Disusun Oleh :
Kelompok 2
FAKULTAS TEKNIK
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Praktikum Proses
Produksi.
Dengan selesainya tugas proses produksi ini penyusun menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Sudarno,ST, M.T. selaku pembimbing praktikum proses
produksi Teknik Universitas Merdeka Madiun.
2. Semua rekan - rekan yang telah membantu hingga terselesainya
laporan ini.
Laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah mengikuti praktikum Proses
Produksi, adapun laporan ini berisikan tentang teori-teori dasar, alat dan bahan,
prosedur kerja, pembahasan dan kesimpulan dari praktikum Proses Produksi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah memberikan
motivasi sehingga laporan ini terselesaikan sesuai apa yang diinginkan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
namun penulis juga mempunyai keterbatasan pengetahuan, sehingga nantinya
laporan ini ada kekurangan - kekurangan harap dimaklumi dan penulis siap
menerima saran yang bersifat membangun sehingga laporan ini nantinya bisa
menjadi lebih sempurna.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Hal tersebut dilakukan karena proses produksi pada dunia industri tidak pernah
lepas dari alat-alat dan mesin-mesin sebagai teknologi dasar yang digunakan
dalam kegiatan produksi. Setelah mengetahui dan memahami teknologi tersebut,
maka pengetahuan akan penggunaan dapat diketahui dan maintenance dapat
dilakukan dengan baik, dengan pemahaman yang lebih dapat mengoptimalkan
solusi dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada selama kegiatan produksi
tersebut berlangsung.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi teori tentang mesin bubut, baik berupa definisi dan cara
pengoperasian serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan mesin tersebut.
BAB III MESIN MILLING DAN DRILLING
Berisi teori tentang mesin mesin drilling, baik berupa definisi dan cara
pengoperasian serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan mesin tersebut.
Berisi teori tentang las listrik, baik berupa definisi dan cara pengoperasian
serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan mesin tersebut.
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Gambar 2.1 Mesin Bubut
1. Membubut luar
2. Membubut dalam
3. Membubut tirus
4. Membuat Permukaan
5. Memotong
6. Membuat ulir
Pada gambar 2.2 dibawah ini dapat dilihat bentuk-bentuk benda kerja yang
dibuat oleh mesin bubut tersebut. Meskipun ada juga kemampuan-kemampuan lain
yang dapat dikerjakan oleh mesin tersebut
Menurut jenis dan fungsinya, maka mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi:
Mesin bubut terdiri dari beberapa bagaian. Bagian-bagian mesin bubut yang
pada umumnya diketahui antara lain adalah sebagai berikut:
b. Spindel (spindle)
c. Eretan (carriage)
1. Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas
waktu mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
2. Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan tangan,
apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau
simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan
dan merusak mesin.
Gambar 2.4 Pemasangan Pahat Bubut
3. Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat
tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut
dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat
pahat model perahu (American tool post) lihat gambar 2.5 kemudian
lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
Agar sesuai dengan penggunaannya seperti kekerasan bahan, bentuk dan jenis
benda kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masingmasing
memiliki spesifikasi, seperti gambar 2.5 dibawah ini.
Angka untuk kecepatan potong dicari dari table. Dengan menggunakan rumus:
𝑛 = 4𝐶𝑠
𝐷−𝑑
𝑡=
2
1000 𝑥 𝐶𝑠
𝑛=
𝜋. 𝐷
Cara pengerjaan :
5) Proses pertama yang harus dilakukan membubut rata pada satu ujung
benda kerja.
6) Pekerjaan ini dimulai dari pangkal di gambar kerja ( diameter terbesar
dulu)
7) Kemudian membubut tingkat sesuai ukuran pada gambar soal.
8) Saat akan membuat alur harus mengganti pahat rata dengan pahat alur.
Cara setting pahat sama seperti pahat rata.
9) Setelah setting pahat buat alur pada benda kerja sesuai ukuran.
10) Langkah selanjutnya lepas benda kerja dari cakram dan balik benda kerja.
11) Proses selanjutnya mengerjakan pada bagian yang terdapat ulir.
12) Ganti pahat dengan pahat rata
13) Bubut bertingkat benda kerja sesuai ukuran.
14) Setelah itu, sebelum membuat tirus hitung besar derajat kemiringan eratan
dengan rumus :
𝐷−𝑑
𝑡𝑔ˉ1 𝛼 =
2𝑡
20−14
𝑡𝑔ˉ1 𝛼 = 2𝑥15
6
𝑡𝑔ˉ1 𝛼 = 30
18) Yang terakhir membuat ulir. Ganti pahat dengan pahat ulir , setting mesin
bubut untuk membuat ulir M14 X 1,5 dengan RPM paling rendah.
19) Pemakanan harus sedikit-sedikit dan jalannya dengan otomatis eretan
bawah.
20) Untuk buat lubang/ mengebor pada mesin bubut, ganti ujung kepala lepas
dengan cekam mata bor dan lakukan pengeboran dengan perlahan.
21) Jika seluruh proses telah selesai, rapikan selueruh alat dan taruh alat
ketempat semula lalu matikan saklar mesin, dan bersihkan mesin
BAB III MESIN FRAIS DAN DRILLING
Mesin frais dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus,
tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin
mata frais agar tidak cepat aus. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan
diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok (vice)
atau alat Bantu lainnya.
Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal (maju-mundur dan
kekirikekanan). Dengan gerakan ini maka dapat menghasilkan benda-benda seperti
pembuatan bidang rata, alur, roda gigi, segi banyak beraturan, bidang bertingkat,
dan lain-lain.
Mesin-mesin frais yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang
diantaranya ialah:
Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat digerakan
pada tiga arah yaitu, arah membujur, arah melintang dan arah tegak. Sedang pada
mesin frais tegak letak sumbu utama spindelnya tegak lurus terhadap meja mesin.
Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar, maka kedudukan
spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja mesin. Mesin frais
jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
mempergunakan frais sisi atau frais jari. Sedang untuk frais universal, meja dari
mesin ini pada mesin horizontal hanya meja universal dapat diputar mendatar dan
membentuk sudut 45° kearah tiang mesin.
Mesin milling (frais) horizontal terdiri dari komponen atau bagian yaitu sebagai
berikut :
Keterangan:
Pemotong ini mirip dengan pemotong datar, bedanya ada pada gigi-gigi yang
hanya terdapat di samping. Pemotong jenis ini, bisa berbentuk lurus, heliks
maupun zig-zag.
c) Pemotong Gergaji Pembelah Logam
Pemotong nya mirip dengan pemotong frais datar, bedanya dibuat relatif tipis
(± 5 mm). Pemotong jenis ini diberi pengaman dengan cara meng gerinda sisi
nya untuk menghasilkan ruang, agar memudahkan serpihan keluar.
Pemotong jenis ini dapat memotong sudut tunggal, maupun jamak. Pemotong
sudut tunggal ini, mempunyai satu permukaan kerucut, sedangkan yang jamak,
mempunyai gigi-gigi pada dua permukaan kerucut. Jenis ini biasanya
digunakan untuk memotong tanggem dan pelebar lubang (berfungsi mirip
dengan reamer).
Jenis pemotong ini mempunyai bentuk khusus yang dapat digunakan untuk
memotong cekung, cembung, memotong roda gigi, memotong pembulatan
pada sudut, dsb nya.
g) Pemotong Celah “ T ”
Pemotong ini mirip dengan pemotong datar kecil atau frais samping yang
memiliki poros integral untuk menggerakkannya. Gunanya untuk membuat
celah “ T “.
h) Pemotong Gigi Sisipan
Meskipun merupakan mesin serba guna, tetapi mesin ini juga dapat digunakan
untuk produksi massal (mass product). Pemotong dipasangkan pada arbor
horizontal yang ditopangkan (support) secara kaku (solid) oleh lengan yang berada
di atas.
merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu
benda. Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutar mata pisau dengan
kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja. Fungsi utama dari mesin bor
adalah untuk melubangi benda kerja dengan ukuran-ukuran tertentu. Mesin bor
terdapat dua jenis yakni mesin bor duduk dan mesin bor tangan.
Berikut ini merupakan cara mengoperasikan mesin bor duduk (Press Drill):
h. Sisa material yang keluar berupa tatal panas yang menyebar dan dapat
menyebabkan iritasi pada kulit tangan.
Ada beberapa mata bor yang digunakan diantaranya adalah seperti dibawah
ini:
a. Mata bor logam Merupakan jenis mata bor yang digunakan pada benda-
benda kerja yang terbuat dari bahan logam.
b. Mata bor kayu Merupakan jenis mata bor yang digunakan pada benda-
benda kerja yang terbuat dari kayu.
c. Mata bor beton Merupakajenis mata bor yang digunakan pada benda-
benda kerja yang terbuat dari beton keras.
Dalam tugas praktikum Proses Produksi pada mesin frais, Mahasiswa ditugaskan
untuk membuat benda kerja dari plat besi seperti gambar dibawah ini :
Cara pengerjaan :
3) Setting benda kerja lurus datar agar saat pemakanan tidak miring
4) Kemudian lakukan pemakanan beda kerja dari samping plat besi tersebut
sampai membentuk seperti gambar berikut :
Las busur listrik elektroda terlindung atau lebih dikenal dengan SMAW
(Shielded Metal Arc Welding) merupakan pengelasan menggunakan busur nyala
listrik sebagai panas pencair logam. Busur listrik terbentuk diantara elektroda
terlindung dan logam induk seperti ditunjukkan pada gambar 1. Karena panas dari
busur listrik maka logam induk dan ujung elektroda mencair dan membeku
bersama [Wiryosumarto, 2004].
Las SMAW terdiri dari beberapa bagian peralatan yang disusun atau
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai suatu unit alat untuk
pengelasan. Satu unit las SMAW terdiri dari [Bintoro, 1999]:
Mesin las terdiri dari dua macam yaitu: mesin las arus bolak balik (mesin
las AC) dan mesin las arus searah (mesin las DC). Pada mesin las AC
terdapat transformator atau trafo yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan, kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las
adalah jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan. Sedangkan pada mesin las DC terdapat receifer atau penyearah
arus yang berfungsi untuk mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus
searah (DC).
b) Kabel las
Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke
elektroda dan massa. Arus yang besar harus dapat dialirkan melalui kabel
tanpa banyak mengalami hambatan, sehingga perlu dipilih kabel yang
sesuai dengan arus yang dialirkan.
c) Elektroda
1) Melindungi cairan las, busur listrik, dan benda kerja yang dilas dari
udara luar. Udara luar mengandung oksigen yang dapat mengakibatkan
terjadinya oksidasi, sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanis dari
logam yang dilas.
d) Pemegang elektroda
e) Alat bantu
Alat bantu sifatnya tidak mutlak harus ada. Fungsinya adalah sebagai
pembantu untuk mempermudah dalam pengelasan. Alat bantu yang umum
digunakan contohnya: palu terak, tang untuk memegang benda kerja yang
masih panas, sikat kawat, topeng las, dan sebagainya.
4.3. Tugas Praktikum
Dalam tugas praktikum Proses Produksi pada gambar, terjadi penyatuan benda
pada akhir proses dengan cara di Las. Seperti gambar dibawah ini :
Cara pengerjaan :
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
https://heidyolivia.files.wordpress.com/2011/02/bandel.pdf
https://alvinburhani.files.wordpress.com/2013/06/laporan-praktikum-
proses-produksi.pdf
https://www.slideshare.net/mobile/EndangSaepullah/laporan-
praktikum-proses-produksi-77606733