Anda di halaman 1dari 75

TRANSFORMATOR 1 FASA

PERCOBAAN 1.1

POLARITAS DAN RASIO PUTARAN

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menunjukkan polaritas dan


rasio putaran dari Trafo Satu Fasa

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

Modul Power Supply 3 Fasa EM-3310-1B


1

3 ɸ AC/DC Power Supply EM-3310-1D


1

Modul Saklar 3 kutub Proteksi Pembatas Arus EM-3310-2A


1

Digital ACA Meter EM-3310-3C


1

Digital ACV Meter EM-3310-3D


1

Fuse Set EM-3310-5B


1

Trafo Satu fasa EM-3340-1A


1

Meja laboratorium EM-3380-1A


1

Bingkai Percobaan EM-3380-2B


1

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A


Tempat Penyambung Hantaran EM-3390-1A
1

Set Penyambung Hantaran EM-3390-3A


1

Set Steker Penghubung EM-3390-4A


1
III. TEORI
Rangkaian Transformator
Menggunakan 2 metode yakni metode additive dan metode substractive. Denganmelihat belitan
primer dan belitan sekunder. Apabila terjadi kesalahan polaritas, hal ini dapat diketahui dengan
tidak adanya nilai pada avometer pada saatpemasangan rangkaian additive ataus ubstractive.
Ujung kumparan tegangan tinggi disambungdengan ujung kumparan tegangan rendah yang
terdekat, ujung yang lain kita (V2). Ujung-ujung kumparan tegangantinggi dihubungkan
sumber dan dipasangVoltmeter (V1). V3 juga di ukur dengan multimeter
Perhatikan arah arus primer yang dinyatakan dalamIp dan keluar di sisi sekunder Is. Untuk
polaritassubstructive Ip dengan Is sefasa, sedangkan untukyang additive berlawanan arah.
Terminal H1 mempunyai polaritas yang samadengan X1 yaitu positif (+), sedangkan
H2polaritasnyasama dengan X2 (-). Posisi polaritasseperti tersebut di atas disebut dengan
polaritaspengurangan (polaritas subtractive) .sebaliknya jika polaritas H1 (+) = X2 (+) dan H2
(-)= X1 (-), akibat cara melilit kumparansekundersebaliknya dari kondisi pertama, maka
disebutpolaritas penjumlahan (polaritas additive)
Pada pengukuran bila tegangan V1 < V3 GGL induksi saling menjumlahkan dan dikatakan
additve polarity, dengan rumus:V3 = V2 + V2Pada pengukuran bila tegangan V1 > V3 GGL
induksi kedua lilitan ada hubungan pengurangandan dikatakan substractive polarity,
denganrumus:V3 = V1 – V2V1 dan V3 berbanding lurus, sedangkanV2 berbanding terbalik
dengan V1 dan V3.
Polaritas transformator dapat diketahui apabila kita mengetahui polaritas dari sumber tegangan
yang kita berikan pada transformator.

Transformator Polaritas
Petunjuk polaritas ini untuk transformator baik yang ditetapkan oleh standar yang berlaku untuk
semua jenis transformator. Ada dua jenis polaritas: pengurangan dan penjumlahan. Keduanya
mengikuti aturan yang sama. Daya dan transformator adalah pengurangan, sedangkan beberapa
trafo distribusi adalah penjumlahan. Penandaan polaritas bisa menjadi titik, persegi, atau X, atau
dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda terminal transformator standar, praktek-praktek yang
bervariasi selama bertahun-tahun. Hal ini mudah untuk menetapkan polaritas oleh X dalam buku
ini.
Dua aturan dasar polaritas transformator digambarkan pada Gambar dan diterapkan untuk kedua
jenis. Antara lain :
Arus yang mengalir di tanda polaritas satu kumparan mengalir keluar dari tanda polaritas
kumparan yang lain. Kedua arus secara substansial di fasa.
(a) pengurangan polaritas ; (b) penjumlahan polaritas.
Tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas menemukan satu kumparan pada dasarnya pada
fasa dengan tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas di kumparan (s) lain.
Arus melewati, dan tegangan ke seberang, transformator secara substansial pada fasa, karena
arus magnetisasi dan penurunan impedansi melalui transformator sangat kecil dan dapat
dianggap diabaikan. Hal ini normal dan praktis untuk definisi ini.
Tanda-tanda polaritas transformator arus ditunjukkan pada Gambar. Perhatikan bahwa arah
arus sekunder adalah sama terlepas apakah tanda polaritas bersama-sama pada satu sisi atau di
sisi lainnya.

*Tanda polaritas untuk transformator arus.


Untuk transformator arus (CTs) terkait dengan pemutus rangkaian dan bank transformator,
adalah praktek umum untuk tanda polaritas yang terletak di sisi yang jauh dari peralatan yang
berhubungan.
Aturan drop tegangan sering kali diabaikan dalam definisi polaritas transformator, tetapi
merupakan alat yang sangat berguna untuk memeriksa hubungan fasa melewati bank
transformator wye-delta, atau pada menghubungkan sebuah bank transformator untuk
pergeseran fasa tertentu yang diperlukan oleh sistem daya . ANSI / IEEE standar untuk
menyatakan transformator yang tegangan tinggi harus mendahului tegangan rendah sebesar 30
° dengan wye-delta atau bank delta-wye. Dengan demikian, hubungan yang berbeda diperlukan
jika sisi wye tinggi dibandingkan jika sisi yang tinggi adalah delta. Sistem sambungan untuk
kedua kasus ditunjukkan pada Gambar. 3.6. Diagram di bawah sambungan transformator tiga
fasa menggambarkan penggunaan aturan drop tegangan untuk menyediakan atau memeriksa
hubungan. Panah atas penurunan tegangan telah diabaikan (sebaiknya tidak digunakan), karena
itu tidak diperlukan dan dapat menyebabkan kebingungan.
Dalam Gambar, pengecekan dibuat dengan mencatat bahwa a ke n dari polaritas ke non
polaritas di sisi kiri kumparan ini memasuki tahapan dengan A sampai B dari polaritas untuk
non polaritas di sisi kanan kumparan. Demikian pula, b ke n (polaritas untuk non polaritas)
adalah fasa dengan B ke C (polaritas ke non polaritas) di tengah transformator, dan c ke n
(polaritas ke non polaritas) adalah fasa dengan C ke A

Aturan polaritas tegangan drop berguna dalam pemeriksaan atau menghubungkan bank
transformator wye-delta: (a) hubungan wye mendahului, hubungan delta 30o ; (b) hubungan
delta mendahului, hubungan wye 30o.

(polaritas ke nonpolarity) melewati transformator rendah. Dari sini, dengan membandingkan


tegangan line-ke-netral pada kedua sisi, terlihat bahwa fasa a-ke-n tegangan mendahului
tegangan fasa-A-ke-netral. Oleh karena itu, sisi wye akan menjadi sisi tegangan tinggi jika ini
adalah ANSI / IEEE transformator standar.

