Anda di halaman 1dari 34

KARYA ILMIAH

PENERAPAN DAN PENGOPERASIAN

MESIN MILLING (FRAIS)

Disusun Oleh :

NAMA : Rahmat Gunawan

NIM : 2101012046

KELAS : 3D D3 TME

Dosen Pengampu :

Lilimiwirdi, S.S.,M.HUM.

NIP: 190109302023212018

POLITEKNIK NEGERI PADANG

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat da

hidayah-Nya penulis bisa menyusun karya ilmiah ini dengan lancar tanpa rintangan yang

berarti. Laporan ini menyajikan tentang “Penerapan dan Pengoperasian Mesin Milling

(Frais)” sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat mengambil pembelajaran

dari laporan ini.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lilimiwirdi,S.S.,M.HUM

selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam pembuatan

karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah

berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan

kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga

karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah yang baik.

Padang, 13 Desember 2023

Penyusun
ABSTRAK

Nama :Rahmat Gunawan

Rabu, 13 Desember 2023

Note : Pengoperasian Mesin Frais

Di dunia industri saat ini, mesin dan logam dalam proses industrialisasi cukup
menentukan, sebab sebagian besar produk yang dihasilkan oleh kelompok industri ini
merupakan bahan baku untuk industri lainnya. Oleh karna itu, mesin frais ini mempunyai
peranan penting dalam sebuah produksi di perindustrian karena sebagian besar proses
produksi menggunakan mesin milling. Seperti dalam proses pembuatan komponen-komponen
otomotif seperti : roda gigi lurus, dll. Mesin milling adalah salah satu mesin yang umumnya
terbuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan gerakan utamanya
berputar dan pemakanan di bidang datar. Dalam proses pengefraisan ini membutuhkan daya
untuk melakukannya, beberapa faktor yang mempengaruhi daya yang dibutuhkan dalam
pembubutan, antara lain kecepatan pemakanan, kedalaman pemakanan, material benda kerja,
dan lain-lain.
DAFTAR ISI

COVER

ABSTRAK ........................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................... .............................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 7

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 8

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 9

2.1 Pengertian Mesin Milling ............................................................................................... 9

2.2 Prinsip Kerja Mesin Milling .......................................................................................... 9

2.3 Jenis-jenis Mesin Milling .............................................................................................. 10

2.4 Bagian Utama Mesin Milling ........................................................................................ 12

2.5 Pisau (cutter) Mesin Milling ......................................................................................... 14

2.6 Gerakan Mesin Milling ................................................................................................ 22

2.7 Metode Proses Mesin Frais ........................................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 23

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................................... 24

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................................... 24

3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................................................. 24

3.4 Analisis Data ................................................................................................................ 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 26

4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ................................................................................ 26


BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 32

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 32

5.2 Saran ........................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 33


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mesin frais kolom dan lutut

Gambar 2.2 Mesin Frais vertikal

Gambar 2.3 Mesin CNC Milling

Gambar 2.4 Cutter

Gambar 2.12 Pisau frais modul roda gigi

Gambar 2.6 Mata Sayat Sisipan

Gambar 2.7 Pisau frais mantel

Gambar 2.8 Pisau frais sudut

Gambar 2.9 Pisau frais sisi dan muka

Gambar 2.10 Pisau Frais Jari

Gambar 2.11 Pisau frais jari radius sudut

Gambar 2.5 Pisau Frais

Gambar 4.1 End Milling

Gambar 4.2 Chamfer Milling

Gambar 4.3 Face Milling

Gambar 4.4 drilling mill

Gambar 4.5 Boring mill

Gambar 4.6 Counterboring

Gambar 4.7 Countersinking

Gambar 4.8 Reaming mill

Gambar 4.9 Tapping mill


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dunia permesisnan dan industri adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan
ekonomi suatu bangsa selain faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi. Dari tahun ke
tahun teknologi permesinan dibidang industri semakin maju dan efesien. Banyak
perusahaaan yang menggunakan mesin produksi berbasis robot dan terkomputerisasi.
Maka dari itu dengan adanya karya ilmiah ini, maka penulis berharap pembaca dapat
mengetahui serta menambah ilmu tentang dunia industri yang salah satunya adalah mesin
frais atau disebut dengan mesin milling ini.

Dalam perkembangannya sendiri, mesin frais juga sering digunakan dalam pembuatan
dies. Selain untuk memperoleh suatu produk dengan kualitas yang baik, juga diharapkan
dies yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk membuat produk yang sesuai dengan
yang diinginkan. Untuk itu, dalam pembuatan dies sendiri sering menggunakan mesin
frais karena selain dapat menghasilkan ketepatan, juga akan lebih mudah dalam proses
pembuatan dies sendiri.

Peranan mesin frais dalam pembuatan dies menjadi sangat penting karena akan
berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dari dies. Pada proses pembuatannya
sendiri bagian yang sering 2 mengalami kerusakan adalah pada bagian pahat. Hal ini
biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti lama pemakanan, kedalaman pemakanan
dll. Dan jenis keausan pahatpun juga beragam. Pada proses milling sendiri memiliki
bentuk pahat dan jenis pahat yang berbeda-beda sesuai dengan proses pemakanan yang
akan dilakukan. Selain itu juga disesuaikan dengan material pahat dan bahan yang akan
dikerjakan. Untuk material lunak menggunakan baja karbon, untuk kecepatan tinggi
menggunakan HSS dan untuk material yang keras menggunakan karbida. Dan terdapat
pula beberapa jenis pahat yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini meliputi :

1) Apa definisi dari mesin milling ?

2) Apa saja prinsip kerja dari mesin milling ?

3) Apa saja jenis jenis dari mesin milling ?

4) Apa bagian bagian utama mesin milling?

5) Apa saja jenis pisau (cutter) pada mesin milling ?

6) Apa saja gerakan dalam mesin milling ?

7) Apa saja metode proses frais?

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan

Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah :

1) Mengenalkan kepada para pembaca tentang mesin industri khususnya mesin


milling

2) Mengenalkan kepada pembaca cara pengoperasian mesin milling

b. Manfaat

Manfaat dari pembuatan karya ilmiah ini adalah :

1) Bertambahnya pengetahuan pembaca tentang mesin milling ini.

2) Paham dari konsep dan cara kerja mesin milling


BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian mesin Milling

Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah bidang datar
dimana pisau berputar dan benda bergerak melakukan langkah pemakanan. Sedangkan
proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan bentuk
bidang datar karena pergerakan dari meja mesin, dimana proses pengurangan material
benda kerja terjadi karena adanya kontak antara alat potong (cutter) yang berputar pada
poros dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.

Pada Tahun 1818 mesin milling atau biasa disebut mesin frais, pertama kali ditemukan
di New Heaven Conecticut oleh Eli Whitney. Pada tahun 1952 John Parson
mengembangkan milling dengan kontrol basis angka (Milling Numeric Control) dalam
perkembangannya mesin frais mengalami berbagai perkembangan baik secara mekanis
maupun secara teknologi pengoperasiannya. Mesin milling jika dikolaborasikan dengan
suatu alat bantu atau alat potong pembentuk khusus, akan dapat menghasilkan beberapa
bentuk yang sesuai dengan tuntutan produksi, misal : Uliran, Spiral, Roda gigi, Cam, Drum
Scale, Poros bintang, Poros cacing dan lain-lain.

II.2 Prinsip Kerja Mesin Milling

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama
oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu
transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada poros mesin milling. Poros mesin milling
atau mesin frais adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk
memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.

Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian
benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas
kekerasan benda kerja. Tujuan mesin frais adalah Menghasilkan benda kerja dengan
permukaan yang rata atau bentuk – bentuk lain yang spesifik seperti profil, radius, silindris,
dan lain – lain dengan ukuran dan kualitas tertentu.

II.3 Jenis-Jenis Mesin Milling

Pada beberapa pengerjaan permesinan dengan menggunakan mesin frais


seringkali terdapat penegerjaan yang dapat dilakukan oleh jenis mesin frais tertentu.
Terdapat beberapa jenis mesin frais dengan fungsi dan kegunaannya masing masing.
Berikut ini merupakan jenis-jenis mesin frais pad aproses permesinan.

