Anda di halaman 1dari 54

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESSI UAP

Matakuliah : Sistem Pengkondian Udara


(MKE 471614)
Semester/ Sks : VIII / 3
Program Studi : Teknik Mesin FT UNSRI
Dosen Pengampuh : Ir. Marwani, M.T
Ellyanie, S.T, M.T
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Topik 2. Sistem Refrigerasi Kompresi Uap
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Mampu mengaplikasikan dasar teori dalam menyelesaikan persoalan/ perhitungan Sistem Pengkondisian
Udara

Kemampuan Akhir Capaian Pembelajaran


Dapat mendeskripsikan dan menyelesaikan persoalan perhitungan siklus refrigerasi kompressi uap.

Bahan Kajian
1.Prinsip kerja Sistem Refrigerasi kompresi Uap
2.Siklus Refrigerasi Carnot
3.Siklus Refrigerasi Kompressi Uap Standar
4.Siklus Refrigerasi Kompressi Uap dengan Subcooling dan Superheating
5.Siklus Refrigerasi Kompressi Uap Aktual

Sumber Bacaan:
1.EE IIT Kharagpur Refrigeration & Air Conditioning, 2008 India
2.Norman C.Harris, Modern Air Conditioning Practice, Third Edition, McGraw-Hill Co, 1983
3.W.Ariismunandar, Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cetakan Kedua, P.T. Pradnya Paramita, 1981
4.ARORA, C P Refrigeration & Air Conditioning, Second Edition, 2000 Tata McGRAW-HILL
5.Cengel Y.A., Boles M.A.,Thermodynamics An Engineering Approach 8th, McGraw-Hill 2016.

2
1. Prinsip kerja Sistem Refrigerasi Kompressi Uap
 Sistem refrigerasi adalah sistem yang menyerap kalor dari daerah suhu rendah
(produk atau ruangan yg didinginkan) dan membuangnya ke daerah suhu tinggi.
(udara luar/ atmosfer)
 Pada sistem refrigerasi kompressi uap, penyerapan kalor (proses pendinginan)
diperoleh ketika refrigeran menguap (mengevaporasi) pada suhu rendah, dan
pembuangan kalor diperoleh melalui pengembunan (kondensasi) refrigeran pada
suhu tinggi. Jadi penyerapan dan pembuangan kalor menggunakan kalor laten
penguapan dan pengembunan refrigeran.
 Penyerapan kalor (proses penguapan atau evaporasi) terjadi di Evaporator,
sedangkan proses pembuangan kalor (kondensasi) terjadi di Condenser
 Temperatur penguapan diatur dengan mengatur tekanan refrigeran di evaporator
yang dilakukan melalui katup ekspansi.
 Temperatur kondensasi diatur dengan mengatur tekanan refrigeran di condenser
yang dilakukan dengan megatur tekanan buang compressor.
 Compressor selain untuk menaikkan tekanan refrigeran juga berfungsi untuk
mengsirkulasikan refrigeran, dan untuk menjalankannya dibutuhkan kerja input/
energi mekanik. Ukuran compressor ditentukan oleh laju aliran volumetrik
refrigeran yang dikompressinya.
 Kapasitas pendinginan ditentukan oleh kalor laten penguapan refrigeran dan laju
aliran massa refrigeran yang bersirkulasi. 3
a. Proses dasar pada sistem refrigerasi kompressi uap

a. Proses penyerapan kalor (pendinginan}. b. Memperendah suhu penguapan


Suhu penguapan/ pendinginan di dalam Untuk memperoleh suhu penguapan lebih
evaporator diatur dengan mengatur tekanan uap rendah maka tekanan refrigeran dalam
di atas cairan dengan membuang sebagian uap evaporator diturunkan dibawah tekanan
refigeran yang terbentuk melalui bukaan atmosfer, untuk mendapatkan tekanan
throttling valve. vakum ini digunakan pompa uap/
compressor.
c. Menjaga proses pendinginan berlangsung kontinyu. d. Menjaga suhu pendinginan tetap konstan.
Sebuah tabung berisi refrigeran cair tekanan tinggi yang Thermostat adalah alat yang mengatur bukaan
dihubungkan dengan katup pelampung menjaga level cairan katup ekspansi secara otomatik, sehingga jumlah
dalam evporator konstan, sehingga proses pendinginan dapat aliran refrigeran sesuai dengan beban evaporator
belangsung kontinyu. atau suhu refrigeran di evaporator yang diinginkan.
e. Peroses pembuangan
kalor.
Refrigeran menyerap
kalor di eveporator dan
membuangnya di
condenser. Uap
refrigeran dari
evaporator dinaikkan
tekanannya oleh
compressor sehingga Qc
suhu kondensasinya 3 2
meningkat diatas suhu Cond
atmosfer, sehingga
pembuangan kalor ke Exp Comp
atmosfer dapat Wc
Valve
berlangsung.
Evap
4 1
Qe

Gambar skematik (Diagram alir ) Sistem


refrigerasi kompressi uap.
b. Tabel Sifat-sifat Termodinamika Refrigeran
Tabel Jenuh
R-134a

Suhu jenuh (suhu


penguapan /
kondensasi) fungsi
tekanan, Tsat= f (P)
c. Diagram Ph refrigeran
Diagram P-h
R-134a
Tsat= f (P)
Selama proses
perubahan fasa
( penguapan/
kondensasi)
temperatur tetap.

Pada P= 200 kPa,


berapa suhu jenuh,
Tsat=.....? ?
2. Siklus Refrigerasi Carnot
• Merupakan kebalikan siklus Mesin Kalor Carnot

• Seluruh proses pada siklus adalah reversibel

• Sebagai limit atau pembanding standar siklus


nyata, karena merupakan siklus dengan
performansi tertinggi.

• Memberikan pedoman tentang suhu-suhu yang


harus dipertahankan untuk memperoleh
efektivitas maksimum
a. Proses pada Siklus Carnot (terdiri dari 4 proses reversibel):
1-2 : Ekspansi Adiabatik Reversibel ( Ekspansi Isentropik, s1 = s2 )
2-3 : Pemasukan Kalor Isotermal ( T2=T3 )
3-4 : Kompressi Adiabatik Reversibel ( Kompressi Isentropik, s3 = s4 )
4-1 : Pembuangan Kalor Isotermal ( T4=T1 )

MESIN KALOR CARNOT MESIN REFRIGERASI CARNOT


(Kebalikan siklus Carnot)
b. Refrigerasi Siklus Uap CARNOT
WARM medium at TH Merupakan siklus reversibel secara lengkap.
 Siklus Refrigerasi dengan COP paling tinggi, digunakan sebagai
QC
3 2 referensi / pembanding untuk siklus real.
Condense
r
 Hanya dapat diwujudkan bila beroperasi dalam kurva jenuh

Terdiri 4 proses reversibel:


Turbine Compresso 1-2: Kompressi Isentropik melalui kompressor
r Win 2-3: Pembuangan kalor Isotermal melalui condenser
4 3-4: Ekspansi Isentropi melalui turbin
1
Evaporato 4-1: Penyerapan kalor Isotermal melalui evaporator
r
QE

COLD medium at TL
Penyerapan kalor:

T Pembuangan kalor:
QC P2

3 2
Kerja input netto: Wnet = Qe -Qc dimana: s1=s2; s3=s4

P1

4 1

QE

s
c. Batasan Suhu Tinggi (TH) dan Rendah (TL) Siklus.

TL
COPCarnot 
TH  TL

Dari persamaan ini terlihat bahwa, COPCarnot merupakan fungsi dari batasan-batasan suhu
dan dapat bervariasi dari nol sampai tak hingga. Untuk mencapai COP tinggi sistem harus
bekerja pada :
1. TL yang tinggi, atau
2. TH yang rendah
Namun, agar dapat terjadi perpindahan kalor, TL dan TH mempunyai batasan, yaitu:
1. TL dibatasi oleh suhu ruangan yang dikondisikan, dimana: T L  Troom
2. TH dibatasi oleh suhu atmosfer (fluida pendingin), dimana: T H  Tatm
atau,
T harus minimal, yaitu, (TH-Tatm) = Tminimal , dan (TL-Troom ) = Tminimal
 Tetapi penurunan T tersebut akan memperbesar ukuran, A, penukar kalor
(Q=U.A.T)
d. COP Refrigerasi siklus Carnot
qe TL
COPCarnot  
COP = ratio area a-1-4-b wnet TH  TL
dengan area 1-2-3-4.

 COP Carnot hanya fungsi suhu penguapan


dan kondensasi, jadi tidak bergantung pada
jenis fluida kerjanya.
 COP Carnot meningkat terhadap kenaikan
suhu penguapan dan penurunan suhu
Efek suhu evaporator dan condenser kondensasi.
terhadap COP Carnot  COP Carnot adalah batas atas [upper limit]
untuk sistem refrigerasi beroperasi antara
dua suhu reservoir termal (heat source and
sink).
 COP meningkat tajam terhadap suhu
penguapan, khususnya pada suhu
kondensasi tinggi (lih grafik COP)
e. Impraktikal sistem refrigerasi Carnot
 Selama proses kompressi isentropik 1-2 fluida kerja dalam
keadaan fase campuran (liquid dan uap) di dalam
kompressor, atau proses 1-2 adalah kompressi basah karena
adanya liquid, hal ini akan merusak kompressor khususnya
kompressor torak.
 Penggunaan turbin, bila dibandindingkan harganya dan kerja
ekspansi isentropik liquid refrigeran yang dihasilkan tidak
ekonomis, apalagi dalam sistem kapasitas kecil. Kerja output
turbin per kilogram refrigeran :

T
dimana specific volume liquid jauh lebih kecil dari pada
specific volume uap/gas, maka kerja output turbin kecil.
 Kompressi kering dapat dicapai dengan sistem kompressor
ganda (lih gbr), tetapi kompressi isotermal dengan
kompressor kecepatanan tinggi sulit dicapai, dan lagi pula
penggunaan dua kompressor dalam satu tempat tidak
s ekonomis.
Gbr. Sistem refrigerasi Carnot dengan
kompressi kering [dry compression ]
3. Sistem Refrigerasi Kompressi Uap Standar
 Proses pembuangan kalor isotermal diganti dengan
proses pembuangan kalor isobarik, sehingga kompressi
kering dapat dicapai dengan sebuah kompressor tunggal .
 Proses ekspansi isentropik diganti proses throttling
isentalpik melalui sebuah alat ekspansi bukan turbin.
 Sistem refrigerasi dengan dua perubahan ini dikenal
dengan siklus Evans-Perkins atau siklus reverse Rankine.
Ini adalah dasar siklus teoritis sistem refrigerasi kompressi
uap.
P-h Diagram
P

3 QC Proses siklusnya:
2
P2 1-2: Kompressi Isentropik uap jenuh melalui
kompressor
2-3: Pembuangan kalor Isobarik melalui kondenser
Win 3-4: Ekspansi Isentalpik liquid jenuh melalui alat
ekspansi
P1
4 1 4-1: Penyerapan kalor Isobarik melalui evaporator
QE

h
h4= h1 h1 h2
a. Analisis SIKLUS IDEAL (Standar) REFRIGERASI KOMPRESSI UAP
Balans energi aliran stedi:  V 2 V 2 
(qin  qout )  ( win  wout )  [(hin  hout )   in out   g ( Z in  Z out )]  0
QH  2 
 
Condenser
3 2
2 Kerja Compressor:
Expansion Compressor win  (h2  h1 ) kJ/kg
Valve Compressor Win
Win
Win  m (h2  h1 ) kW
4 1
1
Evaporator QH
2
Beban Kalor Condenser:
3
P QL
Condenser qH  (h2  h3 ) kJ/kg
3 QH  m (h2  h3 ) kW
3 QH 2
P2 Ekspansi Throttling:
Expansion
Valve h4  h3
4
Win Beban Kalor Evaporator
4
(kapasitas Pendinginan):
1
P1 Evaporator
4 1 qL  (h1  h4 ) kJ/kg
QL

QL QL  m (h1  h4 ) kW
h .
h4= h1 h1 h2
Parameter prestasi sitem refrigerasi :
Refrigeration effect
(Jumlah kalor yang dapat diserap evaporator per kg massa
refrigeran)
RE = (h1 – h4 ) (kJ/kg of refrigerant).

Laju aliran massa refrigeran :


mr = Qe / (h1-h4) = Qe / RE (kg/s)

Laju aliran Volumetrik refrigeran masuk


compressor:
mv= v1 mr (m3/s)

Coefficient of Performance :
b. Komparasi Efek Pendinginan Sistem Refrigerasi Kompressi Uap dan Carnot

Siklus SRKU [1-2-3-4-1]


Siklus Carnot [1-2”-3-4'-1]

qe,Carnot – qe,SRKU = area A2

wnet,VCRS - wnet,Carnot = area A1 + area A2


4. SIKLUS REFRIGERASI KOMPRESI UAP dengan Liquid di-Subcool melalui Heat
Exchanger (HX)

Beban kalor Heat Exchanger : Koefisien Performansi Sistem :

Qe mr (h6  h5 ) (h6  h5 )
COP   
Wc mr (h2  h1 ) (h2  h1 )
5. SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP AKTUAL
1. Terjadi pressure drop di evaporator, condenser dan HX
2. Terjadi pressure drop pada katup masuk dan keluar compressor
3. Terjadi perpidahan kalor pada compressor (tidak adiabatik)
4. Terjadi pressure drop dan perpindahan kalor pada saluran/pipa penghubung antar komponen.
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 21
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 22
Soal
Sebuah Refrigerator menggunakan refrigeran R-134a sebagai fluida kerja beroperasi
berdasarkan siklus refrigerasi kompressi uap ideal antara tekanan 0,14 dan 0,8 MPa. Laju
aliran massa refrigeran 0.05 kg/s.
a. Gambarkan diagram P-h siklus
b. Hitung laju kalor yang diserap, QL
d. Laju kalor yang dibuang, QH
e. COP siklus.
P
QH

Condenser 3 QH 2
3 2 P2

Compressor
Expansion
Valve Win Win

4 P1
1
1
Evaporator 4
QL

h
QL h4= h1 h1 h2

23
Dari Tabel R-134a

State P (MPa) T (oC ) h (kJ/kg) S (kJ/kg.K) Phase

1 0,14 -18,80 236,04 0,9322 Saturated vapor

2 0,8 40 273,66 0,9322 Superheated vapor

3 0,8 31,33 93,42 Saturated liquid

4 0,14 -18,80 93,42 Saturated mixture

P Kerja Compressor: Win  m (h2  h1 ) kW

Kalor Condenser: QH  m (h2  h3 ) kW


3 QH 2
P2
Kalor Evaporator: QL  m (h1  h4 ) kW

Win QL h h
COPR   1 4
P1
1
Wnet ,in h2  h1
4
QL

h
h4= h1 h1 h2

24
3 2
PC

PE
4 1

25
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 26
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 27
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 28
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 29
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 30
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 31
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 32
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 33
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 34
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 35
Contoh Soal . Siklus Refrigerasi Kompressi Uap Aktual
Refrigeran-134a masuk compressor dari sebuah refrigerator dengan kondisi uap superheated 0.14
MPa dan 10°C dengan laju 0.05 kg/s dan keluar pada 0.8 MPa dan 50°C. Refrigeran didinginkan
dalam condenser ke 26°C dan 0.72 MPa dan di-throttle ke 0.15 MPa. Abaikan perpindahan kalor
dan kerugian tekanan dalam saluran penghubung antar komponen, tentukan (a) laju kalor yang
dibuang dari ruang yang didinginkan dan daya input compressor, (b) effisiensi isentropik
compressor, (c) COP refrigerator.
Solusi:

Gambarkanlah
diagram P-h dari
siklus ini.
(gunakan diagram P-h
pada slide berikut ini)
Ttk 1
0.14 MPa dan 10°C

Ttk2
0.8 MPa dan 50°C
2
Ttk 3 3
26°C dan 0.72 MPa

Ttk 4
0.15 MPa
h3=h4

1
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 39
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 40
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 41
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 42
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 43
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 44
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 45
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 46
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 47
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 48
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 49
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 50
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 51
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 52
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 53
Sistem Refrigerasi Kompressi Uap 03/06/2024 54

Anda mungkin juga menyukai