Anda di halaman 1dari 25

Margono Raharjo Soplantila

2017-11-170

PERCOBAAN 2-2

PENGASUTAN WYE-DELTA

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda harus mampu untuk menjalankan motor induksi tiga
fasa rotor sangkar tupai dengan pengasutan wye atau delta.

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN:

Jumlah Nama Alat Kode Alat


EM-3330-
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai
1 3C
Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-
1 1B
Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-
1 2A
Modul Saklar Pengasutan Wye-Delta EM-3310-
1 2D
Pengukur Daya Digital EM-3310-
1 3H
Atau Pengukur ACA Digital EM-3310-
3C
Pengukur ACV Digital EM-3310-
3D
Pengukur Faktor Daya Digital EM-3310-
3F
Sekring Set EM-3310-
1 5B
Meja Laboratorium EM-3380-
1 1A
Bingkai Eksperimen EM-3380-
1 2B
Atau Bingkai Eksperimen EM-3380-
2A
Penahan Alat Patri EM-3390-
1 1A
Alat Patri Set EM-3390-
1 3A
1 Set Kabel Penghubung EM-3330-

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

4A

III. TEORI PENGASUTAN WYE-DELTA

Rangkaian Star ( Y )

Rangkaian star adalah peralatan listrik 3 fasa dimana didalamnya terdiri dari 3 unit/bagian
(belitan misalnya) yg sama dirangkai seperti membentuk hurup Y dimana ujung-ujungnya adalah
tersambung sebagai line dan bagian tengahnya adalah bagian netral.

Cara mengubungkan motor dalam hubungan star :


1. Mengkopelkan / menguhubungkan salah satu dari ujung-ujung kumparan fasa menjadi satu
2. Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu dihubungkan ke sumber tegangan

Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.1

Gambar 1.1 Hubungan Star

Rangkaian Delta ( Δ )

Rangkaian delta adalah peralatan listrik 3 fase dimana didalamnya terdiri dari 3 unit/bagian yg
sama (belitan misalnya) dirangkai seperti membentuk bangun segitiga dimana ujung-ujungnya adalah

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

tersambung sbg line, dan tdk mempunyai netral. Bila ingin mendapatkan netralnya biasanya diambil
dari ground dengan syarat
sumber tegangannya juga digroundkan.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan delta :

1. Ujung pertama dari kumparan fasa 1 dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan fasa 3
2. Ujung pertama dari kumparan fasa 2 dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan fasa 1
3. Ujung pertama dari kumparan fasa 3 dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan fasa 2

Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.8

Gambar 1.2 Hubungan Delta

Prinsipnya adalah saat sebuah motor tiga fasa di start awal, motor tidak dikenakan nilai
tegangan penuh dan hanya arus saja yang digunakan secara penuh. Tentunya motor induksi bertipikal
seperti ini hanya motor induksi dengan daya diatas 5.5 HP ( Horse Power ), sedangkan 1 HP adalah
bernilai 0.75 KW (kilowatt). Karena
penggunaan arus mula yang lumayan besar ini, maka diperlukanlah hubungan bintang ( star ) untuk
meminimalisir arus. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun, barulah dipindahkan menjadi
hubungan segitiga ( delta ) sehingga motor tersebut mendapatkan nilai tegangan secara penuh.

Penyebab Motor harus dihubung Star-Delta Star delta adalah sebuah sistem starting motor yang
paling banyak dipergunakan untuk starting motor listrik. Untuk menggerakkan motor tersebut memang
diperlukan daya awal yg besar, serta dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga
semuanya menjadi stabil akan rangkaiannya diubah menjadi delta. Dengan menggunakan star delta
starter lonjakan arus listrik yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. Cara kerjanya adalah saat start awal
motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0,58 dengan cara dihubung bintang / star.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun dengan menggunakan timer arus
dipindahkan menjadi segitiga / delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke motor penuh.
Keuntungan motor tiga fasa hubungan star adalah arus hubungan star lebih kecil daripada arus
hubungan delta. Jadi motor harus dihubungkan dari star ke delta adalah untuk mengurangi besarnya
arus start motor yang mendekati 7 kali arus nominal. Dengan metode ini motor awalnya diset pada
asutan Star, setelah motor mencapai kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke
sambungan Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan sedangkan lonjakan arus start dapat
ditekan.