1. Mesin frais kolom dan lutut (Column and Knee Milling)

Mesin frais jenis ini adalah jenis mesin frais yang sangat umum digunakan.
Pada mesin ini, sebuah kolom vertikal terpasang pada alas yang terdiri dari semua
penggerak roda gigi yang memutar lutut dan saddle. Lutut terletak di alas yang
memberikan gerakan vertikal pada benda kerja atau bergerak naik dan turun. Saddle
melekat pada bagian atas lutut yang dapat bergerak secara melintang.

Gambar 2.1 Mesin frais kolom dan lutut

2. Mesin Frais vertikal (Vertical Milling)

Spindel pada mesin frais vertikal berada dalam posisi vertikal. Tidak
diperlukan arbor pada mesin frais jenis ini. Alat pemotong pada mesin frais verikal
memiliki bentuk silinder dan ujungnya terletak mengelilingi permukaan silinder.
Gambar 2.2 Mesin Frais vertikal

3. Mesin frais horisontal (Horizontal Milling)

Spindle pada mesin frais jenis ini terletak secara horizontal. Spindel akan
berputar secara horizontal. Sebuah arbor melekat pada mesin yang berfungsi
memegang pemotong berbentuk silinder yang akan memotong benda kerja

4. Mesin Frais universal (Universal Milling)

Mesin frais universal hampir serupa dengan mesin frais jenis horizontal,
namun pada mesin frais universal terdapat meja yang dapat diatur hingga 45 derajat
pada kedua arah

5. Mesin Frais Dudukan Tetap (Fix Bed Milling)

Pada mesin frais jenis ini, alas (bed) mesin tetap pada mesin. Tidak ada
pengaturan lutut dan sadel yang dapat digerakan secara vertikal dan transversal.
Meja kerja terletak langsung pada alas tetap. Spindel pada mesin frais ini dipasang
pada kepala spindel yang dapat bergerak, dan dapat bergerak ke arah vertikal dan
horizontal selain itu dapat digunakan untuk melakukan operasi pemotongan.

6. Mesin frais simplex (Simplex Milling)

Pada mesin frais jenis simpleks, kepala spindel hanya bergerak dalam satu
arah. Umumnya pada mesin frais jenis ini spindel bergerak ke arah vertikal
7. Mesin Frais duplex (Duplex Milling)

Pada mesin frais jenis dupleks, spindel bergerak pada arah vertikal dan
horizontal.

8. Mesin frais Triplex (Triplex Milling)

Pada mesin frais jenis triplex, spindel dapat bergerak pada ketiga arah sumbu
yaitu sepanjang sumbu X, Y, dan Z.

9. Mesin Frais Khusus ( Special Milling Machine)

Mesin Frais Khusus adalah mesin jenis mesin frais modern yang dibuat dan
dikembangkan untuk memudahkan suatu operasi sesuai dengan pekerjaan tertentu.

10. Mesin Frais CNC (CNC Milling)

Mesin frais CNC (Computer Numerical Control) adalah mesin frais paling
serbaguna yang dikendalikan oleh sistem pemrograman komputer. Jenis mesin frais
ini adalah pengembangan dari mesin frais konvensional, di mana spindel dapat
bergerak pada ketiga arah sumbu dan meja yang dapat berputar 360 derajat.

Gambar 2.3 Mesin CNC Milling

II.4 Bagian Utama Mesin Milling

Bagian – Bagian Utama Mesin Milling ( Frais )

1. Spindle utama

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat
potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

a. Vertical spindle
b. Horizontal spindle

c. Universal spindle

2. Meja / table

Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja.
Meja milling terbagi atas 3,yaitu :

a. Fixed table

b. Swivel table

c. Compound table

3. Motor drive

Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin


yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin
milling sedikitnya terdapat 3 buah motor :

a. Motor spindle utama

b. Motor gerakan pemakanan ( feeding )

c. Motor pendingin ( cooling )

4. Tranmisi

Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang


digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Transmisi spindle utama

b. Transmisi feeding

Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Transmisi gear box

b. Transmisi v – blet

5. Knee

Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini
terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang

Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.

7. Base / dasar

Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang.
Tempat cairan pendingin.

8. Control

Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol
yaitu :

a. Mekanik

b. Electric

Dibagi menjadi 2 bagian :

1. Sederhana

2. Komplek ( CNC )

II.5 Pisau (cutter) Mesin Milling

Dalam menggunakan mesin frais, terdapat berbagai jenis alat potong atau pisau
frais yang dapat digunakan. Pemilihan pisau frais akan berpengaruh terhadap profil dan
bidang hasil pengefraisan. Berbeda profil hasil pengefraisan, berbeda pula pisau frais atau
milling cutter yang digunakan. Berikut ini kami jelaskan secara lengkap berbagai
informasi tentang pisau frais. Baik itu roda gigi lurus maupun helix. Sehingga memiliki
unsur-unsur sebagai berikut :

Gambar 2.4 Cutter


A. Bagian-bagian pisau frais

1. Jarak Bagi (Pitch)

Jarak bagi atau pitch adalah jarak angular antara gigi-gigi yang berdekatan. Jarak bagi
ditentukan oleh jumlah atau banyaknya gigi dan diameter pada sebuah pisau frais.

2. Muka gigi (Face of tooth)

Muka gigi adalah bagian permukaan depan gigi yang membentuk tepi pemotong.

3. Sudut potong (Cutting edge)

Sudut potong merupakan sudut pada masing-masing gigi yang melakukan penyayatan
dari sebuah pisau frais.

4. Pendarat (Land)

Pendarat atau land merupakan permukaan sempit yang terletak di belakang tepi
pemotong dari masing-masing gigi pisau frais.

5. Sudut tatal (Rake angle)

Sudut tatal atau rake angle merupakan sudut yang terbentuk antara muka gigi dan garis
tengah pisau. Sudut tatal menetapkan tepi pemotong (cutting edge) dan memberikan
jalan kecil untuk tatal atau sisa hasil pemotongan dari benda kerja.

6. Sudut bebas primer (Primary clearance angle)

Sudut bebas primer adalah sudut kemiringan dari land masing-masing gigi. Sudut ini
diukur dari garis singgung ke garis tengah pisau pada sudut potong.

Sudut bebas primer berfungsi untuk mencegah gigi-gigi pisau frais menggesek benda
kerja setelah melakukan penyayatan.

7. Sudut bebas sekunder (Secondary clearance angle)

Sudut bebas sekunder adalah sudut yang menetapkan land dari masing-masing gigi.
Berfungsi juga untuk memberikan kebebasan tambahan untuk jalan cairan pendingin
dan tatal atau beram.
8. Sudut heliks (Helix angle)

Sudut heliks adalah sudut yang terbentuk antara gigi pemotong dengan sumbu utama
pisau frais.

Sudut heliks yang besar berfungsi untuk mengefrais material yang lunak sedangkan
sudut heliks yang lebih kecil digunakan untuk mengefrais material yang keras.

9. Alur pasak (keyway)

Alur pasak terdapat pada semua jenis pisau frais yang pemasangannya menggunakan
arbor. Alur pasak berfungsi sebagai tempat kedudukan pasak yang akan mengikat atau
mengunci pisau frais pada arbor.

10. Diameter lubang (Hole diameter)

Diameter lubang pisau frais berfungsi untuk menentukan ukuran diameter arbor yang
akan digunakan. Pada lubang pisau frais ini juga terdapat alur pasak.

B. Jenis Pisau Frais Menurut Bentuk Mata Sayat

1. Menyatu dengan Pisau Frais

Pisau frais ini merupakan pisau frais yang utuh. Dari ujung mata sayat hingga
pangkal pisau frais ini terbuat dari bahan yang sama. Sehingga ketika mengasah pisau
frais harus diasah semua mata potongnya.

Kerugian menggunakan pisau frais jenis ini adalah semakin sering diasah, pisau frais
menjadi semakin pendek. Ketika salah satu mata sayat patah, maka semuanya harus
dipapras semua hingga patahannya tidak terlihat lagi.

Gambar 2.5 Pisau Frais


2. Mata Sayat Sisipan

Mata sayat pada pisau ini dapat diikat dan dilepas dari badan pisau frais atau
holdernya. Mata sayat dan holder masing-masing terbuat dari bahan yang berbeda.
Dengan pisau ini kita dapat mengganti mata sayatnya sehingga tidak memperpendek
holder pisau fraisnya ketika diasah. Pengikatan mata sayat ini dengan cara dibaut atau
diklem.

Gambar 2.6 Mata Sayat Sisipan

C. Jenis Pisau Frais dan Fungsinya

1. Pisau frais mantel (plain milling cutter/ helical milling cutter)

Pisau frais jenis ini digunakan untuk mengefrais bidang yang lebar dan rata.
Menurut arah mata sayatnya, pisau ini terbagi menjadi dua jenis. Yaitu pisau frais
mantel helix kanan dan helix kiri.

Arah pemakanan benda kerja disesuaikan dengan arah mata potongnya, yaitu
berlawanan dengan arah mata potong.

Gambar 2.7 Pisau frais mantel


2. Pisau frais sudut (angle milling cutter)

Pisau frais sudut umumnya memiliki sudut 30°, 45°, 60° dan 90°.
Sedangkan menurut jumlah sisi sudutnya, ada yang memiliki sudut tunggal (single
angle milling cutter) dan sudut ganda (double angle milling cutter).

Pisau frais jenis ini digunakan untuk membuat alur yang memiliki sudut
sesuai dengan sudut pisau yang digunakan.

Gambar 2.8 Pisau frais sudut

3. Pisau frais sisi dan muka (side and face milling cutter)

Pisau frais yang memiliki mata sayat pada sisi muka dan samping. Digunakan
untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.

Gambar 2.9 Pisau frais sisi dan muka

4. Pisau frais jari (endmill cutter)

Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur tembus atau bertingkat dan
mengefrais rata untuk bidang yang lebarnya relatif kecil. Menurut bentuk
tangkainya, pisau frais jari memiliki 3 jenis, yaitu pisau jari tangkai lurus, pisau jari
tangkai bertingkat, dan pisau jari tangkai tirus.
Gambar 2.10 Pisau Frais Jari

5. Pisau frais jari radius sudut (corner rounding endmill cutter)

Pisau frais yang digunakan untuk membuat sisi pada sudut bisang
berbentuk radius keluar (cembung)

Gambar 2.11 Pisau frais jari radius sudut

6. Pisau frais modul roda gigi (gear milling cutter)

Pisau frais yang digunakan untuk membuat roda gigi atau gigi rack. Ada
dua macam jenis pisau roda gigi, yaitu pisau roda gigi untuk sistem modul (mm) dan
Dp (diameter pitch).

Gambar 2.12 Pisau frais modul roda gigi


D. Material Pisau Frais

Agar dapat digunakan dalam proses pemotongan, pisau frais dibuat dari bahan-
bahan tertentu.Dan setiap bahan sudah memenuhi kriteria sebagai alat potong yang
baik. Material yang digunakan dalam membuat pisau frais antara lain :

1. HSS (High Speed Steel)

Baja kecepatan tinggi atau HSS (High Speed Steel) adalah material yang
banyak digunakan untuk membuat alat potong. khususnya pisau frais. Pisau frais
yang terbuat dari HSS umumnya memiliki warna yang mengkilap dan bobotnya
relatif ringan. Pisau frais HSS biasanya digunakan untuk pengefraisan umum baik
untuk benda kerja yang terbuat dari bahan ferro maupun non-ferro.

2. Karbida

Selain HSS, karbida juga material yang umum digunakan sebagai bahan
pembuat alat potong pada industri-industri sekarang ini. Pisau frais karbida memiliki
warna yang tidak mengkilap dan relatif lebih berat dibandingkan dengan pisau frais
HSS. Keunggulan pisau frais karbida memiliki sifat yang tahan terhadap pengikisan
(abrasi).

Karbida termasuk material yang kaku di mana pisau frais karbida sehingga
cocok untuk menyayat benda kerja yang terbuat dari material yang keras.Pisau frais
karbida memang lebih mahal dibandingkan pisau HSS. Meskipun demikian, pisau
frais karbida lebih tahan lama dan bisa dipakai pada kecepatan yang lebih
tinggi.Dengan tingkat keausan yang lebih sedikit sehingga dalam jangka panjang
pisau frais dari material karbida lebih ekonomis.

