Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAWATAN PREVENTIVE MESIN BUBUT

Oleh:

EMILDA DINI PRATIWI

17050524029

S-1 PENDIDIKAN TEKNIK

MESIN JURUSAN TEKNIK

MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI

SURABAYA 2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah yang


diberikan oleh Allah S.W.T sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Perawatan
Preventive Mesin Bubut” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W
yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Tujuan dari penyusunan makalah ini
untuk mengetahui bagaimana manajemen perawatan mesin bubut.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya tujukan kepada,

1. Bapak Drs. Budihardjo Achmadi Hasyim, M.Pd. sebagai pengampu mata kuliah
Teknik Perawatan Mesin yang telah memberikan informasi yang sangat
bermanfaat dalam perkuliahan selama ini.
2. Teman-teman prodi pendidikan teknik mesin yang tidak saya sebutkan satu
persatu yang juga telah memberikan semangat dan motivasi untuk dapat
menyelesaikan makalah ini.

Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun


dan kepada para pembaca.

Surabaya, 13 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bagian-bagian Mesin Bubut.....................................................................3
B. Pengertian Perawatan...............................................................................5
C. Jenis-jenis Perawatan...............................................................................6
D. Perawatan Preventive Mesin Bubut.........................................................8
E. Bagian atau Komponen Perawatan...........................................................10
F. Langkah-langkah Kerja............................................................................11
G. Keuntungan perawatan Preventive...........................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu factor penunjang keberhasilan
industry bidang manufaktur adalah kelancaran
pada proses produksi. Apabila proses produksi
lancar, maka akan menghasilkan produk yang
berkualitas, waktu produksi yang sesuai dengan
target dan biaya produksi yang sesuai. Di dalam
proses tersebut tentunya juga bergantung pada
sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti
manusia, mesin, ataupun sarana penunjang lain
yang kondisinya harus siap pakai untuk
menjalankan operasi produksinya, baik
ketelitian, kemampuan ataupun kapasitasnya.
Salah satu mesin produksi yang
memerlukan perawatan adalah mesin bubut.
Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang
digunakan untuk membentuk benda kerja
dengan cara menyayat dan gerakannya memutar.
Di bidang industry, keadaan mesin bubut sangat
berperan, terutama di dalam industry
permesinan. Misalnya dalam industry otomotif
mesin bubut berperan dalam pembuatan
komponen- komponen kendaraan, seperti mur,
baut, roda gigi, poros dan lainnya.
Perawatan atau maintenance merupakan
salah satu fungsi utama usaha, karena dengan
dijalankannya sebuah perawatan maka fasilitas-
fasilitas produksi akan terjaga kondisinya dan
dapat melancarkan proses produksi.
Oleh sebab itu, berdasarkan pernyataan
diatas maka dalam makalah ini akan membahas
tentang perawatan preventive mesin bubut

1
sebagai cara perawatan preventive pada mesin bubut?
suatu proses 5. Apa saja bagian atau komponen perawatan?
perencanaa
n perawatan
dan
pengendalia
n operasi
perawatan
agar proses
produksi
dapat
berjalan
dengan
lancar.

B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan
masalah yang
akan dibahas
pada makalah ini
adalah sebagai
berikut
1. Apa saja
bagian-
bagian dari
mesin
bubut?
2. Apa yang
dimaksud
dengan
perawatan?
3. Apa saja
jenis-jenis
perawatan?
4. Bagaimana

2
6. Bagaimana Langkah-langkah kerja dalam perawatan mesin bubut?
7. Apa saja keuntungan dari perawatan preventive?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui bagian-bagian dari mesin bubut
2. Mengetahui apa itu perawatan
3. Mengetahui jenis-jenis perawatan
4. Mengetahui perawatan preventive pada mesin bubut
5. Mengetahui bagian atau komponen mesin bubut yang dirawat
6. Mengetahui Langkah-langkah kerja perawatan mesin bubut
7. Mengetahui keuntungan dari perawatan preventive
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bagian-bagian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya
bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat sebagai alat
untuk menyayat benda kerja tersebut. Fungsi mesin bubut yaitu untuk membubut
muka/facing, rata lurus/bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor,
memperbesar lubang, memotong, dll. Berikut adalah bagian-bagian dari mesin
bubut:

1. Kepala Tetap (Headstock)


Bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin,bagian inilah yang
memutarkan benda kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi
serta roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri atas tiga atau empat buah
keping dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar oleh suatu
motor yang letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui suatu
ban.
2. Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja.
3. Tool Post
Penjepit/pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam
yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool
poss).
4. Kepala Lepas (Tailstock)
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan
dipasang diatas mesin.Berfungsi sebagai berikut:
 Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut
 Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor
 Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri
atas dua bagian: yaitu alas dan ban, kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3
baut. Ikat dan dapat digerakkan dipenggeser itu di perlukan apabila.
a. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat
b. Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk
menghasilkan pembubutan yang tirus.
5. Bed
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu:
a. Tempat kedudukan kepala lepas
b. Tempat kedudukan eretan (cariage/support)
c. Tempat kedudukan penyangga diam (stendy prest)
d. Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya
pemakanan pahat saat membubut.
6. Eretan (Carriage)
Eretan terdiri dari atas alas, eretan lintang, dan eretan atas. Eretan alas
adalah eretan yang kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu
melalui roda yang dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang
dibawah alas melalui penghantar.
a. Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas.
fungsi eretan lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat
saat membubut bagian ujung pahat dengan putaran tiap pembagian
ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.
b. Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut
dengan mur ikat. fungsi eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan
perkakas bubut dan memberi gerakan yang diperlukan.

B. Pengertian Perawatan
Perawatan merupakan pekerjaan rutin, pekerjaan yang berulang-ulang,
diperlukan untuk menjaga fasilitas yang ada agar tetap dalam keadaan baik
(optimal), dapat digunakan sesuai dengan kapasitas dan efisiensi semula.(Gempur
Santoso, 2010).
Perawatan (maintenance), menurut The American Management
Association, Inc. (1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang
dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan
sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya secar efesien ini berbeda dengan
perbaikan. Pemeliharaan atau maintenance juga didefinisikan untuk menjaga
suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima (BS3811, 1974 dalam Corder, 1992).
Jadi perawatan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/ penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Menurur Corder (1992) tujuan pemeliharaan yang utama dapat
didefinisikan dengan jelas sebagai berikut:
1. Memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan dan isinya)
2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
(atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum
yang mugkin.
3. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
C. Jenis-Jenis Perawatan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat
dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:

Bentuk-bentuk Perawatan:
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Perawatan Preventif adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan
untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk:
inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau
mesin- mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan
2. Perawatan korektif
Perawatan Korektif adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai
standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-
peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi
rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan
yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau
alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Perawatan Darurat adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan
karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga
beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan
perawatan seperti:
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan
perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila
perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu
yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi
diperbaiki.
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang
baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan
perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti
pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya
langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap
pakai.

D. Perawatan Preventive Mesin Bubut


Berikut ini langkah-langkah perawatan yang dilakukan pada mesin bubut:
1. Perawatan Alat /Tools:
a. Pengecekan Pahat/pisau Bubut, ukuran sudut pemakanan sesuai atau tidak.
b. Pengecekan rumah pahat, ukuran lubang tidak mengalami kelonggaran.
c. Pengecekan senter kepala lepas.
d. Pemeriksaan handel pengubah transmisi daya/ kecepatan putar.
2. Perawatan Umum
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan perawatan
dan pengoperasian yang benar dan seksama. prosedur perawatan mesin
bubut ini adalah:
a. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
b. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin
dan pemberian grease, diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuat mesin.
c. Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin
dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
d. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama, tidak diperkenakan
memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer.
e. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan
sampai beram-beram yang halus dan keras terutama beram besi tulang
jatuh kemeja mesin dan terbawa oleh eretan.
f. Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada
posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin.
3. Perawatan Khusus:
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,
berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh
pabrik pembuat mesin.
a. Motor Utama (Motor Pembangkit)
Ada dua kerusakan yang biasa terjadi pada motor pembnagkit yaitu:
Motor tidak mampu bekerja, Ada 7 kemungkinan yang menyebabkan
motor pembangkit tidak mau bekerja:
1) Tegangan dari sumber tenaga yang masuk ke motor pembangkit
rendah, sehingga tidak sanggup membangkitkan motor pembangkit.
2) Arus yang masuk ke motor pembangkit beda phasanya, maka
diperlukan pengikuran arus yang masuk satu phasa atau tiga phasa
sesuai dengan motor pembangkit.
3) Sekring pada circuit breaker putus/terbakar,apabila terjadi hal yang
demikian,maka gantilah sekring tersebut dengan yang baru dan
spesifikasi yang sama.
4) Tidak sempurnanya kontak-kontak pada switch atau saklar.
5) Coil pada saklar terbakar
6) Tidak terjadi hubungan pada kontak limit switch
7) Rem motor tidak berfungsi secara baik
b. Motor cepat panas
Ada tiga penyebab yang mengakibatkan motor penggerak menjadi cepat
panas yaitu:
1) Perbedaan tegangan
2) Periksa tegangan listrik yang masuk
3) Beban motor yang berlebihan dengan adanya beban yang berlebihan
dari yang ditentukan akan dapat menimbulkan panas berlebihan pada
yang berlebihan pada motor pengerak,untuk itu perlu diatur kembali
beban agar sesuai dengan yang telah ditentukan.
E. Bagian atau Komponen Perawatan
Berikut adalah bagaian atau komponen perawatan pada mesin bubut yang
harus dijaga dengan baik:
1. Kepala tetap Pada mesin bubut adalah memegang kunci utama pada
keberhasilan pekerjaan mengunakan mesin bubut. Kerusakan yang umum
terjadi pada kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah:
a. Putaran poros utama tersendat-sendat.
b. Putaran poros utama terlalu berat.
c. Suhu atau temperature pada kepala lepas terlalu tinggi.
d. Terjadinya suara yang bising pada kepala lepas.
e. Tidak senter.
2. Eretan. Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah
sebagai berikut:
a. Eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut.
b. Penyelesaianya lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel kerapatan
eretan, apabila terlalu kuat longarkan baut-baut tersebut.
c. Hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjedi karena adanya ganguan pada
pinion gear, usaha mengatasinya ialah dengan memperbaiki gigi pinion
atau mengganti gigi pinion yang baru.
d. Pemakanan pada benda kerja tidak rata pada waktu langkah otomatis
atau penyayatan otomatis, hal ini disebabkan oleh tidak senternya poros
transportir.
e. Terlalu berat pada waktu pemotongan menyilang, kemungkinan ini
disebabkan terlalu kuatnya pengikat baut untuk pemotongan menyilang.
f. Tidak rata permukaan penyayatan menyilang (facing), hal ini
kemungkinan disebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat
poros utuk pemakanan.
g. Teralalu keras gerakan toolpost.hal ini disebabkan oleh gangguan
pemasangan pasak.
h. Kedudukan tool post kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik.
i. Pompa pada apron sangat sulit dioperasikan, hal ini disebabkan minyak
pelumas yang sudah kotor, lakukan pembersian atau penggantian minyak
pelumas serta membersihkan pipa-pipasalurannya
3. Kepala Lepas
Kepala lepas mudah bergetar atau tidak setabil selama pelaksanan
pembubutan. Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat
baut pengikat kepala lepas dengan meja atau rangka mesin
4. Kunci Chuck
Pada kunci chak adalah bagian alat yang sangat penting, karena alat
yang sering digunakan untuk membuka dan mengencangkan pencekam,
perawatan yang harus dilakukan adalah:
a. Periksa bagian pengencang/mulut pengunci terlihat aus atau tidak, jika
terjadi haus maka pengencangan terjadi slip.
b. Jika terjadi haus, perlu penambahan daging, dengan cara pengelasan
listrik.
c. Setelah dilas kemudian, fraislah (Mesin Milling) pengunci hingga
terbentuk persegi, (segi empat).
d. Setelah terbentuk rapihkann bagian yang tajam agar tidak melukai
pekerja.

F. Langkah-Langkah Kerja
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada perawatan mesin bubut,
Sebelum melakukan pekerjaan alignment sediakanlah safety tools guna
menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Adapun langkah-langkah kerja
untuk melakukan alignment adalah:
1) Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2) Gunakan peralatan sesuai pada tempatnya
3) Periksa setiap bagian poros, puli, chack dan sabuk penggerak pada saat
motor sebelum bekerja maupun sedang bekerja.
4) Lakukan pengukuran untuk menentukan ketegak lurusan, kebulatan
menggunakan dial indicator.
5) Lakukan pemeriksaan kebengkokan pada chack/pencekam, Gunakan dial
indicator.
6) Periksa setiap eretan, apakah terjadi gesekan antara eretan dankedudukan
eretan.
7) Lumasi oli/pelumas pada bagian-bagian yang terjadi gesekan.
8) Lakukan penyetelan pada kedudukan mesin agar terjadi keseimbangan.
9) Tulislah catatan setiap hasil pemeriksaan.
10) Bersihkan tempat kerja setelah mengaligment.

G. Keuntungan Perawatan Preventive


Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan
preventif yang dilaksanakan dengan baik,
1. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.
2. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.
3. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
4. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
5. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya,
sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu.
6. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perawatan


preventive sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan dan dapat
memperpanjang umur mesin. Komponen-komponen mesin bubut dapat dirawat
dengan tiga langkah yaitu perawatan alat, perawatan umum dan perawatan
khusus. Keuntungan dari perawatan prevetive ini adalah waktu terhentinya
produksi menjadi berkurang, berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan,
penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya,
sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu, dan keselamatan
kerja operator lebih tinggi.

B. Saran
Untuk menjaga mesin bubut agar tetap berfungsi dengan baik, sebaiknya
teknisi benar-benar melakukan perawatan secara berkala dan segera memperbaiki
apabila terjadi kerusakan. Agar proses produksi tetap berjalan lancar dan
perusahaan tidak mengalami kerugian yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA

Corder, Anthony, S. 1973. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta. Erlangga

Modul Teknik Permesinan Bubut, Kemdikbud.

Santoso, Gempur. 2010 . Manajemen Perawatan Pabrik dengan Pendekatan


Ergonomis. Jakarta. Pustaka Prestasi Publisher.
Edih, Arga, dkk, 2018. Makalah Pemeliharaan dan Perawatan Mesin Bubut.
Diakses Pada tanggal 19 Maret 2020 (https://docplayer.info/156074780-
Makalah-pemeliharaan-dan-perawatan-mesin-bubut-diajukan-sebagai-salah-
satu-syarat-dalam-rangka-memperoleh-nilai-mata-kuliah-manajemen-
perawatan.html)

Darmo, Suryo. 2009. Perawatan dan Pemeliharaan Mesin Industri. Jogjakarta.

Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exac Bandung.

Anda mungkin juga menyukai