OLEH
NIM : 1705051036
KELAS : EN-5B
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah maka laporan yang berjudul “PENGUJIAN KUALITAS UAP” ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Laboratorium
pengukuran fluida dan thermal, yang mana mahasiswa telah melakukan praktikum mengenai
mata kuliah tersebut yaitu mengenai pengujian kualitas uap.
Selama penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik material maupun spiritual. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimah
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada bapak Ir.RUFINUS
NAINGGOLAN,M.T. selaku dosen pembimbing dalam melakukan praktikum mata kuliah
ini yang telah banyak membarikan saran dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis minta maaf atas kekurangan dalam penulisan laporan ini . Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan
penulisan laporan ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis,
Delia Fitri
NIM : 1705051036
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kombinasi pemisah dan penyertaan calorimeter digunakan untuk menentukan
kualitas uap (tinggkat kekeringan uap). Pemisah calorimeter merupakan alat untuk
memisahkan kandungan air uap melalui proses mekanis.
Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah
kalorimeter ,karena kerapatan air lebih besar dari uap ,maka air akan cenderung
terlempar dari uap . air ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat dihitung.
Uap yang relatif sudah tidak mengandung air dialirkan ke throttling
kalorimeter, sehingga tekanannya turun. Tekana setelah throttling kalorimeter menjadi
sedikit dibawah temperatur atsmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi kering. Dengan
pengukuran temperatur dan tekanan akhir uap , maka tingkat kekeringan uap dapat
dihitung . Karena kedua jenis kalorimeter tersebut mempunyai kerbatasan , maka
digunakan kombinasi pemisah dan throttling.
B. Tujuan Percobaan
A. Proses Penguapan
Bila dalam suatu boiler terdapat beberapa jumlah dan kita perhatikan molekul-
molekul air tersebut, temperature air pada saat itu untuk Kelvin atau untuk Celcius. Molekul-
molekul air tersebut bergerak bebas kesana-kemari dalam lingkungan dengan kecepatan
gerak Vo meter / detik.
Apabila panas boiler bertambah besar maka temperature air mencapai tanda
sedangkan kecepatan-kecepatan molekul air tersebut telah mencapai Vd. Molekul air yang
melepaskan diri dari lingkungannya dan berubah menjadi molekul uap yang kecepatannya
melebihi gerak molekul air semula. Proses yang demikian disebut “Proses Penguapan”.
Molekul air berubah menjadi molekul uap atau dapat disebut juga bahwa air itu sedang
mendidih, karena permukaan air menjadi bergolak. Temperature air pada saat itu mencapai
temperature mendidih yaitu tanda Kelvin.
B. Deskripsi
C. Rumusan Teori
1. Fraksi Kekeringan
Fraksi kekeringan uap adalah banyaknya kandungan uap kering yang ada di dalam
campuran uap basah.
2. Separating Calorimeter
Jika berat uap kering yang dikeluarkan dari separator adalah Ms dan berat air yang
dipisahkan atau tertinggal dalam separator dalam waktu yang sama adalah Ma, maka fraksi
kekeringan yang diukur melalui separating calorimeter ini (Xs) adalah :
Ms
Xs=
Ms+ Ma
3. Throttling Calorimeter
Memberi aliran fluida melalui throttling orifice dari tekanan tinggi P1 ke tekanan
rendah P2. Dari persamaan energi tunak atau konstan (steady-flow) dapat ditunjukkan bahwa
proses enthalphi konstan (isenthalphi) pada throttling adiabatis.
Aliran uap basah (Wet Saturated Steam) sebelum throttling (karena ada air yang
terikut), maka akan menjadi uap superheat pada tekanan rendah setelah throttling.
h1= h f1 + xthfg 1
Karena h1 = h2 :
Maka,
Xxt= ¿ ¿
Dimana :
Jika m adalah jumlah air dalam uap meninggalkan separating calorimeter dan masuk
ke throttling calorimeter, maka melalui defisi fraksi kekeringan uap diperoleh sebagai
berikut.
Ms−m
xt= dan m = Ms (1 – xt)
ms
Tetapi separating calorimeter telah memisahkan air sebesar Ma.Oleh karena itu, total
jumlah berat air adalah (Ma + m) di dalam uap basah.Jumlah uap basah adalah Ms + Ma.
Atau :
Ms−m
X=
Ms+ Ma
Tetapi : m = Ms (1 – xt)
Ms−Ms(1 – x t)
X=
Ms+ Ma
Ms
X= xt
Ms+ ma
X = xs . xt
Dimana :
Keterangan gambar
BAB III
KOMPONEN PERCOBAAN
A. Peralatan Percobaan
1. Peralatan pengujian, yaitu :
a. Suplai energi listrik
b. Alat utilitas laboratorium
c. Gelas ukur
d. Cussons : P7600 : Oil Fired Boiler
e. Cussons : P7672 : Separating and Throttling Calorimeter
2. Alat-alat utama, yaitu :
a. Tabung Throttle
b. Boiler
c. Separator
3. Alat-alat bantu, yaitu :
a. Kondenser
b. Katup
c. Gelas ukur
d. Pipa U
4. Alat ukur / Instrumentasi, yaitu :
a. Pressuremeter
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
a. On-kan MCB.
b. On-kan cool water unit.
c. On-kan steam turbin .
d. Hidupkan pompa pengisian air.
e. Cek air yang ada pada boiler.
f. Mengatur posisi katup-katup air yang sesuai
g. Menghidupkan boiler sampai tekanan 3 bar dan jaga tekanan tersebut selang beberapa
waktu, jalankan boiler sampai tekanan 6 bar..
h. Menghidupkan pompa kondenser.
i. Membuka tutup uap dan katup separating.
j. Menyediakan gelas ukur menampung air yang keluar dari separating dan dari
throttling setelah mengalami kondensasi. Biarkan keadaan ini sampai waktu yang
ditentukan.
k. Mengukur dan catat jumlah air dalam separator dan jumlah kondensat yang terkumpul
keluar condenser dalam waktu yang sama. Catat tekanan uap dalam tabung separator
dan tekanan uap setelah throttling, tekanan atmosfer, temperature uap separator dan
setelah throttle.
l. Mencatat hasil pembacaan tekanan sedikitnya lima kali untuk memperoleh hasil rata-
rata yang lebih teliti.
m. Jika pengukuran telah selesai matikan pengoperasian boiler lalu tutup suplai uap dan
catat jumlah air kondensat.
n. Membiarkan peralatan sampai dingin, kemudian air kondenser dapat ditutup.
o. Membuka katup keluaran separating calorimeter
BAB V
DATA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan ,maka dapat diperoleh data sebagai berikut:
P seperator, 6 6 6 6 6 6 Bar
Barg
Jumlah air
(M1) = 220 ml Air dalam pipa
H=0mmH2O
Jumlah
kondensat = 2680 ml
(M2)
Jumlah sampel = M1 + M2
= 220 ml + 2680 ml
= 2900 ml
BAB VI
ANALISA DATA
1. Pseparator(1) = 6 Barg
2. Pthrottle = 30,2 mmHg
3. Tthrottle = 124 0C
Maka ,
Syarat throttling :
h1 = h2
Dimana :
h1 = hf1 + xt . hfg1
Maka persamaannya :
hg 2 +Cp2 ( t 2 −t s2 ) – hf 1
xt =
hfg 1
Pada kondisi masuk throttle (1)
P1 = 7 bar
t = 165 oc
P2 = 1 bar
t = 99,6 oc
hg 2 +Cp2 ( t 2 −t s2 ) – hf 1
Xt =
hfg 1
1430,2
Xt =
2067
Xt = 0,69
Mkondensat = 2680 ml
Mair = 220 ml
M Kondensat
Xs =
M Kondensat +¿ M ¿
air
2680
Xs =
2680+220
Xs = 0,9241
Sehingga :
Xact = Xt × Xs
X act = 0,6376
Xact = 63,76 %
PENJELASAN TAMBAHAN
Alat ukur (instrumentasi) merupakan bagian yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan dalam suatu mekanisme sistem, karena instrumentasi tersebut dapat mewujudkan
hal-hal yang sangat penting yang harus diketahui dan harus dikendalikan agar tidak terjadi
kerusakan atau kecelakaan. Pada boiler juga banyak terdapat instrumentasi seperti tekanan,
temperature, flow, level dan lain-lain yang bisa berupa digital maupun analog.
Alat ukur tekanan bias disebut manometer dan yang digunakan adalah Manometer
Bourden yang menggunakan pipa U dan air raksa sebagai fluida dengan moedel hibrida.
Hamper semua udara dikumpulkan di puncak tensiometer. Kelebihan dan kelemahan
tensiometer manometer adalah sebagai berikut :
1. Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta histerisis
sangat baik.
2. Tidak memerlukan kalibrasi.
3. Kekurangan tensiometer manometer adalah pada pemakaian di tanah yang memiliki
kadar air sangat rendah, air raksa dapat dihisap memasuki cawan poros. Untuk
memperbaikinya perlu penanganan khusus.
1. Pipa Uap
Fungsinya untuk memasukkan uap dari boiler ke separator.
2. Gelas ukur
Fungsinya untuk mengetahui jumlah air yang ada pada separator.
3. Throttle
Fungsinya untuk menyempitkan uap yang keluar dari separator menuju throttling.
4. Sensor temperatur
Fungsinya untuk mendeteksi temperatur yang ada pada throttling.
A. Komponen Utama
a. Separator
Separator terdiri dari sekat-sekat pemisah antara air dan uap sampel boiler.Disini uap
yang dihasilkan boiler melewati sekat-sekat separator. Namun karena massa air lebih
besar dari massa uap sehingga air tertinggal pada bagian bawah separator. Namun,
tidak semua air yang terkandung dalam uap tertinggal pada separator sebagian lagi
ada yang terikut melewati throttle.
b. Throttle
Pada skala Celcius, 00Celcius adalah titik dimana air membeku dan 1000C adalah
titik didih air pada tekanan 1 atmosfer.Skala ini adalah yang paling sering digunakan di
dunia. Skala Celcius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup
ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).
Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air
membeku adalah 32˚F dan titik didih air adalah 212˚F
Sebagai satuan baku, kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya.
Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20˚K
Temperatur adalah kondisi penting dari suatu substrat, sedangkan panas adalah salah
satu bentuk energi yang disosialisasikan dengan aktifitas molekul – molekul dari suatu
substrat, partikel dari suatu substrat diasumsikan selalu bergerak.Pergerakan partikel inilah
yang kemudian dirasakan sebagai panas, sedangkan temperature adalah ukuran perbandingan
dari panas tersebut.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan
Merkuri di ujung bawah.Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga
hampa udara. Jika temperature meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa
dan memberikan petunjuk tentang suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah
skala Celcius dengan poin 0o untuk titik beku dan 1000 untuk titik didih.
Thermometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Peralatan sensor panas ini
menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan skala Celcius dan Fahrenheit untuk
mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders Celcius mempublikasikan sebuah buku berjudul
“Penemuan Skala Temperatur Celcius” yang diantara isinya menjelaskan metoda kalibrasi
alat thermometer seperti dibawah ini :
1. Letakkan silinder thermometer di air yang sedang mencair dan tanda poin
thermometer disaat air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik
beku air.
2. Dengan cara yang sama, tanda poin thermometer disaat seluruh air tersebut mendidih
seluruhnya saat dipanaskan.
3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata
skala Celcius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan
metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring
beda tekanan.
Cara kerja :
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar thermometer di respon Merkuri dengan
perubahan volume.
3. Volume Merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika
suhu menurun.
4. Skala pada thermometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
Manometer U
Manometer adalah yang berupa tabung berskala yang dihubungkan dengan
tampungan air atau air raksa untuk mengukur perbedaan tekanan berdasarkan
kenaikan air atau air raksa dalam tabung berskala.
Tipe manometer
Tipe yang umum digunakan adalah manometer air raksa dengan model hibrida.
Hampir semua udara dikumpulkan dipuncak tensiometer. Kelebihan dan kelemahan
tensiometer manometer adalah sebagai berikut :
a) Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta
histeresis sangat baik
b) Tidak memerlukan kalibrasi
c) Kekurangan tensiometer manometer adalah pada pemakaian ditanah yang
memiliki kadar air sangat rendah, air raksa dapat terhisap memasuki cawan
porus. Untuk memperbaikinya perlu penanganan khusus.
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktek ini adalah :
1. Tekanan sesudah melewati throttle (P2) lebih kecil dari tekanan sebelum melewati
throttle (P1).
2. Entalphi sebelum melewati throttle (h1) sama dengan entalphi sudah melewati
throttle (h2).
3. Kualitas uap berdasarkan Separating Calorimeter (xs) adalah 92,41 %.
4. Kualitas uap yang masukkan di Throttling Calorimeter (xt) adalah 69,00 %.
5. Kualitas uap aktual (xact) adalah 63,76% yang artinya 63,76 % uap kering dan
36,24% merupakan uap basah.
6. Uap hasil pembakaran yang terjadi pada boiler merupakan uap basah dan
kemudian masuk ke separating untuk memisahkan uap dengan air, untuk masuk
ke throttle.
B. Saran
1. Perawatan boiler dilakukan secara berkala agar pada saat pengambilan data dapat
lebih akurat.
2. Meminta agar alat praktikum dilengkapi dengan sistem terbaru yang mengacu
pada teknologi industri.
3. Mahasiswa/ i yang mengikuti praktikum sebaiknya lebih serius dan disiplin dalam
pengambilan data, dan mengikuti segala peraturan yang berlaku pada
laboratorium serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
4. Diharapkan ketepatan saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
NIM : 1605052050
KELAS : EN-4D
2018
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Peralatan
Percobaan .................................................................................................
B. Rangkaian Percobaan...............................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................................
Lampiran......................................................................................................................................
LAPORAN PRAKTEK
LABORATORIUM PENGUKURAN
FLUIDA THERMAL
Oleh:
NIM : 1705051038
KELAS : EN-4B
2019
LAPORAN PRAKTEK
LABORATORIUM PENGUKURAN
FLUIDA THERMAL
BOM CALORIMETER
Oleh:
NIM : 1705051038
KELAS : EN-4B
2019