3. Kobalt

Pisau frais yang terbuat dari baja kobalt lebih tahan terhadap panas dan tahan
terhadap pengikisan. Pisau frais kobalt cocok digunakan untuk mengefrais benda
kerja yang terbuat dari matetial yang keras, seperti titanium dan baja tahan karat
(stainless steel).
Material ini tersusun dari bahan baja perkakas yang dipadu dengan kobalt dengan
intensitas sekitar 8%.

4. Titanium Nitride (TiN)

Jika pisau frais yang dilapisi Titanium Nitride, maka umur pisau frais tersebut
bisa menjadi kebih panjang. Pelapis TiN memiliki warna emas. Pisau frais jenis ini
bisa digunakan untuk mengefrais benda kerja yang terbuat dari baja paduan dan yang
terbuat dari naterial alumunium. Suhu kerja maksimum pisau frais dengan ini adalah
1100° F.

5. Titanium Carbonitride (TiCN)

Titanium Carbonitride adalah pelapis pisau frais yang memiliki sifat tahan aus
yang lebih baik daripada Titanium Nitride (TiN). Pisau frais dengan pelapis TiCN
cocok digunakan untuk mengefrais benda kerja yang terbuat dari bahan besi cor,
stainless steel, dan aluminium. Suhu kerja maksimun dari pisau frais dengan pelapis
TiCN sekitar 750° F. Pelapis Titanium Carbonitride mempunyai warna abu-abu
kebiruan.

6. Titanium Aluminum Nitride (TiAlN)

Titanium Aluminum Nitride merupakan pelapis pisau frais yang cocok


digunakan untuk pengefraisan pada kecepatan yang sangat tinggi dan suhu kerja
yang tinggi. Pisau frais dengan pelapis TiAlN cocok digunakan untuk mengefrais
benda kerja yang terbuat dari besi cor, stainless steel, nikel paduan, dan titanium.
Namun, tidak cocok digunakan untuk mengefrais benda kerja dari aluminium. Pisau
frais dengan pelapis TiAlN mempunyai suhu kerja maksimum sekitar 1470° F, dan
berwarna abu-abu ungu.
II.6 Gerakan Dalam Mesin Milling

Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja. Berikut
merupakan gerakan kerja mesin milling:

o Gerakan Pemotongan
sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat
sumbu utama.
o Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan
mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
o Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan
pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter,
gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan.

II.7 Metode Proses Frais

Proses frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin frais
terhadap putaran pahat. Metode proses frais ada dua yaitu frais naik dan frais turun.

1. Frais naik (Up Milling )


Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conventional milling).
Gerak dari putaran pahat berlawanan arah terhadap gerak makan meja
mesin frais. Sebagai contoh, pada proses frais naik apabila pahat berputar
searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan. Penampang
melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti
koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Proses frais
ini sesuai untuk mesin frais konvensional/ manual, karena pada mesin
konvensional backlash ulir transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi
backlash compensation.
2. Frais turun (Down Milling)
Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran
pahat sama dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika
pahat berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat kekanan.
Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah
seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian menipis.
Proses frais ini sesuai untuk mesin frais CNC, karena pada mesin CNC
gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan dilengkapi backlash
compensation. Untuk mesin frais konvensional tidak direkomendasikan
melaksanakan proses frais turun, karena meja mesin frais akan tertekan
dan ditarik oleh pahat. Proses pemesinan dengan mesin frais merupakan
proses penyayatan benda kerja yang sangat efektif, karena pahat frais
memiliki sisi potong jamak. Apabila dibandingkan dengan pahat bubut,
maka pahat frais analog dengan beberapa buah pahat bubut. Pahat frais
dapat melakukan penyayatan berbagai bentuk benda kerja, sesuai dengan
pahat yang digunakan. Proses meratakan bidang, membuat alur lebar
sampai dengan membentuk alur tipis bisa dilakukan dengan mesin frais
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : 28 November 2023

Tempat : Bengkel Mesin Politeknik Negeri Padang

III.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja

miling,sedangkan metode penentuan sampelnya dengan menggunakan prolably sampling

yaitu pengambilan sampel yang melakukan pengambilan sampelnya secara acak atau

random. Metode ini memberikan seluruh anggota populasi kemungkinan (prolably) atau

kesempatan yang sama untuk menjadi sample terpilih.

III.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data

yang ada dan mempelajari serta menganalisis secara sistematis yang berhubungan

dengan permasalahan.

b. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung. Untuk

melakukan observasi seorang peneliti diharuskan untuk melakukan pengamatan di

tempat terhadap objek penelitian untuk diamati menggunakan pancaindra yang

kemudian dikumpulkan dalam catatan.


III.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu
metode analisis data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari
penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan
teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan
sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang dirumuskan. Setelah data-data
dianalisis, selanjutnya akan ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode berfikir
induktif, yaitu metode pengumpulan dari yang bersifat khusus yang digunakan untuk
menilai suatu kejadian yang bersifat umum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian

Dari banyak sumber yang telah dibaca dapat dituliskan hasil dan pembahasannya

sebagai berikut :

Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah bidang datar
dimana pisau berputar dan benda bergerak melakukan langkah pemakanan. Sedangkan proses
milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan bentuk bidang
datar karena pergerakan dari meja mesin, dimana proses pengurangan material benda kerja
terjadi karena adanya kontak antara alat potong (cutter) yang berputar pada poros dengan
benda kerja yang tercekam pada meja mesin. Poros mesin milling atau mesin frais adalah
bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter
hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.

Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian
benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas
kekerasan benda kerja. Tujuan mesin frais adalah Menghasilkan benda kerja dengan
permukaan yang rata atau bentuk – bentuk lain yang spesifik seperti profil, radius, silindris,
dan lain – lain dengan ukuran dan kualitas tertentu.

Dalam menggunakan mesin frais, terdapat berbagai jenis alat potong atau pisau frais
yang dapat digunakan. Pemilihan pisau frais akan berpengaruh terhadap profil dan bidang
hasil pengefraisan. Berbeda profil hasil pengefraisan, berbeda pula pisau frais atau milling
cutter yang digunakan. Berikut ini kami jelaskan secara lengkap berbagai informasi tentang
pisau frais. Baik itu roda gigi lurus maupun helix. Agar dapat digunakan dalam proses
pemotongan, pisau frais dibuat dari bahan-bahan tertentu.Dan setiap bahan sudah memenuhi
kriteria sebagai alat potong yang baik.
Berikut ini merupakan jenis-jenis pengerjaan yang dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin Frais atau mesin milling.

1. End Milling

Gambar 4.1 End Milling

Pada proses pengerjaan End milling membuat pemotongan pada tepi atau slot, yang
ditentukan oleh jarak step-over, sepanjang benda kerja untuk melakukan pengerjaan
yang ditentukan, seperti profil, slot, saku, atau bahkan kontur permukaan yang
kompleks.

2. Chamfer Milling

Gambar 4.2 Chamfer Milling

Proses pengerjaan chamfer milling membuat potongan tepi pada sepanjang tepi
benda kerja atau membuat permukaan miring, yang dikenal sebagai chamfer. Chamfer
ini, biasanya memiliki sudut berkisar 45 derajat, dan dapat dikerjakan pada bagian luar
atau dalam serta sepanjang lintasan lurus atau melengkung.

3. Face Milling

Gambar 4.3 Face Milling

Pada proses pengerjaan Face mill membuat permukaan benda kerja rata untuk
memberikan hasil yang lebih halus. Kedalaman permukaan, biasanya sangat kecil, dan
dapat dikerjakan dalam satu lintasan tunggal atau dapat dilakukan dengan pemesinan
pada kedalaman aksial yang lebih kecil dari pemotongan.

4.Drilling

Gambar 4.4 drilling mill

Pengeboran (drilling) yaitu memasukan mata pahat pada benda kerja secara
aksial dan memotong lubang dengan diameter yang sama dengan pahat tersebut.
Operasi pengerjaan pada pengeboran dapat menghasilkan lubang yang memanjang
hingga kedalaman tertentu di dalam benda kerja, atau lubang menembus yang
memanjang sepenuhnya melalui benda kerja.

5. Boring

Gambar 4.5 Boring mill

Pengeboran pada proses boring biasanya dilakukan setelah mengebor lubang


untuk memperbesar diameter atau mendapatkan dimensi yang lebih tepat. Mata pahat
boring memasuki benda kerja secara aksial dan memotong sepanjang permukaan
internal untuk membentuk fitur yang berbeda. Mata pahat boring adalah alat pemotong
satu titik, yang dapat diatur untuk memotong diameter yang diinginkan dengan
menggunakan kepala boring yang dapat disesuaikan.

6. Counterboring

Gambar 4.6 Counterboring

Counterboring adalah proses pengerjaan yang sering dilakukan setelah


pengeboran untuk memberikan ruang bagi kepala pengikat, seperti baut, agar dapat
terpasang di bawah permukaan benda. Pada mata pahat counterboring terdapat sebuah
pilot pada ujungnya untuk mengarahkan langsung ke lubang yang sudah tersedia
sebelumnya. Mata pahat counterbore akan memasuki benda kerja secara aksial,
kemudian akan memperbesar bagian atas lubang yang ada dengan diameter alat
potong tersebut.

7. Countersinking

Gambar 4.7 Countersinking

Countersinking adalah proses pengerjaan yang dilakukan setelah pengeboran


untuk memberikan ruang bagi kepala pengikat, seperti sekrup, untuk duduk rata
dengan permukaan benda kerja. Sudut umum yang disertakan untuk countersink
meliputi 60, 82, 90, 100, 118, dan 120 derajat. Mata pahat countersink memasuki
benda kerja secara aksial dan memperbesar bagian atas lubang yang ada ke lubang
berbentuk kerucut.

8. Reaming
Gambar 4.8 Reaming
mill

Reaming adalah proses pengerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan


sejumlah kecil material dan sering dilakukan setelah pengeboran untuk mendapatkan
diameter yang lebih akurat dan lapisan internal yang lebih halus. Mata pahat reaming
akan membesarkan lubang masuk benda kerja secara aksial dan memperbesar lubang
yang ada sesuai dengan diameter pada pahat reaming.

9. Tapping

Gambar 4.9 Tapping mill

Mata pahat Tapping akan memasuki benda kerja secara aksial kemudian akan
memotong ulir bagian dalam lubang yang sudah ada sebelumnya. Lubang yang ada
biasanya dibor oleh ukuran bor tap yang diperlukan.

Metode Proses pengefraisan, Proses frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak
makan meja mesin frais terhadap putaran pahat. Metode proses frais ada dua yaitu frais naik
dan frais turun. Frais naik (Up Milling ), frais naik biasanya disebut frais konvensional
(conventional milling). Gerak dari putaran pahat berlawanan arah terhadap gerak makan meja
mesin frais. Frais turun (Down Milling), proses frais turun dinamakan juga climb milling.
Arah dari putaran pahat sama dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika
pahat berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat kekanan. Penampang
melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan
ketebalan maksimal kemudian menipis.

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat kita ambil dari karya ilmiah yang
penulis tulis adalah :

1. Sebagai salah satu mesinyang digunakan dalam proses produksi, mesin frais
telah mengalami banyak evolusi dari masa ke masa
2. Mesin frais juga memiliki ragama jenis sesuai dengan fungsinya masing-
masing
3. Mesin frais harus dioperasikan oleh orang-orang yang ahli dalam
pengoperasian mesin frais karna akan berakibat fatal jika mesin frais
dioperasikan oleh orang yang belum ahli.

III.2 Saran

Berikut merupakan saran yang penulis sampaiakan ialah :

1. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum mesin frais disarankan untuk memakai


perlengkapan pelindung diri agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Mesin frais sudah terlalu tua dan sudah semestinya diganti dengan yang baru.
3. Dalam pembuatan karya tulis seharusnya memiliki sumber yang akurat sebagai acuan
baik buruknya karya tulis itu sendiri. Didalam penulisnnya harus sesuai dengan kaidah
karya tulis.

DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pendidikan/teori-pemesinan-dasar-proses-fraiss-
milling.pdf

https://www.etsworlds.id/2019/11/jenis-pengerjaan-pada-mesin-frais.html
https://maxipro.co.id/pengertian-mesin-milling-atau-frais-maxipro/

Anda mungkin juga menyukai