PERCOBAAN 1.1
I. TUJUAN
Transformator Polaritas
Petunjuk polaritas ini untuk transformator baik yang ditetapkan oleh standar yang berlaku untuk
semua jenis transformator. Ada dua jenis polaritas: pengurangan dan penjumlahan. Keduanya
mengikuti aturan yang sama. Daya dan transformator adalah pengurangan, sedangkan beberapa
trafo distribusi adalah penjumlahan. Penandaan polaritas bisa menjadi titik, persegi, atau X, atau
dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda terminal transformator standar, praktek-praktek yang
bervariasi selama bertahun-tahun. Hal ini mudah untuk menetapkan polaritas oleh X dalam buku
ini.
Dua aturan dasar polaritas transformator digambarkan pada Gambar dan diterapkan untuk kedua
jenis. Antara lain :
Arus yang mengalir di tanda polaritas satu kumparan mengalir keluar dari tanda polaritas
kumparan yang lain. Kedua arus secara substansial di fasa.
(a) pengurangan polaritas ; (b) penjumlahan polaritas.
Tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas menemukan satu kumparan pada dasarnya pada
fasa dengan tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas di kumparan (s) lain.
Arus melewati, dan tegangan ke seberang, transformator secara substansial pada fasa, karena
arus magnetisasi dan penurunan impedansi melalui transformator sangat kecil dan dapat
dianggap diabaikan. Hal ini normal dan praktis untuk definisi ini.
Tanda-tanda polaritas transformator arus ditunjukkan pada Gambar. Perhatikan bahwa arah
arus sekunder adalah sama terlepas apakah tanda polaritas bersama-sama pada satu sisi atau di
sisi lainnya.
Aturan polaritas tegangan drop berguna dalam pemeriksaan atau menghubungkan bank
transformator wye-delta: (a) hubungan wye mendahului, hubungan delta 30o ; (b) hubungan
delta mendahului, hubungan wye 30o.
Dengan melihat arah lilitan kumparan transformator dapat ditentukan arah teganganinduksi
yang dibangkitkan serta polaritas transformator tersebut. Bila kumparan primer yang
merupakan kumparan tegangan tinggi diberi suplai tegangan, cara melilit seperti padagambar 1
di bawah akan menghasilkan arah tegangan induksi dan fluks magnet sepertiditunjukkan oleh
masing-masing anak panah. Artinya terminal 1 (+) mempunyai polaritasyang sama dengan
terminal 3 (+), sedangkan terminal 2 (-) mempunyai polaritas yangsama dengan terminal 4 (-).
Jenis polaritas ini disebut polaritas pengurangan . Bila polaritas terminal 1 (+) sama dengan
terminal 4 (+) dan polaritas terminal 2 (-) sama dengan terminal 3 (-), berarti cara melilit
kumparan tegangan rendah transformator seperti pada gambar 2. Hubungan ini disebut
polaritas penjumlahan .
Gambar 1.1 Arah lilitan kumparan transformator dengan (1) polaritas pengurangan dan (2) polaritas
penjumlahan
1. Untuk mengetahui sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi tegangan rendah (TR) sebuah
transformator maka perlu dilakukan pengukuran nilai tahanan tembaga pada tiap sisi
transformator.
2. Untuk mengetahui jenis polaritas transformator adalah polaritas penjumlahan (additif) atau
pengurangan (substraktif) maka perlu dilakukan pengukuran tegangan pada sisi TT, sisi TR
dan tegangan hasil penghubungan kedua kumparantransformator dengan menghubungkan
salah satu terminal sisi TT dengan terminal sisi TR.
3. Untuk mengetahui positif dan negatif terminal sebuah trafo secara pasti maka perlu
dilakukan pembandingan polaritas dengan sebuah trafo referensi yang prosesnya serupa
dengan uji polaritas transformator, akan tetapi kumparan yangdihubungkan bukan sisi TT
dengan TR melainkan sisi TR dari trafo blank dan traforeferensi.