Motor Hubungan Star Delta

Rangkaian motor induksi tiga fasa untuk hubungan star-delta secara otomatis terdiri atas tiga
kontaktor. Kontaktor 1 dan 3 untuk menjalankan motor secara star sedangkan kontaktor 1 dan 2 untuk
menjalankan motor secara delta. Saat motor terhubung star maka kontaktor 1 dan 3 dalam keadaan ON
sedangkan kontaktor 2 dalam keadaan OFF. Beberapa saat kemudian timer yang di setting sesuai
keinginan misalnya 1 menit energized dan akan mematikan kontaktor 3. Sebaliknya jika saat motor
terhubung delta maka kontaktor 1 dan 2 dalam keadaan ON sedangkan kontaktor 3 dalam keadaan
OFF. Untuk pertama kali menyalakan rangkaian motor menggunakan tombol ON, sedangkan untuk
mematikan semua rangkaian motor menggunakan tombol OFF. Untuk mengetahui

rangkaian kontrolnya dapat dilihat pada gambar 1.3.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Gambar 1.3 Rangkaian Kontrol Motor Hubungan Star Delta

Sedangkan untuk rangkaian secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 1.5.

Gambar 1.5 Rangkaian Kontrol dan Daya Motor Hubungan Star Delta

Untuk mengoperasikan dan menjalankan trainer pengendali motor tiga fasa hubungan star delta
secara otomatis adalah dengan menghubungkan antar port dari R ( sumber ) ke MCB lalu hubungkan
keluaran MCB ke port tombol OFF. Kemudian
keluaran tombol OFF dihubungkan ke port tombol ON ( A ) keluaran port A dihubungkan ke port
NO1, keluaran port NO1 dihubungkan ke port B, keluaran port B dihubungkan ke port A1 ( MC1 ),
keluaran port A2 langsung dihubungkan ke NOL.

Kemudian port 2 timer dihubungkan ke NO1, port 7 timer dihubungkan langsung ke NOL.
Kemudian keluaran port NO1 dihubungkan ke port 8 timer. Lalu keluaran port 8 timer dihubungkan ke
port 6 timer lalu keluaran port 6 timer dihubungkan ke port NC3. Kemudian keluaran port NC3
dihubungkan ke port A1 ( MC2 ), keluaran port A2 dihubungkan langsung ke NOL. Kemudian
keluaran port 8 timer dihubungkan juga ke port 5 timer lalu keluaran port 5 timer dihubungkan ke
NC2. Kemudian keluaran port NC2 dihubungkan ke port A1 ( MC3), keluaran port A2 dihubungkan
langsung ke NOL.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Untuk pengawatan motornya dengan cara port sumber PLN ( R, S, T ) dihubungkan ke port
motor 1 ( U1, V1, W1 ) dan keluaran port sumber PLN dihubungkan ke port motor 2 ( Z, X, Y).
Perlu diperhatikan sebelum menjalankan motor di harapkan untuk memastikan rangkaian atau
bertanya pada instuktur praktek bahwa rangkaian sudah benar dan tidak salah dalam menghubungkan
antara port satu ke port yang lainnya. Setelah semuanya siap dan benar, trainer siap dijalankan

Motor listrik adalah suatu alat utama yang memanfaatkan energi listrik untuk menggerakkan
mesin-mesin penggerak dan peralatan industri lainnya. Motor-motor listrik merupakan penunjang yang
paling utama di dunia industri.          

Motor induksi adalah suatu mesin listrik  yang    merubah   energi  listrik  menjadi  energi
gerak    dengan menggunakan gandengan medan listrik  dan  mempunyai  slip antara  medan stator
dan  medan rotor. Keuntungan menggunakan motor 3 Phasa yaitu konstruksi sangat kuat dan
sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar, Harganya   relatif  murah  dan   kehandalannya
tinggi, Effesiensi  relatif  tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil,
Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan. Motor  induksi 
merupakan motor yang paling  banyak kita jumpai dalam industri.  Untuk menggerakan elektro motor,
diperlukan peralatan pendukung yaitu motor starter atau biasa disebut starter (pengasutan). Dikenal
terdapat beberapa macam jenis starter. diantaranya : Direct On Line (DOL) Starter, Star Delta Starter,
Autotransformer Starter dan Soft Starter        

Demikian adalah pengasutan motor dengan start bintang-segitiga, Starter ini mengurangi
lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor yaitu Main Contactor, Star
Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay.
Pada saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578
(seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL
Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta.
Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat. 

Hubungan Star adalah hubungan yang berfungsi memperbesar arus start pada saat motor 3
phasa pertama berjalan dan memiliki 4 masukkan yaitu R,S,T,N

R : phasa ( tegangan positif )

S : phasa ( tegangan positif )

T : phasa ( tegangan positif )

N : netral ( tegangan negatif )

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Hubungan  Delta adalah hubungan yang berfungsi memperkecil arus pada saat motor 3 phasa
berjalan dan memiliki 3 masukkan yaitu R,S,T

R : phasa ( tegangan positif )

S : phasa ( tegangan positif )

T : phasa ( tegangan positif )

Gambar 2. Rangkaian Star Delta Starter                                                   

Gambar panel Bintang-Segitiga  

Dalam operasinya, kontaktor utama K3 dan kontaktor star K1 awalnya akan energized
kemudian setelah beberapa waktu kontaktor star akan de-energized digantikan oleh kontaktor delta K2.
Kontaktor-kontaktor ini diatur oleh timer K1T yang waktunya bisa diatur. Hubungan star dan delta

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

akan diproteksi dari potensi aktif pada saat yang bersamaan dengan menggunakan interlok anak kontak
masing-masing terhadap lawannya. Jaringan distribusi tegangan PLN umumnya memiliki tegangan
220/380 V. Sebuah motor yang menggunakan Star Delta starter tergantun pada tegangan jaringannya.
(Harten, 1997). Tegangan yang terlalu rendah dapat merusak motor. Perbedaan tegangan tidak
melebihi + 5% atau -5% dari nilai nominalnya.            

Kemungkinan untuk mengurangi arus asut ini digunakan Star Delta starter untuk menjalankan
motornya, karena arus asutnya lebih kecil, kopel asutny juga lebih kecil sehingga kecepatan putar
motornya akan meningkat lebih lamban. Apabila menggunakan Star Delta starter, rangkaian tidak
boleh dibiarkan dalam kedudukan bintang, Karen bila dibiarkan dalam kedudukan bintang, arus dalam
kumparan motor akan ditentukan oleh beban motor, sehingga motor akan menjadi terlalu panas dan
akhirnya terbakar. Cara pengasutan motor-motor harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan
goncangan-goncangan tegangan yang mengganggu dalam jaringan. Harus benar-benar diperhatikan
bahwa pengasutannya dilakukan menurut urutan yang tepat. Alat asutnya tidak boleh terlalu cepat
dipindahkan kekedudukan berikutnya. Untuk mengawasi arus asutnya harus dipasang Ampermeter
yang memiliki peredam yang baik.

hubungan Star Delta. Motor Listrik 3 phasa memiliki 2 bagian utama Rotor dan Stator. Rotor adalah
bagian yang berputar, sedangkan Stator adalah bagian yang diam/tetap. Perhatikan pada gambar di
bawah ini.

Rotor umumnya memiliki 2 jenis  konstruksi, yaitu :

 Rotor sangkar, yaitu rotor yang rangkaian rotornya dihubungkan singkat sehingga membentuk
seperti sangkar.
 Rotor cincin lilit, yaitu rotor yang memiliki lilitan dari kawat tembaga.

Sedangkan Stator terdiri dari tiga bagian utama yaitu :

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

1. Rangka , adalah bagian pelindung motor yang terbuat dari baja tuang
2. Inti stator yang berupa lembaran baja khusus yang dilaminasi/dilapisi email untuk mengurangi
kerugian inti dari arus pusar ( Eddy current ) dan dipres langsung pada rangka , inti stator dibuat
alur-alur pada bagian dalam yang melingkar untuk penempatkan belitan / kumparan stator.
3. Belitan stator terdiri tiga belitan yang identik dengan belitan phasa dan ditempatkan pada 120
derajat listrik disekeliling stator. Masing-masing belitan terdiri dari sejumlah kumparan yang
dihubungkan seri dan menghasilkan jumlah kutub perfasa yang dibutuhkan. Belitan stator ini
berfungsi sebagai pembangkit medan magnet bagi motor.

Setiap motor listrik umumnya akan dilengkapi dengan name plate yang menjukkan spesifikasi motor
dan bagaimana seharusnya motor tersebut digunakan, baik secara elektrik yaitu penyambungan sumber
listriknya maupun secara mekanik seperti torsi yang dihasilkan dan jumlah putaran motor. Gambar di
bawah ini adalah contoh name plate motor listrik.

Hubungan Motor Listrik 3 phasa dalam kelistrikan industri

Jika motor induksi tiga-phasa dihubungkan ke sumber tegangan, data pada pelat nama motor harus
disesuaikan dengan sumber tegangan dan frekuensinya. Hubungan diimplementasikan melalui enam
terminal (versi standar) pada kotak terminal motor dan perbedaannya antara dua jenis rangkaian,
hubungan bintang (Star) dan hubungan segitiga (Delta). Contoh untuk hubungan terminal motor ada
pada gambar di bawah ini.

Motor Listrik hubungan Star

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Motor Listrik Hubungan Delta

Dari 2 kelompok gambar di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan Star memiliki nilai arus
motor yang sama dengan arus pada Line 3 phasa, sedangkan pada rangkaian Delta memiliki arus motor
akar 3 kali arus pada phasa.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Pengendalian Motor dengan Star Delta

Hubungan star dengan kebutuhan arus yang tinggi memberi hasil putaran motor listrik dengan
kecepatan rendah tapi memiliki torsi yang tinggi, hal ini cocok digunakan untuk memulai putaran awal
pada motor listrik. Sedangkan hubungan delta membutuhkan arus yang lebih besar sehingga kecepatan
putaran motor listrik tinggi. Metode pengendalian motor listrik Star Delta mengkombinasikan 2
hubungan tersebut secara berurutan.

Pengendalian Motor listrik dengan Star delta banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi
rotor sangkar yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat
dipilih starter yang umum dipakai antara lain : saklar rotary Star Delta, atau dengan menggunakan
rangkaian kontaktor magnet. Gambar di bawah adalah rangkaian daya pengendalian motor listrik 3
phasa dengan menggunakan rangkaian kontaktor.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Dari gambar di atas dapat kita lihat rangkaian tersebut menggunakan 3 buah kontaktor. Kontaktor 1
berfungsi sebagai penyalur daya utama ke motor untuk masuk terminal utama, sedangkan kontaktor 2
dan 3 berturut – turut adalah pemnyambung hubungan Delta dan Star.

Anda perlu memperhatikan standar tegangan yang tertulis di name plate Motor listrik. Jika pada name
plat motor tertulis Delta/Star adalah 220/380 V, sedangkan tegangan jala-jala yang tersedia sumber 3
fasa 380 V, maka motor tersebut hanya boleh dihubungkan Star (Y) artinya motor berjalan normal
pada hubungan Star pada tegangan 380 V. Namun jika tegangan pada jala – jala tegangan 3 phasa
adalah adalah 220V, maka kita dapat menghubungkan Star atau Delta.

Berikut ini adalah diagram kontrol untuk pengendalian motor listrik dengan Star Delta.

Rangkaian di atas menggunakan 3 buah kontaktor dan 1 Timer (K4). Mula – mula motor dihubungkan
secara Star oleh kontaktor K1 dan kontaktor K3, sekaligus memberi supply untuk Timer. Setelah
setting waktu tunda Timer tercapai, kontak Timer (K4) akan memutus supply untuk kontaktor K3

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

dan berganti menyuplai kontaktor K2. Kombinasi K1 dan K2 akan menghubungkan motor secara
Delta.

Sumber :http://jagootomasi.com/pengendalian-motor-listrik-3-phasa-dengan-star-delta-pada-otomasi-industri/

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

IV. TEORI RANGKUMAN

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

V. PROSEDUR

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di


Laboratorium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY
OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Pasangkan modul yang dibutuhkan pada bingkai eksperimen. Letakkan motor induksi tiga
fasa rotor sangkar tupai di atas meja laboratorium. Susun rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian pada gambar 12-2-1 dan diargram hubung pada gambar 12-2-2.
Biarkan instruktur untuk memeriksa rangkaian yang telah kamu rangkai dengan benar.
2. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/∆ pada posisi pertama (Y). Tekan
tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara Y.
3. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos-𝜃 yang terlihat pada
pengukur daya digital di tabel 12-2-1. Matikan catu daya tiga fasa.
4. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/∆ pada posisi kedua (∆). Tekan
tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara ∆.
5. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos-𝜃 yang terlihat pada
pengukur daya digital di tabel 12-2-1.
6. Matikan catu daya tiga fasa.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

VI. DATA PENGAMATAN


Tabel 2-2-1 Hasil Pengukuran Pertama dari I, E, dan cos-𝜃
I (A) E (V) cos-𝜃

Starting 0,899 220,5 0,861


Wye
Runing 0,269 214,1 0,432

Delta Starting 1,9322 103,6 0,841

Runing 0,866 220,8 0,242

1,2
1
0,8
Arus (A)

0,6
0,4
0,2
0
200 205 210 215 220 225 230 235 240
Tegangan (V)

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Wye (Starting)


1,2
1
0,8
Arus (A)

0,6
0,4
0,2
0
200 205 210 215 220 225 230 235 240
Tegangan (V)

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Wye (Running)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

1,2
1
0,8

Arus (A)
0,6
0,4
0,2
0
200 205 210 215 220 225 230 235 240
Tegangan (V)

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Delta (Starting)

1,2
1
0,8
Arus (A)

0,6
0,4
0,2
0
200 205 210 215 220 225 230 235 240
Tegangan (V)

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Delta (Running)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

VII. TUGAS AKHIR

1. Bagaimana pengaruh metode pengasutan wye-delta (Y/∆) terhadap motor induksi tiga
fasa rotor sangkar tupai yang telah anda praktikumkan?
2. Apa yang terjadi apabila motor induksi tiga fasa dengan daya diatas 5 HP tidak
menggunakan metode pengasutasn wye-delta (Y/∆)?
3. Bagaimana proses pengasutan wye delta dari start hingga ke proses running?

4. Buat grafik arus terhadap tegangan untuk hubungan wye dan delta (starting dan running)
dan jelaskan grafik tersebut dengan detail berdasarkan data pengamatan yang anda
dapatkan!
5. Bagaimana pengaruh faktor daya pada starting dan running wye delta?

6. Jelaskan hubungan antara arus, tegangan, dan faktor daya pada starting dan running wye
delta!

Jawaban

1. Pada awal starting pada rotor terjadi arus lonjakan atau arus asut untuk memutar rotor
karena pada pada rotor terdapat momen inersia yang menyebabkan arus yang besar pada
awal starting, pada saat rotor sudah berputar maka arus asut tadi akan di reduksi menjadi
normal sehingga komponen pada motor tidak panas.
2. Maka motor induksi akan mengalami kelebihan arus yang mengalir dan menyebabkan
panas sehingga dapat merusak komponen komponennya.
3. Proses pengasutan wye delta pada starting ialah mula mula pada rotor akan di aliri arus
listrik. Karena rotor masih dalam posisi diam (terdapat momen inersia) maka diperlukan
energi yang besar untuk memutar rotor, oleh karena itu akan timbul arus lonjakan yang
besarnya bisa empat kali arus normal untuk memutar rotor saat starting. Setelah rotor
running(berputar) maka arus akan mengalami pesngasutan wye delta untuk mereduksi
arusnya kembali ke arus normal sehingga komponen pada motor dapat berputra stabil
tanpa adanya panas dari arus asut.

4.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Wye Start
1
0.9
0.8
0.7
Arus (A) 0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
220.4 220.5 220.6 220.7 220.8 220.9 221 221.1 221.2 221.3 221.4
Tegangan (V)

Delta Start-Running
2.5

1.93
2

1.5
Arus(A)

1 0.87

0.5

0
80 100 120 140 160 180 200 220 240
Tegangan(V)

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

5. Pengaruh faktor daya terhadap pengasutan ialah pada starting dan running hubungan wye
faktor daya yang terukur pada kondisi starting dan running besarnya tidak terlalu jauh
perbedaan nilainya dan pada hubungan delta pada saaat startingnya faktor daya nya lebih kecil
dibanding hubungan wye, dan pada saat runningnya turun menjadi lebih kecil daripada wye.
Itulah mengapa pada proses runningnya menggunakan hubungan delta dan starting
menggunakan hubungan wye
6. Hubungan arus, tegangan dan dayanya pada hubungan wye delta ialah pada saat start
menggunakan rangkaian wye, maka akan dibuthkan arus start yang kecil sehingga tegangan
dan faktor dayanya yang dibutuhkan akan besar, sedangkan pada saat running arus yang
dibutuhkan lebih kecil dari arus start sehingga salah satu antara tegangan dan faktornya
dayanya pun akan dibutuhkan besar. sedangkan pada saat start dengan rangkaian delta, arus
yang dibutuhkan lebih besar dari rangkaian wye sehingga tegangan dan faktor dayanya akan
lebih kecil

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

VIII. ANALISA

Pada percobaan kali ini kita akan melakukan percobaan dengan judul pengasutan wye delta
pada motor induksi tiga. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menjalankan motor induksi tiga fasa
rotor sangkar tpai dengan pengasutan wye atau delta. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada
percoban adalah motor induksi tiga fasa rotoe sangkar tupai, modul catu daya tiga fasa yang berfungi
sebagai sumber tegangan AC, modul saklar pelindung natas arus tiga kutub, modul sakklar pengasutan
wye – delta, pengukur daya digital, pengukur ACA digital, pengukur ACV digital, pengukur faktor
daya digital, sekring set, meja laboratorium, bingkai eksperimen, penahan alat patri, alat patri set, dan
set kabel penghubung. Motor Listrik atau bisa disebut juga motor induksi merupakan alat listrik yang
berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Pada motor
induksi terdapat arus lonjakan atau arus transien, yaitu arus yag muncul pada saat starting, hal ini
disebabkan karena pada motor induksi terdapat momen inersia yaitu kemampuan motor untuk
menpertahankan keadaannya. Sehingga arus yang diberikan pada saat awal starting harus lebih besar
untuk membuat rotor berputar.

Melangkah ke langkah percobaan, pertama tama yang harus dilakukan adalah menyusun
rangkaian sesuai dengan diagram 12-2-1 dan diagram hubung pada gambar 12-2-2. Kemudian pasang
saklar ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara Y. Kemudian akan muncul
nilai arus (I), tegangan (E) dan faktor daya pada pengukur daya digital, catatlah nilai nilai tersebut ke
dalam tabel pengamatan. Setelah itu pasnglah saklar ON pada modul saklar pengasutan wye – delta
pada posisi kedua (delta). Tekan modul ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor
secara delta. Kemudian catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya untuk
pengasutan motor secara delta.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

Untuk meminimalisir lonjakan tegangan pada motor maka kita harus mengetahui teknik
pengasutan motor listrik. Guna kita mengetahui pengasutan motor induksi adalah cara yang dilakukan
untuk mereduksi arus lonjakan saat starting agar dapat kembali ke dalam keadaan normal saat motor
sudah beroperasi. Dengan kata lain pengasutan itu tersendiri adalah suatau kejadian yang dimana
terjadi lonjakan arus pada saat start. Pada percobaan ini, nama teknik pengasutan motor listrik dikenal
dengan pengasutan wye-delta. Maksud dari pengasutan wye-delta adalah pada saat starting terdapat
rangkaian hubugan rangkaian wye delta yang berfungsi untuk mereduksi atau mengurangi arus
lonjakan saat starting dan menghindari kerusakan pada komponen.

Pada data pengamatan dapat dilihat pada hubungan wye ,arus starting (0,899 A) lebih besar
daripada arus running (0,283A). Hal ini karena pada awal starting rotor sangkar tupai membutuhkan
arus yang lebih besar(arus lonjak)yang bahkan sampai empat kali arus normalnya, hal ini disebabkan
juga karena pada rotor terdapat momen inersia yaitu kempuan suat benda untuk mempertahankan
keadaannya sehingga dibutuhkan arus yang lebih besar. Setelah rotor running (berputar), maka akan
terjadi pengasutan wye delta untuk mereduksi atau mengurangi arus agar komponen dalam rotor
sangkar tupai tidak menjadi panas atau mengalami kerusakan. Nilai tegangan pada hubungan wy
berkebalikan dengan nilai arusnya , dimana nilai tegangan saat stating (220,5V) lebih kecil daripada
nilai tegangan pada saar running yatu 221,3 V)

Dari data di atas terbukti saat menggunakan eangkaian hubungan wye arus sarting I lebih kecil
dari arus starting I delta, hal ini berati tangkaian hubungan wye dapat mereduksi lebih baik dbanding
dengan rangkaian hubungan delta.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Margono Raharjo Soplantila
2017-11-170

IX. KESIMPULAN

1, Guna kita mengetahui pengasutan motor induksi adalah cara yang dilakukan untuk
mereduksi arus lonjakan saat starting agar dapat kembali ke dalam keadaan normal saat motor
sudah beroperasi.

2. Arus lonjakan adalah arus yang muncul saat starting karena adanya momen inersia pada
rotor

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai