PENDAHULUAN
Proses pendinginan adalah kebalikan dari proses pemanasan, jadi pendinginan sebuah
benda artinya pengambilan energi dari benda tersebut sehingga benda turun temperaturnya,
jika fasa benda tersebut tidak berubah. Karena menurut hukum kedua Termodinamika, kalor
hanya daapat berpindah dari tempat yang bertemperatur tinggi ketempat yang bertemperatur
rendah, perlu adanya benda, zat atau alat didekat benda yang ingin kita dinginkan, yang
temperaturnya lebih rendah dari temperatur yang kita inginkan
Teknik pendingin adalah suatu ilmu pengetahuan ayng membahas metode / cara atau
sistem dengan mempertahankan suatu kondisi tetap pada temperatur rendah.
1
t: Perbedaan temperatur termo kopel(oC)
Cp : Panas spesifik pada tekanan tertentu (KJ/kg oC)
2. Perubahan Fasa
Dalam sistem pendingin kadang kadang terjadi perubahan fasa dari suatu
medium, misalnya dari padat ke cair, padat ke gas, dari cair ke gas dan sebaliknya.
Dimana berlaku hubungan :
Q = m . L.
Dimana :
Q: panas yang dibuang / diserap (Kj /jam)
m : laju aliran massabenda(Kg /sec)
L : perubahan fase/sering disebut denga panas laten(joule /kg)
3. Ekspansi Cairan
Bila suatu cairan diekspansikan, akan terjadi penurunan temperatur meskipun
sedikit, penurunan ini akan cukup berarti apabila diikuti dengan perubahan fase dimana
didalam ekspansinya mengikuti suatu proses adiabatis isentropis dengan asumsi :
Aliran stedi
Gas dianggap sebagai gas ideal
Aliran mengikuti garis arus
Untuk suatu proses ekspansi dengan aliran stedi berlaku hukum
KeseimbanganEnergi dengan persamaan:
0 0 0 0 (steady flow)
V 21 V 22
m[h 1 + +gZ 1 +q+w ]=m[ h2 + + gZ 2 ]
2g 2g
1 0
Sehingga :
h1 =h2 dan
m1=m2 =m
Dimana :
h : Entalpi pada katup ekspansi(Kj/kg)
v : Kecepatan aliran(m/sec)
g : Percepatan gravitasi (lbf.sec2)
z : Ketinggian/potensial energi ( ft )
q : Panas yang dimasukkan [kJ/sec ]
w : Kerja yang dihasilkan [ Hp ]
m : Laju aliran massa fluida [ Kg/sec ]
2
1.3. KONSEP DASAR
Seperti halnya mesin panas/ heat engine, konsep dasar refrijerasi siklus kompresi
uap juga didasari oleh siklus carnot, yang disebut sebagai CARNOT
REFRIGERATION CYCLE. Cara kerja dari sistem ini didasarkan pada dua proses
ISOTERMAL dan dua proses ADIABATIS. Perbandingan siklus dan T-S diagram
antara Carnot Heat Engine dan Carnot Refrigeration Cycle dapat dilihat seperti
dibawah ini : Q2,P2
Q1,P1
3
Sf = Entropi cair jenuh rendah ].Ton Refrijerasi didefinisikan sebagai :
Sfg = Entropi campuran (cair + uap )
Sg = Entropi uap jenuh
X = Kwalitas uap
Sejumlah kalor yang harus dibebaskan oleh air panas pada temperatur 00 C dengan
tekanan 1 atm, menjadi Es pada temperatur 00 C dan tekanan 1 atm dalam waktu 24
jam.Bila 1 Ton.R = 2000 lbs , Kalor Laten pembekuan air pada 1 atm = 144 Btu/lb, maka
:
200 . lb s .144 Btu /lb m
1. Ton. Re frijeration=
24 . jam
Jadi : 1 Ton.R = 12000 Btu/hr = 200 Btu/menit.
Faktor – faktor konversi pendukung :
1 Btu = 778 ft.lb
1 Hp = 550 Btu/sec = 33000 ft.lb/menit
P=C
Vsp = C
T=C
1 2 3 4 5
X=0
X=1
T=C h
4
Gambar : 1.2. Perilaku garis dalam diagram P-h
Keterangan :
T = C : Menunjukkan garis temperatur konstan
P = C : Menunjukkan garis Tekanan konstan
S = C : Menunjukkan garis Entropi konstan
v = C : Menunjukkan garis Volume spesifik konstan
X = 0 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi cair jenuh
X = 1 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi uap jenuh
Titik [1] menunjukkan fluida dalam kondisi dingin lanjud [ sub Cooled }
Titik [2] menunjukkan fluida dalam kondisi cair jenuh [ Saturated Liquid ]
Titik [3] menunjukkan fluida dalam kondisi campuran [ Liquid + Vapour ]
Titik [4] menunjukkan fluida dalam kondisi uap jenuh [ Saturated Vapour ]
Titik [5] menunjukkan fluida dalan kondisi uap panas lanjud [ Super heated vapour ]
Q kond P T kritis
3 2 Pcondensor 3
2
Katup Ekspansi 1
Pevaporator
4 1
4
W komp
X=0 X=1 h
Q evap
h3 =h4 h1 h2
Gambar : 1.3. Blok Diagram & Tekanan Versus Entalpi
5
BAB II
DASAR TEORI
Siklus Kompresi uap standard dilaksanakan dalam urutan siklus sebagai berikut:
6
2.2 TUJUAN
PERCOBAAN
1. Mengetahui temperatur
pada setiap keadaan.
T1 = Temperatur pada sisi keluar kompresor.
T2 = Tmperatur pada sisi keluar kondesor.
T3 = Temperatur pada sisi masuk Evaporator.
T4 = Temperatur pada sisi keluar Evaporator.
T8 = Temperatur udara luar.
T5 = Temperatur pada sisi masuk kompresor.
T9 = Temperatur air pada steam generator.
T6 = Temperatur masuk air pendingin pada
T10 = sisi masuk evaporator dry bulb temperatur.
condenser.
T11 = sisi masuk evaporator wet bulb temperatur.
T7 = Temperatur keluar air pendingin pada
T12 = sisi keluar evaporator dry bulb temperatur.
condenser.
T13 = sisi keluar evaporator wet blub temperatur.
T14 = sisi pemanasan ulang dry bulb temperatur.
2. Menghitung perpindahan panas (energi panas)
T15 = sisi pemanasan ulang wet bulb temperatur.
yang melintasi batas Preheater.
3. Menghitung besarnya panas yang diserap
4. Menghitung perpindahan panas yang melintasi unit Preheater.
5. Menghitung perpindahan panas melintasi batas air condititon.
6. Menghitung aliran energi dan coefisien of performance / COP pada siklus refrigerasi.
2.3 Langkah Pengujian
2.3.1. Alat-alat yang dipergunakan
7
a. Stop watch
a) = Circuit Breaker ( pemutus aliran listrik )
b) = Phase Indikator ( indikasi phase )
c) = Resert Button ( tombol bawah ) p) = Aliran Pendingin ( coolent flow )
d) = Suply Volts ( volt meter ) q) = Refrigerant Flow ( aliran media pendingin )
e) = Air Flow ( aliran udara ) r) = Blower
f) = Temperatur Read Out (pembacaan) s) = Steam Generator
g) = Blower off -on ( tombol blower ) t) = Light Glass ( gelas penduga )
h) = Humiditication on-off ( tombol humiditas ) u) = Steam generator supply valve ( katup pengatur )
i) = Refrigergation on -off ( tombol refrigerasi ) v) = Condensat Collection ( pengumpul air condensat )
j) = Prehead ( 1,2,3 Kw) w) = Refrigeration Unit
k) = Humidification (2,4,6 Kw) x) = Munic Diagram
l) = Reheat (1,2,3,Kw) y) = Air control valve flow
m) = Delivery Pressure ( tekanan operasi ) b. Unit mesin pengatur udara
n) = Suction Pressure ( tekanan sisi keluar ) a) = Access Dor’s to “wet & dry” Thermometer
o) = Coolent Flow Control ( Kontrol aliran b) = Water in let (air masuk)
pendingin ) c) =Water out let (air keluar)
d) =Steam generator valve
e) =V2
f) =V3
g) =Power input
h) =Access Dor’s to air flow NCB
BAB III
PENGOLAHAN DATA
8
3.1. DATA PENGOLAHAN
T3 T4 T4
1 T3
kontrol Kec. Udara
Katup ekspansi
9
T5
T2
T8 , RH
QKondensor P2
T2
T1 T5
Air Pendingin Masuk WKompresor
10
Dari data tabel yang telah didapatkan, maka dapat diambil persamaan antara lain :
11
Gambar 3.6 Grafik hubungan antara mRef dengan Q Kondensor
12
suhu yang terdapat pada refrigerant akan memiliki tingkat suhu yang tinggi dan
refrigent mengalami superheat yang sangat tinggi.
14
3.2. DATA PERHITUNGAN
Percobaan no.1
T1
3 T2 2
T4
4 1
1
T3
Perhitungan :
1. Dari Diagram P –h diatas didapat :
h3 =Evaporator
T3 = Temperatur h4 h2Kompresor
h1 Keluar
T1 = Temperatur
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 23 gram/s = 0,023 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 255 kJ/Kg
15
= 0,023 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,805 kJ/s = 0,805 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,023 kg/s . ( 405– 255 ) kJ/kg
= 3,45 kJ/s = 3,45KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,45 /0,805 = 4,28
16
Percobaan no.2
T1
3
T2
2
T4
4 1
T3
h1 h2
h3=h4
Perhitungan :
2. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 23,5 gram/s = 0,0235 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 260 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,0235 kg/s .(440 -260 ) kJ/kg
= 4,23 kJ/s = 4,23 KW
17
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,0235 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,8225 kJ/s = 0,8225 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,0235 kg/s . ( 405 – 260 ) kJ/kg
= 3,4075 kJ/s = 3,4075 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,4075 /0,8225 = 4,14286
18
Percobaan ke tiga ( 3 )
T1
3 T2 2
T4
4 1
T3
h2
h3=h4 h1
Perhitungan :
3. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 24 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 260 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,023 kg/s .(440 -260 ) kJ/kg
= 4,32 kJ/s = 4,32 KW
19
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,023 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,84 kJ/s = 0,84 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,024 kg/s . ( 405 – 260 ) kJ/kg
= 3,48 kJ/s = 3,458 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,48 /0,84 = 4,14286
20
Percobaan ke empat ( 4 )
T1
T2
3 2
T4
4 1
T3
h3=h4 h1 h2
Perhitungan :
4. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 24 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 260 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,023 kg/s .(440 -260 ) kJ/kg
= 4,32 kJ/s = 4,32 KW
21
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,023 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,84 kJ/s = 0,84 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,024 kg/s . ( 405 – 260 ) kJ/kg
= 3,48 kJ/s = 3,458 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,48 /0,84 = 4,14286
22
Percoban ke lima ( 5 )
3 T2 2
T4
4 1
T3
h3=h4 h1 h2
Perhitungan :
5. Dari Diagram P –h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 405 kJ/Kg mRef = 23,5 gram/s = 0,0245 Kg/s
h2 = 440 kJ/Kg
h3 = h4 = 262 kJ/Kg
a. Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,0245 kg/s .(440 -262 ) kJ/kg
= 4,361 kJ/s = 4,361 KW
23
b. Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,0245 kg/s . ( 440 – 405 ) kJ/kg
= 0,8575 kJ/s = 0,8575 KW
c. Panas yang diserap di Evaporator
QEvaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,0245 kg/s . ( 405 – 262 ) kJ/kg
= 3,5035 kJ/s = 3,5035 KW
d. Coefisient of Performance (COP)
Qevaporator
C.O.P =
Wkompresor
= 3,5035 /0,8575 = 4,08571
24
BAB IV
KESIMPULAN
1) Kenaikan laju aliran refrigarent pada kompresor mengakibatkan kenaikan suhu yang
segnifikan dan hingga mencapai superheat, ditunjukan pada gambar 3.7 suhu pada
refrigerant melonjak naik seiring dengan kecepatan laju aliran refrigerant tersebut.
2) Pada koefisien mesin (COP) mengalami penurunan yang sangat drastis dapat dilihat pada
gambar 3.8 yang mana sehingga kinerja dari pendingin tersebut mengalami penurunan.
25