Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK MESIN KONVERSI


PENGUJIAN KUALITAS UAP

Nama : Friska Oktavina Nauli Tambunan


NIM : 2005051024
Kelas : EN – 5B
Dosen pembimbing : Ir. Rufinus Nainggolan, M.T.

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul “Pengujian Kualitas
Uap” dengan baik. Laporan praktikum ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dengan
mata kuliah praktik mesin konversi.

Saya ingin berterima kasih kepada dosen praktik mesin konversi, bapak Ir. Rufinus
Nainggolan, M.T. yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan praltikum ini.
Untuk pembentukan makalah ini, saya mengambil dari berbagai sumber untuk sebagai data
fakta dan pendukung laporan praktikum ini. Semoga dengan terbentuknya laporan praktikum
ini dapat berguna dengan efisien bagi semua orang dalam memenuhi tugas perkuliahan.

Saya mengakui banyak kesalahan dan kekurangan dalam menulis laporan praktikum ini.
Oleh karena itu, saya meminta kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya saya
dapat menulis laporan menjadi lebih baik lagi.

Medan, 11 september 2022

Penulis

FRISKA TAMBUNAN

NIM: 2005051026
BAB I
PENDAHULUAN
PENGUJIAN KUALITAS UAP / FRAKSI KEKERINGAN UAP
(SEPARATING AND THROTTLING CALORIMETER)

A. Latar Belakang
Kombinasi pemisah dan penyertaan calorimeter digunakan untuk
menentukan kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah calorimeter merupakan
alat untuk memisahkan kandungan air uap melalui proses mekanis.
Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah
calorimeter, karena kerapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung
terlempar dari uap. Air ini dikumpulkan jumlahnya dan dapat dihitung.
Uap yang relatif sudah tidak mengandung air dialirkan ke throttling sedikit
dibawah temperatur atmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi kering. Dengan
pengukuran temperature dan tekanan akhir uap, maka tingkat kekeringan uap dapat
dihitung. Karena kedua jenis calorimeter mempunyai keterbatasan, maka digunakan
kembali pemisah dan throttling.

B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan kualitas uap ini adalah sebagai berikut:
1. Mengerti fungsi peralatan separating dan throttling calorimeter dan cara
kerjanya.
2. Mengukur tekanan uap sebelum dan sesudah throttle dan mengukur temperature
uap keluar (discharge) dari throttle.
3. Mengukur jumlah air yang terpisahkan dariseparator dan uap yang keluar dari
kondensant yang ditampung oleh gelas ukur.
4. Menggambar skema peralatan percobaan.
5. Memahami fungsi kondensor dan separator sebagai alat bantu dalam pengujian.
6. Membuat daftar simbol dan satuan parameter-parameter.
7. Memahami daftar table uap dan pembacaannya dalam mengerjakan analisa
percobaan.
8. Memahami daftar grafik diagram dalam mengerjakan analisa percobaan.
9. Membuat laporan pengujian kualitas uap.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Proses Penguapan
Bila dalam suatu boiler terdapat beberapa jumlah dan kita perhatikan
molekul-molekul air tersebut, temperatur air pada saat itu untuk Kelvin dan untuk
Celcius. Molekul-molekul air tersebut dapat bergerak bebas kesana-kemari dalam
lingkungan dengan gerak Vo meter /detik .
Molekul-molekul tersebut dalam geraknya kesana-kemari tidak akan dapat
meninggalkan lingkungannya, yaitu lingkungan air karena adanya gerak tarik-
menarik antara molekul-molekul itu sendiri. Apabila boiler itu dipanaskan maka
temperatur boiler itu menjadi Ti dan ternyata kecepatan gerak dari molekul air
tersebut akan bertambah menjadi Vi. Namun belum mampu untuk melepaskan diri
dari lingkungannya.
Apabila panas boiler bertambah besar maka temperatur air mencapai tanda
sedangkan kecepatan-kecepatan molekul air tersebut telah mencapai Vd. Molekul air
yang melepaskan diri dari lingkungannya dan berubah menjadi molekul uap yang
kecepatannya melebihi gerak molekul air semula. Proses demikian disebut “proses
penguapan”. Molekul air berubah menjadi molekul uap atau dapat disebut juga
bahwa air itu sedang mendidih, karena permukaan air bergolak. Temperatur air pada
saat itu mencapai temperatur mendidih yaitu tanda Kelvin.

B. Deskripsi
Separating calorimeter adalah peralatan suatu mekanis, dimana uap basah
masuk secara langsung melewati susunan berupa sudut-sudut tumpul. Pada saat
melewati sudut-sudut ini, gaya inersia yang terkandung dalam uap menjadi berkurang
dan mencegahnya terikut dalam uap sehingga mengakibatkan air akan jatuh dan
terkumpul dalam tabung (chamber).
Throttling calorimeter adalah peralatan pemasukan uap kedalam tabung
melalui orificie sehingga tekanan turun hingga sedikit diatas tekanan atmosfer (aliran
terbuka). Ini menyebabkan uap menjadi superheat. Melalui pengukuran tekanan dan
temperatur keluaran uap ini, maka fraksi kekeringan uap dapat dihitung karena uap
meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat dipisahkan seluruhnya.
Separating dan throttling kalorimeter sangat penting untuk mengetahui fraksi
kekeringan uap. Oleh karena itu, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
eksperimen sampel uap. Ini tidak dapat dilakukan hanya obsevasi itu sendiri, karena
temperatur dan tekanannya tidak berubah dengan fraksi kekeringannya tersebut. Satu
solusi dengan menggunakan alat pemisah (separator) untuk memisahkan air dari uap,
tetapi ini tidak dapat dilakukan 100% efektif jika menggunakan tabung yang sangat
besar.
Separating dan throttling calorimeter menggunakan sebuah separator untuk
memisahkan air dari uap (bergantung jumlah sampel) sehingga fraksi kekurangan
uap menjadi lebih tinggi (high dryness), kemudian menggunakan katup pencekikan
(throttling valve) untuk mencekik uap dan menjadikannya superheat.

C. Rumusan Teori

1. Fraksi Kekerimgan
Fraksi kekeringan uap adalah banyaknya kandungan uap kering yang ada
didalam campuran uap basah.

bamyaknya uap kering


Fraksi kekeringan=
banyaknya uap kering+ kandungan air

2. Separating Calorimeter
Jika berat uap kering yang dikeluarkan dari separator adalah Ms dan berat air
yang dipisahkan atau tertinggal dalam separator dalam waktu yang sama adalah
Ms, maka fraksi kekeringan yang diukur melalui separating kalorimeter ini (Xs)
adalah:

Ms
Xs=
Ms+ Ma

3. Throttling Calorimeter
Memberi aliran fluida melalui throttling orifice dari tekanan tinggi P1 ke tekanan
rendah P2. Dari persamaan energi tunak atau konstan (steady-flow).
Aliran uap basah (Wet Saturated Steam) sebelum throttling (karena ada air yang
terikut), maka akan menjadi uap superheat pada tekanan rendah setelah
throttling.

Entalpi uap basah (Wet Saturated Steam) sebelum throttling adalah:

h1 = hf1 + x1hfg I

Entalpi uap superheat setelah throttling adalah:

h2 = hg2 + Cp (t2 –ts2)


Karena h1 = h2 :
hf1 + x1hfg1 = hg2 + Cp (t2 + t1)

Maka:

Xx 1=
[ hg 2+Cp ( t 2−ts2 ) ]−hf 1
hfg1

Dimana:
KJ
hft = Panas sensible pada tekanan P1 ( )
Kg
xt = Fraksi leleeringan masuk throttling calorimeter
KJ
hfg1 = Panas laten pada tekanan P1 ( )
Kg
KJ
hg2 = Entalpi uap jenuh pada tekanan P2 ( )
Kg
Cp = Panas spesifik / jenis pada tekanan konstan
KJ 0
= [1,8 – 2,0] C untuk uap.
Kg
T2 = Temperatur uap keluar throttling (0C)
Ts2 = Temperstur uap saturasi pada tekanan P2 (0C)

D. Kombinasi Separating dan Throttling


Jika m adalah jumlah air dalam uap meninggalkan separating kalorimeter
dan masuk ke throttling kalorimeter, maka melalui defisi fraksi kekeringan uap
diperoleh sebagai berikut.

Ms−m
Xt = dan m = Ms (1 – xt)
ms

Tetapi separating kalorimeter telah memisahkan air sebesar Ma. Oleh karena
itu, total jumlah berat air adalah (Ma + m) di dalam uap basah. Jumlah uap basah
adalah Ms + Ma.
Dengan menggunakan definisi fraksi kekeringan uap, juga berlaku:

( Ms+ Ma )−(Ma +m)


X=
( Ms+ Ma)

Atau:
Ms−m
X=
Ms+ Ma

Tetapi : m = Ms (1 – x1)

Ms−Ms (1−xt)
X=
Ms+ Ma

Ms
X= xt
Ms+ Ma

X = xs × xt

Dimana:

X = fraksi kekeringan actual atau sesungguhnya

E. Rangkaian Percobaan
Keterangan Gambar:

01) Katup masuk (uap basah)


02) Separator
03) Throttle
04) Tabung throttle
05) Pressure meter
06) Pressure meter
07) Katup masuk (cair)
08) Katup keluar (uap)
09) Kondensor
10) Gelas ukur
11) Pip
BAB III
KOMPONEN PERCOBAAN

A. Peralatan Percobaan
1. Peralatan pengujian, yaitu:
a. Suplai energi listrik
b. Alat utilitas laboratorium
c. Gelas ukur
d. Cussons : P7672 : separating and Throttling Calorimeter
e. Cussons : P7672 : Oil fired boiler
2. Alat-alat utama
a. Tabung throttle
b. Boiler
c. Separator
3. Alat-alat bantu, yaitu:
a. Kondenser
b. Katup
c. Gelas ukur
d. Pipa U
4. Alat ukur / instrumentasi, yaitu:
a. Pressuremeter
B. PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam praktikum pengujian


kualitas uap adalah sebagai berikut:

1. On-kan MCB
2. On-kan cool water unit
3. On-kan steam turbin
4. Hidupkan pompa pengisian air
5. Cek air yang ada pada boiler
6. Mengatur posisi katup-katup yang sesuai
7. Menghidupkan boiler sampai tekanan 3 bar dan jaga tekanan tersebut selang
beberapa waktu, jalankan boiler sampai 6 bar
8. Menghidupkan pompa kondenser
9. Membuka tutup uap dan katup separating
10. Menhyediakan gelas ukur menampung air yang keluar dari separating dan
dari throttling setelah mengalami kondensasi. Biarkan keadaan ini sampai
waktu yang ditentukan
11. Mengukur dan catat jumlah air dalam saparator dan jumlah kondensat yang
terkumpul keluar kondenser dalam waktu yang sama. Catat tekanan uap
dalam tabung separator dan tekanan uap setelah throttling, tekanan atmosfer,
temperatur uap separator dan setelah throttle
12. Mencatat hasil pembacaan tekanan sedikitnya lima kali untuk memperoleh
hasil rata-rata yang lebih teliti
13. Jika pengukuran telah selesai, matikan pengeperasian boiler lalu tutup suplai
uap dan catat jumlah air kondensat
14. Membiarkan peralatan sampai dingin, kemudian air kondensor dapat ditutup
15. Membuka katup keluaran separating kalorimeter
BAB IV
DATA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat diperoleh data sebagai berikut

LOG
1 2 3 4 5 Rata-Rata
SHEET
P
separator, 6 6 6 6 6 6 Bar
Barg
P keluaran
throttle, 25 26 31 32 36 30 mmHg
mmHg
T kelular
12 12
throttle, 122 126 126 124 0C
0 4
(0C)
Jumlah air
(M1) = 220 ml
Air dalam pipa
Jumlah H = 0 mmH2O
kondensat = 2680 ml
(M2)
Tekanan 1,013 Bar
atmosfer

Jumlah sampel = M1 + M2

= 220 ml + 2680 ml

= 2900 ml
BAB V
ANALISA DATA

1. Pseparator(1) = 6 barg
2. Pthrottle = 30 mmHg
3. Tthrottle = 124 0C

Pabs = Pgauge + Patm

Maka,

Pseparator (abs) = P1 = 6+1 = 7 bar

Pthrottle = P2 ¿ ( 760
30
× 1,103 )+1,103=1,146 Bar = 1 Bar

Syarat throttling
h1 - h2

dimana:
h1 = hf1 + x1× hfg1

h2 = hg2 + Cp2 (t2 - ts2)


Cp2 = Entalpi uap keluar throttle = 2 kj/kg

Maka persamaannya:
hfg1 + xt . hfg1 = hg2 + Cp2 (t2 – ts2)
xt . hfg1 = hg2 + Cp2 (t2 – ts2) – hf1

xt =
hg 2+Cp2 ( t 2−ts2 ) −hf 1
 Pada kondisi
hfgmasuk
1 throttle
P1 = 7 bar
t1 = 165 0C
hg1 = 2764 kj/kg
hf1 = 697 kj/kg
hfgt = 2067 kj/kg

 Pada kondisi keluar throttle


P2 = 1 Bar
t2 = 99,6 0C
hg2 = 2675 kj/kg
hf2 = 417 kj/kg
hfg2 = 2258 kj/kg

Maka dari persamaan h1 = h2 diperoleh:

hg 2+Cp2 ( t 2−ts2 ) −hf 1


xt =
hfg 1
2258+2 ( 99,6−165 )−697
xt =
2067
1430,2
xt =
2067
xt = 0,69

 Pada separator dipisahkan air dan uap


Mkondensat = 2680 ml
Mair = 220 ml
M kondensat
Xs =
M kondensat + M air
2680
Xs =
2680+220
Xs = 0,9241
Sehingga:
Xact = Xt . Xs
Xact = 0,69 . 0,9241
= 0,6376
Xact = 63,76%
Yang artinya uap saturasi kering = 63,76%
Cair saturasi = 36,24%
BAB VI
PENJELASAN TAMBAHAN

INSTRUMENTASI TEKANAN UAP SETELAH THROTTLING


Alat ukur (instrumentasi) merupakan bagian yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan dalam suatu mekanisme sistem, karena instrumentasi tersebut dapat mewujudkan
hal-hal yang sangat penting yang harus diketahui dan harus dikendalikan agar tidak terjadi
kerusakan atau kecelakaan. Pada boiler juga banyak terdapat instrumentasi seperti tekanan,
temperatur, flow, level, dan lain-lain yang bisa berupa digital maupun analog.
Alat ukur tekanan bisa disebut manometer dan yang biasa digunakan adalah
Manometer Bourden. Yang menggunakan pipa U dan air raksa sebagai fluida dengan model
hibrida. Hampir semua udara dikumpulkan di puncak tensiometer. Kelebihan dan kekurangan
tensiometer adalah sebagai berikut.

 Manometer air raksa merupkan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta histerisis
sangat baik.
 Tidak ada kalibrasi.
 Kekurangan tansiometer manometer adalah pada pemakaian ditanah yang memiliki
kadar air sangat rendah, air raksa dapat dihisap memasuki cawan poros. Untuk
memperbaikinya perlu penanganan khusus.
Nama-nama bagian rangkaian peralatan percobaan.
1. Pipa uap, fungsinya untuk memasukkan uap dari boiler ke saparator.
2. Gelas ukur, fungsinya untuk mengetahui jumlah air yang ada pada separator.
3. Throttle, fungsinya untuk menyempitkan uap yang keluar dari separator menuju
throttling.
4. Sensor temperatur, fungsinya untuk mendeteksi temperatur yang ada pada throttling.
5. Alat ukur tekanan, fungsinya untuk mengukur tekanan uap yang masuk ke separator.
6. Alat ukur temperatur, fungsinya untuk mengukur temperatur uap dalam throttling
setelah dideteksi oleh temperatur.
7. Pipa air, fungsinya untuk memasukkan air dingin kedalam kondensor dan keluaran
air setelah masuk kondensor.
8. Kondensor, fungsinya untuk mendinginkan uap yang keluar dari throttling.
9. Gelas ukur, fungsinya untuk menampung uap yang keluar dari kondensor.
10. Alat ukur tekanan, fungsinya untuk mengukur tekanan uap throttling yang
mengggunakan air raksa dengan membandingkan tekanan atmosfer.

A. Komponen Utama
Komponen utama terdiri dari separating dan throttling kalorimeter.
Separating dan throttling kalorimeter digunakan unntuk mengetahui fraksi
kekeringan uap, dimana uap dilewatkan pada alat percobaan ini sedangkan uap
digunakan adalah uap sampel yang dihasilkan boiler. Separating dan throttling
kalorimeter terdiri dari:

 Separator
Komponen utama terdiri dari sekat-sekat pemisah antara air dan uap sampel
boiler. Disini uap yang dihasilkan boiler melewati sekat-sekat separator. Namun
karena mass air lebih besar dari massa uap sehingga air tertinggal pada bagian
bawah separator. Namun, tidak semua air yang terkandung dalam uap tertinggal
sebagian lagi ada yang terikut melewati throttle.

 Throttle
Throttling kalorimeter yaitu peralatan pemasukan uap kedalam tabung melalui
orifice sehingga tekanna turun sedikit diatas tekanan atmosfer (aliran terbuka).
Ini menyebabkan uap menjadi superheat (panas lanjut), melalui pengukuran
tekanan dan temperatur uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat
dihitung karena uap meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat
dipisahkan seluruhnya.

B. Alat Ukur dan Instrumentasi


Alat ukur dan instrumentasi terdiri dari:
 Pressure Gauge
Pressure gauge atau alat ukur tekanan disini berfungsi untuk
mengukur tekanan pada uap masuk atau separator. Alat ini bekerja
berdasarkan alat d’arsonval dimana tekanan uap pada tabung/pipa yang
dilewatkan melalui alat ukur tekanan sehingga melawan gerak pegas pada
alat ukur dan alat ukurpun bergerak.

 Temperature Gauge
Temperatur merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang
diakui di sistem internasional (the international measuring system) dengan
satuan SI, satuan suhu adalah kelvin (K), skala-skala lain adalah Celcius,
Fahrenheit, dan Reamur.
Pada skala celcius, 0 0C adalah titik dimana air membeku dan 100 0C
adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling
sering digunakan di dunia. Skala celcius juga sama dengan kelvin sehingga
cara mengubahnya ke kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273,15 lebih
tepatnya).
Skala fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika
Serikat. Suhu air membeku adalah 32 0F dan titil didih adalah 212 0F.
Sebagai satuan baku, kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam
penulisannya. Misalnya cukup ditulis dengan 20 K saja.
Temperatur adalah kondisi penting dari suatu substrat, sedangkan
panas adalah salah satu bentuk energi yang disosialisasikan dengan aktivitas
molekul-molekul dari suatu substrat, partikel dari suatu substrat diasumsikan
selalu bergerak. Pergerakan partikel inilah yang kemudian dirasakan sebagai
panas, sedangkan temperatur adalah ukuran dari perbandingan panas
tersebut.
Termometer merkuri adalah jenis termometer yang sering digunakan
oleh masyarakat awam. Merkuri yang digunakan pada alat ukur suhu
termometer karena koefisien muai nya bisa terbilang konstan sehingga
perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca
dengan kandungan merkuri diujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa
ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur
meningkat, merkuri akan mengembang naik kearah atas pipa dan
memberikan petunjuk. Suhu yang paling banyak dipakai diseluruh dunia
adalah skala celcius dengan poin 00 untuk titik beku dan 1000 untuk titil
didih.
Termometer merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. peralatan
sensor panas ini menggunakan bahan merkuri dan pipa kaca dengan skala
Celsius dan Fahrenheit untuk mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders
Celcius mempunlikasikan sebuah buku berjudul “penemuan skala temperatur
Celcius” yang diantara isinya menjelaskan metoda kalibrasi alat termometer
seperti di bawah ini.
1. Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tanda poin
termometer disaat air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah
poin titik beku air.
2. Dengan cara yang sama tanda poin termometer disaat seluruh air tersebut
mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
3. Bagi panjang kedua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama

Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan unntuk
mencari rata-rata skala celcius pada termometer merkuri. Poin-poin tersebut
tidak dapat dijadikan metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik
beku air berbeda-beda seiring beda tekanan.
Cara kerja:
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume merkuri berada pada kondisi awal
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer di respon merkuri dengan
perubahan volume
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut
jika suhu menurun
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.

 Manometer U
Manometer adalah alat yang berupa tabung berskala yang dihubungkan
dengan tampungan air atau air raksa untuk mengukur perbedaan tekanan
berdasarkan kenaikan air atau air raksa dalan tabung berskala
Tipe Manometer
Tipe yang umum digunakan adalah manometer air raksa dengan
model hibrida. Hampir semua udara dikumpulkan di puncak tensiometer.
Kelebihan dan kekurangan manometer adalah sebagai berikut.
a. Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan paling
teliti serta histerisis sangat baik.
b. Tidak memerlukan kalibrasi.
c. Kekurangan tensiometer manometer adalah pada pemakaian ditanah
yang memiliki kadar air sangat rendah, air raksa dapat terhisap
memasuki cawan poros. Untuk memperbaikinya perlu penanganan
khusu.
d. BAB VII

PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dari praktik ini adalah:
1. Tekanan sesudah melewati throttlr (P 2) lebih kecil dari tekanan sebelum melewati
throttle (P1).
2. Entalpi sebelum melewati throttlr (h 1) sama dengan entalpi sesudah melewati
throttle (h2).
3. Kualitas uap berdasarkan separating kalorimeter (x s) adalah 94,223 %.
4. Kualitas uap ysng dimasukkan di throttling kalorimeter (xt) adalah 97,46 %.
5. Kualitas uap aktual (xact) adalah 91,8 % yang artinya 91,8 % uap kering dan 1,8
% merupakan uap basah.
6. Uap hasil pembakaran yang terjadi pada boiler merupakan uap basah dan
kemudian masuk ke separating untuk memisahkan uap dengan air, untuk masuk
ke throttle.

B. Saran
1. Peralatan boiler dilakukan secara berkala agar pada saat pengambilan data dapat
lebih akurat.
2. Meminta agar alat praktikum dilengkapi dengan sistem terbaru yang mengacu
pada teknologi industri.
3. Mahasiswa/i yang mengikuti praktikum sebaiknya lebih serius dan disiplin dalam
pengambilan data, dan mengikuti segala peraturan yang berlaku pada
laboratorium serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
DAFTAR PUSTAKA

 Munson and young.,fundamentals of fuild mwchanics,eds.4.Jakarta,


Erlangga,2004
 MsCave, W.L.,Smith. J.C., dan Harriot. P., Unit Operationsin Chemical
Engineering,ed.4. McGraw-Hill. New York, 1985
 Gean Koplis, C.J., Transport Processes and Unit Operstions,eds.2, Allyn
and Bacon,inc.,1987

Anda mungkin juga menyukai