Anda di halaman 1dari 8

MODUL 4

MESIN REFRIGERaSI SIKLUS KOMPRESI UAP

SIKLUS KOMPRESI UAP STANDAR

3 Kondensor 2
Proses-proses yang membentuk siklus
kompresi uap standar: Katup Ekspansi Kompresor

4 Evaporator 1
1-2 Kompresi adiabatik dan reversibel dari
uap jenuh menuju tekanan kondensor
2-3 Pelepasan kalor reversibel pada tekanan
konstan, menyebabkan penurunan
panas lanjut (desuperheating) dan
p
kondensasi refrigeran
3-4 Ekspansi tidak reversibel pada entalpi 3 2
konstan, dari cairan jenuh menuju
tekanan evaporator
4-1 Penambahan kalor reversibel pada 4 1
tekanan tetap, yang menyebabkan
penguapan refrigeranmenjadi uap jenuh
h
Pada mesin refrigerasi siklus kompresi uap,refrigeran mengalami empat
proses yaitu :
- Proses kompresi (1-2), proses ini berlangsung secara adiabatik reversibel
dari uap jenuh menuju tekanan kondensor,apabila perubahan energi kinetik
dan energi potensial diabaikan maka kerja kompresor adalah :
Win = m ref . (h2 – h1).
- Proses kondensasi(2-3),proses ini merupakan proses kondensasi reversibel
pada tekanan konstan yang menyebabkan terjadinya penurunan panas
lanjut (desuperheating) dan pengembunan refrigeran dengan kapasitas laju
aliran kalor kondensasi adalah :
Qout = m ref . (h2 – h3).
- Proses ekspansi (3-4), proses ini merupakan proses ekspansi irreversibel
pada enthalpi konstan dari cairan jenuh menuju tekanan evaporator,proses
pencekikan (throttling process) pada sistim pendingin terjadi di dalam pipa
kapiler atau katup ekspansi.Proses disini berlangsung secara adiabatik
sehingga : h3 = h4.
- Proses evaporasi (4-1), proses ini merupakan proses evaporasi reversibel
pada tekanan konstan dengan kapasitas laju aliran kalor evaporasi adalah
Qin = m ref . (h1 – h4).
Dimana :
mref = massa refrigeran (kg)
COP =
h1 = enthalpi keluar evaporator (kJ/kg)
.
h2 = enthalpi masuk kondensor (kJ/kg)
h3 = enthalpi keluar kondensor (kJ/kg)
h4 = enthalpi masuk evaporator (kJ/kg)
Pada mesin refrigerasi standar ukuran prestasi mesin disebut
dengan koefisien prestasi atau COP yang besarnya adalah :
Qin
CO P =
Win
h1  h4
COP =
( h2  h3 )  ( h1  h4 )

h1  h4
COP =
h2  h1
1.1 Siklus Refrigerasi Carnot
Siklus Carnot merupakan suatu pembatas yg tak dapat dilebihi
(siklus optimum) jika melakukan kerja diantara dua suhu tertentu,

Proses proses yang membentuk siklus Carnot adalah :


1– 2. Kompresi adiabatik reversible (dapat dibalik)
2 –3. Pelepasan kalor isothermal reversible (kondensasi) dapat dibalik
3 –4. Ekspansi adiabatik reversible (dapat dibalik)
4 -1 Penyerapan kalor isothermal reversible (evaporasi) dapat dibalik

Kondensor T
3 2
3 2
Alat Kompresor
Ekspansi Turbin

4 1 4 1
Evaporator

s
Dalam praktek siklus Carnot sulit direalisasikan karena dua hal yaitu :
1. Refrigeran yang masuk ke Kompresor masih berupa campuran antara
uap dan cairan (kompresi basah) hal ini dapat menyebabkan kerusak
pada kompresor.
2. Kerja yang dihasilkan sangat kecil karena alat ekspansi yang digunakan
adalah Turbin.

1.2 Perbaikan Siklus Refrigerasi Carnot.

Gambar 3-2 Perbaikan Siklus Refrigerasi Carnot


• Dengan adanya perbaikan dari siklus Carnot ini maka
proses kompresi menjadi kering dengan konsekwensi
refrigeran meninggalkan kompresor dalam keadaan panas
lanjut berarti ini akan menambah kerja Kompresor.
Disamping itu perbaikan dari siklus Carnot ini juga akan
menurunkan tekanan karena perubahan langsung energi
potensial dan kinetik tanpa adanya perpindahan kalor (h3
= h4) sehingga proses yang terjadi adalah enthalpy
konstan bersifat tidak reversible sehingga bisa digunakan
katup trotel.
Kesulitan dalam praktek:
• kerja yg dihasikan sangat kecil
• mesin yg digerakkan oleh fluida dua fasa cepat rusak
• nilai ekonomi dari pemanfaatan kembali daya belum dapat
mencapai harga turbin
SIKLUS KOMPRESI UAP NYATA (AKTUAL)
Dalam kenyataannya siklus aktual mengalami penyimpangan dari siklus
standarnya hal ini terjadi karena penurunan tekanan pada pipa kondensor
dan evaporator akibat gesekan fluida serta proses pembawah dinginan (sub
cooling) cairan yang meninggalkan kondensor sebelum memasuki alat
ekspansi serta proses ekspansi berlangsung tidak adiabatik akibatnya Efek
refrigerasi turun dan kerja kompresor naik seperti yang dapat dilihat pada P-
H diagram dibawah ini.
- Terdapat penurunan tekanan akibat gesekan fluida di evaporator&kondensor
- Kompresi tidak lagi “isentropik” karena adanya gesekan-gesekan
• Akibatnya : - Efek refrigerasi turun
- Kerja kompresor naik  Ada penurunan COP

Bawah dingin Siklus aktual


p
3 2
Penurunan
tekanan
Siklus ideal

4 1
Panas lanjut

h
Siklus kompresi uap dilengkapi Penukar Kalor
Pada siklus ini cairan refrigeran dari kondensor didinginkan
sampai daerah bawah dingin (sub-cools) oleh uap yg keluar
dari evaporator dimana keseimbangan kalor di penukar
kalor adalah : h3 – h4 = h1 – h6

Keuntungan dari siklus ini adalah :


- Efek refrigerasi lebih besar = h6 – h
- Dengan membawah dinginkan cairan dari kondensor bisa mencegah
terbentuknya gelembung aliran refrigeran saat melewati katup ekspansi
- Uap masuk kompresor sudah dalam keadaan panas lanjut utk menjag agar
tidak ada cairan refrigeran yg terbawa ke dalam kompresor
- Harga COP menjadi COP = (h6 – h5) / (h2 – h1)

Anda mungkin juga menyukai