Anda di halaman 1dari 218

KELOMPOK C2

PERCOBAAN 1

TRANSFORMATOR HUBUNGAN TIGA FASA

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan latihan ini, Anda harus dapat menghubungkan tiga fase
transformer dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.

II. ALAT DAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B

1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus EM-3310-2A

Tiga Kutub

1 ACV Digital meter EM-3310-3D

1 Sekering set EM-3310-5B

1 Trafo tiga fasa EM-3340-3A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

1 Penahan alat Patri EM-3390-1A

1 Perangkat Alat EM-3390-3A

1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III. TEORI MODUL


Hubungan Transformator Tiga Phasa dan Rumus

Sekarang saya akan berbagi masalah hubungan transformator, hubungan transformator biasanya hanya
terdapat Δ dan Y saja, ternyata ada juga hubungan zigzag yaa.. hhe, disini juga akan berbagi tentang
rumus-rumus perhitungannya dan jenis-jenis hubungan transformator 3 fasa.

Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :

Hubungan Bintang (Y)

Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir lilitan
disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral. Arus
transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing
berbeda 120°.

Transformator tiga phasa hubungan bintang.

Dari gambar diperoleh bahwa :

IA = IB = IC = IL

IL = Iph

VAB = VBC = VCA = VL-L


Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

VL-L = Vph

Dimana :

VL-L = tegangan line to line (Volt)

Vph = tegangan phasa (Volt)

IL = arus line (Ampere)

Iph = arus phasa (Ampere)

Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya
ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa
kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan
transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-
masing berbeda 120°.

Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.

Dari gambar diperoleh bahwa :

IA = IB = IC = IL

IL = Iph

VAB = VBC = VCA = VL-L

VL-L = Vph

Dimana :

VL-L = tegangan line to line (Volt)

Vph = tegangan phasa (Volt)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IL = arus line (Ampere)

Iph = arus phasa (Ampere)

Hubungan Zigzag

Transformatorzig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya adalah


menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada transformator zig–
zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan masing–masing dihubungkan pada
kaki yang berlainan.

Transformator tiga phasa hubungan zig-zag.

Perbandingan Rugi-rugi untuk tiap kumparan yang terhubung Y, Δ, Zig-zag adalah:

Dimana :

iY = arus pada kumparan yang terhubung Y

ρ = hambatan jenis tembaga

LY = panjang kumparan yang terhubung Y

AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y

AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ

AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag

Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa

Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan
dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y,
Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag),
sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z. Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang
istimewa, hubungan ini digunakan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

dihubungkan secara bintang dengan beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan
hubungan transformator tiga phasa secara umum :

  Hubungan Wye-wye (Y-Y)

Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder adalah sama
dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara tegangan fasa-netral (L-
N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya.

Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang. Karena, pada
kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan nol. Dan apabila terjadi
kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-
rugi.

Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan
transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada
transformator hubungan Y-Y adalah :

Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.

 Hubungan Wye-delta (Y-Δ)

Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan. Rasio antara
sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo. Terjadi sudut 30° antara
tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan
dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar  Pada
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer
(VLP=√3VPhP), dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan phasa (VLS=VphS),
sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :

Gambar   Transformator 3 phasa hubungan Y-Δ.

 Hubungan Delta-wye (Δ-Y)

Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke
tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar Pada hubungan Δ-Y,
tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer (VLP=VphP ), dan tegangan sisi
sekundernya ( VLS=√3VphS), maka perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :

GambarTransformator 3 phasa hubungan Δ-Y.

 Hubungan Delta – delta (Δ-Δ)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk sisi
primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan tegangannya
adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :

IL=√3Ip

Dimana :

IL = arus line to line

IP = arus phasa

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

PROSEDUR

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah


rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi
bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga
fasa.

Hubungan Wye-Wye

1. Menginstal modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Membangun sirkuit


sesuai dengan diagram sirkuit di gambar 5.5 dan diagram koneksi pada gambar 5.6.
Transformator terhubung dalam konfigurasi Wye-Wye.
2. Secara berurutan mengaktifkan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur
ACV digital di tabel 5.1.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P Current Protection switch modul.

Hubungan Wye-Delta

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.7 dan
diagram koneksi pada gambar 5.8. Tranformator terhubung dalam-Wye Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya
tiga fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan digital
ACV meter di tabel 5.2.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.

Hubungan Delta-Wye

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.11 dan diagram
koneksi pada gambar 5.12. Transformator terhubung dalam hubungan DeltaWye.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga
fase.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur ACV
digital dalam tabel 5.4.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan
batas.

Hubungan Delta-Delta

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.13 dan diagram
koneksi pada gambar 5.14. Transformator terhubung dalam hubungan DeltaDelta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga
fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan digital ACV meter di
tabel 5.5.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan
batas.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 5.5 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-wye

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 5.6 Hubungan diagram untuk hubungan wye-wye

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 5.7 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 5.8 Hubungan diagram untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V. DATA PENGAMATAN

Tabel 2-1-1 Mengukur tegangan (koneksi Wye-Wye)

Kumparan Primer Kumparan Sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 127 V 2U1-2U2 127 V
1V3-1V2 127 V 2V1-2V2 127 V
1W3-1W2 127 V 2W1-2W2 127 V
1U3-1V3 220 V 2U1-2V1 220 V
1V3-1W2 220 V 2V1-2W1 220 V
1W3-1U3 220 V 2W1-2U1 220 V

Tabel 2-1-2 Mengukur tegangan (Hubungan Wye-Delta)

Kumparan primer Kumparan sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 127 V 2U1-2U2 127 V
1V3-1V2 127 V 2V1-2V2 127 V
1W3-1W2 127 V 2W1-2W2 127 V
1U3-1V3 220 V 2U1-2V1 127 V
1V3-1W3 220 V 2V1-2W1 127 V
1W3-1U3 220 V 2W1-2U1 127 V

Tabel 2-1-4 Mengukur tegangan (Hubungan Delta-Wye)

Kumparan primer Kumparan sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U1-1U2 220 V 2U1-3U2 127 V
1V1-1V2 220 V 2v1-3v2 127 V
1W1-1W2 220 V 2W1-3W2 127 V
1U1-1V1 220 V 2U1-2v1 220 V
1V1-1W1 220 V 2V1-2W1 220 V
1W1-1U1 220 V 2W1-2U1 220 V

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Tabel 2-1-4 Mengukur tegangan (Hubungan Delta-Delta)

Kumparan primer Kumparan sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U1-1U2 220 V 2U1-3U2 127 V
1V1-1V2 220 V 2V1-3V2 127 V
1W1-1W2 220 V 2W1-3W2 127 V
1U1-1V1 220 V 2U1-2V1 127 V
1V1-1W1 220 V 2V1-2W1 127 V
1W1-1U1 220 V 2W1-2U1 127 V

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI. TUGAS AKHIR

1. Berdasarkan data pengamatan yang kamu dapatkan, coba bandingkan antar hubungan yang ada dan
berikan perbedaannya? Jelaskan!

2. Mengapa pada transformator hubungan delta-delta tegangannya sama? Jelaskan!

3. Jelaskan perbedaan setiap hubungan tiga fasa pada transformator.

4. Jelaskan karakteristik dari setiap hubungan tiga fasa tersebut

5. Apa pengaruh dari setiap hubungan tiga fasa tersebut pada Transformator? Jelaskan Keuntungan dan
Kerugiannya!

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII. ANALISA

Nama : Dian Aulia Rahman


NIM : 201711289

Pada praktikum kali ini yang berjudul TRANSFORMATOR HUBUNGAN TIGA FASA yang
bertujuan setelah menyelesaikan latihan ini, anda harus dapat menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan. Hubungan transformator terdapat
beberapa jenis yaitu hubungan wye , hubungan delta , dan hubungan zig zag. Sebenarnya disini kita
tidak memakai hubungan zig zag tapi kita akan tetap bahas walupun hanya yang penting saja.
Hubungan delta adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya ialah
ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua
dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan
transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-
masing berbeda 120°. Hubungan zig zag adalah hubungan dengan tujuan khusus. Salah satu
aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada
transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan masing–masing
dihubungkan pada kaki yang berlainan. Hubungan wye adalah hubungan transformator tiga fasa,
dimana ujung-ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung
lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°. Jenis jenis hubungan transformator tiga phasa
pada sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti wye
dan segitiga, dengan kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder
dapat dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan wye istimewa, hubungan ini digunakan untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara wye dengan beban
phasanya tidak seimbang. Kali ini kita bahas tentang hubungan transformator tiga phasa yaitu Pada
hubungan wye wye, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder adalah sama dengan
rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara tegangan fasa-netral (L-N) dan
tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya. Hubungan bintang-bintang ini akan sangat
baik hanya jika pada kondisi beban seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan
arus netral (IN) akan sama dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus
netral yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi. Pada hubungan wye delta umumnya
digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step-
Down). Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo.
Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ
tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Transformator hubungan hubungan delta wye,

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan
rangkaian wye sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk
menaikkan tegangan (Step-Up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini
perbandingan tengangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangan sekunder mendahului
sebesar 30° dari tegangan primernya. Transformator hubungan delta delta, pada jenis ini ujung fasa
dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan
delta/segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada
tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara
meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan. Kali ini kita bahas tentang keuntungan dari wye delta ,
delta delta dan wye wye. Keuntungan transformator hubungan wye delta yaitu tidak ada masalah yang
serius pada saat melayani beban yang tidak seimbang karena hubungan delta pada sisi sekunder akan
mendistribusikan beban tidak seimbang tersebut pada masing-masing phasa. Masalah harmonisa ketiga
pada tegangan disisi sekunder dapat dihapus karena telah disirkulasikan melalui hubungan delta disisi
sekunder. Harga trafo pada wye delta lebih murah karena menggunakan jumlah lilitan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan delta. Selain itu, pada koneksi wye dimungkinkan menghasilkan 2 buah
voltase berbeda sehingga lebih fleksibel. Kerugian transformator hubungan wye delta yaitu tegangan
pada sisi sekunder mengalami pergeseran phasa  terhadap sisi primer, sehingga apabila ingin
memparalel trafo dengan hubungan wye selta (Y-Δ) ini maka harus diperhatikan kesamaan vektor
diagram transformator yang akan diparalel tersebut. Isolasi yang dibutuhkan pada belitan sisi sekunder
harus memiliki ketahanan sedikit diatas tegangan line pada sisi sekunder , sehingga umumnya wye
delta sering digunakan sebagai transformator step-down. Keuntungan transformator hubungan delta
delta yaitu tidak menimbulkan masalah yang serius pada saat melayani beban tidak seimbang, tidak
ada masalah gangguan harmonisa ketiga pada tegangan, tidak ada perbedaan phasa antara sisi primer
dan sisi sekunder, pada transformator delta terdiri dari 3 buah belitan, missal salah satu belitan ada
yang bermasalah, transformator dapat tetap dioperasikan dengan dua belitan dengan penurunan
kapasitas menjadi sebesar 58%. Koneksi tersebut dinamakan sebagai Open Delta. Kerugian
transformator hubunga delta delta yaitu isolasi tegangan yang digunakan pada sisi primer dan sekunder
harus lebih dari tegangan line. Tidak tersedianya titik netral pada kedua sisi transformator.
Transformator delta itu memerlukan rancangan trafo yang lebih tinggi dalam arti jumlah lilitan setiap
fasa memerlukan material bahan yang lebih banyak, sehingga harga produksi menjadi lebih tinggi.
Keuntungan transformator hubungan wye wye yaitu, rancangan ini memiliki ciri khas hadirnya sebuah
konduktor N. rancangan tersebut rancangan yang paling hemat dan efisien . rancangan tersebut hanya
memerlukan 57% dari jumlah lilitan untuk mendapatkan voltase yang diperlukan. Sedangkan arus
yang mampu dicapai mencapai 100% dari kawat rancangan . Untuk mendapatkan voltase yang lebih
tinggi pengguna cukup menggunakan 3 buah konduktor RST tanpa menggunakan konduktor N.
adanya pilihan voltase sebesar 1 √3 dapat diperoleh dengan cara menghubungkan salah satu konektor

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

manapun dengan netral sebagai pasangan. Kekurangan transformator hubungan wye wye yaitu dari
trafo jenis ini adalah tidak memungkinkan adanya kondisi open pada salah satu belitan. Jika terdapat
sebuah belitan yang mengalami short atau kerusakan, maka seluruh sistem tidak akan bisa
dipergunakan. Proses transmisi daya listrik jarak jauh, Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari
permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang
jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen
yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan
ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan
listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan
diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak
jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan
diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat
penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah. 

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL KHAIR


NIM: 201711294

Pada praktikum kali ini yang berjudul trasformator hubungan tiga fasa dengan memiliki tujuan yaitu
setelah menyelesaikan latihan ini ,praktikan harus bisa dapat menghubungkan tiga fase trasformator
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan gulungan . Adapun alat percobaan yang perlu kita
ketahui adalah 1 buah Modul catu daya tiga fasa (yang berfungsi sebagai alat yang di uji
cobakan ),Modul saklar pelindung batas arus tiga kutub (yang berfungsi sebagai pelindung batas
arus) ,kemudian ACV digital meter , sekring set, Trafo tiga fasa,Meja laboratorium ( yang berfungsi
untuk tempat peletakan alat –alat yang lainnya) bingkai percobaan dengan tipe EM-3380-2B atau
Bingkai percobaan dengan Tipe EM-3380-2A,Penahan alat patri,Perangkat alat dan perangkat
pengaman penghubung besi.

Ttasformator atau trafo adalah Sebuah Alat listrik yang mengubah nilai tegangan dengan
prinsip induksi elektromagnetik atau suatu alat listrik yang dapat menaikan dan menurunkan tegangan.
contohnya menaikan tegangan yang awalnya 110 VAC ke 220 VAC dan menurunkan tegangan dari
220 VAC ke 12 VAC.Trafo bisa juga untuk Mentrasfer Energi.Prinsip kerja dari trasformator ini yaitu,
Ketika sebuah kumparan primer dialiri arus listrik AC maka akan timbul medan magnet atau
fluks,Fluktuasi medan magnet yang terjadi disekitar kumparan primer akan menginduksi kedalam
kumparan sekunder sehingga terjadi kelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder.Hukum-hukum yang berlaku dalam trafo ini yaitu Hukum Oersted “ jika muatan listrik
mengalir melalui kawat penghantar konduktor ,maka akan timbul pengaruh magnetic disekitar kawat
berarus tersebut.Atau arus mengalir ke komponen primer sehingga membentuk magnet .Kemudian
Hukum Maxwell yaitu Arah flukls magnet,sesuai dengan kaidah tangan kanan setelah itu hokum
Faraday yang dimana fluks magnet yang mencapai kumparan sekunder,sehingga menghasilkan GGL
(Gaya Gerak Listrik). Dan yang terakhir Hukum Lenz “ GGl menghantarkan arus mengalir pada
kumparan sekunder sehingga menghasilkan fluks magnet yang berlawanan dengan fluks Primer”. Ada
beberapa jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk keperluan yang berbeda-beda.
Keperluan-keperluan tersebut diantaranya seperti trafo yang digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik dan untuk keperluan distribusi dan transmisi tenaga listrik .

Pada percobaan ini kita hubung trafo dengan hubungan Wye-wye, Wye – delta, Detlta –wye
dan Delta –delta. Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal
atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik
netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC
masing-masing berbeda 120° dan untuk hubungan Hubungan segitiga (Delta) adalah suatu hubungan
transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan
akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan
kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120° atau hubung
Wye salah satu kaki bebas dan satu kakinya terhubung ke titik,sedangkan delta semua kakinya saling
terhubung. Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder
adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara tegangan
fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya. Hubungan bintang-
bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang. Karena, pada kondisi beban
seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak
seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi. Jika di
lihat dari pembangkit .

Keuntungan Transformator Hubungan Y-Δ  Tidak ada masalah yang serius pada saat
melayani beban yang tidak seimbang karena hubungan delta pada sisi sekunder akan mendistribusikan
beban tidak seimbang tersebut pada masing-masing phasa,  Masalah harmonisa ketiga pada tegangan
disisi sekunder dapat dihapus karena telah disirkulasikan melalui hubungan delta disisi
sekunder.Kerugian Transformator Hubungan Y-Δ Tegangan pada sisi sekunder mengalami
pergeseran phasa  erhadap sisi primer, sehingga apabila ingin memparalel trafo dengan
hubungan Wye-Delta (Y-Δ) ini maka harus diperhatikan kesamaan vektor diagram transformator yang
akan diparalel tersebut ,Insulation yang dibutuhkan pada belitan disisi sekunder harus memiliki
ketahanan sedikit diatas tegangan line pada sisi sekunder tersebut, sehingga umumnya (Y-Δ) sering
digunakan sebagai transformator step-down. Dan untuk konfigurasi Δ-Y biasanya itu trafo Step Up
akan tetapi hal itu berlaku jika Lilitan primer dan lilitan sekundernyanya sama ( NP = NS).

Dalam percobaan ini menggunaan pengaplikasian konfigurasi Delta ke Wye, Wye –Delta dan
Hubungan Delta-Delta ataupun hubungan Wye-Wye pada sebuah sitem Listrik dari gardu hingga
sampai ke rumah-rumah. Ketika sebuah gadru induk (pembangkit yang ada di PLN ) memiliki
tegangan Sebesar 13,8 KV, maka kita membutukan Trafo Step Down karena ini adalah range
tegangan yang paling jauh dari semuanya dan pada saat itulah konfigurasi atau hubung Wye-Wye
bekerja , Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang dan
mrnggunakan hubung Y-Y biar proteksi di groding lebih proteks .Pada saat tegangan tadi sudah
menjadi 500 Kv ini berada di bagian transmisi Step down ,dan kemudian kita turunkan lagi
tegangannya menjadi 150 Kv nah seperti yang sudah di jelaskan di atas tadi ketika hubung Y-Δ itu
trafonya Step Down dan ketika hubung Δ-Y itu adalah trafo Step Up tetapi hubungan tersebut berlaku
Np Vp
jika NP=NS nya karena perbandingan rasionya = jadi kalau belitannya makin banyak
Ns Vs
tegangannya makin tinggi ,pada bagian 500 Kv ke 150 Kv di bagian transmisi tadi kita bisa
menggunakan 3 hubung yaitu Δ-Y, Y-Δ atau Δ –Δ tergantung kebutuhan pertama tergantung dari
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

jumblah belitannya ,kedua tergantung dari hambatannya jadi panjang saluran transmisi itu
berpengaruh terhadap hambatannya semakin panjang salurannya otomatis salunnya makin besar. Dan
kalau yang hubung Δ –Δ digunakan ketika kita mau menjaga arusnya agar tetap tinggi,karena delta
arusnya tinggi .kita bisa menggunakan Δ-Y pada trafo step Down agar mengantisipasi adanya over
voltage (tegangan berlebih ) yang toleransinya hanya 5 % ,jadi saat masuk ke primer tegangannya di
jaga rendah karena akan di turunkan lagi sehingga saat tegangan di turunkan ,teangannya itu tidak
terlalu tinggi karena sudah di jaga rendah oleh delta karena delta tegangannya sama.Ketika dari 150
Kv ke 20 Kv ini masih bagian trasmisi yang bisa menggunakan ketiga hubung tadi tergantung
kebutuhan kita. Selanjutnya dari 20 kv ke 0,4 ini sudah masuk ke bagian distribusi dan biasanya
memakai hubung delta- Wye karena dari 20 ke 0,4 itu jauh sehingga memakai delta –wye agar
tegangan yang ke primer akan di jaga rendah sebelum masuk ke sekunder dan kita memakai Wye di
sekundernya padal Wye tegangannya tinggi agar bisa mengantisipasu under voltage sehingga
tegangannya di jaga tetap 400 v.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VIII. KESIMPULAN

1. Transformator hubungan 3 fasa terdapat 3 jenis yaitu hubungan wye , hubungan delta dan hubungan
zig zag.

2. Dari jenis hubungan diatas dikombinasikan lagi menjadi hubungan delta delta, hubungan wye wye ,
hubungan wye delta dan hubungan delta wye.

3. Pada hubungan wye delta umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana
tegangan nantinya akan diturunkan (Step-Down).

4. Pada hubungan delta wye biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step-Up) pada awal
sistem transmisi tegangan tinggi.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 1.1

POLARITAS DAN RASIO BELITAN

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menunjukkan polaritas dan rasio
belitan dari Trafo Satu Fasa

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Modul Power Supply 3 Fasa EM-3310-1B

1 3 ɸ AC/DC Power Supply EM-3310-1D

1 Modul Saklar 3 kutub Proteksi Pembatas Arus EM-3310-2A

1 Digital ACA Meter EM-3310-3C

1 Digital ACV Meter EM-3310-3D

1 Fuse Set EM-3310-5B

1 Trafo Satu fasa EM-3340-1A

1 Meja laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

1 Tempat Penyambung Hantaran EM-3390-1A

1 Set Penyambung Hantaran EM-3390-3A

1 Set Steker Penghubung EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III. TEORI MODUL

TRANSFORMATOR
Prinsip-prinsip dasar

Transformator ini didasarkan pada dua prinsip:


 pertama, bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet
 kedua bahwa medan magnet yang berubah dalam kumparan kawat menginduksi tegangan pada
ujung-ujung kumparan (induksi elektromagnetik). Mengubah arus dalam kumparan primer
perubahan fluks magnetik yang dikembangkan. Perubahan fluks magnet menginduksi tegangan
pada kumparan sekunder.
Kumparan primer dan sekunder yang dibungkus di sekitar inti yang sangat tinggi permeabilitas
magnetiknya sehingga sebagian besar fluks magnet melewati baik kumparan primer dan sekunder. Jika
beban terhubung ke gulungan sekunder, arus beban dan tegangan akan berada di arah yang
ditunjukkan, mengingat arus primer dan tegangan dalam arah yang ditunjukkan (masing-masing akan
AC dalam praktek).
Transformator yang ideal

Dalam transformator ideal, tegangan induksi di gulungan sekunder (V s) adalah sebanding dengan
tegangan primer (V p)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Jika kumparan sekunder terpasang ke beban yang memungkinkan arus mengalir, daya semu diinduksi
dari rangkaian primer ke sirkuit sekunder. Mengabaikan kerugian, daya input jelas harus sama dengan
output daya jelas
memberikan persamaan trafo ideal
Formula ini adalah perkiraan yang layak untuk transformator komersial.
Jika tegangan meningkat pada transformasi, saat ini juga menurun oleh faktor yang sama dalam
gulungan ditambah. Impedansi dalam satu rangkaian ditransformasikan oleh kuadratdari rasio
gilirannya. Sebagai contoh, jika impedansi Z sterpasang di terminal kumparan sekunder, tampaknya
rangkaian utama untuk memiliki impedansi n 2
* Z s. Hubungan ini adalah timbal balik, sehingga
impedansi Z p dari rangkaian primer ke sekunder muncul untuk menjadi Z p / n 2.
Arus primer diabaikan dalam model ideal untuk membentuk medan magnet di inti, setara dengan
asumsi inti memiliki reluctansi diabaikan. Karena medan yang dihasilkan dalam inti oleh arus dalam
gulungan sekunder menentang bidang gulungan primer, saat ini di gulungan primer harus
meningkatkan untuk mempertahankan hubungan yang sama antara sumber ggl induksi. Ini pendekatan
yang sederhana juga mengabaikan hambatan non-nol dari dua gulungan.
Bila tegangan diterapkan ke gulungan primer, arus mengalir kecil, mengerakkan fluks magnetik di
sekitar sirkuit magnetik inti,arus yang diperlukan untuk menciptakan fluks disebut arus
magnetizing.Karena inti yang ideal telah diasumsikan memiliki mendekati nol keengganan, arus
magnet diabaikan, meski masih diperlukan, untuk menciptakan medan magnet.
Perubahan medan magnet menginduksi ggl di setiap windings. Karena gulungan yang ideal memiliki
impedansi, mereka tidak memiliki tegangan terkait penurunan, sehingga tegangan V P dan V Sdiukur
pada terminal trafo, yang sama dengan sumber ggl yang sesuai. Emf utama, bertindak seperti dalam
oposisi terhadap tegangan primer, kadang-kadang disebut kontra ggl . Hal ini sesuai dengan hukum
lenz, yang menyatakan bahwa induksi emf selalu menentang pembangunan apa pun seperti perubahan
medan magnet.
Hukum Induksi
Tegangan induksi di kumparan sekunder dapat dihitung dari hukum Faraday induksi, yang menyatakan
bahwa:

di mana
 · V s adalah tegangan sesaat,
 · N s adalah jumlah putaran dalam kumparan sekunder
 · Φ adalah fluks magnetik melalui satu putaran kumparan.
Jika ternyata kumparan berorientasi tegak lurus dengan garis medan magnet, fluks adalah produk dari
densitas flux magnetik B dan daerah A sampai yang dipotong. Daerah adalah konstan, yang sama

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

dengan luas penampang inti transformator, sedangkan medan magnet bervariasi dengan waktu sesuai
dengan eksitasi primer.
Mengambil rasio dari dua persamaan ini, memberikan persamaan dasar,
,
dimana N p / Ns adalah rasio gilirannya, biasanya dinyatakan dalam angka bulat, nilai rasio ini menjadi
langkah-up transformator masing-masing lebih tinggi dan lebih rendah dari kesatuan bagi langkah-
down dan.
Jika beban terhubung ke gulungan sekunder, arus akan mengalir dalam gulungan ini, dan energi listrik
akan dipindahkan dari sirkuit primer melalui transformator ke beban. Transformers dapat digunakan
untuk AC-to-AC frekuensi konversi mulai dari kekuatan untuk audio atau radio frekuensi dan tinggi.
Polaritas
Sebuah dot konvensi sering digunakan dalam diagram sirkuit transformator, nameplates atau tanda
terminal untuk menentukan polaritas relatif dari gulungan transformator. Positif-meningkat saat
memasuki berliku primer dot akhir menginduksi tegangan polaritas positif pada gulungan sekunder
yang dot akhir.
Transformer polaritas juga dapat diidentifikasi dengan tanda terminal H0, H1, H2 … pada terminal
primer dan X1, X2, (dan Y1, Y2, Z1, Z2, Z3 … jika gulungan tersedia) pada terminal sekunder. Setiap
huruf awalan menunjuk berliku yang berbeda dan masing-masing angka menunjuk penghentian atau
tekan pada setiap berliku. Yang ditunjuk terminal H1, X1, (dan Y1, Z1 jika tersedia) menunjukkan
polaritas sesaat sama untuk setiap berkelok-kelok seperti dalam dot konvensi.
Dasar parameter transformator dan konstruksi
Kebocoran fluks transformator
Model trafo ideal mengasumsikan bahwa semua fluks yang dihasilkan oleh link berliku primer semua
berubah setiap berliku, termasuk dirinya sendiri. Dalam prakteknya, beberapa fluks melintasi jalan
yang bawa luar gulungan. fluks tersebut disebut kebocoran fluks,dan hasil dalam kebocoran induktansi
dalam rangkaian seri dengan saling ditambah gulungan transformator. Kebocoran energi yang
bergantian disimpan dalam dan dikosongkan dari medan magnet dengan setiap siklus dari catu daya.
Hal ini tidak secara langsung daya yang hilang , tetapi hasil rendah dalam pengaturan tegangan ,
menyebabkan tegangan sekunder untuk tidak berbanding lurus dengan tegangan primer, terutama di
bawah beban berat. Maka dari itu ktrafo didesign untuk meminimalisasi kebocoran fluks. Efek
gabungan dari fluks kebocoran dan medan listrik di sekitar gulungan adalah apa yang memindahkan
energi dari primer ke sekunder.
Celah udara juga digunakan untuk menjaga transformator dari menjenuhkan, khususnya audio
transformer frekuensi di sirkuit yang memiliki komponen DC mengalir melalui gulungan.
Pengetahuan tentang kebocoran induktansi misalnya berguna ketika transformator dioperasikan secara
paralel. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa jika impedansi persen (Z) dan terkait berliku kebocoran

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

reaktansi-to-resistance (X / R) rasio dua trafo yang hipotetis persis sama, transformer akan berbagi
kekuasaan dalam proporsi masing-masing peringkat volt ampere mereka
Pengaruh frekuensi
Transformer persamaan emf yang universal
Jika fluks dalam inti adalah murni sinusiodal, hubungan baik untuk berkelok-kelok antara nya rms
tegangan E rms dari lilitan, dan pasokan frekuensi f, jumlah putaran N, wilayah inti penampang dalam
m 2 dan kerapatan fluks magnetik puncak B di puncak Wb / m 2atau T (tesla) diberikan oleh persamaan
emf yang universal:

Istilah waktu derivatif Hukum Faraday menunjukkan bahwa fluks dalam inti adalah bagian integral
terhadap waktu dari tegangan yang diterapkan. Hipotesis transformator yang ideal akan bekerja dengan
eksitasi arus searah, dengan fluks inti meningkat secara linear dengan waktu Dalam prakteknya, fluks
meningkat ke titik di mana kejenuhan magnetik inti terjadi, menyebabkan peningkatan besar dalam
magnetizing saat ini dan overheating transformator. Karena itu semua transformer praktis harus
beroperasi dengan bolak (atau berdenyut langsung) saat ini.
Emf transformator dengan densitas fluks yang diberikan meningkat sesuai dengan frekuensi. Dengan
beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi, transformator dapat secara fisik lebih kompak karena inti
yang diberikan mampu mentransfer lebih banyak kekuatan tanpa mencapai saturasi dan lebih sedikit
ternyata diperlukan untuk mencapai impedansi yang sama. Namun, sifat core losses dan windings
losses juga meningkat.
Pesawat dan peralatan militer mempekerjakan 400 Hz pasokan listrik yang mengurangi inti dan berliku
berat badan.
Sebaliknya, frekuensi yang digunakan untuk beberapa sistem elektrifikasi kereta jauh lebih rendah
(misalnya 16,7 Hz dan 25 Hz) daripada frekuensi listrik normal (50 – 60 Hz) untuk alasan historis
terutama berkaitan dengan keterbatasan awal motor traksi listrik . Dengan demikian, transformator
digunakan untuk langkah-down tegangan tinggi garis over-head (misalnya 15 kV) yang jauh lebih
berat untuk power rating yang sama daripada yang dirancang hanya untuk frekuensi yang lebih tinggi.
Pengoperasian transformator pada tegangan yang dirancang tetapi pada frekuensi yang lebih tinggi
daripada yang dimaksudkan akan mengakibatkan penurunan arus magnetizing. Pada frekuensi yang
lebih rendah, arus magnetizing akan meningkat. Pengoperasian transformator di selain frekuensi
desain mungkin memerlukan penilaian tegangan, kerugian, dan pendinginan untuk menentukan apakah
operasi yang aman praktis.
Salah satu contoh desain state-of-the-art adalah transformator traksi digunakan untuk beberapa
tegangan listrik dan  kecepatan tinggi kereta operasi layanan di seluruh, perbatasan negara dan
menggunakan standar listrik yang berbeda, seperti transformer ‘yang dibatasi untuk diposisikan di
bawah kompartemen penumpang.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Catu daya untuk, dan konverter peralatan yang pasokan oleh, transformer traksi tersebut harus
mengakomodasi frekuensi yang berbeda input dan tegangan (mulai dari setinggi 50 Hz sampai 16.7 Hz
dan diberi nilai hingga 25 kV), sedangkan yang cocok untuk beberapa motor AC asynchronous dan
DC converter & motor dengan berbagai harmonisa mitigasi persyaratan penyaringan.
Transformator daya besar rentan terhadap kegagalan isolasi karena tegangan transien dengan
komponen frekuensi tinggi, seperti disebabkan beralih atau petir.
Energi kerugian
Pada kenyataannya trafom tidak bekerja ideal pasti ada saja energy atau daya yang berkurang setelah
dioperasikan
Transformer eksperimental menggunakan superkonduktor gulungan mencapai efisiensi sebesar
99,85%. Peningkatan efisiensi dapat menghemat energi yang cukup besar, dan karenanya uang, dalam
transformator berat dimuat besar, trade-off dalam biaya awal dan berjalan tambahan desain
superkonduktor .
Kerugian Transformer timbul dari:
 · Winding kerugian joule
Arus yang mengalir melalui berliku konduktor menyebabkan pemanasan joule . Seiring dengan
peningkatan frekuensi, efek kulit dan efek pendekatan menyebabkan resistensi berliku dan, karenanya,
kerugian meningkat.
 Kerugian inti
Kerugian histeresis
Setiap kali medan magnet dibalik, sejumlah kecil energi yang hilang karena hysteresis dalam inti.
Menurut rumus Steinmetz ini, energi panas karena hysteresis diberikan oleh

kerugian histeresis demikian diberikan oleh

mana, f adalah frekuensi, η adalah koefisien hysteresis dan β max adalah densitas fluks maksimum,
eksponen empiris yang bervariasi dari sekitar 1,4-1 .8 tetapi sering diberikan sebagai 1,6 untuk besi.
Kerugian arus eddy
Feromagnetik bahan juga baik konduktor dan inti yang terbuat dari bahan tersebut juga merupakan
satu giliran hubung pendek sepanjang seluruh panjang. Arus eddy sehingga beredar dalam inti di
bidang normal fluks, dan bertanggung jawab untuk pemanasan resistif dari bahan inti. Eddy kerugian
saat ini adalah fungsi yang kompleks dari kuadrat frekuensi pasokan dan terbalik persegi ketebalan
material. Kerugian Eddy saat ini dapat dikurangi dengan membuat inti dari tumpukan piring elektrik
terisolasi dari satu sama lain, daripada padat blok, semua trafo beroperasi pada frekuensi rendah
menggunakan core dilaminasi atau serupa.
Kerugian Stray

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Kebocoran induktansi merupakan lossless terbesar, karena energi yang disuplai ke medan magnet yang
dikembalikan ke suplai dengan setengah siklus berikutnya. Namun, setiap fluks kebocoran yang
memotong bahan konduktif terdekat seperti struktur pendukung transformator akan menimbulkan arus
eddy dan akan diubah menjadi panas. Ada juga kerugian radiasi karena medan magnet berosilasi tetapi
ini biasanya kecil.
Bentuk Inti dan Bentuk shell transformer
Transformer Closed-core yang dibangun dalam ‘bentuk inti’ atau ‘bentuk shell’.
Ketika gulungan mengelilingi inti, transformator bentuk inti, ketika gulungan dikelilingi oleh inti,
transformator bentuk shell. Shell bentuk desain mungkin lebih umum daripada bentuk desain inti untuk
aplikasi transformator distribusi akibat relatif mudah di susun inti sekitar berliku kumparan.
Bentuk desain inti cenderung, sebagai aturan umum, lebih ekonomis, dan karena itu lebih lazim ,
sedangkan bentuk desain shell untuk listrik tegangan tinggi aplikasi transformator di ujung bawah dari
tegangan dan rentang rating daya (kurang dari atau sama dengan, nominal, 230 kV atau 75 MVA).
Pada tegangan dan kekuasaan peringkat yang lebih tinggi, bentuk shell transformer cenderung lebih
umum. Shell bentuk desain cenderung lebih disukai untuk tegangan ekstra tinggi dan aplikasi MVA
tinggi karena, meskipun tenaga kerja lebih intensif untuk pembuatan, bentuk shell transformator
dicirikan memiliki rasio kVA-to-weight inheren lebih baik, karakteristik kekuatan arus pendek yang
lebih baik dan kekebalan yang lebih tinggi terhadap kerusakan transit.
Sirkuit Ekivalen
Mengacu pada diagram, perilaku fisik praktis transformator dapat diwakili oleh ragakaia ekivalen
model, yang dapat menggabungkan sebuah transformator yang ideal.
Winding kerugian joule dan reactances kebocoran diwakili oleh serangkaian lingkaran impedansi
berikut model:
 Gulungan primer: R P, X P
 Gulungan sekunder: R S, X S.
Dalam kegiatan normal sirkuit kesetaraan transformasi, R S dan X S dalam praktek biasanya disebut sisi
primer dengan mengalikan impedansi ini dengan faktor skala (N P / N S) 2.
Dasar transformator rangkaian ekivalen
Kehilangan inti dan reaktansi diwakili oleh shunt impedansi kaki berikut model:
 Kerugian inti atau besi: R C
 Magnetizing reaktansi: X M.
R C dan X M secara kolektif disebut cabang magnetizing model.
Kerugian inti sebagian besar disebabkan oleh hysteresis dan eddy efek saat ini di inti dan sebanding
dengan kuadrat dari fluks inti untuk operasi pada frekuensi tertentu. Terbatasnya inti permeabilitas
memerlukan arus magnet IMuntuk saling menjaga fluks di inti. Magnetizing arus dalam fase dengan
fluks, hubungan antara dua menjadi non-linier karena efek saturasi. Namun, semua impedansi dari

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

rangkaian ekuivalen ditampilkan secara definisi efek non-linearitas linear dan seperti tidak biasanya
tercermin dalam transformator sirkuit setara. Dengan sinusiodal pasokan, fluks inti tertinggal ggl
induksi sebesar 90 °. Dengan terbuka-hubung gulungan sekunder, magnetizing cabang saat ini I0 sama
dengan transformator tanpa beban saat ini.
Model yang dihasilkan, meskipun kadang-kadang disebut ‘tepat’ rangkaian ekuivalen berdasarkan
linearitas asumsi, mempertahankan beberapa perkiraan. Analisis dapat disederhanakan dengan
mengasumsikan bahwa impedansi cabang magnet relatif tinggi dan relokasi cabang di sebelah kiri
impedansi primer . Hal ini memperkenalkan kesalahan tetapi memungkinkan kombinasi resistensi
primer dan sekunder dirujuk dan reactances dengan penjumlahan sederhana seperti dua impedansi seri.
Transformer setara sirkuit impedansi dan parameter rasio transformator dapat diturunkan dari tes
berikut: Tes open sirkuit , Tes short sirkuit , tes resistansi berliku, dan uji rasio transformator.
Konstruksi
Jenis Core

core baja Laminated


Transformator inti Laminated menunjukkan tepi laminasi di atas foto
Transformers untuk digunakan pada daya atau frekuensi audio biasanya memiliki core terbuat dari
permeabilitas tinggi baja silikon . baja memiliki permeabilitas yang berkali-kali bahwa ruang bebas
dan inti sehingga berfungsi untuk mengurangi arus magnet dan membatasi fluks ke jalan yang
pasangan erat gulungan. pengembang transformator Awal segera menyadari bahwa core dibangun dari
besi padat mengakibatkan kerugian arus eddy mahal, dan desain mereka dikurangi efek ini dengan
core yang terdiri dari kumpulan kawat besi terisolasi. Kemudian desain dibangun inti dengan
menumpuk lapisan laminasi baja tipis, sebuah prinsip yang tetap digunakan. Setiap laminasi terisolasi
dari tetangganya oleh lapisan non-melakukan tipis isolasi. Persamaan transformator universal
menunjukkan luas penampang minimum untuk inti untuk menghindari kejenuhan.
Pengaruh laminasi adalah untuk membatasi arus eddy ke jalur sangat elips yang menyertakan sedikit
fluks, dan mengurangi besarnya mereka. Laminasi tipis mengurangi kerugian, tetapi lebih sulit dan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

mahal untuk membangun. Thin laminasi umumnya digunakan pada frekuensi tinggi transformer,
dengan beberapa laminasi baja sangat tipis mampu beroperasi hingga 10 kHz.
Laminating inti sangat mengurangi kerugian eddy-current
Core Padat
Core bubuk besi digunakan dalam rangkaian seperti switch-mode pasokan listrik yang beroperasi di
atas frekuensi listrik dan sampai beberapa puluh kilohertz. Bahan-bahan ini menggabungkan
permeabilitas magnetik tinggi dengan curah tinggi listrik resistivitas. Untuk frekuensi memperluas luar
pita VHF , core terbuat dari non-konduktif magnet keramik bahan yang disebut ferit yang umum.
Beberapa transformer frekuensi radio juga memiliki core bergerak (kadang-kadang disebut ‘siput’)
yang memungkinkan penyesuaian koefisien kopling dari tuned sirkuit frekuensi radio.
Core Toroidal

Transformer toroidal dibangun sekitar inti berbentuk cincin, yang, tergantung pada frekuensi operasi,
terbuat dari strip panjang baja silikon ke dalam kumparan, bubuk besi.Sebuah konstruksi jalur
memastikan bahwa butiran batas secara optimal selaras, meningkatkan efisiensi transformator dengan
mengurangi inti reluktansi . Bentuk cincin tertutup menghilangkan celah udara yang melekat dalam
pembangunan inti EI. The penampang cincin biasanya persegi atau persegi panjang, tapi core lebih
mahal dengan melingkar lintas-bagian juga tersedia. Kumparan primer dan sekunder sering wound
konsentris untuk menutupi seluruh permukaan inti. Ini meminimalkan panjang kawat yang diperlukan,
dan juga menyediakan skrining untuk meminimalkan bidang inti yang menghasilkan magnet dari
interferensi magnetik.
Sistem daya transformator terbagi dalam 2 jenis kontruksi yaitu tipe kering dan tipe basah.
Tipe kering termasuk konstruksi insulasi udara dan konstruksi insulasi padatan. Insulasi padatan
biasanya menggunakan resin epoxy. Insulasi pendingin dengan udara natural (AA) dan menggunakan
udara terpompa (AFA).
Tipe basah biasanya menggunakan variasi minyak dan liquid sintesis.Liquid chlorinated contohnya
poliklorinate bifenil dilarang penggunaannya di beberapa Negara karena polutan kuat dan dapat
merusak kecuali pembakaran intensif. Liquid sintesis biasanya digunakan di industry minyak dan gas
Transformator insulasi resin cocok untuk lokasi indoor dan offshore karena tidak mengandung liquid
yang mudah terbakar ,tidak menghasilkan spillage dan membutuhkan perawatan minimal.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

Trafo jenis basah memiliki eksternal radiator untuk mengurangi panas dari windings dan coreBila
semakin besar rating maka akan semakin sulit mengurangi panasnya.
Trafo basah biasanya memiliki bagian tambahan dengan desain yang beragam untuk menghilangkan
panasnya, misal dengan tabung, pipa, sirip, ataupun kipas tambahan.

Ada metode penamaan jenis trafo tersebut, yaitu dengan menggunakan 4 huruf: (misal ONAN, ONAF)
— 2 huruf awal:
— AN – Air Natural: Pendinginan alami dengan udara internal untuk windings dan core dengan
konveksi alami.
— ON – Oil Natural: Pendinginan alami dengan minyak bersikulasi untuk windings dan core dengan
konveksi alami.
— LN – Liquid Natural: Sama seperti ON namun liquid sintesis yang digunakan bukan minyak.
— OF – Oil Forced: Minyak yang digunakan oleh pompa minyak dimana biasanya memuat eksternal
kerja pipa koneksi lemah diantara eksternal radiator bank dan sisi tanki.Metode ini jarang digunakan di
inustri minyak karena memicu tingginya ratings transformator.
— LF – Liquid Forced: Sama dengan OF hanya liquid sintesis yang digunakan.
 — 2 huruf akhir:
— AN – Air Natural
— AF – Air Forced
Lokasi / site industri migas biasanya berada di lingkungan yang tidak bersahabat, perlu transportasi
khusus untuk komponen lilitan dan core-nya.
Variasi lain untuk pendinginan juga ada, misalnya dengan menggunakan air.
Trafo biasanya juga dilengkapi dengan pengukur temperatur.
Trafo basah basanya dilengkapi pula dengan beberapa pengaman, misalnya relay ataupun pengaman
dari ledakan ataupun pergeseran.
Contohnya over current; ground fault; differensial; Bucholz; dan sudden pressure relay.
Tangki pada trafo, ada 2 jenis, yaitu
 — Conservator type
 — Sealed type
LONJAKAN ARUS MASUK TRANSFORMATOR.
Adanya sisa flux yang menyebabkan terjadinya lonjakan arus.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

Akibatnya:
1. Perancang trafo harus menguatkan lilitan dari kekuatan elektromagnetik yang sangat tinggi.
2. Lonjakan arus ini terbaca oleh relay pengaman, yang menyebabkan gangguan stabilitas untuk
perancang.

Merupakan gambar dari hysteresis pada tramsformator dikarenakan adanya lonjakan arus.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

PROSEDUR
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi!

Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik.
Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu
daya tiga fasa.

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan, hubungkanlah rangkain


dengan menyesuaikan dengan rangkaian pada Gambar 1-1-1 dan sketsa rangkaian
pada Gambar 1- 1-2.
2. Secara berurutan nyalakan Modul 3-P Saklar Proteksi Pembatas Arus dan Power
Supply 3 Fasa.
3. Catatlah tegangan-tegangan dari tegangan pertama V1, tegangan kedua V2,
tegangan ketiga V3 yang muncul pada Digital ACV Meter pada Tabel 1-1-1.
4. Secara berurutan matikan modul power supply 3-fasa dan 3-P Saklar Proteksi Pembatas
Arus.
5. Tentukan polaritas dari kedua lilitan Transformer.
6. Hitunglah perubahan rasio dari Transformer dengan menggunakan

Turns Ratio = 𝑉1 =
𝑉3

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Fig. 1-1-1 Circuit diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Fig. 1-1-2 Connection diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V. TABEL DATA PENGAMAT

Tabel 1-1-1 Hasil Pengukuran Tegangan Lilitan

V1 V2 V3
220 V 196 V 24 V

Langkah 5 : Karena V2 = V1 – V3, oleh karena itu sambungan 220 V dari lilitan primer, dan
sambungan 24 V dari lilitan sekunder memiliki kesamaan polaritas.

Langkah 6 : Perubahan rasio = VI / V3 = 220 / 24 = 9.1667

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI. TUGAS AKHIR

1. Benar atau tidak pada saat pengujian Rasio Trafo, trafo harus dalam keadaan bebas
tegangan? Jelaskan!
2. Apa yang dapat anda simpulkan setelah melakukan percobaan Turn Ratio Test pada
Trafo?
3. Buatlah grafik V2 terhadap V3 berdasarkan tabel pengamatan yang diperoleh. Jelaskan
grafik yang Anda peroleh.

1. Tidak karena dari data pun trafo membutuhkan tegangan untuk menghasilkan medan magnet

2. Dari data table bisa kita simpulkan nilai dari V1 dan V2 saling mengurangi jadi kita
memakai Trafo Substractive dimana hasil pengurangan kumparan primer dan kumparan
sekunder yakni ketika fluks yang dihasilkan kumparan primer dan kumparan sekunder yang
arahnya sama sehingga mengalir fluks berlawanan dan nilainya saling mengurangkan.

1.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII. ANALISA

Nama : Dian Aulia Rahman


NIM : 201711289

Pada modul transformator percobaan 1.1 yang berjudul polaritas dan rasio lilitan mempunyai
tujuan yaitu agar praktikan mampu menunjukkan polaritas dan rasio lilitan dari trafo tiga fasa. Trafo
adalah mesin listrik statis yang berfungsi untuk menaikkan tegangan dan menurunkan tegangan.
Prinsip Kerja Trafo yaitu Trafo bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik dimana kumparan
primer diberikan tegangan bolak balik/AC maka akan menghasilkan fluks magnet dan menginduksikan
kumparan sekunder sehinggamenghasilkan GGL induksi maka akan muncul perbedaan fasa. Jika
efisiensi daya sempurna makan daya seluruh pada kumparan primer akan dilimpahkan pada daya
kumparan sekunder. Konstruksi pada trafo yaitu ada 3 macam yang pertama NP(kumparan primer)
terhubung dengan sumber, selanjutnya ada NS(kumparan sekunder) terhubung dengan beban dan Inti
Besi mempermudah aliran fluks yang bergerak. Jika Trafo belum dengan sumber atau beban maka
tidak ada trafo step up dan trafo step down. Hukum Maxwell adalah untuk mengetahui arah medan
magnet. Hukum oersted adalah Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor,
maka akan timbul pengaruh magnetik disekitar kawar berarus tersebut. Pengaruh magnetik ini mampu
menarik bahan magnetik lainnya. Jika serbuk besi diletakkan disekitar kawat berarus maka serbuk besi
tersebut akan berarah secara teratur. Hans Christian Oersted, pada tahun1820, mengadakan penelitian
tentang pengaruh medan magnet disekitar kawat berarus. Hukum Lenz adalah hukum elektromagnetik
yang dapat digunakan untuk menentukan arah gaya gerak listrik yang dihasilkan oleh induksi
elektromagnetik. Hukum ini ditemukan pada tahun 1834 oleh fisikawan Rusia yang bernama Heinrich
Friedrich Emil Lenz. Hukum Lenz tentang Induksi Elektromagnetik ini menyatakan bahwa arah arus
yang diinduksi dalam sebuah konduktor oleh medan magnet yang berubah (sesuai hukum Faraday
tentang induksi elektromagnetik) adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang diciptakan
oleh arus induksi akan bertentangan dengan perubahan medan magnet awal yang menghasilkannya.
Arah aliran ini dapat mengikuti aturan tangan kanan Fleming. Bunyi Hukum Lenz adalah “Gaya Gerak
Listrik atau GGL induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetnya berlawanan dengan asal
perubahan fluks”. Hukum Faraday adalah Hukum dasar Elektromagnetisme yang menjelaskan
bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet dan sebaliknya bagaimana medan magnet dapat
menghasilkan arus listrik pada sebuah konduktor. Hukum Faraday inilah yang kemudian menjadi dasar
dari prinsip kerja Induktor, Transformator, Solenoid, Generator listrik dan Motor Listrik. Hukum yang
sering disebut dengan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday ini pertama kali dikemukakan oleh
seorang Fisikawan Inggris yang bernama Michael Faraday pada tahun 1831. Induksi Elektromagnetik
adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik (ggl) di dalam suatu kumparan bila terdapat perubahan fluks

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

magnetik pada konduktor pada kumparan tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi medan
magnet. Sedangkan yang dimaksud dengan Fluks banyaknya jumlah garis gaya yang melewati luasan
suatu bidang yang tegak lurus garis gaya magnetik. Dalam percobaan Faraday atau sering dikenal
dengan istilah Eksperimen Faraday ini, Michael Faraday mengambil sebuah magnet dan sebuah
kumparan yang terhubungkan ke galvometer. Pada awalnya, magnet diletakkan agak berjauhan dengan
kumparan sehingga tidak ada defleksi dari galvometer. Jarum pada galvometer tetap menunjukan
angka 0. Ketika magnet bergerak masuk ke dalam kumparan, jarum pada galvometer juga bergerak
menyimpang ke satu arah tertentu (ke kanan). Pada saat magnet didiamkan pada posisi tersebut, jarum
pada galvometer bergerak kembali ke posisi 0. Namun ketika magnet digerakan atau ditarik menjauhi
kumparan, terjadi defleksi pada galvometer, jarum pada galvometer bergerak menyimpang berlawanan
dengan arah sebelumnya (ke kiri). Pada saat magnet didiamkan lagi, jarum pada galvometer kembali
ke posisi 0. Demikian juga apabila yang bergerak adalah Kumparan, tetapi Magnet pada posisi tetap,
galvometer akan menunjukan defleksi dengan cara yang sama.  Dari percobaan Faraday tersebut juga
ditemukan bahwa semakin cepat perubahan medan magnet semakin besar pula gaya gerak listrik yang
diinduksi oleh kumparan tersebut. Bunyi Hukum Faraday, Berdasarkan percobaan yang dilakukannya
tersebut, Michael Faraday menyimpulkannya dengan dua pernyataan seperti berikut ini yang juga
sering disebut dengan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday 1 dan Hukum Induksi
Elektromagnetik Faraday 2. Hukum Faraday 1, Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan
menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut. Hukum Faraday 2,
Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) Induksi
yang sebanding dengan laju perubahan fluks. Berikut dibawah ini adalah beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya Gaya Gerak Listrik (GGL). Jumlah lilitan pada kumparan, semakin
banyak lilitan pada kumparan semakin besar tegangan yang diinduksikan. Kecepatan gerak medan
magnet, semakin cepat garis gaya medan magnet atau fluks yang mengenai konduktornya semakin
besar pula tegangan induksinya. Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah
garis gaya medan magnet atau fluks yang mengenai konduktor, semakin besar juga tegangan
induksinya. Rugi rugi pada trafo yaitu, Rugi-rugi besi terdiri atas rugi histerisis dan rugi arus eddy.
Besarnya rugi-rugi histerisis bergantung pada jenis besi yang digunakan untuk inti transformator.
Dengan demikian, dalam praktiknya pemilihan bahan inti harus dipertimbangkan dengan baik untuk
menghindari rugi-rugi histerisis yang terlalu besar. Seperti telah disebutkan sebelumnya, transformator
hanya bekerja untuk suplai tegangan bolak-balik. Jadi, arus yang digunakan untuk membangkitkan
fluks inti akan berubah terus menerus dari nilai positif ke nilai negatif. Setiap saat terjadinya
pembalikan arus akan terjadi pula pembalikan fluks magnetik. Akibat dari terjadinya fluks yang
dibangkitkan dan kemudian runtuh secara berulang-ulang di dalam inti transformator inilah yang akan
menimbulkan rugi-rugi histerisis. Arus eddy ialah arus yang bersirkulasi di dalam inti transformator
yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan fluks magnetik. Arus eddy ini dapat dikurangi dengan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

jalan membuat inti dari lembaran besi yang terlaminasi dimana masing-masing laminasi inti diisolasi
satu sama lainnya. Rugi-rugi besi merupakan rugi-rugi yang sifatnya konstan dan tidak bergantung
pada besarnya beban. Dalam kondisi tanpa beban ataupun berbeban penuh, transformator akan
memiliki rugi-rugi besi yang sama. Polaritas adalah pemisahan muatan listrik yang terdiri dari
elektroda dan memiliki kutub positif dan kutub negative. Polaritas pada transformator sebagai
penentuan kutub kutub positif dan negative pada transformator unutk menentukan kumparan kumparan
primer atau sekunder dan untuk menghubungkan transformator menjadi autotransformator. Jenis jenis
polaritas ada 2 yaitu polaritas additive dan polaritas substractive. Polaritas additive adalah hasil
penjumlahan kumparan primer dan kumparan sekunder yakni ketika fluks yang dihasilkan kumparan
primer dan kumparan sekunder yang arahnya berlawanan sehingga mengalir fluks searah pada inti besi
dan nilainya saling menjumlahkan. Polaritas Substractive adalah hasil pengurangan kumparan primer
dan kumparan sekunder yakni ketika fluks yang dihasilkan kumparan primer dan kumparan sekunder
yang arahnya sama sehingga mengalir fluks berlawanan dan nilainya saling mengurangkan. Pada tabel
percobaan kita menggunakan polaritas substractive karena memang dari sananya yang sudah mengatur
untuk memakai polaritas substractive dan pada tabel juga bisa diliat nilai dari V1,V2,V3 . jadi nilai
dari V1 dengan V2 saling mengurangi maka yang kita pakai polaritas substractive.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: Miftahul Hair


NIM: 201711293

Pada praktikum 1.1 Trasformator ini yang berjudul Polaritas dan Rasio Putaran.Polaritas yang
di maksutkan dalam praktikum ini yaitu ,untuk menetukan mana kumparan primer dan kumparan
sekundernya sehingga dapat di tentukan bagian tinggi dan rendahnya tegangan pada sel primer
maupun sisi sekunder.Praktikum ini bertujuan untuk setelah menyelesaikan percobaan,praktikan harus
mampu menunjukan polaritas dan rasio putaran trafo satu fasa.Adapun Alat yang digunakan dalam
paraktikum ini yaitu: Modul power supply 3 fasa yang berfungsi sebagai sumber tegangan pada
rangkaian , 3ɸ AC/DC power supply,Modul Saklar 3 kutub proteksi pembatas arus, kita menggunakan
2 Digital ACA Meter dengan kode EM-3310-3C dan EM-3310-3D, Fuse set, Trafo satu fasa ,Meja
laboratorium,Bingkai percobaan EM-3380-2B atau EM-3380-2A,Tempat penyambung Hantaran,set
penyambung Hantaran dan Saklar penghubung.Sebelum mebahasa polaritasnya perlu diketahui dahulu
Apa itu trafo?.

Ttasformator atau trafo adalah Sebuah Alat listrik yang mengubah nilai tegangan dengan
prinsip induksi elektromagnetik atau suatu alat listrik yang dapat menaikan dan menurunkan tegangan.
contohnya menaikan tegangan yang awalnya 110 VAC ke 220 VAC dan menurunkan tegangan dari
220 VAC ke 12 VAC.Trafo bisa juga untuk Mentrasfer Energi.Prinsip kerja dari trasformator ini yaitu,
Ketika sebuah kumparan primer dialiri arus listrik AC maka akan timbul medan magnet atau
fluks,Fluktuasi medan magnet yang terjadi disekitar kumparan primer akan menginduksi kedalam
kumparan sekunder sehingga terjadi kelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder

.Hukum-hukum yang berlaku dalam trafo ini yaitu Hukum Oersted “ jika muatan listrik mengalir
melalui kawat penghantar konduktor ,maka akan timbul pengaruh magnetic disekitar kawat berarus
tersebut.Atau arus mengalir ke komponen primer sehingga membentuk magnet .Kemudian Hukum
Maxwell yaitu Arah flukls magnet,sesuai dengan kaidah tangan kanan setelah itu hokum Faraday
yang dimana fluks magnet yang mencapai kumparan sekunder,sehingga menghasilkan GGL (Gaya
Gerak Listrik). Dan yang terakhir Hukum Lenz “ GGl menghantarkan arus mengalir pada kumparan
sekunder sehingga menghasilkan fluks magnet yang berlawanan dengan fluks Primer”. Ada beberapa
jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk keperluan yang berbeda-beda. Keperluan-
keperluan tersebut diantaranya seperti trafo yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk
keperluan distribusi dan transmisi tenaga listrik. Perangkat yang dalam bahasa Inggris disebut dengan
Transformer ini dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa jenis, diantaranya seperti
pengklasifikasian berdasarkan level tegangan, berdasarkan media atau bahan inti (core) trafo yang
digunakan, berdasarkan pengaturan lilitan, berdasarkan penggunaannya dan juga berdasarkan tempat
penggunaannya.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Pada dasarnya pembagian Polaritas terbagi menjadi dua yaitu ,Polaritas Additive dan
Subtractive. Polaritas additive saling menguatkan.Jika dilihat dari tegangganya,tegangan pada
kumparan primer dengan tegangan pada kumparan sekunder saling menguatkan atau
menambahkan.Dan kalau dilihat dari arah fluks ,pada polaritas additive ini arah fluksnya searah jarum
jam yang dapat kita lihat dengan menggunakan kaidah tangan kanan.Jika kita liat pada gambar sebuah
inti besi trafo yang terdapat dua buah kumparan yang di mana ketika lilitan priper lebih sedikit di
banding lilitan sekundernya maka itu trafo Step Up.Dan ketika lilitan primer lebih banyak dari pada
lilitan sekundernya di sebut trafo Step Down. Di lihat dari arah fluks nya pada polaritas Additive ini
arah fluk dari lilitan primernya ke atas sedangkan arah fluks dari lilitan sekundernya ke bawah
sehingga arah fluksnya searah (searah jarum jam) dan saling menambahnkan tetapi pada rangkaian dot
(.)nya berlawanan dan polaritas additive ini pada trafo Step Up.Sedangkan untuk polaritas Subtractive
Arah fluks dari lilitan primer keatas begitupun dengan arah fluks dari lilitan Sekundernya sehingga
saling melemahkan (mengurangi) maka arah fluks tersebut berlawanan akan tetapi polaritas subtractive
ini rangkaian dot (.) nya searah.Pada polaritas

Subtractive ini terdapat pada trafo Step Down. Apabila dijelaskan tentang polaritas addictive
dengan menggunakan Hukum Maxwell (Teori anak panah).Dimana,ketika masuk arahnya akan searah
jarum jam dinotasikan dengan cross (X) dan jika keluar akan berlawannan arah jarum jam yang
dinotasikan dengan dot (.).Menggunakan bahan feromagnetik yaitu ketika arus timbul fluks polenya
akan searah.Sedangkan pada polaritas subtractive dengan menggunakan Hukum Maxwell ( Teori anak
panah ),dimana ketika masuk,arahnya berlawanan dinotasikan dengan dot (.) yang berarti polenya
masuk kedalam sedangkan apabila keluar akan berlawanan arah jarum jam dinotasikan dengan cross
(X) dimana polenya keluar.

Transformator yang digunakan pada percobaan ini merupakan jenis transformator subbstractive
yang berarti emf kedua kumparannya saling mengurangkan dan trafo yang di gunakan juga trafo Step
down. Apabila diubah ke polaritas addictive dengan mengubah lilitannya akan mempengaruhi kualitas
dari transformator itu sendiri.Pada saat memparalelkan transformator harus dibuat selang-seling
(substractive-addictive-substractive) yang berarti tidah boleh hannya menggunakan 1 jenis polaritas
saja.

Pada percobaan ini juga praktikan dapat mengetahui tentang turn rasio atau perbandingan
lilitan Dimana bertujuan untuk dari turn rasio adalah untuk mengetahui apakah transformator masih
layak digunakan.Pada umumnya,standar perbandingan rasio atau perbandingan lilitannya adalah
sebesar 5% saja dari pabrik.Untuk kita menghitung nilai perubahan turn rasio dari transformer adalah
dengan menggunakan persamaan , yang dimana V1 adalah tegangan pada lilitan primer,sedangkan V3
merupakan tegangan pada lilitan sekunder.Pada saat melakukan pengujian tersebut transformator harus
dalam keadaan bebas tegangan karena untuk menjamin keselamatan para pekerja dari tegangan sentuh

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

maupun tegangan induksi pengujian dilakukan dengan menghubungkan terminal trafo secara langsung
ke alat.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VIII. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Terdapat dua jenis polaritas pada transformator yaitu polaritas additive dan subtractive.
Polaritas yang digunakan pada transformator untuk percobaan ini adalah jenis subtractive, yang
mana nilai tegangan pada V1 dan V3 saling mengurangi.
2. Polaritas disuatu tranformator dapat diketahui dari cara melilit kumparan pada inti besi dan dari
nilai tegangan di kedua kumparan dengan tegangan yang terukur pada V2.
3. Rasio untuk percobaan pada transformator sebesar 9,167. Rasio akan semakin kecil jika nilai
tegangan V3 yang nilainya mengecil, walapun nilai tegangan V1 tetap.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 1.2

PENGUJIAN SIRKUIT TERBUKA

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan ini, anda seharusnya mampu untuk menunjukkan tes rangkaian terbuka dan
menentukan rugi besi pada transformator satu fasa.

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Juml Nama Alat Kode Alat


ah

1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B

1 Catu Daya 3ϕ AC/DC EM-3310-1D

1 Modul Saklar Perlindungan Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A

1 Meter ACA Digital EM-3310-3C

1 Meter ACV Digital EM-3310-3D

1 Set Sekering EM-3310-5B

1 Transformator Satu Fasa EM-3340-1A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Eksperimental EM-3380-2B

Atau Bingkai Eksperimental EM-3380-2A

1 Penghubung Pemegang Kunci EM-3390-1A

1 Penghubung Set Kunci EM-3390-3A

1 Set Colokan Penghubung Keamanan EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III. TEORI MODUL


Mendapatkan Rangkaian Ekivalen Trafo
Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah energi listrik bolak-balik
dari satu level tegangan ke level tegangan yang lain. Dapat menaikkan, menurunkan atau hanya untuk
mengisolasi sistem satu dengan yang lainnya. Transformator terdiri atas sisi primer dan sisi sekunder.
Keduanya terhubung dengan inti besi. Dalam kondisi ideal, tanpa rugi-rugi, perbandingan lilitan antara
keduanya merupakan perbandingan tegangan antara kedua sisinya.
Namun pada kenyataannya, daya masukkan tidak pernah sama dengan daya keluaran. Terdapat rugi-rugi yang
terjadi di inti besi dan lilitan. Rugi-rugi tersebut terjadi akibat histerisis, arus eddy, resistansi belitan dan fluks
bocor. Dari pengetahuan tersebut, transformator dapat dimodelkan dengan rangkaian elektrik seperti di
bawah ini:

Dis
implisikafi menjadi,

Dimana,
Req = Rp + (Np/Ns)^2 . Rs
Xeq = Xp + (Np/Ns)^2 . Xs
Setelah kita memahami, rangkaian pengganti ini, kita dapat menentukan nilai Req, Xeq, Rc dan Xm dengan
pengujian rangkaian tanpa beban dan hubung singkat. Yang diukur adalah daya (Watt), tegangan (V) dan arus
(I) di sisi primer.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

___________________________________________
Uji Rangkaian Terbuka l Uji Hubung Singkat
___________________________________________
Voc l Vsc
Ioc l Isc
Poc l Psc
 Uji Rangkaian Tanpa Beban
Dari pengujian ini, kita mendapatkan nilai Rc dan Xm. Nilai Rc dan Xm jauh lebih besar dibandingkan Req dan
Xeq. Karena drop tegangan lebih signifikan terjadi di Rc dan Xm. Sehingga didapat rangkaian untuk tanpa
bebean,

Yang pertama kali kita hitung adalah lYcml dan Power Factor dari data yang diambil.
lYcml = Ioc / Voc
PF = cos(pi) = Poc / (Voc . Ioc)
Dimana,
Ycm = (1 / Rc) + j (1 / Xm)
= lYcml cos(pi) + j lYcml sin (pi)
Sehingga didapat,
Rc = 1 / ( lYcml cos(pi) )
Xm = 1 / ( lYcml sin(pi) )
 Uji Hubung Singkat
Tegangan di sisi sekunder pada hubung singkat relatif kecil. Sehingga drop tegangan di Rc dan atau Xm
sangatlah kecil, dapat diabaikan. Oleh karenanya, tegangan yang didapat merupakan tegangan di Zeq. Dapat
dijelaskan melalui rangkaian saat hubung singkat sebagai berikut,

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Pertama-tama kita hitung terlebih dahulu lZeql dan PF.


Zeq = Vsc / Isc
PF = cos(pi) = Psc / (Vsc . Isc)
Dimana,
Zeq = Req + j Xeq
= lZeql cos(pi) + j lZeql sin(pi)
Sehingga didapat,
Req = lZeql cos(pi)
Xeq = lZeql sin(pi)
Short Circuit

Sebuah hubungan pendek (terkadang disingkat singkat atau s / c) adalah rangkaian listrik yang memungkinkan
saat ini untuk melakukan perjalanan sepanjang jalur yang tidak diinginkan, sering di mana dasarnya tidak ada
(atau sangat rendah) impedansi listrik ditemui. Kebalikan listrik arus pendek adalah " rangkaian terbuka ", yang
merupakan perlawanan tak terbatas antara dua node. Hal ini umum untuk menyalahgunakan "hubungan
pendek" untuk menggambarkan setiap kerusakan listrik, terlepas dari masalah yang sebenarnya.

Sebuah hubungan pendek adalah koneksi abnormal antara dua node dari sebuah sirkuit listrik dimaksudkan
pada tegangan yang berbeda. Hasil ini merupakan berlebihan arus listrik / arus lebih hanya dibatasi oleh
resistensi setara Thevenin dari sisa jaringan dan berpotensi menyebabkan kerusakan sirkuit, terlalu panas, api
atau ledakan . Meskipun biasanya hasil dari suatu kesalahan, ada kasus di mana sirkuit pendek yang
disebabkan sengaja, misalnya, untuk tujuan-sensing tegangan pelindung sirkuit linggis . Dalam rangkaian
jangka pendek digunakan oleh analogi untuk menunjuk hubungan antara dua node. Hal ini akan memaksa dua
node berada pada tegangan yang sama. Dalam sebuah hubungan pendek yang ideal, ini berarti tidak ada
perlawanan dan tidak ada jatuh tegangan pendek. Dalam analisis rangkaian sederhana, kabel dianggap celana
pendek. Dalam rangkaian nyata, hasilnya adalah sambungan dari hampir nol dan hampir tidak melawan.
Dalam kasus seperti itu, saat ini diambil dibatasi oleh seluruh rangkaian.Jenis umum dari hubungan pendek
terjadi ketika terminal positif dan negatif dari baterai terhubung dengan rendah resistansi konduktor , seperti
kawat . Dengan resistensi rendah dalam koneksi, tinggi saat ini ada, menyebabkan sel untuk memberikan
sejumlah besar energi dalam waktu singkat.

Sebuah arus besar melalui baterai dapat menyebabkan penumpukan cepat panas, yang berpotensi
mengakibatkan ledakan atau pelepasan hidrogen gas dan elektrolit (suatu asam atau basa ), yang dapat
membakar jaringan, menyebabkan kebutaan atau bahkan kematian. Kabel kelebihan beban juga dapat
menjadi terlalu panas, kadang-kadang menyebabkan kerusakan pada isolasi kabel, atau kebakaran. Kondisi
saat ini yang tinggi juga dapat terjadi dengan motor listrik beban dalam kondisi macet, seperti ketika impeller
dari digerakkan oleh tenaga listrik pompa macet oleh puing-puing, ini tidak pendek, meskipun mungkin
memiliki beberapa efek yang sama.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Dalam perangkat listrik, sirkuit pendek yang tidak disengaja biasanya disebabkan ketika kawat itu isolasi rusak,
atau saat lain bahan melakukan diperkenalkan, sehingga biaya untuk mengalir sepanjang jalur yang berbeda
dari yang dimaksudkan.

Dalam listrik sirkuit, sirkuit pendek dapat terjadi antara dua fase , antara fase dan netral atau antara fase dan
bumi (ground). Sirkuit pendek tersebut kemungkinan akan menghasilkan arus yang sangat tinggi dan karena
itu cepat memicu perangkat proteksi arus lebih. Namun, adalah mungkin untuk sirkuit pendek untuk timbul
antara konduktor netral dan bumi, dan antara dua konduktor fase yang sama. Sirkuit pendek semacam itu
dapat berbahaya, terutama karena mereka mungkin tidak segera menghasilkan arus yang besar dan karena itu
lebih cenderung tidak terdeteksi. Efek yang mungkin termasuk energisation tak terduga dari rangkaian
dianggap diisolasi. Untuk membantu mengurangi efek negatif dari arus pendek, listrik trafo distribusi yang
sengaja dirancang untuk memiliki sejumlah reaktansi bocor . Reaktansi bocor (biasanya sekitar 5 sampai 10%
dari impedansi beban penuh) membantu membatasi baik besar dan laju kenaikan dari arus gangguan.

Sebuah hubungan pendek dapat menyebabkan pembentukan busur . Busur, saluran terionisasi panas plasma ,
sangat konduktif dan dapat bertahan bahkan setelah sejumlah besar bahan asli dari konduktor diuapkan. Erosi
permukaan adalah tanda khas dari kerusakan busur listrik. Bahkan busur pendek dapat menghapus sejumlah
besar bahan dari elektroda. Suhu dari busur listrik yang dihasilkan sangat tinggi (puluhan ribu derajat
Fahrenheit), menyebabkan logam pada permukaan kontak mencair, kolam renang dan bermigrasi dengan saat
ini, serta melarikan diri ke udara sebagai partikel halus.

Kerusakan dari sirkuit pendek dapat dikurangi atau dicegah dengan menggunakan sekering , pemutus sirkuit ,
atau perlindungan yang berlebihan , yang melepas kabel daya sebagai reaksi terhadap saat ini berlebihan.
Perlindungan yang berlebihan harus dipilih sesuai dengan arus sirkuit pendek calon dalam sebuah rangkaian.
Misalnya, besar peralatan rumah tangga (seperti pengering pakaian) biasanya menarik 10 sampai 20 ampere,
sehingga sangat umum bagi mereka untuk dilindungi oleh 20-30 sirkuit pemutus ampere, sedangkan sirkuit
pencahayaan biasanya menarik kurang dari 10 ampere dan dilindungi oleh 15 -20 ampere pemutus. pengukur
Kawat ditentukan dalam bangunan dan listrik kode , dan harus dipilih dengan cermat untuk aplikasi khusus
mereka untuk memastikan operasi yang aman dalam hubungannya dengan perlindungan yang berlebihan.

Dalam instalasi yang tidak tepat, maka arus lebih dari hubungan pendek dapat menyebabkan pemanasan
ohmik bagian sirkuit dengan konduktivitas miskin (sendi yang rusak di kabel, kontak rusak di soket listrik, atau
bahkan situs dari hubungan pendek itu sendiri). Overheating seperti ini merupakan penyebab umum dari
kebakaran . Busur listrik, jika membentuk selama arus pendek, menghasilkan jumlah tinggi panas dan dapat
menyebabkan pengapian dari bahan mudah terbakar juga.

 Open Circuit

Tegangan rangkaian terbuka, V OC, adalah tegangan maksimum yang tersedia dari sel surya, dan ini terjadi pada
arus nol. Tegangan rangkaian terbuka sesuai dengan jumlah bias maju pada sel surya karena bias dari

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

persimpangan sel surya dengan cahaya yang dihasilkan saat ini. Tegangan rangkaian terbuka ditunjukkan pada
kurva IV di bawah ini.

Kurva IV sel surya menunjukkan tegangan sirkit terbuka.

Persamaan untuk V oc ditemukan dengan mengatur arus yang sama bersih menjadi nol dalam persamaan sel
surya untuk memberikan:

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


PROSEDUR
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah
rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi bahaya,
segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.

1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang diperlukan dalam
bingkai eksperimental.

2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada Gambar
2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.

3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan saklar perlindungan batas arus 3-F.
4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah jarum jam
sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC

5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus I 1 (diperoleh
dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1.

6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-fasa dan catu
daya 3ϕ AC/DC.

7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :

𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1 × 𝐼1

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 2.5 Diagram Sirkuit untuk tes Sirkuit Terbuka

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

2.6 Diagram Koneksi untuk tes Sirkuit Terbuka

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V. TABEL DATA PENGAMAT


Tabel 5.1 Nilai Tegangan dan Arus yang terukur (daya 60Hz)

V1 I1
24 V 0,62 A

Rugi Besi = 0,4 x V1 x I1

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI. TUGAS
AKHIR

1. Mengapa timbul panas pada inti besi?

2. Jelaskan jenis pendinginan pada transformator!

3. Jelaskan cara apa saja yang digunakan untuk mengurangi rugi inti besi!

4. Jelaskan kegunaan pengujian rangkaian terbuka serta keuntungan an kerugian dari


pengujian ini !
5. Jelaskan bagaimana karakteristik dari pengujian ini dan bagaimana pengujian ini dapat
dikatakan pengujian rangkaian terbuka !

1. Karena inti besi secara terus menerus dialiri oleh arus maka lama kelamaan inti besi
menimbulkan panas.
2. A. Tipe Kering
 AA : Pendingin udara natural
Udara disekitar digunakan untuk pendinginan. Metode ini biasanya dipakai
untuk transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 1,5 MVA.
 AFA : Pendinginan udara terpompa
Udara ditiupkan paksa ke permukaan tangki untuk menambah laju disipasi panas. Kipas-
kipas pendingin dinyalakan saat temperatur pada belitan meningkat di atas batas yang
diperbolehkan.
B. Tipe Basah
 ONAN : Oil Natural Air Natural
Pada tipe ini udara dan oil akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oil akan dipengaruhi
oleh suhu dari oil tersebut.
 ONAF : Oil Natural Air Forced
Pada tipe ini oil akan bersikulasi dengan alami namun saat oil melalui radiator oil akan
didinginkan dibantu dengan kipas/fan.
 OFAF : Oil Forced Air Forced
Pada tipe ini oil akan didinginkan dengan bantuan pompa agar sirkulasi semakin cepat dan
juga dibantu kipas/fan pada radiatornya. Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-
kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas
dan bersifat pula sebagai isolasi (tegangan tembus  tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi. 

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

 OFWF : Oil Forced Water Forced


Merupakan transformator dengan minyak sebagai pendingin belitan yang bersirkulasi
secara paksa atau buatan dan air sebagai pendingin luar yang bersirkulasi secara paksa atau
buatan.
 a. Harus didinginkan dengan media pendingin, Umumnya digunakan minyak khusus untuk
mendinginkan trafo ini
b. Inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah induksi arus eddy yang
terbentuk di dalam inti besi
c. Mutu kawat yang bagus dengan nilai hambatan yang kecil dapat mengurangi rugi-rugi
tembaga.
4. Uji rangkaian terbuka (open circuit) digunakan dalam teknik listrik untuk menentukan
impedansi tanpa beban dicabang eksitasi dari transformator.
Keuntungan : dapat mengetahui rugi-rugi inti besi pada trafo
Kerugian : tidak ada beban pada sisi sekunder karena rangkaian dibiarkan terbuka, arus
diabaikan melewati sekunder (arus nol) sehingga tidak ada medan magnet yang dibuat berarti
arus nol diinduksi pada sisi primer.
5. Karakteristik dari pengujian rangkaian terbuka yaitu tidak ada arus yang diteruskan pada sisi
primer karena tidak ada beban pada sisi sekunder sehingga arusnya nol dan tidak ada medan
magnet. Dikatakan pengujian terbuka karena tidak ada beban pada sisi primer sehingga
arusnya nol dan tidak dapat diteruskan ke sisi primer.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII. ANALISA

Nama : Dian Aulia Rahman


NIM : 201711289

Pada modul transformator percobaan 1.2 yang berjudul pengujian sirkuit terbuka mempunyai
tujuan yaitu agar praktikan dapat menunjukkan tes rangkaian terbuka dan menentukan rugi besi pada
transformator satu fasa setelah dilakukan percobaan. Transformator yang digunakan pada percobaan
ini adalah transformator satu fasa. Sirkuit terbuka pada transformator satu fasa ini dilakukan dengan
membuka kumparan sekunder transformator. Jadi, arus hanya mengalir pada kumparan primer dan inti
besi saja karena arus mengalir hanya pada rangkaian tertutup, dan arus pada loop tersebut mengalir
secara terus-menerus sehingga nilainya menjadi besar. Pengujian rangkaian terbuka merupakan cara
untuk mengetahui adanya rugi-rugi pada inti besi. Karena saat sisi sekunder terbuka, maka arus pada
sisi sekunder pun bernilai nol dengan begitu nilai tegangannya sama dengan tak hingga.
Terdapat dua macam rugi-rugi pada inti besi, yaitu rugi-rugi histerisis dan rugi-rugi eddy current.
Rugi-rugi histerisis terjadi saat menjadikan komponen inti besi kembali kepada kondisi ketika inti besi
tersebut belum adanya induksi magnet yang berupa fluks magnetik saat kumparan belum teraliri oleh
arus AC. Kumparan yang terlebih dahulu dialiri arus adalah kumparan primer. Karena kumparan
tersebut teraliri arus bolak-balik maka akan timbul medan magnet. Selain itu pada inti besi terdapat
molekul kecil yang disebut dipol-dipol. Sebelum transformator dialiri arus AC, dipol-dipol pada inti
besi ini bergerak secara bebas tidak beraturan. Saat sumber AC dinyalakan dan arus mengalir ke
kumparan primer transformator kemudian timbulnya medan magnet, dipol-dipol pada inti besi yang
terinduksi oleh kumparan primer akan menjadi satu arah dengan arah bergeraknya fluks magnet. Dari
transformator itu sendiri adanya reaksi yang berlawanan pada dipol-dipol tersebut. Reaksi daripada
dipol ini untuk mengembalikan inti besi ke kondisi awal sebelum terinduksi. Peristiwa ini dapat terjadi
karena sifat dari arus AC yaitu yang mempunyai kondisi nol atau off. Peristiwa pada transformator ini
disebut juga dengan rugi-rugi histerisis. Pada kurva histerisis terdapat kondisi awal saat transformator
dicatu daya oleh sumber AC maka voltase dari nol atau dari keadaan off kemudian akan naik. Seiring
dengan bertambahnya nilai intensitas magnet, maka nilai kerapatan fluks juga nilainya semakin
bertambah. Kondisi ini disebut juga sebagai kondisi saturasi. Nilai dari intensitas magnet dan
kerapatan fluks ini hanya pada nilai tertentu saja. Kemudian saat arus AC menuju ke keadaan off nya,
intensitas magnet dan kerapatan fluksnya akan menurun kembali menuju kondisi awalnya. Dipol-dipol
pada inti besi yang tadinya searah dengan arah fluks magnet, mulai bergerak bebas lagi walaupun
hanya sebagian kecil. Kondisi ini disebut juga dengan kondisi remanansi. Kondisi ini terjadi karena
inti besi pada transformator tidak memungkinkan kembali kepada kondisi awalnya, jadi hanya
mendekati nol saja. Remanansi ini juga merupakan keadaan pengurangan sifat kemagnetan dari inti

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

besi. Kemudian dari keadaan tersebut tetap dilanjutkan yang mana pada kurva histerisis setelah kondisi
remanansi terdapat kondisi lain. Pada kondisi ini, dipol-dipol kembali seperti pada kondisi awal yang
semakin mendekati nilai nol pada kurva, dimana mayoritas dari arah pergerakan dipol-dipol tersebut
sudah bebas. Kondisi ini dinamakan kondisi demagnetisasi. Gaya kohersif adalah keadaan dimana inti
besi mempertahankan sisa-sisa magnet yang sudah berkurang sebelumnya karena dipol kemabli
bergerak bebas. Proses selanjutnya yaitu ketika arus AC mulai naik tetapi dalam arah yang negatif.
Pada kurva pun intensitas magnet semakin naik begitu juga dengan nilai kerapatan fluksnya, keduanya
dalam arah negatif pula. Kondisi ini merupakan kondisi lanjutan dari kondisi demagnetisasi. Kemudian
dilanjutkan ke kondisi pertama, saat tegangan dan medan magnet naik kembali pada arah yang positif.
Begitu pun seterusnya. Siklus ini akan berulang secara terus-menerus saat transformator masih
terhubung dengan sumber AC, kecuali sumber diputus secara paksa, siklus ini akan terhenti. Rugi-rugi
histerisis disebabkan oleh fenomena histerisis dalam proses magnetisasi inti besi atau rugi-rugi yang
berkaitan dengan penyusunan kembali medan magnetik di dalam inti besi pada setiap setengah siklus,
sehingga timbul fluks bolak-balik pada inti besi. Kerugian ini tergantung pada volume dan kadar besi
yang digunakan untuk konstruksi inti besi trafo, frekuensi pembalikan magnetik dan nilai kerapatan
fluks.
Rugi-rugi arus eddy terjadi karena adanya arus pusar yang memutar pada penampang inti besi
akibat adanya arus listrik pada lilitan primer menimbulkan fluks pada inti magnet yang melawan
perubahan fluks magnetik yang membangkitkan GGL pada lilitan sekunder. Perubahan fluks magnet
ini terjadi karena transformator dihubungkan dengan sumber AC yang mempunyai karakteristik yaitu
besar dan polaritas dari arus atau tegangannya yang berubah-ubah terhadap waktu. Karena nilainya
yang terus berubah, maka terjadilah induksi magnet berupa fluks magnetik, yang juga berubah-ubah
arah. Perubahan fluks magnetik pada inti besi menyebabkan arus yang memutari inti besi secara terus
menerus. Terlebih jika penampang dari besi tersebut merupakan balok besi tebal tunggal. Arus pusar
yang terjadi akan terdapat di segala sisi balok besi, yang tentu saja akan mempengaruhi besarnya rugi-
rugi daya pada transformator. Karena pada saat terjadi induksi arus listrik maka energi listrik akan
diubah menjadi panas. Oleh sebab itu, inti besi dibuat dengan bentuk lempengan besi yang tipis yang
di susun beberapa lapis dan diberi sekat yang disebut laminasi. Dengan begitu, arus pusar akan sangat
berkurang dan menjadi kecil pada inti besi karena terjadi hanya pada satu sisi yang tipis pada masing-
masing lempengan besi. Isolasi pada inti besi digunakan untuk mengurangi panas. Selain untuk
mengurangi panas, inti besi dibuat berlapis-lapis agar meningkatkan efisiensi untuk mempermudah
jalannya fluks magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik pada kumparan tanpa terjadi kejenuhan. Bila
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam
transformator).

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR


NIM: 201711293
Pada praktikum Trasformator ini dengan judul Pengujian Sirkuit Terbuka (Open Circuit)
yang bertujuan yaitu Setelah menyelesaikan praktikum ini, praktikan seharusnya mampu untuk
menunjukan te rangkain terbuka dan menentukan rugi besi pada tranformator Satu fasa.Adapun alat
yang kita gunakan dalam praktikum ini yaitu Modul Catu daya tiga fasa (sebagai alat yang di uji
cobakan ),Catu daya 3 ϕ Ac/Dc (Sebagai Sumber tegangan ), Modul saklar perlindungan batas arus
tiga kutub,kemudian Meter ACV Digital dengan tipe ( EM-3310-2A) atau dengan tipe (EM-3310-
3D),kemudian Set Sekring,Trasformator 1 fasa ,Meja laboraturium,Bingkai Experimental EM-3380-
1A atau dengan tipe EM- 3390-2A,Setelah itu penghubung pemegang kunci ,Set Colokan penghubung
keamanan.

Ttasformator atau trafo adalah Sebuah Alat listrik yang mengubah nilai tegangan dengan
prinsip induksi elektromagnetik atau suatu alat listrik yang dapat menaikan dan menurunkan tegangan.
contohnya menaikan tegangan yang awalnya 20 KV ke 0,4 K dan menurunkan tegangan dari 220
VAC ke 12 VAC.Trafo bisa juga untuk Mentrasfer Energi.Prinsip kerja dari trasformator ini yaitu,
Ketika sebuah kumparan primer dialiri arus listrik AC maka akan timbul medan magnet atau
fluks,Fluktuasi medan magnet yang terjadi disekitar kumparan primer akan menginduksi kedalam
kumparan sekunder sehingga terjadi kelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder.Hukum-hukum yang berlaku dalam trafo ini yaitu Hukum Oersted “ jika muatan listrik
mengalir melalui kawat penghantar konduktor ,maka akan timbul pengaruh magnetic disekitar kawat
berarus tersebut.Atau arus mengalir ke komponen primer sehingga membentuk magnet .Kemudian
Hukum Maxwell yaitu Arah flukls magnet,sesuai dengan kaidah tangan kanan setelah itu hokum
Faraday yang dimana fluks magnet yang mencapai kumparan sekunder,sehingga menghasilkan GGL
(Gaya Gerak Listrik). Dan yang terakhir Hukum Lenz “ GGl menghantarkan arus mengalir pada
kumparan sekunder sehingga menghasilkan fluks magnet yang berlawanan dengan fluks Primer”.

Pada percobaan ini sebenarnya kita ingin melihat adanya rugu-rugi pada inti besi .dengan judul
tadi maka dari itu kita menggunakan rangkai terbuka ( open Circuit ) . Pada dasarnya Sebuah
Transformator yang sederhanaterdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder. , kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang
dinamakan dengan Inti Besi (Core) dan saat kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan
menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya (inti besi ). Rangkaian terbuka atau
open circuit adalah rangkaian alat-alat listrik yang dirangkai sehingga tidak terjadi aliran dalam
rangkaian disebut juga sebagai rangkaian terputus (saklar terbuka).dalam rangkainnya kita
memutuskan atau memberikan saklar terbuka pada lilitan sekundernya sehingga tidak ada arus yang
mengalir ke bagian sekundernya ,maka kita akn dapatkan arus yang maksimum yang masuk kedalam

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

ini besi,dari hal tersebeut kita bisa mengetahui rugi-rugi yang terjadi.Ada dua jenis rugi-rugi yang
terjadi yaitu : Eddy Current dan Histerisis. Eddy Current terjadi pada saat inti besi terinduksi maka
akan timbul arus pusar (arus yang berputar pada inti besi ) pada inti besi sehingga menimbulkan panas,
atau arus yang berisi sirkulasi didalam inti transformtor yang diakibatkan oleh terjadinya fluks
magnetic.

Dan untuk Rugi-rugi Histerisis adalah pada saat fluks mengalir pada inti besi,terdapat fluks
yang tertinggal pada inti besi sehingga bergesekan dan menimbulkan panas atau karena yang di
gunakan adalah tegangan Ac sehingga arus akan mengalir secara bolak balik dari sumber ke inti besi
sehingga pada molekul-molekul yang bekerja bolak- balik berlawanan antara masuk dan keluarnya
tersebut terjadi pergesekan maka menimbulkan panas.Dibalik kedua kerugi-rugian tersebut kita dapat
menanggulanginya yaitu untuk Eddy Current dengan cara laminasi atau dengan membuat inti besi
tersebut berlapis-lapis sehingga dapat menghambat perputaran arus pusar pada inti besi .

Untuk penanggulangan pada Rugi histerisis yaitu pada inti besinya kita menggunakan bahan
feromagnetik (karena bahan pada feromagnetik ini sangat kuat sehingga menarik magnetic pada inti
besi dan tidak ada gesekan pada fluk yang berlawanan tersebut).Kemudian dengan car alai yaitu
pendinginan ,yang di man pendinginan ini terbagi menjadi beberapa bagian ,Yaitu: 1) Tipe Kering ada
AA “Pendingin udara natural yaitu udara disekitar digunakan untuk pendinginan. Metode ini biasanya
dipakai untuk transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 1,5 MVA”.kemudian AFA “
Pendinginan udara terpompaUdara ditiupkan paksa ke permukaan tangki untuk menambah laju
disipasi panas”. 2) Tipe Basah aada beberapa bagian juga yaitu ONAN “Oil Natural Air Natural Pada
tipe ini udara dan oil akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oil akan dipengaruhi oleh suhu
dari oil tersebut. Metode ini banyak digunakan oleh transformator dengan kapasitas daya sampai
dengan 30 MVA”. Transformator ini  dipasangi radiator tipe sirip untuk sirkulasi minyak secara alami
atau natural.kemudian ada ONAF : Oil Natural Air Forced
Pada tipe ini oil akan bersikulasi dengan alami namun saat oil melalui radiator oil akan didinginkan
dibantu dengan kipas/fan. Metode ini banyak digunakan oleh transformator dengan kapasitas daya
antara 30 MVA dan 60 MVA. Menggunakan radiator tipe sirip yang dilengkapi dengan kipas
pendingin. Kipas-kipas dinyalakan pada saat pembebanan yang berat saja.

Pada pengujian Open circuit ini Berfungsi untuk melihat impedansi yang di miliki pada inti
besi. Pada rangkain Open ini terjadi di pada belitan sekundernya untuk di inti besi terdapat impedansi
(Z) namu jika di rangkain terlambangkan dengan Rc dan Xm semua itu karana sifat konduktor sendiri
yang bisa sebagai beban.Ketika konduktor di tembus dengan arus yang berlawanan maka timbul
medan pusar.Kita menghitung impedansi pada inti besi ini dengan rumus P = 0,4 x V x I yang dimana
0,4 itu dalah ketetapan untuk menghitung inti besinya. Sudut dari impedansi adalah Art.cos φ = cos -1 φ

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

P2
Untuk sudut dari cos -1 φ adalah 0,8 untuk menghitung Cos φ rumusnya yaitu Cos φ = .Dan
V 2. I 2
1 V
untuk mempermudah kita mencari nilai impedansi kita menggunakan atmitasi yaitu Y = ,Z= /Y
Z I
I1
= ¿cos -1 φ = a ¿ b kemudian Y = a cos b + J a sin b dengan demikian untuk (a cos b) itu adalah R
V2
1 1
sedangkan ( J a sin b) adalah x .Maka Z = = maka untuk mencari impedansinya
y a cos b=J a sin b
yaitu Z = R = J X. Pada trafo open sirkuit ini arusnya I1 mendekati 0 ( I1 ≈ 0 ¿, untuk tegangannya
mendekati tak terhingga ( V1 ≈ ∞ ¿, dan P = V.I. Trafo yang kita gunakan ini adalah trafo Step Up.
Untuk menghitung rugi besi dengan menggunakan persaman Rugi Besi = 0,4 x V1 x I1.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VIII. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Sirkuit terbuka pada transformator satu fasa ini dilakukan dengan membuka kumparan sekunder
transformator. Jadi, arus hanya mengalir pada kumparan primer dan inti besi saja karena arus
mengalir hanya pada rangkaian tertutup, dan arus pada loop tersebut mengalir secara terus-
menerus yang menjadikan nilai arusnya semakin besar.
2. Pengujian rangkaian terbuka merupakan cara untuk mengetahui adanya rugi-rugi pada inti besi.
Karena saat sisi sekunder terbuka, maka arus pada sisi sekunder pun bernilai nol dengan begitu
nilai tegangannya sama dengan tak hingga, jika daya dijaga tetap.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 1.3
PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung
singkat ini dan menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.
II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Peralatan Yang Keterangan Kode Alat


dibutuhkan :
Jumlah
1 Modul power suplai tiga fasa EM-3310-1B
1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D
1 Saklar tiga kutub pengaman pembatas EM-3310-2A
arus
2 AC Ampere meter digital EM-3310-3C
1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D
1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B
1 Trafo satu fasa EM-3340-1A
1 Meja laboratorium EM-3380-1A
1 Kerangka percobaan atau EM-3380-2B
Kerangka percobaan EM-3380-2A
1 Penghubung penahan EM-3390-1A
1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A
1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III. TEORI MODUL

Hubung singkat / short circuit adalah salah satu gangguan yg bisa terjadi di sistem tenaga listrik.
Defenisi hubung singkat menurut IEC 60909 adalah, hubungan konduksi sengaja atau tidak sengaja
melalui hambatan atau impedansi yg cukup rendah antara dua atau lebih titik yg dalam keadaan
normalnya mempunyai beda potensial.Penyebab dari hubung singkat diantaranya adalah:
 Hubungan kontak langsung dengan konduktor bertegangan
 Temperatur berlebih karena adanya arus berlebih / overload
 Pelepasan / discharge elektron yg merusak karena tegangan berlebih
 Busur / arcing karena pengembunan bersama dengan udara, terutama pada isolator
Akibat dari hubung singkat diantaranya adalah:

1. Membahayakan keselamatan manusia


2. Putusnya suplai tenaga listrik
3. Kerusakan peralatan listrik karena peningkatan tekanan termal dan mekanis yg akhirnya tidak
bisa ditoleransi oleh peralatan listrik
Jenis-jenis hubung singkat diantaranya:
A. Hubung singkat simetri

Hubung singkat ini terjadi pada sistem 3 fasa saja. Hubung singkat ini terjadi pada ketiga konduktor
berarus terhubung singkat secara bersamaan. Jenis hubung singkat simetri hanya untuk hubung singkat
3 fasa dengan atau tanpa ke tanah. Hanya 5% dari total kejadian gangguan hubung singkat adalah
hubung singkat 3 fasa.

B. Hubung singkat tidak simetri

Hubung singkat ini terjadi pada sistem 1 dan 3 fasa. Hubung singkat ini terjadi di antara konduktor
berarus dengan atau tanpa ke tanah.Hubung singkat tidak simetri ini dibagi menjadi :

1. Fasa ke fasa tanpa ke tanah


2. Fasa ke fasa dengan ke tanah
3. Fasa ke tanah (80% dari total gangguan hubung singkat)
Diagram hubung singkat ditunjukkan seperti dibawah:

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Perhitungan arus hubung singkat bisa menggunakan beberapa metode:

 Metode impedansi
 Metode komposisi
 Metode konvensional
 Metode komponen simetri
Sedangkan menurut standard, terbagi atas 2 yaitu:
1. IEEE
2. IEC
rugi – rugi yang terjadi pada inti besi disebut “iron losses “ (rugi-rugi besi). Kerugian pada inti besi
terdiri dari :

1. Hysterisis losses (rugi-rugi histerisis)

Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet di dalam inti
besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang timbul ini menunjukan
kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk menjadi
energi panas. Panas yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga pada trafo – trafo transmisi daya
listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media pendingin. Umumnya digunakan minyak khusus
untuk mendinginkan trafo ini.

Sebuah trafo didesain untuk bekerja pada rentang frekuensi tertentu. Menurunnya frekuensi arus listrik
dapat menyebabkan meningkatnya rugi-rugi histerisis dan menurunkan kapasitas (VA) trafo.

2. Kerugian karena Eddy current (eddy current losses)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Kerugian karena Eddy current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang menginduksi logam. Ini
disebabkan oleh aliran fluk magnetik disekitar inti besi. Karena inti besi trafo terbuat dari konduktor
(umumnya besi lunak), maka arus Eddy yang menginduksi inti besi akan semakin besar. Eddy current
dapat menyebabkan kerugian daya pada sebuah trafo karena pada saat terjadi induksi arus listrik pada
inti besi, maka sejumlah energi listrik akan diubah menjadi panas. Ini merupakan kerugian.

Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah
induksi arus Eddy yang terbentuk di dalam inti besi. Perbedaan induksi arus Eddy di dalam inti besi

3. Rugi-rugi tembaga (copper losses)

Rugi – rugi yang ketiga adalah rugi-rugi tembaga (copper losses). Rugi-rugi tembag terjadi di kedua
kumparan. Kumparan primer atau sekunder dibuat dari gulungan kawat tembaga yang dilapisi oleh
isolator tipis yang disebut enamel. Umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang cukup
panjang. Gulungan kawat yang panjang ini akan meningkatkan hambatan dalam kumparan. Pada saat
trafo dialiri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan mengubah sejumlah kecil arus listrik
menjadi panas yaitu sebesar (i2R). Semakin besar harga R maka semakin besar pula energi panas yang
timbul di dalam kumparan. Mutu kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat
mengurangi rugi – rugi tembaga.

Parameter traformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian ekivalen) Rc,XM,r,Rek dan Xek,
dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran (test) yaitu pengukuran beban nol dan
pengukuran hubungan singkat.

Pengukuran Beban Nol

Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkandengan sumber V 1, seperti telah
diterangkan terdahulu maka hanya Io yang mengalir. Dari pengukuran daya yang masuk (P1), arus Io
dan tegangan V1 akan diperoleh harga :

                                            Rc  =  V2 / P

                                            Zo = V1 / Io =  j (XM Rc )  / (Rc + jXM)

Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui Harga Rc dan XM.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 1 Rangkaian pengukuran beban nol

Pengukuran  Hubung Singkat

Hubung singkat berarti impedansi ZL deiperkecil menjadi nol, sehingga impedansi Zek = Rek + jXek.
Yang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga tegangan yang masuk
(Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus normal. Harga I o akan relatif kecil
jika dibandingkan dengan arus nominal,sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan.

Dengan mengukur tegangan Vhs, arus Ihs dan daya Phs akan dapat dihitung parameter:

Gambar 2 Pengukuran hubung singkat

Pengaturan Tegangan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Pengaturan tegangan suatu transformator ialah perubahan tegangan sekunder antara beban nol dengan
beban penuh pada suatu faktor kerja tertentu, dengan tegangan primer konstan.

Dengan mengingat model rangkaian yang telah ada (dalam hal ini harga sekunder ditransformasikan
ke harga primer) :

Gambar 3 Rangkaian pengganti dilihat dari sisi primer

Dari rangkaian diatas ternyata :

  a.V2 tanpa beban  =  V1

  a.V2  beban penuh  =  harga tegangan nominal (dalam hal ini tegangan nominal primer).

Contoh 1.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Pengukuran hubungan singkat transformator fasa tunggal 15 Kva yang mempunyai perbandingan
tegangan 2400 V /240 V. f = 50 c/s menghaasilkan data pengukuran sbb:

Arus hubung singkat         Ihs = 6,25 A

Tegangan yang dipasang   Vhs = 131 V

Daya masuk                    Phs = 214 W

Hitunglah prosentasi pengaturan untuk beban dengan cos Ф =  0.8 terbelakang.

Pemecahan:                                                           

Faktor kerja pada keadaan hubungan singkat :

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV.PELAKSAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

PROSEDUR
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah
rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi bahaya,
segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.
1. Letakkan modul 3ɸ AC/DC power suplai pada meja laboratorium pasang modul yang dibutuhkan
pada kerangka percobaan.
2. Susun rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada Fig. 1-2-1 dan rangkailah sesuai dengan
diagram pada Fig. 1-2-2. Pada modul 3ɸ AC/DC power suplai, atur knob pengatur tegangan pada
posisi 0.
3. Secara berurutan nyalakan pengaman pembatas arus 3 kutub dan modul power suplai tiga fasa.
4. Hidupkan modul 3ɸ AC/DC power suplai. Secara perlahan putar knob pengatur tegangan searah
dengan jarum jam sampai arus sekunder I2 mencapai 5A.
5. Atur tegangan pada V1 sebesar 2Volt, 4Volt, 6Volt, 8Volt secara berurutan dengan syarat arus
sekunder I2 tidak melebihi 5A.
6. Catat nilai tegangan primer V1, arus primer I1, dan arus sekunder I2 pada Tabel 1-2-1.
7. Secara berurutan matikan modul 3ɸ AC/DC power suplai, power suplai tiga fasa dan pengaman
pembatas arus 3 fasa

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 3.2 Circuit diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 3.3.Connection diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V.DATA PENGAMATAN

Tabel 1-2-1 Mengukur besarnya nilai tegangan dan arus


V 1 ( VOLT ) I 1 ( AMPERE ) I 2 ( AMPERE )
12 0,54 5,02

VI.TUGAS AKHIR

1. a. Gambarkan rangkaian ekivalen dari pengujian hubung-singkat ini!


b. Hitunglah besarnya nilai rugi-rugi tembaga dengan menggunakan rumus:
Rugi-rugi tembaga PLOSS= V1 x I1 =…
c. Hitung besarnya impedansi!
2. Apa tujuan kita mencari nilai rugi-rugi tembaga pada trafo?
3. Trafo jenis apa yang kita pakai pada pengujian hubung-singkat ini dan mengapa
menggunakan trafo jenis tersebut? Jelaskan
4. Apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai rugi-rugi tembaga? bagaimanakah cara
untuk mengurangi besarnya rugi-rugi tembaga? Jelaskan dengan menggunakan rumus
tahanan!
5. Jelaskan apa itu bahan ferromagnetik, paramagnetik dan diamagnetik!

Jawab:

1.
a. Rangkaian ekivalen

b. PLOSS= V1 x I1 = 12 V x 0.54 A = 6.48 W

v1
c. z= ∠ cos−1 ( 0.8 )
i1
12
z= ∠ 36,87∘
0.54
z=22,22 ∠ 36,87 ∘
z=22,22 cos 36,87 ∘+ j 22,22sin 36,87 ∘ ohm
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

2. Agar dapat melakukan penanganan yang tepat untuk mengatasi rugi- rugi tersebut dengan
menentukan Panjang ataupun luas penampang tembaga yang tepat.
3. Trafo 1 fasa. Karena trafo 1 fasa rangkaiannya lebih sederhana, hanya dengan menghubungkan
masing-masing kumparan primer dan kumparan sekundernya.
4. Besarnya rugi-rugi tembaga ini dipengaruhi oleh nilai tahanan tembaganya. Semakin besar nilai
tahanannya maka akan semakin besar juga rugi-rugi nya. Nilai tahanannya di rumuskan sebagai
berikut : R=ρ.l/A berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar Panjang
tembaga maka akan semakin besar nilai tahanannya, dan semakin besar luas penampangnya
maka semakin kecil nilai tahanannya.
5. Bahan paramagnetik
 adalah bahan yang sedikit menarik garis gaya magnetik seperti aluminium, magnesium,
titanium, platina, dan fungston. Jika tidak ada pengaruh medan magnetik luar, bahan ini tidak
memperlihatkan efek magnetlk karena momen magnetik total akibat gerak orbital dan elektron
relatif kecil.

Bahan feromagnetik adalah bahan yang sangat kuat menarik garis gaya magnetik seperti besi,
nikel, kobalt, dan gadolinium. Walaupun medan luar dihilangkan, sifat kemagnetan bahan
masih tetap ada. Sifat kemagnetan bahan feromagnetik akan hilang jika dlpukul-pukul ataupun
dipanaskan.

Bahan diamagnetik adalah bahan yang sedikit menolak garis gaya magnetik seperti natrium,
perak, bismut, raksa, dan intan. Ketika tidak ada pengaruh medan magnet luar, momen
magnetik akibat gerak orbital dan spin elektron saling meniadakan. Saat ada pengaruh medan
magnet luar, maka akan timbul medan magnet dalam tetapi masih lebih kecil.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII. ANALISA

Nama : Dian Aulia Rahman


NIM : 201711289

Pada praktikum kali ini yang berjudul PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT yang bertujuan
setelah menyelesaikan praktikum ini, anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung singkat ini
dan menentukan rugi rugi tembaga pada transformator satu fasa. Arti dari hubung singkat yaitu
kumparan sekunder dihubung singkat lalu kumparan primer dan amperemeter dihubung untuk
mengetahui rugi rugi pada tembaga. Rugi rugi pada tembaga dikurangi dengan cara menggunakan
tembaga yang mempunyai kualitas yang bagus. Sifat dari arus yaitu mengalir melalui tahanan yang
kecil jadi arus mengalir ke amperemeter daripada arus mengalir melalui intibesi dimana arusnya sangat
kecil sehingga tidak dianggap. Kumparan resistor dan induktor kita hubungkan menggunakan lilitan
maka terdapat rugi rugi pada tembaga. Lalu arus berputar atau seperti mengelilingi pada loops secara
terus menerus. Kali ini kita bahas tentang rugi rugi pada transformator, Besarnya rugi-rugi histerisis
bergantung pada jenis besi yang digunakan untuk inti transformator. Dengan demikian, dalam
praktiknya pemilihan bahan inti harus dipertimbangkan dengan baik untuk menghindari rugi-rugi
histerisis yang terlalu besar. Seperti telah disebutkan sebelumnya, transformator hanya bekerja untuk
suplai tegangan bolak-balik. Jadi, arus yang digunakan untuk membangkitkan fluks inti akan berubah
terus menerus dari nilai positif ke nilai negatif. Setiap saat terjadinya pembalikan arus akan terjadi pula
pembalikan fluks magnetik. Akibat dari terjadinya fluks yang dibangkitkan dan kemudian runtuh
secara berulang-ulang di dalam inti transformator inilah yang akan menimbulkan rugi-rugi histerisis.
Arus eddy ialah arus yang bersirkulasi di dalam inti transformator yang diakibatkan oleh terjadinya
perubahan fluks magnetik. Arus eddy ini dapat dikurangi dengan jalan membuat inti dari lembaran besi
yang terlaminasi dimana masing-masing laminasi inti diisolasi satu sama lainnya. Rugi-rugi besi
merupakan rugi-rugi yang sifatnya konstan dan tidak bergantung pada besarnya beban. Dalam kondisi
tanpa beban ataupun berbeban penuh, transformator akan memiliki rugi-rugi besi yang sama. Rugi rugi
tembaga yang terjadi dikedua kumparan umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang cukup
panjang. Gulungan kawat yang panjang ini akan meningkatkan hambatan dalam kumparan. Pada saat
dialiri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan mengubah sejumlah kecil arus listrik menjadi
panas. Mutu kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi rugi
tembaga. Remanensi/magnet remanen adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan magnet yang
bersifat sementara. Medan magnet remanen dihasilkan dengan cara mengalirkan arus listrik atau
digosok-gosokkan dengan magnet alam. Bila suatu bahan penghantar dialiri arus listrik yang dialirkan,
besarnya medan magnet yang dihasilkan tergantung pada besarnya arus listrik yang dialirkan. Medan
magnet remanen yang digunakan dalam praktek kebanyakan dihasilkan oleh arus dalam kumparan
yang berinti besi. Agar medan magnet yang dihasilkan cukup kuat, kumparan diisi dengan besi atau

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

bahan sejenis besi dan sistem ini dinamakan elektromagnet. Magnetisasi adalah sebuah proses ketika
sebuah materi yang ditempatkan dalam suatu bidang magnetik akan menjadi magnet. Proses ini
ditentukan oleh jenis bahan yang disesuaikan dengan kekuatan medan magnet. Pada sebagian besar
bahan, proses magnetisasi sangat kecil. Bahan yang menghasilkan magnetisasi kuat sekalipun berada
di medan magnet yang lemah disebut feromagnetik.Bahan feromagnetik terdiri dari dua bidang kecil
yaitu kompleks weiss dan bidang-bidang elementer. Bahan tersebut akan mengalami magnetisasi
tinggi karena sumbu-sumbu perputaran elektronnya sejajar. Faktor lain yang melemahkan magnetisasi
adalah pengarahan kompleks weiss pada bahan yang sembarangan. Misalnya terjadi pada sebuah
batang besi yang dimagnetisasi namun arah kompleks weiss sembarangan maka besi tersebut tidak
akan menjadi magnet atau tidak mengalami magnetisasi. Pengarahan kompleks weiss yang benar
adalah terarah sejajar dengan medan bahan yang akan dimagnetisasi. Magnetisasi akan terjadi jika
semua bidang bahan sudah terbentuk dan bahan tersebut sudah dikatakan jenuh.

Terdapat 2 jenis pendinginan pada transformator, ada tiper kering dan tiper basah. Tiper kering
terbagi menjadi 2 yaitu, pendingin udara natural, Udara disekitar digunakan untuk pendinginan.
Metode ini biasanya dipakai untuk transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 1,5 MVA.
Pendinginan udara terpompa, Udara ditiupkan paksa ke permukaan tangki untuk menambah laju
disipasi panas. Kipas-kipas pendingin dinyalakan saat temperatur pada belitan meningkat di atas batas
yang diperbolehkan. Tiper basah yaitu, ONAN : Oil Natural Air Natural, Pada tipe ini udara dan oil
akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oil akan dipengaruhi oleh suhu dari oil tersebut. Metode ini
banyak digunakan oleh transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 30 MVA.
Transformator dipasangi radiator tipe sirip untuk sirkulasi minyak secara alami/natural. ONAF : Oil
Natural Air Forced, Pada tipe ini oil akan bersikulasi dengan alami namun saat oil melalui radiator
oil akan didinginkan dibantu dengan kipas/fan. Metode ini banyak digunakan oleh transformator
dengan kapasitas daya antara 30 MVA dan 60 MVA. Menggunakan radiator tipe sirip yang dilengkapi
dengan kipas pendingin. Kipas-kipas dinyalakan saat pembebanan yang berat saja. OFAF : Oil Forced
Air Forced, Pada tipe ini oil akan didinginkan dengan bantuan pompa agar sirkulasi semakin cepat dan
juga dibantu kipas/fan pada radiatornya. Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan
intinya direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena
minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi
(tegangan tembus  tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak
trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, Ketahanan isolasi harus tinggi, Berat jenis harus
kecil, sehingga partikel partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat. Viskositas yang
rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik dan titik nyala
yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan. Tidak merusak bahan isolasi padat
(sifat kimia). OFWF : Oil Forced Water Forced, merupakan transformator dengan minyak sebagai
pendingin belitan yang bersirkulasi secara paksa atau buatan dan air sebagai pendingin luar yang

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

bersirkulasi secara paksa atau buatan. Transformator daya dengan rating daya yang besar dan memiliki
rentang penggunaan daya yang lebar pada umumnya menggunakan gabungan dari tiga jenis sistem
pendingin, yaitu ONAN, ONAF dan OFAF. Biasanya transformator tersebut dilengkapi oleh sensor
temperature analog. Sensor ini biasanya sudah diatur agar sistem pendingin dapat diubah
konfigurasinya ketika temperature transformator mencapai batasan tertentu. Misal ketika temperature
0oC – 50oC digunakan sistem ONAN, antara 50oC – 60oC digunakan sistem ONAF (kipas angin
menyala), dan ≥ 60oC digunakan sistem OFAF (pompa minyak menyala).

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR


NIM: 201711289
Pada praktikum Trasformator ini dengan judul Pengujian Hubung Singkat (Short Circuit ) yang
bertujuan yaitu Setelah menyelesaikan praktikum ini, praktikan dihapkan dapat menjelaskan pengujian
hubung singkat ini dan menentukan rugi –rugi tembaga tranformator Satu fasa.Adapun alat yang kita
gunakan dalam praktikum ini yaitu Modul Catu daya tiga fasa (sebagai alat yang di uji cobakan ),Catu
daya 3 ϕ Ac/Dc (Sebagai Sumber tegangan ), Modul saklar perlindungan batas arus tiga
kutub,kemudian Meter ACV Digital dengan tipe ( EM-3310-2A) atau dengan tipe (EM-3310-
3D),kemudian Set Sekring,Trasformator 1 fasa ,Meja laboraturium,Bingkai Experimental EM-3380-
1A atau dengan tipe EM- 3390-2A,Setelah itu penghubung pemegang kunci ,Set Colokan penghubung
keamanan.

Ttasformator atau trafo adalah Sebuah Alat listrik yang mengubah nilai tegangan dengan
prinsip induksi elektromagnetik atau suatu alat listrik yang dapat menaikan dan menurunkan tegangan.
contohnya menaikan tegangan yang awalnya 20 KV ke 0,4 K dan menurunkan tegangan dari 220
VAC ke 12 VAC.Trafo bisa juga untuk Mentrasfer Energi.Prinsip kerja dari trasformator ini yaitu,
Ketika sebuah kumparan primer dialiri arus listrik AC maka akan timbul medan magnet atau
fluks,Fluktuasi medan magnet yang terjadi disekitar kumparan primer akan menginduksi kedalam
kumparan sekunder sehingga terjadi kelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder.Hukum-hukum yang berlaku dalam trafo ini yaitu Hukum Oersted “ jika muatan listrik
mengalir melalui kawat penghantar konduktor ,maka akan timbul pengaruh magnetic disekitar kawat
berarus tersebut.Atau arus mengalir ke komponen primer sehingga membentuk magnet .Kemudian
Hukum Maxwell yaitu Arah flukls magnet,sesuai dengan kaidah tangan kanan setelah itu hokum
Faraday yang dimana fluks magnet yang mencapai kumparan sekunder,sehingga menghasilkan GGL
(Gaya Gerak Listrik). Dan yang terakhir Hukum Lenz “ GGl menghantarkan arus mengalir pada
kumparan sekunder sehingga menghasilkan fluks magnet yang berlawanan dengan fluks Primer”.

Pada percobaan ini kita menggunakan rangkain hubung singkat atau Short Circuit yang di
mana Hubung singkat atu short circuit adalah salah satu gangguan yg bisa terjadi di sistem tenaga
listrik.dilihat dari rangkainnya kita menggunakan kumparan primer dan kumparan sekunder dengan
kumparan sekundernya di hubung pararlel dengam ampere meter beda halnya dengan open circuit tadi
yang melepaskan kumparan sekundernya, Rugi-rugi daya ini terbagi atas beberapa bagian yaitu : Eddy
Current , Histerisis. Eddy dan Copper Losses. . Eddy Current terjadi pada saat inti besi terinduksi maka
akan timbul arus pusar (arus yang berputar pada inti besi ) pada inti besi sehingga menimbulkan panas,
atau arus yang berisi sirkulasi didalam inti transformtor yang diakibatkan oleh terjadinya fluks
magnetic. Dan untuk Rugi-rugi Histerisis adalah pada saat fluks mengalir pada inti besi,terdapat fluks
yang tertinggal pada inti besi sehingga bergesekan dan menimbulkan panas atau karena yang di

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

gunakan adalah tegangan Ac sehingga arus akan mengalir secara bolak balik dari sumber ke inti besi
sehingga pada molekul-molekul yang bekerja bolak- balik berlawanan antara masuk dan keluarnya
tersebut terjadi pergesekan maka menimbulkan panas.Dibalik kedua kerugi-rugian tersebut kita dapat
menanggulanginya yaitu untuk Eddy Current dengan cara laminasi atau dengan membuat inti besi
tersebut berlapis-lapis sehingga dapat menghambat perputaran arus pusar pada inti besi . Untuk
penanggulangan pada Rugi histerisis yaitu pada inti besinya kita menggunakan bahan feromagnetik
(karena bahan pada feromagnetik ini sangat kuat sehingga menarik magnetic pada inti besi dan tidak
ada gesekan pada fluk yang berlawanan tersebut.

Dan untuk Copper Loss adalah ketika arus mengalir pada tembaga atau sebagian kecil
muatan listrik berubah menjadi energy panas atau tembaga sendiri memilik hambatan bawaan ,Cara
menanggulangi kerugian pada tembaga ini dengan memilih kawat tembaga yang bagus yang
hambatannya tidak terlalu besar. Dan melakukan pendinginan .Ada beberapa pendinginan dengan tipe
basah yaitu : ONAN Oil Natural Air Natural Pada tipe ini udara dan oil akan bersikulasi dengan alami.
Perputaran oil akan dipengaruhi oleh suhu dari oil tersebut. Transformator dipasangi radiator tipe sirip
untuk sirkulasi minyak secara alami atau natural. Setelah itu ONAF : Oil Natural Air Forced Pada tipe
ini oil akan bersikulasi dengan alami namun saat oil melalui radiator oil akan didinginkan dibantu
dengan kipas atau fan. Menggunakan radiator tipe sirip yang dilengkapi dengan kipas pendingin.
OFAF : Oil Forced Air Forced Pada tipe ini oil akan didinginkan dengan bantuan pompa agar sirkulasi
semakin cepat dan juga dibantu kipas/fan pada radiatornya. Khusus jenis trafo tenaga tipe basah,
sehingga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga
yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan
bersifat pula sebagai isolasi (tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi

Ada beberapa bahan yang terdapat dalam inti besi yaitu : ferromagnetic ,paramagnetic dan
diamagnetic .yang di mana Bahan feromagnetik merupakan bahan yang sangat kuat sehingga dapat
menarik garis gaya magnetik seperti besi, nikel, kobalt, dan gadolinium. Walaupun medan luar
dihilangkan, sifat kemagnetan bahan masih tetap ada. Sifat kemagnetan bahan feromagnetik akan
hilang jika kita pukul-pukul ataupun dipanaskan lagi.Kemudian untuk Bahan paramagnetik merupakan
bahan yang sedikit menarik garis gaya magnetik seperti aluminium, magnesium, titanium, platina, dan
fungston. Kalau tidak ada pengaruh medan magnetik luar, bahan ini tidak memperlihatkan efek
magnetik karena momen magnetik total akibat gerak orbital dan elektron relatif kecil. Dan yang
terakhir yaitu Bahan diamagnetik merupakan bahan yang sedikit menolak garis gaya magnetik seperti
natrium, perak, bismut, raksa, dan intan. Karena Ketika tidak ada pengaruh medan magnet dari luar,
momen magnetik akibat gerak orbital dan spin maka elektron saling meniadakan. Saat ada pengaruh
medan magnet luar, maka akan timbul medan magnet dalam tetapi masih lebih kecil.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Pada rangkaian Short Circuit ini kita menggunakan ampere meter yang di hubungi ke
kumparan sekunder sehingga arus akan lebih memilih mengalir ke hambatan yang lebih rendah di
banding pada hambatan yang tinggi maka arus tersebut lebih memilih mengalir ke ampere meter di
banding ke lilitan sekunder dan kemudian kembali ke sumber maka dari itu di katan short circuit .di
dalam rangkain ini terdapat juga inti besi namun karena arus yang mengalir ke inti besi bisa di
katakana sangan kecil maka inti besi tersebut kita abaikan sehingga arus lebih maksimum mengalir ke
ampere meternya. Arus dalam rangkaian ini mendekati tak terhingga dan juga karena Ampere meter
memiliki hambatan dalam ,di katakan mendekati karena arus tersebut tidak betul-betul bulat tak
terhingga ( I ≈ ∞ ¿ dan untuk tegangannya mendekati 0 ( V ≈ 0 ¿ sedangkan Impedansinya sama
P2
dengan 0. Cos φ rumusnya yaitu Cos φ = Untuk menghitung impedansinya kita
V 2. I 2
V2
menggunakan rumus Z = ¿cos -1
φ = a ¿b atau a cos b + J a sin b. Ketika tembaganya makin
I2
panjang maka hambatannya juga makin besar sehingga arus yang masuk kecil maka rugi-ruginya
besar bisa kita buktikan dengan rumus ini R=ρ.l/A.Intinya dalam pecobaan ini kita dapat melihat rugi-
rugi tembaga dan agar kita mengetahui bagai mana cara menanganinya .Untuk menhitung p loss nya
kita menggunakan rumus P loss= V1 x I1 .

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VIII. KESIMPPULAN

 Pada pecobaan ini kita dapat melihat rugi- rugi pada tembaganya sehingga kita dapat
menangulanginya dengan pendinginan atau memilih kawat tembaga yang lebih bagus.
 Rugi- rugi yang ada dalam rangkain short circuit ini di sebut rugi Copper loss
 Trafo yang kita gunakan ini adalah traafo step down karena arus yang mengalir ke lilitan
primer lebih banyak dari pada lilitan sekunder dan juga bisa di lihat dari tegangan yang kita
berikan dari data yaitu 12 v sedangkan dalam rangkainnya tegangannya mendekati 0 maka
range dari 12 ke 0 ituluah sehingga kita bisa katakana bahwa trafo nya adalah trafo step down.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 1.1
MOTOR INDUKSI 1 FASA
UJI KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGAN GULUNGAN SPLIT-FASE
AWAL

IV. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini. Anda harus dapat mendemonstrasikan karakteristik torsi-
kecepatan pada starting motor induksi fase pisah satu-fase dengan gulungan fase pisah.

V. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Motor induksi Satu Fase EM-3330-1C
1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A
1 Brake Controller EM-3310-1N
1 Three-Phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-Pole Current Unit Protection EM-3310-2A
Switch Module
1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H
Or Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Coupling EM-3390-2A
1 Coupling Guard EM-3390-2B
1 Shaft End Guard EM-3390-2C
1 Laboratory Table EM-3380-1A
1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A
1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI. TEORI MODUL

Motor Induksi Fasa Terpisah


Split Phase Motor juga dikenal sebagai Resistance Start Motor. Ia memiliki rotor sangkar tunggal, dan
statornya memiliki dua belitan yang dikenal sebagai belitan utama dan belitan awal. Kedua belitan
tersebut dipindahkan 90 derajat di ruang angkasa. Belitan utama memiliki resistansi yang sangat
rendah dan reaktansi induktif yang tinggi sedangkan belitan awal memiliki resistansi yang tinggi dan
reaktansi induktif yang rendah. Diagram Koneksi motor ditunjukkan di bawah ini.
Resistor dihubungkan secara seri dengan
belitan bantu. Arus dalam dua belitan tidak
sama karena medan berputar tidak seragam.
Karenanya, torsi awal adalah kecil, dengan
urutan 1,5 hingga 2 kali torsi start berjalan.
Pada awal motor kedua belitan terhubung
secara paralel.
Segera setelah motor mencapai kecepatan
sekitar 70 hingga 80% dari kecepatan sinkron, belitan awal diputuskan secara otomatis dari sumber
listrik suplai. Jika motor diberi nilai sekitar 100 Watt atau lebih, sakelar sentrifugal digunakan untuk
memutus belitan awal dan untuk relai motor peringkat yang lebih kecil digunakan untuk melepas
belitan.

Relay terhubung secara seri dengan belitan utama. Pada awalnya, arus deras mengalir di sirkuit, dan
kontak relai ditutup. Dengan demikian, belitan awal berada dalam sirkuit, dan ketika motor mencapai
kecepatan yang telah ditentukan, arus dalam relai mulai berkurang. Oleh karena itu, relai terbuka dan
memutus belitan bantu dari suplai, membuat motor berjalan hanya pada belitan utama.

Hal ini dilengkapi dengan belitan stator tambahan yang disebut belitan mulai sebagai tambahan untuk
belitan utama atau running. Gulungan ini ditempatkan di slot stator. Kedua belitan ditempatkan secara
paralel. Tujuannya adalah untuk mendapatkan dua arus yang berbeda secara cukup dalam satu fasa
dari satu sama lain sehingga medan yang berputar kira-kira seperti mesin dua fasa yang diproduksi.

Diagram fasor dari Motor Induksi Fase Split ditunjukkan di bawah ini.
Arus pada belitan utama (IM) tertinggal di belakang tegangan suplai
V hampir dengan sudut 90 derajat. Arus pada I A belitan bantu kira-
kira sefasa dengan tegangan saluran. Jadi, ada perbedaan waktu
antara arus dari dua belitan. Perbedaan fase waktu ϕ bukan 90
derajat, tetapi dari urutan 30 derajat. Perbedaan fase ini cukup untuk
menghasilkan medan magnet yang berputar.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Karakteristik Kecepatan Torsi dari motor Phase Fase ditunjukkan di bawah ini.
Di sini, n0 adalah titik di mana sakelar sentrifugal beroperasi. Torsi
awal motor mulai resistan adalah sekitar 1,5 kali dari torsi beban
penuh. Torsi maksimum sekitar 2,5 kali dari torsi beban penuh
sekitar 75% dari kecepatan sinkron. Arus awal motor tinggi sekitar
7 hingga 8 kali dari nilai beban penuh.

Arah motor Start Perlawanan dapat dibalik dengan membalik


koneksi jalur dari belitan utama atau belitan awal. Pembalikan
motor hanya dimungkinkan pada kondisi macet saja.

Aplikasi Motor Induksi Split Fase


Motor jenis ini murah dan cocok untuk beban start yang mudah di mana frekuensi start terbatas. Motor
jenis ini tidak digunakan untuk drive yang membutuhkan lebih dari 1 KW karena torsi awal yang
rendah. Berbagai aplikasi adalah sebagai berikut:

 Digunakan di mesin cuci, dan kipas pendingin udara.


 Motor digunakan dalam penggiling mixer, pemoles lantai.
 Blower, pompa sentrifugal
 Mesin bor dan mesin lathe.

Bagaimana Cara Kerja Motor Split Phase?


Belitan utama yang sangat induktif terhubung melintasi garis dengan cara yang biasa. Belitan bantu
atau belitan start memiliki ketahanan yang lebih besar dan reaktansi yang lebih rendah dibandingkan
dengan belitan utama. Arus pada belitan awal memperlambat tegangan suplai dengan sudut yang lebih
rendah. Arus pada belitan utama tertinggal tegangan suplai dengan sudut yang lebih besar karena
induktansi yang tinggi.

Sekarang ada dua arus yang tidak sefasa satu sama lain. Diagram motor fase terpisah ditunjukkan pada
gambar. IRun adalah arus dalam belitan utama dan I Start adalah arus dalam belitan awal Selain lilitan
utama atau lilitan running, stator motor induksi satu fasa membawa lilitan lain yang disebut lilitan
bantu atau lilitan starting. Saklar sentrifugal dihubungkan secara seri dengan belitan bantu. Tujuan
sakelar ini adalah untuk memutus belitan bantu dari sirkuit utama ketika motor mencapai kecepatan
hingga 75 hingga 80% dari kecepatan sinkron. Kita tahu bahwa lilitan running bersifat induktif. Tujuan
kami adalah untuk membuat perbedaan fase antara dua belitan dan ini dimungkinkan jika belitan
starting membawa resistansi tinggi. Mari kita katakan,

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Sudut antara kedua arus adalah φ seperti yang


ditunjukkan pada gambar. Sekarang torsi yang
dihasilkan sedemikian rupa sehingga memberikan
gerakan memutar ke rotor. Torsi yang dihasilkan
sebanding dengan sinus sudut φ yaitu, kondisi terbaik
adalah ketika perbedaan sudut antara arus adalah 90°.
Saklar sentrifugal yang biasanya tertutup dihubungkan secara seri dengan belitan awal. Ketika motor
mencapai kecepatan sekitar 75% dari kecepatan sinkron, motor terbuka secara otomatis karena gaya
sentrifugal dan menempatkan putaran awal keluar dari sirkuit. Penting bahwa sakelar sentrifugal harus
terbuka jika tidak, belitan bantu yang terbuat dari kawat tipis akan terlalu panas dan karenanya
terbakar.

Kita tahu bahwa untuk belitan yang sangat resistif, arus hampir dalam fase dengan tegangan dan untuk
belitan yang sangat induktif, arus tertinggal di belakang tegangan dengan sudut besar. Belitan starting
sangat resistif sehingga arus yang mengalir di belitan starting tertinggal di belakang tegangan yang
diterapkan oleh sudut yang sangat kecil dan belitan running sangat induktif sehingga arus yang
mengalir dalam belitan running tertinggal di belakang tegangan yang diterapkan dengan sudut besar.
Hasil dari dua arus ini adalah IT. Hasil dari dua arus ini menghasilkan medan magnet yang berputar
yang berputar dalam satu arah. Pada motor induksi split fase, arus starting dan arus utama dapat
dipisahkan satu sama lain dengan sudut tertentu sehingga motor ini mendapatkan namanya sebagai
motor induksi split fase.

Prinsip Motor Induksi Fase Split


Prinsip dasar pengoperasian motor induksi fase split mirip dengan motor induksi polifase. Perbedaan
utama adalah bahwa motor fase tunggal tidak menghasilkan medan magnet yang berputar tetapi hanya
menghasilkan getaran berdenyut. Oleh karena itu, untuk menghasilkan medan magnet berputar untuk
memulai sendiri, pemisahan fase harus dilakukan untuk membuat motor bekerja sebagai motor dua
fase untuk memulai.

Cara Kerja Motor Fase Split


Dalam motor fase terpisah dua belitan yang disebut sebagai belitan utama dan belitan awal disediakan.
Pada saat start, belitan utama dan belitan awal harus dihubungkan melintasi suplai untuk menghasilkan
medan magnet yang berputar. Rotor dari jenis sangkar tupai dan medan magnet berputar menyapu
bagian rotor stasioner, menginduksi ggl dalam rotor. Karena batang rotor mengalami hubungan
pendek, arus mengalir melalui mereka menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini menentang
medan magnet berputar dan akan bergabung dengan arsip utama untuk menghasilkan arsip berputar.
Dengan tindakan ini, rotor mulai berputar ke arah yang sama dari medan magnet yang berputar seperti
dalam kasus motor induksi sangkar tupai. Oleh karena itu, begitu rotor mulai berputar, belitan awal

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

dapat diputuskan dari suplai dengan beberapa cara mekanis seperti rotor dan medan stator dari medan
magnet berputar.

Aplikasi Motor Induksi Split Fase


Motor induksi fase split memiliki torsi awal yang rendah dan torsi awal yang sedang. Jadi motor ini
digunakan pada kipas angin, blower, pompa sentrifugal, mesin cuci, penggiling, mesin bubut, kipas
pendingin udara, alat kerja kayu, penggiling dan berbagai aplikasi torsi mulai rendah lainnya. Motor
ini tersedia dalam ukuran mulai dari 1/20 hingga 1/2 KW. Pada saat ini, motor kapasitor telah
menggantikan motor induksi fase split.

Performa dan Karakteristik Motor Fase Split

Karakteristik kecepatan torsi tipikal dari motor induksi fase split ditunjukkan pada gambar.
 Torsi awal adalah sekitar dua kali torsi beban penuh.
 Arus saat mulai sekitar 6 hingga 8 kali.
 Kecepatan turun dengan peningkatan beban dengan hanya sekitar 5% hingga 7% kalau tidak,
itu adalah motor kecepatan konstan. Kecepatan diatur oleh relasi : Ns = 120f/P r.p.m.
 Kecepatan aktual kurang dari kecepatan sinkron Ns.
 Untuk bobot yang sama, peringkatnya sekitar 60% dari motor polifase. Motor induksi fase split
memiliki hal yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih rendah. P.F. sekitar 0,6 dan efisiensi
juga sekitar 60%. Mesin 4 tiang dengan kecepatan 1440 r.p.m. umumnya diproduksi.

Rotasi Arah Pembalikan


Arah putaran motor induksi fase terbagi dapat dibalik dengan membalikkan (menukar) koneksi dari
kedua belitan starting atau belitan running.

Split - Fase Motor


Motor fase-belah tidak memiliki kapasitansi di sirkuit bantu. Pergeseran fase berkenaan dengan arus
utama dicapai dengan menggunakan konduktor sempit untuk mencapai rasio resistansi terhadap
reaktansi yang tinggi. Meningkatkan resistansi berarti bahwa belitan bantu hanya dapat digunakan
selama start, jika tidak, akan terlalu panas.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Motor fase-belah memiliki torsi yang jauh lebih rendah saat start daripada motor kapasitor mana pun
karena sudut fase yang berkurang antara arus belitan utama dan belitan tambahan.

Belitan utama dan belitan starting atau belitan bantu dipindahkan pada sudut 90 derajat satu sama lain.
IM fase-split ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Dalam beberapa motor yang digunakan untuk lemari es mungkin dari motor kompresor tertutup rapat.
Pada motor-motor ini, sudah biasa menggunakan relay elektromagnetik alih-alih sakelar sentrifugal.
Dalam motor tersebut, koil relay dihubungkan secara seri dengan belitan utama dan pasangan kontak
yang biasanya terbuka, termasuk dalam belitan starter. Selama periode awal, ketika Im besar, relai
kontak tutup sehingga memungkinkan Is mengalir dan motor hidup seperti biasa. Setelah motor
berkecepatan hingga 75% kecepatan beban penuh, Im turun ke nilai yang cukup rendah untuk
menyebabkan kontak terbuka.
Kurva torsi / karakteristik kecepatan tipikal ditunjukkan
pada gambar. Dapat disimpulkan bahwa torsi awal sekitar
200 hingga 300 kali torsi beban penuh dan arus awal adalah
6 hingga 8 kali arus beban penuh. Motor-motor ini biasanya
lebih disukai jika dibandingkan dengan motor kapasitor-
start. Motor ini umumnya digunakan untuk kipas, blower,
pompa sentrifugal, peralatan mesin kecil, peralatan rumah
tangga dll.
Arah putaran motor tersebut dapat dibalik dengan membalik
atau menukar salah satu dari dua belitan stator. Hanya untuk
tujuan ini, motor-motor ini memiliki empat sadapan yang
dibawa keluar dari rangka. Juga motor ini mirip dengan
karakteristik motor induksi tiga fasa dalam hal kontrol
kecepatan. Motor-motor ini dapat dioperasikan dengan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

kecepatan bervariasi 2 hingga 5% dari tanpa beban hingga beban penuh. Dengan demikian motor ini
dapat disebut sebagai motor berkecepatan konstan.

Penting untuk ditunjukkan di sini bahwa motor-motor ini juga disebut sebagai motor induksi
“resistance-start split-phase”.

Poin-poin berikut menyoroti lima jenis utama motor fase-terpisah. Jenis-jenisnya adalah: 1. Motor
Induksi Satu Fasa-Resistansi 2. Motor Capasitor-Mulai Motor Induksi Fase-Tunggal 3. Motor
Capasitor-Start Motor Induksi Satu Fasa 4. Motor Capasitor Permanen Fase Tunggal Induksi Motor 5.
Shaded-Pole Motor.

Tipe # 1. Motor Induksi Start-Resistansi Satu-Fasa:


Ini adalah bentuk motor fase-split yang memiliki resistansi tinggi yang dihubungkan secara seri
dengan auxiliary atau starting winding, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar (a).
Karakteristik kecepatan torsi tipikal ditunjukkan pada
Gambar (b). Torsi awal adalah 1,5 kali hingga dua kali torsi
awal beban penuh dan arus awal adalah 6 hingga 8 kali arus
beban penuh. Pengaturan kecepatan motor induksi satu fase
resistan-start sangat baik. Slip persen di sebagian besar motor
fase-kilowatt pecahan adalah sekitar 4-6 persen. Motor seperti
itu dapat beroperasi dengan faktor daya 0,55-0,65 dan
efisiensi 60-65 persen. Karena biayanya yang rendah,
resistansi mulai motor fase-split adalah motor fase tunggal
paling populer. Motor-motor ini dibuat dalam peringkat
fraksional kilowatt (1/20 hingga 1/4 kW) dengan kecepatan
mulai dari 2.875 hingga 700 rpm. Motor tersebut menemukan
aplikasi yang luas untuk beban inersia rendah, beban operasi
kontinu dan aplikasi yang membutuhkan torsi awal yang
moderat seperti untuk menggerakkan mesin cuci, kipas angin, blower, pompa sentrifugal, lemari es
domestik, mesin duplikat, peralatan kantor, mesin pengolah makanan, alat pertukangan kayu,
penggiling , pembakar minyak dll. Karena torsi awal yang rendah motor ini jarang digunakan dalam
ukuran lebih besar dari 1/4 kW.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

Arah putaran motor induksi kapasitor-start dapat dibalik dengan mengubah koneksi ke suplai baik
lilitan utama atau lilitan awal. Titik penting adalah bahwa pembalikan motor induksi fase-split terjadi
hanya ketika itu dalam keadaan diam dan sakelar start berada pada posisi de-energized yang biasanya
tertutup.

Tipe # 2. Motor Induksi Kapasitor Satu Fasa


Tipe # 3. Motor Induksi Kapacitor-Start Kapacitor-Run Satu Fasa
Tipe # 4. Motor Induksi Kapasitor Satu Fase Permanen
Tipe # 5. Motor Shaded-Pole

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IX. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium
ini! Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF
yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Siapkan motor induksi satu-fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol pengereman pada meja
laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor induksi satu fasa dengan unit rem bubuk
magnetik menggunakan sebuah kopel. Kunci basis mesin dengan aman menggunakan sekrup
Delta. Pasang pelindung kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan pengontrol rem ke unit
rem bubuk magnetik secara elektrik menggunakan kabel
SELESAIKAN LATIHAN LABORATORIUM SECEPAT MUNGKIN UNTUK
MENGHINDARI KENAIKAN SUHU DALAM KONDISI BERBEBAN
2. Pasang modul yang diperlukan dalam percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan diagram
rangkaian pada gambar 11-1-1 dan diagram koneksi pada diagram 11-1-2. Mintalah Asisten
memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar termal motor induksi fase
tunggal dan unit rem bubuk magnetik harus dihubungkan secara bersamaan.
3. Buatlah diri Anda akrab dengan operasi controller rem bubuk dengan merujuk kepada operasi
manual EM-3320. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk magnetik, Anda
harus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga 0 kg-m dengan
menyesuaikan tombol ADJ nol yang terletak di panel belakang unit rem bubuk magnetik dalam
kondisi menyala.
4. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas arus
3 kutub dan modul catu daya tiga fasa. Motor harus mulai berjalan segera. Pada saat ini saklar
sentrifugal harus diaktifkan. Jika tidak, segera matikan daya dan periksa kembali rangkaian.
Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan dan
mengatur torsi output ke 0 kg-m. Jika controller tidak beroperasi secara normal, reboot dengan
menekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat, lepaskan pengereman
dengan menekan tombol ESC atau kembali.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

X. TABEL DATA PENGAMAT

Tabel 1-1-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃


T (kg-m) 0 0,05 0,1 0,15 0,2
P (W) 0,131 0,235 0,328 0,437 0,598
I (A) 0,698 0,723 0,779 0,901 1,11

N (rpm) 1488,5 1466,4 1441,8 1410,2 1358,4

Cos θ 0,282 0,494 0,643 0,750 0,829

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

XI. TUGAS AKHIR


1. Dengan mengunakan data pada tabel 1-1-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan hubungan antara
Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut
2. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 1-1-1 !
3. Jelaskan karakteristik torsi-kecepatan dengan gulungan split-fase awal
4. Jelaskan dengan detail gulungan split fase awal
5. Jelaskan dengan detail hubungan daya, arus, kecepatan, torsi dan faktor daya. Dan jelaskan apa
pengaruh dari daya, arus, kecepatan, torsi dan faktor daya tersebut terhadap motor induksi.

Jawab:

1. Kurva T terhadap N

Kurva T terhadap N
1550

1500

1450
N (rpm)

1400

1350

1300

1250
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
T (kg-m)

Hubungan antara torsi dan kecepatan pada motor induksi adalah semakin besar nilai torsi yang
diberikan maka kecepatan putaran yang dihasikan semakin kecil. Ini dapat dijelaskan dengan
60 P
rumus torsi beban yang dimana rumus torsi beban τ = × .
2π N
Sehingga putaran motor melambat seiring dengan bertambahnya torsi beban.

120 f 120× 50
2. Ns = = =¿1500 rpm
P 4
ns−n
Rumus untuk menghitung slip pada motor adalah %slip = × 100 %
ns
1500−1488,5
Untuk torsi 0 maka %slip = × 100 % = 0.76 %
1500
1500−1466,4
Untuk torsi 0,05 maka %slip = ×100 % = 2,24%
1500
1500−1441,8
Untuk torsi 0,1 maka %slip = × 100 % = 3,88 %
1500
1500−1410,2
Untuk torsi 0,15 maka %slip = × 100 % = 5,986 %
1500

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

1500−1358,4
Untuk torsi 0,2 maka %slip = ×100 % = 9,45 %
1500
3. Karakteristik torsi terhadap kecepatan putar pada motor split fase yaitu kenaikan torsinya akan
berbanding terbalik dengan kecepatan putar motor berbanding terbalik, sehingga semakin besar
60 P
nilai torsi beban maka kecepatan putar akan menurun. Hal ini sesuai dengan rumus τ = × .
2π N
4. Gulungan split fase yaitu terdiri dari 2 kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu,
yang terdapat saklar sentrifugal yang diseri dengan kumparan bantu, dan kumparan utama
diparalel dengan sumber.
60 P
5. Sesuai dengan rumus dari torsi τ = ⋅ , Hubungan antara torsi dengan daya adalah berbanding
2π N
lurus, semakin besar torsi maka semakin banyak daya yang dibutuhkan, rumus daya yaitu P = V x
I x Cos θ , sehingga hubungan torsi dengan tegangan, arus dan faktor daya adalah berbanding
lurus sedangkan hubungan torsi dengan kecepatan putarnya adalah berbanding terbalik.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

XII. ANALISA
NAMA: DIAN AULIA RAHMAN
NIM : 201711289
Pada modul mesin induksi percobaan 1-1 yang berjudul motor induksi 1 fasa uji karakteristik
torsi-kecepatan dengan gulungan split-fase awal mempunyai tujuan yaitu agar praktikan dapat
mendemonstrasikan karakteristik torsi-kecepatan pada starting motor induksi fase pisah satu-fase
dengan gulungan fase pisah, setelah dilakukan percobaan. Motor induksi adalah mesin induksi dengan
sumber bolak-balik (AC) yang mempunyai dua komponen utama yaitu kumparan stator; bagian yang
diam, dan rotor; bagian yang berputar. Ketika sumber bolak-balik (AC) mencatu motor induksi, maka
pada kumparan stator akan muncul induksi magnet yang mana sesuai dengan hukum Oersted; kawat
yang dialiri arus akan menimbulkan induksi magnetik. Berdasarkan hukum Maxwell, induksi magnet
yang berupa medan magnet ini mempunyai arah. Kemudian kumparan stator akan menginduksi
kumparan yang ada di rotor yang akan menimbulkan GGL induksi akibat adanya perubahan fluks
karena menggunakan sumber bolak-balik. Setelah rotor terinduksi, berdasarkan hukum Lenz akan
dihasilkan arus induksi karena GGL induksi. GGL induksi tersebut disertai dengan timbul gaya yang
membuat rotor bergerak memutar yaitu torsi, sesuai dengan hukum Lorentz. Dengan berputarnya rotor,
berarti terdapat perbedaan kecepatan antara kecepatan medan putar stator dan kecepatan putar rotor
yang disebut juga dengan slip. Rotor yang digunakan pada percobaan ini adalah rotor sangkar tupai.
Namun, karena pada percobaan ini yang digunakan adalah motor induksi satu fasa, maka rotor tidak
akan bisa berputar. Oleh karena itu dibutuhkan komponen yang dibuat sebagai fasa baru, sebab suatu
motor akan bergerak memutar jika adanya perbedaan fasa. Komponen ini disebut kumparan bantu atau
kumparan starting atau kumparan auxiliary. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kumparan bantu ini
digunakan untuk membuat fasa baru yang akan bekerja hingga kecepatan putar putar motor mencapai
70% sampai 75%. Dan setelah tercapai maka kumparan bantu akan dilepas. Dalam rangkaian motor
induksi satu fasa split-fase terdapat komponen saklar sentrifugal. Saklar ini dihubung secara seri
dengan kumparan bantu. Saklar ini digunakan untuk memutus hubungan kumparan bantu dengan
rangkaian motor induksi split-fase setelah tercapainya kecepatan putar motor saat 70% sampai 75%.
Pada motor induksi fasa-belah selain ada kumparan bantu, juga terdapat kumparan utama atau
kumparan running. Kumparan utama ini dihubungkan secara paralel dengan sumber bolak-balik (AC).
Jadi, saat kecepatan putar motor sudah mencapai 70% sampai 75% maka saklar sentrifugal akan
memutus kumparan bantu dan menjadi open circuit, sehingga motor induksi hanya akan bekerja
dengan kumparan utama dan rotor, dan motor ini dinamakan motor induksi satu fasa fasa-belah. Pada
percobaan motor induksi satu fasa split-fase ini mempunyai karakteristik torsi terhadap kecepatan.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Torsi disini adalah torsi beban, karena torsi yang timbul pada motor induksi ini merupakan beban bagi
motor induksi itu sendiri. Hubungan torsi dengan kecepatan pada percobaan ini adalah, kecepatan
perputaran motor akan melambat seiring dengan bertambahnya torsi beban. Hal ini didasarkan pada
rumus torsi beban itu sendiri, yang mana torsi dengan kecepatan adalah berbanding terbalik,
sedangkan untuk torsi dengan daya, tegangan dan arus adalah berbanding lurus, karena torsi beban
yang semakin besar akan membutuhkan daya yang besar juga untuk memutar motor tersebut. Karena
daya yang dibutuhkan besar maka cos phi yang dibutuhkan akan semakin besar mendekati 1, arus dan
tegangan yang dibutuhkan pun juga besar sesuai dengan rumus daya yaitu perkalian antara tegangan,
arus dengan cos phi yang berarti berbanding lurus. Dengan cos phi yang semakin mendekati nilai 1
dengan kata lain akan semakin tidak akan kehilangan daya dan dianggap tidak ada faktor dayanya. Cos
phi atau faktor daya adalah perbandingan dari daya aktif dan daya semu. Daya aktif adalah daya yang
sebenarnya yang memiliki satuan Watt, dan daya semu adalah daya total keseluruhan dengan satuan
VA. Perbandingan kedua daya ini dipengaruhi oleh seberapa besar daya reaktif yang dihasilkan. Daya
reaktif adalah daya pada beban reaktif yang bersifat induktif dan kapasitif pada alat kelistrikan seperti
lampu ballast, inverter dan lainnya, dengan satuan VAR.
Torsi yang diberikan pada percobaan motor induksi split-fase ada enam yaitu 0 Nm, 0.05 Nm,
0.1 Nm, 0.15 Nm, 0.2 Nm dan 0.25 Nm. Variabel yang diamati pada percobaan sebanyak empat yaitu
P (daya; Watt), I (arus; Ampere), N (kecepatan sinkron; rpm) dan cos theta (faktor daya; cos phi).
Pertama-tama saat torsi diberikan sebesar 0 Nm pada alat, lalu praktikan memperhatikan grafik yang
ditampilkan pada alat tersebut apakah sudah stabil atau belum. Jika sudah stabil, maka dapat dilakukan
pengambilan data. Data yang terbaca pada pengukuran adalah P sebesar 0.131 watt, I sebesar 0.698
ampere, N sebesar 1488.5 rpm, dan cos theta sebesar 0.282. Kemudian diberikan torsi sebesar 0.05
Nm, data yang diambil adalah P sebesar 0.235 watt, I sebesar 0.723 ampere, N sebesar 1466.4 rpm dan
cos theta sebesar 0.494. Selanjutnya torsi diatur sebesar 0.1 maka data yang diperoleh adalah P sebesar
0.328 watt, I sebesar 0.779 ampere, N sebesar 1441.8 rpm dan cos theta sebesar 0.643. Setelah itu torsi
diberikan nilai 0.15 Nm maka data yang terukur adalah P sebesar 0.437 watt, I sebesar 0.901 ampere,
N sebesar 1410,2 rpm dan cos theta sebesar 0.750. Selanjutnya torsi diberi nilai sebesar 0.2 maka data
yang diperoleh adalah P sebesar 0.598 watt, I sebesar 1.11 ampere, N sebesar 1358,4 rpm dan cos theta
sebesar 0.829. Saat torsi diberikan nilai 0.25 pada awalnya motor bergerak memutar seperti
sebelumnya tetapi setelah beberapa saat motor berhenti bekerja atau mati. Hal ini disebabkan karena
arus motor yang sudah melebihi batas normal atau sudah melebihi 130% dan motor induksi tersebut
menjadi jenuh. Sehingga tidak dapat dilakukan pengambilan data untuk torsi 0.25 Nm.
Terlihat pada data-data percobaan, untuk torsi yang diatur agar semakin bertambah, maka
kecepatan sinkron Ns semakin menurun dan melambat, namun tetap membutuhkan daya dan arus yang
besar. Hal ini membuktikan bahwa karakteristik torsi-kecepatan dan rumus torsi dapat dibuktikan
dengan dilakukannya percobaan.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Selama pelaksanaan percobaan terdengar suara bising dari motor sesaat setelah dihubungkan
dengan sumber bolak-balik (AC) dan seiring bertambahnya nilai torsi, suara bising tersebut terdengar
lebih keras dan kasar. Saat setelah mengatur nilai torsi pada alat, nilai torsi tersebut naik perlahan dari
nol menuju kepada nilai yang telah diatur tadi. Untuk kumparan utama dan kumparan bantu harus
berbeda fasa sejauh 90o.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR

NIM: 201711294

Pada praktikum motor induksi yang Berjudul Uji Karakteristik Torsi-Kecepatan Dengan
Gulungan Split-Fase Awal. Dan memiliki tujuan yaitu setelaah menyelesaikan percoban dapat
mendemonstrasikan karakteristik torsi-kecepatan pada strarting motor induksi fase pisah satu-fase
dengan gulungan fase pisah.

Adapun peralatan yang digunakan yaitu motor induksi satu fase berfung untuk media uji
karakteristik torsi-kecepatan. Magnetic Powder Brake Unit berfungsi sebagai pengontrol/pengereman
torsi. Brake Controller berfungsi sebagai alat pongontrol pengereman. There-phase power supply
module berfungsi sebagai pensuplay sumber 3 fasa. There-pole Current Unit Protection Switch
Module berfungsi sebagai alat pengaman modul. Digital power analysis berfungsi sebagai
pengukuran digital mulai dari daya arus tegangan rpm dan power faktor. Coupling berfungsi untuk
menghubungkan kedua ujung poros. Coupling guard berfungsi sebagai pelindung kopling. Shaft end
guard berfungsi sebagai pelindung ujung poros. Laboratory table berfungsi sebagai tempat meletakan
alat-alat. Experimental frame berfungsi sebagai gambar rangkaian. Connecting leads holder berfungsi
sebagai penghubung rangkaian/jumper modul. Connecting leads set berfungsi sebagai penghubung
jamper.

Didalam praktikum mesin induksi terdapat 5 hukum yaitu hukum ostet, hukum faraday,hukum
maxwell hukum lorenz dan hukum lenz. Prinsip hukum oersted adalah jika muatan listrik mengalir
melalui kawat penghantar konduktor, maka akan timbul pengaruh magnetik disekitar kawat yang
berarus tersebut. Pengaruh magnetik ini mampu menarik bahan magnetik lainnya. Hukum faraday
berbunyi bahwa jika terjadi perubahan medan magnet yang mengenai suatu kawat loop tertutup maka
akan timbul gaya gerak listrik (ggl) pada loop tertutup tersebut. Gaya gerak listrik adalah gaya yang
menggerakkan muatan (elektron) dalam loop tersebut. Hukum maxwell untuk mengetahui arah
medan magnet serta arus listrik dapat mengindusi medan magnet. Hukum lorenz berbunyi jika suatu
penghantar di aliri arus listrik pada lilitan akan timbul medan magnet. Hukum lenz adalah apabila ggl
induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup dengan hambatan tertentu, maka mengalirllah
arus listrik arus listrik ini dinamakan arus induksi. Atau ggl induksi selalu membangkitkan arus yang
medan magnetnya berlawanan dengan asal perubahan fluks.

Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu stator dan rotor. Stator adalah
bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian bergerak yang bertumpu pada
bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas kumparan-kumparan satator dan rotor yang
berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus listrik bolak balik satu fasa yang
nelewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet anatara

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

stator dan rotor Pengertian motor induksi adalah salah satu motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnet, maksud dari elektromagnet yaitu suatu proses ketika konduktor
yang diletakkan di suatu medan magnet yang berubah ubah menyebabkan terjadinya aliran listrik
disepanjang konduktor. Pada praktikum menggunakan motor split fase maksudnya motor induksi
yang mempunyai dua kumparan pada bagian stator yaitu kuparan bantu dan kumparan utama yang
mempunyai saklar sentrifugal.kumparan bantu digunakan untuk menghasilkan medan yang berbeda
fasa dengan medan yang dihasilkan dengan kumparan utama. Prinsip kerja motor induksi pada saat
motor dialiri arus saklar sentrifugal akan berada pada posisi normally close atau tertutup dan medan
magnet dari kedua lilitan akan menghasilkan gaya putar yang diperlukkan untuk menjalankan rotor
hingga mencapai kecepatan penuh, dan ketika putaran motor mencapai 70-80% dari kecepatan penuh
lilitan bantu memutuskan saklar sentrifugal pada saat itu juga motor tetap bergerak atau memutar
dengan memanfaatkan fluks magnetik yang dibangkitkan oleh lilitan utama atrinya arus tetap
mengalir ke lilitan utama.

Pada pelaksanaan percobaan pertama memastikan kondisi modul penel-panel dan perangkat
lainya berkeadaan off untuk mejaga keselamatan pada prakaktikan dan menjaga alat-alat tidak rusak.
Kemudian wiring atau merangkai rangkaian yang sesuai dengan pada modul dan pada merangkai
praktikan mengusahakan merangkai dari kanan. Kemudian jika sudah merangkai dengan benar
praktikan mengatur torsi susuai pada tabel percobaan yang mulai dari 0 selanjutnya menghidupkan
saklar proteksi 3 fasa dan menekakan hold pada saat motor hidup. Kemudian mencatat hasil pada
digital power analysis meter mulai dari daya, arus, kecepatan atau rotasi per menit dan juga faktor
daya.

Pada tabel percobaan di torsi mulai dari 0 adalah P=226W, 0,01=328, 0,02=316W,
0,01=514W, 0,04=283W, 0,05=680W. Seharunya pada tor si 0,02 dan torsi 0,04 semakin besar
karena terlalu cepat memencet tombol hold. Sama halnya dengan arus dan faktor daya meningkat
tetapi pada rpm atau kecepatan motor jika torsinya semakin besar maka kecepatan motor akan
menurun. Pada motor induksi juga juga terlalu lama diberikan torsi yang besar maka motor akan
kinerjanya menurun.

Terdapat faktor kesalahan pada praktikum yaitu telalu cepatnya menghold alat ukur
digitalnya, kesalahan merangkai pada panel-panel sehingga motor tidak bekerja.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

XIII. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan praktikan dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1. Komponen-komponen pada motor induksi 1 fasa split-fase yaitu kumparan stator; terdiri dari
kumparan utama dan kumparan bantu, rotor dan saklar sentrifugal.
2. Karena pada percobaan ini yang digunakan adalah motor induksi satu fasa, maka rotor tidak akan
bisa berputar. Oleh karena itu dibutuhkan komponen yang dibuat sebagai fasa baru, sebab suatu
motor akan bergerak memutar jika adanya perbedaan fasa, yaitu kumparan bantu.
3. Saat kecepatan putar motor sudah mencapai 70% sampai 75% maka saklar sentrifugal akan
memutus kumparan bantu dan menjadi open circuit, sehingga motor induksi hanya akan bekerja
dengan kumparan utama dan rotor, dan motor ini dinamakan motor induksi satu fasa fasa-belah.
4. Pada data-data percobaan, untuk torsi yang diatur agar semakin bertambah, maka kecepatan
sinkron Ns semakin menurun dan melambat, namun tetap membutuhkan daya dan arus yang
besar. Hal ini membuktikan bahwa karakteristik torsi-kecepatan dan rumus torsi dapat dibuktikan
dengan dilakukannya percobaan.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 1.2
PERCOBAAN KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGAN RUNNING DAN
STARTING KAPASITOR

VII. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan, Anda harus bisa menunjukkan hubungan karakteristik Torsi-
Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan starting kapasitor.

VIII. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Alat Kode Alat


1 Single-phase Induction Motor EM-3330-1C
1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A
1 Brake Controller EM-3310-1N
1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-pole Current Limiter Protection EM-3310-2A
Switch Module
1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H
Or Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Coupling EM-3390-2A
1 Coupling Guard EM-3390-2B
1 Shaft End Guard EM-3390-2C
1 Laboratory Table EM-3380-1A
1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A
1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

III. TEORI MODUL

Kapasitor-Start, Motor Induksi-Run


Sebuah penggerak yang membutuhkan torsi awal yang besar dapat dilengkapi dengan motor start-
kapasitor, motor induksi karena memiliki torsi awal yang unggul dibandingkan dengan motor start-lari,
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

motor induksi. Pada dasarnya motor ini sangat mirip dengan motor fase awal tahanan-resistan kecuali
bahwa belitan awal memiliki beberapa kumparan lebih dan terdiri dari kawat yang lebih berat daripada
belitan awal motor start-resistan; ada juga kapasitor elektrolitik besar di tempat resistor. Motor starter
kapasitor mengembangkan torsi awal yang lebih besar daripada motor starter bertenaga yang memiliki
nilai yang sama. Arus listrik motor start-tahanan ditemukan dua pertiga lebih tinggi dari arus listrik
motor start-kapasitor yang sesuai, sedangkan torsi awal motor start-kapasitor dua kali lipat dari motor
start-resistan.

Perlu dicatat bahwa motor kapasitor-start berbeda dari motor resistan-start hanya selama periode awal,
karena ia mengembangkan lebih banyak torsi mulai (sekitar 3,5-4,5 kali torsi beban penuh) dengan
arus lonjakan yang lebih rendah. Setelah mesin mencapai kecepatan normal dan belitan awal terputus,
karakteristik operasinya identik dengan karakteristik motor start-tahanan yang sesuai.

Untuk mendapatkan torsi awal yang tinggi, nilai kapasitor awal harus besar, dan resistansi belitan awal
harus rendah. Karena peringkat VAR yang tinggi dari kapasitor yang diperlukan, kapasitor elektrolit
dari urutan 250 μF digunakan. Kapasitor C dinilai dalam waktu singkat.

Motor kapaSitor-start diproduksi dalam peringkat mulai dari 1/10 kW hingga 3/4 kW, tetapi ukuran
yang lebih besar juga tersedia. Mereka banyak digunakan untuk aplikasi keperluan umum tugas berat
seperti unit kulkas, AC, kompresor, pompa jet, pompa bah, pompa sentrifugal, kompresor, konveyor,
kipas, blower, alat pertanian dan bengkel rumah, pembakar minyak dll.

Motor Induksi Kapasitor-Start


Pada gambar di samping, kapasitor yang lebih besar
dapat digunakan untuk memulai motor induksi satu-fase
melalui belitan bantu jika dimatikan dengan sakelar
sentrifugal setelah motor mencapai kecepatan. Selain
itu, belitan bantu mungkin lebih banyak lilitan kawat
yang lebih berat daripada yang digunakan pada motor
fase-fasa resistansi untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan. Hasilnya adalah torsi awal yang
lebih banyak tersedia untuk beban berat seperti kompresor pendingin udara. Konfigurasi motor ini
bekerja sangat baik sehingga tersedia dalam ukuran multi-horsepower (multi-kilowatt).

KONSTRUKSI DAN CARA KERJA


Gambar: (a) menunjukkan diagram skematik motor kapasitor start, induksi run. Seperti yang
ditunjukkan, belitan utama terhubung langsung ke suplai utama sedangkan belitan awal terhubung

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

melintasi suplai utama melalui saklar kapasitor dan sentrifugal. Kedua belitan ini ditempatkan dalam
slot stator pada jarak 90 derajat listrik terpisah, dan rotor tipe sangkar tupai digunakan.

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar: (b), pada saat memulai arus di belitan utama, tegangan suplai
akan turun hingga 90 derajat, tergantung pada induktansi dan resistannya. Di sisi lain, arus pada belitan
awal karena kapasitornya akan menyebabkan tegangan yang diberikan, katakanlah 20 derajat.
Oleh karena itu, perbedaan fasa antara belitan
utama dan belitan mulai mendekati 90 derajat.
Ini pada gilirannya membuat arus saluran
menjadi lebih atau kurang dalam fase dengan
tegangan yang diberikan, membuat faktor daya
menjadi tinggi, sehingga menciptakan torsi awal
yang sangat baik.

Namun, setelah mencapai 75% dari kecepatan pengenal, sakelar sentrifugal beroperasi membuka
belitan starting dan motor kemudian beroperasi sebagai motor induksi, dengan hanya belitan utama
yang terhubung ke suplai.

Seperti ditunjukkan pada Gambar (b), perpindahan arus pada belitan utama dan belitan mulai sekitar
80/90 derajat, dan sudut faktor daya antara tegangan yang diterapkan dan arus saluran sangat kecil. Ini
menghasilkan produksi faktor daya tinggi dan torsi awal yang sangat baik, beberapa kali lebih tinggi
dari torsi berjalan normal seperti yang ditunjukkan pada Gambar.

KARAKTERISTIK
Karakteristik kecepatan torsi motor ini ditunjukkan pada Gambar :
Untuk membalikkan arah putaran motor kapasitor-start,
induksi-run, terminal awal atau terminal berliku harus
diubah.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa arah rotasi tergantung
pada polaritas sesaat dari fluks medan utama dan fluks
yang dihasilkan oleh belitan awal. Karenanya, membalik
polaritas salah satu medan akan membalikkan torsi.

APLIKASI
Karena torsi awal yang sangat baik dan karakteristik pembalikan arah yang mudah,
 Digunakan pada kipas,
 Digunakan dalam pengering blower,
 Digunakan di mesin cuci,
 Digunakan pada pompa dan kompresor.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

Motor Induksi Kapacitor-Run


Skema koneksi untuk motor penggerak kapasitor sama dengan motor penggerak kapasitor kecuali
untuk tidak adanya sakelar sentrifugal S.

Tipe kapasitor adalah jenis kertas. Kapasitor terhubung secara permanen ke belitan starting. Dalam hal
kapasitor kertas, nilai kapasitansi kecil karena sulit dan menjadi tidak ekonomis untuk memproduksi
kapasitor kertas bernilai lebih tinggi.

Kapasitor elektrolit tidak dapat digunakan karena jenis kapasitor ini hanya digunakan untuk penilaian
waktu singkat dan karenanya tidak dapat dihubungkan secara permanen ke belitan. Baik belitan utama
maupun belitan mulai memiliki peringkat yang sama.

KARAKTERISTIK MOTOR KAPASITOR-RUN


• Torsi awal lebih rendah sekitar 50% dari torsi
beban penuh. Faktor daya ditingkatkan.
Mungkin tentang persatuan. Efisiensi
ditingkatkan menjadi sekitar 75%.
• Arah rotasi dapat dibalik seperti yang tertulis
dalam kasus motor kapasitor start.
• Motor penggerak kapasitor digunakan pada
kipas, pendingin ruangan, alat portabel, dan
peralatan listrik komersial dan domestik
lainnya.

Motor Kapasitor-Start Kapasitor-Run


Dalam beberapa tahun terakhir, AC rumah telah menjadi sangat
populer. Dalam banyak kasus, sistem kelistrikan di rumah mungkin
tidak memiliki kapasitas untuk menangani beban listrik AC. Untuk
alasan ini, motor kapasitor-lari kapasitor-start telah menemukan
lebih luas digunakan dalam kompresor. Baik arus mulai dan berjalan
rendah — arus beban penuh mungkin 3/4 dari itu untuk motor
starter kapasitor setara.
Seperti dibahas sebelumnya, satu motor penggerak kapasitor, motor induksi memiliki torsi awal yang
sangat baik, katakanlah sekitar 300% dari torsi beban penuh dan faktor daya mereka selama start
dalam kondisi tinggi.
Namun, torsi lari mereka tidak baik, dan faktor daya mereka, saat running rendah. Mereka juga
memiliki efisiensi yang lebih rendah dan tidak dapat mengambil kelebihan.

KONSTRUKSI DAN KERJA

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Masalah-masalah yang disebutkan di atas dihilangkan dengan menggunakan motor kapasitor dua katup
di mana satu kapasitor besar tipe elektrolitik
(short duty) digunakan untuk memulai
sedangkan kapasitor yang lebih kecil dari jenis
pengisian minyak (kontinu duty) digunakan
untuk running, dengan menghubungkannya
dengan belitan starting seperti yang
ditunjukkan pada Gambar.
Ada dua kapasitor di motor ini yang diwakili oleh CS dan CR. Pada awalnya, kedua kapasitor terhubung
secara paralel. Capacitor CS adalah starting kapasitor yang diberi peringkat waktu singkat. Itu hampir
elektrolitik. Sejumlah besar id saat ini diperlukan untuk mendapatkan torsi awal. Oleh karena itu, nilai
reaktansi kapasitif X harus rendah pada belitan awal. Karena, XA = 1/2πfCA, nilai kapasitor awal harus
besar.

Arus line lebih kecil dari arus starting pada kondisi operasi normal motor. Oleh karena itu, nilai
reaktansi kapasitif harus besar. Karena, XR = 1 / 2πfCR, nilai run kapasitor harus kecil.

Ketika motor mencapai kecepatan sinkron, kapasitor mulai CS terputus dari sirkuit dengan sakelar
sentrifugal SC. Kapasitor CR terhubung secara permanen di sirkuit dan oleh karenanya dikenal sebagai
Kapasitor RUN. Kapasitor run memiliki nilai waktu yang lama dan terbuat dari kertas yang diisi oli.

Motor seperti itu telah menjadi semakin populer dan


sekarang diproduksi di motor fase tunggal berukuran
lebih besar di mana sebelumnya hanya tersedia motor
repulsion-start. Arah putaran motor dapat dibalik
dengan menukar koneksi ke suplai baik lilitan utama
atau tambahan.
Motor ini juga bekerja dengan cara yang sama seperti
motor start-kapasitor, induksi-run, dengan
pengecualian, bahwa kapasitor C1 selalu ada di sirkuit, mengubah kinerja run ke tingkat yang lebih
tinggi.

Kapasitor start dengan peringkat short duty akan diputuskan dari belitan awal dengan bantuan sakelar
sentrifugal, ketika kecepatan start mencapai sekitar 75% dari kecepatan terukur.

Prinsip kerja dan konstruksi motor induktor start kapasitor dan motor induksi kapasitor start run
hampir sama. Kita sudah tahu bahwa motor induksi satu fasa tidak dapat dinyalakan sendiri karena
medan magnet yang dihasilkan bukan tipe yang berputar. Untuk menghasilkan medan magnet yang
berputar harus ada beberapa perbedaan fasa. Dalam hal motor induksi fasa split kami menggunakan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

resistansi untuk membuat perbedaan fasa tetapi di sini menggunakan kapasitor untuk keperluan ini.
Kita mengetahui fakta ini bahwa arus yang mengalir melalui kapasitor menyebabkan tegangan. Jadi,
dalam kapasitor start motor induktor dan kapasitor start kapasitor run motor induksi kita menggunakan
dua belitan, belitan utama dan belitan starting. Dengan belitan starting kita menghubungkan kapasitor
sehingga arus yang mengalir di kapasitor itu adalah Ist yang mendahului tegangan yang diterapkan oleh
beberapa sudut, φst.

Gulungan yang berjalan bersifat induktif sehingga arus yang mengalir dalam belitan yang berjalan
tertinggal di belakang tegangan yang diberikan oleh sudut, φm. Sekarang ada perbedaan sudut fasa
besar antara kedua arus yang menghasilkan arus yang dihasilkan, I dan ini akan menghasilkan medan
magnet yang berputar. Karena torsi yang dihasilkan oleh motor ini tergantung pada perbedaan sudut
fase, yang hampir 90o. Jadi, motor ini menghasilkan torsi awal yang sangat tinggi. Dalam hal motor
induksi start kapasitor, saklar sentrifugal disediakan untuk memutuskan lilitan starting ketika motor
mencapai kecepatan hingga 75 hingga 80% dari kecepatan sinkron tetapi dalam kasus kapasitor start
kapasitor menjalankan motor induksi tidak ada sentrifugal sakelar begitu, kapasitor tetap di sirkuit dan
membantu meningkatkan faktor daya dan kondisi pengoperasian motor induksi satu fasa. Saat starting,
total kapasitansi diberikan oleh :
Ctot = Cstart + Crun
Gambar di bawah ini menunjukkan Diagram Phasor dari Capacitor Start Capacitor Run Motor.
Gambar (a) menunjukkan diagram fasor ketika
pada awal kapasitor berada di sirkuit dan ϕ >
90⁰. Gambar (b) menunjukkan fasor ketika
kapasitor mulai terputus, dan ϕ menjadi sama
dengan 90⁰.

Dari diagram fasor, kita dapat memahami bahwa belitan medan utama akan memimpin tegangan
karena sifatnya kapasitif karena pengenalan kapasitor. Torsi awal akan tinggi dan dengan faktor daya
yang ditingkatkan dan torsi yang berjalan juga baik. Torsi yang berjalan baik karena meskipun
kapasitor awal dimatikan, kapasitor yang berjalan tetap beroperasi untuk mempertahankan torsi yang
baik.

KARAKTERISTIK
Karakteristik kecepatan torsi motor ini
ditunjukkan pada Gambar.
• Torsi starting adalah 300% dari torsi
beban penuh.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

• Arus starting rendah, katakan 2 hingga 3 kali arus running.


• Starting dan running faktor daya baik.
• Running sangat efisien.
• Operasi yang sangat bising.
• Dapat dimuat hingga 125% dari kapasitas beban penuh.
• Kapasitor start kapasitor motor berjalan memberikan yang terbaik berjalan serta kondisi awal.
Motor tersebut beroperasi sebagai motor dua fase yang memberikan kinerja terbaik.
• Torsi mulai tinggi, arus mulai berkurang dan memberikan efisiensi yang lebih baik, hal. Lebih
baik Satu-satunya kelemahan adalah biaya tinggi.
• Arah dapat dibalik dengan menukar koneksi suplai ke salah satu lilitan utama atau lilitan awal.

Motor jenis ini sunyi dan berjalan mulus. Mereka memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada motor
yang berjalan di belitan utama saja. Mereka digunakan untuk beban inersia yang lebih tinggi yang
membutuhkan start yang sering di mana torsi pull-out maksimum dan efisiensi yang dibutuhkan lebih
tinggi.

APLIKASI
• Digunakan untuk kompresor, lemari es, AC, dll.
• Torsi starting yang lebih tinggi.
• Efisiensi tinggi, faktor daya lebih tinggi, dan kelebihan beban.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium
ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF
yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake Controller
pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single-phase Induction Motor dengan Magnetic
Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin dengan aman menggunakan sekrup delta.
Pasang Coupling Guard dan Shaft End Guard . Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke
Magnetic Powder Brake Unit menggunakan kabel yang disediakan. Selesaikan Percobaan
laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu dalam kondisi berbeban.
2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit Sesuai Circuit
diagram pada Fig. 11-2-1 dan Connection Diagram pada Fig. 11-2-2. Mintalah Instruktur untuk
mengecek sirkuit tersebut. Catatan : Saklar Termal Single phase Induction Motor dan Magnetic
Powder Brake harus dihubung bersama. Sebelum mengunakan Brake Controller and Magnetic
Powder Brake Unit, Anda harus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke
0 Kg-m dengan menyesuaikan kenop adj nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic
Powder Brake Unit dengan power On.
3. Nyalakan secara berurutan Brake Controller, Magnetic Powder Brake Unit, 3-P Current Limit
Protection Switch dan Three-phase Power Supply Modules. Motor induksi seharusnya akan segera
berjalan. Pada saat ini seharusnya saklar sentrifugal akan aktif. Jika tidak segera matikan power
dan cek ulang sirkuit.
4. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant Torque
Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman yang berat,
lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
5. Mengunakan Digital Power Analysis, Ukur dan catat nilai Daya (P), Arus motor (I), kecepatan
Motor (N), dan faktor daya (Cos phi) pada Table 11-2-1.
6. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman dengan
menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.
7. Ulangi langkah percobaan 4 sampai 6 untuk berbagai nilai torsi pada Tabel 11-2-1. Catatan : Arus
motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rating nya. 2.37 A x 1.3 = 3.08 A.
8. Nyalakan secara berurutan Three-phase Power Supply, 3-P Current Limit Protection Switch
Modules, Magnetic Powder Brake Unit and Brake Controller.
Dengan mengunakan Tabel 11-2-1, plot kurva T vs N pada Grafik Fig. 11-2-3.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V. TABEL DATA PENGAMAT

Tabel 1-2-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃 Arus Lonjakan = 1,091 A


T (kg-m) 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25

P (W) 0,125 0,219 0,293 0,388 0,493 0,627

I (A) 0,361 0,430 0,520 0,642 0,79 1,037

N (rpm) 1491,6 1497,4 1453,8 1432,8 1402,2 1355,4

Cos θ 0,527 0,769 0,865 0,923 0,947 0,987

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI. TUGAS AKHIR

1. Dengan mengunakan data pada tabel 1-2-1 hitunglah besarnya daya yang di hasilkan oleh
motor!
2. Bandingkan nilai daya yang terukur pada wattmeter dan nilai daya hasil perhitungan dari tabel
Catatan :

P= NT
60
Dimana :
N = Kecepatan motor (rpm)
T = Torsi (Nm)
3. Jika diketahui Motor induksi 3 fasa frekuensi 50 Hz dan jumlah kutub nya adalah 4, berapa
kecepatan sinkron motor induksi tersebut ?
4. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 1-2-1 !
5. Dengan mengunakan data pada tabel 1-2-1 gambarkan kurva N vs T dan jelaskan hubungan
antara Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut.

Jawab:


1. Dengan menggunakan rumus P= N T maka dapat dicari dayanya
60

 P1 = × 1491,6 rpm× 0 Nm = 0 W
60

 P2 = × 1472,4 rpm× 0,05 Nm = 7,705 W
60

 P3 = × 1453,8 rpm×0,1 Nm = 15,216 W
60

 P4 = × 1432,8 rpm×0,15 Nm = 22,494 W
60

 P5 = × 1402,2rpm ×0,2 Nm = 29,352 W
60

 P6 = × 1355,4 rpm× 0,25 Nm = 35,466 W
60

2. P = Pcoba : Phitung
 P1 = 0,125 W : 0 W
 P2 = 0,219 W : 7,705 W
 P3 = 0,293 W : 15,216 W
 P4 = 0,388 W : 22,494 W
 P5 = 0,493 W : 29,352 W

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

 P6 = 0,702 W : 29,352 W

120. f
3. Rumus motor sinkron Ns =
P
120.50
Maka Ns = = 1500 rpm
4

ns−n
4. Rumus untuk menghitung slip pada motor adalah %slip = × 100 %
ns
1500−1491,6
Untuk torsi 0 maka %slip = ×100 % = 0.56 %
1500
1500−1472,4
Untuk torsi 0,05 maka %slip = ×100 % = 1,84%
1500
1500−1453,8
Untuk torsi 0,1 maka %slip = × 100 % = 3,08 %
1500
1500−1432,8
Untuk torsi 0,15 maka %slip = × 100 % = 4,48 %
1500
1500−1402,2
Untuk torsi 0,2 maka %slip = × 100 % = 6,52 %
1500
1500−1355,4
Untuk torsi 0,25 maka %slip = ×100 % = 9,64 %
1500

5. Kurva T terhadap N

Kurva T terhadap N
1550

1500

1450
N (rpm)

1400

1350

1300

1250
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
T (kg-m)

Hubungan antara torsi dan kecepatan adalah berbanding terbalik sesuai dengan rumus torsi
60 P
τ= × . Sehingga dapat dilihat putaran motor akan melambat seiring dengan bertambahnya
2π N
torsi beban.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII. ANALISA
NAMA: DIAN AULIA RAHMAN
NIM : 201711289

Pada modul mesin induksi percobaan 1-2 yang berjudul percobaan karakteristik torsi-kecepatan
dengan running dan starting kapasitor mempunyai tujuan yaitu agar praktikan dapat menunjukkan
hubungan karakteristik torsi-kecepatan motor induksi satu fasa split-fase dengan running dan starting
kapasitor setelah dilakukan percobaan. Motor induksi di yang digunakan adalah motor kapasitor start
kapasitor run, yang termasuk salah satu macam-macam dari motor induksi satu fasa split-fase. Motor
split-fase yaitu motor induksi yang mempunyai dua kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan
bantu, dan saklar sentrifugal yang dipasang secara seri dengan kumparan bantu, serta kumparan utama
yang dipasang secara paralel dengan sumber bolak-balik (AC). Karena motor kapasitor start dan
kapasitor run termasuk motor split fase, berarti pada motor kapasitor start kapasitor run juga terdapat
saklar sentrifugal. Yang membedakannya adalah adanya satu unit kapasitor tambahan pada motor
kapasitor, tidak pada motor split-fase. Saklar sentrifugal ini berfungsi untuk menjadikan kumparan
bantu open circuit atau memutus kumparan bantu setelah kecepatan putar motor telah mencapai 70%
sampai 75%. Ada lima jenis atau tipe dari motor induksi split-fase. Motor kapasitor start, motor
kapasitor run, motor kapasitor start kapasitor run, motor permanen split fase/resistan-start dan motor
shaded pole.
Yang pertama adalah motor induksi kapasitor start. Sama seperti halnya yang telah disebutkan
sebelumnya, motor induksi kapasitor start berarti ia mempunyai dua kumparan yang dipasang
menyerupai motor induksi split-fase dan satu kapasitor yang dihubung secara seri dengan saklar
sentrifugal dan kumparan bantu. Fungsi kapasitor pada rangkaian motor induksi ini adalah untuk
memperhalus putaran motor, mereduksi arus dan memperhalus suara motor. Kemudian yang kedua
adalah motor induksi kapasitor run. Konstruksi yang serupa dengan motor induksi kapasitor start,
namun pada motor induksi ini tidak adanya saklar sentrifugal. Yang berarti pada motor induksi ini dia
bekerja dengan menggunakan dua kumparan. Lain halnya dengan motor induksi kapasitor start yang
hanya akan bekerja dengan kumparan utama saja setelah kecepatan perputaran motor mencapai 70%
sampai 75%. Fungsi kapasitor pada rangkaian motor induksi ini juga sama, yaitu untuk memperhalus
putaran motor, mereduksi arus dan memperhalus suara motor. Lalu yang ketiga yaitu jenis motor
induksi kapasitor start kapasitor run, yang mana jenis ini adalah jenis yang digunakan untuk
percobaan. Jenis motor induksi ini merupakan gabungan kedua jenis yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Yaitu motor terdiri dari kumparan utama, kumparan bantu, rotor, saklar sentrifugal dan
dua buah kapasitor yaitu kapasitor CS dan kapasitor CR. Kumparan utama dan kumparan bantu kali ini
terhubung secara seri, jadi saklar sentrifugal tidak akan memutus atau melepas kumparan bantu.
Melainkan saklar sentrifugal disini berfungsi untuk men-switch kapasitor. Saat kondisi awal dimana

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

motor induksi baru terhubung dengan sumber bolak-balik (AC) maka saklar sentrifugal akan
terhubung dengan kapasitor CS (kapasitor starting) dan setelah kecepatan putar motor mencapai 70%
sampai 75% maka saklar sentrifugal akan switch ke kapasitor C R (kapasitor running). Fungsi dari
kumparan bantu disini adalah untuk membuat fasa baru karena motor induksi yang digunakan
hanyalah satu fasa. Sedangkan motor akan berputar apabila terdapat perbedaan fasa. Karena adanya
perbedaan fasa maka akan timbul induksi magnet berupa medan magnet yang akan menginduksi rotor
sehingga timbul GGL induksi disertai dengan torsi, yang kemudian akan menghasilkan arus. Fungsi ini
sama dengan fungsi kumparan bantu di motor induksi split-fase.
Hubungan atau karakteristik antara torsi dengan kecepatan juga sama seperti halnya pada motor
induksi split-fase. Penambahan nilai torsi pada motor akan menurunkan kecepatan dari perputaran
motor. Karena torsi dalam motor adalah beban. Hal ini dapat dibuktikan pada data pengamatan dan
grafik T atau torsi terhadap N atau kecepatan.
Torsi diatur untuk enam keadaan, yaitu pada 0 Nm, 0.05 Nm, 0.1 Nm, 0.15 Nm, 0.2 Nm, dan
0.25 Nm. Data yang terukur dan dicatat ke dalam tabel data pengamatan ada empat data, yaitu P
dengan satuan Watt, I dengan satuan Ampere, N dengan satuan rpm dan cos theta. Saat torsi diatur
sebesar 0 Nm, diperoleh data setelah grafik pada alat stabil yaitu daya P sebesar 0.125 watt, arus I
sebesar 0.361 ampere, kecepatan N sebesar 1491.6 rpm, dan cos theta sebesar 0.527. Saat diberikan
nilai torsi sebesar 0.05 Nm, diperoleh data yang terukur dan yang ditampilkan setelah grafik
menunjukkan kestabilan yaitu daya P sebesar 0.219 watt, arus I sebesar 0.43 ampere, kecepatan N
sebesar 1472.4 rpm dan cos theta sebesar 0.769. Saat torsi diatur ke nilai 0.1 Nm, diperoleh data
setelah stabilnya grafik pada alat yaitu daya P sebesar 0.293 watt, arus I sebesar 0.520 ampere,
kecepatan N sebesar 1453,8 rpm dan cos theta sebesar 0.865. Kemudian nilai torsi dinaikkan menjadi
0.15 Nm, setelah grafik menunjukkan penstabilan didapat daya P sebesar 0.388 watt, arus I sebesar
0.642 ampere, kecepatan N sebesar 1432,8 rpm dan cos theta 0.923. Lalu nilai torsi dinaikkan kembali
menjadi 0.2 Nm maka data yang diperoleh setelah grafik pada alat stabil adalah daya P sebesar 0.493
watt, arus I sebesar 0.79 ampere, kecepatan N sebesar 1402.2 rpm dan cos theta 0.947. Dan nilai
terakhir untuk pengaturan torsi yaitu 0.25 Nm, data yang diperoleh setelah stabilnya grafik pada alat
yaitu daya P sebesar 0.627 watt, arus I sebesar 1.037 ampere, kecepatan N sebesar 1355.4 rpm dan cos
theta nya adalah 0.987.
Terlihat pada data bahwa nilai torsi yang terus dinaikkan maka nilai kecepatan pun berkurang
dan putaran motornya akan melambat. Hal ini sesuai dengan karakteristik dan rumus torsi-kecepatan
pada motor induksi. Pada saat kondisi torsi diatur nilainya sebesar 0.25 Nm, praktikan bisa
memperoleh data, tidak seperti pada percobaan motor induksi split-fase. Hal ini disebabkan karena
adanya kapasitor yang terbukti berfungsi untuk mereduksi arus pada motor induksi sehingga ketika
diberi torsi yang besar pun, motor masih bisa bekerja.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Kemudian selama praktikum berlangsung, terdengar suara bising tetapi tidak sebising
percobaan motor induksi split-fase. Hal ini juga dikarenakan oleh keterlibatan kapasitor pada
rangkaian, yang berfungsi memperhalus suara. Selain itu, fungsi kapasitor juga untuk memperhalus
putaran motornya.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR

NIM: 201711289

Pada praktikum motor induksi yang Berjudul KARAKTERISTIK TORSI-


KECEPATAN DENGAN RUNNING DAN STARTING KAPASITOR. Dan memiliki tujuan yaitu
setelaah menyelesaikan percoban praktikan Anda harus bisa menunjukkan hubungan karakteristik
Torsi-Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan starting

Adapun peralatan yang digunakan yaitu motor induksi satu fase berfungsi untuk media uji
karakteristik torsi-kecepatan. Magnetic Powder Brake Unit berfungsi sebagai pengontrol/pengereman
torsi. Brake Controller berfungsi sebagai alat pongontrol pengereman. There-phase power supply
module berfungsi sebagai pensuplay sumber 3 fasa. There-pole Current Unit Protection Switch
Module berfungsi sebagai alat pengaman modul. Digital power analysis berfungsi sebagai
pengukuran digital mulai dari daya arus tegangan rpm dan power faktor. Coupling berfungsi untuk
menghubungkan kedua ujung poros. Coupling guard berfungsi sebagai pelindung kopling. Shaft end
guard berfungsi sebagai pelindung ujung poros. Laboratory table berfungsi sebagai tempat meletakan
alat-alat. Experimental frame berfungsi sebagai gambar rangkaian. Connecting leads holder berfungsi
sebagai penghubung rangkaian/jumper modul. Connecting leads set berfungsi sebagai penghubung
jamper.

Dialam praktikum mesin induksi terdapat 5 hukum yaitu hukum ostet, hukum faraday,hukum
maxwell hukum lorenz dan hukum lenz. Prinsip hukum oersted adalah jika muatan listrik mengalir
melalui kawat penghantar konduktor, maka akan timbul pengaruh magnetik disekitar kawat yang
berarus tersebut. Pengaruh magnetik ini mampu menarik bahan magnetik lainnya. Hukum faraday
berbunyi bahwa jika terjadi perubahan medan magnet yang mengenai suatu kawat loop tertutup maka
akan timbul gaya gerak listrik (ggl) pada loop tertutup tersebut. Gaya gerak listrik adalah gaya yang
menggerakkan muatan (elektron) dalam loop tersebut. Hukum maxwell untuk mengetahui arah
medan magnet serta earus listrik dapat menginduki medan magnet. Hukum lorenz berbunyi jika suatu
penghantar di aliri arus listrik pada lilitan akan timbul medan magnet. Hukum lenz adalah apabila ggl
induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutu dengan hambatan tertentu, maka mengalirllah
arus listrik arus listrik ini dinamakan arus induksi. Atau ggl induksi selalu membangkitkan arus yang
medan magnetnya berlawanan dengan asal perubahan fluks.

Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian bergerak yang
bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas kumparan-kumparan satator
dan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus listrik bolak balik
satu fasa yang nelewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan
magnet anatara stator dan rotor. Pengertian motor induksi adalah salah satu motor-motor listrik yang

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

bekerja berdasarkan induksi elektromagnet, maksud dari elektromagnet yaitu suatu proses ketika
konduktor yang diletakkan di suatu medan magnet yang berubah ubah menyebabkan terjadinya aliran
listrik disepanjang konduktor. Pada praktikum menggunakan motor induksi kapasitor maksudnya
motor induksi yang mempunyai kapasitor sebagai meruduksi arus lonjakan atau memperhalus getaran
rotor dua kumparan pada bagian stator yaitu kumparan bantu dan kumparan utama yang mempunyai
saklar sentrifugal. Kumparan bantu digunakan untuk menghasilkan medan yang berbeda fasa dengan
medan yang dihasilkan dengan kumparan utama. Prinsip kerja motor induksi dengan running dan
starting kapasitor yaitu pada saat motor dialiri arus, maka arus mengaliri ke kapsitor sampai penuh
kemudian pada saat kapasitor sudah penuh menyimpan muatan listrik arus akkan menuju ke sakalar
sentrifugal, saklar sentrifugal akan berada pada posisi normally close atau tertutup dan medan magnet
dari kedua lilitan akan menghasilkan gaya putar yang diperlukkan untuk menjalankan rotor hingga
mencapai kecepatan penuh, dan ketika putaran motor mencapai 70-80% dari kecepatan penuh lilitan
bantu memutuskan saklar sentrifugal pada saat itu juga motor tetap bergerak atau memutar dengan
memanfaatkan fluks magnetik yang dibangkitkan oleh lilita/n utama atrinya arus tetap mengalir ke
lilitan utama.

Pada pelaksanaan percobaan pertama memastikan kondisi modul penel-panel dan perangkat
lainya berkeadaan off untuk mejaga keselamatan pada prakaktikan dan menjaga alat-alat tidak rusak.
Kemudian wiring atau merangkai rangkaian yang sesuai dengan pada modul dan pada merangkai
praktikan mengusahakan merangkai dari kanan. Kemudian jika sudah merangkai dengan benar
praktikan mengatur torsi susuai pada tabel percobaan yang mulai dari 0 selanjutnya menghidupkan
saklar proteksi 3 fasa dan menekakan hold pada saat motor hidup. Kemudian mencatat hasil pada
digital power analysis meter mulai dari daya, arus, kecepatan atau rotasi per menit dan juga faktor
daya.

Pada tabel percobaan di torsi mulai dari 0 adalah P=322W, 0,01=341, 0,02=118W,
0,01=436W, 0,04=364W, 0,05=353W. Seharunya pada torsi 0 sampai 0,05 semakin besar karena
terlalu cepat memencet tombol hold atau faktor dari mesin induksinya. Berbeda dengan arus,
seharusnya arus pada motor induksi konstan karena sudah terdapat kapsitor dan untuk faktor daya
meningkat tetapi pada rpm atau kecepatan motor jika torsinya semakin besar maka kecepatan motor
akan menurun. Pada motor induksi juga juga terlalu lama diberikan torsi yang besar maka motor akan
kinerjanya menurun.

Terdapat faktor kesalahan pada praktikum yaitu telalu cepatnya menghold alat ukur digitalnya.

VIII. KESIMPULAN
Setelah dilaksanakan praktikum, dapat diambil kesimpulan bahwa :

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

1. Karena motor kapasitor start dan kapasitor run termasuk motor split fase, berarti pada motor
kapasitor start kapasitor run juga terdapat saklar sentrifugal. Yang membedakannya adalah adanya
satu unit kapasitor tambahan pada motor kapasitor.
2. Karakteristik antara torsi dengan kecepatan juga sama seperti halnya pada motor induksi split-
fase. Penambahan nilai torsi pada motor akan menurunkan kecepatan dari perputaran motor.
Karena torsi dalam motor adalah beban.
3. Keterlibatan kapasitor pada rangkaian motor induksi kapasitor start kapasitor run, yang berfungsi
untuk mereduksi arus dan memperhalus suara. Selain itu, fungsi kapasitor juga untuk
memperhalus putaran motornya.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 2.1
HUBUNGAN DAN KONTROL ARAH MOTOR

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menjelaskan hubungan motor
induksi tiga fasa motor sangkar tupai dan kontrol arah putaran motor.

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C

1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B

1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A

1 Modul Saklar Balik EM-3310-3C

1 Fuse EM-3310-5B

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A

1 Perangkat Alat Patri EM-3390-3A

1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III. TEORI MODUL

Apakah 3 Phase Power itu?


Konsep pertama yang perlu kita pahami tentang motor induksi 3 fase adalah bagian pertama dari
namanya – daya 3 fase. Catu daya fase tunggal menggunakan dua kabel untuk memberikan tegangan
sinusoidal. Dalam sistem tiga fase, tiga kabel digunakan untuk memberikan tegangan sinusoidal yang
sama, tetapi setiap fase digeser oleh 120°. Kapan pun Anda menambahkan tegangan pada setiap fase,
jumlahnya akan konstan. Daya fase tunggal baik untuk aplikasi perumahan atau daya rendah lainnya,
tetapi daya tiga fase biasanya diperlukan untuk aplikasi daya industri atau yang lebih tinggi. Ini karena
ia dapat mentransmisikan daya tiga kali lebih banyak sementara hanya menggunakan kawat 1,5 kali
lebih banyak. Ini menjadikan catu daya lebih efisien dan ekonomis.

Apa itu Hukum Faraday?


Prinsip lain yang mendasari motor induksi AC berasal dari Hukum Faraday. Ilmuwan Inggris,
Michael Faraday, menemukan bahwa medan magnet yang berubah dapat menyebabkan arus dan
sebaliknya, arus dapat menyebabkan medan magnet. Dengan menggunakan aturan tangan kanan, Anda
dapat memprediksi arah medan magnet. Untuk melakukannya, bayangkan mengambil kawat lurus
dengan ibu jari Anda menunjuk ke arah arus. Jari-jari Anda akan membungkus ke arah garis fluks
magnet.

Komponen dari Motor Induksi

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Motor induksi 3 fase – rotor di dalam stator

Motor induksi AC tiga fase adalah mesin listrik berputar yang dirancang untuk beroperasi pada
pasokan tiga fase. Motor 3 fase ini juga disebut sebagai motor asinkron. Motor AC ini terdiri dari dua
jenis: motor induksi tipe tupai dan slip-ring. Prinsip operasi motor ini didasarkan pada produksi medan
magnet yang berputar.
Motor induksi atau asinkron terdiri dari dua komponen utama: stator dan rotor. Stator terdiri dari
belitan luar atau magnet dan tidak bergerak. Stator tidak bergerak. Rotor adalah inti bagian dalam dan
berputar di motor. Rotor berputar.
Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa
Ketiga motor fase ini terdiri dari stator dan rotor dan di antaranya tidak ada sambungan listrik.
Stator dan rotor ini dibangun dengan menggunakan bahan inti magnetik tinggi untuk mengurangi
histeresis dan rugi-rugi arus eddy.

Desain sangkar tupai adalah jenis motor induksi yang paling umum karena mereka dapat memulai
sendiri, andal, dan ekonomis. Dalam desain ini, rotor terlihat mirip dengan roda hamster atau 'sangkar
tupai,' demikian namanya. Rotor terdiri dari silinder luar batang logam yang disingkat pada ujungnya.
Interior terdiri dari poros dan inti padat yang terbuat dari laminasi baja.
Kerangka stator terdiri dari laminasi baja silikon, biasanya dengan ketebalan sekitar 0,5 milimeter.
Laminasi diperlukan karena voltase diinduksi sepanjang panjang aksial baja dan juga pada konduktor
stator. Laminasi terisolasi satu sama lain biasanya oleh lapisan pernis. Ini memecah jalur konduksi
dalam baja dan membatasi kerugian (dikenal sebagai eddy current losses) dalam baja.
Gulungan stator biasanya terbuat dari tembaga; putaran konduktor dari banyak belokan per
kumparan digunakan untuk motor kecil, dan batang persegi panjang putaran lebih sedikit digunakan
untuk mesin yang lebih besar. Kumparan diisolasi secara listrik. Ini adalah praktik umum untuk
membawa hanya tiga sadapan ke blok terminal apakah belitan terhubung dalam wye atau di delta.
Bagian magnetik rotor juga terbuat dari baja laminasi, terutama untuk memfasilitasi slot
konduktor stamping dari bentuk dan ukuran yang diinginkan. Pada sebagian besar motor induksi,
belitan rotor adalah tipe sangkar-tupai di mana konduktor padat dalam slot disingkat bersama di setiap
ujung besi rotor dengan melakukan cincin ujung. Dalam mesin semacam itu tidak perlu untuk
mengisolasi konduktor dari setrika. Untuk motor hingga sekitar 300 kilowatt, kandang tupai sering kali
terdiri dari tuangan aluminium yang menggabungkan konduktor, cincin akhir, dan kipas pendingin.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Untuk motor yang lebih besar, sangkar tupai terbuat dari tembaga, aluminium, atau batang kuningan
yang dilas atau dibrazing ke cincin ujung dari bahan serupa. Bagaimanapun, rotor sangat kasar dan
juga ekonomis untuk diproduksi, berbeda dengan rotor yang membutuhkan belitan berinsulasi listrik.
Slot rotor tidak harus persegi panjang. Bentuk slot dapat dirancang untuk menyediakan berbagai
karakteristik kecepatan torsi.

Prinsip Operasi Motor Induksi 3 Fase Didasarkan Pada Produksi R.Mf


Stator motor induksi terdiri dari sejumlah gulungan yang tumpang tindih diimbangi oleh sudut
listrik 120 °. Ketika motor dengan pasokan tiga fase, belitan stator tiga fase menghasilkan medan
magnet yang berputar dengan 120 perpindahan pada besaran konstan yang berputar pada kecepatan
sinkron. Medan magnet yang berubah ini memotong konduktor rotor dan menginduksi arus di
dalamnya sesuai dengan prinsip hukum induksi elektromagnetik Faraday. Karena konduktor rotor ini
disingkat, arus mulai mengalir melalui konduktor ini.
Di hadapan medan magnet stator, konduktor rotor ditempatkan, dan oleh karena itu,
berdasarkan prinsip gaya Lorenz, gaya mekanik bekerja pada konduktor rotor. Dengan demikian,
semua gaya konduktor rotor, yaitu, jumlah gaya mekanik menghasilkan torsi dalam rotor yang
cenderung bergerak ke arah yang sama dengan medan magnet yang berputar.
Rotasi konduktor rotor ini juga dapat dijelaskan oleh hukum Lenz yang memberi tahu bahwa
arus induksi pada rotor menentang penyebab produksinya, di sini oposisi ini adalah medan magnet
yang berputar. Hasil ini rotor mulai berputar ke arah yang sama dengan stator memutar medan magnet.
Jika kecepatan rotor lebih dari kecepatan stator, maka tidak ada arus yang akan menyebabkan rotor
karena alasan rotasi rotor adalah kecepatan relatif medan magnet rotor dan stator. Stator ini dan
perbedaan bidang rotor disebut sebagai slip. Ini bagaimana motor 3-fase disebut sebagai mesin
asinkron karena perbedaan kecepatan relatif antara stator dan rotor.

Seperti yang kita bahas di atas, kecepatan relatif antara medan stator dan konduktor rotor
menyebabkan putaran rotor ke arah tertentu. Oleh karena itu, untuk menghasilkan rotasi, kecepatan
rotor Nr harus selalu kurang dari kecepatan medan stator Ns, dan perbedaan antara kedua parameter ini
tergantung pada beban pada motor.
Jumlah kutub dan frekuensi tegangan yang diberikan menentukan kecepatan rotasi sinkron di
stator motor. Motor biasanya dikonfigurasikan untuk memiliki 2, 4, 6 atau 8 kutub. Kecepatan sinkron,

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

istilah yang diberikan untuk kecepatan di mana medan yang dihasilkan oleh arus primer akan berputar,
ditentukan oleh ekspresi berikut.

Kecepatan rotasi sinkron = (120 * frekuensi pasokan) / Jumlah kutub pada stator

Perbedaan kecepatan atau slip motor induksi AC diberikan sebagai

 Ketika stator stasioner, Nr = 0; slip menjadi 1 atau 100%.


 Ketika Nr berada pada kecepatan sinkron, slip menjadi nol; jadi motor tidak pernah berjalan
dengan kecepatan sinkron.
 Slip pada motor induksi 3 fase dari tanpa beban ke beban penuh adalah sekitar 0,1% hingga
3%; itulah sebabnya motor induksi disebut sebagai motor berkecepatan konstan.

Bagaimana Motor Bekerja


Untuk benar-benar mencapai torsi di poros motor, arus diterapkan di stator. Ini menciptakan
medan magnet berputar yang pada gilirannya menginduksi arus di rotor. Karena arus induksi ini, rotor
juga menciptakan medan magnet dan mulai mengikuti stator karena gaya tarik magnet. Rotor akan
berputar lebih lambat dari medan stator, dan ini disebut sebagai ‘slip’. Jika rotor berputar pada
kecepatan yang sama dengan stator, tidak ada arus yang diinduksi, sehingga tidak ada torsi. Perbedaan
kecepatan berkisar 0,5-5% tergantung pada belitan motor.

Belitan dan Kutub-Kutub


Motor tiga fase tersedia dalam konfigurasi 2, 4, 6, 8, dan ke atas. Jumlah kutub dalam belitan
menentukan kecepatan ideal motor. Motor dengan jumlah kutub yang lebih tinggi akan memiliki nilai
kecepatan yang lebih lambat tetapi nilai torsi yang lebih tinggi. Karena itu, motor dengan kutub tinggi
kadang-kadang disebut sebagai motor torsi dan dapat digunakan untuk mengganti motor menggunakan
gearbox. Hubungan ideal antara jumlah kutub, frekuensi, dan kecepatan ditentukan oleh hal berikut:

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Hubungan antara jumlah kutub dan RPM motor induksi.

Stator Motor Induksi 3 Fasa


Stator motor induksi tiga fasa terdiri dari jumlah slot untuk membangun sirkuit belitan 3 fase yang
kita hubungkan dengan sumber AC 3 fase. Kami mengatur lilitan tiga fase sedemikian rupa di slot
sehingga mereka menghasilkan satu medan magnet yang berputar ketika kita menghidupkan sumber
pasokan AC tiga fase.
Bingkai stator dapat dibangun menggunakan besi cor, aluminium atau baja canai. Bingkai stator
memberikan perlindungan mekanis dan dukungan yang diperlukan untuk inti berlapis stator, belitan
dan pengaturan lainnya untuk ventilasi. Stator terluka dengan belitan tiga fase yang tumpang tindih
satu sama lain pada pergeseran fase 120 derajat yang dipasang pada laminasi berlubang. Enam ujung
dari tiga belitan dibawa keluar dan dihubungkan ke kotak terminal sehingga belitan ini bersemangat
dengan pasokan utama tiga fase.
Gulungan ini terbuat dari kawat tembaga yang diisolasi dengan pernis yang dipasang pada
laminasi slotted berinsulasi. Pada semua suhu kerja, pernis diresapi ini tetap kaku. Gulungan ini
memiliki resistansi insulasi tinggi dan resistansi tinggi terhadap atmosfer salin, uap air, asap alkali, oli
dan gemuk, dll. Apapun yang sesuai dengan level voltase, belitan ini terhubung dalam koneksi bintang

atau delta.
Rotor dari Motor Induksi 3 Fasa
Motor Induksi Sangkar-Tupai

Motor Induksi Slip-Ring and Squirrel-Cage

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Rotor dari motor induksi AC tiga fase berbeda untuk motor induksi slip-ring dan sangkar-tupai.
Rotor dalam tipe slip-ring terdiri dari aluminium berat atau batang tembaga yang disingkat pada kedua
ujung rotor silinder. Poros motor induksi didukung pada dua bantalan di setiap ujung untuk
memastikan putaran bebas di dalam stator dan untuk mengurangi gesekan. Ini terdiri dari tumpukan
laminasi baja dengan jarak slot yang merata yang dilubangi kelilingnya ke tempat aluminium berat
atau batang tembaga yang tidak diisolasi ditempatkan.
Sebuah rotor tipe cincin selip terdiri dari belitan tiga fase yang dibintangi secara internal di salah
satu ujungnya, dan ujung lainnya dibawa keluar dan dihubungkan ke cincin selip yang dipasang pada
poros rotor. Dan untuk menghasilkan torsi awal yang tinggi, belitan ini terhubung ke rheostat dengan
bantuan sikat karbon. Resistor atau rheostat eksternal ini hanya digunakan pada periode awal saja.
Setelah motor mencapai kecepatan normal, sikat dihubung pendek, dan rotor wound berfungsi sebagai
rotor sangkar tupai.
Rotor dari motor induksi tiga fase terdiri dari inti laminasi silinder dengan slot paralel yang dapat
membawa konduktor. Konduktor adalah batang tembaga atau aluminium berat yang dipasang di setiap
slot dan dihubung pendek oleh cincin akhir. Slot tidak persis dibuat sejajar dengan poros poros tetapi
ditempatkan agak miring karena pengaturan ini mengurangi suara dengungan magnetik dan dapat
menghindari kemacetan motor.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


PROSEDUR
PERINGATAN : Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di
Laboratorium ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF
yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan. Tempatkan Motor Tiga Fasa Rotor
Sangkar Tupai pada Meja Laboratorium. Rangkai rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian
pada Gambar 12-1-1 dan diagram hubungan pada Gambar 12-1-2. Mintalah asisten untuk
memeriksa rangkaian lengkap Anda.
2. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP.
3. Secara berurutan nyalakan Saklar Pelindung Batas Arus 3 Kutub dan Modul Catu Daya 3 Fasa.
4. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi FOR. Motor seharusnya mulai bekerja.
Amati dan catat arah putar pada motor.
Arah putar motor = “Putaran dari motor searah jarum jam”
5. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP. Motor seharusnya berhenti.
6. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi REV. Motor seharusnya mulai bekerja.
Amati dan catat arah putar pada motor.
Arah putar motor = “Puataran motor induksi berlawanan dari arah jarum jam”
7. Pada Modul Saklar Balik, kembalikan saklar balik pada posisi STOP.
Secara berurutan matikan Catu Daya 3 Fasa dan Modul Pelindung Batas Arus 3 Kutub.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar. 2-1-1 Diagram Rangkaian Kontrol Arah Putar

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar. 2-1-2
Diagram Hubungan Kontrol Arah Putar

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V. TABEL DATA PENGAMATAN

Posisi Forward Posisi Reverse

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI. TUGAS AKHIR


1. Apa perbedaan antara Forward Bias dan Reverse Bias ?
2. Jelaskan cara mengubah arah putaran motor induksi tiga fasa !
3. Jelaskan apa pengaruhnya bila motor induksi tiga fasa berputar pada arah reverse !
4. Sebutkan dan jelaskan contoh penggunaan motor induksi dengan arah putar reverse !
5. Bagaimana pengaruhnya jika suatu motor induksi yang semula berputar forward tiba-tiba
putarannya di atur reverse ?
Pembahasan :
1. Forward Bias adalah keadaan dimana arah putaran motor induksi sesuai arah jarum jam dan
hubungan antar fasanya di Line 1,2 dan 3 sama (R-r, S-s, T-t).
Reverse Bias adalah keadaan dimana arah putaran motor induksi berlawanan arah jarum jam dan
hubungan antar fasanya di Line 1,2, dan 3 tidak sama kecuali T-t (R-s, S-r, T-t).
2. Cara mengubah putaran motor induksi yaitu degan membalikkan salah satu satu hubungan fasanya
R-S-T menjadi R-T-S tegangan yang masuk pada titik sumber ke motor induksi. Contohnya untuk
putaran Forward Bias dimana putaran fasanya yaitu R-S-T dengan searah jarum jam sedangkan
putaran Reverse Bias dimana putaran yang timbul dari fasanya itu yaitu R-S-T namun berlawanan
arah jarum jam.
3. Apabila berputar reverse maka arah putaran motor akan berlawanan putaran jarum jam.
4. Putaran pada lift saat naik atau pun turun, pengunaan bor listrik saat memasang atau
mengendorkan baut, penggunaan eskalator.
5. Dapat menimbulkan kerusakan terlebih pada rotor karena dalam proses berputar dan terhubung ke
baban. Dan dapat menimbulkan kerusakan kuparan dan isolasi pada stator karena perubahan arus
dan tegangan tiba-tiba. Dan dapat menyebabkan Trip pada sistem pengamanan yang ada pada alat
praktikum ini.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII. ANALISA
Pada modul mesin induksi percobaan 2-1 yang berjudul hubungan motor induksi 3 fasa rotor
sangkar tupai dan kontrol arah motor mempunyai tujuan yaitu agar praktikan mampu menjelaskan
hubungan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dan control arah putaran motor setelah percobaan
dilakukan. Motor induksi adalah mesin listrik dinamis yang merupakan mesin arus AC (bolak-balik)
yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang mempunyai konstruksi utama kumparan
stator dan rotor yang dimana mempunyai slip; antara kecepatan putar medan stator dan kecepatan
rotor. Motor induksi dapat mengkonversi energi listrik menjadi gerak mekanis. Jika pada motor
induksi, rotor berputar sama cepat dengan medan stator maka tidak akan timbul perbedaan kecepatan
sehingga tidak adanya GGL induksi yang timbul pada rotor sehingga tidak ada arus yang
menggerakkan motor tersebut. Stator adalah bagian pada motor induksi yang diam, yang pertama kali
dialiri arus dan bagian yang menginduksi. Sedangkan rotor adalah bagian pada motor induksi yang
berputar atau bagian yang terinduksi. Ada dua jenis rotor yaitu rotor belit dan rotor sangkar tupai.
Rotor yang digunakan pada percobaan kali ini adalah rotor sangkar tupai. Rotor sangkar tupai adalah
rotor yang terdiri dari batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor yang terbuat dari
tembaga, alloy atau aluminium, atau kuningan yang dilaminasi. Ujung-ujung batang konduktor atau
penghantar dihubung singkat (short circuit) oleh cincin tembaga. Dikarenakan batang konduktor
dihubung singkat, maka untuk rotor sangkar tupai tidak diperlukan lagi tahanan eksternal yang
dihubung seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar.
Pada percobaan, praktikan dapat mengubah arah putar motor induksi dengan saklar yang terdapat
pada reversing switch atau modul saklar balik. Pertama-tama menghubungkan semua alat dengan
kabel masing-masing fasa sesuai gambar yang tertera pada prosedur percobaan. L1 untuk R
menggunakan kabel merah, L2 untuk S menggunakan kabel kuning, L3 untuk T menggunakan kabel
hitam dan untuk N atau netral menggunakan kabel biru. Hal ini disesuaikan dengan dasar pada standar
ketentuan keselamatan kerja (K3). Lalu saklar pada modul saklar balik diatur dalam posisi STOP
Setelah itu, dihubungkan ke sumber dan dinyalakan. Setelah itu nyalakan secara berurut modul saklar
pelindung batas arus tiga kutub kemudian dilanjutkan modul catu daya 3 fasa. Kemudian setelah
menyala, pada alat yang bernama modul catu daya tiga fasa yang terdapat tiga macam proteksi, salah
satunya untuk temperature, lampunya dalam keadaan menyala sebagai indikasi overload. Hal ini
dikarenakan adanya kesalahan praktikan dalam merangkai rangkaian, dan untuk mengatasi hal tersebut
praktikan mematikan alat secara berurutan dari modul catu daya 3 fasa lalu modul saklar pelindung
batas arus 3 kutub. Kemudian praktikan memasang kabel berwarna kuning untuk menghubungkan
temperature pada alat motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dan pada modul catu daya 3 fasa.
Lalu dinyalakan kembali secara berurutan pula, dan terlihat lampu tersebut mati. Selain proteksi
temperature, ada juga proteksi untuk tegangan sentuh dan fuse. Pada alat yang bernama modul saklar
pelindung batas arus tiga kutub terdapat proteksi arus, gunanya untuk memproteksi alat dari arus

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

berlebih. Saklar pada modul saklar balik diputar atau diatur ke posisi FOR terlebih dahulu untuk
forward atau bias maju. Fungsi saklar yaitu untuk mengubah rangkaian setelah satu fasa untuk
mengubah arah polaritas rotor. Kemudian setelah motor berputar, praktikan mengamati dan mencatat
arah putar dari motor tersebut dan membuktikan apakah benar jika motor diatur forward maka motor
akan berputar searah dengan jarum jam atau tidak. Kemudian saklar diatur kembali ke posisi STOP
sampai motor benar-benar berhenti. Setelah itu saklar diatur ke posisi REV untuk reverse atau bias
mundur. Setelah motor berputar praktikan kembali mengamati dan mencatat arah putar dari motor
tersebut dan membuktikan apakah benar jika motor diatur reverse maka motor akan berputar
berlawanan arah dengan jarum jam atau tidak. Kemudian saklar diatur kembali ke posisi STOP sampai
motor benar-benar berhenti lagi. Dan terakhir praktikan mematikan alat secara berurutan dari modul
catu daya 3 fasa lalu modul saklar pelindung batas arus 3 kutub.
Pada alat yang bernama motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai digunakan hubungan delta
pada rangkaian. Hal ini diketahui dari kabel yang dihubungkan pada alat. Kabel U1 dengan W2, kabel
V1 dengan U2 dan kabel W1 dengan V2. Jika dihubungkan secara star atau wye, kabel yang terhubung
adalah U1 dengan V1 dan W1, atau U2 dengan V2 dan W2. Karena pada delta, masing-masing dari
ujung-ujung fasa saling terhubung sedangkan pada star hanya salah satu ujung dari masing-masing
fasa yang terhubung.
Data yang dicatat setelah dilakukan percobaan untuk saklar pada posisi forward, diperoleh arah
putaran motor yang sesuai yaitu searah dengan jarum jam. Dan untuk saklar pada posisi reverse juga
sesuai yaitu motor berputar ke arah yang berlawanan dengan jarum jam.
Untuk arah motor yang berputar forward berarti pada belitan motor menerima tegangan RST
dengan R terhubung dengan U, S terhubung dengan V dan T terhubung dengan W. Dan untuk arah
motor yang berputar secara reverse berarti pada belitan motor menerima tegangan RST dengan R
terhubung dengan U, S terhubung dengan W dan T terhubung dengan V. Atau merubah koneksi RST –
UVW menjadi RTS – UVW atau menukar fasa yang lain misalnya RST – UVW menjadi SRT – UVW
atau TRS – UVW. Dengan kata lain RST dibalik menjadi RTS. Pada prinsipnya untuk mengubah arah
putaran motor 3 fasa yaitu dengan menukar salah satu fasanya saja. Dan pada percobaan untuk
perpindahan operasi forward menuju reverse dilakukan dengan menekan push button STOP kemudian
memindahkan saklar ke reverse.
Forward – reverse adalah arah maju atau mundur suatu putaran motor listrik yang digerakkan
melalui sistem kontrol dan power suatu rangkaian kabel dan komponen, motor listrik. Beberapa contoh
mesin atau peralatan yang menggunakan motor listrik dengan dua arah antara lain hoisting crane,
transfer carriage, mesin bor, mesin bubut, lift, pemisah busbar pada switch gear, buka tutup valve,
konveyor, dan sebagainya.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR

NIM: 201711294

Pada Praktikum kali Ini yang berjudul Motor Induksi 3 Fasa Rotor Sangkar Tupai Pada
Percobaan 2-1 Hubungan Dan Katrol Arah Motor,yang memiliki tujuan yaitu setelah maenyelesaikan
percobaan,praktikan harus mampu manjelaskan hubungan motor induksi 3 fasa rotor sangkar tupai dan
kontrol arah putar motor

Adapula alat dan bahan yang dugunakan yaitu motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai
berfungsi sebagai media percobaan arah putar motor listrik,kedua modul catu daya tiga fasa berfungsi
untuk menyuplai sumber arus listrik ke motor induksi 3 fasa rotor sangkar tupai,ketiga modul saklar
pelindung batas arus tiga kutub berfungsi untuk pengaman pada saat praktikum pastinya rangkaian
hidup mati agar jika terjadianya short sirkuit tidak langsung menjalar ke perangkat atau pun alat
percobaan lainya,keempat modul saklar balik berfungsi sebagai mentukan arah motor mana yang akan
berputar jika pada posisi for atau forward bergerak kearah jarum jam sebaliknya jika saklar pada posisi
rev/reverse rotor berputar melawan arah jarum jam,kelima fuse befungsi sebagai pengaman di setiap
modul saklar pembalik agar jika terjadi short maka fuse ini putus sehingga modul tetap aman di
pakai,keenam meja laboratorium ketujuh bingkai percobaan,perangkat alat patri dan yang terakhir
perangkat pengaman penghubung besi

Pada dasanya pengertian dari motor induksi yaitu merubah atau mengkonversikan energi
listrik menjadi energi gerak atau energi mekanik. Motor induksi berputar karena adanya medan magnet
yang terbangkitkan pada stator dan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut akan
berputar, sesuai dengan hukum gaya lorenz jika suatu konduktor atau rotordi aliri oleh arus yang
berada dalam suatu daerah adanya medan magnet maka konduktor atau pun rotor akan mendapatkan
gaya elektromagnetik yang bisa disebut juga gaya lorenz.

Dalam mesin induksi praktikan mengetahui bagian-bagian pada motor listrik yaitu; stator
merupakan komponen utama pada motor listik. Stator merupakan lilitan tembaga statis yang terletak
mengelilingi poros utama jadi stator ini tidak bergerak, distator terdapat lempengan besi yang diliitkan
tembaga ,kemudian tebagai ini dialiri arus listrik sehingga ketika lilitan tembaga ini dialiri listrik
timbul lah medan magnet yang berputar pada stator ini. Rotor coil atau komutator, pada bagian rotor
terdapat bagian tembaga yang dililitkan di poros utama, semakin banya lilitan yang yang di buat di
rotor maka semakin besar pula. Main Shaft atau komponen yang memanjang bisanya terbuat dari
logam ataupun alminum berfungsi sebagai tempat menempelnya komponen seperti lilitan tembaga
rotor koil selain itu komponen ini harus stabil dan tahan panas. Brush adalah sikat tembaga yang
meghubungkan sumber arus listrik dengan rotor koil, gesekan yang terjadi akan mengaliri arus de gan
arah yang sama walaupun rotor berputar sehingga putaran dapat sinkron dan kontinyu. Bearing yaitu

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

komponen khusus yang dijadikan bantalana agar putaran berlangsung dengan mulus, bearing biasanya
berbahan almunium yang memiliki gaya gesek ringan. Drive pulley,komponen ini terletak di bagian
ujung luar poros utama fungsinya untuk mentransfer putaran motor menuji komponen lain dan
berbentuk gear. Motor Housing terdapat dibagian terluar motor yang melindung semua komponen
pada motor listrik.

Pada praktikum ini pertama-tama praktikan harus memastikan modul atau panel-panel dalam
keadaan mati atau tidak ada arus yang mengalir pada panel-panel. Kemudian praktikan melakukan
wiring atau merangkai gambar rangkaian yang sesuai dangan didalam modul, pada saat merangkai
praktikan haruslah merangkai dari kiri ke kanan sebenarnya tidak jadi masalh dari mana mulai duluan
tetapi jika rangkaian atau wiringnya lebih kompleks maka haruslah merangkai dari kiri agar jika terjadi
kesalahan bisa mengurut jalur wiring dari awal.

Jika sudah dirangkai, posisi modul saklar balik harus pada kondisi STOP. Kemudian nyalakan
secara berurutan mulai dari saklar pelindung Batas Arus 3 Kutub,modul catu daya 3 fasa. Pada saat
modul saklar balik,atur saklar bali tersebut pada posisi FOR atau Forward kamudian praktikan melihat
arah putran pada motor dan menghasilkan putaran ke arah jarum jam atau ke kanan dengan bisa
mengeceknya menggunakan benda atau meyentuh pada putaran motor. Selanjutnya putar kembali atau
arahkan kembali ke posisi STOP, sehingga motor induksi pun berhenti secara perlahan.

Pada modul saklar balik, praktikan mengatur lagi pada posisi REV atau Reverse kemuadian
melihat arah putaran motor atau dengan cara menyentuhkan benda ke bagian drive pulley atau poros
utama, hasilnya arah putar poros melawan arah putar jarum jam atau berputar ke kiri. Selanjutya
mematikan atau mengembalikan saklar balik pada posisi STOP motor induksi pun akan perlahan
berhenti, jika sudah praktikan mematikan secarar berurutan Catu Daya 3 Fasa dan Modul Pelindung
Batas Aus 3 Kutub.

Pada praktikum prakitan hanya menentukan arah putarnya motor induksi, jika diberikan saklar
balik pada posisi FOR maka arah putar motor induksi ke kanan atau searah rotasi bumi,Terminal
belitan menerima . Sedangkan pada saklar balik di posisi REV maka arah putar motornya ke kanan
melawan arah jarum jam

Dalam praktikum ini terdapat kesalahan yaitu tidak dihubungnya kabel dari panel ke alat pengereman
torsi sehingga tidak bekerjanya motor induksi tersebut.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VIII.KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Konstruksi utama motor induksi AC 3 fase terdiri dari stator dan rotor.
2. Mengubah salah satu fasanya untuk mengubah arah putar motor induksi tiga fasa.
3. Pada saat saklar di posisi forward, arah putar motor searah jarum jam. Dan saat di switch ke
posisi reverse, motor berputar berlawanan arah jarum jam.
4. Perubahan arah putar motor secara tiba-tiba diperlukan arus dan torsi yang besar.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 2.2
PENGASUTAN WYE-DELTA

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda harus mampu untuk menjalankan motor
induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dengan pengasutan wye atau delta.

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C

1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B

1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A

1 Modul Saklar Pengasutan Wye-Delta EM-3310-2D

1 Pengukur Daya Digital EM-3310-3H

Atau Pengukur ACA Digital EM-3310-3C

Pengukur ACV Digital EM-3310-3D


Pengukur Faktor Daya Digital EM-3310-3F
1 Sekring Set EM-3310-5B

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Eksperimen EM-3380-2B

Atau Bingkai Eksperimen EM-3380-2A


1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A

1 Alat Patri Set EM-3390-3A

1 Set Kabel Penghubung EM-3330-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III. TEORI MODUL

Star Delta Starter


Star Delta Starter adalah jenis starter yang sangat umum dan digunakan secara luas dibandingkan
dengan jenis lain dari metode start motor induksi. Star Delta digunakan untuk motor sangkar yang
dirancang untuk berjalan normal pada belitan stator yang terhubung delta. Sambungan motor induksi
tiga fase dengan starter delta bintang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Ketika sakelar S berada di posisi START, gulungan stator terhubung di bintang seperti yang
ditunjukkan di bawah ini.
Ketika motor mengambil kecepatan, sekitar 80 persen dari kecepatan pengenalnya, sakelar S segera

dimasukkan ke posisi RUN. Akibatnya, belitan stator yang sebelumnya ada dalam koneksi bintang
berubah menjadi koneksi DELTA sekarang. Sambungan delta stator yang berkelok-kelok ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.

Pertama, belitan stator dihubungkan di bintang dan kemudian di Delta sehingga arus garis start motor
dikurangi menjadi sepertiga dibandingkan dengan arus awal dengan belitan yang terhubung di delta.
Pada awal motor induksi ketika belitan stator terhubung dengan bintang, setiap fase stator mendapat
tegangan VL / √3. Di sini VL adalah tegangan saluran.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Karena torsi yang dikembangkan sebanding dengan kuadrat dari tegangan yang diterapkan pada motor
induksi. Star delta starter mengurangi torsi awal hingga sepertiga yang diperoleh dengan mulai delta
langsung.

Teori Metode Star Delta Starter untuk Memulai Motor Induksi


Pada permulaan motor induksi, belitan stator terhubung pada bintang dan, oleh karena itu, tegangan
pada setiap belitan fase sama dengan 1 / √3 kali tegangan saluran.

Penjelasan Star Delta Starters


Star Delta Starters. Dalam tutorial ini akan membahas bagaimana Star-Delta starter bekerja untuk
motor induksi 3 fase. Lalu akan melihat mengapa dan di mana mereka digunakan.
Di bawah ini adalah dua contoh diagram pengkabelan untuk pemula star delta dari pemasok industri.
Selalu tanyakan kepada pabrikan Anda bagaimana, dan jika, motor dapat dihubungkan ke starter Star
Delta.

Motor tiga fase digunakan di hampir setiap bangunan komersial dan industri. Di dalam motor induksi
tiga fase memiliki 3 koil yang terpisah yang digunakan untuk menghasilkan medan magnet yang
berputar. Ketika melewati arus AC melalui masing-masing kumparan, masing-masing kumparan akan
menghasilkan medan magnet yang berubah intensitas dan polaritasnya ketika elektron berubah arah.

Jika menghubungkan setiap kumparan ke fase yang berbeda, elektron dalam setiap fase akan
mengubah arah antara maju dan mundur pada waktu yang berbeda dibandingkan dengan fase lain,
sehingga medan magnet akan berubah dalam intensitas dan polaritas pada waktu yang berbeda
dibandingkan dengan fase lainnya .

Kemudian memutar kumparan 120 derajat dari yang sebelumnya, kemudian menggabungkan ini ke
stator motor untuk menghasilkan medan magnet yang berputar. Medan magnet yang berputar ini akan
menyebabkan rotor berputar yang digunakan untuk menggerakkan kipas, pompa, dll.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Di bagian atas atau kadang-kadang sisi motor kita memiliki kotak terminal listrik. Di dalam kotak
listrik ini memiliki 6 terminal. Masing-masing memiliki huruf dan angka yang sesuai U1, V1, W1 dan
W2, U2 V2.

Kumparan Fasa 1 terhubung ke dua terminal U, kumparan Fase 2 terhubung ke dua terminal V dan
kumparan fase 3 terhubung ke dua terminal W. Terminal koil berada dalam pengaturan yang berbeda
dari atas ke bawah. Kemudian akan melihat mengapa dapat melakukan ini hanya dalam beberapa saat.

Selalu menghubungkan sisi suplai ke terminal U1, V1 dan W1. Agar motor berjalan kita harus
menyelesaikan sirkuit. Ada dua cara untuk melakukan ini.

Konfigurasi Delta

Yang pertama adalah koneksi delta. Untuk ini terhubung melintasi terminal dari U1 ke W2, V1 ke U2
dan W1 ke V2. Ini akan memberikan konfigurasi delta.
Ketika melewatkan arus melalui fase, listrik mengalir dari satu fasa ke fasa lain saat arah daya AC di
setiap fasa berbalik. Itu sebabnya memiliki terminal pada pengaturan yang berbeda karena dapat
terhubung melintasi dan memungkinkan listrik untuk mengalir di antara fase sebagai elektron
membalikkan arah pada waktu yang berbeda.

Konfigurasi Star

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Cara lain agar dapat menghubungkan terminal adalah dengan menggunakan konfigurasi bintang.
Dalam metode ini kita menghubungkan antara W2, U2 dan V2 hanya pada satu sisi terminal motor. Ini
memberi kami desain yang sama dengan bintang.

Ketika melewatkan arus melalui kumparan, elektron dibagi di antara fase-fase di terminal.

Dua cara yang baru saja kita lihat untuk mengonfigurasi motor di bintang atau delta adalah metode
tetap. Untuk mengubahnya, kita harus memotong daya secara fisik, membuka terminal motor dan
mengaturnya kembali. Ini tidak praktis untuk dilakukan.

Bagaimana kita mengotomatisasi ini?


Untuk mengotomatisasi ini, kita perlu menggunakan beberapa kontaktor. Mereka datang dalam
berbagai desain tetapi operasi dasar adalah saklar yang dapat mengaktifkan baik membuat atau
memutus sirkuit untuk mengontrol aliran listrik di ketiga fase secara bersamaan.

Kami mengambil kontaktor utama kami dan menghubungkan pasokan tiga fase kami ke satu sisi dan
kemudian kami menghubungkan sisi lain ke terminal masing-masing dalam kotak listrik motor
induksi.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Kemudian kami mengambil kontaktor kedua, yang akan digunakan untuk sirkuit delta, dan
memasukkan tiga fase kami ke dalam ini. Dari sini kita menghubungkan fase 1 ke terminal V2 yang
merupakan koil fase 2. Kemudian kita menghubungkan fase 2 kita ke terminal W2 yang merupakan
koil fase 3. Akhirnya kami menghubungkan kabel fase 3 kami ke terminal U2 yang merupakan koil
fase 1.

Sekarang kita mengambil kontaktor lain, yang akan digunakan untuk sirkuit bintang kita, dan kita
menghubungkan tiga fase kita ke dalam ini. Di atas kita hanya menghubungkan ketiga fase bersama.

Motor Starting
Start dalam koneksi bintang dan melakukannya dengan mengaktifkan terminal kontaktor utama dan
bintang sehingga mereka menutup untuk menyelesaikan rangkaian.

Sekarang ketika melewati listrik melalui rangkaian, listrik melewati setiap fase dan koil dan kemudian
keluar melalui terminal motor dan ke kontaktor bintang di mana jalur elektron dibagi. Ini
memungkinkan elektron mengalir masuk atau keluar dari fase lain saat arahnya berubah.

Ini akan berjalan selama beberapa detik sebelum beralih ke delta. Untuk koneksi delta kami lepaskan
kontaktor bintang dan kemudian tutup koneksi delta.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Sekarang kita memiliki listrik yang mengalir dan membelah arah. Ini mengalir ke baik utama maupun
kontaktor delta. Listrik di jalur kontaktor utama akan mengalir ke koil motor, dan listrik yang
mengambil rute kontaktor delta akan mengalir ke sisi berlawanan dari terminal motor dan ke fase lain.
Masing-masing akan mengalir di antara fase yang berbeda saat mereka berbalik arah.

Kontrol
Untuk mengontrol pergantian dari kontaktor bintang ke delta, cukup menggunakan timer untuk
mengontrol ini. Ini akan secara otomatis mengubah konfigurasi setelah jumlah waktu yang ditentukan.
Selain itu versi yang lebih maju akan memonitor amp atau kecepatan motor.

Mengapa Kita Menggunakan Star Delta?


Digunakan star delta yang juga disebut wye delta di Amerika Utara, untuk mengurangi arus masuk saat
motor dinyalakan. Ketika motor induksi besar mulai dalam delta, arus awal mereka dapat lebih dari 5
kali lebih tinggi dari arus beban penuh yang terjadi ketika motor stabil dan berjalan normal.

Gelombang besar arus ini dapat menyebabkan banyak masalah. Sistem kelistrikan gedung akan
dihantam oleh permintaan besar yang tiba-tiba ini. Infrastruktur kelistrikan akan meningkat dengan
cepat pada suhu yang mengarah pada kegagalan komponen dan bahkan kebakaran listrik. Permintaan
yang tiba-tiba juga menyebabkan penurunan voltase di seluruh sistem kelistrikan gedung yang secara
visual dapat kita lihat karena lampu akan turun, ini dapat menyebabkan banyak masalah untuk hal-hal
seperti komputer dan server.

Jadi untuk mengurangi arus start, kita hanya perlu mengurangi tegangan start.

Konfigurasi bintang akan mengurangi tegangan kumparan menjadi sekitar 58% dibandingkan dengan
konfigurasi delta. Tegangan yang lebih rendah akan menyebabkan arus yang lebih rendah. Arus dalam
koil sementara dalam konfigurasi bintang akan sekitar ~ 33% dari konfigurasi delta. Ini juga akan
menyebabkan pengurangan torsi, torsi konfigurasi bintang juga akan sekitar 33% dibandingkan dengan
delta.

Star delta starter adalah metode yang paling umum digunakan untuk memulai motor induksi 3 fase. Di
delta bintang memulai motor induksi terhubung melalui koneksi bintang sepanjang periode awal.
Kemudian setelah motor mencapai kecepatan yang diperlukan, motor terhubung melalui koneksi delta.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Bintang delta starter akan memulai motor dengan belitan stator yang terhubung bintang. Ketika motor
mencapai sekitar 80% dari kecepatan beban penuhnya, motor akan mulai berjalan dalam belitan stator
yang terhubung delta.

Bintang delta starter adalah jenis starter tegangan rendah. Kami menggunakannya untuk mengurangi
arus start motor tanpa menggunakan perangkat atau peralatan eksternal. Ini adalah keuntungan besar
dari starter delta bintang, karena biasanya memiliki sekitar 1/3 dari lonjakan arus dibandingkan dengan
starter DOL.

Starter terutama terdiri dari sakelar TPDP yang merupakan kependekan dari Tripple Pole Double
Throw switch. Switch ini mengubah belitan stator dari bintang ke delta. Selama kondisi awal, belitan
stator terhubung dalam bentuk bintang.

Keuntungan Star Delta Starter


Keuntungan dari starter star delta meliputi:
1. Murah
2. Tidak ada panas yang dihasilkan, atau perangkat pengubah keran perlu digunakan, karenanya
efisiensi meningkat.
3. Arus mulai dikurangi menjadi 1/3 arus mulai online langsung.
4. Menghasilkan torsi tinggi per ampere arus jalur.

Kekurangan Star Delta Starter


Kerugian dari pemula delta bintang meliputi:
1. Torsi awal dikurangi menjadi 1/3 dari torsi beban penuh.
2. Satu set motor tertentu diperlukan.

Penerapan Star Delta Starter


Sebagaimana dibahas dalam keuntungan dan kerugian di atas, starter bintang delta paling cocok untuk
aplikasi di mana arus awal yang diperlukan rendah dan di mana penarikan arus garis harus pada nilai
minimum. Starter star delta tidak cocok untuk aplikasi yang membutuhkan pengiriman torsi start
tinggi. Untuk aplikasi ini, starter DOL harus digunakan sebagai gantinya.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

Jika motor terlalu banyak dimuat, tidak akan ada cukup torsi untuk mempercepat motor hingga
kecepatan sebelum beralih ke posisi delta. Contoh aplikasi untuk starter delta bintang adalah
kompresor sentrifugal.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV.PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


PROSEDUR
PERINGATAN:
Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY
OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Pasangkan modul yang dibutuhkan pada bingkai eksperimen. Letakkan motor
induksi tiga fasa rotor sangkar tupai di atas meja laboratorium. Susun rangkaian
sesuai dengan diagram rangkaian pada gambar 12-2-1 dan diargram hubung pada
gambar 12-2-2. Biarkan instruktur untuk memeriksa rangkaian yang telah kamu
rangkai dengan benar.
2. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/∆ pada posisi pertama (Y). Tekan
tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara Y.
3. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos-𝜃 yang terlihat
pada pengukur daya digital di tabel 12-2-1. Matikan catu daya tiga fasa.
4. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/∆ pada posisi kedua (∆).
Tekan tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara
∆.
5. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos-𝜃 yang terlihat
pada pengukur daya digital di tabel 12-2-1.
6. Matikan catu daya tiga fasa.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V.TABEL DATA PENGAMATAN


Tabel 2-2-1 Hasil Pengukuran Pertama dari I, E, dan cos-𝜃
I(A) E(V) Cos-θ
Starting 0,728 211 0,352
Wye
Running 0,277 211 0,352
Starting 1,534 211 0,205
Delta
Running 0,861 211 0,205

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI. TUGAS AKHIR


1. Bagaimana pengaruh metode pengasutan Wye-Delta terhadap motor induksi 3 fasa rotor sangkar
tupai yang telah Anda praktikumkan ?
2. Apa yang terjadi apabila motor induksi tiga fasa dengan daya diatas 5 HP tidak menggunakan
metode pengasutan Wye-Delta ?
3. Bagaimana proses pengasutan Wye-Delta dari Start hingga ke proses Running ?
4. Buatlah grafik arus terhadap tegangan untuk hubungan Wye dan Delta (Starting dan Runnig) dan
jelaskan grafik tersebut dengan detail berdasarkan data pengamatan yang Anda dapatkan !
5. Bagaimana pengaruh faktor daya pada starting dan running Wye-Delta ?
6. Jelaskan hubungan antara arus, tegangan, dan faktor daya pada starting dan running Wye-Delta !
Jawab :
1. Pada saat Starting maka pada motor induksi akan timbul arus lonjakan atau arus asut pada Rotor
yang bertujuan untuk memutar rotor untuk berotasi, dikarenakan besarnya beban pada rotor pada
saat permulaan ini lah yang menyebabkan timbulnya arus asut. Pada metode pengasutan Wye-
Delta ini apabila fasa tidak seimbang maka akan timbul arus di sisi netral.
2. Maka pada motor induksi 3 fasa akan timbul arus lonjakan yang akan mengalir di kumparan dan
rotor sehingga menimbulkan panas dan dapat melelehkan belitan tembaga dan merusak isolasi
yang ada.
3. Proses pengasutan Wye-Delta pada saat Starting awalnya maka arus akan mengalir melewati
kumparan di stator sehingga menimbulkan fluks magnet dan menginduksi rotor untuk berotasi,
dikarenakan timbulnya torsi pada untuk memutar stator maka disinilah akan timbul arus lonjakan
atau pengasutan, rata-rata arus asut ini bernilai 4-5 kali lipat dari pada arus normalnya saaat
beroperasi. Pada saat terjadi pengasutan ini maka peran dari metode Wye-Delta untuk
menormalkan arus lonjakan ini ke kondisi normal supaya motor induksi berkerja lebih optimal dan
tidak panas.\
4.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

1.8
1.6
Starting
1.4
1.2

Arus (Ampere) 1
Running Wye
0.8
Starting Delta
0.6
0.4
Running
0.2
0
Tegangan (Volt)

Berdasarkan grafik yang terlihat ini untuk rangkaian Wye pada saat Starting arusnnya lebih besar
di bandingkan arus pada saat Runing yang lebih kecil. Dan tegangan yang timbul pada saat Starting
sama nilainya dengan keadaan Running. Dan untuk keadaan arus terhadap tegangan pada
rangakain Delta memiki kondisi yang hampir sama pada saat Starting dan Running.
5. Faktor daya pada rangkaian Wye itu sendiri pada saat Starting bernilai (0,352) dan pada saat
running nilainya sama ketika saat starting. Hal ini disebakan karena arus lonjakan pada saat start
awal.
Faktor daya pada rangkaian Delta juga mengalami hal sama karena sesuai dengan persamaan daya
aktif yaitu P=V x I x cos θ disini apabila arus melonjak maka tegangan akan turun sehingga faktor
daya akan naik atau turun sesuai dengan besar arus yang timbul.
6. Kita lihat dari persamaan daya aktif yaitu P=V x I x cos θ disini apabila arus melonjak maka
tegangan mengalir akan turun sehingga faktor daya akan naik atau turun sesuai dengan besar arus
yang timbul.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII.ANALISA
NAMA: DIAN AULIA RAHMAN
NIM: 201711289

Pada modul mesin induksi percobaan 2-2 yang berjudul pengasutan wye-delta mempunyai tujuan
yaitu agar praktikan mampu menjalankan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dengan
pengasutan wye atau delta setelah percobaan dilakukan. Motor induksi adalah alat kelistrikan yang
dapat mengonversi energi listrik menjadi energi gerak mekanik yang bekerja menggunakan sumber
tegangan AC (Alternating Current). Motor induksi adalah bagian dari mesin induksi; yang sama-sama
menggunakan prinsip elektromagnetik. Motor induksi menggunakan beberapa hukum yaitu lima
hukum. Saat kawat berarus atau arus yang mengalir di suatu kumparan akan timbul medan magnet;
kumparan tersebut adalah kumparan stator dan berlaku hukum Oersted. Kemudian medan magnet
tersebut mempunyai arah yang sesuai dengan hukum Maxwell. Setelah timbul medan magnet,
kumparan stator akan menginduksi kumparan pada rotor dan terjadilah perubahan fluks magnet yang
menyebabkan timbulnya GGL induksi atau beda potensial pada ujung-ujung kumparan yang sesuai
dengan hukum Faraday. Oleh karena adanya GGL induksi timbullah arah arus induksi pada kumparan
dan berlaku hukum Lenz. GGL induksi yang timbul disertakan dengan timbulnya torsi pada ujung
poros rotor sehingga rotor berputar yang sesuai dengan hukum Lorenz. Karena kumparan rotor
merupakan rangkaian tertutup, maka GGL pada rotor akan menghasilkan arus. Kemudian akan timbul
gaya pada motor akibat adanya arus di dalam medan magnet. Rotor akan berputar searah dengan
medan stator jika kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar.
Konstruksi utama dari motor induksi yaitu terdapat kumparan stator dan rotor. Stator adalah
komponen yang diam sedangkan rotor adalah komponen yang berputar. Stator adalah kumparan yang

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

menginduksi rotor, dan rotor adalah kumparan yang terinduksi. Rotor yang digunakan adalah jenis
rotor sangkar tupai. Jenis rotor lainnya yaitu rotor belitan. Rotor sangkar tupai digunakan karena
bentuk kumparannya yang sederhana. Pada rotor sangkar tupai, ujung-ujung kumparan terhubung
singkat secara permanen. Sedangkan untuk rotor belitan, ujung-ujung kumparan rotor akan terhubung
langsung apabila kecepatan putar rotor telah mencapai kecepatan normalnya secara otomatis melalui
slip ring yang terpasang pada bagian rotor.
Pengasutan wye-delta merupakan sambungan untuk memulai motor, yang berfungsi untuk
mengurangi atau mereduksi arus lonjakan pada saat awal motor starting agar tidak terjadi drop voltage
dan tidak melebihi batas arus normal pada alat. Pada motor induksi terdapat slip yaitu perbandingan
antara kecepatan medan stator dan kecepatan putar rotor. Jika medan magnet stator dan putaran rotor
mempunyai kecepatan yang sama, maka tidak akan timbul perbedaan kecepatan sehingga tidak ada
GGL induksi yang timbul pada rotor dan tidak akan menghasilkan arus, atau tidak adanya slip. Untuk
menghasilkan slip dapat dilakukan dengan cara mengubah putaran rotor dan untuk menghindari slip,
dapat dipasang sebuah cincin slip atau slip ring. Oleh karena itulah motor induksi disebut juga dengan
motor asinkron.
Torsi adalah gaya memutar suatu benda pada porosnya, jika pada percobaan ini adalah pada
rotor. Torsi ada dua macam, yaitu torsi mekanik dan torsi beban. Torsi mekanik untuk memutar rotor,
dimana semakin besar torsi mekaniknya maka semakin cepat rotor berputar. Torsi mekanik dapat
dipengaruhi juga oleh perubahan beban yang semakin besar sehingga mempengaruhi kinerja motor
yang diantaranya adalah kecepatan dan arus motor. Sedangkan torsi beban digunakan untuk
menghambat putaran pada rotor, yang mana jika torsi beban nilainya semakin besar maka rotor akan
berputar melambat atau putaran motor menurun.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk percobaan pengasutan wye-delta yaitu pertama
rangkaian motor dihubung secara wye kemudian saat sumber dinyalakan dan motor starting, maka arus
lonjakan akan timbul secara sesaat kemudian setelah itu motor bekerja dengan arus yang lebih kecil
dari arus lonjakan tersebut pada saat motor running. Lalu rangkaian motor di switch menjadi hubung
delta dengan saklar, saat sumber dinyalakan terjadi arus lonjakan yang nilainya lebih besar
dibandingkan pada saat motor dihubung secara wye, kemudian ketika motor dalam keadaan running
arus lebih kecil daripada saat motor tersebut starting tetapi nilainya lebih besar dibanding dengan
motor yang dihubung secara wye. Oleh karena itu, rangkaian motor terhubung secara wye yang
digunakan pada saat starting; untuk mereduksi lonjakan arus yang nilainya lebih kecil daripada
menggunakan hubungan delta saat starting, kemudian sesaat setelahnya rangkaian langsung diswitch
dengan saklar agar rangkaian motor langsung terhubung delta pada saat running; yang mana nilai
arusnya lebih besar daripada menggunakan hubungan wye sebagai bentuk efisiensi kerja dari motor
tersebut merupakan pengasutan wye-delta. Nilai arus yang besar berarti nilai dayanya juga besar saat
motor yang running terhubung delta, akan menghemat motor yang bekerja daripada digunakan hubung

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

wye yang mana nilai arusnya kecil karena nilai dayanya kecil dan motor akan bekerja lebih keras
sehingga tidak efisien. Pada hubungan delta yang digunakan saat motor run juga terdapat torsi yang
besar.
Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil pengukuran data yang diperoleh pada percobaan. Ketika
terhubung wye, diperoleh nilai arus sebesar 0,728 ampere saat motor starting dan saat running sebesar
0,277 ampere serta faktor daya yang terukur adalah 0,352 untuk kedua kondisi. Dan ketika terhubung
delta diperoleh nilai arus sebesar 1,534 ampere saat starting dan saat running sebesar 0,861 ampere
serta faktor daya yang terukur adalah 0,205 untuk kedua kondisi. Untuk nilai tegangan kira-kira
besarnya sama sekitar 211 volt untuk kedua hubungan dan kedua kondisi motor. Pengukuran dilakukan
hanya sekali saja karena tidak ada yang harus dibandingkan dari nilai tegangannya, karena memang
seharusnya nilai tegangan itu sama besarnya. Kalaupun tidak sama berarti terdapat kesalahan pada saat
percobaan dilakukan, seperti kesalahan pada saat meng-hold nilai-nilai yang terukur pada alat.
Selain pengasutan wye-delta, ada beberapa macam pengasutan motor induksi tiga fasa yaitu
starting secara Direct on Line (DOL) atau pengasutan secara langsung (DOL), starting dengan
menggunakan tahanan primer, starting dengan auto-transformer dan starting dengan pengaturan
tahanan rotor.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR


NIM 201711294
Pada Praktikum kali Ini yang berjudul Motor Induksi 3 Fasa Rotor Sangkar Tupai Pada
Percobaan 2-2 Pengasutan Wye-Delta ,yang memiliki tujuan yaitu setelah maenyelesaikan
percobaan, Anda harus mampu manjalankan motor induksi tiga fasa rotor sangkat tupai dengan
pengasutan wye atau delta

Adapula alat dan bahan yang dugunakan yaitu motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai
berfungsi sebagai media percobaan arah putar motor listrik,kedua modul catu daya tiga fasa
berfungsi untuk menyuplai sumber arus listrik ke motor induksi 3 fasa rotor sangkar tupai,ketiga
modul saklar pelindung batas arus tiga kutub berfungsi untuk pengaman pada saat praktikum
pastinya rangkaian hidup mati agar jika terjadianya short sirkuit tidak langsung menjalar ke
perangkat atau pun alat percobaan lainya,keempat modul saklar pengasutan Wye-Delta berfungsi
sebagai menetukan hubungan Wye dan hubungan Delta ,kelima Pengukuran Daya Digital atau
pengukur ACA Digital pengukur ACV Digital Pengukur Faktor Daya berfungsi untuk membaca
nilai arus,tegangan dan faktor daya dari starting dan runing pada motor induksi keenam Sekring Set
befungsi sebagai pengaman di setiap modul saklar pembalik agar jika terjadi short maka fuse ini
putus sehingga modul tetap aman di pakai,ketujuh Meja Laboratorium, kedelapan Bingkai
Percobaan,perangkat alat patri, alat patri set dan yang terakhir kabel penghubung berfungsi untung
menghubungkan rangkaian.

Prinsip kerja motor induksi apabila stator diberi sumber tegangan 3 fase maka akan timbul
medan putar,medan stator terebut akan memotong batang konduktor pada motor mengakibatkan
batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi karena batang konduktor merupakan
rangkaian tertutup maka ggl akan menghasilkan arus,adanay atus didalam medan magnet akan
menimbulkan gaya pada rotor sehingga motor induksi bergerak.

Dalam mesin induksi praktikan mengetahui bagian-bagian pada motor listrik yaitu; stator
merupakan komponen utama pada motor listik. Stator merupakan lilitan tembaga statis yang
terletak mengeingi poros utama jadi stator ini tidak bergerak, distator terdapat lempengan besi yang
diliitkan tembaga ,kemudian tebagai ini dialiri arus listrik sehingga ketika lilitan tembaga ini dialiri
listrik timbul lah medan magnet yang berputar pada stator ini. Rotor coil atau komutator, pada
bagian rotor terdapat bagian tembaga yang dililitkan di poros utama, semakin banya lilitan yang
yang di buat di rotor maka semakin besar pula. Main Shaft atau komponen yang memanjang
bisanya terbuat dari logam ataupun alminum berfungsi sebagai tempat menempelnya komponen
seperti lilitan tembaga rotor koil selain itu komponen ini harus stabil dan tahan panas. Brush adalah
sikat tembaga yang meghubungkan sumber arus listrik dengan rotor koil, gesekan yang terjadi akan
mengaliri arus de gan arah yang sama walaupun rotor berputar sehingga putaran dapat sinkron dan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

kontinyu. Bearing yaitu komponen khusus yang dijadikan bantalan agar putaran berlangsung
dengan mulus, bearing biasanya berbahan almunium yang memiliki gaya gesek ringan. Drive
pulley,komponen ini terletak di bagian ujung luar poros utama fungsinya untuk mentransfer putaran
motor menuji komponen lain dan berbentuk gear. Motor Housing terdapat dibagian terluar motor
yang melindung semua komponen pada motor listrik.

Pada praktikum ini pertama-tama praktikan harus memastikan modul atau panel-panel dalam
keadaan mati atau tidak ada arus yang mengalir pada panel-panel. Kemudian praktikan melakukan
wiring atau merangkai gambar rangkaian yang sesuai dangan didalam modul, pada saat merangkai
praktikan haruslah merangkai dari kiri ke kanan sebenarnya tidak jadi masalh dari mana mulai
duluan tetapi jika rangkaian atau wiringnya lebih kompleks maka haruslah merangkai dari kiri agar
jika terjadi kesalahan bisa mengurut jalur wiring dari awal.

Jika sudah dirangkai, posisi modul saklar balik harus pada kondisi STOP. Kemudian nyalakan
secara berurutan mulai dari saklar pelindung Batas Arus 3 Kutub,modul catu daya 3 fasa. Pasang
saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/ Δ pada posisi pertama (Y). Kemudian menekan tombol
ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara Y. Kemudian praktikan
mencatat hasil pengasutan motor induksi yang tertera di panel pengukuran digital dengan cara
meng-hold ketika saklar pegasutan posisi (Y) sama juga dengan pengasutan Δ. Jika sudah selesai
mencarat hasil starting dan runing maka matikan catudaya tiga fasa dan penel-panel serta perangkat
lainnya

Pada praktikum praktikan melihat nilai pengasutan atau arus lonjakan dan runing,terbukti pada
saat staring motor induksi memerlukan arus yang besar diatas 5 HP . Terlihat pengasutan wye saat
starting arus mengalir 1,13A tegangan = 218,1V, faktor daya = 0,726 sedangkan pasa saat runing
arus menurun karena sudah melewai arus lonjakan tadi, tegangan 220V dan faktor daya 0,417.
Percobaan pengasutan delta terdapat nilai pada saat staring arus sebesar 1,822A tengangan sebesar
217,6V dan faktor daya sebesar 0,498 sedangan pada saat runing arus sudah normal sebesar 0,858 A
tegangan 219,6A dan faktor daya sebesar 0,238. Jadi praktikum ini hanya melihat perbedaan
starting dan runing pada pengasutan wye dan delta

Dalam praktikum ini terdapat kesalahan yaitu tidak tepatnya menghold pengukuran digital saat
starting sehingga memungkinkan terjadi kesalahan mencatat hasil tidak sempurna.

VIII.KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pengasutan wye-delta terbukti digunakan untuk mengurangi atau mereduksi arus lonjakan
yang terjadi pada saat awal motor starting.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

2. Saat starting, motor yang terhubung secara wye mempunyai arus yang lebih kecil dibanding
dengan secara delta. Dan saat running, motor yang terhubung secara wye mempunyai arus
yang juga lebih kecil daripada terhubung secara delta.
3. Nilai tegangan pada saat percobaan adalah sama karena menggunakan sumber yang sama.
4. Cos phi saat terhubung wye untuk kedua kondisi (starting dan running) adalah sama, dan saat
terhubung delta untuk kedua kondisi (starting dan running) adalah sama.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 2.3
PF CORRECTION

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan, anda harus bisa menunjukkan power factor correction sebuah
motor induksi 3 squirrel cage 3 fasa.

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Alat No. Cat.


1 Three-phase Squirrel Cage Motor EM-3330-1C
1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A
1 Brake Controller EM-3310-1N
1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-pole Current Limiter Protection Switch EM-3310-2A
Module
1 Y/∆ Starting Switch Module EM-3310-2D
1 Digital Power Analysis Meter Or EM-3310-3H
Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Fuse Set EM-3310-5B
1 Reactive Compensator EM-3310-4F
1 Coupling EM-3390-2A
1 Coupling Guard EM-3390-2B
1 Shaft End Guard EM-3390-2C
1 Laboratory Table EM-3380-1A
1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A
1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III.TEORI MODUL

Cos Phi dan Koreksi Faktor Daya


Cos phi atau bisa ditulis dengan Cos φ, merupakan perbandingan daya nyata dengan daya semu. Ingat
rumus daya, P = S Cos φ, maka Cos φ = P/S. Istilah lain Cos phi adalah faktor daya (power faktor, pf)
dan tidak ada satuan untuknya.

Nilai Cos phi atau faktor daya suatu beban rangkaian listrik berkisar antara nol hingga satu. Faktor
daya tinggi dengan nilai mendekati satu merupakan faktor daya yang bagus, sebaliknya faktor daya
rendah dengan nilai mendekati nol merupakan faktor daya yang buruk. Untuk beban resistif atau
resisitor murni, faktor dayanya sangat baik yaitu satu, karena P = S, artinya daya yang dihamburkan
oleh beban listrik (P) sebanding dengan arus yang dibebankan padanya. Bila faktor dayanya jelek,
misalnya pada beban induktif, maka akan mengakibatkan arus beban meningkat, dengan daya (P) yang
sama. Koreksi faktor daya atau perbaikan Cos phi rendah, dapat dilakukan dengan memasang
kapasitor secara pararel pada beban induktif.

Kualitas daya sangat penting untuk pengoperasian peralatan yang efisien. Salah satu elemen yang
berkontribusi terhadap kualitas daya adalah faktor daya.

Power Factor Correction (PFC) bertujuan untuk meningkatkan faktor daya dan karenanya kualitas
daya, memanfaatkan kapasitor untuk mengimbangi beban induktif yang biasanya, misalnya motor.
Sistem PFC meningkatkan efisiensi pasokan listrik, memberikan penghematan biaya listrik segera.

Kapan Power Factor Correction tepat untuk Anda?


 Kerusakan motor
 Kegagalan peralatan listrik atau elektronik
 Overheating transformer, switchgear dan pemasangan kabel
 Tersandung gangguan pemutus sirkuit atau sekering
 Pengoperasian peralatan yang tidak stabil
 Penggunaan dan biaya energi yang tinggi

Bagaimana cara Koreksi Faktor Daya berfungsi?


Power Factor adalah ukuran seberapa efektif daya yang masuk digunakan dalam sistem kelistrikan
Anda dan didefinisikan sebagai rasio daya Nyata ke Nyata (total) di mana:
 Daya Nyata adalah kekuatan yang benar-benar memberi kekuatan pada peralatan dan
melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan produktif.
 Daya Reaktif diperlukan oleh beberapa peralatan (mis. Transformator, motor dan relay) untuk
menghasilkan medan magnet untuk operasi; namun itu tidak melakukan pekerjaan nyata.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

 Daya Semu adalah jumlah vektor dari Daya Nyata dan Reaktif dan sesuai dengan daya total
yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah daya nyata yang setara untuk beban.

Koreksi Faktor Daya mungkin diperlukan jika sistem


memiliki faktor daya kurang dari 90% (atau 0,9). Faktor daya
yang buruk dapat berkontribusi pada ketidakstabilan dan
kegagalan peralatan, serta secara signifikan lebih tinggi dari
biaya energi yang diperlukan karena itu berarti bahwa lebih
banyak arus diperlukan untuk melakukan jumlah pekerjaan
yang sama. Dengan mengoptimalkan dan meningkatkan
faktor daya, kualitas daya ditingkatkan, mengurangi beban
pada sistem distribusi listrik.

Peralatan PFC mencapai penurunan jumlah total permintaan listrik dengan menggunakan bank
kapasitor untuk mengimbangi beban induktif (atau reaktor jika beban kapasitif).

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Koreksi faktor daya adalah metode untuk mengurangi faktor daya lagging pada beban induktif dengan
memasang kapasitor bernilai tinggi melintasi fase dan netral dekat dengan beban. Ketika Tegangan dan
Arus dalam fase satu sama lain dalam sirkuit AC, energi dari sumber sepenuhnya diubah menjadi
bentuk lain untuk menggerakkan beban dan dalam hal ini faktor daya berada dalam satu kesatuan.
Ketika faktor daya turun, sistem menjadi kurang efisien. Sebagai aturan, penurunan dari persatuan ke
0,9 dalam faktor daya meningkatkan persyaratan saat ini menjadi 15% atau lebih.

Faktor daya 0,7% meningkatkan kebutuhan daya menjadi sekitar 40%. Ini jauh lebih parah dalam
kasus beban induktif seperti Motor, Lemari Es, Inverter dll. Dalam beban induktif ini, arus
"kelambatan" tegangan yang mengarah ke "faktor daya lagging". Tetapi kondisi sebaliknya terjadi jika
arus "menyebabkan" tegangan. Ini disebut "faktor daya utama". Koreksi faktor daya adalah metode
untuk mengurangi faktor daya lagging pada beban induktif dengan memasang kapasitor bernilai tinggi
melintasi fase dan netral dekat dengan beban. Kapasitor ini memiliki faktor daya utama sehingga akan
menetralisir faktor daya lagging dari beban. Koreksi faktor daya memiliki keuntungan sebagai berikut.

1. Beban menjadi lebih efisien


2. Mencegah pemborosan energi melalui panas
3. Menjaga stabilitas tegangan

Over Correction
Penting untuk dicatat bahwa, jika kapasitor faktor daya (PFC) terhubung pada titik masuk catu daya,
katakan setelah meteran atau di titik distribusi, ada kemungkinan "Koreksi berlebih" ketika sebagian
kecil dari beban penuh diaktifkan. Koreksi berlebih ini menyebabkan arus lonjakan arus yang besar ke
beban selama perpindahan yang dapat menghancurkan beban. Jadi PFC harus terhubung dekat dengan
beban induktif, sehingga koreksi daya hanya terjadi pada beban itu.

Kapasitor koreksi PF
Kapasitor daya adalah kapasitor tipe elektrolit film logam besar yang tidak terpolarisasi.

Kapasitor faktor daya


Kapasitor ini memiliki sifat penyembuhan sendiri. Itu selama kesalahan
sesaat, area kecil dari elektroda kapasitor menguap untuk mengembalikan
fungsinya lagi. Ada dua jenis kapasitor koreksi faktor daya.

1. Jenis diisi minyak dalam kasus logam dan


2. Epoxy diisi dengan case plastik

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PFC ini dapat beroperasi dengan lancar pada suhu setinggi 70 derajat. PFC memiliki tegangan kerja
240 volt AC, 440 volt AC dll. Kapasitansi PFC bervariasi antara 2 uF hingga 100 uF. PFC juga
ditentukan oleh kVAR "Daya Reacting".

Apa itu Koreksi Faktor Daya?


Koreksi faktor daya adalah teknik meningkatkan faktor daya catu daya. Mengalihkan catu daya tanpa
koreksi faktor daya menghasilkan arus pendek, pulsa berkekuatan tinggi. Pulsa ini dapat dihaluskan
dengan menggunakan teknik aktif atau pasif. Ini mengurangi arus input RMS dan daya input semu,
sehingga meningkatkan faktor daya.

Koreksi faktor daya membentuk arus input untuk memaksimalkan daya nyata dari catu daya AC.
Idealnya, peralatan listrik harus menyajikan beban yang mengemulasi resistor murni, yang berarti
bahwa daya reaktif akan menjadi nol. Dan bentuk gelombang arus dan tegangan akan menjadi
gelombang sinus yang sama dan dalam fase satu sama lain. Namun, karena komponen reaktif di
sebagian besar rangkaian, selalu ada kelambatan daya yang mengarah ke faktor daya yang lebih
rendah.

Dalam sistem yang ideal, semua daya yang diambil dari listrik AC digunakan dalam melakukan
pekerjaan yang bermanfaat. Ini hanya mungkin saat arus dalam fase dengan tegangan. Ketika fase
antara keduanya bervariasi, sebagian energi dari outlet AC tidak melakukan pekerjaan yang
bermanfaat dan hilang.

Perusahaan pembangkit listrik harus menghasilkan lebih banyak daya untuk memenuhi permintaan
daya yang berguna dan yang hilang. Ini berarti lebih banyak investasi modal dalam pembangkitan,
transmisi, distribusi, dan kontrol. Biaya dibebankan kepada konsumen selain berkontribusi terhadap
pemanasan global.

Koreksi faktor daya mencoba mendorong faktor daya sistem kelistrikan seperti catu daya ke 1, dan
meskipun tidak mencapai ini, ia mendekati 0,95 yang dapat diterima untuk sebagian besar aplikasi.

Metode Koreksi Faktor Daya


Ada dua jenis koreksi faktor daya untuk catu daya; PFC pasif dan PFC aktif.

Koreksi Faktor Daya Pasif


Ini digunakan untuk catu daya kecil sekitar 100W atau kurang. Metode koreksi menggunakan filter
harmonik low pass pada input AC dengan kapasitor dan induktor membentuk rangkaian resonansi seri.
Komponen-komponennya bisa sangat kecil sambil memberikan koreksi faktor daya yang murah dan
efisien.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 1: Kredit Gambar PFC Pasif

PFC pasif sederhana, kuat, dan andal untuk kebutuhan daya yang lebih rendah. Selain itu, mereka tidak
menghasilkan EMI. Namun, mereka besar dan berat karena induktor.

Keuntungan
 Murah
 Efisien
 Konstruksi sederhana

Kekurangan
 Ukuran berat dan besar
 Tidak ada pengaturan tegangan
 Rentang tegangan input terbatas

Koreksi Faktor Daya Aktif


Metode PFC aktif untuk catu daya lebih dari 100W. Metode ini memberikan koreksi yang lebih
efisien, lebih ringan dan kurang tebal.

Sirkuit PFC aktif dasar terdiri dari sirkuit kontrol yang mengukur tegangan dan arus input dan
kemudian menyesuaikan waktu switching dan siklus tugas untuk memastikan bahwa tegangan dan arus
input dalam fase. Ini memberikan koreksi otomatis dari tegangan AC input, menghasilkan faktor daya
teoritis lebih dari 0,95. Berbeda dengan PFC pasif, PFC aktif beroperasi pada berbagai tegangan input.
Namun, itu membutuhkan komponen tambahan, yang membuatnya lebih kompleks dan mahal.

Gambar 2: Kredit Gambar Sirkuit PFC Dasar Aktif


Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

Keuntungan dari PFC Aktif


 Mencapai PF 0,95 atau lebih tinggi
 Kecil dan ringan
 Berbagai tegangan dan frekuensi input AC (87 Vrms-266 Vrms dan 47Hz-63Hz).
 Lebih fleksibel
 Kontrol lebih besar

Kekurangan
 Kompleks
 Biaya lebih tinggi
 Membutuhkan lebih banyak penyaringan karena frekuensi tinggi yang dapat masuk ke saluran
 Komponen dinilai pada tegangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan PFC pasif.

Manfaat PFC
Dengan faktor daya sama dengan 1 atau sedekat mungkin, ada kerugian yang lebih rendah dan semua
daya yang dihasilkan digunakan secara efisien.
 Manfaat teknis: Peningkatan efisiensi dan pengurangan permintaan daya, karenanya
pengurangan beban pada switching gear dan kabel, mengurangi biaya untuk konsumen dan
mendukung beban lebih banyak.
 Manfaat komersial: Ada pengurangan kerugian sistem dan biaya modal yang lebih sedikit
untuk perusahaan pembangkit. Selain itu, ada penghematan biaya listrik, karena tidak ada biaya
untuk kelebihan daya reaktif. Manfaat lain adalah bahwa peralatan dan sistem transmisi dan
distribusi berjalan lebih dingin dan bertahan lebih lama.
 Manfaat lingkungan: pengurangan emisi CO2.

Power Factor Correction (PFC) adalah proses meningkatkan faktor daya rendah yang ada pada sistem
daya dengan cara memasang kapasitor Power Factor Correction (PFC) dan dengan demikian,
meningkatkan rasio daya aktif ke daya semu.

Ketika daya nyata lebih besar dari daya aktif, maka penyedia utilitas harus memasok kelebihan daya
reaktif dan daya kerja.

Kapasitor daya bertindak sebagai generator daya reaktif dan ketika terhubung ke sistem kelistrikan,
untuk mengurangi atau menghilangkan jumlah daya reaktif yang dihasilkan oleh sistem kelistrikan dari
jaringan.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Apa manfaat Koreksi Faktor Daya (PFC)?


 Pengurangan daya semu (juga dikenal sebagai permintaan maksimum)
 Tagihan listrik lebih rendah
 Peningkatan kapasitas sistem (bebaskan kapasitas pada transformator suplai Anda)
 Penurunan tegangan yang berkurang pada transformator suplai dan kabel suplai
 Mengurangi kehilangan transmisi
 Mengurangi jejak karbon

Industri mana yang paling diuntungkan oleh Koreksi Faktor Daya?


Industri di mana motor dioperasikan kurang dari beban penuh (proses siklus):
 Saw Mills
 Plastik: ekstrusi dan daur ulang
 Industri menggunakan peralatan mesin, mesin stamping, tukang las, kompresor
 Pengecoran
 Industri FMCG
 Pabrik pembotolan
 Tanaman pendingin
 Toko grosir

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV.PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


PROSEDUR
PERHATIAN: Terdapat Tegangan tinggi dalam Percobaan laboratorium ini! Jangan
membuat atau memodifikasi koneksi apa pun. Jika ada bahaya, segera tekan tombol
EMERGENCY OFF merah pada Three-phase Power Supply Module.
1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake Controller
pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single-phase Induction Motor dengan Magnetic
Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin dengan aman menggunakan sekrup delta.
Pasang Coupling Guard dan Shaft End Guard . Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke
Magnetic Powder Brake Unit menggunakan kabel yang disediakan.
Selesaikan Percobaan laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu dalam
kondisi berbeban.
2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit Sesuai Circuit
diagram pada Fig. 12-3-1 dan Connection Diagram pada Fig. 12-3-2. Mintalah Instruktur untuk
mengecek sirkuit tersebut. Catatan : Saklar Termal Three phase Induction Motor dan Magnetic
Powder Brake harus dihubung bersama.
Sebelum mengunakan Brake Controller and Magnetic Powder Brake Unit, Anda harus terlebih
dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m dengan menyesuaikan kenop adj
nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic Powder Brake Unit dengan power On.
3. ON kan Y/∆ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller, Magnetic Powder
Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply Modules.
Motor seharusnya start running dalam kondisi No correction.
4. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant
Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa normal,
reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman yang
berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
5. Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos-𝜃 yang terlihat pada Digital Power
Analysis di tabel 12-3-1.
6. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1 (Y). Ulangi langkah
percobaan 5
7. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada posisi 2 (∆). Ulangi langkah
percobaan 5.
8. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant Torque
Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-m
9. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel 12 -3-2
10. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman dengan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.


11. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current Limit Protection
Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller,
12. Ubah circuit diagram Fig. 12-3-1 ke Fig. 12-3-3. Minta aslab untuk mengecek circuit.
13. ON kan Y/∆ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller, Magnetic Powder
Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply Modules.
Motor seharusnya start running dalam kondisi No correction.
14. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant
Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa normal,
reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman yang
berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
15. Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos-𝜃 yang terlihat pada Digital Power
Analysis di tabel 12-3-1.
16. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1 (Y). Ulangi langkah
percobaan 5
17. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada posisi 2 (∆). Ulangi langkah
percobaan 5
18. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant Torque
Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-m
19. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel 12 -3-2
20. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman dengan
menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.
21. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current Limit Protection
Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller,

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI.TABEL DATA PENGAMAT

Tabel 12-3-1 Nilai Pengukuran I, P, dan cos θ

Torque 0.1 kg-m

Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)

I (A) 1,036 0,858 0,967 0,79 0,935

Cos θ 0,554 0,667 0,596 0,737 0,618

P (kW) 0,066 0,065 0,067 0,068 0,067

Tabel 12-3-2 Nilai Pengukuran I, P, dan cos θ

Torque 0.3 kg-m

Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)

I (A) 2,064 1,98 2,02 1,96 2,015

Cos θ 0,872 0,914 0,88 0,931 0,895

P (kW) 0,185 0,188 0,19 0,19 0,19

VII.ANALISA
NAMA : DIAN AULIA RAHMAN
NIM : 201711289
Pada modul mesin induksi percobaan 2.3 yang berjudul PF correction mempunyai tujuan yaitu
agar praktikan dapat menunjukkan power factor correction sebuah motor induksi squirrel cage tiga
fasa setelah dilakukan percobaan. PF atau power factor atau faktor daya merupakan rasio perbandingan
antara daya aktif terhadap daya semu. Daya aktif atau daya nyata (real power) adalah daya yang
dibutuhkan oleh beban yang bersifat resistif, atau daya yang digunakan oleh konsumen. Daya aktif
menggunakan satuan watt. Daya aktif menunjukkan adanya aliran energi listrik dari pembangkit ke
beban untuk dikonversikan menjadi bentuk energi lain. Daya listrik pada sumber DC adalah perkalian
dari nilai tegangan dan nilai arus, tegangan dalam satuan volt dan arus dalam satuan ampere.
Sedangkan pada sumber AC menjadi sedikit berbeda karena melibatkan faktor daya, yaitu menjadi
perkalian dari nilai tegangan, nilai arus dan faktor daya. Bila melihat dari bentuk gelombang untuk
daya aktif, gelombang tegangan dan gelombang tegangan berada pada fase yang sama atau sefasa,
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

yaitu 0o. Artinya tidak ada yang saling mendahului antara gelombang tegangan dan gelombang
arusnya. Sehingga jika dihitung dengan rumus daya aktif maka nilai dari daya listrik pada satu posisi
tertentu memiliki nilai yang selalu positif. Nilai daya yang positif ini menunjukkan bahwa semua total
daya mengalir ke beban listrik. Daya aktif menghasilkan kerja yang nyata pada sisi beban listrik secara
efektif. Kemudian daya semu atau apparent power adalah hasil perkalian antara tegangan rms (root-
mean-square) efektif dengan arus rms (root-mean-square). Daya semu menggunakan satuan VA.
Tegangan rms adalah nilai tegangan listrik AC yang menghasilkan daya yang sama dengan daya listrik
DC ekivalen pada beban resistif yang sama. Begitu pula dengan arus rms. Arus rms adalah nilai arus
listrik AC yang menghasilkan daya yang sama dengan daya listrik DC. Tegangan rms adalah tegangan
listrik yang berasal dari PLN yaitu sebesar 220 volt. Formula tegangan rms adalah tegangan
maksimum dibagi dengan √ 2. Artinya, 220 volt adalah 0,707 nya dari tegangan maksimum AC. Jika
beban listrik mempunyai sifat resistif maka nilai daya semu sama dengan daya aktif. Lain halnya bila
beban listrik bersifat reaktif seperti induktif maupun kapasitif maka nilai daya aktif akan sebesar cos θ
dari daya total atau daya semu. Cos θ merupakan faktor daya. Karena faktor daya adalah perbandingan
daya aktif yang mempunyai rumus VxIxCos θ, dengan daya semu yang mempunyai rumus VxI, yang
mana pada masing-masing rumus terdapat VxI, jika VxI dibagi dengan VxI sama dengan 1, tinggal
tersisa cos θ, maka faktor daya sama dengan cos θ. Nilai dari θ merupakan sudut pergeseran nilai arus
maupun nilai tegangan pada grafik gelombang sinusoidal listrik AC. θ akan bernilai positif jika
gelombang tegangan mendahului gelombang arus. Dan θ akan bernilai negatif jika gelombang arus
yang mendahului gelombang tegangan. θ yang bernilai positif merupakan beban yang bersifat induktif
sedangkan θ yang bernilai negatif merupakan beban yang bersifat kapasitif. Hal ini dapat ditentukan
dari cara mengalirnya arus dan tegangan terhadap simbol penampang pada induktor dan kapasitor.
Induktor yang merupakan gulungan kawat maka arus akan melalui gulungan-gulungan sesuai dengan
panjangnya gulungan induktor, sedangkan tegangan dapat menerobos gulungan-gulungan tersebut
sehingga pada grafik, gelombang teganganlah yang mendahului gelombang arus. Berbeda halnya
dengan kapasitor. Kapasitor adalah tempat tersimpannya medan listrik, jadi tegangan akan tersimpan
terlebih dulu di kapasitor sedangkan arus dapat melewatinya begitu saja sehinga pada grafik,
gelombang arus yang mendahului gelombang tegangan. Perbedaan antara gelombang tegangan dengan
gelombang arus adalah sebesar 90o.
Selain daya aktif dan daya semu, ada pun daya lain yaitu daya reaktif. Daya reaktif ini adalah
daya yang diserap oleh beban reaktif yaitu yang beban bersifat induktif. Daya reaktif menggunakan
satuan VAR atau volt-ampere reactive, bukan watt. Karena daya reaktif bukan daya yang sebenarnya.
Daya reaktif tidak menunjukkan adanya perpindahan energi listrik tetapi daya aktif. Pada komponen
elektronika terdapat komponen induktor yang memiliki sifat induktif. Sifat induktif ini contohnya ada
pada beban-beban industri seperti motor listrik induksi. Beban-beban induksi inilah yang banyak
menyerap VAR atau daya reaktif. Untuk menutupi banyaknya daya yang terserap tersebut dibutuhkan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

komponen lain yang tentunya mampu menghasilkan VAR. Komponen ini adalah kapasitor. Kapasitor
yang besifat kapasitif, akan menghasilkan banyak VAR. Kapasitor akan sangat membantu suatu
sistem yang menggunakan beban induktif. Karena kebutuhan daya reaktif yang tercukupi maka daya
total ditanggung oleh sistem akan berkurang. Rumus dari daya reaktif adalah VxIxSin θ. Persamaan-
persamaan yang telah disebutkan sebelumnya diperoleh dari yang namanya segitiga daya. Segitiga
daya merupakan segitiga siku-siku yang menyatakan hubungan antara daya aktif, daya reaktif dan daya
semu. Sisi miring segitga adalah sebagai daya semu dengan simbol S, salah satu sisi siku-siku sebagai
daya aktif dengan simbol P, dan sisi siku-siku lainnya sebagai daya reaktif dengan simbol Q. Dari
hubungan tersebut diperoleh persamaan pythagoras, S sama dengan √ P2+ Q2.
Faktor daya atau PF inilah yang nilainya sangat dipengaruhi oleh daya reaktif atau VAR. Karena
range faktor daya adalah 0 sampai 1, ketika θ nilainya semakin besar maka faktor daya akan semakin
kecil mendekati nol, sedangkan jika θ semakin kecil maka nilai dari cos atau faktor daya akan semakin
mendekati 1. Suatu power factor yang tidak bagus itu tidak diperbolehkan karena ketentuan faktor
daya dari PLN sebesar 0,8. Kapasitas kapasitor digunakan untuk menaikkan power factor dari misal
0,5 menjadi 0,87. Dari hasil perhitungan kapasitas kapasitor, hanya untuk satu kapasitor. Untuk daya
yang besar berarti dibutuhkan beberapa kapasitor dengan kapasitas kapasitor yang sama. Gabungan
dari beberapa kapasitor disebut juga dengan kapasitor bank. Kapasitor bank digunakan untuk
mengkompensasi beban induktif sehingga terjadi penurunan tegangan listrik jaringan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan, parameter yang diamati pada percobaan ada
tiga yaitu arus, cos θ dan daya. Dan ada beberapa kondisi yaitu pada saat torsi diberi nilai 0,1 Nm dan
0,3 Nm, kondisi no correction, saat nilai kapasitor 2 mikrofarad yang terhubung wye dan delta, serta 3
mikrofarad yang terhubung wye dan delta. Untuk kondisi no correction berarti tidak menghubungkan
motor induksi dengan kapasitor. Pada tabel terlihat bahwa ketika arus yang terhubung wye lebih besar
daripada yang terhubung delta. Padahal seharusnya kebalikannya. Hal ini dibuktikan dengan
persamaan arus pada wye dan delta. Pertama, rumus arus wye diperoleh dari persamaan sebelumnya
yaitu kapasitas kapasitor (QC) sama dengan arus I kuadrat dibagi dengan ωC. Maka arus kuadrat adalah
ωC dikali dengan QC. Sehingga arus I sama dengan √ ωC × Qc . Dan rumus untuk persamaan kapasitas
kapasitor delta kapasitas kapasitor (QC) sama dengan arus I kuadrat dikali dengan √ 3 kemudian dibagi
dengan ωC. Maka arus kuadrat adalah ωC dikali dengan Q C dibagi dengan √ 3. Sehingga arus I sama

dengan
√ ωC ×Qc
√3
. Perbedaan yang tampak jelas dari kedua persamaan arus tersebut adalah pada

delta terdapat pembagi √ 3, sehingga arus yang dibagi dengan √ 3 nilainya akan menjadi kecil.
Biasanya kapasitor yang digunakan di industry yang berkapasitas besar memiliki satuan
kapasitas KVAR. Sedangkan kapasitor yang beredar di pasaran memiliki satuan uF (mikro farad).
Untuk mengubah nilai KVAR menjadi mikrofarad, dihitung dengan menggunakan persamaan C sama
dengan kVAR/(2πfV2) dalam mikrofarad.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR

NIM: 201711294

Pada praktikum modul ini yang berjudul” PF Correction” yang memiliki tujuan yaitu setelah
menyelesaikan praktikum ini praktikan bisa menunjukan power faktor correction sebuah motor induksi
3 squirrel cage 3 fasa.

Adapun peralatan yang dibutuhkan yaitu Three-phase Squirrel Cage Motor berfungsi sebagai
media percobaan PF Correction. Magnetic Powder Brake Unit berfungsi sebagai pengereman torsi.
Brake Controller berfungsi sebagai pengontrol torsi. Three-phase Power Supply Module berfungsi
sebagai memberkikan sumber kerangkaian. Three-pole Current Limiter Protection Switch Module
berfungsi sebagai alat untuk mengaman modul-moul maupun panel. Y/∆ Starting Switch Module
berfungsi sebagai saklar pengasuatan mana yang digunakan. Digital Power Analysis Meter berfungsi
sebagai pengukur arus,faktor daya, dan daya. Fuse Set berfungsi sebagai pengaman disetiap modul.
Reactive Compensator adalah komponen elektrik yang berfungsi sebagai menyimpan muatan
sementara atau disebut juga kapasitor. Coupling.Coupling Guard.Shaft End Guard.Laboratory
Table.Experimental Frame Or Experimental Frame.Connecting Leads Holder berfungsi sebgai
penghubung modul,Connecting Leads Set dan Safety Bridging Plugs Set berfungsi sebagia pengaman
jumpper penghubung modul.

Power factor (PF) atau cos phi merupakan istilah yang sering sekali dipakai di bidang-bidang
yang berkaitan dengan pembangkitan dan penyaluran energi listrik. Faktor daya merupakan istilah
penting, tidak hanya bagi penyedia layanan listrik, Penyedia layanan listrik selalu berusaha untuk
menghimbau konsumennya agar berkontribusi supaya faktor daya menjadi lebih baik, pun para
konsumen industri juga berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak sia-sia bayar
mahal kepada penyedia layanan. Faktor daya yang sepurna yaitu 1,0 faktor daya standar dari PLN
yaitu 0,85 cara umum untuk memperbaiki faktor daya dengan mengunakannya kapasitor

Kapasitor adalah komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitansi didefenisikan
sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Sebuah kapasitor
akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron
sebanyak 1 coulomb atau setara dengan 6,25 x 1018 elektron. Struktur sebuah kapasitor yang terbuat
dari 2 buah pelat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.

Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua
ujung pelat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah
satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung
metal yang lain. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang
non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya

Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar faktor daya dipasang paralel dengan rangkaian
beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat
kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke
luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya, dengan demikian pada saat
itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal, maka
kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti
kapasitor menyuplai daya reaktif ke beban. Kerena beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif
bersifat kapasitif (-) akibatnya daya reaktif akan menjadi kecil.

Oleh karena itu pengaruh menambahkan kapitor sangatlah baik, jika tidak manhkan kapsitor
maka pennguna/konsumen dikenakan denda untuk menaikan faktor daya, dalam prktikum ini praktikan
melihat PF yanng baik.

Pada pelaksaknaanya praktikan merangkai sesuai dengan gambar dimodul,setelah merangkai


menghidupkan mulai dari pengereamn torsi,pengaturan torsi dengan nilai 0,1 kg-m ,sumber daya dan
salkar 3 kutub dan saklar on off. Kemudian arahkan saklar ke delta tunggu sampai konstan dengan
melihat di pengontrolan torsi kemudian arahkan saklar wye jika sudah maka ubah kapsitornya menjadi
3uf dari delta dan wye. Pelaksannyanya sama dengan tabel yang tabel sebelumnya tetapi emberikan
torsi 0,3kg-m. Pada percobaan 1 no corection memerlukan arus, daya yang besar dan faktor daya yang
rendah dengan hasil 1,086 A, faktor daya 0,682 dan daya 97 dikarenaka belum memakai kapasitor,
ditabel pertama yang paling bagus memakai hubung delta untik yang arus dan faktor daya begitupula
dengan daya tidk jauh beda bagusnya.

Sedngkan pada tabel 2 dengan torsi 0,3kg-m pada no correction arus dan daya besar tetapi nilai
faktor dayany kecil dan setiap percobaan tabel 2 faktor dayanya sangat baik menyentuh angka 0,948
dan juga pada hubung delta sangat baik.

Adpun kesalalahan yaitu kurangnya telliti dalam merangkai,kurangnya teliti dalam melihat
pengukuran digital,alat ukur digitalnya berubah ubah dikarenakan motor atu pereengkat-perangkat
lainnya.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VIII.KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. PF atau power factor atau faktor daya merupakan rasio perbandingan antara daya aktif terhadap
daya semu.
2. Faktor daya atau PF nilainya sangat dipengaruhi oleh daya reaktif atau VAR
3. Pada tabel terlihat bahwa arus yang terhubung wye lebih besar daripada yang terhubung delta,
dengan nilai torsi dan nilai kapasitansi kapasitor yang berbeda.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

MOTOR INDUKSI 3 FASA ROTOR BELITAN


PERCOBAAN 3.1
KARAKTERISTIK TORSI START

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, Anda dapat mendemonstrasikan karakteristik start pada
motor rotor belitan 3 fasa.

II.PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Motor Rotor Belitan 3 fasa EM-3330-3B
1 Unit Pengereman Bubuk Magnetik EM-3320-1A
1 Pengatur Pengereman EM-3320-1N
1 Modul Catu Daya tiga-fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pengaman Batas Arus 3 Kutub EM-3310-2A
1 Saklar Empat-kutub EM-3310-2B
1 Mesin starter Winding EM-3310-4E
1 Pengukur Analisis Daya Digital EM-3310-3H
1 atau Pengukur Arus Digital EM-3310-3C
1 Pengukur Faktor Daya EM-3310-3F
1 Kopel EM-3390-2A
1 Pengaman Kopel EM-3390-2B
1 Pengaman Ujung Poros EM-3390-2C
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B
Atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Perangkat Alat Patri EM-3390-3A
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III.TEORI MODUL

Mengapa motor induksi Slip ring digunakan?


Motor induksi telah menguasai dunia industri selama beberapa dekade. Pada motor induksi yang
digunakan pada lift dan hoist, Anda akan melihat jenis rotor yang disebut slip ring rotor, sedangkan di
sebagian besar aplikasi lain Anda akan melihat jenis rotor sangkar tupai yang lebih sederhana.

Mengapa ada dua desain konstruksi rotor yang berbeda untuk motor induksi?
Motor induksi normal, atau motor tipe sangkar tupai, menghasilkan torsi awal yang sangat rendah, dan
untuk beberapa aplikasi, torsi awal rendah ini akan menyebabkan masalah besar. Dalam keadaan inilah
motor induksi ring slip digunakan, karena mereka menghasilkan torsi awal yang tinggi (Gbr: 1), Mari
kita lihat ini secara rinci.

Gambar 1. Slip ring rotor dan rotor sangkar tupai

Bekerja motor Induksi Sangkar Tupai


Pertama, mari kita lihat cara motor induksi sangkar tupai bekerja (Gbr: 2A). Ketika catu daya tiga fase
AC terhubung ke belitan stator, ia menghasilkan medan magnet yang berputar di celah udara antara
stator dan rotor. RMF ini memotong batang rotor (Gbr: 2B).

Gambar 2A. motor induksi sangkar tupai Gambar 2B. Medan magnet berputar yang
dihasilkan oleh stator

Menurut hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik, gaya gerak listrik diinduksi di jeruji. Karena
batang rotor mengalami hubungan pendek oleh cincin akhir, EMF yang diinduksi ini menghasilkan

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

arus yang mengalir melalui batang rotor. Menurut hukum Lorentz, ketika konduktor pembawa saat ini
ditempatkan di medan magnet, ia akan mengalami gaya. Anda dapat melihat distribusi gaya pada
palang yang berbeda pada saat tertentu (Gbr: 3). Kekuatan kolektif ini membuat putaran rotor.
Penjelasan tentang cara motor induksi ini bekerja tidak akan lengkap tanpa pemahaman tentang konsep
induktansi.

Gambar 3. Distribusi gaya pada bar yang berbeda

Apa itu Induktansi?


Untuk memahami apa itu induktansi, mari pertimbangkan sirkuit sederhana. Rangkaian ini merupakan
kombinasi dari resistor dan induktor dalam rangkaian, yang terhubung ke tegangan sinusoidal AC
(Gbr: 4). Mari kita hubungkan meter sudut fase ke sirkuit, untuk mengukur perbedaan fase antara
tegangan yang diberikan dan arus. Anda dapat melihat bahwa arus yang mengalir melalui rangkaian
tidak dalam fase dengan tegangan yang diberikan. Ini karena adanya reaktansi induktif dalam
rangkaian. Semakin tinggi frekuensi listrik, semakin besar reaktansi induktif dan perbedaan fasa. Nilai
resistansi yang lebih tinggi mengurangi perbedaan fase ini.

Gambar 4. Kombinasi resistor dan induktor

Masalah dengan motor Induksi normal


Hal yang persis sama juga terjadi pada rotor. Rotor adalah kombinasi antara resistansi dan reaktansi
induktif. Karena fenomena lag fase yang sama, jika EMF maksimum pada satu bar, maka arus
maksimum akan berada di bar lain (Gbr: 5).

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar 5. EMF maksimum dan arus maksimum ada pada bar yang berbeda di motor induksi normal

Sekarang, inilah satu fakta menarik tentang motor induksi. Motor induksi menghasilkan torsi
maksimum ketika arus maksimum, yang diinduksi pada rotor, dekat dengan fluks magnet maksimum.
Fakta ini jelas dari perbandingan kedua visual ini. Biarkan kami menyebutnya "Kondisi torsi
maksimum". Sepanjang materi ini, harap ingat fakta ini (Gbr: 6). Karena arus yang diinduksi tidak
memenuhi 'kondisi torsi maksimum', ini pasti akan mengurangi jumlah torsi yang dihasilkan oleh
motor induksi. Perbedaan fase ini akan menjadi tinggi saat motor dinyalakan. Mari kita lihat
alasannya.

Gambar 6. Gaya maksimum dihasilkan ketika arus maksimum dekat dengan area fluks maksimum

Saat startup, kecepatan rotor adalah nol. Karena ini, medan magnet akan memotong rotor pada tingkat
yang sangat tinggi dan frekuensi EMF yang diinduksi akan tinggi. Hal ini menyebabkan perbedaan
induktansi dan fasa tinggi, yang menyebabkan torsi awal yang sangat rendah dari motor induksi
normal (Gbr: 7).

Gambar 7. Rotor tetap diam

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Produksi Torsi Awal Yang Tinggi Dengan Motor Induksi Ring Slip
Untuk mengatasi masalah ini, motor induksi ring slip masuk ke dalam gambar. Prinsip kerja dan
konstruksi stator motor induksi ring slip persis sama dengan motor sangkar tupai. Namun, konstruksi
rotor motor slip ring cukup menarik. Alih-alih bar, di motor ini tiga gulungan digunakan.

Konstruksi rotor ini bertujuan untuk mengurangi perbedaan fasa. Mari kita lihat bagaimana rotor
cincin selip melakukannya. Untuk memudahkan pemahaman alih-alih 24 slot saat ini, mari kita
gunakan putaran 12 slot.

Gambar 8A. Belitan 3 Fasa Gambar 8B. Gulungan 24-Slot

Gambar 8C. Gulungan 12-Slot

Di sini lagi, RMF menginduksi EMF melintasi terminal gulungan. Mari bergabung dengan belitan
berakhir pada koneksi bintang dan sekali lagi berasumsi bahwa reaktansi induktif adalah nol. Aliran
arus yang terbentuk pada belitan akan seperti yang ditunjukkan. Namun, dalam praktiknya, aliran saat
ini akan tertinggal di belakang EMF yang diinduksi. Di sini lagi 'kondisi torsi maksimum' tidak
terpenuhi. (Gbr: 9)

Gambar 9. Produksi torsi maksimum dalam kondisi ideal dan praktis

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Pada motor induksi ring slip, ada opsi untuk mengurangi perbedaan fase arus EMF ini, dengan
menggunakan resistansi eksternal. Ujung kumparan lainnya terhubung ke resistan eksternal melalui
slip ring (Gbr: 10).

Gambar 10. Lilitan tiga fase terhubung ke resistan eksternal melalui slip ring

Kami melihat dalam rangkaian sederhana bahwa dengan meningkatkan nilai resistansi kami dapat
mengurangi perbedaan fase itu. Ketika motor induksi ring slip mulai, nilai resistansi eksternal
meningkat (Gbr: 11). Ini mengurangi sudut perbedaan fasa dan arus yang diinduksi mendekati 'kondisi
torsi maksimum'. Dengan cara ini motor induksi ring slip akan dapat menghasilkan torsi tinggi bahkan
saat mereka memulai.

Gambar 11. Peningkatan resistensi eksternal membuat sudut fasa reduksi

Grafik ini (Gambar: 12) jelas menunjukkan torsi awal yang lebih tinggi yang dihasilkan oleh motor
ring slip dibandingkan dengan motor sangkar tupai. Terlepas dari torsi awal yang tinggi, motor ini juga
memiliki beberapa keunggulan lain, dan meskipun motor induksi ring slip memiliki beberapa
kelemahan, motor ini memainkan peran yang sangat penting dalam elevator, derek, kerekan, dan
dalam keperluan industri seperti mesin cetak.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Gambar: 12 Karakteristik kecepatan torsi slip ring dan motor induksi sangkar tupai

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV.PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium
ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF
yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Siapkan motor rotor belitan tiga fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem pada meja
laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor rotor belitan 3 fasa ke unit rem magnet bubuk
menggunakan kopling. kunci basis mesin dengan aman menggunakan sekrup Delta. Pasang
pelindung kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan pengontrol rem ke unit rem bubuk
magnetik secara elektrik menggunakan kabel.
Lengkapi latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan suhu di
bawah kondisi beban
2. Pasang modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian di gambar 13-4-1 dan diagram koneksi pada gambar 13-4-2. Mintalah asisten
memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar termal motor induksi rotor
belitan tiga fasa dan unit rem bubuk magnetik harus disambungkan. Buat diri Anda akrab dengan
pengoperasian pengontrol rem dengan mengacu pada manual operasi EM-3320. Sebelum
menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk magnetik, Anda harus terlebih dahulu
mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga 0 kg-m menyesuaikan tombol ADJ nol yang
terletak di panel belakang unit rem bubuk magnetik yang bertegangan.
3. Atur pengontrol rem untuk mengatur Voltase rem menjadi 10 V. Tempatkan kenop pada starter
mesin belitan dalam 1 posisi (resistansi maksimum)
4. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas arus
3 kutub. Tiga fase Power Supply, dan modul saklar empat-kutub untuk men-start motor rotor
belitan 3 fase. Motor harus di diam. Catat arus motor yang ditampilkan oleh alat pengukur analisis
daya digital pada tabel 13-4-1. Catatan: arus motor besar sehingga selesaikan latihan ini secepat
mungkin
5. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub. Catu daya tiga fase dan modul Sakelar batas arus
3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.
6. Ulangi 5 langkah diatas untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4-1.
7. Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan dan
mengatur torsi output ke 0,3 kg-m. Jika pengatur tidak beroperasi secara normal, reboot dengan
menekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat, lepaskan pengereman
dengan menekan tombol ESC atau kembali.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

8. Tempatkan kenop pada starter mesin belitan di 1 posisi (resistansi minimum).


9. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas arys
3 kutub, catu daya tiga fase, dan modul sakelar empat kutub untuk men-start motor rotor belitan 3
fase.. Motor harus berjalan pada kecepatan rendah. catat arus motor dan nilai N kecepatan motor
yang ditampilkan oleh alat pengukur analisis daya digital di tabel 13-4-2. Catatan: Lengkapi
latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan suhu di bawah kondisi
berbeban.
10. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub, catu daya tiga fase dan modul Sakelar proteksi
batas arus 3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.

Ulangi langkah ke 8 hingga 10 untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4-2.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V.TABEL DATA PENGAMAT

Tabel 3-2-1 Measured motor current I τ = 0 kg.ms

Knob Position 1 2 3 4 5

I (A) 1,698 1,772 2,162 2,206 2,396

Tabel 3-2-2 Measured motor current I and motor speed N τ = 0,2 kg.ms

Knob Position 1 2 3 4 5

I (A) 1,433 1,433 1,434 1,434 1,434

N (rpm) 1482 1486,2 1487,4 1488,6 1489

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IX. TUGAS AKHIR

1. Buat grafik arus terhadap kecepatan pada tabel 3-2-2. Dan jelaskan grafik tersebut

2. Bagaimana karakteristik torsi saat start ?

3. Jelaskan dengan detail hubungan antara torsi, kecepatan, dan arus. Jelaskan dengan rumus
matematisnya.
4. Apakah motor induksi dapat dijalankan tanpa torsi beban ? jelaskan!

5. Bagaimana bila motor induksi tidak menggunakan torsi saat start ? Jelaskan!

Jawab :

1. Gambar grafik pada tabel 3-2-2 :

Grafik Arus terhadap Kecepatan


1.4342
1.434
1.4338
1.4336
Arus (A)

1.4334
1.4332
1.433
1.4328
1.4326
1.4324
1482 1486.2 1487.4 1488.6 1489
N (rpm)

2. Karakteristik torsi pada saat start, semakin besar torsi nya maka semakin kecil nilai kecepatannya.
3. T = 60 x P / 2π x N
T = 60 x V x I x cos θ / 2π x N
Berdasarakan rumus diatas, didapatkan bahwa hubungan antara torsi dan kecepatan berbanding
terbalik, dan hubungan torsi antara arus yaitu berbanding lurus. Jika semakin besar nilai torsi yang
diberikan maka kecepatannya akan semakin menurun dan arusnya akan semakin besar.
4. Bisa, karena torsi beban hanya dipergunakan sebagai beban putaran pada rotor.
5. Maka kecepatannya akan semakin besar dan arusnya semakin kecil.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

X. ANALISA
Pada modul mesin induksi percobaan 3.1 yang berjudul motor induksi 3 fasa rotor belitan
karakteristik torsi start mempunyai tujuan yaitu agar praktikan dapat mendemonstrasikan karakteristik
start pada motor rotor belitan tiga fasa setelah dilakukan percobaan. Motor induksi adalah salah satu
jenis dari mesin induksi, yaitu alat listrik yang mempunyai kumparan stator dan rotor yang mana cara
kerja dari motor induksi adalah menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Stator adalah
komponen yang tidak berotasi, tetapi merupakan komponen yang pertama kali menginduksi. Stator
pada motor induksi tiga fasa dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan
suplai tiga fasa untuk memutar rotor. Ada tiga bagian penting pada stator yaitu frame, inti dan
winding. Frame merupakan bagian terluar stator yang memliki fungsi sebagai tempat untuk memasang
inti stator atau stator core. Selain itu untuk melindungi seluruh komponen di dalamnya dari benda-
benda luar. Biasanya frame dibuat dari besi. Dalam konstruksinya, celah udara atau air gap pada motor
harus sangat kecil untuk mencegah induksi yang tidak merata. Celah udara yang dimaksud adalah
celah yang mungkin terbentuk pada permukaan frame. Inti stator adalah tempat untuk memasang stator
winding. Fungsi dari inti stator adalah untuk menghasilkan fluks dari kumparan pada sator winding
dan dialiri oleh arus dari suplai tiga fasa. Pada inti stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk
menghasilkan fluks. Frame stator terdiri dari laminasi baja silikon, biasanya dengan ketebalan sekitar
0,5 milimeter. Laminasi diperlukan karena voltase diinduksi sepanjang panjang aksial baja dan juga
pada konduktor stator. Laminasi terisolasi satu sama lain biasanya oleh lapisan pernis. Ini dapat
memecah jalur konduksi dalam baja dan membatasi kerugian (dikenal sebagai eddy current losses)
dalam baja. Gulungan stator biasanya terbuat dari tembaga; putaran konduktor dari banyak putaran per
kumparan digunakan untuk motor kecil, dan batang persegi panjang putaran lebih sedikit digunakan
untuk mesin yang lebih besar. Kumparan diisolasi secara listrik. Ini adalah praktik umum untuk
membawa ke blok terminal apakah belitan terhubung dalam wye atau di delta. Stator winding yaitu
kumparan yang masing-masing kumparannya terhubung menjadi rangkaian star atau delta tergantung
dari jenis rotor yang digunakan dan bagaimana metode untuk memutar mesin yang digunakan.
Rangkaian delta umumnya digunakan untuk rotor jenis sangkar tupai dan rangkaian wye atau delta
digunakan untuk rotor jenis belit. Stator winding juga disebut sebagai kumparan medan. Stator
winding dipasang pada sela-sela inti stator, yang fungsinya untuk menghasilkan fluks. Untuk
mencegah rugi-rugi arus eddy (eddy current) yang besar pada stator winding, biasanya inti stator
dilapisi lamina. Lamina adalah campuran yang terdiri dari besi silikon untuk mencegah rugi-rugi
histerisis. Kemudian konstruksi motor induksi selanjutnya yaitu rotor. Rotor merupakan komponen
yang berputar atau berotasi. Rotor juga bagian yang terinduksi. Rotor terhubung dengan beban yang
akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada pusat rotor. Ada dua jenis rotor, yaitu rotor
sangkar tupai atau squirrel cage dan rotor belit atau slip ring. Rotor sangkar tupai tediri dari silinder
laminasi baja dengan konduktor alumunium atau tembaga. Ketika beroperasi belitan stator yang tidak

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

dihubungkan ke sumber daya arus bolak-balik, kemudian arus pada stator menghasilkan medan
magnet yang berputar. Belitan rotor memiliki arus yang disebabkan oleh medan stator dan
menghasilkan medan magnetnya sedniri. Interaksi dari dua sumber medan magnet menghasilkan torsi
pada rotor. Dengan menyesuaikan bentuk batang di rotor kita dapat mengubah karakteristik torsi
motor, misalnya untuk meminimalkan arus start atau memaksimalkan torsi kecepatan rendah. Pada
percobaan ini motor induksi tiga fasa menggunakan rotor belitan. Perbedaan rotor belitan dan rotor
sangkar tupai dalah bila pada rotor belitan mempunyai bentuk berupa belitan atau lilitan. Sedangkan
rotor sangkar tupai memili bentuk berupa batang-batang konduktor yang dipasang secara miring. Pada
alat motor tiga fasa, terdapat kutub K, kutub L dan kutub M. Motor induksi ini menggunakan
rangkaian wye. Ketiga kutub ini tidak boleh kosong begitu saja ketika motor akan digunakan, tetapi
harus tersambung walaupun tidak ke motornya. Oleh karena itu diperlukan tahanan eksternal atau
tahanan luar, agar ketiga kutub tersebut dihubung ke tahanan luarnya. Digunakan rangkaian wye pada
percobaan ini agar arus dan kutubnya terpusat terlebih dahulu, baru kemudian menuju nilai tahanan
yang di tentukan yaitu diantara 1, 2, 3, 4 atau 5. Jadi nilai tahanannya serentak dari ketiga kutub
tersebut, tidak ada yang mendahului. Nilai 5 lebih kecil daripada nilai 1. Rangkaian wye digunakan
pada percobaan karena sesuai dengan rumus. Kegunaan dari tahanan luar yang terhubung ke motor
adalah sebagai penekan arus untuk menekan arus lonjakan yang terjadi pada saat motor start.
Pada tabel pertama data pengamatan dengan nilai torsi sebesar 0 kg.ms untuk knob position 1
diperoleh arus 1,698 ampere. Pada knob position 2, diperoleh arus sebesar 1,772 ampere. Lalu pada
knob position 3 diperoleh arus sebesar 2,162 ampere. Saat knob position diatur ke nilai 4, besarnya
arus adalah 2,206 ampere dan saat knob position di atur ke nilai 5 nilai arus sebesar 2,936 ampere.
Pada tabel kedua data pengamatan terdapat parameter selain arus yaitu kecepatan N. Dan untuk
mengisi data pada tabel ini nilai torsi yang digunakan adalah 0.2 kg.ms. Saat knob position diberi nilai
1 arus yang terukur pada alat adalah 1,433 ampere, dan nilai kecepatan N yang terukur sebesar 1482
rpm. Pada saat knob position diatur ke nilai 2, diperoleh data arus sebesar 1,433 ampere dan nilai
kecepatan N sebesar 1,486,2 rpm. Saat knob position diturunkan menjadi nilai 3, besarnya arus adalah
1,434 ampere dan besar kecepatannya adalah 1487,4 rpm. Kemudian nilai knob position diturunkan
menjadi 4 diperoleh arus sebesar 1,434 ampere dan besarnya kecepatan N adalah 1488,6 rpm. Lalu
knob position diturunkan lagi nilainya menjadi 5, arus yang terukur adalah 1,434 ampere dan nilai
kecepatan N adalah sebesar 1489 rpm. Dari sini dapat terlihat nilai posisi knob yang semakin kecil
menyebabkan nilai arus yang semakin besar. Karena sifat dari arus itu sendiri yaitu lebih mengalir
kepada hambatan atau tahanan yang lebih kecil. Torsi-start pada percobaan ini yaitu menunjukkan
adanya arus lonjakan yang cukup besar yang terjadi pada motor saat diberi nilai torsi 0 kg.ms. Arus
asut untuk mengurangi arus lonjakan yang cukup besar. Dan arus asut pada saat torsi sama dengan 0,2
kg.ms juga semakin bertambah tetapi tidak signifikan. Karena arus dan kecepatan adalah berbanding
lurus. Dan pada percobaan ini tahanan juga mempengaruhi besarnya nilai arus lonjakan.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR

NIM: 201711294

Pada praktikum ini yang berjudul “ Karakteristik Torsi Start “ yang memikiki tujuan yaitu setelah
melakukan percobaan praktikan dapat mendemonstraksikan karakteristik start pada rotor belitan 3 fasa.

Adapun peralatan yang digunakan yaitu motor rotor belitan 3 fasa berfungsi sebagai media
percobaan motor induksi. Unit pengereman bubuk magnetick berfungsi sebagai alat pengereman torsi.
Pengatur pengereman berfungsi sebagai pengotrol torsi atau suplai torsi. Modul catu daya tiga-fasa
berfungsi sebagai pemberi sumber ke modul modul atau peralatan. Modul saklar pengaman batas arus
3 kutub berfungsi sebagai pengaman pada semua panel-panel. Saklar 4 kutub. Mesin starter winding
berfungsi sebagai knop atau sebagai resisitansi untuk mesin induksi. Pengukur analisis daya digital
berfungsi sebagai alat pengukuran digital mulai dari daya, arus , faktor daya, tegangan,dan rpm. Kopel
berfungsi sebagai alat penyambung rangkaian. Pengaman kopel. Pengaman ujung poros berfungsi
sebagai pengaman ujung pada motor. Meja laboatorium berfungsi sebagai tempat menempatkan alat-
alat. Bingkai percobaan. Penahan alat patri. Perangkat alat patri. Dan Perangkat pengaman
penghubung busi.

Beitan stator yang dihubungkan dengan satu sember tengagan 3 fasa akan menghasilkan medan
magnet yang berputar dengan kecepatan simkron (ns=120/2p). Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, ddan sesuai dengan hukum lentz, rotor pun
akan berputar dengan mengikuti kecepatan stator. Perbedaan putar relatif antara stator dan rotor
disebut slip.

Pada motor induksi, Motor induksi merupakan suatu peralatan yang merubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Motor induksi berbeda dengan tipe motor lainnya, dimana tidak adanya
hubungan listrik dari belitan motor dengan sumber tegangan dan energi listrik. Tegangan dan arus
yang dibutuhkan dalam rangkaian rotor merupakan hasil induksi kumparan stator.

Torsi start merupakan beban mekanis yang harus dipikul motor induksi pada saat start, dimana
pada saat start slip yang hasilkan adalah 0. Secara umum torsi (torque) merupakan gaya yang
digunakan untuk menggerakansesuatu dengan jarak dan arah tertentu.Dari penjelasan tersebut, maka
rumusan untuk torsidapat diturunkan menjadi t = F . l .Motor induksi pada umumnya berputar dengan
kecepatan konstan, mendekati kecepatan sinkronnya. Meskipun demikian pada penggunaan tertentu
dikehendaki juga adanya pengaturan putaran. Pengaturan putaran motor induksi memerlukan biaya
yang agak tinggi.

Pada pengerjaan praktikum ini pertama praktikan memastikan peralatan atau alat alat dalam
berkeadaan tidak bertegaangan agar keselamatan praktikan terjamin, kemudaian mulai merangkai dati

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

sumber tegangan sampai ke motor induksi. Jika semua selelesai maka menghidupkannya mulai dari
pengontrol torsi dengan memberikan 0,3 kg-m dan hidupkan sumber tegangan. Jika sudah hidup
semua kemudian mengatur posisi knop pada starter mesin belitan 1 pada posisi 1. Di dapat pada tabel
pengamatan mulai dari posisi knop 1 = 1,421A knop 2= 1,420A knop3= 1,419A knob4=2,260A dan
Knob posisi 5 =1,418 artinya semakin besar resisitansi atau knob yang diberikan pada motor induksi
mak semakin menurun arus yang terdapat.

Sedangkan pada pada tabel kedua hasilnya arus terukur lebih besar dan kecepatan yang terukur
akan lebih lambat dari sebelumnya dikarenaan pengaruh torsinya yang dinaikan tersebut. Tetati setiap
kenaikan knop maka mecepatan menaik.

Adapun kesalahan pada praktikum ini yaitu salah dalam meranngkai dan mentukan nilai pada
kecepatan rpm yang berubah ubah faktornya mugkin pada alat ukur dan juga fsktor pada mesin
induksinya

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

XI. KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :


1. Torsi-start pada percobaan ini yaitu menunjukkan adanya arus lonjakan yang cukup besar yang
terjadi pada motor saat diberi nilai torsi yang berbeda.
2. Arus dan kecepatan adalah berbanding lurus sesuai dengan rumus dari torsi.
3. Besarnya tahanan yang bervariasi juga mempengaruhi besarnya nilai arus lonjakan.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

PERCOBAAN 3.2
KARAKTERISTIK KECEPATAN TORSI

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda diharapkan dapat menjelaskan karakteristik kecepatan-
torsi dari rotor belitan motor tiga fasa.

II.PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Motor induksi 3 fasa rotor belitan EM-3330-3B
1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A
1 Pengontrol Pengereman EM-3320-1N
1 Sumber 3 fasa EM-3310-1B
1 Switching pembatas arus 3 kutub EM-3310-2A
1 Power Analysis Digital EM-3310-3H
Atau ACA Meter Digital EM-3310-3C
Faktor Daya Meter Digital EM-3310-3F
1 Fuse EM-3310-5B
1 Kopel EM-3390-2A
1 Pelindung Kopel EM-3390-2B
1 Pelindung Ujung Poros EM-3390-2C
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Frame Eksperimen EM-3380-2B
Atau Frame Eksperimen EM-3380-2A
1 Penghubung Leads Holder EM-3390-1A
1 Penghubung Leads Set EM-3390-3A
1 Rangkaian Pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

III.TEORI MODUL
Pengertian Motor Induksi
Motor Induksi atau mesin juga disebut sebagai Mesin Asinkron . Kata Asynchronous berarti bahwa
mesin tidak pernah berjalan dengan kecepatan sinkron. Motor induksi terutama terdiri dari dua jenis.
Itu bisa berupa motor induksi satu fasa atau tiga fasa.

Motor induksi satu phase biasanya dibangun dalam ukuran kecil (hingga 3 HP). Motor induksi tiga
phase adalah motor AC yang paling umum digunakan di industri. Mereka sederhana dalam konstruksi,
dapat diandalkan Ini memiliki biaya rendah, efisiensi tinggi, faktor daya yang cukup baik, dapat
diandalkan, torsi mulai sendiri dan perawatan yang rendah. Hampir lebih dari 90% energi mekanik
yang digunakan dalam industri ini disediakan oleh motor induksi tiga phase.

Motor induksi tiga phase terutama digunakan dalam industri untuk konversi daya, yaitu konversi daya
listrik ke mekanik dalam jumlah besar atau besar. Tetapi untuk konversi daya kecil motor induksi satu
fasa digunakan. Motor induksi melakukan berbagai layanan di rumah, kantor, bisnis, pabrik, dll.
Di semua peralatan rumah tangga seperti lemari es, kipas angin, mesin cuci, pengering rambut,
penggiling mixer, dll., Motor induksi satu phase digunakan.

Perbedaan Motor Induksi 1 Phase & 3 Phase


Motor Induksi satu Phase dan Tiga Phase dibedakan pada berbagai faktor dalam artikel ini seperti
Supply motor beroperasi, torsi motor awal, pemeliharaan, fitur, efisiensi motor, faktor kekuatan motor
dan contoh di mana kedua motor digunakan. Perbedaan Antara Motor Induksi Fase Tunggal dan Fasa
Tiga diberikan di bawah ini dalam bentuk tabel.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Prinsip Kerja Motor Induksi

Motor yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik dikenal sebagai motor induksi.
Induksi elektromagnetik adalah fenomena di mana gaya gerak listrik menginduksi melintasi konduktor
listrik ketika ditempatkan dalam medan magnet yang berputar.

Stator dan rotor adalah dua bagian penting dari motor. Stator adalah bagian yang diam, dan ia
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

membawa belitan yang tumpang tindih sementara rotor membawa belitan utama atau medan.
Gulungan stator sama-sama dipindahkan satu sama lain dengan sudut 120°.
Ketika pasokan tiga fase diberikan ke stator, medan magnet berputar diproduksi di atasnya. Gambar di
bawah ini menunjukkan medan magnet berputar yang diatur di stator.

Prinsip kerja motor induksi  adalah bahwa medan magnet yang berputar mengarah ke arah berlawanan
arah jarum jam. Medan magnet yang berputar memiliki polaritas yang bergerak. Polaritas medan
magnet bervariasi dengan memperhatikan setengah siklus positif dan negatif dari suplai. Perubahan
polaritas membuat medan magnet berputar. Konduktor rotor tidak bergerak. Konduktor stasioner ini
memotong medan magnet berputar dari stator, dan karena induksi elektromagnetik, EMF menginduksi
dalam rotor. EMF ini dikenal sebagai EMF yang diinduksi rotor, dan ini disebabkan oleh fenomena
induksi elektromagnetik. Konduktor rotor dihubung pendek baik oleh cincin akhir atau dengan bantuan
resistansi eksternal. Gerakan relatif antara medan magnet yang berputar dan konduktor rotor
menginduksi arus dalam konduktor rotor. Ketika arus mengalir melalui konduktor, fluks menginduksi
padanya. Arah fluks rotor sama dengan arah arus rotor. Sekarang kita memiliki dua fluks satu karena
rotor dan yang lain karena stator. Aliran-aliran ini saling berinteraksi. Di satu ujung konduktor fluks
saling membatalkan, dan di ujung lainnya, kerapatan fluks sangat tinggi. Dengan demikian, fluks
densitas tinggi mencoba untuk mendorong konduktor rotor menuju daerah fluks densitas rendah.
Fenomena ini menginduksi torsi pada konduktor, dan torsi ini dikenal sebagai torsi elektromagnetik.
Arah torsi elektromagnetik dan medan magnet yang berputar adalah sama. Dengan demikian, rotor
mulai berputar ke arah yang sama dengan medan magnet yang berputar.

Kecepatan rotor selalu kurang dari medan magnet yang berputar atau kecepatan sinkron. Rotor
mencoba berlari dengan kecepatan rotor, tetapi selalu terlepas. Dengan demikian, motor tidak pernah
berjalan pada kecepatan medan magnet yang berputar, dan ini adalah alasan karena motor induksi juga
dikenal sebagai motor asinkron.

Konstruksi Motor Induksi


Motor induksi tiga fase adalah jenis motor yang lebih disukai. Sebagian besar digunakan dalam drive
industri karena sangat masuk akal dan kuat, ekonomis dan dapat diandalkan. Ini juga disebut motor
asinkron karena tidak berjalan pada kecepatan sinkron. Motor induksi membutuhkan perawatan yang
sangat sedikit dan juga memiliki kapasitas kelebihan beban yang tinggi.
Motor Induksi tiga Phase terutama terdiri dari dua bagian yang disebut sebagai Stator dan Rotor .
Stator adalah bagian diam dari motor induksi, dan Rotor adalah bagian yang berputar.
Konstruksi stator mirip dengan motor sinkron tiga fase, dan konstruksi rotor berbeda untuk mesin yang
berbeda. Konstruksi motor induksi dijelaskan di bawah ini secara rinci.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Konstruksi Stator
Stator dibangun dari laminasi baja paduan bermutu tinggi untuk mengurangi kerugian arus eddy. Ia
memiliki tiga bagian utama, yaitu rangka luar, inti stator dan belitan stator.

Outer frame
Ini adalah bagian luar motor. Fungsi utamanya adalah untuk
mendukung inti stator dan melindungi bagian dalam alat berat.
Untuk mesin kecil, rangka luar dicor, tetapi untuk mesin besar, itu
dibuat. Gambar di samping ini menunjukkan konstruksi stator.

Stator Core
Inti stator dibuat dari baja tatanan silikon bermutu tinggi. Fungsi
utamanya adalah untuk membawa medan magnet bolak-balik yang
menghasilkan histeresis dan kerugian arus eddy. Stempel dipasang pada
bingkai stator. Setiap stamping terisolasi dari yang lain dengan lapisan
pernis tipis. Ketebalan cap biasanya bervariasi dari 0,3 hingga 0,5 mm.
Slot dilubangi di sisi dalam dari perangko seperti yang ditunjukkan pada
gambar di samping ini.

Stator windings
Inti stator membawa belitan tiga fase yang biasanya disuplai dari sistem pasokan tiga fase. Enam
terminal belitan (dua dari setiap fase) terhubung dalam kotak terminal mesin. Stator motor terluka
untuk sejumlah kutub tertentu, tergantung pada kecepatan motor. Jika jumlah kutub lebih besar,
kecepatan motor akan lebih sedikit dan jika jumlah kutub kurang dari kecepatan akan tinggi.

Konstruksi Rotor
Rotor juga dibuat dari laminasi tipis dari bahan yang sama dengan stator. Inti silinder laminasi
dipasang langsung pada poros. Laminasi ini ditempatkan di sisi luar untuk menerima konduktor. Ada
dua jenis rotor.

Rotor Sangkar Tupai


Sebuah rotor sangkar tupai terdiri dari inti silinder laminasi. Slot melingkar di bagian luar setengah
tertutup. Setiap slot berisi konduktor batang aluminium atau tembaga tanpa insulasi. Pada ujung rotor
konduktor mengalami hubungan pendek oleh cincin tembaga atau aluminium yang berat. Diagram
rotor sangkar ditunjukkan di bawah ini.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Phase Wound Rotor

Rotor luka Fase juga disebut sebagai Slip Ring Rotor. Ini terdiri dari inti silinder yang dilaminasi.
Pinggiran luar rotor memiliki slot setengah tertutup yang membawa belitan terisolasi 3 fase. Gulungan
rotor terhubung dalam bintang. Motor induksi slip ring ditunjukkan pada gambar di bawah.

Cincin selip dipasang pada poros dengan sikat diletakkan di atasnya. Kuas terhubung ke resistor
variabel. Fungsi cincin selip dan sikat adalah untuk menyediakan sarana untuk menghubungkan
resistor eksternal di sirkuit rotor.

Menghitung Arus, Daya, Kecepatan, dan Torsi Motor Listrik AC


Motor listrik adalah suatu perangkat elektromagnetik yang digunakan untuk mengkonversi atau
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Hasil konversi ini atau energi mekanik ini bisa
digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti digunakan untuk memompa suatu cairan dari satu
tempat ke tempat yang lain pada mesin pompa, untuk meniup udara pada blower, digunakan sebagai
kipas angin, dan keperluan – keperluan yang lain. Berdasarkan jenis dan karakteristik arus listrik yang
masuk dan mekanisme operasinya motor listrik dibedakan menjadi 2, yaitu motor AC, dan motor DC.
Namun pada artikel kali ini kita akan membahas sedikit tentang motor AC, beserta cara menghitung
arus, daya, dan kecepatan pada motor tersebut.

Ada 2 jenis motor pada motor AC, yaitu :


1. Motor sinkron, yaitu motor AC (arus bolak-balik) yang bekerja pada kecepatan tetap atau konstan
pada frekuensi tertentu. Kecepatan putaran motor sinkron tidak akan berkurang(tidak slip) meskipun
beban bertambah, namun kekurangan motor ini adalah tidak dapat menstart sendiri. Motor ini
membutuhkan arus searah (DC) yang dihubungkan ke rotor untuk menghasilkan medan magnet rotor.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Motor ini disebut motor sinkron karena kutup medan rotor mendapat tarikan dari kutup medan putar
stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang sama (sinkron).
  2.  Motor induksi,  yaitu motor AC yang paling umum digunakan di industri – industri. Pada motor DC
arus listrik dihubungkan secara langsung ke rotor melalui sikat-sikat(brushes) dan
komutator(commutator). Jadi kita bisa mengatakan motor DC adalah motor konduksi. Sedangkan pada
motor AC, rotor tidak menerima sumber listrik secara konduksi tapi dengan induksi. Oleh karena itu
motor AC jenis ini disebut juga sebagai motor induksi.

Selanjutnya akan dijelaskan tentang rumus-rumus dasar perhitungan pada motor. seperti menghitung
arus/ampere motor, menghitung kecepatan motor, menghitung daya/beban motor, dan lain-lain.

Rumus Menghitung Kecepatan Sinkron, Jika Yang Diketahui Frekuensi Dan Jumlah Kutub
Pada Motor AC.

Contoh : hitung kecepatan putar motor 4 poles/kutub jika motor dioperasikan dengan frekuensi 50 hz.
ns = (120. F)/ P  = (120 . 50)/ 4  = 1500 rpm

Menghitung Slip Pada Motor

Hubungan antara Daya, Torsi, RPM


Pada spesifikasi engine kendaraan, tertulis daya dalam satuan horsepower atau kilowatt pada
putaran engine tertentu, dan momen puntir atau torsi dengan satuan kgm atau lbf-ft pada putaran
engine tertentu. Apakah hubungan antara daya dengan torsi dan dengan putaran engine?

Pada motor pembakaran dalam (internal combustion engine), gas hasil pembakaran akan
menekan piston yang terhubung dengan poros engkol (cranksaft) dengan setang piston (connecting
rod). Gaya tekan gas tersebut menghasilkan torsi pada poros engkol dan membuat poros engkol
berputar.

Daya adalah torsi dikalikan putaran (kecepatan sudut):


Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
KELOMPOK C2

P = τ x ω
Pada System International (SI):
 satuan daya P adalah watt
 satuan torsi τ adalah Nm (newton meter)
 satuan kecepatan sudut ω adalah radian per detik.

Rumus untuk satuan lain adalah:


P = τ x ω x 2π / 60.000
Dimana satuan yang digunakan adalah:
 Daya P dalam kilowatt (kW)
 Torsi τ dalam newton meter (Nm)
 Kecepatan sudut ω dalam Revolution Per Minutes (RPM)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

IV.PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium
ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF
yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Tempatkan motor 3 fasa rotor belitan, Magnetic Powder Brake Unit, dan Pengontrol Pengereman
di meja laboratorium. Hubungkan motor 3 fasa rotor belitan ke Magnetic Powder Brake Unit
dengan menggunakan kopel. Kunci dasar mesin bersamaan dengan aman dengan menggunakan
baut delta. Pasang pelindung kopel dan pelindung ujung poros. Hubungkan pengontrol
pengeraman ke Magnetic Powder BrakeUnit menggunakan kabel yang disediakan. Selesaikan
percobaan pada laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan dalam kondisi
temperatur beban rendah.
2. Pasang modul yang diperlukan pada frame eksperimen. Rangkai rangkaian sesuai dengan diagram
rangkaian gambar 13-3-1 dan rangkaian diagram pada gambar 13-3-2. Mintalah instruktur untuk
memeriksa rangkaian yang telah anda rangkai. Catatan: switch thermal dari motor induksi 3 fasa
rotor belitan dan magnetic powder brake unit harus dihubungkan bersama . Buatlah diri anda
terbiasa dengan pengoprasian pengontrol pengereman dengan merujuk pada pengoprasian manual
EM-3320
Sebelum menggunakan pengontrol pengereman dan magnetic powder brake unit, pertama anda
harus mengkalibrasi torsi pada tampilan dari pengontrol pengereman menjadi 0 kg-m dengan
menyesuaikan pengaturan tombol nol yang terletak dibelakang magnetic powder brake unit
dengan pada kondisi on.
3. Secara berurutan hidupkan pengontrol pengereman, magnetic powder brake unit, 3-P saklar
pembatas arus dan catu daya tiga fasa. Motor seharusnya sudah mulai menyala pada hubungan
delta.
4. Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk dioperasikan ke Mode\Closed Loop\Constant
Torque mode dan atur torsi output ke 0 kg-m. Jika pengontrol tidak bisa dioperasikan secara
normal, hidupkan ulang dengan menekan tombol RESET. Jika rotor terkunci oleh pengereman
torsi yang besar, lepaskan pengereman dengan menekan ESC atau tombol BACK.
5. Catat nilai daya P motor, arus I motor,kecepatan motor dan faktor daya cos θ hasinya di tampilkan
oleh Digital Power Analysis Meter pada tabel 13-3-1. Catatan: arus motor tidak boleh melebihi
130 % dari arus yang ditetapkan.
6. Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk melepaskan pengereman. Lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol pengereman.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

7. Ulangi langkah 4 sampai 6 untuk pengaturan torsi lainnya pada tabel 13-3-1.
8. Secara berurutan matikan catu daya 3 fasa dan 3-P switch pembatas arus,magnetic powder brake
unit, pengontrol pengereman.
9. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva T vs P dalam grafik pada gambar 13-3-3.
10. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva I vs P dalam grafik pada gambar 13-3-4.
11. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva θ vs P dalam grafik pada gambar 13-3-5.
12. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva N vs P dalam grafik pada gambar 13-3-6.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Fig. 3-3-1 Circuit diagram for torque-speed characteristic test

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Fig. 3-3-2 Connection diagram for torque-speed characteristics test

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

V.DATA PENGAMATAN

Tabel 3-3-1 Hasil pengukuran dari P,I,N, dan cos θ

T (kg.m) 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

P (kW) 0,037 0,063 0,093 0,116 0,125 0,157 0,18

I (A) 1,443 1,1445 1,501 1,6 1,772 1,975 2,266

Cos θ 0,203 0,366 0,499 0,593 0,618 0,73 0,763

N (rpm) 1488 1453 1420 1382 1345 1302 1237

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VI.TUGAS AKHIR

1. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik T vs P pada fig. 12-6-3.
2. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik I vs P pada fig. 12-6-4.
3. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik cos θ vs P pada fig. 12-6-5.
4. Jelaskan dengan detail grafi yang telah di buat
5. Jelaskan karakteristik torsi dan kecepatan pada motor induksi
6. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik N vs P pada fig. 12-6-6.

Jawab :
1. Gambar grafik T vs P

Grafik T vs P
0.35

0.3

0.25

0.2
T (Nm)

0.15

0.1

0.05

0
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
P (W)

2. Gambar grafik I vs P

Grafik I vs P
2.5

1.5
Arus (A)

0.5

0
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
P(W)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

3. Gambar grafik cos θ vs P

Grafik cos θ vs P
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
cos θ

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
P (W)

4. Pada grafik T vs P yaitu semakin besar torsi yang diberikan semakin besar pula daya yang
dihasilkan, lalu pada grafik I vs P yaitu semakin besar arus semakin besar juga daya yang
dihasilkan, dan pada grafik cos θ vs P dimana semakin besar cos θ semakin besar pula dayanya.
60 P
5. Sesuai dengan rumusnya T = x dimana torsi dan kecepatan berbanding terbalik, yaitu
2π N
semakin besar beban torsi yang di berikan akan semakin kecil kecepatan nya.
6. Gambar grafik N vs P8

Grafik N vs P
1600
1400
1200
1000
N (rpm)

800
600
400
200
0
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
P (W)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VII.ANALISA
NAMA: DIAN AULIA RAHMAN
NIM: 201711289

Pada modul mesin induksi percobaan 3.2 yang berjudul karakteristik kecepatan-torsi mempunyai
tujuan yaitu agar praktikan dapat menjelaskan karakteristik kecepatan-torsi dari rotor belitan motor
tiga fasa setelah dilakukan percobaan. Karena motor induksi yang digunakan adalah motor tiga fasa,
maka pada rangkaian motor itu sendiri sudah terdapat perbedaan fasa. Lain halnya jika yang digunakan
adalah motor induksi 1 fasa, yang harus menggunakan kumparan bantu sebagai bentuk fasa baru agar
terjadi perbedaan fasa. Motor induksi merupakan alat kelistrikan yang bersifat dinamis. Dinamis ini
dalam artian bergerak secara memutar atau berotasi. Motor induksi dapat berputar karena adanya torsi
akibat timbulnya GGL induksi. Torsi ini ditimbulkan oleh rotor yang terinduksi oleh kumparan stator.
Torsi merupakan besaran yang menyatakan besarnya gaya putar yang bekerja pada sebuah benda
sehingga mengakibatkan benda berotasi dan torsi juga mempengaruhi rotasi yang dihasilkan pada
benda tersebut. Torsi merupakan sebuah beban, jadi bila nilai torsi diatur dengan nilai yang tidak kecil,
maka kecepatan putarannya pun akan melambat. Jadi seiring dengan kenaikan nilai torsi, maka
kecepatan putar dari motor akan makin menurun. Pada percobaan ini akan membahas karakteristik
torsi-kecepatan. Jenis rotor yang digunakan pada motor induksi ini adalah rotor belitan. Namun yang
umumnya digunakan pada motor induksi tiga fasa adalah rotor jenis sangkar tupai. Perbedaan dari
kedua jenis rotor tersebut adalah pada rotor jenis belitan tentunya menggunakan tiga belitan tiga fasa
yang sama seperti pada kumparan stator. Ketiga belitan ini umumnya terhubung secara bintang atau
wye, dan pada percobaan juga terhubung secara wye. Antar ujung-ujung belitan dihubungkan dengan
slip ring yang terdapat pada poros rotor. Kemudian belitan-belitan tersebut dihubung singkat melalui
brush yang menempel pada slip ring. Oleh karena itu rotor jenis ini juga disebut dengan rotor slip ring.
Pada rotor jenis ini menggunakan tahanan luar yang dihubungkan ke kutub-kutub motor, agar kutub-
kutub itu tidak kosong atau tidak terhubung. Kutub-kutub pada motor ada tiga yaitu kutub K, kutub L,
dan kutub M. Atau jika tidak dihubungkan ke tahanan luar, kutub-kutub pada motor harus tetap
tersambung. Rotor jenis belit mempunyai arus starting atau arus lonjakan yang rendah dibandingkan
dengan rotor jenis sangkar tupai. Dan memiliki torsi starting yang tinggi sedangkan untuk rotor jenis
sangkar tupai memiliki starting yang rendah. Torsi pada motor induksi ada dua macam yaitu torsi
motor dan torsi beban. Bila pada motor induksi tidak menggunakan torsi beban atau torsi bebannya
sama dengan nol, motor induksi tetap akan bekerja. Lain halnya apabila motor induksi tidak
menggunakan torsi. Artinya pada motor tersebut tidak terbentuk gaya Lorentz. Dengan tidak adanya
Lorentz ini berarti torsi motor tidak ada dan motor tidak bisa berputar atau kecepatan putarnya tidak
ada. Kecepatan pada motor ada dua, yaitu kecepatan medan putar stator dan kecepatan putaran rotor.
Pada stator medannya yang berputar karena stator adalah komponen berupa kumparan yang bersifat

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

statis atau diam, jadi hanya medan pada stator yang berputar. Hukum-hukum yang berlaku pada motor
induksi selain hukum Lorentz, ada hukum Oersted, hukum Maxwell, hukum Faraday, dan hukum
Lenz. Hukum yang pertama muncul saat motor induksi dicatu daya adalah hukum Oersted. Karena
arus yang mengalir melalui kumparan kawat akan menimbulkan induksi medan magnet. Induksi
medan magnet ini berbentuk fluks magnet yang mempunyai arah yang mana peristiwa ini sesuai
dengan hukum Maxwell. Karena motor dicatu dengan sumber bolak-balik (AC) yang mempunyai sifat
arus dan tegangannya selalu berubah-ubah terhadap waktu, maka fluks magnet tadi akan mengalami
perubahan juga. Perubahan fluks magnet yang terjadi akan menyebabkan adanya beda potensial dan
akan timbul GGL induksi di ujung-ujung kumparan. Perubahan fluks magnet dan adanya GGL induksi
pada kumparan stator akan menginduksi kumparan pada rotor, kemudian rotor belitan pun terinduksi.
Sesuai hukum yang keempat yaitu hukum Lenz, yang menyatakan adanya arah arus induksi akibat
timbulnya GGL induksi. Dan hukum yang kelima yaitu hukum Lorentz yang menyebabkan rotor dapat
berputar karena timbulnya torsi dan GGL induksi pada rotor belit. Berbeda dengan transformator,
hukum-hukum dasar yang berlaku pada transformator ada empat, tidak berlaku hukum Lorentz karena
transformator merupakan alat listrik yang bersifat statis. Konstruksi dari motor induksi adalah adanya
kumparan stator dan rotor. Komponen-komponen yang terdapat pada stator yaitu frame, inti stator dan
stator winding atau kumparan stator.
Ada empat parameter dan ada tujuh kondisi untuk masing-masing parameter, dan untuk data
praktikan memperolehnya dari kelompok lain. Hal ini diakibatkan karena pada rangkaian pada
percobaan sebelumnya saat dicatu daya, rangkaian mengalami trip. Walaupun sudah rangkaian sudah
diubah dan diperbaiki oleh asisten laboratorium, saat kembali mencatu rangkaian, alat kembali trip.
Sehingga kelompok kami tidak melakukan percobaan. Parameter-parameter tersebut adalah daya P,
arus I, cos θ, dan kecepatan N. Pada kondisi pertama, saat nilai torsi diatur ke 0 Nm, daya yang terukur
adalah 0.037 kilowatt atau sama dengan 37 watt, besar arusnya adalah 1.443 ampere, nilai cos θ
sebesar 0.203 dan besarnya kecepatan adalah 1488 rpm. Pada kondisi kedua saat torsi motor diberi
nilai 0.05 Nm, daya yang terukur adalah 0.063 kilowatt atau sama dengan 63 watt, besarnya arus
adalah 1.445 ampere, nilai cos θ sebesarnya 0.366 dan besar kecepatannya adalah 1453 rpm. Pada
kondisi ketiga, saat nilai torsi diatur ke 0.1 Nm, daya yang terukur adalah 0.093 kilowatt atau sama
dengan 93 watt, besar arusnya adalah 1.501 ampere, nilai cos θ sebesar 0.499 dan besarnya kecepatan
adalah 1420 rpm. Pada kondisi keempat saat torsi motor diberi nilai 0.15 Nm, daya yang terukur
adalah 0.116 kilowatt atau sama dengan 116 watt, besarnya arus adalah 1.6 ampere, nilai cos θ
sebesarnya 0.593 dan besar kecepatannya adalah 1382 rpm. Pada kondisi kelima, saat nilai torsi diatur
ke 0.2 Nm, daya yang terukur adalah 0.125 kilowatt atau sama dengan 125 watt, besar arusnya adalah
1.772 ampere, nilai cos θ sebesar 0.618 dan besarnya kecepatan adalah 1345 rpm. Pada kondisi
keenam saat torsi motor diberi nilai 0.25 Nm, daya yang terukur adalah 0.157 kilowatt atau sama
dengan 157 watt, besarnya arus adalah 1.975 ampere, nilai cos θ sebesarnya 0.73 dan besar

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

kecepatannya adalah 1302 rpm. Dan pada kondisi ketujuh, saat nilai torsi diatur ke 0.3 Nm, daya yang
terukur adalah 0.18 kilowatt atau sama dengan 180 watt, besar arusnya adalah 2.266 ampere, nilai cos
θ sebesar 0.763 dan besarnya kecepatan adalah 1237 rpm. Berdasarkan data-data tersebut, nampak
seiring dengan meningkatnya nilai dari torsi, nilai dari kecepatan putar motor semakin menurun dan
melambat. Hal tersebut juga dipengaruhi nilai daya, nilai arus dan faktor daya yang terukur. Terlihat
nilai daya yang semakin besar seiring dengan bertambahnya nilai torsi. Begitu pula dengan nilai arus
dan faktor daya cos θ. Hal ini terjadi karena torsi yang menjadi beban pada motor induksi.
Dianalogikan jika kita menampung beban yang terus bertambah di punggung kita, maka otomatis kita
akan mengeluarkan tenaga yang lebih besar untuk menopang beban tersebut sehingga cara berjalan
kita pun menjadi lambat. Begitu juga dengan motor induksi ini. Semakin besar torsi bebannya, putaran
motor melambat dan performanya akan menurun.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

NAMA: MIFTAHUL HAIR

NIM: 201711294

Pada praktikum ini yang berjudul karakteristik kecepatan torsi, yang memiliki tujuan yaitu setelah
melakukan paraktikum ini praktikan dapat menjelaskan karakteristik kecepatan-torsi dari rotor
belitan motor 3 fasa.

Dalam praktikum ini terdapt alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu motor induksi 3 fasa
belitan berfungsi sebagai media percobaan kecepatan torsi. Magnetic powder unit berfugsi sebagai
pengereman torsi. Pengotrol pengereman berfungsi sebagai pensuplay torsi atau pengatur torsi.
Sumber 3 fasa berfungsi sebagai memberikan tegangan pada rangkaian atau mengjidupkan peralatan-
peralatan percobaan. Switching pembatas arus 3 kutub berfungsi sebagai pengaman sumber 3 fasa
kepada rangkaian apabila terjadi sortsircuit maka pengaman ini akan aktif. Poweder analysis digital
berfungsi sebgai alat ukur digital yang megukur banyak sautuan yaitu pengukuran daya,arus, faktor
daya, dan rp, atau kecepatan motor induksi. Fuse berfungsi sebagai alat pengaman di setiap modul.
Kopel berfungsi sebagai menghugkan rangkaian. Pelindung ujung poros berfungsi sebagai pengaman
pada ujung poros motor induksi. Meja laboratorium berfungsi sebagai meletakan alat-alat di meja.
Frame eksperimen. Penghubung leads holders.penghubung lead set. Dan rangkaian pengaman.

Motor rotor belitan ( motor cincin seret ) berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal
konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan lilitan stator.
Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan masing – masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke
cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Memiiki Jenis-jenis Motor Induksi 3 Fasa berdasarkan
Karakteristik Kelasnya Kelas A ,Motor Induksi 3 fasa kelas A memiliki karakteristiknya yaitu pada
Torsi awal normal (150 – 170%) dari nilai ratingnya dan torsi breakdownnya tinggi. Pada arus
awalnya relatif tinggi dan slipnya rendah ( 0.0015< Slip < 0.005 ), Tahanan rotor kecil sehinga
efisiensi tinggi karakteriatik jenia ini Baik digunakan untuk torsi beban kecil saat start dan cepat
mencapai putaran penuhnya terdapat contohnya pada pompa dan fan
Pada Kelas B Motor Induksi 3 fasa kelas B memiliki karakteristik yaitu Torsi awal normal
hampir sama seperti kelas A,Arus awal rendah ( lebih rendah 75% dari kelas A ) dan slip rendah (slip
< 0.005),Arus awal dapat diturunkan karena rotor mempunyai reaktansi tinggi,Rotor terbuat dari plat
atau saklar ganda, Efisiensi dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh tinggi pada contohnya
ialah: fan, blower, dan motor generator set
Dalam Kelas C Motor Induksi 3 fasa kelas C memiliki karakteristik yaitu Torsi awal lebih
tinggi (200 % dari nilai ratingnya),Arus awal rendah dan slip rendah (slip < 0.005) dan Reaktansi
rotor lebih tinggi dari kelas B dan Saat beban penuh slip cukup tinggi sehingga efisiensinya rendah
(lebih rendah dari kelas A dan Kelas B) pada Contoh yaitu Kompressor, Conveyor, Crushers

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

Kelas D Motor Induksi 3 fasa kelas D memiliki Torsi awal yang paling tinggi dari kelas
lainnya,Arus awal rendah dan slip tinggi,Motor ini cocok untuk aplikasi dengan perubahan beban dan
perubahan kecepatan secara mendadak pada motor,Ketika torsi maksimum slip mencapai harga 0.5
atau lebih, sedangkan ketika beban penuh slip antara 8% hingga 15% sehingga efisiensinya rendah
Contohnya yaitu elevator, crane.
Pada pelaksanaanya sama seperti yang percobaan sebelunya jika sudah merangkai maka
hidupakan semua secara berurutan mulai dari pengontrol pengereman, magnetic powder brake unit,
3-p saklar pembatas arus dan catu daya tiga fasa. Dan motor bekerja pada hubungan delta. Pada saat
pengambilan data haruslah melihat display di pengotrol pengereman apakah grafiknya sudah konstan
apa belum ditandai dengan garis lurus.
Pada tabel pengamatan torsi yang diberikan yaitu mulai dari 0, 0,05, 0,1, 0,15, 0,2, 0,25 dan
0,3 dapat dilihat pada tabel semakin besar torsi yang di berikan maka daya yang diperlukan pastinya
besar mulai dari 33 34 94 124 154 watts berdeda halnya dengan N(rpm) atau kecepatan motor akan
berkurang.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
KELOMPOK C2

VIII.KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan, dapat diambil kesimpulan bahwa ;


1. Karakteristik torsi-kecepatan terbukti. Seiring dengan meningkatnya nilai dari torsi, nilai dari
kecepatan putar motor semakin menurun dan melambat. Hal tersebut juga dipengaruhi nilai daya,
nilai arus dan faktor daya yang terukur. Terlihat nilai daya yang semakin besar seiring dengan
bertambahnya nilai torsi. Begitu pula dengan nilai arus dan faktor daya cos θ.
2. Torsi merupakan besaran yang menyatakan besarnya gaya putar yang bekerja pada sebuah benda
sehingga mengakibatkan benda berotasi dan torsi juga mempengaruhi rotasi yang dihasilkan pada
benda tersebut.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai