Anda di halaman 1dari 47

THERMDINAMIKA TEKNIK II

PART 5

Siklus Refrigerator
SIKLUS REFRIGERASI
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer
kalor dari media bertemperatur rendah ke media
bertemperatur tinggi.

Siklus Refrigerasi merupakan kebalikan dari siklus


mesin kalor (heat engine).

Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi


dibagi menjadi dua yaitu :
-refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media
- heat pump yang berfungsi untuk memanaskan media
 Siklus refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Siklus kompresi uap (vapor compression refrigeration cycle) dimana refrigeran


mengalami proses penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.

 Siklus gas (gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.

 Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan lebih


dari satu siklus refrigerasi.

 Siklus absorpsi (absorption refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan


dalam sebuah cairan sebelum dikompresi.

 Siklus termoelektrik (thermoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi


dihasilkan dari mengalirkan arus listrik melalui 2 buah material yang berbeda.

Kinerja suatu refrigerator dan heat pump dinilai dari besarnya
koefisien kinerja (coefficient of performance COP) yang
didefinisikan sebagai berikut,
output tujuan efek pendinginan QL
COPR   
kerja yang dibutuhkan input kerja Wnet,in
output tujuan efek pemanasan QH
COPHP   
kerja yang dibutuhkan input kerja Wnet,in

Harga COPR dan COPHP umumnya lebih besar dari satu dimana
COPHP = COPR + 1 untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama
Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Ideal
Refrigeran dalam kondisi uap jenuh masuk ke
kompresor dan keluar sebagai uap panas lanjut.
Refrigeran kemudian masuk ke kondenser untuk
melepas kalor sehingga terjadi kondensasi sampai
ke kondisi cairan jenuh.
Keluar kondenser refrigeran masuk ke katup
ekspansi untuk menjalani proses pencekikan
(throttling) sehingga mengalami penurunan
tekanan dan berubah menjadi campuran jenuh.
Proses terakhir ini bisa juga diganti dengan
sebuah turbin isentropis untuk menaikkan
kapasitas pendinginan dan menurunkan kerja
input (dengan kompensasi kompleksnya
sistem).

Refrigeran masuk ke evaporator untuk


menyerap kalor sehingga terjadi proses
evaporasi dan siap untuk dilakukan langkah
kompresi berikutnya.
Siklusrefrigerasi kompresi uap ideal dapat
digambarkan dalam diagram T-s seperti gambar di
atas.

Proses-proses yang terjadi adalah,


1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor
2-3: Pembuangan kalor secara isobaris
dalam kondenser
3-4: Throttling dalam katup ekspansi atau
tabung kapiler
4-1: Penyerapan kalor secara isobaris dalam
evaporator
Persamaan energi untuk komponen-komponen
refrigerator bisa dituliskan sebagai berikut:

q - w = he - hi

dimana diasumsikan perubahan energi kinetik dan


potensial bisa diabaikan.
.

Dari notasi-notasi pada gambar di atas maka COPs dapat


dituliskan sebagai berikut:

qL h1  h4
COPR  
wnet,in h2  h1
qH h2  h3
COPHP  
wnet,in h2  h1

h1  hg @p1 h3  hf @p3
 Soal 1 :
 Refrigerator menggunakan refrigeran R-12 dan
beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal
antara 0,14 dan 0,8MPa. Apabila laju massa
refrigeran 0,05kg/s, tentukan (a) laju kalor dari
ruangan yang didinginkan dan kerja kompresor,
(b) laju kalor yang dibuang ke lingkungan, (c)
COP

 Solusi
 Dari tabel Refrigeran-12 (Tabel A-11A13)
 Kondisi 1 (uap jenuh) :
p₁ = 0,14 Mpa; h₁ = 177,87 kJ/kg
s₁ = 0.7102 kJ/kg
Kondisi 2 (uap panas lanjut)
P₂ = 0,8 Mpa
s₂ = s₁
h₂ = 208,65 kJ/kg
Kondisi 3 ( cairan jenuh)
p₃ = 0,8 Mpa
h₃ = 67,3 kJ/kg
Kondisi 4 (campuran jenuh)
h₄ = h₃
Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Aktual

Pada kenyataannya refrigerator akan bekerja


dengan suatu proses yang menyimpang dari siklus
idealnya akibat ireversibilitas dalam tiap
komponennya.
 Ireversibilitas ini pada umumnya disebabkan
oleh gesekan fluida dan perpindahan kalor dari
atau ke lingkungan sekitar.
Siklus refrigerasi kompresi uap aktual dapat
digambarkan secara skematis seperti gambar di
bawah.
 Siklus Aktual dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Refrigeran dalam kondisi uap panas lanjut sebelum masuk ke kompresor.

 Akibat panjangnya pipa penghubung kompresor-evaporator


mengakibatkan rugi tekanan. Rugi tekanan yang disertai peningkatan
volume spesifik dari refrigeran membutuhkan power input yang lebih
besar.

 Dalam proses kompresi ada rugi gesekan dan perpindahan kalor yang akan
meningkatkan entropi (1-2) atau menurunkan entropi

 Proses (1-2') dari refrigeran tergantung kepada arah perpindahan kalornya.


 Proses (1-2') lebih disukai karena volume spesifiknya
turun sehingga power input bisa lebih kecil. Hal ini
bisa dilakukan apabila dilakukan pendinginan dalam
langkah kompresi.

