Anda di halaman 1dari 44

DAFTAR ISI

Daftar isi ...................................................................................................... 1


Abstrak ........................................................................................................ 3
BAB I (PENDAHULUAN) ........................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................... 5
BAB II (DASAR TEORI) ........................................................................... 6
2.1 Mesin Bubut .......................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian dan Bagian-Bagian Mesin Bubut ..................................... 6
2.1.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut ................................................................. 10
2.2 Mesin Frais ............................................................................................ 13
2.2.1 Pengertian Mesin Frais ....................................................................... 13
2.2.2 Bentuk-Bentuk Mesin Frais ............................................................... 14
2.2.3 Bagian-Bagian Mesin Frais ................................................................ 15
2.2.4 Jenis-Jenis Mesin Frais ...................................................................... 17
2.2.5 Cara Kerja Mesin Frais ...................................................................... 20
2.2.6 Perhitungan pada Mesin Frais ............................................................ 21
BAB III (METODOLOGI PERCOBAAN) ............................................... 22
3.1 Alat dan Bahan Praktikum .................................................................... 22
3.1.1 Alat dan Bahan Praktikum Proses Bubut ........................................... 22
3.1.2 Alat dan Bahan Praktikum Proses Milling ......................................... 23
3.2 Langkah Kerja Praktikum ..................................................................... 24
3.2.1 Langkah Kerja Praktikum Proses Bubut ............................................ 24
3.2.1 Langkah Kerja Praktikum Proses Milling .......................................... 28
BAB IV (ANALISA DATA,PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN) . 31
4.1 Analisa Data .......................................................................................... 31
4.2 Perhitungan ........................................................................................... 31
4.2.1 Perhitungan Mesin Bubut ................................................................... 32
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 35
4.3.1 Pembahasan Proses Bubut ................................................................. 35

1
4.3.2 Pembahasan Proses Frais ................................................................... 36
BAB V (KESIMPULAN) ........................................................................... 37
Lampiran ..................................................................................................... 39
Dokumentasi ............................................................................................... 43
Daftar Pustaka ............................................................................................. 44

2
ABSTRAK

Mesin bubut merupakan suatu mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. Mesin bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda
kerja lalu kemudian dikenakan pada suatu pahat tertentu yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Adanya gerakan putar dari
benda kerja disebut sebagai gerak potong relatif. Sedangkan gerakan translasi dari
pahat disebut dengan gerak umpan. Sedangkan Mesin freis termasuk salah satu
mesin yang gerak utamanya berputar, di mana pahat potong (pisau freis) dipasang
pada spindel. Spindel ini dapat berputar serah jarum jam ( clock wise ) atau
berlawanan arah jarum jam ( counter clockwise ) disesuaikan dengan arah mata
potong dari pisau freis, sedang putarannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
dengan menggunakan rumus yang telah disediakan.Proses permesinan dengan
menggunakan mesin bubut dalam percobaan ini meliputi:Facing, Longitudinal
Turning, Tapering, Chamfering, Center Drill, Drilling. Proses permesinan dengan
menggunakan mesin freis dalam percobaan ini meliputi : Face Mill dan End Mill.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya dunia industri pada saat ini diiringi dengan semakin majunya
teknologi yang dipakai dalam industri, sangat diperlukan efisiensi dalam bekerja
dan menghasilkan produk sehingga diperlukan teknik-teknik tertentu dalam
produksi serta diperlukan pekerja yang profesional dan efisien dalam bekerja.
Proses produksi adalah ilmu manufaktur yang mempelajari cara pemakaian
dan pembuatan suatu produk dari barang mentah, setengah jadi sampai barang jadi.
Oleh karena itu, perlu dipelajari suatu proses manufaktur dengan berbagai media
permesinan yang ada demi mencapai suatu tingkat efisiensi yang tinggi dalam
pembuatan suatu produk.
Terdapat berbagai macam proses dalam permesinan, di antaranya proses
Turning (Proses yang menggunakan mesin bubut) dan Proses Milling (Proses yang
menggunakan mesin freis).Selain itu, untuk mendapatkan sebuah produk
berkualitas tinggi, dalam dunia manufaktur ada cara untuk mempermudah dalam
mendapatkan hal tersebut. Maka, dibuatlah mesin pemakan benda kerja secara
tepat, cepat, dan konstan seperti mesin bubut, mesin frais, mesin milling, drilling,
dan lain-lain. Dalammelakukan proses manufaktur tidak hanya menggunakan
semua jenis permesinan pada suatu bahan mentah. Tentu ada ketentuan-ketentuan
yang tertera agar suatu produk itu dapat terbentuk dengan efektif dan efisien
kerjanya. Oleh sebab itu, seorang engginer diharuskan mempelajari suatu proses
manufaktur dengan berbagai media permesinan yang ada demi mencapai suatu
tingkat efisiensi yang tinggi dalam pembuatan suatu produk. Teknik membubut
merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh
setiap mahasiswa teknik mesin. Pada umumnya setiap mahasiswa teknik mesin
harus dapat memahami serta menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin
bubut. Di dalam praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam
proses membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama praktikum mesin bubut.

4
Sehingga proses Turning ini sangat penting untuk diketahui. Selain itu, proses
milling juga harus diketahui oleh mahasiswa Teknik Mesin. Mesin frais adalah
mesin tools yang digunakan secara akurat untuk menghasilkan satu atau lebih
pengerjaan permukaan benda dengan menggunakan satu atau lebih alat potong.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam praktikum Proses Manufaktur I adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses permesinan dalam proses bubut dan freis?
2. Bagaimana cara menentukan RPM spindle/Chuck dalam proses bubut dan
freis?
3. Bagaimana cara menghitung waktu pemotongan pada proses bubut dan
freis?
4. Bagaimana cara menentukan kecepatan makan (feeding) dalam proses
bubut dan freis?
5. Bagaimana cara menghitung MRR pada proses freis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses permesinan dalam proses bubut dan freis
2. Mengetahui cara menentukan RPM spindle/Chuck dalam proses bubut
dan freis
3. Mengetahui cara menghitung waktu pemotongan pada proses bubut dan
freis
4. Mengetahui cara menentukan kecepatan makan (feeding) dalam proses
bubut dan freis
5. Mengetahui cara menghitung MRR pada proses freis.

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Mesin Bubut


2.1.1 Pengertian dan Bagian-bagian Mesin Bubut
Bubut ( turning ) adalah suatu proses permesinan atau pengerjaan dengan cara
menghilangkan/pengambilan tatal dari bahan/benda kerja, dimana pahat sebagai
alat potongnya yang gerakannya berputar. Jadi membubut adalah suatu proses
pemotongan benda kerja dimana benda kerja yang akan dipotong tercekam dan
berputar pada sumbunya sementara alat potong digerakkan secara linear kearah
benda kerja tersebut sehingga terjadi pemotongan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan
secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada
masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai
dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir
inci.

Gambar 2.1 Mesin Bubut

6
Gambar 2.2 Bagian-Bagian pada Mesin Bubut

Beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut


yaitu straight turning, taper turning, profiling, turningandeksternal grooving,
facing, face grooving, cutting with form tool, boring and internal grooving, drilling,
cutting of, threading, knurling, dan longitudinal turning.
Terdapat bagian-bagian pada mesin bubut yaitu :
1. Kepala tetap (head stock)
Pada Kepala tetap (head stock) mempunyai spindel utama mesin yang
berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya :
cekam (chuck), kollet (collet), senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate)
dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut
dipasang pada spindel mesin yang masing masing mempunya fungsi sebagai
pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut.
2. Kepala lepas (tail stock)
Kepala lepas (tail stock)digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary
centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang
pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar
(rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk
mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor
atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses
pengeboran. Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/ senter putar pada
saat digunakan untuk menahan benda kerja dan melakukan pengeboran pada
kedalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda

7
putar yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu
antara 0,01 s.d 0,05 mm.
3. Alas/ Meja Mesin (Bed machine)
Alas/ meja mesin bubut memiliki permukaan yang cukup halus, kedataran
serta kesejajarannya mempunyai ketelitian yang cukup tinggi, sehingga gerakan
kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan
dapat berjalan lancar dan stabil serta dapat menghasilkan pembubutan yang
presisi. Adapun fungsi dari meja mesin ini untuk digunakan sebagai tempat
kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan
tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/ meja mesin
bubut bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua
sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
4. Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya:
a. Eretan memanjang/ eretan alas (longitudinal carriage) berfungsi untuk
melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui
spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/ alas mesin dan
sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
b. Eretan melintang (cross carriage/ cross slide) berfungsi untuk melakukan
gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter,
secara manual/ otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas.
c. Eretan atas/ eretan kombinasi (top carriage/ compound slide) terlihat pada
berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang
dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan
melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada
eretan melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan,
maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/ bergeser.
5. Penjepit/ Pemegang Pahat (Tools Post)
Penjepit/ pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam
yaitu :

8
a. Pemegang pahat standar berfungsi untuk mengatur ketinggian pahat bubut
harus dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan
pengencangan pahat bubut dilakukan dengan dengan cara yang standar,
yaitu dengan mengencangkan baut-baut yang terdapat pada pemegang pahat
b. Pemegang Pahat Dapat disetel (AdjustableTool Post)berfungsi untuk
mengatur ketinggian pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus
memberi ganjal, karena pada bodi pemegang pahat sudah terdapat dudukan
rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan mekanik yang
dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan mengatur ketinggian
pahat bubut.
6. Pencekam (Chuck)
Cekam adalah salahsatu alat perlengkapan mesin bubut yang fungsinya
untuk menjepit atau mencekam benda kerja pada proses pembubutan.
Pencekam akan mencekam benda kerja yang berbentuk silindris atau selain
silindris. Jenis alat ini apabila dilihat dari gerakan rahangnya dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu :
a. Three Jaws Chuck atau bisa disebut dengan pencekam tiga rahang adalah
pencekam yang apabila salah satu chuck-nya dikencangkan atau
dikendorkan, maka chuck yang lainnya akan mengikuti arah dari gaya yang
diberikan. Chuck jenis ini dapat digunakan untuk benda yang berbentuk
silindris.
b. Four Jaws Chuck atau biasa disebut dengan pencekam empat rahang ini
cukup mempunyai perbedaan yang signifikan dengan three jaws chuck.
Letak perbedaan pada chuck ini ialah pada banyaknya chuck dan mekanisme
untuk membuka-menguci chuck tersebut. Apabila salah satu chuck diberi
gaya untuk mengencangkan atau mengendorkan, maka chuck yang lainnya
tidak mengikuti arah gaya yang diberikan.
7. Senter
Terdapat jenis senter yaitu senter tetap/ mati (senter yang posisi ujung
senternya diam tidak berputar pada saat digunakan) dan senter putar (senter
yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan. Kedua jenis

9
senter ini ujung pada bagian tirusnya memiliki sudut 60, dan bila digunakan
pemasangannya pada ujung kepala lepas.Alat ini terbuat dari baja yang
dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut.
8. Pahat bubut
Pahat bubut digunakan untuk memotong atau menyayat benda kerja, pahat
dijepit atau dipasang pada penjepit pahat (tool post). Terdapat dua jenis pahat
pada mesin bubut yaitu
a. Pahat bubut yang terdiri dari :
Pahat potong, pahat alur, pahat serong, pahat serong 45o, pahat pisau kanan,
pahat lurus bulat, pahat ulir luar, pahat rata muka, dan pahat rata bulat.
b. Pahat potong
Pahat potong kiri,pahat ujung bulat, pahat potong kanan, pahat potong sudut
kanan, pahat potong ulir segitiga, pahat sudut kanan, pahat sisi kiri, pahat
potong rata, pahat sisi kanan, dan pahat bentuk.

2.1.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut


Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut
adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk
tertentu. Prinsip kerja mesin bubut terletak pada gerakan putar pada benda kerja.
Putaran tersebut akan disesuaikan dengan sumbu putar pada benda kerja. Mesin
bubut yang dilakukan untuk menyayat benda kerja akan melakukan gerakan
translasi sejajar pada bagian pahat mesin bubut. Cara kerja mesin bubut yaitu
dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda dan kecepatan rotasi
pahatan. Mesin bubut bisa mendapatkan uliran yang bermacam-macam dengan
ukuran yang berbeda-beda dengan menukar roda gigi translasi yang berfungsi
sebagai penghubung antara poros spindel dan poros ulir.
Terdapat proses bagaimana cara kerja dari mesin bubut, yaitu :
1. Poros spindel akan memutar benda kerja.
2. Piringan hitam dimanfaatkan oleh poros spindle ketika memutar benda yang
dikerjakan.
3. Piringan hitam juga memutar roda gigi pada poros spindel.

10
4. Putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir melalui roda gigi penghubung.
5. Poros ulir putaran tersebut diubah oleh klem berulir menjadi gerak translasi
pada eretan yang membawa pahat.
6. 6.Gerak translasi tersebut menghasilkan sayatan yang berbentuk ulir pada suatu
benda.
Macam-macam proses pada mesin bubut antara lain :
1. Turning
Proses bubut atau turning masih banyak digunakan didalam industri dewasa ini,
begitu juga di Indonesia, Penggunaan mesin bubut juga memiliki rumus-rumus
penting yang digunakan untuk menghitung berbagai parameter permesinan dari
mesin bubu Turning adalah proses permesinan dimana benda kerja berbentuk
silinder diputar, kemudian pisau pemotong ditempelkan pada benda, pisau ini
akan memotong benda secara melingkar.

Gambar 2.3 Proses Turning


2. Facing
Pada proses facing, diharapkan permukaan benda menjadi halus dan rata.
Facing merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus
dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka digunakan
untuk menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda
kerja. Ketika melakukan pembubutan kasar(roughing) gerakan pahat dari luar

11
ke dalam lebih disukai. Sebaliknya ketika melakukan finishing gerakan pahat
dari dalam ke luar lebih cocok diterapkan.

Gambar 2.4 Proses Facing


3. Pembubutan Tirus
Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan
perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk
membuat poros tirus/konis.

Gambar 2.5 Pembubutan Tirus


4. Chamfering
Chamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan
ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.
5. Boring
Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan
sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan
pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah boring dilakukan pada
bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk memperbesar diameter
lubang pada benda kerja.

12
Gambar 2.6 Proses Boring
6. Drilling
Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan
pengeboran pada mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan
mata bor yang tidak berputar (yang berputar benda kerjanya).

2.2 Mesin Frais


2.2.1 Pengertian Mesin Frais
Mesin freis adalah suatu mesin yang digunakan untuk
mengerjakan/menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau freis
( cutter ) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin.Mesin freis
termasuk salah satu mesin yang gerak utamanya berputar, di mana pahat potong
(pisau freis) dipasang pada spindel. Spindel ini dapat berputar serah jarum jam (
clock wise ) atau berlawanan arah jarum jam ( counter clockwise ) disesuaikan
dengan arah mata potong dari pisau freis, sedang putarannya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan dengan menggunakan rumus yang telah disediakan.Umumnya
mesin freis digunakan untuk meratakan permukaan, membuat alur, membuat roda
gigi, membuat benda kerja yang mempunyai segi banyak beraturan, membuat profil
dan bentuk yang tak beraturan dan lain sebagainya.Prinsip kerja mesin freis adalah
alat potong ( cutter ) mempunyai gerak putar, sedangkan benda kerja yang
terpasang pada meja mempunyai gerak mendatar, tegak, atau berputar secara
lambat (sesuai dengan kecepatan pemakanan).
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses
kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan
alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang
pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau

13
tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar
sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh
operator mesin frais.

2.2.2 Bentuk-Bentuk Mesin Frais

Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan


cara pengerjaannya. Berikut ini bentu-bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh
mesin frais.
1. Bidang rata datar
2. Bidang rata miring menyudut
3. Bidang siku
4. Bidang sejajar
5. Alur lurus atau melingkar
6. Segi beraturan atau tidak beraturan
7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang
8. Roda gigi lurus, helik, paying, cacing
9. Nok/eksentrik, dll.

2.2.3 Bagian–Bagian Mesin Frais


Bagian-bagian utama mesin frais (milling), diantaranya yaitu:

Gambar 2.7 Mesin Frais dan Bagian-bagiannya

14
1. Spindle utama
Spindle utama merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat
untuk alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Vertical spindle
b. Horizontal spindle
c. Universal spindle
2. Meja / table
Table merupakan tempat untuk clamping device atau benda kerja. Table ini
dibagi menjadi 3 jenis :
a. Fixed table
b. Swivel ble
c. Compound ta
d. table
3. Motor drive
Motor drive mencekam merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan
bagian–bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja (feeding) dan
pendingin (cooling). Pada mesin milling sedikitnya terdapat 3 buah motor :
a. Motor spindle utama
b. Motor gerakan pemakanan (feeding)
c. Motor pendingin (cooling)
4. Tranmisi
Transmisi merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak
dengan yang digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan
menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi spindle utama
b. Transmisi feeding
Berdasarkan sistem tranmisinya, dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi gear box
b. Transmisi v – blet

15
5. Knee
Knee merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada
bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan (feeding).
6. Column / tiang
Column / tiang merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian –
bagian mesin yang lain.
7. Base / dasar
Base merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang
badan / tiang. Tempat cairan pendingin.
8. Control
Control merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2
sistem kontrol yaitu kontrol mekanik dan elektrik.

2.2.4 Jenis-Jenis Mesin Frais


Dalam dunia manufacturing, mesin frais dapat digolongkan berdasarkan
posisi spindel utamanya ataupun fungsi penggunaanya :
1. Berdasarkan posisi spindle utama :
a. Mesin Frais Horizontal

Gambar 2.8 Mesin Frais Horizontal

16
Mesin ini dibentuk sedemikian rupa sehingga meja kerja dapat digerakkan
longitudinal maju mundur, secara manual maupun otomatis. Kedudukan sumbunya
(spindel) kearah datar (horizontal).
Mesin frais horizontal, alasnya (base) dari besi tuang kelabu, yang mendukung
seluruh komponen dan dibaut fondasi serta berfungsi untuk menampung cairan
pendingin yang mengalir ke bawah, dimana di dalam kolom (coulumn) terdapat
mesin pompa yang memompa cairan tersebut untuk kemudian disirkualsi lagi ke
atas meja (table). Pada bagian kolom yang mendukung seluruh rangka terdapat
kotak roda gigi kecepatan, motor dengan sabuk transmisi. Kolom ini adalah
merupakan komponen utama mesin frais yang berbentuk box dimana lengan mesin
(overarm) dan spindel tempat memasang poros arbor.

b. Mesin Frais Vertikal

Gambar 2.9 Mesin Frais Vertikal

Kebalikan dengan mesin frais horizontal, pada mesin frais ini pemasangan
spindel-nya pada kepala mesin adalah vertical. Pada mesin frais jenis ini ada
beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang
dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini

17
dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut
tertentu.

c. Mesin Frais Universal

Gambar 2.10 Mesin Frais Universal

Konstruksi mesin freis universal tidak berbeda dengan mesin freis datar,
perbedaannya hanya terletak pada mejanya. Meja mesin dapat digeser (diputar)
sehingga membentuk sudut (swivel), disamping dapat bergerak mendatar dan tegak.
Oleh karena itu mesin freis universal sering digunakan untuk membuat benda kerja
roda gigi spiral (heliks). Sumbu utama (spindel) gaungan bidang vertikal &
horizontal.Jadi frais universal adalah salah satu jenis mesin frais yang dapat
digunakan pada posisi tegak (vertical) dan mendatar (horizontal) dan memilki meja
yang dapat digeser/diputar pada kapasitas tertentu.

2. Berdasarkan fungsi penggunaan


a. Plano Frais
Plano Frais merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan
(face cutting) dengan benda kerja yang besar dan berat.
b. Copy Frais

18
Mesin Copy Fraisini sangat cocok digunakan untuk pembuatan benda kerja
yang mempunyai bentuk tidak beraturan dan rumit. Maka dibuatlah master/
mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a) Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b) Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan
masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan
sistem hidrolik. Sistem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah
sebagai berikut :
a) Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah
master adalah 1 arah.
b) Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari
master.
c. Mesin frais hobbing
Mesin frais ini adalah jenis mesin frais yang digunakan untuk membuat
roda gigi/ gear dan sejenisnya (sprocket, dll). Alat potong yang digunakan
juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi (Evolvente) dengan ukuran
yang presisi.
d. Mesin Frais Gravier
Mesin Frais Graviermerupakan mesin yang digunakan untuk membuat
gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan
dengan skala tertentu
e. Mesin Frais CNC
Mesin Frais CNC merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan
benda kerja dengan bentukan-bentukan yang lebih komplek. Merupakan
pengganti dari mesin frais copy dan gravier. Semua control menggunakan
sistem electronic yang komplek (rumit). Dibutuhkan operator yang ahli
dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.

19
2.2.5 Cara Kerja Mesin Frais
Terdapat berbagai macam bentuk mesin frais. Namun, setiap mesin frais
umumnya memiliki satu prinsip pengerjaan yang sama. Pengerjaan yang terjadi di
mesin frais horizontal. Benda kerja dijepit di suatu ragum mesin atau peralatan
khusus atau dijepit di meja mesin frais. Pemotongan dikerjakan oleh pemakanan
benda kerja di bawah suatu pisau yang berputar. Pekerjaan yang terjadi mesin frais
vertikal. Pergerakkan meja dan ke atas dan ke bawah dari spindel. Mesin frais
vertikal dapat menghasilkan permukaan horizontal.Tenaga untuk pemotongan
berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor
listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi
untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin millingyang
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau
gerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda
kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan
menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena
material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

Adapun langkah-langkah sebelum melakukan pengefraisan yaitu:


1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan sedikit
permukaannya dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja kerja.
5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan untuk
masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan benda kerja diberi
pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap ( benda kerja panas ).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan.
8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.

20
2.2.6 Perhitungan pada Mesin Frais
Terdapat beberapa perhitungan pada mesin frais diantaranya :
1. Kecepatan potong

Dimana: v = kecepatan potong (m/menit)


d = diameter luar pahat freis (mm)
n = putaran Spindel mesin (rpm)

2. Gerak makan per gigi

Dimana: 𝑓𝑧 = gerak makan per gigi (mm/gigi)


𝑧 = jumlah gigi (mata potong)
𝑣𝑓 = kecepatan makan (mm/menit)

3. Waktu pemotongan

Dimana: 𝑡𝑐 = waktu pemotongan (menit)

𝑙𝑣 = jarak pengawalan (mm)


𝑙𝑤 = panjang pemotongan (mm)
𝑙𝑛 = jarak pengakhiran (mm)

4. Kecepatan penghasil geram

Dimana: 𝑍 = kecepatan penghasil geram (cm3/menit)


a = kedalaman pemakanan (mm)
w = lebar pemotongan

21
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan Praktikum


3.1.1 Alatdan Bahan Praktikum Proses Bubut
Pada praktikum Proses Bubut (Turning) digunakan alat dan bahan adalah
sebagai berikut :
1. Mesin bubut
2. Besi as St 42, Ø 38 mm x 120 mm
1
3. Pahat bubut HSS 2” x 6”

4. Kunci L 8 mm
5. Countersink BS 4
6. Drill Chuck 0-13mm
7. Kunci Drill Chuck
8. Drill Ø 8mm, Ø 10mm
9. Stopwatch
10. Jangka Sorong
11. Kaca mata pengaman
3.1.2 Alat dan Bahan Praktikum Proses Milling
Pada praktikum Proses Freis (Milling) digunakan alat dan bahan adalah
sebagai berikut :
1. Besi strip St 42 50 x 50 x 10 mm
2. Beton Yzer Ø 14 x 150 mm
3. Holder face mill
4. Pahat inserts
5. Pahat end mill Ø 10 mm
6. Kunci Drill Chuck
7. Jangka Sorong
8. Kacamata pengaman
9. Pen hammer
10. Penggores

22
11. Garis penyiku
12. Kikir kasar
13. Penitik
14. Die stock & dies M12 x 1,75
15. Tap stock
16. Taps M12 x 1,75

3.2 Langkah Kerja Praktikum


3.2.1 Langkah Kerja Praktikum Proses Bubut
Langkah kerja dalam Proses Bubut (Turning) adalah sebagai berikut :
A. Langkah Kerja Sebelum Pengoperasian Mesin Bubut :
1. Mengidentifikasi jenis material benda kerja
2. Melakukan pengukuran dimensi benda kerja menggunakan jangka
sorong.
3. Menghitung RPM Spindel/ Chuck (n).
𝜋. 𝑑. 𝑛
𝑣=
1000 ; m/min ........(3.1)
4. Menentukan gerak makan (f)
f ≤ 0,2 mm/putaran, maka α = 12˚
f ≥ 0,2 mm/putaran, maka α = 8˚
Pada proses bubut ini karena α = 12˚ maka digunakan f ≤ 0,2
mm/putaran, sehinnga pada praktikum ini digunakan f = 0,1
mm/putaran.
5. Mempelajari dalam menentukan posisi pahat untuk melakukan
pemotongan benda kerja apakah dilakukan di dalam garis sumbu
mesin bubut atau di luar garis sumbu mesin bubut.
6. Menentukan arah putaran Chuck, apakah Chuck di putar ke arah CW
(Searah Jarum jam) atau CCW (Berlawanan arah jarum jam).

23
B. Langkah Kerja Pengoperasian Mesin Bubut :
1. Menggunakan pakaian kerja yaitu jas lab dan kacamata pengaman.
2. Memasang benda kerja pada Chuck; pemasangan benda kerja
dilakukan dengan kunci Chuck diusahakan kencang tetapi tidak
terlalu keras supaya benda kerja tidak rusak akibat Chuck nya dan
lurus sehingga benda kerja berputar lurus dan tidak goyang.
3. Memasang pahat; pemasangan pahat diletakan pada Tool Post
selanjutnya dijepit dengan baut pengikat dan diukur ketinggian pahat
terhadap roll senter, sehingga diperlukan ganjal pahat dengan balok
besi (dapat diganti dengan pengganjal lain asalkan tidak licin, mudah
retas, dan seukuran).
4. Mengatur Handel RPM, untuk pengaturan RPM Chuck disesuaikan
dengan hasil perhitungan berdasarkan rumus 3.1
5. Mengatur Handel Feeding, Feeding disetting pada angka di bawah
0,2 mm/perputaran, sehingga pada parktikum kal ini digunakan f =
0,1 mm/putaran yang memiliki keterangan AETX3X, maka pada
Handel Feeding di arahkan ke A, lalu ke E, lalu ke T dan terakhir
yaitu ke X.
6. Proses Facing
1) Memposisikan pahat pada luar sumbu benda kerja, beri jarak
antara pahat dengan benda kerja ± 1mm.
2) Menyalakan mesin bubut dengan menekan tombol on yang
berwarna hijau.
3) memutar Handel start-on ke arah atas, maka chuck berputar
berputar CCW (Berlawanan arah jarum jam).
4) Pada proses bubut ini dilakukan secara otomatis sehingga
dilakukan proses facing roughing/ finishing dengan dicatatnya
waktu yang diperlukan dan dilakukan sampai benda kerja rata
dan halus ditandai dengan pahat tidak menghaluskan lagi benda
kerja dan tidak menghasilkan serpihan bekas penghalusan
(facing).

24
5) Memutar Handel start-off, maka Chuck berhenti berputar.
6) Apabila benda kerja di rasa belum halus maka dilakukan proses
facing lagi.
7. Proses Turning
1) Memposisikan pahat tegak lurus dengan sumbu benda kerja,
beri jarak antara pahat dengan benda kerja ± 1mm.
2) Memutar Handel start-on ke arah atas, maka chuck berputar
berputar CW (Searah jarum jam).
3) Melakukan setting kedalaman pemakanan (a), dengan mengatur
Dial pengatur Cross Slide.
4) Untuk mengatur Dial pengatur Cross Slide yaitu pertama beri
tanda dimana titik nol nya, laludiatur sesuai dengan ukuran
berapa diameter yang akan dikurangin, pada praktikum ini
pengurangan diameter dari Ø 38 menjadi Ø 36. Pemutaran cross
slide ke arah CW (searah jarum jam).
5) Memasukan Handel Feding, maka proses turning berlangsung
otomatis.
6) Melakukan secara bertahap proses turning roughing otomatis,
untuk Ø 38 mm menuju Ø 36 mm dengan panjang 27 mm
diakhiri dengan proses turning finishing, catat waktu yang
diperlakukan.
7) Melakukan secara bertahap proses turning roughing otomatis,
untuk Ø 36 mm menuju Ø 30 mm dengan panjang 10 mm
diakhiri dengan proses turning finishing, catat waktu yang
diperlakukan. Pada proses ini dilakukan proses turning roughing
otomatis untuk Ø36 mm- Ø 33 mm lalu Ø 33 mm- Ø 30 mm,
sehingga didapatkan 2 catatan waktu.
8) Memutar Handel start-off, maka Chuck berhenti berputar.
9) Proses turning selesai.
8. Proses Pemotongan Tirus 23˚ (Tappering)
1) Compound Rest diputar 23˚

25
2) Tool Post diatur ± 110˚ terhadap garis sumbu mesin bubut.
3) Memutar Handel start-on ke arah bawah, maka Chuck berputar
CW (searah jarum jam).
4) Melakukan proses pemotongan dengan memutar Compound
Rest secara manual.
9. Proses Chamfering 2 x 45˚
1) Compound Rest diputar 45˚
2) Tool Post diatur ± 110˚ terhadap garis sumbu Mesin Bubut.
3) Melakukan setting 2 x 45˚.
4) Putaran Handel start-on ke arah bawah, maka Chuck berputar
CW (searah jarum jam).
5) Melakukan proses pemotongan dengan memutar Compound
Rest secara manual.
10. Proses Sentering (Pembuatan lubang senter)
1) Memasang Drill Chuck pada Tailstock.
2) Memasang Countersink BS 4 pada Drill Chuck dengan
menggunakan kunci Drill Chuck.
3) Menghitung RPM Spindel/ Chuck (n). Dengan menggunakan
rumus 3.1 dan diameter yang digunakan adalah diameter
Countersink, yaitu Ø 5 mm.
11. Memutar Handel start-on ke arah bawah, maka Chuck berputar CW
(searah jarum jam).
12. Melakukan proses sentering dengan memutar Handwheel Tailstock.
13. Memutar Handel start-off, maka chuck berhenti berputar.
14. Proses drilling Ø 10 mm
1) Pasang/ cekam Drill Ø 10 mm pada Drill Chuck dengan
menggunakan kunci Drill Chuck.
2) Menghitung RPM spindel/ Chuck (n), dimana d adalah diameter
drill (Ø 10 mm).
3) Putar Handel start-on ke arah bawah, maka Chuck berputar CW.
4) Lakukan proses drilling dengan memutar Handwheel Tailstock.

26
5) Putar Handel start-off, maka Chuck berhenti berputar.
6) Proses bubut selesai.
C. Sesudah Pengoperasian Mesin Bubut :
1. Melepas benda kerja
2. Melepas pahat bubut dari tool post
3. Membesihkan mesin bubut dan lantai sekitar dari kotoran/ geram.
4. Menyerahkan semua peralatan kepada petugas laboratorium.
5. Menggambar dan mengukur dimensi benda kerja yang telah
dikejakan.
3.2.2 Langkah Kerja Praktikum Proses Frais
Langkah kerja dalam Proses Freis (Milling) adalah sebagai berikut :
A. Langkah Kerja Sebelum Pengoprasian Mesin Freis :
1. Mengidentifikasi jenis material benda kerja.
2. Melakukan pengukuran dimensi benda kerja menggunakan jangka
sorong.
3. Memasang Holder Pahat.
4. Memasang Pahat Karbida Inset.
5. Memasang Pahat Endmill (HSS).
6. Menghitung RPM Spindel (n) untuk proses Facing.
7. Menghitung RPM Spindel (n) untuk proses Poket, untuk langkah 6
dan 7 rumus yang digunakan, yaitu :

𝜋. 𝑑. 𝑛
𝑣= ......................(3.1)
1000 ; m/min

d = diameter luar pahat Freis ; m/min


V = nilai kecepatan potong pahat ; m/min

8. Menghitung kecepatan makan (Vf), untuk proses Facing.


9. Menghitung kecepatan makan (Vf), untuk proses pembuatan Poket,
pada langkah 8 dan 9 rumus yang digunakan sama, yaitu :

𝑓𝑧 = 𝑉𝑓/(𝑧. 𝑛) ; m/min
.......................(3.2
Vf = Kecepatan makan Mesin Freis ; m/min

fz = Gerak makan pergigi ; m/min 27


B. Langkah Kerja Saat Pengoprasian Mesin Freis :
1. Menggunakan pakaian kerja yaitu jas lab dan kacamata pengaman.
2. Pemasangan benda kerja pada Ragum Mesin.
C. Proses Facing :
1. Mengatur Handel pengaturan RPM, sesuai hasil perhitungan RPM
Spindel untuk Proses Facing.
2. Mengatur Handel pengaturan Feeding, untuk Kecepatan Makan (Vf)
Proses Facing.
3. Menekan start-on Spindel, maka Spindel berputar CW (searah jarum
jam).
4. Mengatur titik nol benda kerja terhadap pahat, selanjutnya
membebaskan benda kerja dari pahat.
5. Mengatur kedalaman pemakanan.
6. Menekan tombol start-on feeding, maka pahat melakukan proses
pemotongan (facing) secara otomatis, catat waktu yang diperlukan.
7. Proses facing dilakukan beberapa kali sehingga permukaan benda
kerja menjadi halus dan rata.
8. Menekan tombol start-off feeding, maka gerak meja freis berhenti.
9. Tekan tombol start-off spindel, maka spindel berhenti berputar.
10. Proses Facing selesai.
D. Proses Pembuatan Poket :
1. Mengatur Handel pengaturan RPM, sesuai hasil perhitungan RPM
Spindel untuk Proses Poket.
2. Mengatur Handel pengaturan Feeding, untuk Kecepatan Makan (Vf)
proses Poket.
3. Menekan tombol start-on Spindel, maka Spindel berputar CW.
4. Memposisikan pahat pada titik yang dibuat poket.
5. Mengatur titik nol benda kerja terhadap pahat, selanjutnya dengan
gerakan manual pahat dilakukan pemotongan kearah bawah dengan
kedalaman 2 mm.

28
6. Menekan tombol start-on feeding, maka pahat melakukan proses
pemotongan, catat waktu yang diperlukan, pada praktikum kali ini
dilakukan secara manual karena ketebalan poket yang tidak sesuai
dengan satuan yang ada pada Handel.
7. Proses pembuatan poket dilakukan beberapa kali.
8. Menekan tombol start-off feeding, maka meja freis berhenti
bergerak hingga panjang yang diinginkan.
9. Menekan tombol start-off spindle, maka spindle berhenti berputar.
10. Proses pembuatan poket selesai.
11. Selanjutnya benda kerja dilakukan drilling pada Mesin drilling pada
mesin Drill.
E. Proses Drilling pada Benda Kerja Besi strip 50x50x10mm :
1. Mengukur dengan menggunkan jangka sorong letak dimana akan
dibuat lubang dan selanjutnya ditandai dengan menggunakan
penggores.
2. Meletakkan benda kerja pada ragum mesin Drilling dengan
menggunakan pengganjal pada bawah benda kerja agar benda kerja
sejajar dengan bagian atas ragum.
3. Memasang bor drilling dengan keterangan pembuatan ulir menjadi
M12 x 1,75
4. Proses Drilling ini dilakukan dengan cara manual.
5. Menekan tombol start-on drilling, maka bor akan mulai berputar CW
(searah jarum jam).
6. Pada mesin drilling ini terdapat suatu pemutar seperti setir. Pemutar
tersebut diputar seperempat CW seperempat CCW dilakukan berkali
kali sampai bor tersebut menyentuh benda kerja.
7. Menekan tombol start-off drilling, maka bor akan naik dan berhenti
berputar.
8. Proses drilling pada benda kerja Besi strip St 42 50 x 50 x 10 mm
selesai.

29
F. Proses Pembuatan Ulir Luar pada Benda Kerja Beton Yzer Ø 14 x
150 mm :
1. Meletaktkan benda kerja secara vertikal pada ragum lalu dan
mengencangkan ragum tersebut.
2. Menggunakan Die stock & dies M12 x 1,75 untuk mebuat ulir luar
pada benda kerja.
3. Menggunakan oli untuk mendinginkan proses pembuatan ulir luar.
4. Memasukkan lubang Die stock & dies M12 x 1,75 ke benda kerja
lalu putar Die stock & dies M12 x 1,75 dengar arah CW (searah
jarum jam) dan sesekali di putar CCW (berlawanan arah jarum jam)
lakukan sampai panjang yang diinginkan.
5. Proses pembuatan ulir luar selesai.
G. Proses Pembuatan Ulir Dalam pada Benda Kerja Besi strip
50x50x10 mm :
1. Meletakan benda kerja secara horizontal pada ragum dan
mencangkan ragum tersebut.
2. Menggunakan Taps M12 x 1,75 untuk mebuat ulir dalam pada benda
kerja.
3. Memasukan taps M12 x 1,75 ke lubang pada benda kerja lalu putar
Taps M12 x 1,75 dengar arah CW (searah jarum jam) dan sesekali
di putar CCW (berlawanan arah jarum jam) lakukan sampai panjang
yang diinginkan.
4. Proses pembuatan ulir dalam selesai.
H. Sesudah Pengoperasian Mesin Freis :
1. Melepaskan benda kerja.
2. Membersihkan Mesin Freis dan lantai sekitar dari kotoran/ geram.
3. Menyerahkan semua peralatan kepada petugas Laboratorium.
4. Menggambar dan mengukur dimensi benda kerja.

30
BAB IV
ANALISA DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data


Adapun data-data yang didapatkan dari percobaan bubut (Turning) ini adalah
sebagai berikut :
4.1 Tabel data-data hasil Praktikum Proses Bubut
No. Proses Machining Time (s)
1 Facing 1 73
2 Facing 2 85
3 Membuat Bidang referensi 11
4 Turning 1 55
5 Turning 2 72
6 Turning 3 76
7 Tappering 41
8 Champering 14
9 Centering 21
10 Drilling 48
Jumlah 496

4.2 Tabel data-data hasil Praktikum Proses Miling

No. Proses Machining Time (s)


1. Face Mill 74
2. End Mill 40
3. Drilling 43
Total Time 157

31
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Mesin Bubut
Berdasarkan data-data yang telahdidapatkanpadapraktikum proses bubut
(Turning) adalahsebagaiberikut:
1. Proses Facing (Face Cutting)
Diketahui: v= 10 m/menit i= 2 kali
d = 10 mm f = 0,06 mm/putaran
Ditanya :t =....? Machining Time

Jawab:
𝜋.𝑑.𝑛
𝑣=
1000
3,14 (10 𝑚𝑚) 𝑛
10 𝑚⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 =
1000
10.000 𝑝𝑢𝑡⁄
𝑛 = 3,14 (10) 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑢𝑡⁄ 𝑝𝑢𝑡⁄
𝑛 = 318,5 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ~ 270 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐿𝑖 19𝑚𝑚 (2)
𝑡= = 𝑝𝑢𝑡⁄
𝑓 𝑛 0,06𝑚𝑚⁄
𝑝𝑢𝑡 . 270 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑡 = 1,17 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(Machining Time ) 𝑡 = 70,2 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

2. Proses Turning
Diketahui: n = 270 put/menit i = 1 kali
L = 27 mm f = 0,06 mm/putaran
Ditanya : t =....? Machining Time
𝐿𝑖
Jawab: 𝑡=
𝑓𝑛
27 𝑚𝑚 .(1)
𝑡= 𝑚𝑚 𝑝𝑢𝑡⁄
0,06 ⁄𝑝𝑢𝑡 .270 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑡 = 1,66 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 = 100,8 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

32
3. Proses Turning
Diketahui: n = 270 put/menit i=2 kali
L = 10 mm f = 0,06 mm/putaran
Ditanya : t =....? Machining Time
𝐿𝑖
Jawab: 𝑡=
𝑓𝑛
10 𝑚𝑚 .(2)
𝑡= 𝑚𝑚 𝑝𝑢𝑡⁄
0,06 ⁄𝑝𝑢𝑡 .270 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑡 = 1,24 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 = 74 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

4. Proses Tappering
Diketahui: n = 270 put/menit i=1kali
L = 7 mm f = 0,06 mm/putaran
Ditanya : t =....? Machining Time
𝐿𝑖
Jawab: 𝑡=
𝑓𝑛
7𝑚𝑚 .(1)
𝑡= 𝑚𝑚 𝑝𝑢𝑡⁄
0,06 ⁄𝑝𝑢𝑡 .270 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑡 = 0,43 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 = 25,9 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

5. Proses Champering
Diketahui: n = 270 put/menit i=1kali
L= 2 mm f = 0,06 mm/putaran
Ditanya : t =....? Machining Time
𝐿𝑖
Jawab: 𝑡=
𝑓𝑛

2 𝑚𝑚 . (1)
𝑡= 𝑝𝑢𝑡⁄
0,06 𝑚𝑚⁄𝑝𝑢𝑡 . 270 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 = 0,12 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 = 7,4 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

33
6. Proses Centering
Mesin Frais
1. Face Mill
𝐿 (𝐿𝑤 +𝐿𝑛 ) (50+30) 𝑚𝑚
Machining Time : 𝑉𝑡 = = = 0,93 menit
𝑓 𝑉𝑓 86 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
𝑚𝑚
𝑉𝑓 .𝑎.𝑤 (86 )(2 𝑚𝑚)(50 𝑚𝑚)
Material Removal Rate: = 𝑚𝑖𝑛
= 8,6 cm3/menit
1000 1000

2. End mill
𝐿 15 𝑚𝑚
Machining Time : 𝑉𝑡 . 𝑖 = 𝑚𝑚 . 6 = 1,05 menit
𝑓 86
𝑚𝑖𝑛

Material Removal Rate:


𝑚𝑚
𝑉𝑓 .𝑎.𝑤 (86 )(0,75 𝑚𝑚)(10 𝑚𝑚)
.𝑖 = 𝑚𝑖𝑛
. 6= 3,87 cm3/menit
1000 1000

3. Drilling
𝐿 (12)
Machining Time : 𝑓 𝑛 𝑏 = (0,5)(540)(2) = 0,02 menit

Total time: 2 menit = 120 detik

4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Proses Bubut
Setelah dilakukan percobaan menggunakan mesin bubut, didapatkan
data perbandingan waktu permesinan data actual danteoritis seperti
dibawah ini:
Machining Time (s)
No. Proses
Aktual Teoritis
1. Facing 156 70,2
2. Turning 55 100,8
3. Turning 148 74
4. Tappering 41 25,9
5. Champering 14 7,4
6. Centering 21 -
7. Drilling 48 -

34
Total Time 483 278,3

Dari data table diatas dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan antara data teoritis
dengan data aktual. Perbedaan ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Adanya keslahan umum pada pengukuran dimensi benda kerja sebelum dan
sesudah dibubut sehingga mengakibatkan terjadinya perbedaan waktu
pengerjaan dan waktu secara teori
2. Metode yang digunakan untuk menentukan selesainya proses facing dengan
melihat tidak ada lagi geram yang dihasilkan (mata pahat sampai di garis
sumbu) dirasa kurang representatif dalam hal batas pengukuran waktu
3. Perhitungan waktu dilakukan secara manual oleh praktikan sehingga
keakuratan dalam menghitung waktu mulai dan selesai sangat rendah,
sehingga sangat dimungkinkan terjadi ketimpangan antara waktu aktual dan
teoritis
4. Komunikasi yang kurang baik antara operator dan pencatat waktu sehingga
terjadi overlapping

4.3.2 Pembahasan Proses Frais

Setelah dilakukan percobaan menggunakan mesin freis, didapatkan


data perbandingan waktu permesinan data aktual dan teoritis seperti
dibawah ini:

Machining Time (s)


No. Proses
Aktual Teoritis

1. Face Mill 74 61
2. End Mill 40 63
3. Drilling 43 1.2
Total Time 157 125,2

35
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan antara data
teoritis dengan data aktual. perbedaan ini terjadi disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu :
1. Ketidakakuratan dan keteledoran praktikan saat menghitung waktu
2. Pada proses facing, perhitungan waktu dihentikan setelah geram tidak
lagi terbentuk. Namun, praktikan kurang tanggap menyikapi hal tersebut.
Hal ini akan memperbesar waktu yang terhitung saat percobaan (waktu
aktual)
3. Kurangnya ketelitian praktikan dalam pengukuran dimensi

36
BAB V
KESIMPULAN

1. Proses permesinan dengan menggunakan mesin bubut dalam percobaan ini


meliputi:Facing, Longitudinal Turning, Tapering, Chamfering, Center Drill,
Drilling
Proses permesinan dengan menggunakan mesin freis dalam percobaan ini
meliputi:Face Mill dan End Mill
2. RPM spindle ditentukan berdasarkan kecepatan potong dan diameter benda
kerja.
3. Perhitungan waktu permesinan ditentukan berdasarkan panjang permesinan
benda kerja, jumlah pengulangan proses, feeding, dan RPM spindle/chuck.
4. Kecepatan makan (feeding) ditentukan berdasarkan kekasaran permukaan
yang diinginkan dan nose radius dari pahat.
5. MRR ditentukan berdasarkan volume material yang terbuang (geram)
dibagi dengan waktu permesinan.

37
Lampiran

Pertanyaan (Untuk Mesin Bubut):


1. Pada saat akan melakukan turning, maka dilakukan perhitungan RPM
spindle/Chuck. Apa yang terjadi bilamana setting RPM Chuck terlalu tinggi
dari hasil perhitungan?Jelaskan! Demikian juga sebaliknya, bagaimana
kalau RPM terlalu rendah?Jelaskan!
2. Dalam proses sentering, proses driing dan proses boring, Chuck seharusnya
di putar kea rah mana (CW atau CCW)? Bagaimana kalau arah putaran
chuck salah? Berikan penjelasan!
3. Lihat gambar praktikum hitung kecepatan makan, waktu pemotongan dan
kecepatan penghasil geram;
-Proses turning dari Ø38 mm panjang 27
-Proses Facing
4. Tentukan waktu potong (machining time) secara teoritis (pakai rumus-
rumus yang ada)!
5. Tentukan waktu potong actual/sebenarnya!
6. Buat sket masing-masing proses pembuatan produk tersebut lengkap
dengan gerakan pahat dan benda kerja.

Jawaban (Untuk Mesin Bubut):


1. ketika rpm yang digunakan lebih tinggi dari perhitungan namun tidak
terpaut terlalu jauh maka tidak berpengaruh, misalkan pada proses facing
mesin bubut didapatkan perhitungan rpm sebesar 209,52putaran/menit akan
tetapi pada mesin bubut digunakan rpm sebesar 250 putaran/menit. Tetapi
apabila rpm perhitungan dengan rpm yang digunakan terpaut terlalu besar
maka benda kerja akan patah sedangkan apabila rpm yang digunakan terlalu
rendah dari rpm perhitungan maka pahat yang digunakan akan patah
2. Diputar kearah CW, apabila arah putaran chuck salah maka benda kerja
tidak akan terpahat dan pahat akan menjadi aus atau tumpul

38
3. -Proses turning dari Ø38 mm panjang 27
Kecepatan feeding(Vf)= f.n
Vf= 0,06 mm/put . 318,5 put/menit
Vf= 19,089mm/menit

𝐿𝑖
Waktu pemotongan 𝑡 =
𝑓𝑛
27 𝑚𝑚 .(1)
𝑡= 𝑚𝑚 𝑝𝑢𝑡⁄
0,06 ⁄𝑝𝑢𝑡 .270 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑡 = 1,67 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 = 100,2 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

Kecepatan penghasil geram (Z)=A.V


(𝑍) = 3,14 . (18𝑚𝑚)2 .10000 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑍 = 10173 𝑐𝑚3

-Proses Facing
Kecepatan feeding(Vf)= f.n
Vf= 0,1 mm/put . 209,52 put/menit
Vf= 20,952 mm/menit

𝐿𝑖 19𝑚𝑚 (2)
Machining Tim𝑡 = = 𝑝𝑢𝑡⁄
𝑓 𝑛 0,1𝑚𝑚⁄
𝑝𝑢𝑡 . 250 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑡 = 1,52 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 = 91,2 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Kecepatan penghasil geram
(Z) = A.V
(𝑍) = 3,14 . (18𝑚𝑚)2 .25000 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑍 = 25434 𝑐𝑚3

39
6. Waktu teoritis dan actual
Machining Time (s)
No. Proses
Aktual Teoritis
1. Facing 156 70,2
2. Turning 55 100,8
3. Turning 148 74
4. Tappering 41 25,9
5. Champering 14 7,4
6. Centering 21 -
7. Drilling 48 -
Total Time 483 278,3

Pertanyaan (Untuk Mesin Freis):

1. Hitung waktu pemotongan pada proses facing!


2. Hitung kecepatan penghasil geram pada proses facing !
3. Hitung waktu pemotongan pada proses pembuatan poket !
4. Hitung kecepatan penghasil geram pada proses pembuatan poket !
5. Tentukan waktu potong actual / sebenarnya !

40
Jawaban (Untuk Mesin Freis):
𝐿 (𝐿𝑤 +𝐿𝑛 ) (50+30) 𝑚𝑚
1. Machining Time : 𝑉𝑡 = = = 0,93 menit
𝑓 𝑉𝑓 86 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
𝑚𝑚
𝑉𝑓 .𝑎.𝑤 (86 )(2 𝑚𝑚)(50 𝑚𝑚)
2. Material Removal Rate: = 𝑚𝑖𝑛
= 8,6 cm3/menit
1000 1000

3. Pada praktikum ini proses poket dilakukan secara manual.


4. Pada praktikum ini proses poket dilakukan secara manual.
5. Waktu teoritis dan actual /sebenarnya

Machining Time (s)


No. Proses
Aktual Teoritis

1. Face Mill 74 61
2. End Mill 40 63
3. Drilling 43 1.2
Total Time 157 125,2

41
Dokumentasi

42
43
DAFTAR PUSTAKA

Gerling,Heinrich.1982.”All About Mechine Tools”.New Dehli:Himgiri Printers.

44

Anda mungkin juga menyukai