuk
menggerakkan poros utama dari kepala tetap (head stock) juga digunakan
untuk mengontrol gerak feed dari alat perkakas.

Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis
senter (center) dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni
sebagai ½ diameter benda kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang
senter adalah jarak antara kepala tetap sampai kepala lepas (tail stock) yang
merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut. Sehingga
yang menentukan besarnya sebuah mesin bubut adalah tinggi senter dan
panjang senter.

2.3 Elemen Dasar Pemesinan

Benda dipegang oleh pencekam yang biasa di pasang diujung poros


utama (spindel). Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada
kepala diam, putaran poros utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros
utama umumnya dibuat bertingkat, dengan aturan yang telah distandarkan,
misalnya ..., 630, 710, 800, 900, 1000, 1120, 1250, 1400, 1600, 1800 dan
2000, ... rpm.

Untuk mesin bubut dengan putaran motor variable, ataupun dengan


system transmisi variable kecepatan putaran poros utama tidak lagi
bertingkat melainkan kontinyu.

Pahat dipasangkan pada kedudukan pahat (tool post) dan kedalaman


potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda
pemutar (skala pada pemutar menunjukan selisih harga diameter) dengan
demikian kedalaman gerak transmisi bersama-sama dengan kereta dan
gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
4

makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam dan menurut
tingkatan yang telah distandarkan, misalnya : ...; 0,1; 0,112; 0,125; 0,14;
0,16; ...[mm/(r)].

Gambar 2.3. Proses Pembubutan

Elemen dasar dari proses bubut dapat diketahui atau dihitung


menggunakan rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar
proses pembubutan.

Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus –rumus seperti berikut :

Gambar 2.4. Putaran Spindel

n : putaran spindle (rpm)

fn : pemakanan (mm)

ap: kedalaman pemotongan (mm)


5

perlu diperhatikan arah dari proses pengerjaan bila memulai perhitungan,


kenali dahulu proses apa yang terjadi apakah facing, atau proses pemakanan
ke arah spindle ataukah pembuatan groove. Bila perhitungan untuk groove
maka lebar dari pahat/cutting tool adalah kedalaman pemotongan.
sedangkan proses perhitungan untuk taper dapat didekati dengan metode
trapesium, metode yang lebih baik tentunya dengan menghitung setiap
pergerakan cutting tool.

1. Kecepatan Pemotongan

Dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya,


sering juga disebut dengan kecepatan pada permukaan.

n = putaran benda kerja (rpm)

D = Diameter benda kerja (mm)

Vc = kecepatan pemotongan (m/menit)

2. Kecepatan Putaran Benda Kerja (RPM)

Dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah


perubahan dari mm ke meter.

3. Kebutuhan Daya (Net Power)

perhitungan daya yang dibutuhkan (Pc) dalam kilowatt sebenarnya


dapat dicari secara analitis maupun secara empiris, umumnya
didapatkan dengan mengasumsikan besarnya daya adalah 80 % dari
daya motor, sedangkan proses perhitungan didapatkan dari
6

dengan kc adalah gaya potong spesifik, Kc dihitung dengan

dengan Y0 adalah sudut chip, dan hm adalah ketebalan chip(mm)


perhatikan gambar berikut, bila menggunakan insert untuk pemotongan
bubut, maka pemilihan parameter sedikit berbeda, meskipun secara
pengertian sama persis apa yang harus dihitung.

Gambar 2.5. Contoh Perhitungan Pada Spindel

4. Lama Waktu Pemotongan

dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda


berbentuk lurus tentunya mudah bukan, namun untuk benda berbentuk
tirus, panjang benda kerja dihitung dengan

Dm1 = diameter terbesar

Dm2=diameter terkecil, semua satuan dalam mm.


7

Gambar 2.6. Contoh Diameter Pada Benda Kerja

2.4 Jenis - Jenis Mesin Bubut


1. Secara Dimensinya

Jenis mesin bubut pada garis besarnya dilihat dari dimensinya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat kelompok) :

A. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan.


Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk
mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi
atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan
gambaran mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya
merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.

B. Mesin bubut sedang (medium lathe)

Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan


peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan
yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk
menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.

C. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.

D. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)


8

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk


mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi
dan lainnya.

2.5 Jenis - jenis pembubutan :


1. Pembubutan Tepi (Facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus


terhadap sumbu benda kerja.

2. Pembubutan Silindris (Turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik


pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong
pahtnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk
semua proses pemotongan pada mesin bubut.

Gambar 2.7. Operasi pembubutan : (a). Pahat mata tunggal dalam


operasi pembubutan (b). Memotong tepi.

3. Pembubutan Alur (Grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

4. Pembubutan Tirus (Chempering)

Adapun caranya sebagai berikut :


9

• Dengan memutar compound rest

• Dengan menggeser sumbu tail stock

• Dengan menggunakan taper attachment.

5. Pembubutan Ulir (Threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk


yang sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge).
Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah di
jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.

Gambar 2.8. Proses Penguliran

6. Pembubutan Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja

7. Pembubutan Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.

8. Pembubutan Kartel (Knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang,obeng agar tidak licin.
10

9. Pembubutan Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan
dikepit pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower
dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi
kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda
kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang.
Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

2.6 Bagian – bagian Utama Mesin Bubut

Bagian-bagian utama dari mesin bubut adalah :


1. Alas/Landasan (Bed) Mesin
Yang di maksud alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang
diatas kerangka tersebut dan kepala lepas bertumpu serta bergerak,
adapun alur ala mesin (bed) berbentuk V; datar atau rata.

2. Kepala Tetap (Head Stock)


Dibagian sebelah kiri dari alas mesin bubut terdapat kepala tetap.
Didalam kepala tetap, spindel utama terpasang dalam bantalan,
fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja, spindle harus
terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat, pada umumnya bagian
dalam spindel dibuat berlubang.

3. Kepala Lepas (Tail Stock)


Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin
bubut, yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada
saat mengerjakan benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok
sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala
tetap dan kepala lepas ini.
11

4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan
pada benda kerja dengan cara menggerakkan kekiri dan kekanan
sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil
membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat.

2.7 Mekanik Percepatan

Poros pembuat ulir (leadscrew) hanya dipakai untuk membuat ulir,


dari kepala tetap, leadscrew ini digerakkan melalui kotak roda gigi (gear
box) apabila mur setegah (half nut)yang mencekam poros itu dihubungkan
oleh tuas penghubung maka poros berulir menggerakkan eretan dengan arah
memanjang.
a = Poros kecepatan (feed shaft)
b = Poros cacing (worm)
c = Susunan roda gigi (gear rack), Z₁ , Z₂, Z₃, Z₄ = roda gigi
d = Tuas penghubung (engagement lever)
L = Posisi gerakan memanjang
O = Posisi netral
P = Posisi gerakan melintang

Mekanisme pengunci digunakan bila mur setengah (half nut)


dihubungkan dengan poros percepatan (feed shaft) memanjang atau
melintang secara tidak tepat, berakibat rusaknya mekanisme, rusaknya
mekanisme dapat dicegah dengan memasang alat pengaman. Poros cacing
(b) menggerakkan roda gigi cacing (c) yang satu as dengan roda gigi Z₁,
jika lever (d) dipasang pada posisi L maka roda gigi Z₂, akan berhubungan
dengan roda gigi Z₃ dan karena Z₄ satu as dengan Z₃ maka Z₄ akan berputar
dan membawa landasan (apron) berjalan, bila lever (d) berada diposisi P
maka roda gigi Z₂ akan berhubungan dengan roda gigi pada spindle sumbu
12

poros berulir melintang (cross feed screw) sehingga eretan melintang akan
berjalan dengan otomatis.
Kotak mekanik penggerak membawa mekanisme yang mengubah
putaran dari poros percepatan menjadi gerakan memanjang dan melintang.
Putaran dari poros percepatan dapat diubah dengan memindahakan ban
mesin yang dapat disetel (drive key) oleh sebab itu kecepatan yang
dikehendaki dapat disetel dengan mudah.
Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku (bed) dari
pembubut untuk menampung panjang stok yang berbeda. Dilengkapi
dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar
oleh penyetel roda, dan dengan ulir pengencang didasarnya yang digunakan
untuk menyetel penyebarisan pusatnya untuk pembubutan tirus.
Sekerup pengarah adalah poros panjang yang diulir dengan baik,
terletak agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari
kepala tetap sampai ke ekor kepala tetap. Dihubungkan dengan roda gigi
kepada kepala tetap dengan cara sedemikian sehingga dapat diputar balik
dan dipasangkan pada rakitan kereta luncur selama operasi pemotongan.
Ulir pengarah hanya untuk memotong ulir saja dan harus dipisahkan kalau
tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir
pengarah adalah batang hantaran yang menstransmisikan daya dari kotak
pengubah cepat untuk menggerakkan mekanisme apron untuk daya
hantaran melintang dan memanjang kalau diperlukan untuk megubah
kecepatan ulir pengarah atau batang hantaran dilakukan dalam kotak roda
gigi pengubah cepat yang terletak pada ujung kepala tetap dari pembubut.
Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang menjulur pada kotak toda
gigi.
Rakitan kereta luncur mencakup perletakan majemuk, sadel, pahat
dan apron. Karena mendukung dan memandu pahat pemotong, maka harus
kaku dan dikonstruksi dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran
tangan untuk memandu pahat pada gerakan arah menyilang. Roda tangan
yang atas atau engkol tangan mengendalikan gerakkan dari perletakkan
majemuk dan arena perletakkannya dilengkapi dengan busur derajat
13

penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut


untuk membuat tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakkan untuk
menggerakan kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk menarik
kembali ke kedudukan mula setelah ulir pengarah membawanya sepanjang
pemotongan. Bagian dari kereta luncur yang menjulur didepan dari
pembubut disebut apron, yaitu merupakan dinding ganda dicor yang berisi
kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur dan
peluncur menyilang dengan tangan atau daya. Pada permukaan apron
dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.
Alat – alat kelengkapan mesin bubut adalah :
a. Drive Plate
b. Face Plate
c. Independent Chuck
d. Universal Chuck
e. Collet Drawbar
f. Collet
g. Step Collet
h. Lathe Dog
i. Turning Tool Holder
j. Boring Bar
k. Cut of Tool
l. Knurling Tool
m. Support
n. Taper Attachement
14

2.8 Komponen Utama Mesin Bubut

Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama


antara lain: meja mesin, a headstock, a tailstock, a compound slide, across
slide, a toolpost, dan leadscrew dan lain-lain

Gambar 2.9. Komponen Pada Mesin Bubut:

1. Tail Stock; untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian
ujung yang berseberangan dengan penceka (chuck) pada proses
pemesinan di mesin bubut.

2. Lead Crew; poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa
dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

3. Feedrod; terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk


menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau
memanjang.
15

4. Carriage; terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.


Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat
pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat
dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan
dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa
sepanjang landasan.

5. Tool Post; digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan


menggunakan pemegang pahat.

6. Head Stock; yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut
yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.

2.9 Alat Bantu Pada Mesin Bubut

Alat bantu pada mesin bubut adalah :


1. Pahat Bubut
Untuk setiapa pengerjaan pembubutan di perlukan pahat yang tepat,
misalnya untuk pengerjaan kasar (roughing), halus (finishing),
pwermukaan (facing), bor, ulir dan lain-lain. Pahat-pahat yang umum
dipakai, biasanya sudah dibuat standard, antara lain :
a. Pengerjaan Kasar
Dalam pengerjaan kasar pahat-pahat harus memakan material dalam
waktu singkat, karenanya pahat harus berbentuk tegap dan mantap.
Permukaan dapat berbentuk lurus atau lengkung. Dilihat dari
kedudukan pemotongannya, pahat ini dibedakan menjadi pahat
kanan dan kiri.
b. Pengerjaan Halus
Pengerjaan ini untuk menghasilkan permukaan yang rata. Untuk itu
dapat dipakai pahat lurus dengan tepi potong yang bulat. Atau pahat
hidung persegi. Setelah diasah, tepi potong pahat harus diolesi
dengan minyak/oli untuk penambah kerataan benda kerja yang akan
16

dihasilkan. Permukaan yang rata berguna untuk mengurangi


gesekan-gesekan dengan bagian yang bergerak.
c. Pengerjaan Permukaan
Untuk pengerjaan permukaan dan untuk mengilangkan sudut-sudut
yang tajam dapat dipergunakan pahat sisi. Tepi potong sekunder
pahat ini menyebabkan geram tidak dapat keluar dengan bebas,
karenanya pahat ini harus digerakkan dengan arah dari pusat ke arah
luar benda kerja. Pahat sisi ini dapat dibagi dua yaitu, pahat sisi kiri
dan pahat sisi kanan.
d. Pengerjaan Bentuk-bentuk Khusus
Untuk pengerjaan bentuk-bentuk tertentu yang sudah distandarkan,
dapat dipakai pahat dengan bentuk tepi potong yang sesuai dengan
hasil yang diinginkan misalnya pahat potong, pahat ulir, pahat bor,
dan lain-lain.

Gambar 2.10. Pahat Bubut

2. Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan
untuk memikul benda kerja yang akan di bubut.
17

Gambar 2.11. Senter pada Mesin Bubut

3. Pembawa dan Pelat Pembawa


Pembawa adalah alat yang berfungsi membawa benda kerja untuk ikut
berputar sewaktu membubut, alat ini terbuat dari baja tuang dan
mempunyai baut ikat, benda kerja yang akan di bubut dimasukan bagian
ujungnya pada lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut tadi,
bentuk alat ini ada yang berujung lurus dan ada yang berujung bengkok
dan pemakaiannya tergantung dari bentuk pelat pembawa mesin bubut.
18

Gambar 2.12. Pelat Pembawa

4. Cakra Penjepit (Pelat Genggam)


Cakra penjepit/pelat genggam/ cekam ada dua macam yaitu, cekam
yang mempunyai rahang 4 buah (biasanya tidak otomatis, diputar satu
persatu) yang berfungsi untuk menjepit benda kerja yang berbentuk segi
empat, tidak teratur, bulat atau penjepitan benda kerja tidak harus di
tengah-tengah, pada cekam ini terdapat garis-garis melingkar yang
gunanya untuk memudahkan atau mempercepat pengaturan letak benda
kerja ditengah-tengah sehingga titik tengahnya segaris dengan garis
senter mesin. Sedangkan cekam berahang 3 yang memutar sendiri
secara otomatis. Alat ini berbentuk bundar dan mempunyai rahang
untuk penjepit benda kerja. Pada jenis cekam 3 rahang dapat bergerak
otomatis atau memusat sendiri jika salah satu kuncinya di putar. Cekam
ini khusus untuk membubut atau menjepit benda bulat atau bersegi 3; 6;
9 yang sama sisi.
19

Gambar 2.13. Cakra penjepit 3 rahang dan 4 rahang

5. Kollet atau Tang Penjepit


Untuk menjepit benda kerja yang sudah halus dan bulat (karena
diameternya kecil sehingga sulit untuk dijepit oleh cekam atau
pembawa) maka digunaka kollet (collet) atau tang penjepit dinamakan
juga tanduk penambat. Bentuknya bulat panjang, lehernya tirus dan
berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya. Di belah menjadi tiga
bagian dan ukurannya bermacam-macam.

6. Penyangga tetap dan Penyangga Jalan


Penyangga tetap adalah alat yang digunakan untuk menyokong atau
menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu
panjang. Penyangga jalan berfungsi sama, hanya tetapi perbedaannnya
bahwa penyangga jalan pemasanggannya pada eratan dan ikut bergerak
sepanjang jalannya pahat pada alas mesin. Kerja penyangga jalan adalah
menahan benda kerja agar tidak melengkung dan tidak bergetar karena
adanya tekanan pahat yang menyayat.

7. Poros Bantu (Mandrel)


Untuk membubut bagian luar benda kerja yang pendek dan berlubang
dipergunakan poros bantu untuk menyangga agar benda kerja tersebut
20

dapat dikerjakan tanpa banyak pengaturan atau penyetelan. Poros bantu


ini berupa batang bulat yang dipasang/dimasukan kedalam lubang benda
kerja. Bentuknya tirus atau lurus dan bagian ujungnya ada yang berulir
dan ada pula yang tidak.

Gambar 2.14. Poros bantu pada mesin bubut

8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur atau
gerigian kecil pada benda kerja, benda yang dibuat alur-alur ini
dimaksudkan agar tidak licin dan terdapat pada batang penarik atau
pemutar yang dipegang oleh tangan. Alat ini terdiri dari tangkai dan
sepanjang gigi, gigi tersebut terpasang pada bagian muka tangkai, dan
dibuat dari baja yang dikeraskan, hasil pengkartelan ini ada yang lurus
atau serong (belah ketupat), ukuran kehalusan alurnya atau giginya
didalam banyak alut tiap inci adalah kartel kasar. Sebelum di kartel
benda kerja harus dibubut halus dengan ukuran ± 0,5 mm lebih kecil
dari ukuran seharusnya, dimana selisih ukuran ini akan sama besarnya
dengan pengembagan bagian yang dikertel itu sehingga bila benda kerja
telah dikartel akan berukuran sesuai dengan yang dikehendaki.
21

9. Pendingin Pahat
Cairan khusus digunakan untuk mengurangi panas dan pahat pada waktu
operasi. Gunanya adalah untuk menaikkan umur dari pahat. Pendingin
yang digunakan ada kalanya air dicampur dengan sabun ditambah
sedikit soda ada baiknya digunakan cairan yang dinamakan soluble oil
(minyak yang dilarut dalam air), yaitu campuran antara emulsol
(semacam pelumas yang larut dalam air ± 10 % dengan air.
Ketentuan-ketentuan didalam pendingianan:
a. Banyak zat cair yang digunakan dalam pembubutan. Misal 10 1/mm
b. Cairan itu harus mengenai dahulu geram yang keluar dari benda,
karena pada geram terjadi panas yang lebih besar.
c. Mulai pendinginan begitu mulai membubut, jangan ditunggu dulu
karena dapat menyebabkan keretakan pada pahat.
BAB III
PEMBUBUTAN DAN LANGKAH KERJA

3.1 Proses Pembuatan Center/Bandul


( Raw Material Diameter 4 P = 80mm)

3.2 Langkah 1 (Mesin) / Alat yang digunakan


a) Menggunakan Chuck rahang 3

b) Caliper / Jangka sorong

c) Toll / Pahat rata kanan

d) Kunci chuck

e) Kunci Tool past

f) Kuas

g) Kunci L

3.3 Langkah 2 (Safty)


a) Kaca mata
b) Sepatu
c) Baju Praktek

22
23

3.4 Langkah 3 (Proses)


a) Pasang benda kerja ke chuck dengan kedalaman 30mm
b) Kunci chuck agar kencang
c) Putar tombol emergency
d) Setting putaran RPM di tabel mesin bubut
e) Nyalakan mesin
f) Dekatkan tool ke benda kerja
g) Proses pembuatan facing sebanyak 1mm dari panjang 80mm menjadi
panjang 79mm dengan proses 2x pemakanan. Pemakanan pertama 0,5
h) Proses pembubutan memanjang dari diameter 40 menjadi diameter 30,3
dengan panjang 40mm
i) Proses pembubutan finishing dari diameter 30,3 menjadi diameter 30
dengan panjang 40mm
j) Proses pembubutan memanjang ke 2 dari diameter 30 menjadi diameter 20,3
dengan panjang 30mm
k) Proses pembubutan finishing dari diameter 20,3 menjadi diameter 20
dengan panjang 30mm
l) Mundurkan eretan, memanjang ke posisi aman
m) Ukur benda kerja menggunakan caliper. Proses pertama selesai

3.5 Langkah 4 (Putar Benda Kerja)


a) Pasang benda kerja ke chuck dengan kedalaman 35mm di diameter 30
b) Kunci chuck agar kencang
c) Nyalakan mesin
d) Dekatkan tool ke benda kerja
e) Proses pembubutan Facing sebanyak 1mm dari panjang 79mm menjadi
panjang 78mm ukurang yang di inginkan dengan proses 2x pemakanan
f) Proses pembubutan memanjang dari diameter 40 menjadi ukuran yang di
inginkan diameter 37
g) Setting tool post menjadi ( kemiringan dari diameter 37)
h) Proses Pembubutan melintang dari (30 derajat) menjadi tirus / lancip dengan
panjang 30mm
24

3.6 Langkah 5 (Proses Finishing)


a) Ubah kecepatan RPM di tabel mesin bubut menjadi sedikit kencang
b) Pemakanan finishing
c) Matikan mesin
d) Ukur Kembali kepanjangan benda kerja sesuai SOP
e) Selesai benda kerja jadi Bandul / Tool center.
BAB IV
KESIMPULAN
Praktikum mesin bubut adalah praktikum teknik dasar yang harus
dikuasi dalam mengerjakan produk yang di buat dengan menggunakan
mesin bubut pada dunia teknik industri. Pekerjaan membubut yaitu
membuat konstruksi dengan menggunakan mesin bubut.

Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman


seseorang dalam praktek menggunakan mesin bubut dan pelaksanaanya di
tempat kerja yang meliputi tingkat keterampilan dasar penguasaan mesin
bubut, tingkat kesulitan produk yang di buat, tingkat kepersisian hasil karya.
Praktikum ini dapat menerapkan k3 dalam bekerja serta dapat juga
menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka sorong,
micrometer sekrup, serta mistar baja.

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan.

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan


kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir
dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan
poros ulir.

Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang


dipasang dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut
dihubungkan dengan motor utama (spindel) dengan sabuk (belt), karena bila
motor berputar poros tersebut juga berputar dan membawa benda kerja ikut
berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak putaran benda kerja,

25
26

digunakan belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain untuk
menggerakkan poros utama dari kepala tetap (head stock) juga digunakan
untuk mengontrol gerak feed dari alat perkakas.

Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis
senter (center) dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni
sebagai ½ diameter benda kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang
senter adalah jarak antara kepala tetap sampai kepala lepas (tail stock) yang
merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut.
DAFTAR PUSTAKA
Proses Produksi, Materi Diambil dari Pemahaman dalam pelaksanaan
Prakter pada mata kuliah proses produksi pada tanggal 1 November
2022

Mulyanto, Tri. 2013. Proses Manufaktur I (Foundry, Forming and joining)


Edisi 2. Penerbit Universitas Pancasila. Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut

27

Anda mungkin juga menyukai