 Di dalam kondenser juga akan terjadi rugi tekanan.

 Refrigeran
dalam kondisi cairan terkompresi ketika
masuk dalam katup ekspansi.

 Contoh Soal 2
 Soal 2:

Dalam sebuah refrigerator aktual, R-12 masuk ke


kompresor sebagai uap panas lanjut pada
0,14MPa, 20C, laju massa 0,05kg/s, dan keluar
pada 0,8MPa, 50C. Refrigeran didinginkan
dalam kondenser sampai 26C, 0,72MPa dan di-
throttling sampai 0,15MPa. Dengan mengabaikan
rugi kalor dan rugi tekanan dalam pipa-pipa
sambungan tentukan (a) laju kalor dari media
yang didinginkan dan kerja kompresor, (b)
efisiensi adaibatik kompresor, (c) COP.
Data yang akan digunakan :
Kondisi 1 (uap jenuh)
p₁ = 0,14 Mpa; T₁ = - 20 °C;
h₁ = 179,01 kJ/kg

Kondisi 2 ( uap panas lanjut)


p₂ : 0,8 Mpa ; T₂ = 50°C
h₂ = 50°C
Kondisi 3 (cairan terkompresi)
p₃ = 0,72 Mpa; T₃ = 26°C
h₃ = 60,68 kJ/kg

Kondisi 4 (campuran jenuh)


h₄ = h₃ = 60,68 kJ/kg
Pemilihan refrigeran
 Jenis refrigeran sangat banyak .
 Pemilihan refrigeran secara tidaktepat dapat
berdampak terhadap kinerja refrigerator.

 Contoh-contoh refrigeran:
 Chlorofluorocarbon CFC
 Amoniak
 Hidrokarbon (propana, etana, etilene dll)
 Karbondioksida
 Udara
 Air
 Chlorofluorocarbon (CFC)
 CFC tersedia dalam berbagai merek dagang; Freon,
merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan.
 Tetapi karena sifatnya yang berupa ODS (Ozone Depleting
Substance) ( maka pemakaiannya di negara-negara maju
sudah sangat dibatasi.
 Jenis-jenis freon antara lain :
 - R-11 (AC dengan kapasitas besar),
 - R-12 (AC dan freezer dalam rumah tangga),
 - R-22 (heat pump dan AC bangunan komersial dan industri
besar), - - R-502 (chiller supermarket) dll.
 Jenis Freon yang bukan ODS adalah R-134a.

Hal – hal yang harus diperhatikan
dalam pemilihan Refrigeran
1. Temperatur media yang akan didinginkan.
Disini perlu perbedaan temperatur yang cukup antara
media dan refrigeran (yang optimal 510C). Misal, untuk
mendinginkan media pada temperatur -10C maka
temperatur refrigeran adalah sekitar -20C.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tekanan


minimum (tekanan dalam evaporator) dalam sistem harus
sedikit lebih besar dari tekanan atmosfer untuk mencegah
masuknya udara masuk dalam sistem perpipaan. Dengan
kata lain refrigeran harus mempunyai tekanan jenuh sedikit
lebih besar dari 1 atm pada -20C (dalam contoh di atas).
. Temperatur media dimana panas dibuang
Temperatur ini akan menentukan temperatur
minimum refrigeran. Misal, untuk refrigerator rumah
tangga maka refrigeran tidak boleh dibawah 40C
(kondisi Indonesia). Juga tekanan jenuh dari
refrigeran di kondenser harus dibawah tekanan
kritisnya.
Inovasi Siklus Refrigerasi kompresi Uap

 Sistem Refrigerasi dengan siklus sederhana tidak akan mencukupi


kebutuhan sistem refrigerasi di industri, gedung-gedung bertingkat
dan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan
modifikasi sistem refrigerasi supaya memenuhi kriteria penggunaan

 Sistem Cascade

 Di industri sering dibutuhkan kondisi refrigerasi dengan temperatur


yang cukup rendah dan sekaligus dalam rentang temperatur yang
lebar. Rentang temperatur yang lebar berarti bahwa sistem
refrigerasi harus bisa beroperasi dalam beda tekanan yang besar
dimana hal ini hanya bisa dipenuhi apabila tingkat refrigerasi dibuat
lebih dari satu.
Penggabungan dua buah siklus kompresi uap, di
mana kondenser dari siklus dengan tekanan
kerja lebih rendah akan membuang panas ke
evaporator dari siklus dengan tekanan kerja
lebih tinggi dalam sebuah alat penukar kalor
(heat exchanger).
 Secara skematis dapat digambarkan sebagai
berikut.
Dalam heat exchanger antara siklus bawah dan siklus atas terjadi
hubungan:

 A ( h5  h8 )  m
m  B ( h2  h3 )
mA h2  h3

mB h5  h8

Q L m B (h1  h4 )
COPR,cascade  
W net,in m A (h6  h5 )  m B (h2  h1 )
Dalam sistem cascade : jenis refrigeran
untuk siklus tekanan tinggi (A) dan siklus
tekanan rendah (B) tidak perlu sama sehingga
pemilihan refrigeran akan menjadi lebih
mudah luwes karena dapat disesuaikan dengan
batas bawah dan atasnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai