Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM ENERGI

KUALITAS UAP / FRAKSI KEKERINGAN UAP

(SEPARATING AND THROTTLLING CALORIMETER)

OLEH

NAMA : DELIA FITRI

NIM : 1705051036

KELAS : EN-5B

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah maka laporan yang berjudul “PENGUJIAN KUALITAS UAP” ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Laboratorium
pengukuran fluida dan thermal, yang mana mahasiswa telah melakukan praktikum mengenai
mata kuliah tersebut yaitu mengenai pengujian kualitas uap.

Selama penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik material maupun spiritual. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimah
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada bapak Ir.RUFINUS
NAINGGOLAN,M.T. selaku dosen pembimbing dalam melakukan praktikum mata kuliah
ini yang telah banyak membarikan saran dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis minta maaf atas kekurangan dalam penulisan laporan ini . Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan
penulisan laporan ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 1 Oktober 2019

Penulis,

Delia Fitri
NIM : 1705051036
BAB I

PENDAHULUAN

PENGUJIAN KUALITAS UAP / FRAKSI KEKERINGAN UAP

(SEPARATING AND THROTTLING CALORIMETER)

A. Latar Belakang
Kombinasi pemisah dan penyertaan calorimeter digunakan untuk menentukan
kualitas uap (tinggkat kekeringan uap). Pemisah calorimeter merupakan alat untuk
memisahkan kandungan air uap melalui proses mekanis.
Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah
kalorimeter ,karena kerapatan air lebih besar dari uap ,maka air akan cenderung
terlempar dari uap . air ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat dihitung.
Uap yang relatif sudah tidak mengandung air dialirkan ke throttling
kalorimeter, sehingga tekanannya turun. Tekana setelah throttling kalorimeter menjadi
sedikit dibawah temperatur atsmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi kering. Dengan
pengukuran temperatur dan tekanan akhir uap , maka tingkat kekeringan uap dapat
dihitung . Karena kedua jenis kalorimeter tersebut mempunyai kerbatasan , maka
digunakan kombinasi pemisah dan throttling.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan kualitas uap ini adalah :


1. Mengerti fungsi peralatan separating and throttling calorimeter dan proses kerjanya.
2. Mengukur tekanan uap sebelum dan sesudah throttle dan mengukur temperature uap
keluar (discharge) dari throttle .
3. Mengukur jumlah air yang terpisahkan dari uap yang keluar dari separator dan
mengukur jumlah air yang keluar dari kondensat yang ditampung oleh gelas ukur.
4. Menggambar skema peralatan percobaan.
5. Memahami fungsi kondenser dan separator sebagai alat bantu dalam pengujian.
6. Membuat daftar simbol dan satuan parameter-parameter.
7. Memahami daftar tabel uap dan pembacaannya dalam mengerjakan analisa
percobaan.
8. Memahami daftar grafik diagram psikometrik dalam mengerjakan analisa percobaan.
9. Membuat laporan pengujian kualitas uap.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Proses Penguapan

Bila dalam suatu boiler terdapat beberapa jumlah dan kita perhatikan molekul-
molekul air tersebut, temperature air pada saat itu untuk Kelvin atau untuk Celcius. Molekul-
molekul air tersebut bergerak bebas kesana-kemari dalam lingkungan dengan kecepatan
gerak Vo meter / detik.

Molekul-molekul tersebut dalam geraknya kesana-kemari tidak akan dapat


meninggalkan lingkungannya, yaitu lingkungan air karena adanya gerak tarik-menarik antara
molekul-molekul itu sendiri. Apabila boiler itu dipanaskan maka temperature boiler itu
menjadi Ti dan ternyata kecepatan gerak dari molekul air tersebut akan bertambah menjadi
Vi. Namun, belum mampu untuk melepaskan diri dari lingkungannya.

Apabila panas boiler bertambah besar maka temperature air mencapai tanda
sedangkan kecepatan-kecepatan molekul air tersebut telah mencapai Vd. Molekul air yang
melepaskan diri dari lingkungannya dan berubah menjadi molekul uap yang kecepatannya
melebihi gerak molekul air semula. Proses yang demikian disebut “Proses Penguapan”.
Molekul air berubah menjadi molekul uap atau dapat disebut juga bahwa air itu sedang
mendidih, karena permukaan air menjadi bergolak. Temperature air pada saat itu mencapai
temperature mendidih yaitu tanda Kelvin.

B. Deskripsi

Separating Calorimeter adalah merupakan peralatan suatu proses mekanis, dimana


uap basah masuk sacara langsung melewati susunan berupa sudut-sudut tumpul. Pada saat
melewati sudut-sudut ini, gaya inersia yang terkandung dalam uap menjadi berkurang dan
mencegahnya terikut dalam uap sehingga mengakibatkan air akan jatuh dan terkumpul dalam
tabung (chamber).

Throttling Calorimeter adalah merupakan peralatan pemasukan uap ke dalam tabung


melalui Orifice sehingga tekanan turun hingga sedikit di atas tekanan atmosfer (aliran
terbuka).Ini menyebabkan uap menjadi superheat. Melalui pengukuran tekanan dan
temperature uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat dihitung karena uap
meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat dipisahkan seluruhnya.

Separating and Throttling Calorimeter sangat penting untuk mengetahui fraksi


kekeringan uap.Oleh karena itu, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan eksperimen
sample uap.Ini tidak dapat dilakukan hanya dapat observasi itu sendiri, karena tekanan dan
temperaturnya tidak berubah dengan perubahan fraksi kekeringannya tersebut.Satu solusi
dengan menggunakan alat pemisah (Separator) untuk memisahkan air dan uap, tetapi ini tidak
dapat dilakukan 100% efektif jika menggunakan tabung yang sangat besar.

Separating and Throttling Calorimeter menggunakan sebuah separator untuk


memisahkan air dari uap (bergantung jumlah sampel) sehingga fraksi kekeringan uap menjadi
lebih tinggi (high dryness), kemudian menggunakan katup pencekikan (throttling valve)
untuk mencekik uap dan menjadikannya superheat.

C. Rumusan Teori

1. Fraksi Kekeringan

Fraksi kekeringan uap adalah banyaknya kandungan uap kering yang ada di dalam
campuran uap basah.

Banyaknya Uap Kering


Fraksi Kekeringan=
BanyaknyaUap Kering+ Kandungan Air

2. Separating Calorimeter

Jika berat uap kering yang dikeluarkan dari separator adalah Ms dan berat air yang
dipisahkan atau tertinggal dalam separator dalam waktu yang sama adalah Ma, maka fraksi
kekeringan yang diukur melalui separating calorimeter ini (Xs) adalah :

Ms
Xs=
Ms+ Ma

3. Throttling Calorimeter
Memberi aliran fluida melalui throttling orifice dari tekanan tinggi P1 ke tekanan
rendah P2. Dari persamaan energi tunak atau konstan (steady-flow) dapat ditunjukkan bahwa
proses enthalphi konstan (isenthalphi) pada throttling adiabatis.

Aliran uap basah (Wet Saturated Steam) sebelum throttling (karena ada air yang
terikut), maka akan menjadi uap superheat pada tekanan rendah setelah throttling.

Enthalphi uap basah (Wet Saturated Steam) sebelum throttling adalah :

h1= h f1 + xthfg 1

Enthalphi uap superheat setelah throttling adalah :

h2= hg2+ Cp (t2 – ts2)

Karena h1 = h2 :

hf 1 + xt hfg1 = hg2 + Cp (t2 – ts2)

Maka,

Xxt= ¿ ¿

Dimana :

hf1 = Panas sensible pada tekanan P1 (KJ/Kg)

xt = Fraksi kekeringan masuk throttling calorimeter

hfg1 = Panas laten pada tekanan P1 (KJ/Kg)

hg2 = Enthalphi uap jenuh pada tekanan P2 (KJ/Kg)

Cp = Panas spesifik/jenis pada tekanan konstan

= [1,8 – 2,0] KJ/Kg0c untuk uap

T2 = Temperatur uap keluar throttling calorimeter (0C)

Ts2 = Temperatur uap saturasi pada tekanan P2 (0C)


D. Kombinasi Separating dan Throttling

Jika m adalah jumlah air dalam uap meninggalkan separating calorimeter dan masuk
ke throttling calorimeter, maka melalui defisi fraksi kekeringan uap diperoleh sebagai
berikut.

Ms−m
xt= dan m = Ms (1 – xt)
ms

Tetapi separating calorimeter telah memisahkan air sebesar Ma.Oleh karena itu, total
jumlah berat air adalah (Ma + m) di dalam uap basah.Jumlah uap basah adalah Ms + Ma.

Dengan menggunakan definisi fraksi kekeringan uap, juga berlaku :

( Ms+ Ma )−( Ma+m)


X=
( Ms+ Ma)

Atau :

Ms−m
X=
Ms+ Ma

Tetapi : m = Ms (1 – xt)

Ms−Ms(1 – x t)
X=
Ms+ Ma

Ms
X= xt
Ms+ ma

X = xs . xt

Dimana :

X = Fraksi kekeringan aktual atau sesungguhnya.


B. Rangkaian Percobaan

Keterangan gambar

1) Katup masuk (uap basah) 7) Katup masuk (cair)


2) Seperator 8) Katup buang (uap)
3) Throttle 9) Kondesor
4) Tabung throttle 10) Gelas ukur
5) Pressure meter 11) Pip
6) Pressure meter

BAB III
KOMPONEN PERCOBAAN

A. Peralatan Percobaan
1. Peralatan pengujian, yaitu :
a. Suplai energi listrik
b. Alat utilitas laboratorium
c. Gelas ukur
d. Cussons : P7600 : Oil Fired Boiler
e. Cussons : P7672 : Separating and Throttling Calorimeter
2. Alat-alat utama, yaitu :
a. Tabung Throttle
b. Boiler
c. Separator
3. Alat-alat bantu, yaitu :
a. Kondenser
b. Katup
c. Gelas ukur
d. Pipa U
4. Alat ukur / Instrumentasi, yaitu :
a. Pressuremeter
BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun langkah yang harus dilakukan dalam praktikum pengujian kualitas


uap/fraksi kekeringan uap adalah sebagai berikut :

a. On-kan MCB.
b. On-kan cool water unit.
c. On-kan steam turbin .
d. Hidupkan pompa pengisian air.
e. Cek air yang ada pada boiler.
f. Mengatur posisi katup-katup air yang sesuai
g. Menghidupkan boiler sampai tekanan 3 bar dan jaga tekanan tersebut selang beberapa
waktu, jalankan boiler sampai tekanan 6 bar..
h. Menghidupkan pompa kondenser.
i. Membuka tutup uap dan katup separating.
j. Menyediakan gelas ukur menampung air yang keluar dari separating dan dari
throttling setelah mengalami kondensasi. Biarkan keadaan ini sampai waktu yang
ditentukan.
k. Mengukur dan catat jumlah air dalam separator dan jumlah kondensat yang terkumpul
keluar condenser dalam waktu yang sama. Catat tekanan uap dalam tabung separator
dan tekanan uap setelah throttling, tekanan atmosfer, temperature uap separator dan
setelah throttle.
l. Mencatat hasil pembacaan tekanan sedikitnya lima kali untuk memperoleh hasil rata-
rata yang lebih teliti.
m. Jika pengukuran telah selesai matikan pengoperasian boiler lalu tutup suplai uap dan
catat jumlah air kondensat.
n. Membiarkan peralatan sampai dingin, kemudian air kondenser dapat ditutup.
o. Membuka katup keluaran separating calorimeter
BAB V

DATA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan ,maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

LOG 1 2 3 4 5 Rata – Rata


SHEET

P seperator, 6 6 6 6 6 6 Bar
Barg

P keluaran 24 25 33 34 35 30,2 mmHg


throttle,
mmHg

T keluar 120 122 12 12 12 124 ℃


throttle, ℃ 4 6 8

Jumlah air
(M1) = 220 ml Air dalam pipa
H=0mmH2O
Jumlah
kondensat = 2680 ml
(M2)

Tekanan =1,013 bar


atmosfer

Jumlah sampel = M1 + M2

= 220 ml + 2680 ml

= 2900 ml
BAB VI

ANALISA DATA

1. Pseparator(1) = 6 Barg
2. Pthrottle = 30,2 mmHg
3. Tthrottle = 124 0C

Pabs = Pgauge + Patm

Maka ,

Pseparator ( abs ) = P1 = 6 + 1 = 7 Bar

Pthrottle (abs) = P2 = ( 30,2


760
x 1,103 ) +1,103 = 1,146 Bar = 1 Bar

Syarat throttling :

h1 = h2

Dimana :

h1 = hf1 + xt . hfg1

h2 = hg2 + Cp2 ( t2 – ts2 )

Cp2 = Entalphi uap keluar throttle = 2 KJ/Kg

Maka persamaannya :

hf1 + xt . hfg1 = hg2 + Cp2 ( t2 – ts2 )

xt .hfg1 = hg2 + Cp2 ( t2 – ts2 ) – hf1

hg 2 +Cp2 ( t 2 −t s2 ) – hf 1
xt =
hfg 1
Pada kondisi masuk throttle (1)

P1 = 7 bar

t = 165 oc

hg1 = 2764 KJ/Kg

hf1 = 697 KJ/Kg

hfg1 = 2067 KJ/Kg

Pada kondisi keluar throttle (2)

P2 = 1 bar

t = 99,6 oc

hg2 = 2675 KJ/Kg

hf2 = 417 KJ/Kg

hfg2 = 2258 KJ/Kg

Maka dari persamaan h1 = h2 diperoleh :

hg 2 +Cp2 ( t 2 −t s2 ) – hf 1
Xt =
hfg 1

2258+2 ( 99,6−165 )−697


Xt =
2067

1430,2
Xt =
2067

Xt = 0,69

Pada seperator dipisahkan air dan uap :

Mkondensat = 2680 ml

Mair = 220 ml
M Kondensat
Xs =
M Kondensat +¿ M ¿
air

2680
Xs =
2680+220

Xs = 0,9241

Sehingga :

Xact = Xt × Xs

Xact =0,69× 0,9241

X act = 0,6376

Xact = 63,76 %

Yang artinya uap saturasi kering = 63.76%

Cair saturasi = 36,24,%


BAB VII

PENJELASAN TAMBAHAN

INTRUMENTASI TEKANAN UAP SETELAH THROTTLING

Alat ukur (instrumentasi) merupakan bagian yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan dalam suatu mekanisme sistem, karena instrumentasi tersebut dapat mewujudkan
hal-hal yang sangat penting yang harus diketahui dan harus dikendalikan agar tidak terjadi
kerusakan atau kecelakaan. Pada boiler juga banyak terdapat instrumentasi seperti tekanan,
temperature, flow, level dan lain-lain yang bisa berupa digital maupun analog.

Alat ukur tekanan bias disebut manometer dan yang digunakan adalah Manometer
Bourden yang menggunakan pipa U dan air raksa sebagai fluida dengan moedel hibrida.
Hamper semua udara dikumpulkan di puncak tensiometer. Kelebihan dan kelemahan
tensiometer manometer adalah sebagai berikut :

1. Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta histerisis
sangat baik.
2. Tidak memerlukan kalibrasi.
3. Kekurangan tensiometer manometer adalah pada pemakaian di tanah yang memiliki
kadar air sangat rendah, air raksa dapat dihisap memasuki cawan poros. Untuk
memperbaikinya perlu penanganan khusus.

Nama – nama bagian rangkaian peralatan percobaan di atas :

1. Pipa Uap
Fungsinya untuk memasukkan uap dari boiler ke separator.
2. Gelas ukur
Fungsinya untuk mengetahui jumlah air yang ada pada separator.
3. Throttle
Fungsinya untuk menyempitkan uap yang keluar dari separator menuju throttling.
4. Sensor temperatur
Fungsinya untuk mendeteksi temperatur yang ada pada throttling.

5. Alat ukur tekanan


Fungsinya untuk mengukur tekanan uap yang masuk ke separator.
6. Alat ukur temperatur
Fungsinya untuk mengukur temperatur uap dalam throttling setelah di deteksi oleh
temperatur.
7. Pipa air
Fungsinya untuk memasukkan air dingin ke dalam kondenser dan keluaran air setelah
masuk kondenser.
8. Kondenser
Fungsinya untuk mendinginkan uap yang keluar dari throttling.
9. Gelas ukur
Fungsinya untuk menampung uap yang keluar dari kondenser.
10. Alat ukur tekanan
Fungsinya untuk mengukur tekanan uap throttling yang menggunakan air raksa
dengan membandingkan tekanan atmosfer.

A. Komponen Utama

Komponen utama terdiri dari separating and throttling calorimeter.Separating and


Throttling Calorimeter digunakan untuk mengetahui fraksi kekeringan uap.Dimana
uap dilewatkan pada alat percobaan ini sedangkan uap digunakan adalah uap sampel
yang dihasilkan boiler. Separating and Throttling calorimeter terdiri dari :

a. Separator

Separator terdiri dari sekat-sekat pemisah antara air dan uap sampel boiler.Disini uap
yang dihasilkan boiler melewati sekat-sekat separator. Namun karena massa air lebih
besar dari massa uap sehingga air tertinggal pada bagian bawah separator. Namun,
tidak semua air yang terkandung dalam uap tertinggal pada separator sebagian lagi
ada yang terikut melewati throttle.

b. Throttle

Throttling calorimeter yaitu peralatan pemasukkan uap ke dalam tabung melalui


orifice sehingga tekanan turun sehingga sedikit di atas tekanan atmosfer (aliran terbuka).Ini
menyebabkan uap menjadi superheat (panas lanjut), melalui pengukuran tekanan dan
temperature uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat dihitung karena uap
meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat dipisahkan seluruhnya

B. Alat Ukur dan Instrumentasi


Alat ukur dan instrumentasi terdiri dari :
 Pressure Gauge
Pressure gauge / alat ukur tekanan disini berfungsi untuk mengukur tekanan pada
uap masuk separator.Alat ini bekerja berdasarkan gerak d’arsonval dimana tekanan
uap pada tabung / pipa yang dilewatkan melalui alat ukur tekanan sehingga melawan
gerak pegas pada alat ukur sehingga alat ukur bergerak.
 Temperature Gauge
Temperature merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang di akui sistem
internasional (the international measuring system) dengan satuan SI, satuan suhu
adalah Kelvin (K), skala –skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur.

Pada skala Celcius, 00Celcius adalah titik dimana air membeku dan 1000C adalah
titik didih air pada tekanan 1 atmosfer.Skala ini adalah yang paling sering digunakan di
dunia. Skala Celcius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup
ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).

Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air
membeku adalah 32˚F dan titik didih air adalah 212˚F

Sebagai satuan baku, kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya.
Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20˚K

Temperatur adalah kondisi penting dari suatu substrat, sedangkan panas adalah salah
satu bentuk energi yang disosialisasikan dengan aktifitas molekul – molekul dari suatu
substrat, partikel dari suatu substrat diasumsikan selalu bergerak.Pergerakan partikel inilah
yang kemudian dirasakan sebagai panas, sedangkan temperature adalah ukuran perbandingan
dari panas tersebut.

Thermometer Merkuri adalah jenis thermometer yang sering digunakan oleh


masyarakat awam. Merkuri digunakan pada alat ukur suhu thermometer karena koefisien
muainya bias terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan
suhu hamper selalu sama.

Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan
Merkuri di ujung bawah.Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga
hampa udara. Jika temperature meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa
dan memberikan petunjuk tentang suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah
skala Celcius dengan poin 0o untuk titik beku dan 1000 untuk titik didih.

Thermometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Peralatan sensor panas ini
menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan skala Celcius dan Fahrenheit untuk
mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders Celcius mempublikasikan sebuah buku berjudul
“Penemuan Skala Temperatur Celcius” yang diantara isinya menjelaskan metoda kalibrasi
alat thermometer seperti dibawah ini :

1. Letakkan silinder thermometer di air yang sedang mencair dan tanda poin
thermometer disaat air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik
beku air.
2. Dengan cara yang sama, tanda poin thermometer disaat seluruh air tersebut mendidih
seluruhnya saat dipanaskan.
3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.

Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata
skala Celcius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan
metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring
beda tekanan.

Cara kerja :

1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar thermometer di respon Merkuri dengan
perubahan volume.
3. Volume Merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika
suhu menurun.
4. Skala pada thermometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.

 Manometer U
Manometer adalah yang berupa tabung berskala yang dihubungkan dengan
tampungan air atau air raksa untuk mengukur perbedaan tekanan berdasarkan
kenaikan air atau air raksa dalam tabung berskala.
Tipe manometer
Tipe yang umum digunakan adalah manometer air raksa dengan model hibrida.
Hampir semua udara dikumpulkan dipuncak tensiometer. Kelebihan dan kelemahan
tensiometer manometer adalah sebagai berikut :
a) Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta
histeresis sangat baik
b) Tidak memerlukan kalibrasi
c) Kekurangan tensiometer manometer adalah pada pemakaian ditanah yang
memiliki kadar air sangat rendah, air raksa dapat terhisap memasuki cawan
porus. Untuk memperbaikinya perlu penanganan khusus.
BAB VIII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktek ini adalah :
1. Tekanan sesudah melewati throttle (P2) lebih kecil dari tekanan sebelum melewati
throttle (P1).
2. Entalphi sebelum melewati throttle (h1) sama dengan entalphi sudah melewati
throttle (h2).
3. Kualitas uap berdasarkan Separating Calorimeter (xs) adalah 92,41 %.
4. Kualitas uap yang masukkan di Throttling Calorimeter (xt) adalah 69,00 %.
5. Kualitas uap aktual (xact) adalah 63,76% yang artinya 63,76 % uap kering dan
36,24% merupakan uap basah.
6. Uap hasil pembakaran yang terjadi pada boiler merupakan uap basah dan
kemudian masuk ke separating untuk memisahkan uap dengan air, untuk masuk
ke throttle.

B. Saran
1. Perawatan boiler dilakukan secara berkala agar pada saat pengambilan data dapat
lebih akurat.
2. Meminta agar alat praktikum dilengkapi dengan sistem terbaru yang mengacu
pada teknologi industri.
3. Mahasiswa/ i yang mengikuti praktikum sebaiknya lebih serius dan disiplin dalam
pengambilan data, dan mengikuti segala peraturan yang berlaku pada
laboratorium serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
4. Diharapkan ketepatan saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

 Munson and young.,fundamentals of fluid mechanics,eds.4.Jakarta, Erlangga, 2004


 MsCave, W.L.,Smith. J.C., dan Harriott. P., Unit Operationsin Chemical
Engineering,ed. 4. McGraw-Hill. New York, 1985
 Gean Koplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations,eds.2, Allyn and
Bacon,inc.,1987
LAPORAN PRAKTEK
LABORATORIUM PENGUKURAN
FLUIDA THERMAL
 KUALITAS UAP \FRAKSI KEKERINGAN (SEPARATING
AND THROTTING CALORIMETER
 COOLING TOWER (MENARA PENDINGIN)
 BOM CALORIMETER

Oleh:

NAMA : Wiltzard Iman Erns Sihite

NIM : 1605052050

KELAS : EN-4D

LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2018
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar..............................................................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................................

BAB III KOMPONEN PERCOBAAN.......................................................................................

A. Peralatan
Percobaan .................................................................................................
B. Rangkaian Percobaan...............................................................................................

BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN.........................................................................................

BAB V DATA PERCOBAAN....................................................................................................

BAB VI ANALISA DATA.........................................................................................................

BAB VII PENJELASAN TAMBAHAN....................................................................................

BAB VIII PENUTUP..................................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................................

Lampiran......................................................................................................................................
LAPORAN PRAKTEK
LABORATORIUM PENGUKURAN
FLUIDA THERMAL

COOLING TOWER (MENARA PENDINGIN)

Oleh:

NAMA : Arisa Sebayang

NIM : 1705051038

KELAS : EN-4B

LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2019
LAPORAN PRAKTEK

LABORATORIUM PENGUKURAN
FLUIDA THERMAL

BOM CALORIMETER

Oleh:

NAMA : Arisa Sebayang

NIM : 1705051038

KELAS : EN-4B

LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2019

Anda mungkin juga menyukai