Gambar 1.4 Rangkaian percobaan untuk menentukan terminal posistif dan negatif
transformator
Sumber :
https://www.academia.edu/16260808/PERCOBAAN_POLARITAS_TRANSFORMATOR_1_PHASA
RANGKUMAN TEORI
Rangkaian Transformator
menggunakan 2 metode yaknimetode additive dan metode substractive. Denganmelihat belitan
primer dan belitan sekunder. Apabilaterjadi kesalahan polaritas, hal ini dapat diketahuidengan
tidak adanya nilai pada avometer pada saatpemasangan rangkaian additive atausubstractive
Ujung kumparan tegangan tinggi disambungdengan ujung kumparan tegangan rendah
yangterdekat, ujung yang lain kita pasangangkanVoltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan
tegangantinggi dihubungkan sumber dan dipasangVoltmeter (V1). V3 juga di ukur dengan
multimeter
Transformator Polaritas
Dua aturan dasar polaritas transformator digambarkan pada Gambar dan diterapkan untuk
kedua jenis. Antara lain :
Arus yang mengalir di tanda polaritas satu kumparan mengalir keluar dari tanda polaritas
kumparan yang lain. Kedua arus secara substansial di fasa.
Tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas menemukan satu kumparan pada dasarnya
pada fasa dengan tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas di kumparan (s) lain.
1. Untuk mengetahui sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi tegangan rendah (TR) sebuah
transformator maka perlu dilakukan pengukuran nilai tahanan tembaga pada tiap sisi
transformator.
2. Untuk mengetahui jenis polaritas transformator adalah polaritas penjumlahan (additif) atau
pengurangan (substraktif) maka perlu dilakukan pengukuran tegangan pada sisi TT, sisi TR
dan tegangan hasil penghubungan kedua kumparantransformator dengan menghubungkan
salah satu terminal sisi TT dengan terminal sisi TR.
3. Untuk mengetahui positif dan negatif terminal sebuah trafo secara pasti maka perlu
dilakukan pembandingan polaritas dengan sebuah trafo referensi yang prosesnya serupa
dengan uji polaritas transformator, akan tetapi kumparan yangdihubungkan bukan sisi TT
dengan TR melainkan sisi TR dari trafo blank dan traforeferensi.
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANKAIAN PERCOBAAN
Fig. 1-1-1 Circuit diagram for polarity and turn rasio tests
Fig. 1-1-2 Connection diagram for polarity and turn rasio tests
PROSEDUR
Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan
yang spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY
OFF pada modul catu daya tiga fasa.
1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan, hubungkanlah rangkain dengan
menyesuaikan dengan rangkaian pada Gambar 1-1-1 dan sketsa rangkaian pada Gambar
1-1-2.
2. Secara berurutan nyalakan Modul 3-P Saklar Proteksi Pembatas Arus dan Power
Supply 3 Fasa.
3. Catatlah tegangan-tegangan dari tegangan pertama V1, tegangan kedua V2, tegangan
ketiga V3 yang muncul pada Digital ACV Meter pada Tabel 1-1-1.
4. Secara berurutan matikan modul power supply 3-fasa dan 3-P Saklar Proteksi Pembatas
Arus.
5. Tentukan polaritas dari kedua lilitan Transformer.
V1 V2 V3
220 V 196 V 24 V
221 V 139 V 80 V
Langkah 5 : Karena V2 = V1 – V3, oleh karena itu sambungan 220 V dari lilitan primer, dan
sambungan 24 V dari lilitan sekunder memiliki kesamaan polaritas.
221
TR = = 960,86
0,23
221
TR = = 2009,09
0,11
221
TR = =2,027
109
221
TR = = 2,76
80
120
100
80
60
VII. TUGAS AKHIR
V2
2. Apa yang dapat anda simpulkan setelah melakukan percobaan Turn Ratio Test pada
Trafo?
Jawab : 1. Pengujian rasio trafo dilakukan untuk memastikan bahwa kumparan trafo dalam
kondisi baik sehingga penyaluran daya ke peralatan listrik di sisi sekunder trafo berlangsung
optimal
2.Pengujian trafo harus dalam keadaan bebas tegangan untuk keselamatan pengukur
Percobaan kali ini adalah tentang Polaritas Dan Rasio Putaran. Memiliki tujuan Setelah
menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menunjukan polaritas dan rasio putaran dari Trafo Satu
Fasa. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Transfomator adalah alat yang berfungsi memindahkan
daya listrik dari satu untaian primer ke untaian sekunder secara induksi elektromagnetik, dan
berdasarkan percobaan Faraday.
Apabila lilitan untaian untaian primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, inti
transformator akan mengalir garis-garis gaya magnet atau fluks magnet. Karna arus yang mengalir
bolak-balik, maka fluks yang terjadi pada inti juga bolak-balikyang berarti jumblah garis-garis gaya
magnet pada inti transformator setiap saat berubah, masing-masing ujung primer dari suatu
transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu bekerja. Hal yang sama juga terjadi
pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada
transformator. Fungsi dari polaritas transformator itu sendiri adalah sebagai penentuan kutub-kutub
positif dan negatif pada transformator tersebut, untuk menetukan kumparan-kumparan primer atau
sekunder dan untuk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator. Selain itu juga
polaritas trafo juga sangat penting di ketahui akan memparalelkan trafo (meningkatkan daya trafo) dan
menserikan trafo (untuk meningkatkan teganagan)
Polaritas dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Rangkaian trafo disini
menggunakan dua metode yaitu additive dan substraktive. Ketika arus mengalir dalam arah yang sama
dalam dua terminal primer dan sekunder yang berdekatan, polaritas transformator dikatakan
substractive, dan ketika arus yang mengalir pada arah berlawanan, polaritas dikatankan additive . atau
pada saat substraktive antara lilitan primer dan sekunder akan saling mengurangi, sedangkan pada saat
additive antara lilitan primer dan sekunder akan saling menambahkan atau menjumblakan untuk cara
mengetahuinya dengan menggunakan rumus V2 = V1 – V3, dan untuk mencari Truns Ratio yaitu TR
= V1 / V3
Pada percobaan ini kita mencari atau mengukur tengangan lilitan pada trafo, dengan mencari
V1, V2, dan V3 dengan cara mengubah – ubah nilai pada SVR untuk mendapatkan tengangan lilitan
pada trafo, untuk melihat nilai itu kita dapat melihat pada layar, muncul pada digital Acv meter, pada
table pertama kita mendapatkan nilai dari V1 : 220v, V2 : 196 V, V3 : 24v. sebelumnya kita harus
mengetahui bahwa V1 itu adalah lilitan primer dan V3 itu adalah lilitan sekunder maka untuk
mengetahui polaritas pada lilitan itu sama atau tidak dengan cara V2 = V1 - V3, atau hasil dari V2
adalah hasil pengurangan dari V1 dikurang dengan V2, jadi pada data pertama itu kita dapat
mengetahui bahwa lilittan primer dan lilitan sekundar memiliki kesamaa karna 220v – 24V = 196v,
pada data kedua kita mendapatakan V1 = 221v, V2 = 196v, V3 = 0,23v maka hasil dari data kedua
yaitu yaitu subtraktive karena saling mengurangi, pada data yang ketiga kita mendapatkan V1 = 221,
V2 = 209, V3 = 0,11 maka dia subtractive, pada data ke empat V1 = 221, V2 = 110, V3 = 109, maka
dia additive karena saling menambahkan, dan data yang terakhir yaitu V1 = 221, V2 = 139, V3 = 80,
maka dia additive karena saling menambahkan.
Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan serta
komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang bekerja dengan
sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan serta komponen pada
saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.
KESIMPULAN
Pada saat trafo antara lilitan primer dan sekunder akan saling mengurangi
sedangkan pada saat additive antara lilitan primer dan sekunder akan saling
menambahkan atau menjumblakan
PERCOBAAN 1.2
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan ini, anda seharusnya mampu untuk menunjukkan tes rangkaian
terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu fasa
Ketika transformator dibebani, terjadi tegangan jatuh karena resistansi belitan primer dan
sekunder. Tegangan jatuh ini sefasa dengan tegangan pada belitan dan tegangan jatuh karena
reaktansi (X1dan X2) tertinggal sebesar 900 . Penurunan tegangan output ketika transformator
berbeban dikenal sebagai regulasi. Tegangan jatuh karena komponen resistif lebih kecil daripada
tegangan jatuh yang disebabkan oleh komponen reaktif. Sehingga impedansi dominan dari
tranformator adalah reaktansi.
Diagram vektor tegangan dan arus rangkaian ekivalen transformator diatas ketika berbeban
dengan sudut daya Φ adalah sebagai berikut,
Rangkaian Ekivalen Trafo Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan
untuk mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level tegangan ke level tegangan yang lain.
Dapat menaikkan, menurunkan atau hanya untuk mengisolasi sistem satu dengan yang lainnya.
Transformator terdiri atas sisi primer dan sisi sekunder. Keduanya terhubung dengan inti besi.
Dalam kondisi ideal, tanpa rugi-rugi, perbandingan lilitan antara keduanya merupakan
perbandingan tegangan antara kedua sisinya.
Namun pada kenyataannya, daya masukkan tidak pernah sama dengan daya keluaran. Terdapat
rugi-rugi yang terjadi di inti besi dan lilitan. Rugi-rugi tersebut terjadi akibat histerisis, arus
eddy, resistansi belitan dan fluks bocor. Dari pengetahuan tersebut, transformator dapat
dimodelkan dengan rangkaian elektrik seperti di bawah ini:
Disimplisikafi menjadi,
Dimana,
Req = Rp + (Np/Ns)^2 . Rs
Xeq = Xp + (Np/Ns)^2 . Xs
Setelah kita memahami, rangkaian pengganti ini, kita dapat menentukan nilai Req, Xeq, Rc dan
Xm dengan pengujian rangkaian tanpa beban dan hubung singkat. Yang diukur adalah daya
(Watt), tegangan (V) dan arus (I) di sisi primer.
Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:
a. Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi:
Pengujian tahanan isolasi
Pengujian tahanan kumparan
Pengujian perbandingan belitan
Pengujian vector group
b. Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah transformator yang
mewakili transformator lainnya yang sejenis, untuk menunjukkan bahwa semua
transformator jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin.
Pengujian jenis terdiri dari pengujian:
Pengujian kenaikan suhu
Pengujian impedansi
c. Pengujian Khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik denga pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih
transformator dari sejumlah transformator yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian
khusus meliputi :
Dielektrik
Pengujian impedansi urutan nol pada transformator 3 fasa
Hubung singkat
Harmonic pada arus beban kosong
Tingkat bunyi akuistik
Daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak
Sumber :
http://muhamadrizkifauzikadili.blogspot.com/2012/06/transformator-1-fasa.html
http://kamuslistrik.blogspot.com/2011/05/pengujian-transformator.html
RANGKUMAN TEORI
Definisi Transformator
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie yang berarti
perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui gandeng magnit
berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya
hanya penggunaannya untuk kapasitas kecil.
Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:
a. Pengujian Rutin
b. Pengujian Jenis
c. Pengujian Khusus
d. Pengujian Tahanan Kumparan
e. Pengukuran Perbandingan Belitan
f. Pemeriksaan Vector Group
g. Pengukuran Rugi Dan Arus Beban Kosong
h. Pengujian Tegangan Terapan (Withstand Test)
i. Pengujian Tegangan Induksi
j. Pengujian Kebocoran Tangki
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN
1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang diperlukan dalam
bingkai eksperimental.
2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada Gambar
2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.
3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan saklar perlindungan batas arus 3-F.
4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah jarum jam
sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC
5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus I1
(diperoleh dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1.
6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-fasa dan
catu daya 3ϕ AC/DC.
7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :
Rugi Besi = 0,4 x V1 x I1
V. TABEL DAN DATA PENGAMATAN
Tabel 2.1 Nilai Tegangan dan Arus yang terukur (daya 60 Hz)
V1 I1
24 V 1,21 A
VI. PENGOLAHAN DATA
Rugi Besi 1 = 0,4 x 24V x 1,21A
= 11,616 VA
VII. TUGAS AKHIR
1. Mengapa timbul panas pada inti besi?
Jawab : disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet di dalam inti besi.
Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang timbul ini menunjukan
kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk
menjadi energi panas. Panas yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga pada trafo – trafo
transmisi daya listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media pendingin. Umumnya
digunakan minyak khusus untuk mendinginkan trafo ini.
2. Jelaskan jenis pendinginan pada transformator!
Jawab : Sistem pendinginan trafo dapat dikelompokkan sebagai berikut :
3. Jelaskan cara apa saja yang digunakan untuk mengurangi rugi inti besi!
Jawab :
Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai
rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
4. Jelaskan kegunaan pengujian rangkaian terbuka serta keuntungan an kerugian dari
pengujian ini !
Jawab:
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh
rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang
ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka
5. Jelaskan bagaimana karakteristik dari pengujian ini dan bagaimana pengujian ini dapat
dikatakan pengujian rangkaian terbuka !
Jawab : Pengujian serkit terbuka atau tanpa beban pada transformator bertujuan untuk
menentukan kerugian yang terjadi jika trafo tanpa beban atau disebut rugi inti dan
menentukan reaktansi dan resistansi tanpa beban. Dalam suatu inti besi terdapat dua
jenis rugi yang dapat terjadi yaitu rugi tembaga dan rugi inti besi, rugi inti besi di bagi
lagi menjadi dua yaitu rugi hysteresis dan rugi eddy current. Rugi tembaga yaitu yang
disebabkan oleh arus yang mengalir pada lilitan tembaga
ANALISA
Pada percobaan kali ini tentang Pengujian Sirkuit Terbuka, atau biasa juga dikatakan
pengujian tanpa beban atau beban nol. Dengan tujuan, setelah menyelesaikan latihan ini, anda harus
mampu untuk menunjukan tes rangkaian terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu
fasa.
Pengujian serkit terbuka atau tanpa beban pada transformator bertujuan untuk menentukan
kerugian yang terjadi jika trafo tanpa beban atau disebut rugi inti dan menentukan reaktansi dan
resistansi tanpa beban. Dalam suatu inti besi terdapat dua jenis rugi yang dapat terjadi yaitu rugi
tembaga dan rugi inti besi, rugi inti besi di bagi lagi menjadi dua yaitu rugi hysteresis dan rugi eddy
current. Rugi tembaga yaitu yang disebabkan oleh arus yang mengalir pada lilitan tembaga. Arus ini
mengalir ketika trafo dibebani, jadi rugi tembaga ini berubah – ubah tergantung beban. Rugi hysteresis
yaitu rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan magnetik di dalam inti besi pada setiap
setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-balik pada inti besi,sedangkan Rugi eddy current yaitu
rugi yang di sebabkan oleh pemanasan akibat timbulnya arus eddy 0 ( pusar ) yang terdapat pada inti
besi transformator. Rugi-rugi ini terjadi karna inti besi terlalu tebal sehingga terjadi perbedaan
tegangan antara sisinya maka mengalir arus yang berputar-putar di sisi tersebut. Rugi-rugi arus eddy
sebanding dengan kuadrat tegangan yang di suplay ke transformator,untuk mengurangi arus eddy,
maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah induksi arus eddy yang terbentuk
di dalam inti besi. Di dalam inti trafo arus yang membentuk fluks magnet adalah arus magnetitisasi
yang merupakan arus bolak-balik dengan frekuensi karna fluks di dalamnya juga akan berubah-ubah
sesuai dengan frekuensi arus tersebut. Magnetisasi inti secara bolak-balik ini akan menimbulkan
kerugian hysteresis
Pada percobaan ini kita menggukur arus yang terdapat trafo pada saat sirkuit terbuka dengan
cara memutar kenop control tengangan searah jarum jam pada catu daya 3 fasa AC/DC hingga
tengangan primer V1 24 VAC dan kita juga mendapatkan nilai dari I1 yang terdapat pada meter ACA
digital yaitu 1,21 A,
Setelah kita mendapatkan nilai dari V1 dan I1 kita menghitung rugi besi pada transformator
dangan menggunakan persamaan : Rugi Besi = 0,4 × V1 × I1, dan kita mendapatkan rugi besi yang
terjadi pada transformator yaitu Rugi Besi = 0,4 × 24 × 1,21 = 11,616 VA. Maka hasil yang di dapat
dari hasil perhitungan menggunakan persamaan rugi besi merupakan kerugian murni yang didapat
dari trafo tersebut yang telah di ukur karna pengujian dilakukan dengan tanpa beban atau beban nol.
Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan serta
komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang bekerja dengan
sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan serta komponen pada
saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.
KESIMPULAN
Rugi hysteresis yaitu rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan magnetik
di dalam inti besi pada setiap setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-balik pada
inti besi.
Rugi eddy current yaitu rugi yang di sebabkan oleh pemanasan akibat timbulnya arus
eddy 0 ( pusar ) yang terdapat pada inti besi transformator.
PERCOBAAN 1.3
PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian
hubung singkat ini dan menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.
Klasifikasi
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut :
Pasangan
- Pasangan dalam
- Pasangan luar
Fungsi/Pemakaian
- Transformator mesin
- Transformator gardu induk
- Transformator distribusi
Kapasitas dan Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi :
- Trafo besar
- Trafo sedang
- Trafo kecil.
- Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut denga tangki trafo.
- Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan)
dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.
Peralatan Bantu
- Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-
rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
trafo.
Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air.
Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara :
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced)
- Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-
ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam
keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
- Alat pernapasan
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyak
pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak
akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke
dalam tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu
bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo,
maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi
tabung berisi kristal zat hygroskopis.
- Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo
sebagai berikut :
indikator suhu minyak
indikator permukaan minyak
indikator sistem pendingin
indikator kedudukan tap
Peralatan Proteksi
- Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh:
Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
Hubung singkat antar phasa
Hubung singkat antar phasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
- Pengaman tekanan lebih
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di
dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari
kakuatan tangi trafo.
- Rele tekanan lebih
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang
tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.
- Rele Diferensial
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara
kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di
dalam kumparan ataupun beda kumparan.
- Rele Arus lebih
Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat
dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan
hubung singkat.
- Rele Tangki tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
- Rele Hubung tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke
tanah.
- Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat
adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele
ini adalah kenaikan temperatur.
Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi :
- pengujian tahanan isolasi
- pengujian tahanan kumparan
- pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
- pengujian rugi besi dan arus beban kosong
- pengujian rugi tembaga dan impedansi
- pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
- pengujian tegangan induksi (Induce Test).
Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili
trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi
persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi :
- pengujian kenaikan suhu
- pengujian impedansi
Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari
sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
- pengujian dielektrik
- pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
- pengujian hubung singkat
- pengujian harmonik pada arus beban kosong
- pengujian tingkat bunyi akuistik
- pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.
Sumber :
www.elektroindonesia.com/elektro/ener36b.html
RANGKUMAN TEORI
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui
pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
Klasifikasi
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut :
Pasangan
- Pasangan dalam
- Pasangan luar
Fungsi/Pemakaian
- Transformator mesin
- Transformator gardu induk
- Transformator distribusi
Kapasitas dan Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi :
- Trafo besar
- Trafo sedang
- Trafo kecil.
Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi :
- pengujian tahanan isolasi
- pengujian tahanan kumparan
- pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
- pengujian rugi besi dan arus beban kosong
- pengujian rugi tembaga dan impedansi
- pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
- pengujian tegangan induksi (Induce Test).
Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili
trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi
persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi :
- pengujian kenaikan suhu
- pengujian impedansi
Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari
sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
- pengujian dielektrik
- pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
- pengujian hubung singkat
- pengujian harmonik pada arus beban kosong
- pengujian tingkat bunyi akuistik
- pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAAN PERCOBAAN
1. Letakkan modul 3ɸ AC/DC power suplai pada meja laboratorium pasang modul yang
dibutuhkan pada kerangka percobaan.
2. Susun rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada Fig. 1-2-1 dan rangkailah sesuai
dengan diagram pada Fig. 1-2-2. Pada modul 3ɸ AC/DC power suplai, atur knob pengatur
tegangan pada posisi 0.
3. Secara berurutan nyalakan pengaman pembatas arus 3 kutub dan modul power suplai tiga
fasa.
4. Hidupkan modul 3ɸ AC/DC power suplai. Secara perlahan putar knob pengatur tegangan
searah dengan jarum jam sampai arus sekunder I2 mencapai 5A.
5. Atur tegangan pada V1 sebesar 2Volt, 4Volt, 6Volt, 8Volt secara berurutan dengan syarat
arus sekunder I2 tidak melebihi 5A.
6. Catat nilai tegangan primer V1, arus primer I1, dan arus sekunder I2 pada Tabel 1-2-1.
7. Secara berurutan matikan modul 3ɸ AC/DC power suplai, power suplai tiga fasa dan
pengaman pembatas arus 3 fasa.
V. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 1-2-1 Mengukur besarnya nilai Tegangan dan Arus
PLOSS = V2 x I2
PLOSS 1 = 0,305 x 3,58 =1,091
PLOSS 2 =0,388 x 4,70 =1,823
PLOSS 3 =0,136 x 1,76 =0,239
PLOSS 4 =0,131 x 1,68 =0,220
VII. TUGAS AKHIR
1. a. Gambarkan rangkaian ekivalen dari pengujian hubung-singkat ini!
b. Hitunglah besarnya nilai rugi-rugi tembaga dengan menggunakan rumus :
Rugi-rugi tembaga PLOSS = V2 x I2 =…
Jawab;
Jawab;
4. Apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai rugi-rugi tembaga? bagaimanakah cara untuk
mengurangi besarnya rugi-rugi tembaga? Jelaskan dengan menggunakan rumus tahanan!
Jawab; Rugi-rugi tembaga terjadi karena resistansi dalam belitan. Rugi-rugi ini akan
berbanding lurus dengan besarnya beban sehingga meningkatkan arus beban akan
meningkatkan rugi-rugi tembaga.
Pada percobaan kali ini tentang Pengujian Hubung Singkat dengan tujuan setelah
menyelesaikan paktikum ini, anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung singkat ini dan
menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.
Rugi-rugi tembaga terjadi pada kedua kumpara, kumparan primer dan kumparan sekunder
terbuat dari gulungan kawat yang cukup pajang. Gulungan yang panjang ini akan meningkatkan
hambatan dalam kumparan pada saat trafo di aliri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan
mengubah sejumbalah kecil arus listrik menjadi panas yaitu sebesar I 2 R . Semakin besar harga R
maka semakin besar pula energi panas yang di timbulkan di dalam kumparan. Mutu kawat yang
terbaik dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi-rugi tembaga. Pengujian hubung
singkat merupakan metode pengujian dimana suatu kaumparan trafo yang di hubung singkat dan
tegangan yang di pakai pada kumparan yang lain. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan yang di
hubungkan dengan sumber tegangan. Tegangan masukan harus cukup randah agar arus sisi tegangan
rendah masih dalam batas nominal. Pengukuran di belilitan tengangan tinggi dilakukan seperti halnya
pada beban nol, yaitu tegangan masukannya Vo, arus yang masuk It, dan daya aktif masukan (pf),
tegangan masuk yang dibuat kecil mengakibatkan rugi – rugi inti menjadi kecil sehingga dapat
membuat pendekatan dengan mengabaikan rugi – rugi inti. Fungsi dari pengujian hubung singkat yaitu
untuk menentukan arus maksimal dan minimal hubung singakat, untuk menentukan arus gangguan tak
simetris bagi gangguan satu dan dua line ke tanah, gangguan line ke line, penyelidikan relay – relay
proteksi, dan sebagainya.
Pada praktikum ini praktikan melakukan percobaan untuk mengukur besarnya nilai tegangan
dan arus, pada percobaan tersebut kita mencari data tersebut dengan mengatur tegangan pada V1
sebesar 12 v, 24v, 80v, dan 110v secara berurutan dengan syarat arus sekunder pada I2 tidak melebihi
5A. kemudian nilain pada table I1, I2,V1,dan V2 . I1 adalah nilai arus pada lilitan primer, I2 adalah
arus pada lilitan sekunder, V1 adalah tegangan pada lilitan primer, dan V2 adalah tegangan pada lilitan
sekunder
Pada tabel kita telah mendapatkan nilai dari I1,I2,V1, dan V2, setelah mendapakn kan nilai
tersebut kita kemudian mengisi tabel Ploss atau rugi – rugi tembaga dengan persamaan Ploss = V2 x
I2, pada tabel pertama yaitu : 0,305 V x 3,58 A = 1,091 watt, yang kedua yaitu : 0,388 V x 4,70 A =
1,823 watt, yang ketiga yaitu : 0,136 V x 1,76 A = 0,239 watt, dan yang ketiga yaitu : 0,131 V x 1,68
A = 0,220 watt,
Dari tabel pengamatan dapat kita lihat semakin besar V1 kita atur maka I1 juga akakn semakin
besar sedangkan , I2 dan V2 akan semakin kecil. Dari hasil perhitungan Ploss pada tabel , dapat kita
lihat semakin kecil arus sekunder dan tegangan sekunder yang mengalir maka rugi tembaga yang
terjadi semakin kecil juga dan berbanding terbalik dengan arus dan tegangan primer.
Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan serta
komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang bekerja dengan
sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan serta komponen pada
saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.
KESIMPULAN
semakin kecil arus sekunder dan tegangan sekunder yang mengalir maka rugi tembaga
yang terjadi semakin kecil juga dan berbanding terbalik dengan arus dan tegangan
primer.
TRANSFORMATOR HUBUNGAN TIGA FASA
PERCOBAAN 1
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan ini, Anda harus dapat menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.
Tiga Kutub
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir
lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral.
Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC
masing-masing berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan bintang.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan
fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung
mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan Zigzag
Dimana :
iY = arus pada kumparan yang terhubung Y
ρ = hambatan jenis tembaga
LY = panjang kumparan yang terhubung Y
AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y
AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ
AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder
adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara
tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang.
Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan
nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian
dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah :
Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.
Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan.
Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo.
Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa
trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator
Y-Δ dapat dilihat pada Gambar Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer
sebanding dengan tegangan phasa primer (VLP=√3VPhP), dan tegangan kawat ke kawat
sekunder sama dengan tegangan phasa (VLS=VphS), sehingga diperoleh perbandingan
tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka
perbandingan tegangannya adalah :
Hubungan Zigzag
Transformatorzig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya
adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada
transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan masing–
masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder
adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara
tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang.
Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan
nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian
dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan.
Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo.
Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa
trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ.
Hubungan Delta-wye (Δ-Y)
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN).
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANKAIAN PERCOBAAN
Hubungan Wye-Wye
1. Menginstal modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Membangun sirkuit sesuai dengan
diagram sirkuit di gambar 5.5 dan diagram koneksi pada gambar 5.6. Transformator terhubung
dalam konfigurasi Wye-Wye.
2. Secara berurutan mengaktifkan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur ACV digital
di tabel 5.1.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P Current Protection switch modul.
Hubungan Wye-Delta
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.7 dan diagram koneksi
pada gambar 5.8. Tranformator terhubung dalam-Wye Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan digital ACV meter di
tabel 5.2.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan batas
Hubungan Delta-Wye
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.11 dan diagram koneksi
pada gambar 5.12. Transformator terhubung dalam hubungan Delta- Wye.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur ACV digital
dalam tabel 5.4.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan batas.
Hubungan Delta-Delta
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.13 dan diagram koneksi
pada gambar 5.14. Transformator terhubung dalam hubungan Delta- Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan digital ACV meter di tabel 5.5.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan batas.
Ganang Ch. Yudra P.
2016-11-181
ANALISA
Pada percobaan kali ini tentang Transformator Hubung Tiga Fasa, dengan tujuan
setelah menyelesaikan latihan ini, anda harus dapat menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan .
Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sisi
sekunder Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan
bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y),
pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik
netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang
kecil,pada transformator tegangan tinggi. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ), pada
hubung ini, kumparan pada sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya
dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan
nantinya akan diturunkan (Step- Down).Perbandingan tegangan jala- jala 1/√3 kali
perbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan primer.
Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y),Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara
delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi
sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up)
pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali
perbandingan lilitan transformator dan tegangan sekunder mendahului sebesar 30° dari
tegangan primernya. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ),Pada jenis ini ujung fasa
dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk
hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan
arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan
harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan. Hubungan Zig Zag,
kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang.
Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak
diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk
menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi
sekunder dalam hubungan Zigzag.
Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan
serta komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang
bekerja dengan sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan
serta komponen pada saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.
KESIMPULAN
pada trafo hubung wye – wye di gunakan pada tarfo yang biasanya jauh dangan trafo
lainnya
pada trafo hubung wye – delta digunakan pada pembangkit
pada trafo hubung delta – wye digunakan pada distribusi dan konsumen
pada trafo hubung delta – delta digunakan pada transmisi