Anda di halaman 1dari 6

Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

LAPORAN PERCOBAAN

NO. PERCOBAAN : 03

JUDUL PERCOBAAN : Transformator Tiga Fasa

NAMA PELAPOR : ...........................................................

NAMA PARTNER : 1.........................................................

2.........................................................

3.........................................................

4.........................................................

KELAS / KELOMPOK : 2B2 / 1

TANGGAL PENGUKURAN : ...........................................................

TANGGAL PENYERAHAN : ...........................................................

NILAI :…………………………………………….

Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

I. TUJUAN
1. Mahasiswa bisa merangkai hubung bintang dan hubung delta
2. Mengetahui perbedaan arus dan tegangan serta cos φ yang terjadi ketika

II. LANDASAN TEORI


Dalam pelaksanaanya terdapat jenis hubungan transformator tiga fasadengan tiga
buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan dalam
bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan kombinasi Y-Y,
Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat dihubungakan
secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini
digunakan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila
dihubungkan secara bintang dengan beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini
pembahasan hubungan transformator tiga phasa secara umum :

a. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)


Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara
bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih
ekonomis untuk arus nominal yang kecil, pada transformator tegangan tinggi.
Pada gunungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa ( VLL ) pada primer
dan sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, terjadi
pergeseran fasa sebesar 30o antara tegangan fasa – netral ( VLN ) dan tegangan
fasa-fasa ( VLL ) pada sisi primer dan sekudernya.
Hubungan bintang – bintang ini ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi
beban seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang meyebabkan arus netral
akan sama denga nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan
ada arus netral yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Tegangan masing-masing primer phasa adalah :

Tegangan phassa primer sebanding dengan tegangann phasa sekunder dan


perbandingan beelitan transformator maka, perbandingan antara tegangan
primer dengan tegangan sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah :

Gambar 2.a

Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

b. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ)


Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang
secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini
umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan
rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus
dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.
Pada transformator hubungan Δ - Δ, tegangan line to line dan tegangan phasa
sama untuk sisi primer dan sekunder transformator ( VRS=ST=VTR=VLN )
maka perbandingan tegangannya adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ – Δ adalah :

Dimana :
IL = Arus line to line
IP = Arus phasa

Gambar 2.b

c. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y – Δ )


Pada hubung ini, kumparan pada sisi primer dirangkai secara bintang (wye)
dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk
jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).
Perbandingan tegangan phasa 1/√3 kali perbandingan lilitan transformator.
Tegangan sekunder tertinggal 30o dari tegangan primer.yang berarti bahwa
trafo Y – Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau Δ – Δ. Hubungan
transformator Y – Δ dapat dilihat pada gambar hubungan ini tegangan line to
line primer sebanding dengan tegangan phasa primer ( ),dan tegangan line to

Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

line sekunder sama dengan tegangan phasa( ),sehingga diperoleh


perbandingan tegangan pada hubungan Y – Δ adalah :
a

Gambar 2.c

d. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)


Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi
sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya
terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up)
pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan
tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder
mendahului sebesar 30° dari tegangan primernya. Transformator hubungan Δ-
Y dapat dilihat pada Gambar Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat
primer sama dengan tegangan phasa primer (VLP=VphP ), dan tegangan sisi
sekundernya ( VLS=√3VphS), maka perbandingan tegangan pada hubungan
Δ-Y adalah :

Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Gambar 2.d

III. Hasil Pengukuran

1. Beban R
LILITAN PRIMER
V-L-N ARUS V-L-L COS 
HUBUNG R S T R S T R S T
-

-

-

-

LILITAN SEKUNDER
V-L-N ARUS V-L-L COS 
HUBUNG R S T R S T R S T
-

-

-

-

2. Beban R – L
LILITAN PRIMER

Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

V-L-N ARUS V-L-L COS 


HUBUNG R S T R S T R S T
-

-

-

-

LILITAN SEKUNDER
V-L-N ARUS V-L-L COS 
HUBUNG R S T R S T R S T
-

-

-

-

Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai