Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Proses pendinginan adalah kebalikan dari proses pemanasan, jadi pendinginan sebuah
benda artinya pengambilan energi dari benda tersebut sehingga benda turun temperaturnya,
jika fasa benda tersebut tidak berubah. Karena menurut hukum kedua Termodinamika, kalor
hanya daapat berpindah dari tempat yang bertemperatur tinggi ketempat yang bertemperatur
rendah, perlu adanya benda, zat atau alat didekat benda yang ingin kita dinginkan, yang
temperaturnya lebih rendah dari temperatur yang kita inginkan
Teknik pendingin adalah suatu ilmu pengetahuan ayng membahas metode / cara atau
sistem dengan mempertahankan suatu kondisi tetap pada temperatur rendah.

1.1. APLIKASI TEKNIK PENDINGIN.


Teknik pendingin sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang mulai abad ke 20,
dimana hal ini merupakan tanggapan Manusia terhadap alam yang berkaitan dengan
temperatur, tekanan, kelembaban dan kalor/panas. Oleh karena tantangan tantangan alam
tersebut, maka Manusia menyelidiki bagaimana cara yang terbaiik untuk
mempertahankan suatu kondisi supaya tetap pada temperatur rendah.Penggunaan teknik
pendingin dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
1. Vapour Compression cycle refrigeration
2. Ejector cycle refrigeration
3. Absorbsen cycle refrigeration
4. Air cycle refrigeration

1.2. PROSES KERJA SISTEM PENDINGIN


Sesuai dengan fungsi dasar sistem pendingin yaitu menurunkan / mempertahankan
temperatur suatu produk / ruangan dibawah temperatur sekitar, sehingga akan terjadi
proses penyerapan panas { baca penurunan temperatur }pada temperatur rendah dan
penyerahan kalor terjadi pada temperatur yang lebih tinggi. Proses demikian rasanya
mustahil terjadi.
Tetapi ternyata dapat berlangsung karena bantuan suatu medium perantara atau yang
lebih dikenal sebagai bahan pendingin atau refrijeran. Untuk mempelajari lebih
mendalam tentang penomena tersebut, kita selalu berhubungan dengan proses
Termodinamika, Mekanika fluida dan Perpindahan panas yang merupakan ilmu dasar
mesin Pendingin, Hal ini dapat dilihat pada permasalahan dibawah ini.
1. Pemanasan / Penaikan temperature
Dalam proses penaikan temperatur/pemanasan suatu bahan akan berlaku ( pada
umumnya ) tekanan tetap, hubungan :
Q = m.Cp.t
Dimana :
Q : Panas yang diserap evapurator (Kj/det)
m : Laju aliran massa refrigen(Kg/det)

1
t: Perbedaan temperatur termo kopel(oC)
Cp : Panas spesifik pada tekanan tertentu (KJ/kg oC)

2. Perubahan Fasa
Dalam sistem pendingin kadang kadang terjadi perubahan fasa dari suatu
medium, misalnya dari padat ke cair, padat ke gas, dari cair ke gas dan sebaliknya.
Dimana berlaku hubungan :
Q = m . L.
Dimana :
Q: panas yang dibuang / diserap (Kj /jam)
m : laju aliran massabenda(Kg /sec)
L : perubahan fase/sering disebut denga panas laten(joule /kg)

3. Ekspansi Cairan
Bila suatu cairan diekspansikan, akan terjadi penurunan temperatur meskipun
sedikit, penurunan ini akan cukup berarti apabila diikuti dengan perubahan fase dimana
didalam ekspansinya mengikuti suatu proses adiabatis isentropis dengan asumsi :
 Aliran stedi
 Gas dianggap sebagai gas ideal
 Aliran mengikuti garis arus
Untuk suatu proses ekspansi dengan aliran stedi berlaku hukum
KeseimbanganEnergi dengan persamaan:
0 0 0 0 (steady flow)

V 21 V 22
m[h 1 + +gZ 1 +q+w ]=m[ h2 + + gZ 2 ]
2g 2g
1 0

Sehingga :
h1 =h2 dan
m1=m2 =m
Dimana :
h : Entalpi pada katup ekspansi(Kj/kg)
v : Kecepatan aliran(m/sec)
g : Percepatan gravitasi (lbf.sec2)
z : Ketinggian/potensial energi ( ft )
q : Panas yang dimasukkan [kJ/sec ]
w : Kerja yang dihasilkan [ Hp ]
m : Laju aliran massa fluida [ Kg/sec ]

2
1.3. KONSEP DASAR
Seperti halnya mesin panas/ heat engine, konsep dasar refrijerasi siklus kompresi
uap juga didasari oleh siklus carnot, yang disebut sebagai CARNOT
REFRIGERATION CYCLE. Cara kerja dari sistem ini didasarkan pada dua proses
ISOTERMAL dan dua proses ADIABATIS. Perbandingan siklus dan T-S diagram
antara Carnot Heat Engine dan Carnot Refrigeration Cycle dapat dilihat seperti
dibawah ini : Q2,P2

Q1,P1

Gambar : 1.1. Diagram Siklus Mesin Kalor dan Refrigerant


cycle
1.3.1. PERNYATAAN UNJUK KERJA
Bila pada C.H.E Cycle unjuk kerja dinyatakan dengan effisiensi termal, sedang
pada C.R. Cycle unjuk kerja dinyatakandengan Coeffisien Of Performance, disingkat
dengan COPyang didefinisikan sebagai berikut:
Panas . yang . diserap . evaporator
COP=
Kerja. bersih. kompresor
T 1 . ( S 1−S 4 )
COP=
T 2 .( S 2−S 3 )−T 1 .( S1 − S 4 )
Padahal S1 = S2 dan S3 = S4
T1
COP=
Sehingga :
( T 2 −T 1 )
Terlihat bahwa C.O.P dapat dinaikkan dengan cara
 Menurunkan === >T2
 Menaikkan =====> T1
Kedua usaha tersebut sangat dibatasi oleh berbagai kondisi antara lain,
temperatur sekeliling dan temperatur pendinginan, disamping tidak tercapai keadaan
T1 = T 2.

1.3.2. PERNYATAAN KAPASITAS SISTEM


Kapasitas sistem C.H.E Cycle dinyatakan dengan Hp sebagai manifestasi kerja
bersih, pada C.R Cycle kapasitas sistemnya dinyatakan denganTon Refrigeration,
sebagai manifestasi dari Refrijerasi [ Kemampuan untuk menyerap kalor pada temperatur

3
Sf = Entropi cair jenuh rendah ].Ton Refrijerasi didefinisikan sebagai :
Sfg = Entropi campuran (cair + uap )
Sg = Entropi uap jenuh
X = Kwalitas uap

Sejumlah kalor yang harus dibebaskan oleh air panas pada temperatur 00 C dengan
tekanan 1 atm, menjadi Es pada temperatur 00 C dan tekanan 1 atm dalam waktu 24
jam.Bila 1 Ton.R = 2000 lbs , Kalor Laten pembekuan air pada 1 atm = 144 Btu/lb, maka
:
200 . lb s .144 Btu /lb m
1. Ton. Re frijeration=
24 . jam
Jadi : 1 Ton.R = 12000 Btu/hr = 200 Btu/menit.
Faktor – faktor konversi pendukung :
1 Btu = 778 ft.lb
1 Hp = 550 Btu/sec = 33000 ft.lb/menit

1.3.3. PEMBACAAN DIAGRAM P-h dan T-S


Telah diuraikan pada bahasan terdahulu, bahwa pada sistem refrijerasi siklus
kompresi uap dapat berlangsung dengan bantuan peralatan. Misalnya Kompresor,
Evaporator, Kondensor dan Katup ekspansi. dengan proses Termodinamika yang sudah
tertentu maka timbul pertanyaan yang menyangkut tentang fluida kerja / medium kerja
dan batas batas kemampuan operasi siklus dalam hubungannya dengan siklus
Termodinamika. Fluida kerja pada siklus tersebut tak lain adalah refrijeran. Sementara
itu batas batas kemampuan operasi siklus dapat dijelaskan dengan bantuan diagram P-h
[ Tekanan Vs Entalpi ].
P T kritis
T=C S=C

P=C
Vsp = C

T=C

1 2 3 4 5

X=0
X=1
T=C h

4
Gambar : 1.2. Perilaku garis dalam diagram P-h

Keterangan :
T = C : Menunjukkan garis temperatur konstan
P = C : Menunjukkan garis Tekanan konstan
S = C : Menunjukkan garis Entropi konstan
v = C : Menunjukkan garis Volume spesifik konstan
X = 0 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi cair jenuh
X = 1 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi uap jenuh
Titik [1] menunjukkan fluida dalam kondisi dingin lanjud [ sub Cooled }
Titik [2] menunjukkan fluida dalam kondisi cair jenuh [ Saturated Liquid ]
Titik [3] menunjukkan fluida dalam kondisi campuran [ Liquid + Vapour ]
Titik [4] menunjukkan fluida dalam kondisi uap jenuh [ Saturated Vapour ]
Titik [5] menunjukkan fluida dalan kondisi uap panas lanjud [ Super heated vapour ]

3.3.4 PARAMETER – PARAMETER YANG DIPAKAI DALAM PERHITUNGAN

Q kond P T kritis

3 2 Pcondensor 3
2

Katup Ekspansi 1

Pevaporator
4 1
4
W komp
X=0 X=1 h
Q evap
h3 =h4 h1 h2
Gambar : 1.3. Blok Diagram & Tekanan Versus Entalpi

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Sistem kompresi uap


Sistem kompresi uap dari suatu mesin pendingin menggunakan medium pendingin
atau Refrijeran yang mengalami berbagai proses seperti berkondensasi dan evaporasi. Siklus
ini merupakan sistem tertutup, karena medium pendingin mengalir melalui sejumlah
komponen yang terpisah, seperti :
a) Komproser
b) Kondensor
c) Katup ekspansi
d) Evaporator
Siklus Kompresi uap standard merupakan hal yang penting dari semua teknik
pendingin karena sering digunakan dalam teknik pendingin seperti diatas.Dalam operasinya

Siklus Kompresi uap standard dilaksanakan dalam urutan siklus sebagai berikut:

6
2.2 TUJUAN
PERCOBAAN
1. Mengetahui temperatur
pada setiap keadaan.
T1 = Temperatur pada sisi keluar kompresor.
T2 = Tmperatur pada sisi keluar kondesor.
T3 = Temperatur pada sisi masuk Evaporator.
T4 = Temperatur pada sisi keluar Evaporator.
T8 = Temperatur udara luar.
T5 = Temperatur pada sisi masuk kompresor.
T9 = Temperatur air pada steam generator.
T6 = Temperatur masuk air pendingin pada
T10 = sisi masuk evaporator dry bulb temperatur.
condenser.
T11 = sisi masuk evaporator wet bulb temperatur.
T7 = Temperatur keluar air pendingin pada
T12 = sisi keluar evaporator dry bulb temperatur.
condenser.
T13 = sisi keluar evaporator wet blub temperatur.
T14 = sisi pemanasan ulang dry bulb temperatur.
2. Menghitung perpindahan panas (energi panas)
T15 = sisi pemanasan ulang wet bulb temperatur.
yang melintasi batas Preheater.
3. Menghitung besarnya panas yang diserap
4. Menghitung perpindahan panas yang melintasi unit Preheater.
5. Menghitung perpindahan panas melintasi batas air condititon.
6. Menghitung aliran energi dan coefisien of performance / COP pada siklus refrigerasi.
2.3 Langkah Pengujian
2.3.1. Alat-alat yang dipergunakan

7
a. Stop watch
a) = Circuit Breaker ( pemutus aliran listrik )
b) = Phase Indikator ( indikasi phase )
c) = Resert Button ( tombol bawah ) p) = Aliran Pendingin ( coolent flow )
d) = Suply Volts ( volt meter ) q) = Refrigerant Flow ( aliran media pendingin )
e) = Air Flow ( aliran udara ) r) = Blower
f) = Temperatur Read Out (pembacaan) s) = Steam Generator
g) = Blower off -on ( tombol blower ) t) = Light Glass ( gelas penduga )
h) = Humiditication on-off ( tombol humiditas ) u) = Steam generator supply valve ( katup pengatur )
i) = Refrigergation on -off ( tombol refrigerasi ) v) = Condensat Collection ( pengumpul air condensat )
j) = Prehead ( 1,2,3 Kw) w) = Refrigeration Unit
k) = Humidification (2,4,6 Kw) x) = Munic Diagram
l) = Reheat (1,2,3,Kw) y) = Air control valve flow
m) = Delivery Pressure ( tekanan operasi ) b. Unit mesin pengatur udara
n) = Suction Pressure ( tekanan sisi keluar ) a) = Access Dor’s to “wet & dry” Thermometer
o) = Coolent Flow Control ( Kontrol aliran b) = Water in let (air masuk)
pendingin ) c) =Water out let (air keluar)
d) =Steam generator valve
e) =V2
f) =V3
g) =Power input
h) =Access Dor’s to air flow NCB

BAB III
PENGOLAHAN DATA

8
3.1. DATA PENGOLAHAN

Tabel Pengujian : Kelompok : V (lima)


Hari / Tanggal : jum’at, 10 april 2020 Nama Mhs : 1. Vidhi aksananto
Jam : 07.30 – 08.30 WIB 2. Leonardo Sambu jira
Tempat : Lab. Uji Prestasi Mesin 3. Amar Nur Azis
Suhu Ruangan : 27 0C 4. Muhammad Zaidani Yunus
Kelembahan Ruangan ( RH ) : 52 % 5. Simeon Masrianus Syukur
6. Gilbert Kevin Gultom

Tabel 3.1. Pengambilan data hasil

NO PARAMETER SATUAN PENGUJIAN


A B C 1 2 3 4 5 6
1 Tek. Masuk Kompresor (P1) Bar, (Kg/Cm2) 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25
2 Tek.Keluar Kompresor (P2) Bar,( Kg/Cm2) 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3
3 Laju aliran Massa Air gram/s 65 60 55 50 45
4 Laju aliran Massa Freon (Ref) gram/s 23 23,5 24 24 24,5
5 Voltage Volt 220 220 220 220 220
6 Pre - Heater ( 1 , 2 , 3 ) Kw - - - - -
7 Re - Heater ( 1 , 2 , 3 ) Kw - - - - -
0
8 T1 C 54 55 56 57 58
0
9 T2 C 40 41 42 42 42
0
10 T3 C 8 8 8 8 8
0
11 T4 C 10 10 10 10 10
0
12 T5 C 20 10 10 10 11
0
13 T6 C 22 22 22 22 23
0
14 T7 C 37 38 40 40 42
0
15 T8 C 21 21 21 21 21
0
16 T9 C 20 20 20 20 20
0
17 T10 C 29 29 29 29 29
0
18 T11 C 26 27 27 27 27
0
19 T12 C 17 18 18 18 18
0
20 T13 C 16 17 17 17 17
0
21 T14 C 17 18 18 18 18
0
22 T15 C 16 16 16 16 16
Pre Heat Cooling Re Heat

T10 Dry T12 Dry T14 Dry


2 3 4
T11 Wett T13 Wett T15 Wett

T3 T4 T4
1 T3
kontrol Kec. Udara
Katup ekspansi

9
T5
T2
T8 , RH
QKondensor P2
T2
T1 T5
Air Pendingin Masuk WKompresor

Air Pendingin keluar

Gambar 3.4. Sirkulasi AC

Tabel 3.2. Data perhitungan hasil pengujian

10
Dari data tabel yang telah didapatkan, maka dapat diambil persamaan antara lain :

1. Grafik hubungan antara mRef dengan Q Evapurator

mRef 0,023 0,0235 0,024 0,024 0,0245


Q Evap 3,45 3,4075 3,48 3,48 3,5035

Gambar 3.5 Grafik hubungan antara mRef dengan Q Evapurator

Pada gambar 3.5 dapat diketahui bahwasanya prosestersebut refrigarent cair


mengalami penurunan suhu seiring dengan kecepatan dari refrigarent cair tersebut,
namun pada diantara titik 0,0234 dan 0,0236 sampai seterusnya mengalami kenaikan
suhu kembali yang melonjak tinggi, sehingga pada tahan penurunan suhu tidak
mengalami perubahan suhu yang terjadi dan tetap mengalami superheat.

2. Grafik hubungan antara mRef dengan Q Kondensor

mRef 0,023 0,0235 0,024 0,024 0,0245


Q Kond 4,255 4,23 4,32 4,32 4,361

11
Gambar 3.6 Grafik hubungan antara mRef dengan Q Kondensor

Pada gambar 3.6 menunjukkan bahwasanya suhu refrigant mengalami


penrunan seiring dengan tinggi laju refrigerant, namun pada kecepatan aliran
refrigerant diantara titik 0,0234 dan 0,0236 sehingga seterusnya mengalami kenaikan
suhu seiring dengan tingginya laju aliran refrigerant. Sehingga pada proses ini
refrigarent mengalami kenaikan suhu yang sangat tinggi dan pada sushu ini
refrigerant mengalami perubahan wujud dari gas menjadi cair.
3. Grafik hubungan antara mRef dengan Kompresor

mRef 0,023 0,0235 0,024 0,024 0,0245


Wkomp 0,805 0,8225 0,84 0,84 0,8575

Gambar 3.7 Grafik hubungan antara mRef dengan Kompresor

pada grafik hasil pengujian dapat disimpulkankan bahwasanya tekanan


refrigerant sama dengan tinggi tekanan kompresor, karena gas refrigerant yang
memiliki tekanan tinggi dan suhu yang rendah akan dinaikan oleh kompresor hingga

12
suhu yang terdapat pada refrigerant akan memiliki tingkat suhu yang tinggi dan
refrigent mengalami superheat yang sangat tinggi.

4. Grafik hubungan antara mRef dengan COP

mRef 0,023 0,0235 0,024 0,024 0,0245


COP 4,285714 4,142857 4,14285 4,142857 4,085714
7

Gambar 3.8 Grafik hubungan antara mRef dengan COP

Pada gambar 3.8 menunjukan bahwasanya koefisien prestasi mesin cenderung


menurun seiring dengan naiknya kecepatan laju aliran refrigarent pada kondensor,
namun yang tertera pada grafik menunjukan naik pada laju aliran refrigarent
0,024kg/s lalu kembali turun drasti hingga maksimum pada gambar grafik tersebut.

5. Grafik hubungan antara mRef dengan HRR


mRef 0,023 0,0235 0,024 0,024 0,0245
HRR 1,23333 1,2414 1,2414 1,24 1,2448
1 13
Gambar 3.9 Grafik hubungan antara mRef dengan HRR

14
3.2. DATA PERHITUNGAN

Percobaan no.1

T1

3 T2 2

T4
4 1
1
T3

Perhitungan :
1. Dari Diagram P –h diatas didapat :
h3 =Evaporator
T3 = Temperatur h4 h2Kompresor
h1 Keluar
T1 = Temperatur
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 23 gram/s = 0,023 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 255 kJ/Kg

a. Panas yang dibuang di kondensor


Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,023 kg/s .(440 -255 ) kJ/kg = 4,255 kJ/s = 4,255 KW
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)

15
= 0,023 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,805 kJ/s = 0,805 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,023 kg/s . ( 405– 255 ) kJ/kg
= 3,45 kJ/s = 3,45KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,45 /0,805 = 4,28

16
Percobaan no.2

T1

3
T2
2

T4
4 1
T3

h1 h2
h3=h4
Perhitungan :
2. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 23,5 gram/s = 0,0235 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 260 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,0235 kg/s .(440 -260 ) kJ/kg
= 4,23 kJ/s = 4,23 KW

17
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,0235 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,8225 kJ/s = 0,8225 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,0235 kg/s . ( 405 – 260 ) kJ/kg
= 3,4075 kJ/s = 3,4075 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,4075 /0,8225 = 4,14286

18
Percobaan ke tiga ( 3 )

T1

3 T2 2

T4
4 1
T3

h2
h3=h4 h1
Perhitungan :
3. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 24 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 260 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,023 kg/s .(440 -260 ) kJ/kg
= 4,32 kJ/s = 4,32 KW

19
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,023 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,84 kJ/s = 0,84 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,024 kg/s . ( 405 – 260 ) kJ/kg
= 3,48 kJ/s = 3,458 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,48 /0,84 = 4,14286

20
Percobaan ke empat ( 4 )

T1

T2
3 2

T4
4 1
T3

h3=h4 h1 h2
Perhitungan :
4. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 24 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 260 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,023 kg/s .(440 -260 ) kJ/kg
= 4,32 kJ/s = 4,32 KW

21
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,023 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,84 kJ/s = 0,84 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,024 kg/s . ( 405 – 260 ) kJ/kg
= 3,48 kJ/s = 3,458 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,48 /0,84 = 4,14286

22
Percoban ke lima ( 5 )

3 T2 2

T4
4 1
T3

h3=h4 h1 h2

Perhitungan :
5. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 23,5 gram/s = 0,0245 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 262 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,0245 kg/s .(440 -262 ) kJ/kg
= 4,361 kJ/s = 4,361 KW

23
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,0245 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,8575 kJ/s = 0,8575 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,0245 kg/s . ( 405 – 262 ) kJ/kg
= 3,5035 kJ/s = 3,5035 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,5035 /0,8575 = 4,08571

24
BAB IV
KESIMPULAN

1) Kenaikan laju aliran refrigarent pada kompresor mengakibatkan kenaikan suhu yang
segnifikan dan hingga mencapai superheat, ditunjukan pada gambar 3.7 suhu pada
refrigerant melonjak naik seiring dengan kecepatan laju aliran refrigerant tersebut.
2) Pada koefisien mesin (COP) mengalami penurunan yang sangat drastis dapat dilihat pada
gambar 3.8 yang mana sehingga kinerja dari pendingin tersebut mengalami penurunan.

25

Anda mungkin juga menyukai