POLARITAS TRANSFORMATOR 1 PHASA

Dengan melihat arah lilitan kumparan transformator dapat ditentukan arah teganganinduksi
yang dibangkitkan serta polaritas transformator tersebut. Bila kumparan primer yang
merupakan kumparan tegangan tinggi diberi suplai tegangan, cara melilit seperti padagambar 1
di bawah akan menghasilkan arah tegangan induksi dan fluks magnet sepertiditunjukkan oleh
masing-masing anak panah. Artinya terminal 1 (+) mempunyai polaritasyang sama dengan
terminal 3 (+), sedangkan terminal 2 (-) mempunyai polaritas yangsama dengan terminal 4 (-).
Jenis polaritas ini disebut polaritas pengurangan . Bila polaritas terminal 1 (+) sama dengan
terminal 4 (+) dan polaritas terminal 2 (-) sama dengan terminal 3 (-), berarti cara melilit
kumparan tegangan rendah transformator seperti pada gambar 2. Hubungan ini disebut
polaritas penjumlahan .

Gambar 1.1 Arah lilitan kumparan transformator dengan (1) polaritas pengurangan dan (2) polaritas
penjumlahan

Metode Menentutan Polaritas Transformator

1. Untuk mengetahui sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi tegangan rendah (TR) sebuah
transformator maka perlu dilakukan pengukuran nilai tahanan tembaga pada tiap sisi
transformator.

Gambar 1.2 Rangkaian percobaan pengukuran nilai tahanan tembaga kumparan

2. Untuk mengetahui jenis polaritas transformator adalah polaritas penjumlahan (additif) atau
pengurangan (substraktif) maka perlu dilakukan pengukuran tegangan pada sisi TT, sisi TR
dan tegangan hasil penghubungan kedua kumparantransformator dengan menghubungkan
salah satu terminal sisi TT dengan terminal sisi TR.

gambar 1.3 Rangkaian percobaan untuk menentukan polaritas tranformator

3. Untuk mengetahui positif dan negatif terminal sebuah trafo secara pasti maka perlu
dilakukan pembandingan polaritas dengan sebuah trafo referensi yang prosesnya serupa
dengan uji polaritas transformator, akan tetapi kumparan yangdihubungkan bukan sisi TT
dengan TR melainkan sisi TR dari trafo blank dan traforeferensi.

Gambar 1.4 Rangkaian percobaan untuk menentukan terminal posistif dan negatif
transformator

Sumber :
https://www.academia.edu/16260808/PERCOBAAN_POLARITAS_TRANSFORMATOR_1_PHASA

RANGKUMAN TEORI
Rangkaian Transformator
menggunakan 2 metode yaknimetode additive dan metode substractive. Denganmelihat belitan
primer dan belitan sekunder. Apabilaterjadi kesalahan polaritas, hal ini dapat diketahuidengan
tidak adanya nilai pada avometer pada saatpemasangan rangkaian additive atausubstractive
Ujung kumparan tegangan tinggi disambungdengan ujung kumparan tegangan rendah
yangterdekat, ujung yang lain kita pasangangkanVoltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan
tegangantinggi dihubungkan sumber dan dipasangVoltmeter (V1). V3 juga di ukur dengan
multimeter

Transformator Polaritas
Dua aturan dasar polaritas transformator digambarkan pada Gambar dan diterapkan untuk
kedua jenis. Antara lain :
 Arus yang mengalir di tanda polaritas satu kumparan mengalir keluar dari tanda polaritas
kumparan yang lain. Kedua arus secara substansial di fasa.
 Tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas menemukan satu kumparan pada dasarnya
pada fasa dengan tegangan jatuh dari polaritas ke non polaritas di kumparan (s) lain.

Metode Menentutan Polaritas Transformator

1. Untuk mengetahui sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi tegangan rendah (TR) sebuah
transformator maka perlu dilakukan pengukuran nilai tahanan tembaga pada tiap sisi
transformator.

2. Untuk mengetahui jenis polaritas transformator adalah polaritas penjumlahan (additif) atau
pengurangan (substraktif) maka perlu dilakukan pengukuran tegangan pada sisi TT, sisi TR
dan tegangan hasil penghubungan kedua kumparantransformator dengan menghubungkan
salah satu terminal sisi TT dengan terminal sisi TR.

3. Untuk mengetahui positif dan negatif terminal sebuah trafo secara pasti maka perlu
dilakukan pembandingan polaritas dengan sebuah trafo referensi yang prosesnya serupa
dengan uji polaritas transformator, akan tetapi kumparan yangdihubungkan bukan sisi TT
dengan TR melainkan sisi TR dari trafo blank dan traforeferensi.
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANKAIAN PERCOBAAN

Fig. 1-1-1 Circuit diagram for polarity and turn rasio tests
Fig. 1-1-2 Connection diagram for polarity and turn rasio tests
PROSEDUR

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi!

Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan
yang spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY
OFF pada modul catu daya tiga fasa.

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan, hubungkanlah rangkain dengan
menyesuaikan dengan rangkaian pada Gambar 1-1-1 dan sketsa rangkaian pada Gambar
1-1-2.
2. Secara berurutan nyalakan Modul 3-P Saklar Proteksi Pembatas Arus dan Power
Supply 3 Fasa.
3. Catatlah tegangan-tegangan dari tegangan pertama V1, tegangan kedua V2, tegangan
ketiga V3 yang muncul pada Digital ACV Meter pada Tabel 1-1-1.
4. Secara berurutan matikan modul power supply 3-fasa dan 3-P Saklar Proteksi Pembatas
Arus.
5. Tentukan polaritas dari kedua lilitan Transformer.

6. Hitunglah perubahan rasio dari Transformer dengan menggunakan persamaan:


V. TABEL DATA PENGAMATAN

V1 V2 V3

220 V 196 V 24 V

221 V 196 V 0,23 V

221 V 209V 0,11 V

221 V 110 V 109V


Tabel 1-1-1 Hasil Pengukuran Tegangan Lilitan

221 V 139 V 80 V

Langkah 5 : Karena V2 = V1 – V3, oleh karena itu sambungan 220 V dari lilitan primer, dan
sambungan 24 V dari lilitan sekunder memiliki kesamaan polaritas.

Langkah 6 : Perubahan Rasio


VI. PENGOLAHAN DATA
V1 220
 TR = = = 9,208
V3 24

221
 TR = = 960,86
0,23

221
 TR = = 2009,09
0,11

221
 TR = =2,027
109

221
 TR = = 2,76
80
120

100

80

60
VII. TUGAS AKHIR
V2

40 1. Benar atau tidak pada saat

20 pengujian Rasio Trafo, trafo


0 harus dalam keadaan bebas
100 150 200 250 300 350
V3
tegangan? Jelaskan!
Jawab : Benar, karena untuk
menjamin keselamatan para pekerja dari tegangan sentuh maupun tegangan induksi karena
pengujian dilakukan dengan menghubungkan terminal trafo secara langsung ke alat.

2. Apa yang dapat anda simpulkan setelah melakukan percobaan Turn Ratio Test pada
Trafo?
Jawab : 1. Pengujian rasio trafo dilakukan untuk memastikan bahwa kumparan trafo dalam
kondisi baik sehingga penyaluran daya ke peralatan listrik di sisi sekunder trafo berlangsung
optimal
2.Pengujian trafo harus dalam keadaan bebas tegangan untuk keselamatan pengukur

3. Buatlah grafik V2 terhadap V3 berdasarkan table pengamatan yang diperoleh. Jelaskan


grafik yang Anda peroleh.
ANALISA

Percobaan kali ini adalah tentang Polaritas Dan Rasio Putaran. Memiliki tujuan Setelah
menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menunjukan polaritas dan rasio putaran dari Trafo Satu
Fasa. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Transfomator adalah alat yang berfungsi memindahkan
daya listrik dari satu untaian primer ke untaian sekunder secara induksi elektromagnetik, dan
berdasarkan percobaan Faraday.

Apabila lilitan untaian untaian primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, inti
transformator akan mengalir garis-garis gaya magnet atau fluks magnet. Karna arus yang mengalir
bolak-balik, maka fluks yang terjadi pada inti juga bolak-balikyang berarti jumblah garis-garis gaya
magnet pada inti transformator setiap saat berubah, masing-masing ujung primer dari suatu
transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu bekerja. Hal yang sama juga terjadi
pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada
transformator. Fungsi dari polaritas transformator itu sendiri adalah sebagai penentuan kutub-kutub
positif dan negatif pada transformator tersebut, untuk menetukan kumparan-kumparan primer atau
sekunder dan untuk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator. Selain itu juga
polaritas trafo juga sangat penting di ketahui akan memparalelkan trafo (meningkatkan daya trafo) dan
menserikan trafo (untuk meningkatkan teganagan)

Polaritas dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Rangkaian trafo disini
menggunakan dua metode yaitu additive dan substraktive. Ketika arus mengalir dalam arah yang sama
dalam dua terminal primer dan sekunder yang berdekatan, polaritas transformator dikatakan
substractive, dan ketika arus yang mengalir pada arah berlawanan, polaritas dikatankan additive . atau
pada saat substraktive antara lilitan primer dan sekunder akan saling mengurangi, sedangkan pada saat
additive antara lilitan primer dan sekunder akan saling menambahkan atau menjumblakan untuk cara
mengetahuinya dengan menggunakan rumus V2 = V1 – V3, dan untuk mencari Truns Ratio yaitu TR
= V1 / V3

Pada percobaan ini kita mencari atau mengukur tengangan lilitan pada trafo, dengan mencari
V1, V2, dan V3 dengan cara mengubah – ubah nilai pada SVR untuk mendapatkan tengangan lilitan
pada trafo, untuk melihat nilai itu kita dapat melihat pada layar, muncul pada digital Acv meter, pada
table pertama kita mendapatkan nilai dari V1 : 220v, V2 : 196 V, V3 : 24v. sebelumnya kita harus
mengetahui bahwa V1 itu adalah lilitan primer dan V3 itu adalah lilitan sekunder maka untuk
mengetahui polaritas pada lilitan itu sama atau tidak dengan cara V2 = V1 - V3, atau hasil dari V2
adalah hasil pengurangan dari V1 dikurang dengan V2, jadi pada data pertama itu kita dapat
mengetahui bahwa lilittan primer dan lilitan sekundar memiliki kesamaa karna 220v – 24V = 196v,
pada data kedua kita mendapatakan V1 = 221v, V2 = 196v, V3 = 0,23v maka hasil dari data kedua
yaitu yaitu subtraktive karena saling mengurangi, pada data yang ketiga kita mendapatkan V1 = 221,
V2 = 209, V3 = 0,11 maka dia subtractive, pada data ke empat V1 = 221, V2 = 110, V3 = 109, maka
dia additive karena saling menambahkan, dan data yang terakhir yaitu V1 = 221, V2 = 139, V3 = 80,
maka dia additive karena saling menambahkan.

Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan serta
komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang bekerja dengan
sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan serta komponen pada
saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.
KESIMPULAN
 Pada saat trafo antara lilitan primer dan sekunder akan saling mengurangi
 sedangkan pada saat additive antara lilitan primer dan sekunder akan saling
menambahkan atau menjumblakan
PERCOBAAN 1.2

PENGUJIAN SIRKUIT TERBUKA

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan latihan ini, anda seharusnya mampu untuk menunjukkan tes rangkaian
terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu fasa

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B

1 Catu Daya 3ϕ AC/DC EM-3310-1D

1 Modul Saklar Perlindungan Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A

1 Meter ACA Digital EM-3310-3C

1 Meter ACV Digital EM-3310-3D

1 Set Sekering EM-3310-5B

1 Transformator Satu Fasa EM-3340-1A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Eksperimental EM-3380-2B

Atau Bingkai Eksperimental EM-3380-2A


1 Penghubung Pemegang Kunci EM-3390-1A
1 Penghubung Set Kunci EM-3390-3A
1 Set Colokan Penghubung Keamanan EM-3390-4A
III. TEORI
Definisi Transformator
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie yang berarti
perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui gandeng magnit
berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya
hanya penggunaannya untuk kapasitas kecil.

Kostruksi Transformator dan Bagian-Bagiannya


Konstruksi trafo secara umum terdiri dari:
1. Inti yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang diklem jadi
satu. 2. Belitan dibuat dari tembaga yang cara membelitkan pada inti dapat konsentris maupun
spiral.
3. Sistem pendingan pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar.

Jenis trafo berdasarkan letak kumparan


1. Core type (jenis inti) yakni kumparan mengelilingi inti.
2. Shell type (jenis cangkang) yakni inti mengelilingi belitan

Rangkaian Magnetisasi Transformator


Pada keadaan tanpa beban, mengalir arus kecil I0 untuk mensuplai magnetomotive force yang
menimbulkan flux magnet disekitar inti magnetik, arus ini tertinggal (lagging) terhadap tegangan
primer sebesar 900. Arus ini dibatasi oleh resistansi efektif (Rc) dan reaktansi (Xc) yang disebut
rangkaian magnetisasi. Besar arus ini sekitar 2-5 % dari arus beban penuh (full load) dengan
power factor 0.1-0.2.

Ketika transformator dibebani, terjadi tegangan jatuh karena resistansi belitan primer dan
sekunder. Tegangan jatuh ini sefasa dengan tegangan pada belitan dan tegangan jatuh karena
reaktansi (X1dan X2) tertinggal sebesar 900 . Penurunan tegangan output ketika transformator
berbeban dikenal sebagai regulasi. Tegangan jatuh karena komponen resistif lebih kecil daripada
tegangan jatuh yang disebabkan oleh komponen reaktif. Sehingga impedansi dominan dari
tranformator adalah reaktansi.
Diagram vektor tegangan dan arus rangkaian ekivalen transformator diatas ketika berbeban
dengan sudut daya Φ adalah sebagai berikut,

Rangkaian Ekivalen Trafo Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan
untuk mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level tegangan ke level tegangan yang lain.
Dapat menaikkan, menurunkan atau hanya untuk mengisolasi sistem satu dengan yang lainnya.
Transformator terdiri atas sisi primer dan sisi sekunder. Keduanya terhubung dengan inti besi.
Dalam kondisi ideal, tanpa rugi-rugi, perbandingan lilitan antara keduanya merupakan
perbandingan tegangan antara kedua sisinya.
Namun pada kenyataannya, daya masukkan tidak pernah sama dengan daya keluaran. Terdapat
rugi-rugi yang terjadi di inti besi dan lilitan. Rugi-rugi tersebut terjadi akibat histerisis, arus
eddy, resistansi belitan dan fluks bocor. Dari pengetahuan tersebut, transformator dapat
dimodelkan dengan rangkaian elektrik seperti di bawah ini:

Disimplisikafi menjadi,

Dimana,
Req = Rp + (Np/Ns)^2 . Rs
Xeq = Xp + (Np/Ns)^2 . Xs
Setelah kita memahami, rangkaian pengganti ini, kita dapat menentukan nilai Req, Xeq, Rc dan
Xm dengan pengujian rangkaian tanpa beban dan hubung singkat. Yang diukur adalah daya
(Watt), tegangan (V) dan arus (I) di sisi primer.

Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:
a. Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi:
 Pengujian tahanan isolasi
 Pengujian tahanan kumparan
 Pengujian perbandingan belitan
 Pengujian vector group
b. Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah transformator yang
mewakili transformator lainnya yang sejenis, untuk menunjukkan bahwa semua
transformator jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin.
Pengujian jenis terdiri dari pengujian:
 Pengujian kenaikan suhu
 Pengujian impedansi
c. Pengujian Khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik denga pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih
transformator dari sejumlah transformator yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian
khusus meliputi :
 Dielektrik
 Pengujian impedansi urutan nol pada transformator 3 fasa
 Hubung singkat
 Harmonic pada arus beban kosong
 Tingkat bunyi akuistik
 Daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak

d. Pengujian Tahanan Kumparan


Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada
kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus. Nilai tahanan
belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga transformator. Pada saat melakukan
pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang
diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran
kecil.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 Ohm adalah Wheatstone
Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double
Bridge. Pengukuran dilakukan pada setiap phasa transformator, yaitu antara terminal:
1) Pengukuran pada terminal tegangan tinggi
a) Pada transformator 3 phasa
 phasa a - phasa b
 phasa b - phasa c
 phasa c - phasa a
b) Transformator 1 phasa
Terminal H1-H2 untuk transformator double bushing dan Terminal H dengan
Ground untuk transformator single bushing dan pengukuran sisi tegangan rendah.
e. Pengukuran Perbandingan Belitan
Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan
sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output
yang dihasilkan oleh transformator sesuai dengan yang dikehendaki, toleransi yang
diijinkan adalah:
 0,5 % dari rasio tegangan atau
 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu, setelah coil
transformator diassembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian
kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap transformator telah terpasang
secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group transformator. Pengukuran dapat
dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR), misalnya merk Jemes
G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.
f. Pemeriksaan Vector Group
Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal
transformator positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah Additive dan
Subtractive.
g. Pengukuran Rugi Dan Arus Beban Kosong
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh
rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan
oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada
salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. suhu acuan 75ºC
h. Pengujian Tegangan Terapan (Withstand Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body
tangki. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai dengan standar uji dan
dilakukan pada:
 tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan
 tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan
 pengujian 60 detik
i. Pengujian Tegangan Induksi
Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari
tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan transformator. Pengujian dilakukan
dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi
lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekuensi
yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada
besarnya frekuensi pengujian dan waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.
j. Pengujian Kebocoran Tangki
Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen transformator sudah
terpasang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las
transformator. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar
kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan
memberikan cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah
terjadi penurunan tekanan.

Sumber :

http://muhamadrizkifauzikadili.blogspot.com/2012/06/transformator-1-fasa.html

http://kamuslistrik.blogspot.com/2011/05/pengujian-transformator.html
RANGKUMAN TEORI
Definisi Transformator
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie yang berarti
perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui gandeng magnit
berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya
hanya penggunaannya untuk kapasitas kecil.

Kostruksi Transformator dan Bagian-Bagiannya


Konstruksi trafo secara umum terdiri dari:
1. Inti yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang diklem jadi
satu. 2. Belitan dibuat dari tembaga yang cara membelitkan pada inti dapat konsentris maupun
spiral.
3. Sistem pendingan pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar.

Jenis trafo berdasarkan letak kumparan


1. Core type (jenis inti) yakni kumparan mengelilingi inti.
2. Shell type (jenis cangkang) yakni inti mengelilingi belitan

Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:
a. Pengujian Rutin
b. Pengujian Jenis
c. Pengujian Khusus
d. Pengujian Tahanan Kumparan
e. Pengukuran Perbandingan Belitan
f. Pemeriksaan Vector Group
g. Pengukuran Rugi Dan Arus Beban Kosong
h. Pengujian Tegangan Terapan (Withstand Test)
i. Pengujian Tegangan Induksi
j. Pengujian Kebocoran Tangki
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2.5 Diagram Sirkuit untuk tes Sirkuit Terbuka


2.6 Diagram Koneksi untuk tes Sirkuit Terbuka
PROSEDUR

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan


mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik.
Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu
daya tiga fasa.

1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang diperlukan dalam
bingkai eksperimental.

2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada Gambar
2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.
3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan saklar perlindungan batas arus 3-F.
4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah jarum jam
sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC

5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus I1
(diperoleh dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1.
6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-fasa dan
catu daya 3ϕ AC/DC.
7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :
Rugi Besi = 0,4 x V1 x I1
V. TABEL DAN DATA PENGAMATAN
Tabel 2.1 Nilai Tegangan dan Arus yang terukur (daya 60 Hz)
V1 I1
24 V 1,21 A
VI. PENGOLAHAN DATA
 Rugi Besi 1 = 0,4 x 24V x 1,21A
= 11,616 VA
VII. TUGAS AKHIR
1. Mengapa timbul panas pada inti besi?
Jawab : disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet di dalam inti besi.
Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang timbul ini menunjukan
kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk
menjadi energi panas. Panas yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga pada trafo – trafo
transmisi daya listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media pendingin. Umumnya
digunakan minyak khusus untuk mendinginkan trafo ini.
2. Jelaskan jenis pendinginan pada transformator!
Jawab : Sistem pendinginan trafo dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. ONAN ( Oil Natural Air Natural )

Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak dan sirkulasi udara


secara alamiah. Sirkulasi minyak yang terjadi disebabkan oleh perbedaan berat
jenis antara minyak yang dingin dengan minyak yang panas.

2. ONAF ( Oil Natural Air Force )

Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak secara alami


sedangkan sirkulasi udaranya secara buatan, yaitu dengan menggunakan
hembusan kipas angin yang digerakkan oleh motor listrik. Pada umumnya operasi
trafo dimulai dengan ONAN atau dengan ONAF tetapi hanya sebagian kipas
angin yang berputar. Apabila suhu trafo sudah semakin meningkat, maka kipas
angin yang lainnya akan berputar secara bertahap.

3. OFAF ( Oil Force Air Force )

Pada sistem ini, sirkulasi minyak digerakkan dengan menggunakan


kekuatan pompa, sedangkan sirkulasi udara mengunakan kipas angin.

3. Jelaskan cara apa saja yang digunakan untuk mengurangi rugi inti besi!
Jawab :
Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai
rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
4. Jelaskan kegunaan pengujian rangkaian terbuka serta keuntungan an kerugian dari
pengujian ini !
Jawab:
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh
rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang
ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka
5. Jelaskan bagaimana karakteristik dari pengujian ini dan bagaimana pengujian ini dapat
dikatakan pengujian rangkaian terbuka !
Jawab : Pengujian serkit terbuka atau tanpa beban pada transformator bertujuan untuk
menentukan kerugian yang terjadi jika trafo tanpa beban atau disebut rugi inti dan
menentukan reaktansi dan resistansi tanpa beban. Dalam suatu inti besi terdapat dua
jenis rugi yang dapat terjadi yaitu rugi tembaga dan rugi inti besi, rugi inti besi di bagi
lagi menjadi dua yaitu rugi hysteresis dan rugi eddy current. Rugi tembaga yaitu yang
disebabkan oleh arus yang mengalir pada lilitan tembaga
ANALISA

Pada percobaan kali ini tentang Pengujian Sirkuit Terbuka, atau biasa juga dikatakan
pengujian tanpa beban atau beban nol. Dengan tujuan, setelah menyelesaikan latihan ini, anda harus
mampu untuk menunjukan tes rangkaian terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu
fasa.

Pengujian serkit terbuka atau tanpa beban pada transformator bertujuan untuk menentukan
kerugian yang terjadi jika trafo tanpa beban atau disebut rugi inti dan menentukan reaktansi dan
resistansi tanpa beban. Dalam suatu inti besi terdapat dua jenis rugi yang dapat terjadi yaitu rugi
tembaga dan rugi inti besi, rugi inti besi di bagi lagi menjadi dua yaitu rugi hysteresis dan rugi eddy
current. Rugi tembaga yaitu yang disebabkan oleh arus yang mengalir pada lilitan tembaga. Arus ini
mengalir ketika trafo dibebani, jadi rugi tembaga ini berubah – ubah tergantung beban. Rugi hysteresis
yaitu rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan magnetik di dalam inti besi pada setiap
setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-balik pada inti besi,sedangkan Rugi eddy current  yaitu
rugi yang di sebabkan oleh pemanasan akibat timbulnya arus eddy 0 ( pusar ) yang terdapat pada inti
besi transformator. Rugi-rugi ini terjadi karna inti besi terlalu tebal sehingga terjadi perbedaan
tegangan antara sisinya maka mengalir arus yang berputar-putar di sisi tersebut. Rugi-rugi arus eddy
sebanding dengan kuadrat tegangan yang di suplay ke transformator,untuk mengurangi arus eddy,
maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah induksi arus eddy yang terbentuk
di dalam inti besi. Di dalam inti trafo arus yang membentuk fluks magnet adalah arus magnetitisasi
yang merupakan arus bolak-balik dengan frekuensi karna fluks di dalamnya juga akan berubah-ubah
sesuai dengan frekuensi arus tersebut. Magnetisasi inti secara bolak-balik ini akan menimbulkan
kerugian hysteresis

Pada percobaan ini kita menggukur arus yang terdapat trafo pada saat sirkuit terbuka dengan
cara memutar kenop control tengangan searah jarum jam pada catu daya 3 fasa AC/DC hingga
tengangan primer V1 24 VAC dan kita juga mendapatkan nilai dari I1 yang terdapat pada meter ACA
digital yaitu 1,21 A,

Setelah kita mendapatkan nilai dari V1 dan I1 kita menghitung rugi besi pada transformator
dangan menggunakan persamaan : Rugi Besi = 0,4 × V1 × I1, dan kita mendapatkan rugi besi yang
terjadi pada transformator yaitu Rugi Besi = 0,4 × 24 × 1,21 = 11,616 VA. Maka hasil yang di dapat
dari hasil perhitungan menggunakan persamaan rugi besi merupakan kerugian murni yang didapat
dari trafo tersebut yang telah di ukur karna pengujian dilakukan dengan tanpa beban atau beban nol.
Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan serta
komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang bekerja dengan
sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan serta komponen pada
saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.
KESIMPULAN
 Rugi hysteresis yaitu rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan magnetik
di dalam inti besi pada setiap setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-balik pada
inti besi.
 Rugi eddy current  yaitu rugi yang di sebabkan oleh pemanasan akibat timbulnya arus
eddy 0 ( pusar ) yang terdapat pada inti besi transformator.
PERCOBAAN 1.3
PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian
hubung singkat ini dan menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.

II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Modul power suplai tiga fasa EM-3310-1B
1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D
1 Saklar tiga kutub pengaman pembatas arus EM-3310-2A
1 AC Ampere meter digital EM-3310-3C
1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D
1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B
1 Trafo satu fasa EM-3340-1A
1 Meja laboratorium EM-3380-1A
1 Kerangka percobaan atau EM-3380-2B
Kerangka percobaan EM-3380-2A
1 Penghubung penahan EM-3390-1A
1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A
1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A
III. TEORI
Transformator Daya dan Cara Pengujiannya
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui
pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

Klasifikasi
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut :
 Pasangan
- Pasangan dalam
- Pasangan luar
 Fungsi/Pemakaian
- Transformator mesin
- Transformator gardu induk
- Transformator distribusi
 Kapasitas dan Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi :
- Trafo besar
- Trafo sedang
- Trafo kecil.

Cara Kerja Dan Fungi Tiap-Tiap Bagian


Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing :
 Bagian utama
- Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
- Kumparan trafo
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat
seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul
fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian
beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.
- Kumparan tersier
Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan
lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua
trafo daya mempunyai kumparan tertier.
- Minyak trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-
trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai
isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 kekuatan isolasi tinggi 
 penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat
 viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik 
 titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan 
 tidak merusak bahan isolasi padat 
 sifat kimia yang stabil

- Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut denga tangki trafo.
- Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan)
dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.

 Peralatan Bantu
- Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-
rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
trafo.
Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air.
Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara : 
 Alamiah (natural)
 Tekanan/paksaan (forced)
- Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-
ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam
keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
- Alat pernapasan
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyak
pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak
akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke
dalam tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu
bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo,
maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi
tabung berisi kristal zat hygroskopis.
- Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo
sebagai berikut :
 indikator suhu minyak
 indikator permukaan minyak
 indikator sistem pendingin
 indikator kedudukan tap

 Peralatan Proteksi
- Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.  Gas yang timbul diakibatkan oleh:
 Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
 Hubung singkat antar phasa
 Hubung singkat antar phasa ke tanah
 Busur api listrik antar laminasi 
 Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
- Pengaman tekanan lebih
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di
dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari
kakuatan tangi trafo.
- Rele tekanan lebih
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang
tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.
- Rele Diferensial
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara
kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di
dalam kumparan ataupun beda kumparan.
- Rele Arus lebih
Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat
dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan
hubung singkat.
- Rele Tangki tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
- Rele Hubung tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke
tanah.
- Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat
adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele
ini adalah kenaikan temperatur.

Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
 Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi :
- pengujian tahanan isolasi 
- pengujian tahanan kumparan
- pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group 
- pengujian rugi besi dan arus beban kosong
- pengujian rugi tembaga dan impedansi 
- pengujian tegangan terapan (Withstand Test) 
- pengujian tegangan induksi (Induce Test).
 Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili
trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi
persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi :
- pengujian kenaikan suhu
- pengujian impedansi
 Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari
sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
- pengujian dielektrik
- pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
- pengujian hubung singkat
- pengujian harmonik pada arus beban kosong
- pengujian tingkat bunyi akuistik
- pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.

Sumber :

www.elektroindonesia.com/elektro/ener36b.html

RANGKUMAN TEORI

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui
pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

Klasifikasi
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut :
 Pasangan
- Pasangan dalam
- Pasangan luar
 Fungsi/Pemakaian
- Transformator mesin
- Transformator gardu induk
- Transformator distribusi
 Kapasitas dan Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi :
- Trafo besar
- Trafo sedang
- Trafo kecil.

Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
 Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi :
- pengujian tahanan isolasi 
- pengujian tahanan kumparan
- pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group 
- pengujian rugi besi dan arus beban kosong
- pengujian rugi tembaga dan impedansi 
- pengujian tegangan terapan (Withstand Test) 
- pengujian tegangan induksi (Induce Test).
 Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili
trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi
persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi :
- pengujian kenaikan suhu
- pengujian impedansi
 Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari
sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
- pengujian dielektrik
- pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
- pengujian hubung singkat
- pengujian harmonik pada arus beban kosong
- pengujian tingkat bunyi akuistik
- pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANGKAIAAN PERCOBAAN

Gambar 3.2 Circuit diagram for short-circuit test


Gambar 3.3.Connection diagram for short-circuit test
PROSEDUR

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah


rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi
bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.

1. Letakkan modul 3ɸ AC/DC power suplai pada meja laboratorium pasang modul yang
dibutuhkan pada kerangka percobaan.
2. Susun rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada Fig. 1-2-1 dan rangkailah sesuai
dengan diagram pada Fig. 1-2-2. Pada modul 3ɸ AC/DC power suplai, atur knob pengatur
tegangan pada posisi 0.
3. Secara berurutan nyalakan pengaman pembatas arus 3 kutub dan modul power suplai tiga
fasa.

4. Hidupkan modul 3ɸ AC/DC power suplai. Secara perlahan putar knob pengatur tegangan
searah dengan jarum jam sampai arus sekunder I2 mencapai 5A.

5. Atur tegangan pada V1 sebesar 2Volt, 4Volt, 6Volt, 8Volt secara berurutan dengan syarat
arus sekunder I2 tidak melebihi 5A.
6. Catat nilai tegangan primer V1, arus primer I1, dan arus sekunder I2 pada Tabel 1-2-1.
7. Secara berurutan matikan modul 3ɸ AC/DC power suplai, power suplai tiga fasa dan
pengaman pembatas arus 3 fasa.
V. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 1-2-1 Mengukur besarnya nilai Tegangan dan Arus

V1 (Volt) I1(Ampere) V2 (Volt) I2(Ampere) PLOSS (Watt)


12 0,20 0,305 3,58 1,091
24 0,52 0,388 4,70 1,823
80 0,65 0,136 1,76 0,239
110 0,85 0,131 1,68 0,220
VI. PENGOLAHAN DATA

PLOSS = V2 x I2
 PLOSS 1 = 0,305 x 3,58 =1,091
 PLOSS 2 =0,388 x 4,70 =1,823
 PLOSS 3 =0,136 x 1,76 =0,239
 PLOSS 4 =0,131 x 1,68 =0,220
VII. TUGAS AKHIR
1. a. Gambarkan rangkaian ekivalen dari pengujian hubung-singkat ini!
b. Hitunglah besarnya nilai rugi-rugi tembaga dengan menggunakan rumus :
Rugi-rugi tembaga PLOSS = V2 x I2 =…
Jawab;

 PLOSS 1 = 0,305 x 3,58 =1,091


 PLOSS 2 =0,388 x 4,70 =1,823
 PLOSS 3 =0,136 x 1,76 =0,239
 PLOSS 4 =0,131 x 1,68 =0,220
c. Hitung besarnya tegangan impedansi!
Jawab ;

2. Apa tujuan kita mencari nilai rugi-rugi tembaga pada trafo?


Jawab ; untuk menentukan kerugian yang terjadi jika trafo tanpa beban atau disebut rugi inti dan
menentukan reaktansi dan resistansi tanpa beban.
3. Trafo jenis apa yang kita pakai pada pengujian hubung-singkat ini dan mengapa
menggunakan trafo jenis tersebut? Jelaskan

Jawab;  
4. Apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai rugi-rugi tembaga? bagaimanakah cara untuk
mengurangi besarnya rugi-rugi tembaga? Jelaskan dengan menggunakan rumus tahanan!
Jawab;  Rugi-rugi tembaga terjadi karena resistansi dalam belitan. Rugi-rugi ini akan
berbanding lurus dengan besarnya beban sehingga meningkatkan arus beban akan
meningkatkan rugi-rugi tembaga.

5. Jelaskan apa itu bahan ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic?


Jawab;
 Ferromagnetik
Feromagnetik ialah bahan yang sangat kuat yang menarik gaya magnetik seperti besi, nikel,
gadolinium dan juga kobalt. Jika kemudian digunakan magnetik tersebut walaupun medan luar
dihilangkan, tetapi sifat kemagnetan bahan tetap masih ada. Sifat kemagnetan bahan
feromagnetik bisa hilang jika di pukul-pukul maupun dipanaskan
 Pengertian Paramagnetik
Paramagnetik ialah bahan yang sedikit menarik garis gaya magnetik misalkan aluminium,
magnesium, titanium, platina dan juga fungston. Jika tidak terjadi pengaruh medan magnetik
luar, bahan ini tidak memperlihatkan efek dari magnetik dikarenakan momen magnetik total
yang diakibatkan gerak orbital dan juga elektron relatif kecil. Tapi jika diberikan pengaruh dari
medan magnet luar, sehingga akan timbul momen yang cenderung mensejajarkan medan
magnet dalam dengan medan magnet luar.
 Pengertian Diamagnetik
Diamagnetik ialah bahan yang sedikit menolak garis gaya magnetik misalkan natrium, perak,
bismut, raksa dan juga intan. Ketika tidak adanya pengaruh dari medan magnet luar. Momen
magnetik akibat gerak orbital dan juga spin elektron yang saling meniadakan. Di saat ada
pengaruh medan magnet luar, sehingga akan timbul medan magnet di dalam tapi masih lebih
ANALISA

Pada percobaan kali ini tentang Pengujian Hubung Singkat dengan tujuan setelah
menyelesaikan paktikum ini, anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung singkat ini dan
menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.

Rugi-rugi tembaga terjadi pada kedua kumpara, kumparan primer dan kumparan sekunder
terbuat dari gulungan kawat yang cukup pajang. Gulungan yang panjang ini akan meningkatkan
hambatan dalam kumparan pada saat trafo di aliri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan
mengubah sejumbalah kecil arus listrik menjadi panas yaitu sebesar I 2 R . Semakin besar harga R
maka semakin besar pula energi panas yang di timbulkan di dalam kumparan. Mutu kawat yang
terbaik dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi-rugi tembaga. Pengujian hubung
singkat merupakan metode pengujian dimana suatu kaumparan trafo yang di hubung singkat dan
tegangan yang di pakai pada kumparan yang lain. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan yang di
hubungkan dengan sumber tegangan. Tegangan masukan harus cukup randah agar arus sisi tegangan
rendah masih dalam batas nominal. Pengukuran di belilitan tengangan tinggi dilakukan seperti halnya
pada beban nol, yaitu tegangan masukannya Vo, arus yang masuk It, dan daya aktif masukan (pf),
tegangan masuk yang dibuat kecil mengakibatkan rugi – rugi inti menjadi kecil sehingga dapat
membuat pendekatan dengan mengabaikan rugi – rugi inti. Fungsi dari pengujian hubung singkat yaitu
untuk menentukan arus maksimal dan minimal hubung singakat, untuk menentukan arus gangguan tak
simetris bagi gangguan satu dan dua line ke tanah, gangguan line ke line, penyelidikan relay – relay
proteksi, dan sebagainya.

Pada praktikum ini praktikan melakukan percobaan untuk mengukur besarnya nilai tegangan
dan arus, pada percobaan tersebut kita mencari data tersebut dengan mengatur tegangan pada V1
sebesar 12 v, 24v, 80v, dan 110v secara berurutan dengan syarat arus sekunder pada I2 tidak melebihi
5A. kemudian nilain pada table I1, I2,V1,dan V2 . I1 adalah nilai arus pada lilitan primer, I2 adalah
arus pada lilitan sekunder, V1 adalah tegangan pada lilitan primer, dan V2 adalah tegangan pada lilitan
sekunder

Pada tabel kita telah mendapatkan nilai dari I1,I2,V1, dan V2, setelah mendapakn kan nilai
tersebut kita kemudian mengisi tabel Ploss atau rugi – rugi tembaga dengan persamaan Ploss = V2 x
I2, pada tabel pertama yaitu : 0,305 V x 3,58 A = 1,091 watt, yang kedua yaitu : 0,388 V x 4,70 A =
1,823 watt, yang ketiga yaitu : 0,136 V x 1,76 A = 0,239 watt, dan yang ketiga yaitu : 0,131 V x 1,68
A = 0,220 watt,
Dari tabel pengamatan dapat kita lihat semakin besar V1 kita atur maka I1 juga akakn semakin
besar sedangkan , I2 dan V2 akan semakin kecil. Dari hasil perhitungan Ploss pada tabel , dapat kita
lihat semakin kecil arus sekunder dan tegangan sekunder yang mengalir maka rugi tembaga yang
terjadi semakin kecil juga dan berbanding terbalik dengan arus dan tegangan primer.

Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan serta
komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang bekerja dengan
sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan serta komponen pada
saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.
KESIMPULAN

 semakin kecil arus sekunder dan tegangan sekunder yang mengalir maka rugi tembaga
yang terjadi semakin kecil juga dan berbanding terbalik dengan arus dan tegangan
primer.
TRANSFORMATOR HUBUNGAN TIGA FASA

PERCOBAAN 1

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan latihan ini, Anda harus dapat menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.

II. ALAT PERCOBAAN

Jumlah Nama alat Kode Alat

1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B

1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus EM-3310-2A

Tiga Kutub

1 ACV Digital meter EM-3310-3D

1 Sekering set EM-3310-5B

1 Trafo tiga fasa EM-3340-3A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

1 Penahan alat Patri EM-3390-1A

1 Perangkat Alat EM-3390-3A

1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A


III. TEORI
Hubungan Transformator Tiga Phasa dan Rumus
Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :
Hubungan Bintang (Y)

Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir
lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral.
Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC
masing-masing berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan bintang.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)

Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan
fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung
mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)

Hubungan Zigzag

Transformatorzig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya


adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada
transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan masing–
masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.
Transformator tiga phasa hubungan zig-zag.
Perbandingan Rugi-rugi untuk tiap kumparan yang terhubung Y, Δ, Zig-zag adalah:

Dimana :
iY = arus pada kumparan yang terhubung Y
ρ = hambatan jenis tembaga
LY = panjang kumparan yang terhubung Y
AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y
AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ
AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag

Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa


Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan
beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa
secara umum :

 Hubungan Wye-wye (Y-Y)

Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder
adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara
tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang.
Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan
nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian
dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.

Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah :
Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.

 Hubungan Wye-delta (Y-Δ)

Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan.
Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo.
Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa
trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator
Y-Δ dapat dilihat pada Gambar  Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer
sebanding dengan tegangan phasa primer (VLP=√3VPhP), dan tegangan kawat ke kawat
sekunder sama dengan tegangan phasa (VLS=VphS), sehingga diperoleh perbandingan
tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :

Gambar  Transformator 3 phasa hubungan Y-Δ.

 Hubungan Delta-wye (Δ-Y)

Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan


transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar
Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer
(VLP=VphP ), dan tegangan sisi sekundernya ( VLS=√3VphS), maka perbandingan
tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :
Gambar Transformator 3 phasa hubungan Δ-Y.

 Hubungan Delta – delta (Δ-Δ)

Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka
perbandingan tegangannya adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :


IL=√3Ip
Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa

Gambar Transformator 3 phasa hubungan Δ- Δ.


Sumber : http://blog.unnes.ac.id/antosupri/hubungan-transformator-tiga-phasa-dan-rumus/
RANGKUMAN TEORI
Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :
Hubungan Bintang (Y)
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir
lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral.
Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC
masing-masing berbeda 120°.

Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)


Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan
fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung
mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°.

Hubungan Zigzag
Transformatorzig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya
adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada
transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan masing–
masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.

 Hubungan Wye-wye (Y-Y)

Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder
adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara
tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang.
Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan
nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian
dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.

 Hubungan Wye-delta (Y-Δ)

Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan.
Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo.
Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa
trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ.
 Hubungan Delta-wye (Δ-Y)

Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan


transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar
Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer
(VLP=VphP ), dan tegangan sisi sekundernya ( VLS=√3VphS).

 Hubungan Delta – delta (Δ-Δ)

Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN).
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN RANKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5.5 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-wye


Gambar 5.6 Hubungan diagram untuk hubungan wye-wye
Gambar 5.7 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-delta
Gambar 5.8 Hubungan diagram untuk hubungan wye-deleta
Gambar 5.9 Diagram rangkaian untuk hubungan delta-wye
Gambar 5.12 Hubungan diagram untuk hubungan delta-wye
Gambar 5.13 Diagram rangkaian untuk hubungan delta-delta
Gambar 5.14 Hubungan diagram untuk hubungan delta-delta
PROSEDUR

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah


rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi bahaya,
segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa

Hubungan Wye-Wye
1. Menginstal modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Membangun sirkuit sesuai dengan
diagram sirkuit di gambar 5.5 dan diagram koneksi pada gambar 5.6. Transformator terhubung
dalam konfigurasi Wye-Wye.
2. Secara berurutan mengaktifkan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur ACV digital
di tabel 5.1.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P Current Protection switch modul.

Hubungan Wye-Delta

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.7 dan diagram koneksi
pada gambar 5.8. Tranformator terhubung dalam-Wye Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan digital ACV meter di
tabel 5.2.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan batas

Hubungan Delta-Wye

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.11 dan diagram koneksi
pada gambar 5.12. Transformator terhubung dalam hubungan Delta- Wye.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur ACV digital
dalam tabel 5.4.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan batas.

Hubungan Delta-Delta

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.13 dan diagram koneksi
pada gambar 5.14. Transformator terhubung dalam hubungan Delta- Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan digital ACV meter di tabel 5.5.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan batas.
Ganang Ch. Yudra P.
2016-11-181

V. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 2-1-1 Mengukur tegangan (koneksi Wye-Wye)

Kumparan Primer Kumparan Sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 125 2U1-3U2 61
1V3-1V2 125 2V1-3V2 61
1W3-1W2 126 2W1-3W2 62
1U3-1V3 218 2U1-2V1 218
1V3-1W2 220 2V1-2W1 219
1W3-1U3 219 2W1-2U1 218

Tabel 2-1-2 Mengukur tegangan (Hubungan Wye-Delta)

Kumparan primer Kumparan sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 125 2U1-2U2 61
1V3-1V2 125 2V1-2V2 62
1W3-1W2 126 2W1-2W2 62
1U3-1V3 218 2U1-2V1 125
1V3-1W3 220 2V1-2W1 125
1W3-1U3 219 2W1-2U1 126

Tabel 2-1-4 Mengukur tegangan (Hubungan Delta-Wye)

Kumparan primer Kumparan sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U1-1U2 218 2U1-3U2 125
1V1-1V2 220 2v1-3v2 126
1W1-1W2 219 2W1-3W2 125
1U1-1V1 218 2U1-2v1 218
1V1-1W1 219 2V1-2W1 219
1W1-1U1 219 2W1-2U1 217

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Ganang Ch. Yudra P.
2016-11-181
Tabel 2-1-5 Mengukur tegangan (Hubungan Delta-Delta)
Kumparan primer Kumparan sekunder
Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U1-1U2 218 2U1-3U2 125
1V1-1V2 219 2V1-3V2 126
1W1-1W2 218 2W1-3W2 125
1U1-1V1 218 2U1-2V1 125
1V1-1W1 219 2V1-2W1 125
1W1-1U1 218 2W1-2U1 125

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Ganang Ch. Yudra P.
2016-11-181

VI. TUGAS AKHIR


1. Berdasarkan data pengamatan yang kamu dapatkan, coba bandingkan antar hubungan
yang ada dan berikan perbedaannya? Jelaskan!
Jawab;
 pada trafo hubung wye – wye di gunakan pada tarfo yang biasanya jauh dangan trafo
lainnya
 pada trafo hubung wye – delta digunakan pada pembangkit
 pada trafo hubung delta – wye digunakan pada distribusi dan konsumen
 pada trafo hubung delta – delta digunakan pada transmisi

2. Mengapa pada transformator hubungan delta-delta tegangannya sama?


Jelaskan!
Jawab; karena hubungan delta – delta biasanya di gunakan pada
transmisi untuk trafo karena tidak memiliki netral
3. Jelaskan perbedaan setiap hubungan tiga fasa pada transformator.
Jawab;
 pada trafo hubung wye – wye di gunakan pada tarfo yang biasanya jauh dangan trafo
lainnya
 pada trafo hubung wye – delta digunakan pada pembangkit
 pada trafo hubung delta – wye digunakan pada distribusi dan konsumen
 pada trafo hubung delta – delta digunakan pada transmisi

4. Jelaskan karakteristik dari setiap hubungan tiga fasa tersebut


Jawab;
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau
akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik
netral
5. Apa pengaruh dari setiap hubungan tiga fasa tersebut pada
Transformator ? jelaskan keuntungan dan kerugiannya !

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Ganang Ch. Yudra P.
2016-11-181

ANALISA
Pada percobaan kali ini tentang Transformator Hubung Tiga Fasa, dengan tujuan
setelah menyelesaikan latihan ini, anda harus dapat menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan .

Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sisi
sekunder Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan
bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y),
pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik
netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang
kecil,pada transformator tegangan tinggi. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ), pada
hubung ini, kumparan pada sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya
dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan
nantinya akan diturunkan (Step- Down).Perbandingan tegangan jala- jala 1/√3 kali
perbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan primer.
Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y),Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara
delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi
sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up)
pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali
perbandingan lilitan transformator dan tegangan sekunder mendahului sebesar 30° dari
tegangan primernya. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ),Pada jenis ini ujung fasa
dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk
hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan
arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan
harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan. Hubungan Zig Zag,
kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang.
Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak
diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk
menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi
sekunder dalam hubungan Zigzag.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Ganang Ch. Yudra P.
2016-11-181
Pada saat mercobaan kita mencari tegangan pada kumparan primer dan sekunder pada
hubung wye – wye, wye – delta, delta – wye, dan delta – delta, dengan cara mengukur
tengangan pada tiap terminal kumparan dengan menghubungkannya menggunakan kabel dan
akan muncul tenggan pada layar, Pada percobaan dapat kita lihat pada tabel bahwa hubungan
wye – wye ini tegangan pada kolom 1 – 3 semakin besar antar primer – sekunder dan pada
kolom 4 – 6 tegangan primer dan sekundernya sama. hubungan wye – delta pada tegangan
kumparan primer lebih besar dari pada kumparan sekundernya. pada hubungan delta – wye
tegangan pada kumparan primernya hamper sama sedangkan pada kumparan sekunder
tegangannya semakin besar. Pada hubungan delta – delta tegangan pada kumparan primer
hampir sama dan pada kamparan sekundernya juga hampir sama.

Ada pun kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu peralatan
serta komponen yang di gunakan kurang baik karna mungkin alat atau bahan yang kurang
bekerja dengan sempurna, kesalah praktikan kurang teliti dalam menggunakan alat dan bahan
serta komponen pada saat praktikum serta kesalahan – kesalahan yang lain.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Ganang Ch. Yudra P.
2016-11-181

KESIMPULAN
 pada trafo hubung wye – wye di gunakan pada tarfo yang biasanya jauh dangan trafo
lainnya
 pada trafo hubung wye – delta digunakan pada pembangkit
 pada trafo hubung delta – wye digunakan pada distribusi dan konsumen
 pada trafo hubung delta – delta digunakan pada transmisi

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai